Manajemen Halaqah Efektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MANAJEMEN HALAQAH EFEKTIF Manajemen adalah upaya pengelolaan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang untuk tujuan atau sasaran secara efektif.



Tahapan Manajemen



Rencana (Planning)



Allahberfirman," Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap kalian memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esol...."(Q.S. AlHasyr :18)



Pengorganisasian (Organizing)



Allah berfirman," Sesungguhnya Allah mencintai orangorang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan seperti bangunan yang tersusun kokoh." (Q.S. Ash-Shaf :4)



Tahapan dan Kinerja (Processing and Planning) Allah berfirman,"Dan katakanlah," Bekerjalah kalian maka Allah dan Rasul-Nya dan orangorang yang beriman akan melihat perkerjaanmu,...." (Q.S. At-Taubah :105)



Halaqah berasal dari bahasa Arab halaqah yang berarti kumpulan orangorang yang duduk melingkar. Jadi, halaqah adalah proses pembelajaran dimana murid-murid mellingkari gurunya yang pada umumnya tidak lebih dari 10 orang agar dapat menyentuh aspek ilmu, akhlak, dan amal. Pada zaman Rasulullah, halaqah merupakan pendidikan informal yang dilakukan di rumah-rumah para sahabat terutama rumah Al-Arqam bin Abil Arqam pada awal dakwah Islam. Setelah masyarakat Islam terbentuk, halaqah dilaksanakan di shuffah dan muttab atau maktab. Shuffah merupakan tempat yang dipakai untuk pendidikan, terutama untuk mengajarkan membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan benar yang dipimpin langsung oleh Rasulullah. Kuttab atau maktab merupakan tempat kegiatan tulis menulis, menghafal Al-Qur’an, dan pelajaran agama tingkat dasar. Seiring perkembangan zaman, berkembang



1



menjadi madrasah. Jadi, bila kejayaan Islam ingin kembali bangkit, harus kembali pada metode, tatanan, serta orientasi halaqah Rasulullah. Tarbiyah islamiyah melalui halaqah-halaqah kecil bukanlah segalagalanya, tetapi dari situlah dimulai segala-galanya. Membina adalah suatu pekerjaan sangat penting dan mulia, karena membina adalah pekerjaan kekasihkekasih Allah. Berikut keutamaan-keutamaan membina: 1.



Hidayah sejagad Satu orang yang mendapatkan hidayah Allah melalui perantara kita, maka pahalanya sungguh tak terkira, 1 kebaikan dilipatgandakan Allah menjadi 700xlipat. Jika dalam 1 halaqah terdapat 1 orang yang mendapatkan hidayah, rutin tilawah Al-Qur’a, rajin puasa sunnah, dan mengerjakan amalan baik lainnya, maka berapa banyak tabungan pahala yang kita miliki.



2.



Generasi baru (young generation) Ada 3 peran pemuda:  Agent of change-------------garda terdepan.  Iron stock--------------------tumpuan agama dan bangsa.  Agent of control-------------kontrol bgi bergulirnya kondisi dan sistem pemerintahan. Halaqah yang dibina Rasulullah menghasilkan pemuda-pemuda yang tangguh seperti Bilal bin Rabbah, Mush’ab bin Umair, Khudzaifah, dll. Generasi baru digambarkan oleh Allah dalam Q.S. Al-Kahfi :13.



3.



Khairu Ummah (Umat Terbaik) Ada beberapa langkah untuk mencapai kemuliaan sebagai khairu ummah:  Pengorbanan harta dan jiwa------------Q.S. At-Taubah :20  Kesungguhan--------------Q.S. Al-‘Ankabut :69, Q.S. Ar-Ra’du :11, Q.S. Al-Anfal :53  Sabda Rasulullah yang diriwayatkan Ath-Thabrani dari Aisyah r.a.,” Sesungguhnya Allah mencintai seseorang di antara kalian yang



apabila



melakukan



menyempurnakannya.” 2



pekerjaan,



maka



dia



 Kelurusan Niat----------------Q.S. Al-An’am :162-163  Imam



Bukhari



menangis



sampai



jatuh



pingsan



ketika



meriwayatkan bahwa ada 3 golongan yang pertama kali dilemparkan ke neraka, salah satunya adalah seseorang yang syahid, namun yang terbesit di dalam hatinya adalah pamor.  Sabar-----------------Q.S. Al-‘Ankabut :58-59  Bukan hanya hasil akhir, tetapi juga proses.  Perjuangan dakwah ada mulanya dan tidak ada akhirnya. 4.



Pengawal pribadi Bagi seorang murabbi, penjagaan Allah justru melalui perantara binaan-binaannya sendiri. Apa yang seorang murabbi nasihatkan akan kembali dinasihatkan untuknya. Allah berfirman,” Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad :7)



5.



Terkenal Murabbi dikenal karena dia adalah seorang da’I yang beriltizam dengan nilai rabbani, tidak tergiur manisnya dunia, pangkat, dan tidak runtuh iman karena wanita. Ketenaran sejatinya adalah di majelis yang mulia, yaitu majelis malaikat, dimana Allah meyebutkan nama kita, istri, dan anak kita, orang tua, dst sembari membanggakan kita di hadapan ribuan malaikat.



6.



Wajah nan penuh warna Rasulullah ketka memprediksikan tentang kualitas ibadah seseorang, maka ia melihat dari sinar wajahnya dan prediksi beliau tidak pernah meleset. Dari setiap wajah mutarabbi akan terlihat wajah-wajah harapan bangsa yang menampilkan Islam dengan tampilan paling indah.



7.



Juru kunci Saat kita membina, maka sesungguhnya kita telah menjadi juru kunci bagi kemenangan dakwah ini. Siapa orang yang harus kita taati, patuhi, takuti? Tentu Rasulullah.



3



8.



Kegembiraan Bagaikan orang yang berpuasa mendapat 2 kegembiraan, yaitu saat berbuka dan saat berjumpa dengan Allah, maka seorang murabbi pun akan mendapatkan 2 kegembiraan yaitu saat berjumpa dengan mutarabbi dan saat berjumpa dengan Allah.



9.



Penguat dan dikuatkan Seorang murabbi perannya menguatkan mutarabbi dan Allah-lah yang menguatkan dan meninggikan kedudukan murabbi. Tidaklah sama antara orang-orang yang berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan orang yang hanya berdiam diri saja seperti tercantum di Q.S. At-Taubah :20.



10.



Investasi dunia akhirat Saat kita membina dan menciptakan halaqah, sesungguhnya kita telah menjadi investor dengan menyandang dana tebesar, karena kita telah menginvestasikan potensi, waktu, harta, pemikiran, dan jiwa kita unuk Allah dan agamayang diridhoi-Nya. Semakin banyak binaan, semakn banyak pula saldo tabunan akhirat kita.



Kepribadian menawan yang harus dimiliki oleh seorang murabbi terdapat dalam poin berikut : A.



Hidupnya Ruhiyah Hidupnya kondisi ruhiyah adalah kunci dari keberhasilan membina, karena hati tidak bisa disentuh dengan kata-kata. Hati hanya bisa disentuh dengan hati. Hidupnya hati ditandai dengan manisnya iman yang ia rasakan. Tanda-tanda orang yang sudah merasakan halawatul iman: 1. Selalu menantikan waktu untuk beribadah Contoh: shalat sebelum tiba waktunya. 2. Bersegera melakukan ketaatan Berlapis-lapis dan bertubi-tubi tipu muslihat setan. Saat ia tak mampu menghalangi manusia berbuat kebaikan, maka ia akan menjadikannya menunda-nunda suatu kebaikan. Saat tidak berhasil, akan dijerumuskan pada perbuatan riya dan begitu seterusnya.



4



3. Melihat surga dan neraka seolah ada di pelupuk matanya Orang mukmin adalah orang yang hatinya diterangi cahaya Allah. Seolah melihat penghuni surga sedang merasakan nikmatnya surga dan penghuni neraka yang sedang merasakan siksa. 4. Air matanya mudah mengalir ketika bermunajat kepada Allah Berhati-hatilah bagi orang yang air matanya enggan mengalir saat berkhalwat dengan Allah, karena itu pertanda ia jauh dari manisnya iman. 5. Melaksanakan ibadah terasa ringan Bagi rasul dan salafusaleh, shalat adalah rehat dari kepenatan. Orang yang sudah merasakan manisnya iman akan merasa ringan beribadah karena telah menjadi kebutuhan. 6. Adanya penyesalan ketika melewatkan waktu untuk beribadah dan jihad Khalifah Umar bin Khattab pernah merasakan kebangkrutan besar ketika melewatkan shalat Asar berjamaah di masjid yang ditebusnya dengan menginfakkan kebun kurma kesayangannya. B.



Pemberian dan Penempatan Amanah yang Tepat Beberapa alasan mendasar pemberian amanah baik dalam halaqah maupun wajihah dakwah: 1. Setiap orang khususnya mutarabbi suka diberi kepercayaan. 2. Seorang mutarabbi sulit mengalami kematngan tanpa terlibat langsung dengan agenda dakwah. 3. Sebagai pelengkap dari halaqah yang tidak dapat dilaksanakan pada saat liqa’, menghafal Al-Qur’an, dll. 4. Sarana percepatan mencapai muwashafat kader. 5. Pembelajaran untuk menerima dan menjalankan amanah. 6. Agar tidak ada lagi pengangguran haraki. Hal yang harus diperhatikan dalam memberikan amanah: 1. Tingkat kesanggupan mutarabbi. 2. Kuantitas amanah: ada kader yang mampu menerima banyak amanah dan ada kader yang hanya mampu menerima 1 amanah.



5



3. Dilakukan secara berangsur sesuai kebutuhan. 4. Pemberian taujih tentang amanah dan motivasi untuk menjalankan amanah. 5. Evaluasi amanah tersebut. 6. Menanyakan kesulitan-kesulitannya. 7. Pemberian apresiasi positif jika dapat menyelesaikan amanah dengan baik. 8. Penjelasan detail tentang amanah mereka. Penempatan amanah dikatakan tepat apabila sesuai kadar kemampuan, keahlian, dan ketertarikan mutarabbi. Jadi, murabbi tidak boleh hanya menggunakan ilmu kirologi (mengira-ngira) dan lebih baik didiskusikan dengan sang mutarabbi. C.



Panggilan yang Baik Tidak ada salahnya seorang murabbi memuliakan panggilan bagi binaan-binaannya.



D.



Berlaku Lemah Lembut 1. Kelembutan dalam bersikap-----------senyuman ikhlas. 2. Kerlembutan



dalam



bertutur



kata------------masukan



yang



bisa



menyelesaikan masalah. 3. Kelembutan dalam menyuruh-------------kesan tidak memaksa. E.



Memerhatikan Tugas Sebagai Seorang Murabbi Tugas seorang murabbi: 1. Pemimpin (Qiyaday) : penunjuk jalan dan pemberi motivasi kepada mutarabbi. 2. Guru (Ustadz)



: guru spiritual yang menjaga stabilitas hubungan mutarabbi dengan Allah.



F.



3. Orang tua (Wali)



: memberikan perlindungan dan pengayoman.



4. Teman (Shahib)



: tempat berbagi, curhat, dan bertukar pikiran.



Tak Pilih Kasih Tak Pandang Sayang Ada beberapa hal yang menyebabkan murabbi tindakan pilih kasih:



6



1. Faktor usia 2. Faktor keaktivan G.



Buktikanlah Rasa Sayang Itu 1. Menanyakan kondisi mutarabbi yang hadir dan keluarganya. 2. Menanyakan kondisi mutarabbi yang tidak hadir. 3. Merasa gelisah ketika mutarabbinya tidak hadir liqo’ dan mencari tahu penyebabnya. 4. Membantu kesulitan mutarabbinya, baik dalam pelajaran maupun keuangan. 5. Membantu mutarabbi memecahkan masalah.



H.



Egaliter Seorang murabbi tidak seharusnya menganggap mutarabbi lebih rendah. Dalam pengambilan keputusan atau kebijakan, mintalah usulan kepada mutarabbi, sebagaimana Rasulullah meminta pendapat para sahabat dalam memecahkan banyak persoalan.



I.



Pendampingan Mutarabbi membutuhkan pendampingan dalam sebuah agenda dakwah agar lebih percaya diri. Paling tidak, mereka akan merasa bahwa agenda itu benar-benar sangat peting hingga murabbinya hadir di barisan depan.



J.



Say No Kabura Maqtan Taujih yang diberikan kepada mutarabbi sebetulnya juga untuk murabbi. Seorang murabbi harus mampu memahami apa yang ia sampaikan. Kalau mengetahui hanya sampai pada ilmu, tetapi memahami sudah berada pada tingkatan mengamalkan.



K.



Tabayun Bertanya kepada binaan-binaan kita kenapa ia tidak hadir dan apa masalahnya. Setelah masalah ditemukan, bantulah untuk menyelesaikannya.



L.



Amal Jama’i Merupakan kerja yang dilakukan bersama-sama. Dalam dakwah, seorang murbbi menjadikan mutarabbi sebagai partner.



7



M.



3T 1. Standar ta’aruf  Mengetahui biodata (nama lengkap, panggilan, tanggal lahir, alamat, hobi, pekerjaan, riwayat organisasi).  Mengnal keluarganya dan kondisi keluarganya. 2. Standar tafahum  Paham kondisi ekonomi keluarganya dan tingkat pemahaman keluarganya terhadap dakwah.  Paham terhadap hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai. 3. Standar takaful  Membantu menyelesaikan dakwahnya.  Membantu menyelesaikan masalah keluarganya.



N.



Hindari Isti’jal (Tergesa-Gesa) Ada tahapan-tahpan yang harus dilalui mutarabbi hingga layak dan diberdayakan di masyarakat umum. Tahapan itu antara lain pemahaman Islam yang baik, matang dalam berorganisasi, dan punya kafa’ah (keahlian). Beberapa metode pendekatan berdasarkan tipe kepribadian mutarabbi: 1. Tipe melankolis (lembut)  Memberi kado.  Memberi ucapan selamat pada saat-saat tertentu melalui surat atau sms. 2. Tipe koleris (keras)  Berkomitmen dengan janji dan tegas dalam menjalankan kesepakata yang diambil. 3. Tipe ekstrover (terbuka)  Meluangkan waktu khusus untuk mendengarkan curhat.  Banyak berbagi pengalaman.  Berusaha bersifat supel.



8



4. Tipe introvert (tertutup)  Menjaga rahasia-rahasianya sehingga ia mau terbuka.  Membuatnya seolah-olah mendapat perhatian khusus.



Mutarabbi itu : No Ingin 1 Didengar 2 Diperhatikan (simpati dan empati) 3 Dihargai 4 Dipuji (memperbaiki kekeliruan) 5 Diakui 6 Menjadi yang terbaik (yang terbaik yaitu ketulusan, keikhlasan, dan keseriusan menjalankan amanah) 7 8 9 10



Butuh Fisiologis Rasa aman Cinta Penghargaan Pengetahuan Kesuksesan dan keunggulan



Afiliasi (kontribusi dakwah) Motivasi Kebebasan (selama melanggar syariat) Kontrol



bagi



tidak



Hal-hal yang sulit ditinggalkan mutarabbi: A.



Pacaran Umumnya usia puber berkisar antara 13-23 tahun. Pada usia tersebut, ada kecenderungan saling membutuhkan antara pria dengan wanita. Karena bahaya yang ditimbulkan oleh lawan jenis, maka materi apapun dalam halaqah harus menyinggung ini. Hendaklah dibahas tentang bagaimana Islam berbicara tentang cinta, hukum pacaran dalam Islam, dst. Alangkah baiknya apabila kecenderungan kepada lawan jenis diarahkan secara terus menerus.



B.



Merokok Hampir setiap tempat tidak ada yang terbebas dari asap rokok. Setiap kali menghirup asap rokok, lebih dari 4000 jenis racun masuk ke dalam



9



tubuh kita. Rokok membahayakan semua orang, baik perokok aktif, maupun perokok pasif. WHO memberikan peringatan bahwa dalam dekade 20202030, tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun dan 70 % terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. 1. Perokok sulit bertaubat?  Karena ada pembenaran merokok.  Ada banyak figur yang merokok seperti ustadz, guru, tokoh agama, orang tua, dll. 2. Penyakit akibat merokok menurut BPOM RI  Penyakit jantung dan stroke.  Kanker paru-paru.  Kanker mulut.  Osteoporosis  Katarak  Psoriasis  Kerontokan rambut.  Gangguan kehamilan  Impotensi C.



Kebebasan dan Euforia Pemuda memiliki kecenderungan untuk bersenang-senang karena itu adalah fitrah. Kesenangan akan membawa dampak baik apabila diarahkan pada hal positif. Setan menjadikan dosa tampak indah dan menjadikan kebahagian dunia dan akhirat tampak tidak menyenangkan. Jadi, dalam setiap halaqah murabbi tidak membahas seputar hal-hal ukhrawi, tetapi juga mengarahkan pada kebutuhan dan hobi mutarabbi agar sesuai pandangan Islam dan pelaksanaan halaqah juga tidak mesti di masjid untuk memberikan kesan yang berbeda dan nyaman.



D.



Musik dan Nyanyian Jahiliyah 1. Nyanyian yang berisi kemusyrikan atau bid’ah. 2. Nyanyian atau syair yang berisi ratapan terhadap orang yang meninggal.



10



3. Nyanyian yang mengisahkan wanita-wanita cantik, pacaran, perzinaan, khamer, dll. 4. Nyanyian-nyanyian yang mengikuti seni musik. Sebagai catatan, nyanyian yang paling BAIK dan MERDU adalah mendengarkan dan bertilawah Al-Qur’an.



Beberapa Alasan Ketidakhadiran Mutarabbi: 1.



Tidak ada kendaraan dan jarak tempuh jauh Kendaraan dan jarak tidak lagi menjadi alasan karena sampai di daerah pelosok pun sudah ada alat transportasi.



2.



Alasan sibuk Petakan, arsipkan, komunikasikan, dan delegasikan. Perlu adanya solusi, bukan kemaklum-makluman.



3.



Jenuh Faktor umum: aktivitas yang tidak variatif dan monoton.



4.



Dinas ke luar kota



5.



Sakit Ini adalah alasan syar’i yang tidak pertentangan di antara madzab.



Biasanya mutarabbi tidak memberi izin saat tida hadir halaqah karena: 1.



Faktor lupa



2.



Sengaja tidak memberikan informasi  Menganggap remeh arti pentingnya izin.  Ada masalah probadi dengan murabbi.  Kurang menghargai murabbi.  Tidak ingin agenda pribadinya terganggu.



3.



Segan untuk izin kepada murabbi



4.



Tidak ada alat komunikasi atau habis pulsa.



11



Beberapa Alasan Ketidakhadiran Murabbi 1.



Banyaknya amanah Hal yang harus dilakukan adalah mengukur kapasitas kemampuannya.



2.



Sering ke lua kota Harus ada komitmen dan loyalitas yang tinggi untuk dapat membina. Bila perlu, adanya asisten murabbi sebagai pengganti murabbi yang berhalangan syar’i dengan catatan kapasitas membina yang memadai.



Penegakan Keadilan 1.



Seperti mutarabbi, seorang murabbi juga harus izin dan memberi tahu perihal ketidakhadirannya dalam halaqah.



2.



Peraturan yang sudahdibuat disepakati bersama antara murabbi dan mutarabbi, seperti hafalan surat dan adanya iqab atas keterlambatan.



Metode Penyampaian Materi A.



Apersepsi Apersepsi adalah pengulangan materi yang telah disampaikan sebelumnya yang dilakukan sebelum melanjutkan materi selanjutnya. Durasi 5-10 menit. Keuntungan: 1.



Menyegarkan kembali ingatan mutarabbi terhadap materi yang telah disampaikan sebelumnya.



2.



Murabbi dapat mengetahui tingakt penerimaan mutarabbinya.



3.



Tolak ukur murabbi untuk melanjutkan atau mengulang materi sebelumnya sampai tingkat pemahaman.



4.



Memotivasi mutarabbi untuk mengulang dan mengingat materi sebelumnya sebelum berangkat halaqah.



B.



Metode Efektif Abad Ini 1. Active learning Aktif adalah sebuah upaya merangsang motorik atau kerja fisik. Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk mengajarkan anak-anak mereka naik kuda, memanah, dan berenang. Halaqah yang kita bina,



12



seharusnya menghidupkan nuansa aktif baik di dalam maupun luar ruangan. Sharing



Out Bond



Indoor



Outdoor



Diskusi



Bedah Buku



Bela Diri



Renang



2. Creative learning Kreatif = modifikasi. Dalam active learning yang dituntut aktif adalah mutarabbi, sedangkan pada creative learning yang dituntut aktif adalah murabbi. Kreativitas dapat dilakukan oleh siapa saja, bukan bersifat turunan, dan perlu keberanian untuk melakukan (take action). Perilaku kreatif perlu dikembangkan agar insting kreatif dapat muncul ketika di lapangan. a. Ruang lingkup kreativitas  Metode penyampaian materi  Tempat halaqah  Agenda halaqah  Media pembelajaran  Kemasan materi b. Kondisi yang memerlukan kreativitas tinggi  Berhadapan dengan pengetahuan mutarabbi yang di atas murabbi.  Berhadapan dengan mutarabbi yang berpendidikan lebih tinggi.  Behadapan dengan mutarabbi yang jarak usianya jauh berbeda (lebih tua atau lebih muda).  Berhadapan dengan tokoh agama atau tokoh masyarakat.  Berhadapan dengan mutarabbi yang sebelumnya mengalami futur.



13



c. Problem solving  Lakukan pembinaan berbasis muwashafat.  Murabbi memosisikan diri lebih pada pengorganisasian halaqah.  Student oriented (stimulus kepada mutarabbi untuk aktif).  Tempatkan mutarabbi sesuai statusnya.  Memperbanyak sharing dan tidak malu bertanya.  Mengasah ketajaman intuisi. 3. E-Learning Pembelajaran Communication



dengan



menggunakan



Technology



(ICT).



Jadi,



Information



setiap



murabbi



and yang



menerapkan e-learning, akan mendapatkan:  mengajak dirinya dan mutarabbi untuk melek teknologi.  mengarahkan mutarabbinya untuk menggunakan teknologi guna menambah pengetahuan.  Menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat. 4. Cooperative learning Merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru kepada muridnya untuk bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah yang dalam dunia dakwah dikenal dengan amal jama’i atau kerja dakwah. C.



Metode Berbasis Muwashafat (Kompetensi) Merupakan ,ateri yang disampaikan oleh murabbi berdasarkan capaian-capaian yang hendak dicapai baik bersifat ilmu, akhlak, maupun amal yang harus dimiliki mutarabbi, paling tidah sebagai pemula memiliki muwashafat sebagai berikut: 1. Salimul aqidah (akidah yang lurus) Terbebas dari semua bentuk kesyirikan. Baik syirik uluhiyah (syirik dalam penyembahan beribadah, contoh: berdoa di tempat keramat), maupun syirik rububiyah (syirik dalam penciptaan, contoh : meyakini pencipta selain Allah).



14



2. Sahihul ibadah (ibadah yang benar dan diterima)  ittiba’ur rasul (mengikuti sunnah rasul atau beribadah berdasarkan ilmu).  ikhlasun niyyat (niat ikhlas dan terhindar dari riya’, sum’ah, dan kesombongan dalam beribadah).  terhindar dari bid’ah 3. Matinul khuluk (memiliki akhlak yang baik) D.



Penyampaian Acak, Bolehkah? Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, dakwah yang pertama kali beliau serukan yaitu menauhidkan Allah, lalu penokohan akidah memakan waktu 23 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah melakukan tarbiyah tersutruktur dengan baik. Setelah tauhid, boleh disampaikan materi mengenai akidah yang dapat dilakukan secara acak sesuai kebutuhan, tetapi muwashafat yang dicapai terlebih dahulu harus jelas.



E.



Frekuensi Penyampaian Materi Idealnya, satu materi disampaikan dalam beberapa pertemuan. Akan tetapi, murabbi sering kehabisan materi jika harus menyampaikan satu materi dalam beberapa pertemuan. Penyampaian materi yang baik seperti seorang guru yang mengajarkan materi kepada muridnya. Terus diulangi untuk megetahui bagian yang belum mencapi target dan masih kurang untuk mengarahkan sampai ke tahap penerapan. Halaqah yang diimplemenasikan seperti cara pengajaran seorang guru akan memperdalam materi sampai pada tahapan penerapan.



Manajemen Waktu yang Diinginkan oleh Mutarabbi Pemula A.



Durasi Waktu Lamanya waktu tidak menjamin kualitas dari sebuah halaqah. Hendaklah setiap murabbi lebih efisien dalam menggunakan waktu dan hendaklah dengan durasi waktu 2-3 jam materi sudah tersampaikan dengan baik dan semua program halaqah berjalan dengan baik. Dengan efisiensi waktu, diharapkan efektivitas halaqah dapat tercipta.



15



B.



Waktu Efektif untuk Liqa’ Idealnya, waktu efektif untuk liqa’ yaitu di pagi hari, antara waktu dhuha sampai menjelang dzuhur. Di waktu pagi har, daya ingat bekerja dengan sangat baik karena belum diisi dengan agenda dan aktivitas yang menguras energi, melelahkan, bahkan membosankan. Akan tetapi, yang menjadi masalah, mungkinkah liqa’ dilaksanakan pagi hari?



C.



Indhibat Seorang murabbi yang baik harus memerhatikan manajemen waktunya agar, sehingga bisa hadir lebih dulu dari mutarabbinya. Bahkan sebaiknya 30 menit sebelum halaqah dimulai. Hal ini dilakukan untuk menghindari waktu pelaksanaan halaqah yang molor.



D.



Pergantian Jadwal Halaqah 1. Pastikan informasi tersebut sampai ke mutarabbi. 2. Pastikan bahwa pergantian jadwal tidak berbenturan dengan agenda mutarabbinya. 3. Komunikasikan dahulu, baru diputuskan. 4. Pastikan tidak berbenturan dengan agenda dakwa lainnya yang melibatkan mutarabbi sebagai panitianya. 5. Jangan terlalu sering menganti jadwal jika tidak sangat mendesak.



Manajemen Iqab A.



Macam-Macam Iqab Terbagi menjadi 2 yaitu hukuman fisik dan nonfisik. Rasulullah pernah melakukan hukuman dalam bentuk nonfisik. Rasulullah tidak pernah melakukan hukuman fisik kecuali pada musuh-musuh Islam. Pemberian hukuman dalam halaqah diberlakukan bila ishah (perbaikan) yang dilakukakn tidak memberi perubahan dan harus memerhatikan hal-hal berikut: 1. Hukuman yan diberikan seimbang dengan kesalahan yang dilakukan.



16



2. Hukuman yang diberikan hendakmua menyemangai mutarabbi. 3. Tidak memberikan hukuman sebelum memberi penjelasan berdasar hukum Islam. 4. Tidak memberikan hukuman yan dapat menurunkan harga diri mutarabbi. B.



Metode Rasululah dalam Meluruskan Kesalahan 1. Teguran lansung 2. Sindiran 3. Pemutusan hubungan dengan jamaah Rasulullah pernah melarang para sahabat mendekati dan berbicara degan Ka’ab bin Malik selama 30 hari karena dia tdak ikut perang Tabuk. Hukuman ini berhenti ketika Ka’ab bin Malik bertaubat.



C.



Kapan Harus Menjatuhkan Iqab? Iqab atau hukuman hanya boleh dilakukan apabila upaya perbaikan dengan jalan teguran secara langsung dan sindiran tidak memberikan perubahan kepada mutarabbi.



D.



Iqab yang Efektif 1. Mampu menggugah hati mad’u. 2. Harus seimbang atau sebanding dengan tingkat pelanggaran mutarabbi. 3. Mementingkan aspek tujuan dan tidak memperturutkan nafsu amarah, sehingga hukuman dapat dilakukan secara objektif. 4. Hendaklah dapat menambah suasana keakraban antara murabbi dengan mutarabbi. 5. Hendaklah dapat menimbulkan sensitivitas terhadap hal-hal yang harus ditingglkan oleh setiap mutarabbi dalam kerangka syariat Islam. 6. Menimbulkan rasa jera, sehingga tidak mengulangi pada kesalahan yang sama.



17