7 0 632 KB
MANAJEMEN FISIOTERAPI NEUROMUSCULAR-PSIKIATRI HNP
OLEH : NI KADEK GITA ARDI ROSANTI
(18031002)
I MADE SURYA WIDIANTARA
(18031005)
NI PUTU DIAH ANANTARI
(18031007)
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL DENPASAR 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI…….……………………..…………………………………...…...ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi HNP……..……………………….………………………….1 1.2 Etiologi HNP……..……………………………….……..……….…...1 1.3 Patofisiologi HNP…….………………………………………….…..2 1.4 Tanda dan Gejala HNP…….……...…………………………………3 1.5 Klasifikasi HNP………………………………………………….……5 BAB II PROSES ASUHAN FISIOTERAPI 2.1 Assesment……………..……….......................................................6 2.2 Pemeriksaan…………………………………..…..……….…….…..7 2.3 Problematika Fisioterapi…………….…..………………….….…..13 2.4 Planning………………………………………….…………..……..14 2.5 Intervensi…………………………………………………………...14 2.6 Evaluasi………………………………………………………….....16 2.7 Clinical Reasoning………………………………………………….20 BAB III HOME PROGRAM DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Definisi HNP
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit, dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nukleus Pulposus) mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitan dan terjepitnya urat-urat saraf yang melalui tulang belakang kita. Saraf terjepit lainnya di sebabkan oleh keluarnya nukleus pulposus dari diskus melalui robekan annulus fibrosus keluar menekan medullas spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis sehingga menimbulkan rasa nyeri yang hebat. 1.2
Etiologi HNP Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan meningkatnya usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya nucleus pulposus. Annulus fibrosus mengalami perubahan karena digunakan terus menerus. Akibatnya, 24 annulus fibrosus biasanya di daerah lumbal dapat menyembul atau pecah (Moore dan Agur, 2013). Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Pada kebanyakan pasien gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini disebabkan
oleh cidera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam beberapa tahun. Kemudian pada generasi diskus kapsulnya mendorong ke arah medulla spinalis, atau mungkin ruptur dan memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap sakus doral atau terhadap saraf spinal saat muncul dari columna spinal (Helmi, 2012) Menurut (Herliana, Yudhinono , & Fitriyani, 2017) bahwa hal-hal yang menyebabkan penyakit HNP antara lain : 1. Aktivitas mengangkat benda berat dengan posisi awalan yang salah seperti posisi membungkuk sebagai awalan. 2. Kebiasaan sikap duduk yang salah dalam rentang waktu yang sangat lama. Hal ini sangat berpengaruh pada tulang belakang ketika kita sedang membungkuk dalam posisi duduk yang kurang nyaman. 3. Melakukan gerakan yang salah baik disengaja maupun tidak yang sangat berpengaruh pada tulang dan menyebabkan tulang punggung mengalami penyempitan sehingga terjadi trauma. 4. Kelebihan berat badan (obesitas). 5. Factor resiko terjadinya HNP disebabkan oleh factor pekerjaan, usia, jenis kelamin: a.
Pekerjaan berat yang membutuhkan kekuatan fisik atau energi yang besar, pekerjaan yang mempengaruhi vibrasi tubuh seperti mengangkat, membengkokan supir, pekerja konstruksi.
b.
Pria
lebih
banyak
terkena
dibandingkan
wanita
berhubungan dengan perkerjaan. c.
Merupakan salah satu faktor risiko terpenting pada kasus HNP insiden tertinggi: 30 – 50 tahun, puncaknya: 40 – 50 tahun. Semakin bertambahnya usia terjadinya meningkatkan proses degenerasi dari diskus dan facet joints yang menybabkan kandungan air semakin berkurang.
. 1.3
Patofisiologi HNP
Pada tahap pertama sobeknya annulus fibrosus bersifat sirkum ferensial. Karena adanya gaya traumatic yang berulang, sobekan tersebut menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan trauma berikutnya saja. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan sebagai gaya traumatik ketik hendak menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda berat dan sebagainya. Menjebolnya (herniasi) nucleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang belakang diatas atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertebralis. Menjebolnya sebagian nucleus pulposus ke dalam korpus vertebra dapat dilihat pada foto rontgen polos dan dikenal
sebagai nodus schmorl. Sobekan sirkum ferensial dan radial pada annulus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus schmorl merupakan kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai ischialgia atau siatika. Menjebolnya nucleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa 29 nucleus pulposus menekan radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis yang berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada disisi lateral. Setelah terjadi HNP, sisa discus intervertebralis mengalami lisis, sehingga dua korpus vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan (Muttaqin, 2008) 1.4
Tanda dan Gejala HNP Manifestasi klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri dipunggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas HNP sentral dan lateral. HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia dan retensi urine. Sedangkan HNP lateral bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada punggung bawah, di tengahtengah area bokong dan betis, belakang tumit dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex achiller negative. Pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri dan nyeri tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kelemahan m. gastrocnemius (plantar fleksi pergelangan kaki), m. ekstensor halusis longus (ekstensi ibu jari kaki). Gangguan reflex Achilles, defisit sensorik pada malleolus lateralis dan bagian lateral pedis (Setyanegara dkk, 2014).
1.5
Grade HNP HNP terbagi dalam 4 grade berdasarkan keadaan herniasinya (Milette, 2000), yaitu:
1. Protrusi diskus intervertebralis: nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan annulus fibrosus. 2. Prolaps diskus intervertebral: nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran anulus fibrosus. 3. Extrusi diskus intervertebral: nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di bawah ligamentum longitudinalis posterior. 4. Sequestrasi
diskus
intervertebral:
ligamentum longitudinalis posterior.
nukleus
telah
menembus
BAB II PROSES ASUHAN FISIOTERAPI
2.1
Assesment A. Anamnesis Indentitas Paisen a.
Nama
: Mr. L
b.
Usia
: 50 Tahun
c.
Jenis Kelamin : Laki – Laki
d.
Agama
: Hindu
e.
Pekerjaan
: Buruh Bangunan
f.
Hobi
: Berkebun
g.
Alamat
: Jalan Teratai No 8
B. Riwayat Penyakit a.
Keluhan Utama Pasien mengeluh adanya nyeri pada pinggang bawah hingga menjalar ke bagian kedua tungkai kaki
Sebelumnya 3 bulan yang lalu pasien telah mengeluh adanya rasa nyeri b.
hilang timbul pada pinggang bawah saat melakukan aktivitas seperti Riwayat Penyakit Sekarang mengangkat beban tetapi hal tersebut belum mengganggu aktivitas si pasien karena nyeri yang dirasakan tidak hebat. Pada pagi hari tanggal 1 Juli 2021 pukul 08.00 Wita pasien bekerja seperti biasa, namun tibatiba saat
membungkuk untuk mengangkat karung pasir, pasien
mengalami nyeri yang hebat pada pinggang bawahnya dan menjalar hingga kedua tungkai kaki,
sehingga pasien terpaksa berhenti
melakukan pekerjaannya karena tidak sanggup untuk melanjutkannya, pada hari itu juga pasien lalu diantar oleh kedua rekan kerjanya untuk melakukan pemeriksaan di RS terdekat. Setelah sesampainya di RS pasien ditangani oleh dokter lalu dilakukannya pemeriksaan berupa XRay, setelah melihat hasilnya pasien dinyatakan mengalami HNP dengan grade prolapse dan dirujuk ke Poli fisioterapi Pada tanggal 3 Juli 2021 untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
c.
Riwayat Penyakit Dahulu dan Keluarga Tidak Ada
d. Pasien merupakan buruh bangunan sejak berusia 25 tahun serta memiliki seorang istri dan 1 anak
2.2
Pemeriksaan 1.
Vital Sign Absolut
Tambahan*
TD : 120/80 mmHg HR : 80x/menit RR : 20x/menit Suhu : 360C 2.
Saturasi Oksigen : 97% Kesadaran : Composmentis Berat badan : 70 kg Tinggi badan : 170 cm
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Inspeksi Statis
Hasil -
Ekspresi wajah tampak menahan nyeri
-
Tidak
ada
tanda-tanda
adanya
inflamasi pada pinggang pasien Inspeksi Dinamis
-
Pada saat duduk terlihat tangan pasien memegang pinggangnya
Palpasi
-
Saat membungkuk pasien merasakan
-
nyeri didaerah pinggang Suhu pasien normal
-
Adanya nyeri tekan pada pinggang bawah di segmen L4-L5
3.
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar Pemeriksaan
Hasil Gerak aktif dilakukan dengan kesimpulan pada kedua ektremitas atas bisa melakukan gerakan full
Aktif
ROM, pada ektremitas bawah pasien tidak bisa melakukan full ROM Gerak pasif dilakukan dengan kesimpulan pada kedua ektremitas atas bisa melakukan gerakan full
Pasif
ROM,
pada
ektremitas
bawah
pasien
bisa
melakukan full ROM dengan bantuan terapis Gerak isometric dilakukan dengan kesimpulan pada kedua ektremitas atas bisa menahan tahan Isometrik
maksimal sedangkan ekstermitas bawah tidak bisa menahan tahan minimal
4.
Pemeriksaan Khusus a.
Pemeriksaan Nyeri dengan VAS Pengukuran
Alat Ukur
Nyeri
VAS (Visual Analog
Hasil Jenis nyeri Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak Interpretasi:
Hasil 2/10 4/10 6/10
Scale) Pengukuran jenis nyeri yang dibagi menjadi nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak. Skala nyeri 0-1 1-3 3-7
Interpretasi Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang
7-9 Nyeri Berat 9-10 Nyeri Sangat Berat Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri diam 2/10 yang berarti nyeri ringan, nyeri tekan 4/10 yang berarti nyeri sedang dan nyeri gerak 6/10 yang berarti nyeri sedang. Yang dilakukan pada ekstermitas bawah b.
Pemeriksaan ROM dengan Goniometer Sendi
Aktif S = 200 - 00 - 800
Regio Lumbal
F = 350 - 00 - 200 S = 25° - 0° - 50°
Hip Dextra
F = 20° - 0° - 30° R = 30° - 0° - 30° S = 25° - 0° - 50°
Hip Sinistra
F = 20° - 0° - 30° R = 30° - 0° - 30°
Knee Dextra
S = 0˚-0˚-130˚
Knee Sinistra
S = 0˚-0˚-130˚
Interpretasi : Ketika dilakukan pengukuran sendi dengan gerakan aktif , didapatkan hasil adanya keterbatasan lingkup gerak sendi. c.
Pemeriksaan Kekuatan Otot dengan MMT Regio Dextra
Otot
Nilai
Regio Sinitra
Otot
Nilai
Fleksi
3
Ekstensi
3
Lateral Fleksor Ekstensor Adductor Abductor Fleksor Ekstensor
4 3 3 3 3 4 4
Regio Lumbal
Hip Knee
d.
Regio Lumbal
Hip Knee
Fleksi
3
Ekstensi
3
Lateral Fleksor Ekstensor Adductor Abductor Fleksor Ekstensor
4 3 3 3 3 4 4
Pemeriksaan kemampuan fungsional dengan menggunakan Owestry Disability Index.
NO 1.
Pertanyaan Intensitas
Saya tidak merasakan sakit saat ini (0)
Nyeri
Rasa sakitnya sangat ringan saat ini (1)
Rasa sakitnya sedang saat ini (2)
Rasa sakitnya cukup parah saat ini (3)
Rasa sakitnya sangat parah saat ini (4)
Rasa sakitnya adalah yang terburuk yang
Skor 2
bisa dibayangkan saat ini (5) 2.
Perawatan
Diri
Saya dapat merawat diri saya secara 2 normal tanpa menimbulkan rasa sakit tambahan (0)
Saya bisa merawat diri saya sendiri secara normal tetapi itu menyebabkan rasa sakit ekstra (1)
Sangat menyakitkan untuk menjaga diri sendiri dan saya lambat dan hati-hati (2)
Saya butuh bantuan tetapi mengelola sebagian besar perawatan pribadi saya
(3)
Saya membutuhkan bantuan setiap hari dalam sebagian besar aspek perawatan diri (4)
Saya tidak berpakaian, saya mencuci dengan susah payah dan tetap di tempat tidur (5)
3.
Mengangkat
Benda
Saya bisa mengangkat beban berat tanpa 3 rasa sakit ekstra (0)
Saya bisa mengangkat beban berat tetapi memberikan rasa sakit ekstra (1)
Rasa sakit mencegah saya mengangkat beban berat dari lantai, tetapi saya dapat mengaturnya jika ditempatkan dengan nyaman, mis. di atas meja (2)
Rasa sakit mencegah saya mengangkat beban berat, tetapi saya dapat menangani beban
ringan
hingga
sedang
jika
ditempatkan dengan nyaman (3)
Saya bisa mengangkat beban yang sangat ringan (4)
Saya
tidak
bisa
mengangkat
atau
membawa apa pun (5) 4.
Berjalan
Nyeri tidak menghalangi saya berjalan 2 sejauh apapun (0)
Nyeri mencegah saya berjalan lebih dari 1 mil (1)
Nyeri mencegah saya berjalan lebih dari mil (2)
Rasa sakit mencegah saya berjalan lebih
dari 100 yard (3)
Saya hanya bisa berjalan menggunakan tongkat atau kruk (4)
Saya lebih sering berada di tempat tidur (5)
5.
Duduk
Saya bisa duduk di kursi mana saja 3 selama saya suka (0)
Saya hanya bisa duduk di kursi favorit saya (1)
Saya suka Sakit mencegah saya duduk lebih dari satu jam (2)
Nyeri mencegah saya duduk lebih dari 30 menit (3)
Nyeri membuat saya tidak bisa duduk lebih dari 10 menit(4)
Rasa sakit mencegah saya untuk duduk sama sekali (5)
6.
Berdiri
Saya bisa berdiri selama yang saya 3 inginkan tanpa rasa sakit tambahan (0)
Saya bisa berdiri selama yang saya inginkan tetapi itu memberi saya rasa sakit ekstra (1)
Nyeri menghalangi saya untuk berdiri lebih dari 1 jam (2)
Nyeri membuat saya tidak bisa berdiri lebih dari 30 menit (3)
Nyeri mencegah saya berdiri lebih dari 10 menit (4)
Rasa sakit menghalangi saya untuk
berdiri sama sekali (5) 7.
Tidur
Tidur saya tidak pernah terganggu oleh 2 rasa sakit (0)
Tidur saya kadang-kadang terganggu oleh rasa sakit (1)
Karena sakit Saya tidur kurang dari 6 jam (2)
Karena sakit Saya tidur kurang dari 4 jam (3)
Karena sakit Saya tidur kurang dari 2 jam (4)
Rasa sakit membuat saya tidak bisa tidur sama sekali (5)
8.
Kehidupan
Sex
Kehidupan seks saya normal dan tidak 3 menyebabkan rasa sakit tambahan (0)
Kehidupan seks saya normal tetapi menyebabkan rasa sakit ekstra (1)
Kehidupan seks saya hampir normal tetapi sangat menyakitkan (2)
Kehidupan seks saya sangat dibatasi oleh rasa sakit (3)
Kehidupan seks saya hampir tidak ada karena rasa sakit (4)
Rasa sakit mencegah kehidupan seks sama sekali (5)
9.
Kehidupan
Sosial
Kehidupan sosial saya normal dan tidak 3 membuat saya sakit lagi (0)
Kehidupan sosial saya normal tetapi meningkatkan tingkat rasa sakit (1)
Nyeri tidak berpengaruh signifikan pada
kehidupan sosial saya selain membatasi minat saya yang lebih energik, misalnya olahraga (2)
Rasa sakit telah membatasi kehidupan sosial saya dan saya tidak sering keluar (3)
Rasa sakit telah membatasi kehidupan sosial saya di rumah saya (4)
Saya tidak memiliki kehidupan sosial karena rasa sakit (5)
10.
Rekreasi
Saya dapat bepergian ke mana saja tanpa 3 rasa sakit (0)
Saya bisa bepergian ke mana saja tapi itu memberi saya rasa sakit ekstra (1)
Sakitnya parah tapi saya mengatur perjalanan lebih dari dua jam (2)
Rasa
sakit
membatasi
saya
untuk
melakukan perjalanan kurang dari satu jam (3)
Rasa
sakit
melakukan
membatasi perjalanan
saya
untuk
singkat
yang
diperlukan di bawah 30 menit (4)
Rasa sakit mencegah saya bepergian kecuali untuk menerima perawatan (5)
Total Skor
26%
Interpretasi
e.
Pemeriksaan Penunjang X- Ray = Adanya penyempitan diskus intervertebralis pada L4L5, degeneratif diskus L4-L5, dan annulus fibrosus mengalami prolaps.
f. Test Spesifik
Gambar SLR Test / Laseque
Penjelasan Keterangan Langkah-langkah tes ini Positif 500 adalah menggerakkan kaki pasien
yang
mengalami
gangguan dengan fleksi hip dengan knee tetap lurus hingga 700. Tes ini dapat dikombinasi dengan fleksi leher atau fleksi dorsal dari kaki. Positif
bila nyeri
kurang dari 600 Tujuan: Untuk mengetahui permasalahan pada Nervus ischiadicus Modifikasi
Bragard Test
yang
lebih Negatif
sensitif dari tes laseque. Caranya
sama
seperti
tes laseque dengan ditambah dorsofleksi kaki. Nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki
2.3
Problematika Fisioterapi -
Adanya Nyeri pada pinggang bawah
-
Keterbatasan ROM pada Ekstermitas Bawah
-
Kelemahan Otot pada Ekstermitas Bawah
-
Gangguan dalam melakukan ADL
2.4
Planning a. Jangka Pendek
b.
-
Menurunkan Nyeri
-
Meningkatkan LGS
-
Meningkatkan Kekuatan Otot
Jangka Panjang -
Meneruskan program jangka pendek
-
Meningkatkan aktivitas fisik dan kemampuan funsional secara mandiri
2.5
Intervensi Penjelasan
Nama/Gambar TENS
Evindend Based
Dalam penurunan nyeri Juni Indra.DKK , melalui
mekanisme 2020,”Terapi
segmental, TENS akan Konvensional dan menghasilkan analgesia
efek Metode McKenzie
dengan jalan Pada
Lansia
mengaktifasi serabut A Dengan beta
yang
menghibisi nosiseptif
akan Low
Back
neuron Karena di
Kondisi Pain Hernia
kornu Nukleus Pulposus
dorsalis medulla spinalis, ”,Jurnal Fisioterapi yang mengacu pada teori dan
Rehabilitasi,
gerbang kontrol bahwa Vol.4,No.2 gerbang terdiri dari sel internunsia yang bersifat inhibisi sebagai
yang
dikenal substansia
gelatinosa
dan
yang
terletak di kornu posterior dan sel T yang merelai informasi dari pusat yang lebih tinggi. Durasi : 3x seminggu, intensitas 60 mA selama 10 menit ROM Exercise
ROM Exercise bertujuan (Kisner, untuk kembali
C.
meningkatkan Colby, L.A. 2007. lingkup
gerak Theraputic
sendi pasien. Latihan ini Exercise adalah
&
latihan
and
untuk Techniques. third
meningkatkan gerak sendi edition.
United
pasien baik anggota gerak States of America : atas dan anggota gerak Fad bawah
agar
normal.
avis
kembali Company). Dilakukan
dengan
cara
aktif-
asissted,
yang
artinya
pergerakan sendi dibantu oleh
terapis
pergerakan
dan aktif
dilakukan oleh pasien. Durasi : Ini dilakukan 2-3 Mc Kenzie Exercise
set dengan 8-10 repetisi. Dirancang untuk Juni Indra.DKK , mengurangi
nyeri 2020,”Terapi
pinggang
dengan Konvensional dan
memperkuat yang
otot-otot Metode McKenzie
memfleksikan Pada
lumbosacral
spine, Dengan
terutama otot abdominal Low dan
Lansia
gluteus
Kondisi
Back
maximus, Karena
Pain Hernia
meregangkan
kelompok Nukleus Pulposus
extensor
punggung ”,Jurnal Fisioterapi
bawah,
serta dan
meningkatkan LGS.
Rehabilitasi,
Vol.4,No.2
Durasi : Pengulangan 10x dengan
3
set
dan
dilakukan 3x seminggu Strengthening Exercise
Strengthening
Exercise
bertujuan
untuk
meningkatkan otot-
kekuatan
otot
mengalami
yang kelemahan
dan kelelahan. Latihan yang diberikan dengan prinsip
latihan
bersifat
isometric dan progresive resistance. Durasi: Dilakukan dengan 2-3
set,
repetisi. 2.6
Evaluasi
dalam
8-10
Kisner,
C.
&
Colby, L.A. 2007. Theraputic Exercise
and
Techniques. third edition.
United
States of America : Fad Company).
avis
a.
Pemeriksaan Nyeri dengan VAS Pengukuran
Alat Ukur
Hasil Jenis nyeri Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak Interpretasi:
VAS (Visual Analog Scale) Nyeri
Hasil 0/10 1/10 3/10
Pengukuran jenis nyeri yang dibagi menjadi nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak. Skala
Interpretasi nyeri 0-1 Tidak Nyeri 1-3 Nyeri Ringan 3-7 Nyeri Sedang 7-9 Nyeri Berat 9-10 Nyeri Sangat Berat Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri diam 0/10 yang berarti tidak nyeri, nyeri tekan 1/10 yang berarti nyeri ringan dan nyeri gerak 3/10 yang berarti nyeri ringan. Yang dilakukan pada ekstermitas bawah
b.
Pemeriksaan ROM dengan Goniometer Sendi Regio Lumbal
Aktif S = 300 - 00 - 900 F = 350 - 00 - 350
Hip Dextra
S = 30° - 0° - 80° F = 30° - 0° - 45° R = 45° - 0° - 45°
S = 30° - 0° - 80°
Hip Sinistra
F = 30° - 0° - 45° R = 45° - 0° - 45°
Knee Dextra
S = 0˚- 0˚-140˚
Knee Sinistra
S = 0˚- 0˚-140˚
Interpretasi : Ketika dilakukan pengukuran sendi dengan gerakan aktif , didapatkan hasil adanya peningkatan lingkup gerak sendi. c.
Pengukuran Kekuatan Otot dengan MMT Regio
Otot
Nilai
Fleksi
4
Ekstensi
4
Lateral Fleksor Ekstensor Adductor Abductor Fleksor Ekstensor
5 4 4 4 4 5 5
Dextra Regio Lumbal
Hip Knee
d.
Regio Sinitra Regio Lumbal
Hip Knee
Otot
Nilai
Fleksi
4
Ekstensi
4
Lateral Fleksor Ekstensor Adductor Abductor Fleksor Ekstensor
5 4 4 4 4 5 5
Pemeriksaan kemampuan fungsional dengan menggunakan Owestry Disability Index.
NO 1.
Pertanyaan Intensitas
Saya tidak merasakan sakit saat ini (0)
Nyeri
Rasa sakitnya sangat ringan saat ini (1)
Rasa sakitnya sedang saat ini (2)
Rasa sakitnya cukup parah saat ini (3)
Skor 1
Rasa sakitnya sangat parah saat ini (4)
Rasa sakitnya adalah yang terburuk yang bisa dibayangkan saat ini (5)
2.
Perawatan
Diri
Saya dapat merawat diri saya secara 1 normal tanpa menimbulkan rasa sakit tambahan (0)
Saya bisa merawat diri saya sendiri secara normal tetapi itu menyebabkan rasa sakit ekstra (1)
Sangat menyakitkan untuk menjaga diri sendiri dan saya lambat dan hati-hati (2)
Saya butuh bantuan tetapi mengelola sebagian besar perawatan pribadi saya (3)
Saya membutuhkan bantuan setiap hari dalam sebagian besar aspek perawatan diri (4)
Saya tidak berpakaian, saya mencuci dengan susah payah dan tetap di tempat tidur (5)
3.
Mengangkat
Benda
Saya bisa mengangkat beban berat tanpa 3 rasa sakit ekstra (0)
Saya bisa mengangkat beban berat tetapi memberikan rasa sakit ekstra (1)
Rasa sakit mencegah saya mengangkat beban berat dari lantai, tetapi saya dapat mengaturnya jika ditempatkan dengan nyaman, mis. di atas meja (2)
Rasa sakit mencegah saya mengangkat beban berat, tetapi saya dapat menangani
beban
ringan
hingga
sedang
jika
ditempatkan dengan nyaman (3)
Saya bisa mengangkat beban yang sangat ringan (4)
Saya
tidak
bisa
mengangkat
atau
membawa apa pun (5) 4.
Berjalan
Nyeri tidak menghalangi saya berjalan 1 sejauh apapun (0)
Nyeri mencegah saya berjalan lebih dari 1 mil (1)
Nyeri mencegah saya berjalan lebih dari mil (2)
Rasa sakit mencegah saya berjalan lebih dari 100 yard (3)
Saya hanya bisa berjalan menggunakan tongkat atau kruk (4)
Saya lebih sering berada di tempat tidur (5)
5.
Duduk
Saya bisa duduk di kursi mana saja 2 selama saya suka (0)
Saya hanya bisa duduk di kursi favorit saya (1)
Saya suka Sakit mencegah saya duduk lebih dari satu jam (2)
Nyeri mencegah saya duduk lebih dari 30 menit (3)
Nyeri membuat saya tidak bisa duduk lebih dari 10 menit(4)
Rasa sakit mencegah saya untuk duduk
sama sekali (5) 6.
Berdiri
Saya bisa berdiri selama yang saya 1 inginkan tanpa rasa sakit tambahan (0)
Saya bisa berdiri selama yang saya inginkan tetapi itu memberi saya rasa sakit ekstra (1)
Nyeri menghalangi saya untuk berdiri lebih dari 1 jam (2)
Nyeri membuat saya tidak bisa berdiri lebih dari 30 menit (3)
Nyeri mencegah saya berdiri lebih dari 10 menit (4)
Rasa sakit menghalangi saya untuk berdiri sama sekali (5)
7.
Tidur
Tidur saya tidak pernah terganggu oleh 1 rasa sakit (0)
Tidur saya kadang-kadang terganggu oleh rasa sakit (1)
Karena sakit Saya tidur kurang dari 6 jam (2)
Karena sakit Saya tidur kurang dari 4 jam (3)
Karena sakit Saya tidur kurang dari 2 jam (4)
Rasa sakit membuat saya tidak bisa tidur sama sekali (5)
8.
Kehidupan
Sex
Kehidupan seks saya normal dan tidak 1 menyebabkan rasa sakit tambahan (0)
Kehidupan seks saya normal tetapi
menyebabkan rasa sakit ekstra (1)
Kehidupan seks saya hampir normal tetapi sangat menyakitkan (2)
Kehidupan seks saya sangat dibatasi oleh rasa sakit (3)
Kehidupan seks saya hampir tidak ada karena rasa sakit (4)
Rasa sakit mencegah kehidupan seks sama sekali (5)
9.
Kehidupan
Sosial
Kehidupan sosial saya normal dan tidak 1 membuat saya sakit lagi (0)
Kehidupan sosial saya normal tetapi meningkatkan tingkat rasa sakit (1)
Nyeri tidak berpengaruh signifikan pada kehidupan sosial saya selain membatasi minat saya yang lebih energik, misalnya olahraga (2)
Rasa sakit telah membatasi kehidupan sosial saya dan saya tidak sering keluar (3)
Rasa sakit telah membatasi kehidupan sosial saya di rumah saya (4)
Saya tidak memiliki kehidupan sosial karena rasa sakit (5)
10.
Rekreasi
Saya dapat bepergian ke mana saja tanpa 2 rasa sakit (0)
Saya bisa bepergian ke mana saja tapi itu memberi saya rasa sakit ekstra (1)
Sakitnya parah tapi saya mengatur
perjalanan lebih dari dua jam (2)
Rasa
sakit
membatasi
saya
untuk
melakukan perjalanan kurang dari satu jam (3)
Rasa
sakit
melakukan
membatasi perjalanan
saya
untuk
singkat
yang
diperlukan di bawah 30 menit (4)
Rasa sakit mencegah saya bepergian kecuali untuk menerima perawatan (5)
Total Skor Interpretasi
14%
2.7
Clinical Reasoning HNP
Contextual Factor Eksternal Factor
Functional Impairment Functional Disability
Umur
Berat Badan
Lingkungan
Habit
Motivasi
Anatomy Impairment
Activity Limitation
Internal Factor
Walking Degeneratif pada diskus intervertebralis
Intervensi
Participation Restriction Socializatio n
Running Nyeri pada pinggang bawah
Timbulnya osteofit, menurunnya elastisits annulus fibrosus
Kompresi/kelarnya annulus fibrosus dan nucleus pulposus dari diskus intervertebralis.
Kelemahan otot ekstremitas bawah
TENS
Maintain Job
Strengthening Exercise
Mc Meningkatkan ROM
Kopresi saraf
ADL
Kenzie
Exercise ROM exercise
HNP
BAB III HOME PROGRAM Home program Walking
Dosis dan prosedur
Rasional
Pasien dianjurkan untuk tetap Untuk meningkatkan melakukan olahraga ringan kemampuan ADL dirumah Dosis
F: 5 kali dalam seminggu I: Ringan-Sedang T: 30 menit per hari Sit < > Stand
Pasien dianjurkan untuk Untuk meningkatkan melakukan latihan ini di rumah. kekuatan otot-otot Pasien duduk di tepi bed, kedua perut, trunk tangan ada didepan dada, pasien melakukan duduk bangun. Dosis F: 4-5 kali dalam seminggu I: Ringan-Sedang T: 8-10 repitisi, 2-3 set Latihan ini berfungsi untuk Untuk meningkatkan meningkatkan kekuatan otot dan kekuatan otot-otot merileksasikan otot. ektremitas bawah Dosis F: 4-5 kali dalam seminggu I: Ringan-Sedang T: 8-10 repitisi, 2-3 set Latihan ini berfungsi untuk Untuk meningkatkan meningkatkan kekuatan otot dan kekuatan otot-otot. merileksasikan otot. Dosis F: 4-5 kali dalam seminggu I: Ringan-Sedang T: 8-10 repitisi, 2-3 set
DAFTAR PUSTAKA Kisner, C. & Colby, L.A. 2007. Theraputic Exercise and Techniques. third edition. United States of America : Fad avis Company Juni Indra.DKK ,2020,”Terapi Konvensional dan Metode McKenzie Pada Lansia Dengan Kondisi Low Back Pain
Karena Hernia Nukleus Pulposus
”,Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi, Vol.4,No.2
Dwi Yasista Winda, dkk, 2020, Penatalaksanaan Fisioterapi Untuk Gangguan Fungsional Lumbal Pada Kasus Hernia Nukleus Pulposus Dengan Teknik Pnf, Tens Dan Mckenzie Exercise Di Rsud Ulin Banjarmasin Tahun 2019, ISSN 2656-7733 Volume 2 No. 1 Luqman,
2017,”Index
Pemeriksaan
Fungsional
Pada
Lumbal”
https://luqmanfisioterapis.wordpress.com/2017/11/02/index pemeriksaanfungsional-pada-lumbal, Artikel Diakses Juli 2021