7 0 1 MB
LAPORAN MANAJEMEN POLI KIA DAN RUANG BERSALIN PUSKESMAS SINGOSARI Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pelayanan Kebidanan Periode Praktek 10 Februari 2020-7 Maret 2020
Disusun Oleh : Mutiara Pertiwi
190070500111018
Fitry Rahmawati S Alfi Laili
190070500111022 190070500111021
Fannya Elicha C
190070600111006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG ANGKATAN IX 2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MANAJEMEN POLI KIA DAN RUANG BERSALIN PUSKESMAS SINGOSARI
Mahasiswa Mutiara Pertiwi
190070500111018
Fitry Rahmawati Syamsudin 190070500111022 Alfi Laili
190070500111021
Fannya Elicha C
190070600111006
Persetujuan di Puskesmas Singosari Pada tanggal …………………….
Dosen Pembimbing Klinik Program Pendidikan Profesi Bidan
Preseptor Lahan
FKUB
Mustika Dewi SST, M.Keb NIP/NIK. 2016097910052001
Yulida Ti’ani, S.ST NIP. 197207252006042016
KATA PENGANTAR
Puji syukur rselalu dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya
sehingga
kami dapat
menyusun dan menyelesaikan Laporan Management ini. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas selama masa pofesi Program pembaca
Studi Kebidanan tentang
FKUB serta untuk memberi informasi kepada
Management
di
Puskesmas
Singosari.
Dengan
terselesaikannya Laporan Management ini, saya mengucapkan terimakasih kepada: 1. Mustika Dewi SST, M.Keb., selaku dosen pembimbing klinik yang telah memberikan bantuan, motivasi, dan berkenan meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan
dan pengarahan
selama
penulisan Laporan ini. 2. dr. Fermina Tri Rahayu J.M, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Singosari yang
telah memberikan kesempatan belajar serta
memberikan bimbingan dan pengarahan selama di Puskesmas Singosari. 3. Yulida Ti’ani SST., selaku Preseptor Lahan yang telah memberikan masukan, saran serta memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan laporan ini. 4. Semua pihak yang terlibat dalam Laporan Management ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan management ini masih belum sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki laporan management ini. Akhir
kata, semoga laporan management ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Malang, 10 Februari 2020 Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional.Tujuan
diselenggarakannya
pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing manusia Indonesia.Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan
secara
menyeluruh,
berjenjang
dan
terpadu.Puskesmas
merupakan penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.Sejak diperkenalkannya konsep Puskesmas pada tahun 1968, berbagai hasil telah banyak dicapai.Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan sementara itu angka harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, nifas dan bukan karena sebab lain seperti kecelakaan di setiap 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017). Menurut WHO tahun 2018 angka kematian wanita di dunia yang disebabkan karena kehamilan dan persalinan adalah 830 per harinya. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017, bahwa Angka Kematian Ibu mencapai 305 pada periode 2015. Di antara wanita yang mengalami komplikasi kehamilan, 5 persen mengalami perdarahan berlebihan, masing-masing 3 persen mengalami muntah terus menerus dan bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala yang disertai kejang, serta masing-masing 2 persen mengalami mulas sebelum 9 bulan dan ketuban pecah dini. Delapan persen wanita mengalami keluhan kehamilan lainnya, di antaranya demam tinggi, kejang dan pingsan, anemia serta hipertensi (SDKI, 2017). Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pemerintah
Republik Indonesia telah menargetkan peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 (Badan perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 2014) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan 2015-2019 (SDKI, 2017). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017 Pemerintah merekomendasikan minimal 4 kali pemeriksaaan selama kehamilan yaitu minimal 1 (satu) kali pada trimester pertama, minimal 1 (satu) kali pada trimester kedua, dan minimal 2 (dua) kali pada trimester ketiga. Indikator utama pelayanan kesehatan ibu dalam upaya menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir mencakup: pemeriksaan kehamilan; persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan; dan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Terdapat tiga indikator di antaranya merupakan target Renstra Kementrian Kesehatan RI 2015-2019 yaitu; 1) persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan; 2) persentase ibu hamil yang mendapat pelayanan ANC minimal 4 kali (K4); 3) persentase kunjungan neonatal pertama pada periode 6 sampai 48 jam setelah lahir (SDKI, 2017). Menurut data Badan Pusat Statistika 2018 jumlah ibu hamil yang melakukan K1 di provinsi Jawa Timur yang tercatat sejumlah 624.400 dan K4 572.352. Dalam rangka upaya percepatan penurunan AKI maka pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan. Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal melalui : 1) meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300 Puskesmas/Balkesmas PONED) dan 2) memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit. Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana. Pada bagian berikut, gambaran upaya kesehatan ibu yang disajikan terdiri dari : (1) pelayanan kesehatan ibu hamil, (2) pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid wanita usia subur dan ibu hamil, (3) pelayanan kesehatan ibu bersalin, (4) pelayanan kesehatan ibu nifas, (5) Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K), dan (6) pelayanan
kontrasepsi. Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut: 1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. 2. Pengukuran tekanan darah. 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA). 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri). 5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi. 6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. 7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ). 8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana). 9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya). 10. Tatalaksana kasus. Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan
penanganan dini komplikasi kehamilan. Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan sampai
ditingkat
Kecamatan.
Sampai
dengan
tahun
2012,
jumlah
Puskesmas di Provinsi Jawa Timur sebanyak 960 unit yang terdiri dari 501 Puskesmas Perawatan dan 459 Puskesmas non Perawatan yang tersebar di 622 kecamatan. Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk adalah 1:30.000, dengan pengertian bahwa 1 (satu) Puskemas melayani 30.000 penduduk.Jumlah Penduduk Jawa Timur tahun 2012 sebesar 38.052.950 jiwa, dengan kondisi tersebut menunjukan bahwa jumlah Puskesmas di Provinsi Jawa Timur masih kurang dari target nasional.Namun demikian, masih terdapat berbagai masalah yang dihadapi oleh Puskesmas dan jaringannya dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, antara lain adalah biaya operasional untuk pelayanan kesehatan di puseksmas telah diatur oleh dinas kesehatan. Beberapa pemerintah daerah mampu mencukupi kebutuhan biaya operasional kesehatan Puskesmas di daerahnya. Di saat yang sama, tidak sedikit pula pemerintah daerah yang masih sangat terbatas dalam hal alokasi untuk biaya operasional Puskesmas di daerahnya. Sementara itu,
masih
terjadi disparitas
antar
berbagai
determinan
sosial
di
masyarakat yang meliputi perbedaan antar wilayah, antar pendidikan masyarakat, antar sosial ekonomi masyarakat dan determinan sosial lainnya. Berbagai upaya pemerintah
daerah
telah dan akan
maupun
pemerintah
terus ditingkatkan baik oleh agar
peran
dan fungsi
Puskesmas
sebagai
fasilitas
pelayanan
kesehatan dasar semakin
meningkat. Dukungan pemerintah bertambah lagi dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bagi Puskesmas sebagai kegiatan inovatif di samping kegiatan
lainnya
seperti
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas). Penyaluran dana BOK merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam pembangunan kesehatan bagi masyarakat
di
pedesaan/kelurahan
khususnya
dalam meningkatkan
upaya kesehatan promotif dan preventif guna tercapainya target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, sebagai tolok ukur urusan kewenangan
wajib bidang
kesehatan
yang
telah
dilimpahkan
oleh
pemerintah kepada pemerintah daerah. Dalam rangka upaya menanggulangi permasalahan kesehatan tersebut pemerintah telah berupaya mengembangkan berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan tersebut selain dilaksanakan di sarana kesehatan milik pemerintah juga sarana pelayanan milik swasta atau masyarakat sendiri.Sistem kesehatan disusun untuk mendapatkan hasil guna kesehatan masyarakat secara maksimal dengan cara mengefektifkan semua sumber daya manusia yang tersedia, juga diperlukan adanya hubungan secara berjenjang dari tingkat yang tertinggi hingga tingkat yang lebih rendah dalam kaitan kualitas pelayanan masyarakat. Pelayanan di Puskesmas yang sesuai standar pelayanan akan membantu pemerintah mendukung upaya penurunan AKI dan AKB. Pembelajaran dalam sistem pelayanan akan membantu pemahaman tentang konsep dasar kewirausahaan dan menambah pengetahuan mahasiswa mengenai seluk beluk bisnis baik dari sisi soft skill maupun hard skill sehingga mahasiswa mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada disekitarnya dalam menciptakan usaha sendiri. Dengan mengidentifikasi, mengaplikasikan dan mengevaluasi proses pengelolaan dan manajemen di Puskesmas diharapkan proses pelaksanaan manejemen dapat berjalan dengan baik, pelayanan yang dilaksanakan lebih profesional, berkualitas, dan terpadu diharapkan pelayanan kesehatan diselenggarakan secara lebih efektif dan efisien.
1.2 Tujuan Kegiatan 1.2.1 Tujuan Umum 1. Untuk mendapatkan data dasar terkait proses manajemen sebagai tugas profesi stase Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan Profesional
S1
Kebidanan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Brawijaya 2. Untuk mewujudkan puskesmas yang memberikan pelayanan secara profeional dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki agar terwujud pelayanan yang prima. 3. Untuk digunakan sebagai bahan belajar dalam penyusunan rencana strategis
untuk
mewujudkan
pengelolaan
dan
manajemen
puskesmas yang profesional 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Melaksanakan pengkajian data dasar di ruang Poli Kesehatan Ibu Anak, Kamar Bersalin, dan Kamar Nifas Puskesmas Singosari sesuai 6M+I (Man, Money, Material, Machine, Market, Method, dan Information). 2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan pengkajian data dasar di ruang Poli Kesehatan Ibu Anak, Kamar Bersalin, dan Kamar Nifas Puskesmas Singosari dengan menggunakan analisa SWOT. 3. Mengidentifikasi masalah berdasarkan pengkajian data dasar di ruang Poli Kesehatan Ibu Anak, Kamar Bersalin, dan Kamar Nifas Puskesmas Singosari. 4. Menyusun prioritas masalah dan menentukan rumusan masalah menggunakan Scoring Technique di ruang Poli Kesehatan Ibu Anak, Kamar Bersalin, dan Kamar Nifas Puskesmas Singosari. 5. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian di ruang Poli Kesehatan Ibu Anak, Kamar Bersalin, dan Kamar Nifas Puskesmas Singosari. 6. Melaksanakan rencana strategi operasional yang telah direncanakan di ruang Poli Kesehatan Ibu Anak, Kamar Bersalin, dan Kamar Nifas Puskesmas Singosari. 7. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana strategis di ruang Poli Kesehatan Ibu Anak, Kamar Bersalin, dan Kamar Nifas Puskesmas Singosari.
8. Menyusun kesimpulan dan saran terhadap pelaksanaan proses pengelolaan dan manajemen yang telah dilakukan di ruang Poli Kesehatan Ibu Anak, Kamar Bersalin, dan Kamar Nifas Puskesmas Singosari. 1.3
Manfaat Kegiatan 1. Manfaat Klinik Hasil
laporan
manajemen
ini
diharapkan
bermanfaat
untuk
mengembangkan pola manajemen asuhan kebidanan yang efektif, efisien,
dan dapat diaplikasikan di Puskesmas Singosari sehingga
terwujud pelayanan kesehatan profesional (profesional health service). 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa Hasil
laporan
pengalaman
manajemen dan
ini
wawasan
diharapkan mahasiswa
dapat
menambah
terhadap
proses,
pelaksanaan, dan evaluasi manajemen pengelolaan Puskesmas Singosari dan dapat mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan selama kegiatan belajar akademik untuk diterapkan di lahan praktik. b. Bagi institusi lahan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam proses, pelaksanaan dan evaluasi manajemen pengelolaan Puskesmas Singosari sehingga diharapkan pelayanan menjadi efektif dan efisien. 1.4
Waktu dan Tempat Kegiatan Waktu
: 10Februari-6 Maret 2020
Tempat : Puskesmas Singosari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1.
Gambaran Umum Puskesmas Pengertian Puskesmas atau singkatan dari Pusat Kesehatan Masyarakat
merupakan
suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat dari pengembangan kesehatan dilingkup masyarakat,
juga
membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan yang
pokok. Puskesmas di dirikan untuk
menyelenggrakan pelayanan kesehatan yang dasar, menyeluruh, serta terpadu untuk masyarakat yang tinggal diwilayah kerja. Kunjungan masyarakat dalam suatu unit pelayanan kesehatan tidak saja dipengruhi oleh kualitas pelayanan namun dari
faktor lain seperti sumber daya
manusia, motivasi pasien, ketersediaan alat dan bahan, tarif dan lokasi. Puskesmas merupakan bagian dari sarana kesehatan masyarakat yang mana dan penting di Indonesia (Depkes, 2011). Puskesmas adalah suatu kegiatan organisasi fungsional yang memberikan upaya keehatan yang menyeluruh, terpadu, merata serta siterima serta dijangkau oleh masyarakat dengan peran aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan yang
dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas untuk mencapai derajat ksehatan yang optimal (Depkes RI, 2009). 2.1.2.
Klasifikasi, Tugas dan Fungsi
1. Puskesmas Pembantu (Pustu)
Biasanya ada satu buah disetiap keluhan atau desa
Asuhan medis sedehana oleh perawat/ bidan, disertai jadwal kunjungan dokter
2. Puskesmas Keliling (Puskel)
Kegiatan pelayanan khusus keluar gedung, diwilayah kerja puskesmas
Pelayanan medis terpadu oleh dokter, perawat, bidan, ahli gizi
3. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pos pelayanan ini sebaiknya ada disetiap desa atau keluhan, sebagai penunjangn pelaksanaan kelurahan SIAGA.
Beberapa yang fungsinya sejenis: pos kesehatan desa poskesdes), pos kesehatan kelurahan (poskeskel)
Balai kesehatan masyarakat (bakersa)
4. Pos pelayanan terpadu (posyandu)
Terdapat 1 atau lebih disetiap RW/ desa/ Kelurahan.
Sangat tergantung peran serta aktif masyarakat
Dari segi sasaran, pelayanan posyandu dibagi: posyandu bayi balita, posyandu lansia.
Berdasarkan dikelompokan:
aspek
pencapaian
posyandu
pratama,
jenis
pelayanna:
posyandu
madya,
posyandu purnama, pos yandu mandiri 2.1.3.
Tujuan Tujuan
pembangunan
kesehatan
dilakukanoleh
puskesmas
merupakan mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005). 2.2
Persyaratan Puskesmas Menurut Permenkes . No75 tahun 2015 tentang puskesmas:
a. Geografis Puskesmas tidak didirikan dilokasi yang bahaya, yaitu:
Tidak ditepi lereng
Tidak dekat kaki gunung yang rawan longsor
Tidak dekat anak sungai atau bada air yang dapat mengikis pondasi
Tidak diatas atau didekat dengan jalur patahan aktif
Tidak didaerh rawan dengan tsunasmi
Tidak didaerh rawan dengan banjir
tidak dalam zona topan
tidak didaerah rawan badai dan lain lain,
b. Aksesibilitas untuk jalur transportasi Puskesmas didirikan dilokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan diakses dengan mudah oleh transportasi umum. Tersedia jalur untuk pejalan kaki dan jalur jalur yang aksesibel untuk menyandang disabilitas. c. Kontur tanah Memiliki pengaruh penting pada perencanaan struktur , dan harus dipilih sebelum perencanaan awal dapat dimulai. Selain kontur dilihat juga sistem drainase, kondisi jalan dan lain lain. d. Fasilitas Parkir Perancangan dan perencanaan sarana parkir cukup penting karena parkir kendaraan akan menyita banyak lahan. Kapasitas parkir kendaraan harus memadai. e.
Fasilitas Keamanan perancangan dan perencanaan prasarana keamanan
sangat
penting
untuk
mendukung
pencegahan
dan
penanggulangan keamaanan. f.
Ketersediaan utilitas public Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/ limbah, listrik, dan jalur telepon.
g.
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusus untuk kesehatan lingkungan antara lain air bersih,pengelolaan limbah B3 seperti limbah yang berjenis padat dan berjenis ciar yang bersifat infeksius dan non infeksius serta pemantauan limbah gas/ udara dari emisi incinerator.
h. Kondisi Lainnya Puskesmas tidak didirikan diaaea sekitar Saluran Udara Tegangan tinggi (SUTT) dan saluran udara ekstra tinggi (SUTET) . 2.3
Persyaratan bangunan A. Arsitektur bangunan
1.
Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai fasilitas pelayanan kesehatan.
2.
Bangunan harus diselenggarakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur
dalam
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
(RTRW)
Kabupaten/Kota dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang bersangkutan.
3.
Tata ruang Puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang Daerah.
Desain 1.
Desain
bangunan
mengikuti
pedoman
pembangunan
dan
pengembangan bangunan Puskesmas yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan. 2.
Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas harus diatur dengan memperhatikan zona Puskesmas sebagai bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.
3.
Tata letak ruang diatur dan dikelompokkan dengan memperhatikan zona infeksius dan non infeksius
4.
Zona berdasarkan privasi kegiatan: area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan
lingkungan luar Puskesmas, misalnya ruang pendaftaran. area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan langsung
dengan lingkungan luar Puskesmas, umumnya merupakan area yang
menerima
beban
kerja
dari
area
publik,
misalnya
laboratorium, ruang rapat/diskusi. area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung Puskesmas,
misalnya ruang sterilisasi, ruang rawat inap, ruang persalinan dan pasca persalinan 5.
Zona berdasarkan pelayanan:
6.
Tata
letak
ruang
diatur
dengan
memperhatikan
kemudahan
pencapaian antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi, misalnya:
Ruang rawat inap pasien letaknya mudah terjangkau dari ruang jaga petugas.
Perawatan pasca persalinan antara ibu dengan bayi dilakukan dengan sistem rawat gabung
7.
Zona untuk kejadian emergensi
Puskesmas harus menyediakan jalur evakuasi dan titik kumpul yang merupakan suatu denah evakuasi yang menunjukkan kemana harus berkumpul bila terjadi kondisi darurat.
Puskesmas harus menyediakan tanda/arah/petunjuk evakuasi yang jelas ke arah titik kumpul jika terjadi keadaan emergensi.
Zona/area/jalur evakuasi harus bebas dari barang-barang, koridor, tangga licin, bebas hambatan. Rute evakuasi diberi penerangan yang cukup dan tidak tergantung dari sumber utama. Arah pintu keluar (EXIT) harus dipasang petunjuk yang jelas. Pintu keluar emergensi harus diberi tanda.
Tanda/arah/petunjuk evakuasi harus terpasang dengan jelas dan mudah dilihat dan dibaca jika terjadi keadaan emergensi. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua bagian bangunan. Harus disediakan fasilitas pendingin untuk penyimpanan obatobatan khusus dan vaksin dengan suplai listrik yang tidak boleh terputus. Lebar koridor disarankan 2,40 m dengan tinggi langit-langit minimal 2,80 m. Koridor sebaiknya lurus. Apabila terdapat perbedaan
ketinggian
permukaan
pijakan,
maka
dapat
menggunakan ram dengan kemiringan tidak melebihi 7°. 2.4
Lambang Arti dari lambang Puskesmas tersebut adalah sebagai berikut :
Bentuk segi enam (hexagonal), melambangkan :
a.
Keterpaduan dan kesinambungan yang terintegrasi dari 6 prinsip yang melandasi penyelenggaraan Puskesmas.
b.
Makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di akses masyarakat.
c.
Pergerakan dan pertanggung jawaban Puskesmas di wilayah kerjanya.
Irisan dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur upaya
kesehatan, yaitu : a.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
b.
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan.
Stilasi
bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas
sebagai tempat/wadah diberlakukannya semua prinsip dan upaya dalam proses penyelenggaraan kesehatan. Bidang segitiga mewakili tiga faktor yang mempengaruhi status
derajat kesehatan masyarakat yaitu genetik, lingkungan, dan perilaku. Bentuk palang hijau didalam bentuk segi enam melambangkan
pelayanan kesehatan yang mengutamakan promotif preventif. Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Warna putih melambangkan pengabdian luhur Puskesmas.
2.5
Ruang
Jumlah dan jenis ruang dipuskesmas dan puskesmas pembantu ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan ketersediaan sumber daya. Tabel dibawah ini menunjukkan program ruang minimal pada Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu di Puskesmas Singosari, sebagai berikut : a. Puskesmas Rawat Inap ( Induk ) NO
NAMA RUANG
KETERANGAN
RUANG KANTOR 1
Ruang Administrasi Kantor
Di dalam Ruangan Ada beberapa meja beserta komputer dan printer
2
Ruangan Kepala Puskesmas
Digunakan oleh Kepala Puskesmas
3
Ruangan Kepala Tata Usaha
Digunakan oleh Kepala Tata Usaha
4
Ruangan Pertemuan/aula/rapat
Digunakan untuk kegiatan lain dalam mendukung pelayanan kesehatan (ruang multifungsi).
RUANGAN PELAYANAN 5
Ruangan pendaftaran dan Rekam
Ada
Medik 6
Ruangan Tunggu
Ada
7
Ruangan Pemeriksaan Umum
Ada
8
Ruangan Gawat Darurat ( UGD )
Ada
9
Ruangan Kesehatan anak dan
Ada
imunisasi 10
Ruangan Kesehatan Ibu dan KB
Ada
11
Ruangan Kesehatan Gigi dan
Ada
Mulut 12
Ruangan Asi
Belum ada
13
Ruangan Promosi Kesehatan
Digunakan untuk konsultasi dan konseling terpadu dengan layanan Gizi dan kesling
14
Ruangan Farmasi
Ada
15
Ruangan Persalinan
Ada
16
Ruangan Pasca Persalinan
Ada
17
Ruangan tindakan
Ada
18
Ruangan Rawat Inap
Ada, 10 kamar
19
Kamar mandi/WC pasien laki –
Ada untuk rawat inap sudah
Laki dan perempuan terpisah
terpisah, untuk rawat jalan belum terpisah
20
Laboratorium
Ada
21
Ruangan Cuci Linen
Ada
22
Ruangan Sterilisasi
Ada
23
Ruangan Penyelenggaraan
Ada
Makanan 24
Kamar mandi/WC Rawat Inap
Ada
25
Kamar Mandi/WC Petugas
Ada
26
Ruangan Jaga Petugas
Ada
27
Gudang Umum
Ada PENDUKUNG
28
Rumah Dinas Tenaga Kesehatan
Ada
29
Parkir kendaraan roda 2dan 4
Ada
serta garasi untuk ambulans dan Puskesmas keliling b. Puskesmas Pembantu
NO
NAMA RUANG
KETERANGAN
RUANG PELAYANAN 1
Ruangan pendaftaran &
Ada
administrasi 2
Ruang Tunggu
Ada
3
Ruang Pemeriksaan Umum
Ada
4
Ruangan KIA Dan KB
Ada
5
Kamar mandi/WC Pasien dan
Ada
petugas PENDUKUNG 6
Rumah Dinas Tenaga Kesehatan
7
Parkir
Ada Ada
2.5 Manajemen Manajemen adalah proses mencapai tujuan yang telah ditentukan bersamadan melalui orang lain. Proses manajemen terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Perencanaan adalah proses yang menghasilkan suatu uraian rinci dan langkah yang akan dilakukan/ dlaksanankan untuk mencapai tujuan. Salah satu contoh perencanaan adalah menetapkan target/ sasaran yang akan dicapai tahun depan, bulan depan, minggu depan dan seterusnya. Pengorganisasian adalah pengaturan dan pengalokasian sumberdaya agar semua langkah yang telah ditetapkan dalam rencana dapat dilaksanakan secara terpadu, efisien dan efektif (Sursilah, 2010). Pelaksanaan atau pengarahan yang mencakup leading, stafing dan directing adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan dinamis. Staffing atau penyusunan personalia adalah penarikan latihan (recuitment) dan pengembangan serta penempatan dan
pemberian orientasi pada karyawan dalm lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Leading atau fungsin pengarahan adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan agar melakukan apa yang diinginkan dan harus dilakukan. Pengendalian atau controlling adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan bila diperlukan (Ismainar,2018). 2.6 Manajemen Puskesmas Secara umum, fungsi manajemen yang dilakukan oleh Puskesmas adalah (i) perencanaan; (ii) penggerakan pelaksanaan; dan (iii) pemantauan, pengawasan dan penilaian. Ketiga fungsi tersebut dikenal dengan “P1-P2-P3”. Beberapa pedoman sudah disusun untuk ketiga fungsi manajemen tersebut. Dalam fungsi perencanaan (P-1), terdapat pedoman penyusunan rencana 5 tahun yang disebut microplanning, pedoman penyusunan rencana kerja tahunan (Renja) yang mengikuti pedoman Renja sesuai dengan Keputusan Mendagri, dan pedoman penyusunan rencana operasional yang disebut “Minilokarya Puskesmas” atau “Minilok”. Minilok sangat penting bagi Puskesmas untuk mendapat anggaran BOK (DAK non-fisik), yang berisi kinerja bulan lalu, target bulan mendatang, kegiatan yang akan dilakukan dan jumlah anggaran yang diperlukan.Untuk mendukung fungsi-fungsi manajemen tersebut, Puskesmas melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan pelaporan lain yang menjadi tugas Puskesmas, yaitu P-Care untuk melaporkan kinerja Puskesmas sebagai FKTP BPJS, laporan SPJ untuk pemanfaatan DAK non-fisik. Kegiatan manajemen lainnya yang penting adalah meningkatkan jangkauan pelayanan Puskesmas melalui kegiatan Puskesmas Keliling dan kunjungan ke Posyandu (1 x sebulan untuk masing-masing Posyandu). Sesuai dengan Permenkes No. 46/2016 tentang Akreditasi Puskesmas, Puskesmas juga harus melaksanakan proses akreditasi sesuai pedoman. Kegiatan akreditasi ini didukung oleh tingkat pusat/provinsi dalam bentuk tenaga pendamping dan surveyor. 2.7 TUPOKSI PUSKESMAS Fungsi utama Puskesmas adalah membina kesehatan wilayah dalam arti luas yaitu menyehatkan wilayah kerjanya dan menyehatkan penduduk dalam wilayah tersebut. Untuk melaksanakan fungsi utama tersebut, Puskesmas melaksanakan tiga sub-fungsi sebagai berikut:
(1) Mengobati penduduk yang sakit secara perorangan yang disebut Upaya Kesehatan Perorangan (UKP); (2) Mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan orang sakit yang disebut Upaya Kesehatan Masyarakat; dan (3) Melaksanakan fungsi manajemen untuk mendukung butir (1) dan (2). Walaupun UKM dan UKP tidak dapat dipisahkan dalam menangani masalah kesehatan, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa perbedaan sebagai berikut: 1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) (a) Dilaksanakan dengan cara (i) menggerakkan mesin birokrasi (pemerintah daerah, kecamatan, dan desa); dan (ii) menggerakkan mesin sosial (kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, pranata/sistem sosial setempat). (b) Mengutamakan upaya promotif dan preventif. (c) Sasaran UKM adalah penduduk beserta lingkungannya. (d) Dari perspektif komoditas ekonomi, UKM adalah public goods. 2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) (a) Dilaksanakan dengan mengoperasikan unit atau institusi pelayanan kesehatan (klinik Puskesmas, Rumah Sakit, dan lain-lain). (b) Mengutamakan penyembuhan orang sakit. (c) Sasaran UKP adalah perorangan dan keluarganya. (d) Dari perspektif komoditas ekonomi, UKP adalah private goods. Deskripsi perbedaan antara UKM dan UKP perlu dipahami karena membawa konsekuensi perbedaan dalam hal jenis tenaga yang melakukannya dan dalam hal cara pembiayaannya. Namun perlu ditegaskan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan atau upaya kesehatan bagi masyarakat, UKM dan UKP tidak dapat dipisahkan. Jadi, tidak ada dikotomi antara UKM dan UKP. Misalnya, penderita DBD perlu diobati (UKP), tetapi nyamuk Aedes Aegypti perlu diberantas dengan kegiatan fogging dan pembasmian jentik (UKM). Penderita hipertensi perlu diobati (UKP), tetapi untuk menghilangkan atau menurunkan kejadian hipertensi perlu dilakukan skrining dan penyuluhan tentang gaya hidup sehat (UKM).
Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas meliputi UKM Esensial dan UKM Pengembangan. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang membawahi : a. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS b. pelayanan kesehatan lingkungan c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM d. pelayanan gizi yang bersifat UKM e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit f. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat Penangguang jawab UKM Pengembangan membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas antara lain : a. pelayanan kesehatan jiwa b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer d. pelayanan kesehatan olahraga e. pelayanan kesehatan indera f. pelayanan kesehatan lansia g. pelayanan kesehatan kerja h. pelayanan kesehatan lainnya Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium Membawahi beberapa kegiatan, yaitu: a. pelayanan pemeriksaan umum b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP d. pelayanan gawat darurat e. pelayanan gizi yang bersifat UKP f. pelayanan persalinan g. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat inap h. pelayanan kefarmasian i. pelayanan laboratorium N UPAYA O 1. UKM Esensial a. Pelayanan promosi kesehatan
KEGIATAN
Penyuluhan
Promosi kesehatan di sekolah pendidikan dasar
Promosi pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil dan menyusui Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat dan napza pada populasi beresiko (lansia, anak dan remaja) Penyuluhan pada kelompok atau masyarakat tentang perilaku menjaga kebersihan diri Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut pada ibu hamil, anak balita, anak, remaja, dewasa, lansia (pendekatan siklus kehidupan) Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat tentang Imunisasi Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok anak remaja Peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang pencegahan penularan HIVAIDS dan IMS Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang penyakit diare, tifoid dan hepatitis Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) meliputi ASI dan MP-ASI untuk balita sehat,balita kurang gizi, dan balita gizi buruk rawat jalan Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan dan aktifitas fisik bagi anak usia sekolah Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku makan bagi bumil KEK/Kurus Konseling Dietetik Kegiatan Edukasi dan Konseling tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat Pemberdayaan Memotivasi tokoh masyarakat dalam masyaraka pembentukan kader kesehatan atau pembentukan kelompok yang peduli terhadap kesehatan Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di masyarakat Penggerakan kelompok masyarakat dalam pemanfaatan Posyandu Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Penggunaan Obat Rasional melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) Pelatihan Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri dan mempraktikkan PHBS Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan informasi pada kelompok atau masyarakat tentang perawatan diri dan mempraktikkan
Advokasi
b. c.
d.
Pelayanan kesehatan lingkungan Pelayanan KIA & KB
Pelayanan Gizi
Deteksi dini Pelayanan
e.
Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit:
1. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular 2. Pencegahan dan pengendalian penyakit menular
PHBS di daerah binaan Melatih Kader tentang Swamedikasi dan Penggunaan Obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) Mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait dalam praktik PHBS dan penanggulangan masalah kesehatan tertentu Advokasi tokoh masyarakat dalam membentuk kelompok swabantu terkait perawatan masalah gizi Pemantauan tempat tempat umum, pengelolaan makanan, dan sumber air bersih Pelayanan imunisasi di kelompok atau masyarakat Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar Penyuluhan KB sesuai program pemerintah pada kelompok usia subur atau masyarakat Melakukan deteksi dini/penemuan kasus gizi di masyarakat Surveilans Gizi Melakukan asuhan keperawatan pada kasus gizi di kelompok atau masyarakat Posbindu PTM
Pengendalian filariasis* Pengendalian kecacingan Pengendalian infeksi Dengue/DBD* Pengendalian malaria* Pengendalian Zoonosis* Pengendalian HIV/AIDS* Pengendalian Infeksi Menular Seksual Pengendalian Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
2. UKM Pengembangan a. Pelayanan Pelayanan kesehatan jiwa Napza
Konseling narkoba
b.
Upaya kesehatan gigi masyarakat
Program wajib lapor pecandu narkotika Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat pada ibu hamil,Balita, PAUD, Lansia
c.
Pengobatan tradisional, komplementer dan alternatif UKS
d.
Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Pelaksanaan Bulan
Pemberian Imunisasi pada anak sekolah dasar klas 1,2 dan 3
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
e.
kesehatan indera
f.
kesehatan lansia
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah SDSMA Pelayanan kesehatan indera Pelayanan kesehatan Lansia Deteksi Dini
g.
UKGS Tahap 3 SD-SMA
Penyuluhan kesehatan indera Posyandu Lansia
kesehatan kerja pembinaan Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) dan olahraga (*) Sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas (**) Jenis dan bentuk UKM Pengembangan dapat disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja, dan potensi sumberdaya yang tersedia dimasingmasing Puskesmas. 2.8 Fungsi Manajemen Untuk
mendukung
fungsi
UKM
dan
UKP,
Puskesmas
juga
melaksanakan fungsi manajemen. Untuk Puskesmas di Indonesia, fungsi manajemen Puskesmas sudah dikembangkan dan terstandar, yaitu (1) Fungsi perencanaan; a. Perencanaan lima (5) tahun yang disebut micro-planning; b. Perencanaan tahunan; (2) Fungsi pengorganisasian; a. Penyusunan SOTK Puskesmas; b. Pembagian tugas dalam struktur organisasi Puskesmas; (3) Fungsi penggerakkan; a. Minilokakarya untuk menyusun PoA; (4) Fungsi monitoring dan evaluasi; a. Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Terpadu (SP2TP); b. Akreditasi Puskesmas. 2.9 POA Action
planning
merupakan
kumpulan
aktivitas
kkegiatan
dan
pembagian tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab atas program. Plan of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa dilaksanakan. Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar dapat direncanakan. Action Plan
merupakan satu set tugas yang diberikan kepada suatu individu atau tim yang berisikan target untuk setiap tugas serta terdapat rentang waktu, orang yang bertanggung jawab, langkah untuk menjalankan suatu program. Tujuan adanya POA adalah agar agar tahap pelaksanaan dapat berjalan runtut, tidak ada tahapan penting yang terlewati, memudahkan menjalankan kewajiban dan tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi). Langkah untuk membuat POA adalah menetapkan perencanaan. Perencanaan pada dasarnya memiliki empat tahap yaitu mentapkan tujuan, merumuskan keadaan, mengidentifikasi hambatan dan peluang,mengembangkan rencana dan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan. Menetapkan tugas dan tujuan menggunakan sistem POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) a.
Planning Dalam perenncanaan ada beberapa
b.
Organizing
c.
Actuating
d.
Controlling 2.2
BAB 3 HASIL PENGKAJIAN 3.1
Lingkup Man
3.1.1 Jumlah SDM 1. Tenaga Kesehatan Dokter
: 4 orang
Bidan
: 17 orang
Perawat
: 21 orang
Analis Kesehatan
: 2 orang
Gizi
: 1 orang
Farmasi
: 1 orang
Dokter Gigi
: 1 orang
2. Tenaga Non Kesehatan : 13 orang 3. Mahasiswa (1 bulan)
: 6 orang
3.1.2 Klasifikasi Pendidikan Formal dan Non Formal SDM 1. Tenaga Kesehatan a. Dokter (S1)
: 3 orang
b. Dokter (S2:
: 1 orang
c. Bidan DIV
: 5 orang
DIII
: 13 orang
d. Perawat DIII
: 16 orang
S1
: 5 orang
e. Analis Kesehatan DIII
: 2 orang
f. Gizi DIII
: 1 orang
2. Tenaga Non Medis a. S1
: 3 orang
b. SMA/SMK
: 7 orang
c. SMP
: 3 orang
NO
NAMA
JK
1
dr. Firmina Tri Rahayu Jatiningsih.M.M.Kes
P
2
Sri Ari B. Astuti, SAP
P
3
Suhartini, Amd. Keb.
P
4
H. Agus Arifin, SAP
L
5
Khusmidah, Amd Keb Hernik Sulistyaningsih, Amd.Ak
P
6
P
7
H. M. Sunjoto
P
8
Rumijati
P
9
Sutritiati, Amd. Keb
P
10
Ida Ismaningsih, Amd.G.
P
11
drg. Gustian Pamungkas dr. Vony Safitri Yusmarina Nanik Juliastutik, Amd.Keb.
L
12 13 14 15 16 17
Abu Bakar,S.Kep.NS Reinis D. Fembrianita, Amd Kep Devi Dwi Retno Muninggar, Amd.Keb Yulida Ti'ani, SST
P P L P P P
NIP 19621124 198903 2 004 19630525198409200 2 19640706198503201 0 19630801198902100 2 19640610199001200 1 19730901199403200 7 19630613199203100 5 19630721199211200 1 19720322199203200 5 19671206199703200 4 19920821201903101 8 19940806201903201 6 19730729200604201 2 19770303200501101 0 19851122200904200 3 19810331200604202 4 19720725200604201
SK. TERAKHIR
AGAM A
GOL
Katolik
IV C
ISLAM
III D
ISLAM
III D
ISLAM
III D
ISLAM
III C
ISLAM
III C
ISLAM
III B
ISLAM
III B
ISLAM
III B
ISLAM
III B
ISLAM
III B
ISLAM
III B
ISLAM
III A
ISLAM
III A
ISLAM
III A
ISLAM ISLAM
II D III A
TMT. GOL 01/04/201 4 10/01/201 1 10/01/201 1 10/01/201 2 04/01/201 4 01/10/201 7 04/01/201 1 10/01/201 4 04/01/201 5 04/01/201 2 01/03/201 9 01/03/201 9 10/01/201 3 01/10/201 7 04/01/201 3 04/01/201 1 04/01/201
IJAZAH TERAKHI R
JABATAN
S2
Kepala Puskesmas
01 -09-1990
S1
Petugas Promkes
01-04-1984
D3
Petugas PHN
01-03-1985
S1
Petugas Poli Gigi
01-09-1990
D3
01-01-1990
STM
Bendahara Gaji Petugas Laboratorium Petugas Kesehatan Lingkungan
SMA
Petugas Loket
01-11-1992
D4
BDD Candirenggo
01-03-1992
D3
Petugas Gizi
01-03-1997
S1
Dokter gigi
01-03-2019
S1
Dokter Fungsional Bidan Puskesmas Induk
01-03-2019
01-01-2005
D3
Perawat pelaksana Koordinator Perawat
D3 D4
KTU Koordinator Bidan
01-04-2006 01-04-2006
D3
D3 S1
TMT CPNS
01-03-1994 01-03-1992
01-04-2006
01-04-2009
18
Suharni, S.Kep. NS
P
19
Sri Purwo Utami
P
20
P
22
Anis Sulistyorini, SST Indah Maharany, Amd Keb Rangga Eka Prasetya, A.Md Kep
23
Rika Oktaviana, Amd.K
P
24
Anis Riyanti, A.Md.Keb.
P
25
Nani Yustina, Amd. Keb Titik Ismawanti, Amd. Keb
P
P
33
Setiasih Agustina Lutfita Nur Rohmi, Amd.Kep Ika Rahmawati, Amd.Kep Choirun Nisa'is Sholihah, Amd.Kep Istiana Sofiyah, Amd.Kep Indah Wahyuningsih, Amd. Keb Laily Aflahul Yaumi, Amd. Keb.
34 35 36
Siti Asiyah dr. Fitri Nur Hidayati dr. Fika Ertitri
P P P
21
26 27 28 29 30 31 32
P L
P
P P P P P P
6 19811013200605200 1 19680312198703200 1 19830418201101200 7 19791106200501201 0 19870427201101100 7 19821014201407200 3 19811215201704200 3 19740123200701200 5 19780901200801202 1 19780816200801200 7 19970214201903200 4 19910902201903202 2 19921003201903201 6 19911028201903202 4 19750422201905200 1 19790808201905200 1 19700304201408200 1 -
ISLAM
IIIA
ISLAM
II D
ISLAM
II D
ISLAM
II D
ISLAM
II D
ISLAM
II D
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM
II C
ISLAM ISLAM ISLAM
II A
5 01/10/201 3 10/01/200 7 05/01/201 2 04/01/201 0 01/10/201 8 07/01/201 7 01/04/201 7 10/01/201 2 04/01/201 2 04/01/201 2 01/03/201 9 01/03/201 9 01/03/201 9 01/03/201 9 01/05/201 9 01/05/201 9 08/01/201 4
Perawat Pelaksana
01-05-2006
Petugas Loket
01-03-1987
D4
BDD Tunjungtirto
01-01-2011
D4
BDD Watugede
01-01-2005
D3
Perawat Induk
10/01/2018
D3
Perawat Induk
D3
01-04-2017
D3
BDD Purwoasri Bidan Puskesmas Induk
D4
BDD Langlang
01-01-2008
D3
BDD Gunungrejo
01-01-2008
D3
Perawat Induk
01-03-2019
D3
Perawat Induk
01-03-2019
D3
Perawat Induk
01-03-2019
D3
Perawat Induk
01-03-2019
D3
BDD Banjararum
-
D3
BDD Klampok
-
S1 SMA
SMP S1 S1
Kasir Dokter Fungsional Dokter Fungsional
01-01-2007
01-08-2014 -
37 38 39 40 41
Haris Abi Ndarin, ST Yuliani Evi Sulistijowati Dedy Nugroho Nuriyani
L P P L P
-
ISLAM ISLAM ISLAM ISLAM ISLAM
-
-
S1 SMA SMA SMA SMP
42
Ratna Vidya Amelia, Amd. Kep
P
-
ISLAM
-
-
D3
43
Dina Mariyana, Amd. Kep
P
-
ISLAM
-
-
D3
44
Rerie Ujiprihatiningrum, Amd.Kep
P
-
ISLAM
-
-
D3
45
Dian Rachmatina, Amd. Kep
L
-
ISLAM
-
-
D3
46
Novita, Amd. Kep.
P
-
ISLAM
-
-
D3
47
Septian Angga Pradana ,A.Md Kep
P
-
ISLAM
-
-
D3
48
Shinta Kiswati, Amd. Kep.
P
-
ISLAM
-
-
D3
49
Beni Wibowo, Amd.Kep.
L
-
ISLAM
-
-
D3
L
-
ISLAM
-
-
D3
P
-
ISLAM
-
-
D3
Petugas Tata Usaha Petugas Apotik Petugas BP Umum Sopir Pusling Petugas BP Gigi Perawat Ponkesdes Klampok Perawat Ponkesdes Watugede Perawat Ponkesdes Pagentan Perawat Ponkesdes Gunungrejo Perawat Ponkesdes Candirenggo Perawat Ponkesdes Purwoasri Perawat Ponkesdes Banjararum Perawat Ponkesdes Langlang Perawat Ponkesdes Tunjungtirto Petugas Laboratorium
P
-
ISLAM
-
-
D3
Petugas KIA
50 51 52
Moch Faiz Heryoto,A.Md Kep Wahyu Kartika Sari, Amd Indah Dwi Kartika Sari, Amd.Keb
-
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Avelia Puspita, Amd.Keb. Ilmi Wido Listyani, SKL Vivin Tri W, Amd.Kep. Nur Mufida, S.Kep.NS Alfini Azizah Rohmi, Amd.Ak Devita Olivia Cahyani Putri, S.Tr.Keb. Enny Mufidha Tri Aprilyanti,S.Pd Novi Adelia Putri A.Md Kes Dian Rahayu Ningtyas,A.Md Kes Hilda Nilamsari Budi Susetyo Tulus Riyanto
P P P P
-
ISLAM ISLAM ISLAM ISLAM
-
-
D4 S1 D3 S1
P
-
ISLAM
-
-
D3
P P
ISLAM ISLAM
-
-
D4 S1
ISLAM
-
-
ISLAM
-
-
ISLAM ISLAM ISLAM ISLAM
-
P
P P P L L
Bidan Puskesmas Induk Sanitarian Perawat Perawat
-
S1
Analis Bidan Puskesmas Induk Farmasi Operator Keuangan
-
D3
Perekam Medis
-
-
D3 SMA SMP SMA
Perekam Medis Staf Tata Usaha Penjaga Sopir Pusling
-
-
3.1.3 Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) SDM JABATAN Dokter Fungsional
TUPOKSI membawahi
Bertugas
dan
mengkoordinasi kegiatan: BP Umum, BP Gigi
dan
Mulut,Pelayanan
KIA-KB,
Pelayanan,Laboratorium, Imunisasi.kefarmasian, Pelayanan GIZI, Bidan Koordinator
Pelayanan Persalinan, Uraian Tugas 1. Melaksanakan
penyeliaan,pemantauan
dan evaluasi kinerja bidan di wilayah kerjanya terhadap aspek klinis profesi dan manajemen program KIA 2. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sektoral baik secara horizontal dan vertical ke dinas kesehatan maupun pihak lain yang terkait. 3. Membina hubungan kerja bidan dalam tatanan organisasi puskesmas maupun hubungannya dengan dinas kesehatan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi bidan.kabupaten serta organisasi Bidan Puskesmas Induk
profesi Uraian Tugas 1. Menyusun rencana kerja tahunan 2. Memberikan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil 3. Memberikan
pelayanan
pemasangan
kontrasepsi 4. Memberikan pelayanan persalinan 5. Memberikan
pelayanan
konsultasi
kesehatan 6. Memberikan pelayanan gizi balita 7. Memberikan pelayanan imunisasi calon pengantin wanita (CPW) 8. Memberikan pelayanan imunisasi balita
9. Membuat laporan jenis pelayanan 10.
Mengikuti rapat pertemuan internal
dan atau lintas sektor 11.
Melaksanakan piket sore/malam di
Puskesmas Tanggung Jawab 1. Memberikan layanan rujukan BPJS 2. Memegang program masing-masing 3. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai SOP 4. Memelihara inventaris atau alat kebidanan Wewenang 1. Menggunakan alat/inventaris kebidanan untuk kepentingan pelayanan 2. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kepentingan 3. Merujuk pasien ke fasilitas yang lebih lengkap 4. Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas Bidan Pelaksana
Uraian Tugas 1. Menyusun rencana kerja tahunan 2. Memberikan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil 3. Memberikan
pelayanan
pemasangan
kontrasepsi 4. Memberikan pelayanan persalinan 5. Memberikan
pelayanan
konsultasi
kesehatan 6. Memberikan pelayanan gizi balita 7. Memberikan pelayanan imunisasi calon pengantin wanita (CPW) 8. Memberikan pelayanan imunisasi balita 9. Mengkoordinir pelaporan BPJS
dan
pelaksanaan
10.
Penanggung
penerimaan
jawab
dan
pengadaan,
pendistribusian
alat
kesehatan 11.
Membuat laporan jenis pelayanan
12.
Mengikuti rapat pertemuan internal
dan atau lintas sektor 13.
Melaksanakan piket sore/malam di
Puskesmas 14.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Puskesmas Tanggung Jawab 1. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai SOP 2. Memelihara inventaris atau alat kebidanan Wewenang 1. Menggunakan alat/inventaris kebidanan untuk kepentingan pelayanan 2. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kepentingan 3. Merujuk pasien ke fasilitas yang lebih Bidan Desa
lengkap Uraian Tugas 1. Menyusun rencana kerja tahunan 2. Melaksanakan kegiatan Puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas
masalah
dihadapi
sesuai
kesehatan
yang
dengan
kewenangan
dan
membimbing
yang diberikan. 3. Menggrakkan
masyarakat desa diwilayah kerjanya agar tumbuh
kesadarannya
berperilaku
hidup
bersih
untuk dan
dapat sehat
(program desa siaga) 4. Memberikan pelayanan pengobatan dasar dan kegawatdaruratan pada kasus ibu dan anak.
5. Memberikan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan ibu nifas 6. Memberikan
pelayanan
pemasangan
kontrasepsi 7. Memberikan pelayanan persalinan 8. Memberikan pelayanan gizi balita 9. Memberikan pelayanan imunisasi calon pengantin wanita (CPW) 10.
Memberikan
pelayanan
imunisasi
pelayanan
kesehatan
balita 11.
Memberikan
reproduksi pada remaja maupun lansia 12.
Mengelola
program
KIA/KB/Imunisasi/Gizi
(perencanaan,
pelaksanaaan dan penilaian melalui PWS) 13.
Melaksanakan
dan
memberikan
pelayanan PHN 14.
Melaksanakan program ASI segera
dan ASI eksklusif 15.
Mengggerakkan dan membina peran
serta masyarakat di bidang kesehatan yang
sesuai
dengan
permasalahan
kesehatan setempat (GSI) 16.
Membina dan memberikan bimbingan
teknis kepada kader balita, remaja, lansia serta dukun bayi (kemitraan) 17.
Membina kerjasama lintas program,
lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat 18.
Mendeteksi secara dini resiko pada
ibu hamil, neonates, nifas dan adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi
serta
adanya
penyakit-
penyakit lain dan berusaha mengatasi dengan kemampuan
19.
Membina kelompok dasa wisma di
bidang kesehatan 20.
Melaksanakan
kegiatan
posyandu
Balita Balita, Remaja dan lansia 21.
Melaksanakan
penjaringan
UKS
TK/SD/SMP/SMA 22.
Melaksanakan
program
pelayanan
kesehatan pada masyarakat miskin 23.
Melasanakan kelas ibu hamil
24.
Mengikuti
dan
melaksanakan
kegiatan pokja 4 PKK 25.
Melaksanakan program KIBBLA
26.
Memenuhi target PAD sesuai dengan
ketentuan Kepala Puskesmas 27.
Melaksanakan piket sore/malam di
Puskesmas 28.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Kepala Puskesmas Tanggung Jawab 1. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai SOP 2. Memelihara inventaris atau alat kebidanan Wewenang 1. Menggunakan alat/inventaris kebidanan untuk kepentingan pelayanan 2. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kepentingan 3. Merujuk pasien ke fasilitas yang lebih Bidan Magang
lengkap Uraian Tugas 1. Memberikan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil 2. Memberikan
pelayanan
pemasangan
kontrasepsi 3. Memberikan pelayanan persalinan 4. Memberikan
pelayanan
konsultasi
kesehatan 5. Memberikan pelayanan gizi balita 6. Memberikan pelayanan imunisasi calon pengantin wanita (CPW) 7. Memberikan pelayanan imunisasi balita 8. Mengkoordinir
dan
pelaksanaan
jawab
pengadaan,
pelaporan BPJS 9. Penanggung penerimaan
dan
pendistribusian
alat
kesehatan 10.
Membuat laporan jenis pelayanan
11.
Mengikuti rapat pertemuan internal
dan atau lintas sektor 12.
Melaksanakan piket sore/malam di
Puskesmas Tanggung Jawab 1. Memberikan pelayanan kebidanan sesuai SOP 2. Memelihara inventaris atau alat kebidanan Wewenang 1. Menggunakan alat/inventaris kebidanan untuk kepentingan pelayanan 2. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kepentingan 3. Merujuk pasien ke fasilitas yang lebih lengkap
3.1.4
Struktur Organisasi
3.1.5 Klasifikasi Bidan Desa, Bidan Koordinator, CI Bidan 1. Bidan Desa
Dinas Kesehatan
Pengajuan Puskesmas
SK Bidan Desa
Bidan Desa Bidan desa ditempatkan sesuai dengan SK bidan desa dari Dinas Kesehatan ataupun pengajuan dari pihak Puskesmas yang direalisasikan oleh Dinas Kesehatan. 2. Bidan Koordinator Bidan koordinator ditunjuk oleh Kepala Puskesmas dengan klasifikasi mampu menguasai seluruh program yang berkaitan dengan KIA.
Kepala Puskesmas Bidan yang dianggap mampu menguasai program KIA Bidan koordinator
3. CI bidan CI bidan ditentukan berdasarkan kebijakan dari Kepala Puskesmas. Apabila bidan koordinator dinilai mampu membimbing mahasiswa, maka bidan koordinator akan diberikan tudas dan kewenangan untuk membimbing mahasiswa. Apabila bidan koordinator dinilai mampu tetapi ia memiliki banyak program atau tugas yang tidak dapat ditinggalkan sehingga tidak memungkinkan untuk membimbing mahasiswa, maka Kepala Puskesmas akan memberikan wewenang kepada bidan lain yang juga dinilai memiliki kemampuan untuk membimbing mahasiswa. Selain ketentuan dari Puskesmas, ada beberapa instansi pendidikan yang mempunyai klasifikasi bagi CI bidan yaitu bidan yang mempunyai sertifikat pelatihan sebagai perseptor.
Kepala Puskesmas SK puskesmas Bidan koordinator
Sertifikat perseptor
Bidan yang diberi wewenang
3.1.6 Jumlah Tenaga Bidan yang Bekerja Per Shift atau Per Hari Pembagian kerja tiap shift telah dikomunikasikan dengan baik. Bidan desa mendapatkan shift jaga sore/malam di Puskesmas sebanyak 4-5 kali/bulan sedangkan bidan induk dan bidan magang mendapatkan shift sore/malam sesuai dengan kebutuhan. Bidan yang berjaga pada shift sore/malam bertugasdi kamar bersalin dan rawat inap dengan kasus KIA. Bidan induk dan bidan magang mendapatkan jobdesk sesuai dengan tanggung jawab ruangan masing-masing pada shift pagi. 1. Shift pagi Shift pagi dimulai dari jam 07.00 WIB hingga jam 13.00 WIB. Tenaga bidan yang bekerja pada shift pagi yaitu 4 bidan Puskesmasinduk dan 6mahasiswa bidan. 2. Shiftsore Shift sore dimulai dari jam 13.00 WIB hingga jam 20.00 WIB. Tenaga bidan yang bekerja pada shift sore yaitu 1 bidan, 1 perawat. 3. Shiftmalam Shift malam dimulai dari jam 20.00 WIB hingga jam 07.00 WIB. Tenaga bidan yang bekerja pada shift malam yaitu 1 bidan, 1 perawat, 1 penjaga. 3.1.7 Perhitungan BOR(Bed Occupancy Rate)
Jumlah bed terisi Jumlah bed total 1 x 100% = 50% 2
x 100%
Penggunaan tempat tidur di kamar bersalin Puskesmas Singosari sebesar 50%. Idealnya BOR dari suatu pelayanan adalah 60-85%. 3.1.8 Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kebidanan 1. Rawat Jalan Rata-rata jumlah pasien /hari x jumlah jam perawatan/ pasien/hari Jam efektif/hari x 60 menit
Ditambah Koreksi 15% a. Poli Ibu Kunjungan Poli Ibupada bulan Januari 2020 sebanyak 360 pasien. Jumlah pasien/hari
= 15 orang
Jumlah jam perawatan/hari/pasien
= 15 menit
Jam efektif/hari
= 6 jam
15 orang x 15 menit= 0,625 orang= 1 orang 6 jam x 60 menit Koreksi = 15% x 1 orang =0,15 0rang =1 orang Tenaga kebidanan yang dibutuhkan di Poli Ibu sebanyak 2 orang. b. Poli Anak Kunjungan anak pada bulan Januari 2020 sebanyak 288 pasien. Jumlah pasien/hari
= 12 orang
Jumlah jam perawatan/hari/pasien
= 15 menit
Jam efektif/hari
= 6 jam
12 orang x 15 menit= 0,5 orang
= 1 orang
6 jam x 60 menit Koreksi = 15% x 1 orang = 0,15 orang
= 1 orang
Tenaga kebidanan yang dibutuhkan di Poli Ibu sebanyak 2 orang. 3.2 Lingkup Material dan Machine Machine
merupakan
alat
yang
digunakan
untuk
memberi
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja. Mesin yang dimaksud di antaranya adalah sterilisator, USG, inkubator dan kulkas penyimpanan vaksin. Pada Puskesmas Singosari,
aspek
machineberupa
sterilisator, kulkas
penyimpanan sudah dimanfaatkan secara optimal, USG sudah digunakan namun masih terkendala terkait dengan petugas, karena petugas yang berkompeten melakukan USG
hanya 1 orang. Inkubator belum
dimanfaatkan karena di Puskesmas Singosari tidak ada dokter spesialis anak yang membimbing, sehingga inkubator belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan adanya peralatan tersebut menjadikan penatalaksanakan yang dilakukan bidan menjadi lebih maksimal. Ketiga alat tersebut berkaitan erat dengan kinerja bidan dalam hal ANC, INC, imunisasi, dan lain-lain.Berdasarkan data yang diperoleh melalui dokumen, wawancara,
dan observasi secara langsung didapatkan daftar inventaris berupa alat medis, alat penunjang dan fasilitas umum setiap ruangan.
Inventaris Poli KIA N o A 1
2
Jenis peralatan poli KIA
berfungsi baik Set Pemeriksaan Kehamilan dan NIfas Alat medis : a. Tensimeter b. Stetoskop c. Gel doppler d. doppler e. reflek hammer f. Funandoskop g. handscoon h. USG Alat non medis : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q.
B 1
Jumlah alat yang
Tempat tidur persika/examination bed Timbangan dewasa Alat pengukur tinggi badan (microtoise) Kapas injeksi Cairan alkohol 70% Pita pengukur legan atas (lila) metline senter masker tissu spuit disposable 1 ml, 3 ml, 5 ml kassa steril/DTT safety box tempat sampah medis dan non medis selimut bantal lemari kaca (untuk menyimpan alat dan obat) r. trolly s. meja (untuk petugas) t. kursi Set Persalinan Normal Alat medis : a. b. c. d.
partus set Heacting set Resusitasi set Tiang infus
1 2 1 1 1 1 1 kotak 1 1 1 1 Secukupnya 1 botol 1 1 1 1 kotak 1 Sekucupnya Secukupnya 2 1 1 1 2 1 1 3
5 5 2 1
2 1 kotak 1 Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya 5 1 1 1 1 1 1 1 kotak 1 1 1 1 1
2
e. Lampu sorot f. Infus set g. Emergency kit h. Kasa steril, depress, tampon i. Kapas DTT/steril, kapas injeksi j. Spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc k. U klem l. bengkok i. Tensimeter j. Stetoskop k. Gel dopler l. doppler m. reflek hammer n. Funandoskop m. handscoon u. gunting pembalut v. korentang set w. tromol 20 cm x. cucing y. tabung oksigen Alat non medis :
2 2 2
C 1
a. tempat tidur b. bantal, selimut c. lemari kaca (untuk menyimpan alat dan obat) d. trolly e. Pita pengukur legan atas (lila) f. metline g. senter h. masker i. tempat sampah medis dan non medis j. safety box k. kursi l. tissu Set Pemeriksaan Bayi Alat medis :
1 1 1 1
2
a. temperatur axiller b. stetoskop c. spatula lidah d. ari timer (penghitung respirasi) Alat non medis
3 1 1 1 1 kotak 2 3 2 1 kotak
1 1 1 1 1
D
a. timbangan berat badan bayi b. microtoize c. pita pengukur lila d. meteran e. skrining kit Peralatan Pelayanan KB
2 2 2 Secukupnya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E
a. spekulum kecil, sedang, besar b. IUD Set c. Implan Set d. Spuit e. Korentang f. Gunting g. Cucing h. stetoskop i. tensimeter j. meja instrumen k. baki instrumen tertutup l. meja ginekologi m. bengkok n. gunting o. meja periksa p. alat pengangga lengan q. kursi r. ember dokontaminasi s. tempat sampah medis dan non medis t. kasa, kapas, airan antisptik u. selimut v. celemek w. tutup kepala x. handscoon y. kain steril, duk bolong z. safety box Imunisasi a. b. c. d. e. f. g. h.
cold box kecil lemari pendingin besar cold box sedang lemari kaca kapas injeksi spuit 0,5 cc, 0,1 cc, 5 cc tempat sampah medis dan non medis safety box
10 2 2 1 Secukupnya Secukupnya 1 2
e. air DTT
1 botol
Inventaris diPoli Ibucukup baik terlihat dari kondisi inventaris yang baik dan dapat dimanfaatkan secara optimal. Fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri dari kipas angin, fasilitas ini cukup memadai dan sudah dimanfaatkan oleh petugas kesehatan dengan baik dalam menunjang pekerjaan didalam pelayanan kesahatan.Inventaris Poli Anak cukup memadai dan sudah dimanfaatkan oleh petugas kesehatan dengan baik dalam menunjang pekerjaan di dalam pelayanan Puskesmas.Inventaris di Poli KB cukup baik terlihat dari kondisi inventaris baik, namun terdapat beberapa alat dalam keadaan baik. Sehingga proses pelayanan di Poli KB dapat berlangsung dengan baik.Inventaris diKamar Bersalincukup baik terlihat dari kondisi inventaris yang baik dan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh petugas kesehatan. Inventaris di ruang nifas cukup baik terlihat dari kondisi inventaris baik. Kegiatan promotif dan preventif di ruang KIA dinilai belum maksimal, dikarenkan belum adanya pojok leaflet atau kegiatan promkes. Tujuan promkes adalah menambah ilmu dan mengedukasi masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak. 3.3 Lingkup Money Lingkup keuangan puskesmas tahun 2019 didapatkan dari pendapatan fungsional puskesmas, subsidi APBD dan subsidi APBN. Angtaran tersebut digunakan untuk biaya oprasional (gaji pegawai, jasa pelayanan, promosi dan barang serta jasa), biaya non oprasional (administrasi bank, kerugian penurunan nilai dan biaya bunga), dan pengeluaran investasi (tanah, gedung, peralatan mesin dan kendaraan). Pada lingkup keuangan puskesmas tahun 2019, didapakan bahwa 55,8% digunakan untuk biaya pelayanan, 43% digunakan untuk biaya umum dan administrasi, 1,2% untuk pengeluaran investasi. Dalam lingkup money, Puskesmas Singosari telah memiliki dana yang cukup. Realisasi keuangan tahun 2019 didapatkan bahwa pendapatan dan pengeluaran keuangan seimbang, sehingga tidak didapatkan defisit keuangan. Sejauh ini tidak ada kendala dalam pendanaan. 3.4 Lingkup Market
3.4.1 Cara Pemasaran Pemasaran yang dilakukan Puskesmas Singosari adalah dengan cara sosialisasi, dimana sosialisasi dibagi menjadi 2 yaitu lintas desa dan lintas sektoral. Lintas desa dilakukan secara berantai mulai dari pihak Puskesmas ke bidan desa kemudian dari bidan desa ke perangkat desa kemudian ke kader. Informasi yang telah diterima kader akan diteruskan ke tokoh agama dan tokoh masyarakat
tiap
desa
yang
mana
nantinya
tokoh
masyarakat
akan
menyampaikan sosialisasi ke masyarakatnya melalui forum musyawarah desa. Sehingga masyarakat dapat menerima informasi yang telah diberikan oleh Puskesmas dan diharapkan masyarakat mau berobat di Puskesmas Singosari. Lintas sektoral dilakukan oleh tenaga kesehatan langsung ke masyarakat yaitu melalui promosi kesehatan. Promosi kesehatan yang dilakukan dengan cara petugas kesehatan masuk ke forum-forum desa. Cara pemasaran menggunakan media elektronik (website) belum dilakukan, namun untuk pemasaran melalui media cetak berupa brosur sudah tersedia. Adanya kerjasama BPJS dapat meningkatkan minat masyarakat untuk melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Singosari. 3.4.2 Evaluasi Keefektifan Pemasaran Berdasarkan data yang diperoleh, cara pemasaran yang dilakukan oleh Puskesmas Singosari sudah cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pasien dari tahun 2018-2019. Cara pemasaran melalui media elektronik (website) dan media cetak berupa brosur atau leaflet dapat dijadikan cara untuk meningkatkan kunjungan pasien. Serta pemberian informasi dengan cara sosialisasi juga dapat meningkatkan pemasaran puskesmas singosari. 3.4.3 Mutu Pelayanan Indikator
mutu
pelayanan
adalahtingkat
kepuasan
pasien.Pelaksanaan evaluasi kepuasan pasien menggunakan stiker kepuasan dan lembar kritik saran yang akan dimasukkan ke kotak kepuasan yang diletakkan di depan pintu masuk utama Puskesmas dan disetiap ruangan poli.
3.5 Lingkup Method 3.5.1 Alur Penerimaan Pasien Baru 2.5.1.1 Alur Penerimaan dan Alur Kepulangan Pasien Rawat Jalan
Pasien datang
Pendaftaran
Unit pelayanan
Ruang pemeriksaan umum Ruang kesehatan gigi dan mulut Ruang kesehatan ibu dan anak Ruang pelayanan kb
UGD
KABER
RAWAT INAP RUJUK INTERNAL OBAT Konsultasi gizi Konsultasi sanitasi
PULANG
laboratorium RUJUK EKSTERNAL
Menurut analisis yang dilakukan, alur penerimaan dan alur kepulangan pasien sudah efektif, karena pada alur pendaftaran sudah menggunakan sistem komputer serta petugas yang berada diloket sudah informatif sehingga pasien tidak kebingungan. 3.5.2 Timbang Terima Langkah-langkah timbang terima yang dilakukan yaitu: 1. Kedua bidan dalam keadaan sudah siap dan menyiapkan catatan buku operan. 2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan halhal apa yang disampaikan. 3. Bidan dari shift sebelumnya menyampaikan kondisi atau keadaan klien secara umum dan tentang masalah kebidanan klien, rencana tindakan
yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan. 4. Memberikan salam kepada pasien, keluarga dan menginspeksi keadaan pasien serta menanyakan keluhan-keluhan pasien 5. Menginformasikan dan memperkenalkan bidan yang akan bertugas kepada pasien/keluarga 6. Bidan yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas. 7. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan oleh bidan. Menurut analisis yang telah dilakukan, timbang terima pasien sudah dilakukan dengan baik, karena dilakukan timbang terima secara lisan dan buku operan. 3.5.3 Refleksi Diskusi Kasus Refleksi diskusi kasus ini dilakukan di Puskesmas Singosari secara rutin agar update ilmu yang berjalan maksimal dan mampu meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan yang ada. Refleksi diskusi kasus atau minilokaryadijadwalkan setiap bulan pada minggu ke 3, sebelum dilakukan minilokakarya dilakukan pradiskusi pada minggu kedua. Pada rapat MinLok dilakukan pembahasan terkait capaian, evaluasi dan hambatan, serta pembahasan solusi dari masalah dan rencana kedepannya. Pada rapat MinLok juga membahas mengenai update ilmu berupa sosialisasi dengan sesama sejawat yang baru saja mengikuti pelatihan.Diskusi dan rapat rutin juga dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan mengundang lintas sektor seperti kepala desa, muspika, kapolres, pihak kecamatan, serta UPT yang berada dalam wilayah Singosari. Diskusi kasus luar biasa seperti kasus KLB dan kematian Ibu dan bayi dilakukan pelaporan ke dinas kesehatan dalam 24 jam saat berita tersebut diketahui. Alur pelaporan diawali dengan adanya pelacakan dan pembuatan kronologi kasus, setelah itu diadakan rapat pembahasan kasus dengan pihak yang bersangkutan (bikor, bidan desa, perawat desa dll) dan pembuatan laporan AMP. 3.5.4 Sentralisasi Obat A. Penyimpanan Obat Puskesmas
1. Keadaan Gudang Obat dan Vaksin a. Luas 3x4 m2. b. Ruangan kering dan tidak lembab. c. Memiliki ventilasi yang cukup. d. Memiliki sumber cahaya yang cukup, namun jendela harus memulai pelindung untuk mengai dan hindari paparan cahaya matahari langsung dan berteralis. e. Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang tidak memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain. Harus diberi alas papan/palet. f. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah. g. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat. h. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda. i. Tersedia lemari atau laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu terkunci dan terjamin keamanannya. 2. Pengaturan Penyimpanan Obat a. Obat disusun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan. b. Obat dirotasi dengan sistem FIFO dan FEFO. c. Obat disimpan pada rak. d. Tumpukan dus sebaiknya sesuai dengan petunjuk. e. Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padat. f. Sera, vaksin, dan suppositoria disimpan dalam lemari pendingin. g. Lisol dan desinfektan diletakkan terpisah dari obat lainnya. Untuk menjaga mutu obat, perlu diperhatikan kondisi penyimpanan sebagai berikut: 1) Ventilasi harus baik, jendela dibuka. 2) Obat disimpan di tempat yang kering. 3) Wadah harus selalu tertutup rapat. 4) Biarkan pengering tetap dalam wadah tablet dan kapsul. 5) Jendela-jendela diberi gorden. 6) Vaksin disimpan di ruangan vaksin dan diletakkan sesuai dengan suhu penyimpanan yang stabil. B. Distribusi Obat di Puskesmas Proses permintaan obat ke gudang farmasi kabupaten dilakukan secara online setiap 2 bulan sekali. Jumlah permintaan disesuaikan
dengan laporan permintaan dan penggunaan obat dari puskesmas induk, puskesmas pembantu (pustu) dan polindes di wilayah kerja Puskesmas Singosari. Setelah permintaan diajukan dan diterima oleh instalasi farmasi kabupaten, barulah stock obat dikirim menuju Puskesmas Singosari untuk kemudian didistribusikan sesuai keperluan puskesmas. Obat CITO (TBC, HIV, dll)
Rekap LPLPO dari Pustu, Polindes, & induk
Pengajuan melalui e-pus
Permintaan obat diajukan ke IFK melalui e-farmasi (online)
Permintaan diproses oleh IFK (instalasi farmasi kabupaten)
Obat dikirim ke Puskesmas
Penerimaan di PKM: stock, pendataan, penataan Alur permintaan obat dari Puskesmas ke IFK Pemberian obat di Poli KIA/KB dilakukan di apotek oleh apoteker setelah pasien diperiksa dan diberi resep. Untuk pasien di kamar nifas, obat diberikan setiap kali minum, oleh bidan jaga. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar obat benar-benar diminum oleh pasien. Untuk obat yang diminum di rumah, diberikan langsung oleh bidan jaga ketika pasien akan pulang dan dijelaskan cara minumnya terlebih dahulu. 3.5.5 Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap 1 bulan sekali yang dilakukan pada saat praMinLok untuk membahas evaluasi dan monitoring berdasarkan sub unitnya masing masing. Hasil dari praMinLok akan dibahas pada rapat MinLok, namun jika ada hal yang dirasa perlu segera dibicarakan, maka dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Pada
tahun
paripurna.
2019
puskesmas
Singosari
mendapatkan
akreditasi
Evaluasi eksternal yang berada di ruang KIA berupa kotak saran dan kepuasan dinilai belum berjalan secara maksimal karena koatk saran tersebut tidak berjalan sesuai dengan kebutuhannya. 3.5.6 Perencanaan Pasien Pulang Tahap-tahap discharge planningyaitu: 1. Pengkajian keadaan pasien sebelum pulang, pemberian terapi, dan keuangan. 2. Menegakkan diagnosis saat ini, apakah pasien sembuh atau dirujuk. 3. Memberikan obat, penjelasan cara minum obat, KIE sesuai kebutuhan pasien, menjadwalkan tanggal kontrol dan memeberikan surat kontrol. 4. Melakukan evaluasi proses pemulangan saat pasien melakukan kontrol Menurut analisis pada proses discharge planning pasien nifas telah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bidan di Puskesmas telah melakukan pengkajian keadaan pasien sebelum pulang, pemberian terapi, pemberian KIE sesuai kebutuhan dan jadwal untuk kontrol. 3.5.7 Sistem Dokumentasi Sistem pendokumentasian di Poli KIA dan Kaber dibedakan karena pengkajian yang dilakukan pada pasien bersalin lebih banyak. Pendokumentasian di Poli KIA langsung dituliskan di kartu rawat jalan (status) dan direkap diregister Poli KIA. Pendokumentasian di kamar bersalin menggunakan format yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan. Contoh cara pengisian lembar rekam medic kamar bersalin telah disediakan sehingga semua bidan dapat mengisi formulir dengan benar. Poli KIA menggunakan dokumentasi rawat jalan seperti kartu ibu hamil, MTBS/MTBM, sedangkan pada Poli KB menggunakan lembar kartu KB. 3.5.8 Model Pendelegasian Wewenang/Alur Koordinasi Ruangan Kepala Puskesmas/ Dinas Kesehatan
Bidan Koordinator
Pemegang Program KIA
Bidan Pelaksana/Bidan Desa
Skema Model Pendelegasian Wewenang Di Puskesmas Singosari, program yang langsung turun dari kepala Puskesmas atau Dinas Kesehatan langsung diambil alih oleh pemegang program masing-masing. Para pemegang program tidak pernah mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain. Seluruh bidan desa yang ada bertugas menjalankan program yang ada baik dari pemegang program atau dari Kepala Puskesmas. Para bidan desa ini akan melaporkan seluruh kegiatannya kepada pemegang program. Bidan koordinator bertugas melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap seluruh kegiatan, namun tidak bertanggung jawab kepada seluruh kegiatan yang ada. Dokter Jaga
Bidan Koordinator
Bidan Jaga Skema Alur Koordinasi Ruangan Alur koordinasi di Poli KIA belum ada pre dan post conference. Jadi, pasien yang datang langsung ditangani oleh bidan jaga saat itu, namun jika terdapat masalah patologis, maka bidan bidan jaga berkoordinasi terlebih dahulu dengan bidan koordinator. Jika masalah masih belum dapat dijawab oleh bidan koordinator, maka akan dikonsultasikan ke dokter jaga yang ada.
TOPIK MAN
S Pegawai Puskesmas
W Kurangnya tenaga medis
O -
T Pegawai Puskesmas
Singosari ramah dalam
yang dapat melakukan
yang tidak melengkapi
melayani pasien
pemeriksaan USG
hasil pemeriksaan pada
seperti bidan yang telah
rekam medis pasien
Pegawai cukup informatif dalam
mengikuti pelatihan USG
menjelaskan
atau dokter spesialis kandungan.
MONEY
Keuangan berasal dari
-
Adanya peraturan
dana pemerintah daerah
daerah mengenai tarif
yang sudah ditetapkan
pelayanan puskesmas
-
jumlahnya sehingga program di Puskesmas Singosari dapat MATERIAL
terlaksana Poli KIA diberi 2
-Pintu KB sulit untuk
-
- Pendamping persalinan
komputer dan 1 printer
dibuka, sehingga
yang menunggu dalam
untuk mempermudah
memerlukan bantuan
kaber kurang nyaman
memasukkan
dari luar untuk
karena ukuran kaber
mengolah data dan
membukanya.
yang kurang luas
pencetakan data
-belum adanya bentuk
Inventaris yang berada
promotif dan preventif
di poli KIA, KB, Kaber
seperti pojok leaflet di
dalam keadaan baik
poli KIA
dan lengkap MACHINE
Puskesmas memiliki 2
i.
-
-
Adanya kerjasama
-
inkubator, 1 alat USGdan kulkas untuk penyimpanan vaksin dapat digunakan dengan baik MARKET
Penyebaran informasi Belum adanya melalui lintas sektoral Meningkatnya masayarkat
pemasaran melalui
minat media sosial
Semua kasus ditangani sesuai alur
untuk mempermudah sosialisasi program
karena
kesehatan puskesmas
adanya BPJS
METHOD
dengan lintas sektoral
-Durasi antrian tergantung pada jumlah
Hampir seluruh pasien yang sudah
-Ada beberapa pasien yang tidak mengetahui
kerja Puskesmas
mengetahui alur
atau tidak mengikuti alur
pendaftaran sehingga
penerimaan pasien
menerima pasien
pelayanan menjadi
dapat mengganggu
umum, BPJS,
efektif dan efisien
kegiatan pelayanan
ASKES,
karena adanya arahan
- belum berjalannya
JAMKESMAS, dll
dari petugas loket
secara maksimal koatak
Terdapat lokakarya
saran dalam ruang KIA
Puskesmas
pasien yang datang
mini yang dilakukan 1
yang menyebabkan tidak
bulan sekali
adanya masukan dari pendapat pasien
3.6 SWOT MAN N O
STRENGHT
Pegawai Puskesmas Singosari ramah dalam melayani pasien Pegawai cukup informatif dalam menjelaskan
BOBOT RATING TOTAL 0,6
2
1,2
0,4
1
0,4
TOTAL 1 WEAKNESS 1 Kurangnya tenaga medis yang dapat 1 melakukan pemeriksaan USG seperti bidan yang telah mengikuti pelatihan USG atau dokter spesialis kandungan. TOTAL 1 Selisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = 1,6-1 = 0,6 OPPORTUNITY 0 TOTAL 0 THREAT 1 1 Pegawai Puskesmas yang tidak melengkapi hasil pemeriksaan pada rekam medis pasien TOTAL 1 Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = 0-1 = -1
1,6 1
1 0 0 1
1
MATERIAL N O
STRENGHT
BOBOT RATING TOTAL
1 Poli KIA diberi 2 komputer dan 1 0,3 printer untuk mempermudah memasukkan mengolah data dan pencetakan data 2 Inventaris yang berada di poli KIA, KB, 0,7 Kaber dalam keadaan baik dan lengkap TOTAL 1 WEAKNESS 1 Pintu KB sulit untuk dibuka, sehingga 0,5 memerlukan bantuan dari luar untuk membukanya. 2 belum adanya bentuk promotif dan 0,5 preventif seperti pojok leaflet diruang KIA TOTAL 1 Selisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = 1,7-1,5 = 0,2 OPPORTUNITY 0 TOTAL 0 THREAT 1 Pendamping persalinan yang 1 menunggu dalam kaber kurang nyaman karena ukuran kaber yang kurang luas TOTAL 1 Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = 0-1 = -1
0,3 1,4
1,7 0,5 1
1,5 0 0 1
1
METHOD N O
STRENGHT
Semua kasus ditangani sesuai alur kerja Puskesmas Puskesmas menerima pasien umum, BPJS, ASKES, JAMKESMAS, dll
BOBOT RATING TOTAL 0,3
1
0,3
0,7
2
1,4
TOTAL 1 WEAKNESS 1 Durasi antrian tergantung pada 1 jumlah pasien yang datang TOTAL 1 Selisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = 1,7-1 = 0,7 OPPORTUNITY 0,6 2 Hampir seluruh pasien yang sudah mengetahui alur pendaftaran sehingga pelayanan menjadi efektif 0,4 1 dan efisien karena adanya arahan dari petugas loket Terdapat lokakarya mini yang dilakukan 1 bulan sekali TOTAL 1 THREAT 1 Ada beberapa pasien yang tidak 0,5 mengetahui atau tidak mengikuti alur penerimaan pasien dapat 0,5 2 mengganggu kegiatan pelayanan -belum berjalannya secara maksimal koatak saran dalam ruang KIA yang menyebabkan tidak adanya masukan dari pendapat pasien TOTAL 1 Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = 1,6-1,5 = 0,1
1,7 1 1 1,2 0,4
1,6 0,5 1
1,5
MONEY N O
STRENGHT
Keuangan berasal dari dana pemerintah daerah yang sudah ditetapkan jumlahnya sehingga program di Puskesmas Singosari dapat terlaksana
BOBOT RATING TOTAL 1
1
TOTAL 1 WEAKNESS 0 0 TOTAL 0 Selisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = 1-0 = 1 OPPORTUNITY 1 Adanya peraturan daerah mengenai 1 tarif pelayanan puskesmas TOTAL 1 THREAT 0 0 TOTAL 0 Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = 1-0=1 N O
STRENGHT
Puskesmas memiliki 2 inkubator, 1 alat USGdan kulkas untuk penyimpanan vaksin dapat digunakan dengan baik
1
1 0 0 1 1 0 0
BOBOT RATING TOTAL 1
1
TOTAL 1 WEAKNESS 0 0 TOTAL 0 Selisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = 1-0=1 OPPORTUNITY 0 0 TOTAL 0 THREAT 0 0 TOTAL 0 Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = 0-0=0 MACHINE
1
1 0 0 0 0 0 0
MARKET N O
STRENGHT
BOBOT RATING TOTAL
1 Penyebaran informasi melalui lintas 0,3 sektoral 0,7 2 Meningkatnya minat masayarkat karena adanya BPJS TOTAL 1 WEAKNESS 1 Belum adanya pemasaran melalui media 1 sosial TOTAL 1 Selisish Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = 1,7-1 = 0,7 OPPORTUNITY 1 Adanya kerjasama dengan lintas 1 sektoral untuk mempermudah sosialisasi program kesehatan puskesmas TOTAL 1 THREAT 0 0 TOTAL 0 Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = 1-0=1
0,3 1,4 1,7 1 1 1
1 0 0
Diagram Layang
3.7 Prioritas Masalah 3.7.1 Kriteria besarnya masalah Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi pencapaian modul dengan kriteria pencapaian 100% Masalah
Pencapaian target
Nilai
100%
Besarnya masalah (targetpencapaian) 83,4%
Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan pemeriksaan USG seperti bidan yang telah mengikuti pelatihan USG atau dokter spesialis kandungan. Durasi antrian tergantung pada jumlah pasien yang datang
16,6%
50%
100%
50%
5
Belum adanya pemasaran melalui media sosial Pintu KB sulit untuk dibuka, sehingga memerlukan bantuan dari luar untuk membukanya. belum berjalannya secara maksimal kotak saran dalam ruang KIA yang menyebabkan tidak adanya masukan dari pendapat pasien Pegawai Puskesmas yang tidak melengkapi hasil pemeriksaan pada rekam medis pasien Pendamping persalinan yang menunggu dalam kaber kurang nyaman karena ukuran kaber yang kurang luas Ada beberapa pasien yang tidak mengetahui atau tidak mengikuti alur penerimaan pasien dapat mengganggu kegiatan
30%
100%
42,9%
4
50%
100%
33,3%
3
15%
100%
85%
7
80%
100%
20%
2
80%
100%
20%
1
10%
100%
90%
8
6
pelayanan Belum maksimalnya bentuk promotif dan preventif seperti pojok leaflet diruang KIA
0%
100%
100%
9
3.7.2 Kriteria kegawatan masalah Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat kerugian ekonomi yang dapat ditimbulkan dan tingkat urgensi setiap masalah dengan cara scoring 1-5 Tingkat kerugian ekonomi dikategorikan menjadi: Sangat merugikan: 5 Merugikan: 4 Cukup merugikan: 3 Kurang merugikan: 2 Tidak merugikan: 1 Tingkat urgensi dikategorikan menjadi Sangat mendesak: 5 Mendesak: 4 Cukup mendesak: 3 Kurang mendesak: 2 Tidak mendesak:1 Masalah
Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan pemeriksaan USG seperti bidan yang telah mengikuti pelatihan USG atau dokter spesialis kandungan. Durasi antrian tergantung pada jumlah pasien yang datang Belum adanya pemasaran melalui media sosial Pintu KB sulit untuk dibuka, sehingga memerlukan bantuan dari luar untuk membukanya. belum berjalannya secara maksimal kotak saran dalam ruang KIA yang menyebabkan tidak adanya masukan dari pendapat pasien Pegawai Puskesmas yang tidak
Tingkat kerugian ekonomi 2
Tingkat urgensi
Nilai
1
3
2
1
3
4
5
9
1
1
2
3
4
7
2
2
4
melengkapi hasil pemeriksaan pada rekam medis pasien Pendamping persalinan yang menunggu dalam kaber kurang nyaman karena ukuran kaber yang kurang luas Ada beberapa pasien yang tidak mengetahui atau tidak mengikuti alur penerimaan pasien dapat mengganggu kegiatan pelayanan Belum maksimalnya bentuk promotif dan preventif seperti pojok leaflet diruang KIA
1
1
2
1
2
3
3
3
6
3.7.3 Kriteria kemudahan dalam penanggulangan Kemudahan dalam penanggulan masalah dapat diukur dengan sistem skoring 1-5 dengan kategori Sangat mudah:5 Mudah:4 Cukup mudah:3 Sulit:2 Sangat sulit:1 Masalah Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan pemeriksaan USG seperti bidan yang telah mengikuti pelatihan USG atau dokter spesialis kandungan. Durasi antrian tergantung pada jumlah pasien yang datang Belum adanya pemasaran melalui media sosial Pintu KB sulit untuk dibuka, sehingga memerlukan bantuan dari luar untuk membukanya. belum berjalannya secara maksimal kotak saran dalam ruang KIA yang menyebabkan tidak adanya masukan dari pendapat pasien Pegawai Puskesmas yang tidak melengkapi hasil pemeriksaan pada rekam medis pasien Pendamping persalinan yang menunggu dalam kaber kurang nyaman karena ukuran kaber yang kurang luas Ada beberapa pasien yang tidak mengetahui atau tidak mengikuti alur penerimaan pasien dapat mengganggu kegiatan pelayanan
Nilai 1
2 4 2
5
3 2
2
Belum maksimalnya bentuk promotif dan preventif seperti pojok leaflet diruang KIA 3.7.4
5
Kriteria PEARL Kelompok kriteria D terdiri dari faktor yang menentukan dapat atau
tidaknya suatu program dilaksanakan yaitu: Kesesuaian (Propriety) Secara Ekonomis terjangkau (Economic) Dapat Diterima (Acceptability) Tersedianya Sumber (Resources Availability) Legalitas terjamin (Legality) Masalah Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan pemeriksaan USG seperti bidan yang telah mengikuti pelatihan USG atau dokter spesialis kandungan. Durasi antrian tergantung pada jumlah pasien yang datang Belum adanya pemasaran melalui media sosial Pintu KB sulit untuk dibuka, sehingga memerlukan bantuan dari luar untuk membukanya. belum berjalannya secara maksimal kotak saran dalam ruang KIA yang menyebabkan tidak adanya masukan dari pendapat pasien Pegawai Puskesmas yang tidak melengkapi
P 1
E 0
A 1
R 0
L 0
Hasil 0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
hasil pemeriksaan pada rekam medis pasien Pendamping persalinan yang menunggu dalam kaber kurang nyaman karena ukuran kaber yang kurang luas Ada beberapa pasien yang tidak mengetahui atau tidak mengikuti alur penerimaan pasien dapat mengganggu kegiatan pelayanan Belum maksimalnya bentuk promotif dan preventif seperti pojok leaflet diruang KIA
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
3.7.5 Penilaian prioritas masalah Setelah kriteria A,B,C dan D didapatkan, hasil tersebut di masukan dalam rumus Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta Nilai Prioritas Total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang dihadapi: NPD = (A+B) x C NPT = (A+B) x C x D Masalah
A
B
C
Kurangnya tenaga medis yang dapat melakukan pemeriksaan USG seperti bidan yang telah mengikuti pelatihan USG atau dokter spesialis kandungan. Durasi antrian tergantung pada jumlah pasien yang
6
3
1
5
3
2
D
NPD
NPT
0
9
0
Urutan prioritas masalah IX
0
16
0
VIII
datang Belum adanya pemasaran melalui media sosial Pintu KB sulit untuk dibuka, sehingga memerlukan bantuan dari luar untuk membukanya. belum berjalannya secara maksimal kotak saran dalam ruang KIA yang menyebabkan tidak adanya masukan dari pendapat pasien Pegawai Puskesmas yang tidak melengkapi hasil pemeriksaan pada rekam medis pasien Pendamping persalinan yang menunggu dalam kaber kurang nyaman karena ukuran kaber yang kurang luas Ada beberapa pasien yang tidak mengetahui atau tidak mengikuti alur penerimaan pasien dapat mengganggu kegiatan pelayanan Belum maksimalnya bentuk promotif dan preventif seperti pojok leaflet diruang KIA
4
9
4
1
52
52
III
3
2
2
1
10
10
VI
7
7
5
1
62
62
II
2
4
3
1
18
18
V
1
2
2
1
6
6
VII
8
3
2
0
22
22
IV
9
6
5
1
75
75
I
Bab 4 4.1 Ide gagasan/Inovasi Ide dan gagasan yang diajukan berdasarkan prioritas masalah yang ada adalah 1. membuat pojok leaflet di ruang KIA 2. mengaktifkan kembali fungsi kotak saran di ruang KIA 3. membuat akun media sosial dalam bentuk instagram 4.2 POA No.
Deskripsi
Prior
Masalah
Tujuan Kegiatan
Sasaran
itas
Program/In
Tempat
ovasi/Gaga san
Indikator Kegiatan
WAKTU
WAKTU
Pelaksanaa
MONEV
KEGIATAN
n Program
(DD/MM/Y
Mas alah I
BIAYA
PJ DAN PELAKSANA
Y) Belum maksimalnya promotif dan preventif seperti pojok leaflet diruang KIA dan adanya video promkes yang
Untuk meningkatkan fungsi promotif dan preventif Menambah ilmu dan mengedukasi pasien
Pasien
POJOK
Poli KIA
LEAFLET
dan Ruang
Dan
Tunggu
Video Promkes
28-29 Tersedianya pojok leaflet di Februari poli KIA (20 2020 leaflet) Pasien menerima leaflet Dalam waktu 19 Februari-28 Februari 2020
19-28 Februari 2020
70.000
Mutiara Fitry Alfi Fannya
ditampilkan di
semua leaflet
TV ruang
terdistribusi ke
tunggu
pasien Adanya video
II
belum berjalannya secara maksimal kotak saran dalam ruang KIA yang menyebabkan
Memaksimalk an fungsi evaluasi eksternal Menjadi evaluasi dalam pelayanan agar menjadi lebih baik
pasien Bidan pelaksa na
KoRan
Di letakkan
(Kotak
di ruang
Saran)
KIA
Khalayak
Membuat
Instagram
penggun
media
a
sosial
instagra
Puskesmas
promkes yang ditampilkan di runag tunggu melalui tv di ruang tunggu Adanya kotak saran Adanya masukan dan evaluasi dari pasien Adanya rekapan kepuasan dan ketidakpuasan pasien
20.000
Bidan pelaksana Mutiara Fitry Alfi fannya
28 Februari
Tidak
2020
ada
28-29
19-28
Februari
Februari
2020
2020
19Februar i 2020-
tidak adanya masukan dari III
pendapat pasien Belum adanya sebagai media pemasaran pemasaran dan media melalui media berbagi ilmu menggalakkan sosial
adanya akun instagram Puskesmas Singosari adanya konten
selesai
mutiara fitry alfi fannya
preventif dan promkes
m
Singosari
program puskesmas yang dipostinng dalam akun instagram
BAB 5 PELAKSANAAN DAN EVALUASI 5.1 Rencana Kegiatan Manajemen
Minggu I
-
Pengkajian 6M
-
Penyusunan makalah diseminasi awal
10-18 Februari
-
Seminar diseminasi awal
2020
-
Perumusan
prioritas
masalah
dan
rencana strategis
Minggu II-III
19 – 29 Februari 2020
Minggu IV
1-6 Maret 2020
- Pembuatan media sosial dan leaflet - Roleplay -
pelaksanaan POA
-
Penyusunan makalah diseminasi akhir Evaluasi pelaksanaan POA
-
Penyusunan makalah diseminasi akhir
-
Seminar diseminasi akhir
5.2 Implementasi 5.2.1 Pojok Leaflet Kegiatan Membuat Pojok leaflet di ruang KIA
Rencana
Pelaksanaan
19-28 Februari 2020
19-28 Februari 2020
Keterangan Untuk meningkatkan fungsi promotif dan preventif Menambah ilmu dan mengedukasi pasien
5.2.2 KoRan (Kotak Saran) Kegiatan
Memaksimal kotak saran dalam ruang KIA
5.2.3 Sosial Media
Rencana
Pelaksanaan
19-28 Februari 2020
19-28 Februari 2020
Keterangan Memaksimalkan fungsi evaluasi eksternal Menjadi evaluasi dalam pelayanan agar menjadi lebih baik
Kegiatan
Rencana
Pelaksanaan
Membuat media sosial Puskesmas Singosari
19-28 Februari 2020
19-28 Februari 2020
Kegiatan
Rencana
Pelaksanaan
Adanya pemutaran video promkes di tv ruang tunggu
19-28 Februari 2020
19-28 Februari 2020
Keterangan sebagai media pemasaran dan media berbagi ilmu menggalakkan preventif dan promotif
5.2.4 Video Promkes Keterangan sebagai media pemasaran dan media berbagi ilmu menggalakkan preventif dan promotif
5.3 Evaluasi 5.3.1 Penyediaan Pojok Leaflet Salah satu cara mempromosikan kesehatan kepada masyarakat adalah dengan menggunakan leaflet. Sebelumnya ketersediaan leaflet di Puskesmas Singosari masih terbatas di beberapa titik. Poli KIA sendiri belum memiliki suatu tempat khusus yang menyediakan berbagai brosur tentang kesehatan ibu dan anak. Setelah dilakukan koordinasi dengan PJ KIA dan Promkes, Puskesmas menyetujui untuk disediakannya pojok leaflet di poli KIA dengan pengadaan leaflet dari mahasiswa. Leaflet dibagikan kepada pengunjung poli KIA sambil diberikan penjelasan sehingga diharapkan masyarakat dapat memahami isi dari leaflet yang dibagikan. Pada awal pelaksanaan, leaflet yang tersedia ada 25 lembar yang terdiri dari brosur mengenai bayi, ibu hamil, dan anak. Secara berkala leaflet tersebut dibagikan kepada pengunjung poli KIA sesuai kebutuhan masingmasing klien. Pada akhir periode pelaksanaan, leaflet telah habis dibagikan kepada klien.
Dokumentasi proses pembagian leaflet dan KIE pasien 5.3.2 Sosial Media
Puskesmas Singosari belum memiliki media sosial berupa Instagram. Padahal Instagram merupakan suatu media yang saat ini umum digunakan dan dapat menjangkau banyak kalangan. Maka dari itu pembuatan akun instagram ini dirasa penting untuk membantu puskesmas dalam menyebarkan informasi kesehatan dan mempromosikan program-program Puskesmas. Akun Instagram Puskesmas Singosari dibuat pada tanggal 14 Februari 2020 dengan nama akun @puskesmassingosarimalang. Hingga saat ini, jumlah pengikutsebanyak 40 orang hingga tanggal 3 Maret 2020 dan telah mengunggah
9
postinganan
mengenai
informasi
kesehatan.
Dengan
dibuatnya media sosial Instagram, diharapkan Puskesmas dapat memberikan dampak yang lebih luas melalui dunia maya. 5.3.3 KoRan (Kotak Saran) Poli KIA sebenarnya telah memiliki kotak saran yang berupa kertas dengan
gambar
senyum-sedih
serta Dokumentasi kertas kritik-saran. Sayangnya media Instagram Puskesmas Singoosari
masyarakat masih enggan mengisi kotak saran sehingga Puskesmas tidak bisa melakukan evaluasi kinerja dengan maksimal. Maka dari itu dilakukan kolaborasi dengan tim mutu untuk pengadaan kuisioner di poli KIA yang
dibagikan kepada masyarakat setelah mendapatkan pelayanan di poli KIA. Kuisioner tersebut mencakup tentangkualitas pelayanan dan kinerja petugas poli KIA. Kuisioner yang telah diisi oleh klien selama periode implementasi selanjutnya direkap dengan hasil sebagai berikut: 25
22
20
20
21
20 17
15
1515
13 10
10
10
8
9
5 0
22
20
0
0
0
0
0
9 1
7 1
0
TP P SP
Rekap Kuesioner Kepuasan Pasien di Poli KIA Berdasarkan digaram di atas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di Poli Ibu. Akan tetapi masih terdapat 3,3% pasien yang merasakan kurang puas terhadap kenyamanan ruang tunggu yang dirasakan karena banyaknya petugas didalam ruangan¸ 3,3% pasien merasakan kurang puas terhadap kebersihan ruang tunggu, karena saat sedang menunggu kadang ada sampah dari pasien yang tidak berada pada tempatnya. Terdapat saran dari salah satu pengantar pasien untuk penambahan jumlah SDM terkait petugas USG karena sering kali merasa kecewa ketika datang ke puskesmas dengan niatan ingin USG tetapi petugas sering dinas luar ataupun rapat. Terdapat saran terkait ruangan yang diberikan oleh pengantar pasien yaitu pemilahan antara pasien sehat dan sakit juga untuk petugas yang terlalu banyak duduk di dalam ruang poli yang menyebabkan ruangan terasa penuh.
5.3.4 Video Promkes Salah satu cara mempromosikan kesehatan kepada masyarakat adalah salah satuya dapat menggunakan video promkes yang di putar melalui media. Sebelumnya video promkes di Puskesmas Singosari sudah pernah dilakukan namun sudah lama tidak aktif. Diruang tunggu terdapat media pemutar video yaitu TV yang dapat digunakan menjadi sarana dalam video promkes ini. Setelah dilakukan koordinasi dengan Bidan Koordinator dan Promkes terkait saran untuk mengaktifkan kembali video promkes di ruang tunggu, Puskesmas menyetujui untuk disediakannya video promkes. Video promkes akan diputar di TV ruang tunggu agar pasien dan pengantar dapat menunggu sambil mendapatkan edukasi dalam kegiatan promotif dan preventif terkait kesehatan. Video promkes yang disediakan terkait kesehatan secara umum seperti hipertensi, diabetes, diabetes, serta kesehatan ibu dan anak. Namun, sangat disayangkan terkait pemutaran video promkes di ruang tunggu belum dapat terlaksana dikarenakan tv yang akan digunakan memutar video promkes tidak dapat digunakan.
BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Secara keseluruhan tujuan penulisan dapat dilaksanakan dengan baik. Hasil pengkajian dan rencana usulan kegiatan diterima serta mendapatkan dukungan dari pihak Puskesmas Singosari sehingga proses implementasi berjalan sesuai harapan. Hasil evaluasi dari kegiatan yang kami lakukan dapat di simpulkan bahwa pojok leaflet dapat berjalan dengan baik dan pada akhir periode pelaksanaan, leaflet telah habis dibagikan kepada klien. Pada media sosial akun Instagram Puskesmas Singosari saat ini, jumlah pengikutsebanyak 40 orang hingga tanggal 3 Maret 2020 dan telah mengunggah 9 postinganan mengenai informasi kesehatan, diharapkan instagram ini dapat digunakan dengan sebaik mungkin untuk membatu terkait promotif dan preventif yang dilakukan oleh puskesmas. Pada kotak saran dapat disimpulkan bahwa masih terdapat 3,3% pasien yang merasakan kurang puas terhadap kenyamanan ruang tunggu yang dirasakan karena banyaknya petugas didalam ruangan¸ 3,3% pasien merasakan kurang puas terhadap kebersihan ruang tunggu, karena saat sedang menunggu kadang ada sampah dari pasien yang tidak berada pada tempatnya dan terdapat saran dari salah satu pengantar pasien untuk penambahan jumlah SDM terkait petugas USG karena sering kali merasa kecewa ketika datang ke puskesmas dengan niatan ingin USG tetapi petugas sering dinas luar ataupun rapat. Sedangkan pada pemutaran video promkes di ruang tunggu belum dapat terlaksana dikarenakan tv yang akan digunakan memutar video promkes tidak dapat digunakan. 6.2 Saran 1. Bagi Puskesmas Singosari diharapkan dapat mempertahankan kualitas pelayanan manajemen puskesmas yang sudah baik. 2. Bagi karyawan Puskesmas Singosari diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan pengembangan program Puskesmas. 3. Bagi mahasiswa profesi kebidanan yang praktik di Puskesmas Singosari diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam hal manajerial dan organisasi di Puskesmas.
Daftar Pustaka Depkes. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Depkes. (2011). Target Tujuan Pembangunan MDGs. Jakarta: Direktorat Jendral Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Permenkes. (2014). Permenkes No. 75 Tahun 2015 Tentang Puskesmas. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. SDKI. (2017). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Sursilah, I. (2010). Manajemen Bidan Praktek Mandiri. Yogyakarta: Deepublish. Trihono. (2005). Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto.