MAKLAH Bendungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan sumber daya air merupakan aspek yang sangat penting untuk keberhasilan suatu pembangunan, karena air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan manusia. Mengingat pentingnya air bagi kehidupan, maka wewenang penguasaan air telah ditetapkan dalam pasal 33 ayat 3 disebutkan, bahwa “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dikuasai negara dan dipergunakan sebesar besarnya bagi kemakmuran rakyat secara adil dan merata”, Sebagai upaya untuk Pengembangan SumberDaya Air Pemerintah Republik Indonesia telah me mbangun



berbagai prasarana keairan, diLampung, rigasi Way Sekampung mulai



dikembangkan pada tahun 1935, yaitu dengan dibangunnya bendung Argoguruh pada sungai Sekampung di Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Lampung Selatan beserta sistem irigasinya. Areal persawahan yang telah dapat diairi pada saat musim Rendengan hingga saat ini adalah seluas 43.588 ha. Dari studi yang dilakukan tahun 2000 potensi lahan pertanian yang bisa dikembangkan dengan irigasi teknis mencapai ± 66.573 ha. Untuk mewujudkan pengembangan area persawahan seluas 66.573 ha tersebut, perlu adanya penampungan air yang cukup dan perbaikan jaringan irigasi yang memadai, maka bendungan merupakan alternatif terbaik bagi pengembangan irigasi. Bendungan adalah suatu tembok penahan air yang dibentuk dari berbagai batuan dan tanah.



Pembangunan Bendungan Batutegi merupakan alternatif terbaik untuk pengembangan irigasi Way Sekampung, disamping itu manfaat lainnya seperti pembangkit tenaga listrik, air baku, pariwisata, pengendalian banjir dan perikanan.



B. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bentuk bangunan, manfaat, dan cara mengalirkan aliran air dari Bendungan Batutegi ke daerah lain yang membutuhkan. C. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari makalah ini adalah hanya membahas proyek pembangunan Bendungan Batutegi D. Tempat dan Waktu Kunjungan Wisata Kunjungan wisata ini dilaksanakan pada Senin, 21 Desember 2009 dan Bendungan Batutegi terletak di desa Way Harong, Kecamatan Pulau Panggung Kabupaten Tanggamus, Propinsi Lampung ± 90 km sebelah barat daya kota Bandar Lampung dibangun pada sungai Sekampung ± 65 km di hulu Bendung Argoguruh.



BAB II PEMBAHASAN A. Pembangunan Batutegi Batutegi terletak di desa Way Harong, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung ± 90 km sebelah barat daya Kota Bandar Lampung di bangun pada Sungai Sekampung ± 65 km di hulu Bendung Argoguruh. Bendungan Batutegi dibangun pada tahun 1995 dengan biaya Rp 920 milyar dan diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal 8 Maret 2003. Pekerjaan konstruksi Bendungan Batutegi dibiayai dari dana pinjaman Pemerintah Jepang dan dapat diselesaikan selama delapan tahun, dimulai bulan Agustus 1995 sampai dengan November 2003. Dalam pelaksanaan pembangunan bendungan Batutegi itu, telah menelan 13 korban pekerja konstruksi pada saat penyelesaian pembangunan terowongan, pada tahun 1996. Untuk mengenang jasa-jasa mereka, dilokasi bendungan telah dibangun secara khusus monumen yang mengukir nama-nama para korban tersebut.



B. Pemanfaatan Batutegi Dalam beroperasi irigasi air, membutuhkan air elevasi setinggi 274 mdpl, untuk PLTA 253. Waduk terbesar di Asia Tenggara ini mengalami penghentian operasionalnya karena kekurangan debit air, akibatnya pasokan sebanyak 2 x 14 Mw listrik terhenti dan 66.573 ha sawah di 5 Kabupaten/Kota di Lampung tidak terairi sejak Agustus 2008 debit air di waduk ini mulai menurun. Untuk beroperasi sebagai irigasi air, dibutuhkan air dengan elevasi setinggi 274 mdpl, dan untuk PLTA dibutuhkan 253 mdpl. Keberadaan waduk ini sangat strategis, sebanyak 66.573 ha sawah yang tergabung dalam sistem di 5 kabupaten di Lampung yakni, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Metro dan Bandar Lampung terairi oleh waduk ini.



Selain itu, waduk ini juga berfungsi sebagai penyedia air minum sebanyak 2250 liter per detik di Bandar Lampung, Metro dan Lampung Selatan.Waduk ini juga berfungsi sebagai penyedia pasokan listrik untuk PLN sebanyak 2 x 14 Mw di Lampung. Sistem aliran air PLTA Batutegi hanya terdapat filter di Intake (Milik PU) dengan mesh 1inchi sehingga air yang masuk dan keluar Shaft Seal Turbine masih terdapat lumpur yang dapat menimbulkan sedimentasi pada sistem Drainage Turbine Pit. Selain kualitas air yang bercampur lumpur terjadi kesulitan pada saat pemeliharaan di antaranya antara lain : 1. Piping sistem Drainage Turbine Pit tertanam dalam Concrete. 2. Posisi lubang Drainage Turbine Pit tidak bisa dibersihkan dikarenakan posisi lubangDrainage Turbine Pit tertutup Head Cover. 3. Pola operasi PLTA tergantung pengaturan air dari PU (Waktu pemeliharaan mengikuti pola opera C. HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN LAPANGAN Bendungan adalah suatu tembok penahan air yang dibentuk dari berbagai batuan dan tanah. Air yang dibendung akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain dijadikan pembangkit tenaga listrik (PLTA), penyediaan air bersih, tempat rekreasi, pengendali banjir, dan sebagainya. Sejak tahun 1900 sampai dengan sekarang Indonesia memiliki lebih dari 100 buah bendungan mulai dari tipe waduk lapangan hingga bendungan besar baik yang dikelola oleh pemerintah maupun instansi swasta. Waduk Batutegi terletak di provinsi Lampung Kabupaten Tanggamus,dengan volume tampungan efektif 665 x 106 m3 dibangun pada tahun 1995. Waduk ini berada di daerah aliran sungai Way Sekampung dalam Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, dengan sumber airnya



adalah sungai Way Sekampung Besar, Way Sekampung Tenung,Way Sangharus, Way Sangharus Tenung dan Way Rilau. D. Pengelolaan Prasarana 1. Bendungan 1. ¤ Kondisi fisik waduk secara visual baik, terlihat dari : 2. ¤ Tebing sekeliling : secara garis besar stabil walau terdapat sejumlah titik terdapat lokasi yang rawan longsor yang akan ditangani dengan dana DOISP. 3. ¤ Air pada observation well di hilir waduk : jernih. 4. ¤ Volume sedimen : masih di bawah volume tampungan mati. 5. ¤ Laju sedimen yang : sesuai desain dan stabil. 6. ¤ Debit maksimum yang masuk waduk : di bawah debit maksimal desain. E. BANGUNAN-BANGUNAN PELENGKAP A.



Tanggul Banjir Untuk mencegah terjadinya luapan banjir di hulu bendung dan dan mengarahkan



aliran banjir. Panjang dan elevasi. Kurva pengempangan digunakan untuk menghitung panjang dan elevasi tanggul untuk banjir dengan periode ulang berbeda. Untuk genangan dengan Q 100 tahun ditambah tinggi jagaan. Dan dicek dengan Q 1000 tahun. Hitung pakai “Standar Step Methode “, jika ada data kemiringan sungai, potongan melintang dan faktor kekasaran sungai. Untuk perkiraan kasar, hitung pakai rumus sederhana.



Poros tanggul; Tanggul banjir sebaiknya jauh dari air terendah. Tinggi jagaan: Elevasipuncak tanggul 0,25 m diatas elevasi pangkal bendung untuk keamanan extra. Potongan melintang; Lebar puncak tanggul 3 m. Kalau dipakai jalan ditambah seperlunya. Kemiringan hulu dan hilir diambil antara 1 : 2 s/d 1 :3,5 tergantung jenis tanah. Tinggi tanggul > 5m sebaiknya stabilitasnya dicek dengan perhitungan khusus. Bila fondasi tanggul lolos air (porous) disarankan dibuat cut off (parit halang) 1/3 x H. 2.



Krib Dan Bronjong (Matras Batu)



Krib berfungsi untuk mengarahkan aliran, melindungi tanggul maupun tebing sungai terhadap penggerusan. Krip dibuat tegak lurus tanggul. Tinggi mercu krip sama dengan bantaran. Kemiringan pelindung tanggul atau krip 1 : 2,5 – 3,5 di bawah air, dan 1 : 1,5-2,5 yang di atas air. Kemiringan ujung krip 1 : 5-10 Bronjong berfungsi untuk membentuk krib dan sebagai pelindung tebing dan dasar sungai. Berbentuk bak dari jala kawat yang diisi batu. Ukuran biasanya 2x1x0,5 m. Tidak boleh dipakai untuk bagian bangunan permanen. Keuntungannya batu sedang diikat dalam kawat memberi masa kuat dan konstruksi flexible. 3.



Saringan Baja/Trasrak



Berfungsi untuk mencegah masuknya batu-batu besar di depan pintu pengambilan dan di depan pintu penguras. Sehingga operasional pintu pengambilan dan penguras dapat berjalan normal setiap saat. 4.



Rip Rap (Lapisan Batu Teratur)



Berfungsi untuk melindungi dasar sungai atau tebing di hilir. bendung Rip-rap dipasang dari puncak bendungan sampai + 2 m di bawah permukaan air terendah untuk operasi (MOL, Minimum Operation Level). Tebal lapisan tergantung pada : kekuatan batu, tinggi bendungan, frekuensi muka air dan tinggi perkiraan gelombang. Umumnya apabila menggunakan tenaga manusia + 30 cm, menggunakan alat berat + 50 cm – 100 cm. Batu harus keras, padat, awet, BJ ≈ 2,4 t/m3. Panjang lindungan 4 x R (R : dalam gerusan). Tebal lapisan 2 ~ 3 x d40 . Nilai d40 tergantung kecepatan air. 5.



Kantong Lumpur



Kapasitas memadai untuk sedimen yang masuk, mampu membilas, perlu kemiringan tinggi. Pada saluran primer dibuat pelimpah. Meskipun sudah ada bangunan pembilas di depan intake, biasanya masih ada butir halus partikel yang masuk. Untuk mencegah masuk ke saluran diperlukan kantong lumpur. Prinsipnya adalah memperbesar saluran sehingga kecepatan berkurang akibatnya sedimen mengendap. Untuk menampung sedimen saluran diperdalam, dibilas tiap 1-2 minggu. Biasanya panjang 200 m untuk sedimen kasar, sampai dengan 500 m untuk sedimen halus. Tergantung pada topografi dan keperluan pembilasan. Pertimbangan dalam memutuskan: (a) Ekonomis atau tidak, (b) Kemudahan pekerjaan OP, (c) Perlu dibangun, kalau sedimen masuk ke saluran > 5% kedalaman x panjang x lebar saluran primer dan sekunder (butiran< 0,06 – 0,07 m Dimensi kantong lumpur Partikel pada titik awal A kecepatan endap w dan kecepatan air v akan mengendap di titik C . Waktu yg diperlukan: t = H/w = L/v dimana v = Q/HB. Menghasilkan LB = Q/w, dimana L: panjang kantong lumpur, B : lebar kantong lumpur, Q : debit air, w:



kecepatan endap di kantong lumpur. Agar tidak terjadi meandering atau pulau endapan dibuat L/B > 8. Kalau topografi tidak memungkinkan bisa dibagi-bagi ke arah memanjang dengan dinding pemisah (devider wall). Volume tampungan Volume kantong lumpur tergantung pada kandungan sedimen, volume air yang lewat, dan jarak waktu pembilasan. Banyak nya sedimen yang lewat dapat dihitung dengan cara: (a) Pengukuran langsung di lapangan, (b) Perhitungan rumus yang cocok (Einstein-Brown, Meyer-Peter, Muller), (c) Atau memakai data kantong lumpur yang ada di lokasi lain. Kedalaman ds = 1 m untuk jaringan kecil (10 m3/dt ), 2,5 m untuk jaringan besar (100 m3/dt). Tata letak kantong lumpur Tata letak terbaik kalau saluran pembilas lurus sebagai kelanjutan kantong lumpur, saluran primer di sampingnya. Ambang saluran primer di atas tinggi maksimum sedimen. Alternatif tata letak lain saluran primer searah kantong lumpur, perlu dinding pengarah F. Fungsi Bendung dan Bangunan : 1.



Untuk kebutuhan irigasi aliran pengendali banjir



2.



Pembilas pada berbagai keadaan debit sungai.



3.



Sebagai pembangkit energi



4.



Pembagi atau pengendali banjir



Ada 3 Macam Bendung : 1.



Bendung Saringan Bawah



Bendung saringan bawah pada umumnya dibangunan di daerah hulu di mana lokasi ini banyak mengangkut batuan besar dan permukaan air sungai relatif tinggi. Sehingga dibuat bendung yang renah.



Bendung ini dilengkapi dengan pasir terbuka, di atasnya diberi kisi-kisi penyaring dari baja untuk mencegah masuknya batuan ke dalam parit.



Bendung Saringan Bawah dapat dipertimbangkan jika : 1.



Kemiringan sungai relatif besar, biasanya di pegunungan.



2.



Butir sedimen sedang kecil dan konsentrasi sedimen sangat tinggi.



3.



Mengandung bongkahan batu.



4.



Debit pengambilan jauh lebih kecildari debit sungai.



5.



Tidak cocok untuk sungai yang fluktuasi bahan angkutannya besar. Misalnya di daerah gunung berapi muda.



6.



Dasar sungai yang rawan gerusan memerlukan fondasi yang cukup dalam.



7.



Bendung harus dirancang seksama agar aman terhadap rembesan.



8.



Konstruksi saringan hendaknya sederhana, tahan benturan batu, mudah dibersihkan jika tersumbat.



9.



Bangunan harus dilengkapi dengan kantong lumpur/pengelak sedimen yang cocok dengan kapasitas tampung memadai dan kecepatan aliran cukup untuk membilas partikel. Satu di depan pintu pengambilan dan satu di awal saluran primer.



10. Harus dibuat pelimpah yang cocok di saluran primer untuk menjaga jika terjadi kelebihan air. D. Permasalahannya 1. Kondisi fisik waduk secara visual baik, terlihat dari : 2. Tebing sekeliling : secara garis besar stabil walau terdapat sejumlah titik terdapat lokasi yang rawan longsor yang akan ditangani dengan dana DOISP.



3. Air pada observation well di hilir waduk : jernih. 4. Volume sedimen : masih di bawah volume tampungan mati. 5. Laju sedimen yang : sesuai desain dan stabil. 6. Debit maksimum yang masuk waduk : di bawah debit maksimal desain. BAB III KESIMPULAN A.



Kesimpulan Pengelolaan sumber daya air merupakan aspek yang sangat penting untuk keberhasilan suatu pembanguna,Sebagai upaya untuk Pengembangan SumberDaya Air Pemerintah Republik Ind onesia telah me mbangun berbagai prasarana keairan, diLampung, rigasi Way Sekampung mulai dikembangkan pada tahun 1935, yaitu dengan dibangunnya bendung Argoguruh pada sungai Sekampung di Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Lampung Selatan beserta sistem irigasinya. Areal persawahan yang telah dapat diairi pada saat musim Rendengan hingga saat ini adalah seluas 43.588 ha.Dari studi yang dilakukan tahun 2000 potensi lahan pertanian yang bisa dikembangkan dengan irigasi teknis mencapai ± 66.573 ha. Untuk mewujudkan pengembangan area persawahan seluas 66.573 ha tersebut, perlu adanya penampungan air yang cukup dan perbaikan jaringan irigasi yang memadai, maka bendungan merupakan alternatif terbaik bagi pengembangan irigasi. Bendungan adalah suatu tembok penahan air yang dibentuk dari berbagai batuan dan tanah.