Manajemen Pengorganisasian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sejarah Perusahaan Unilever PT Unilever Indonesia merupakan salah satu cabang dari 500 perusahaan yang tergabung didalam konsorium Unilever yang berpusat di London dan Rotterdan. Perusahaan Unilever sendiri pertamakali didirikan di Benua Eropa pada tahun 1855 dimana William Hasketh Lever mendirikan sebuah pabrik sabun yang pertama di Warrington (Inggris), dan diberi nama Lever Brothers Limited. Kemudian pada tahun 1929 pabrik tersebut bergabung dengan perusahaan margarine di Belanda yang diberi nama Unilever Ltd. Kedua perusahaan tersebut bergabung karena mempunyai kepentingan yang sama terhadap bahan bakunya. Barulah pada tahun 1931, Unilever Ltd mulai membuka perusahaan di Jakarta (Indonesia). Di Indonesia PT Unilever berkantor di Jakarta. Pada saat itu milik Negara Belanda yang hanya terdiri dari pabrik sabun dan pabrik margarine. Setelah tahun 1941 baru berdiri pabrik komestik di Surabaya. Pada tahun 1980 dikeluarkan UU PMA no.1 /1967 dan pada tahun 1980 PT Unilever merupakan perusahaan gabungan dengan struktur modal diantaranya, penanaman modal asing 85% dan masyarakat Indonesia 15 %. PT.Unilever Indonesia , perusahaan publik yang merupakan perwakilan dari raksasa Anglo – Dutch ( Belanda ) sangat piawai mendulang uang di Indonesia , walaupun dalam keadaan buruk seperti yang sedang dialami saat ini. PT.Unilever Indonesia perlu berterima kasih kepada masyarakat Indonesia dengan jumlah 240 juta , khususnya yang telah mengangkat perusahaan tersebut memperoleh gelar “ Perusahaan Terbaik “ dengan menduduki ranking pertama pada tahun 2008-2009 ( The Wall Street Gambar 1. Peringkat Perusahaan Unilever di Indonesia Sumber: www.hsfames.com



Dalam suatu survey yang dilakukan oleh Asia 200 ( The Wall Street Journal Asia) , Unilever unggul dalam melakukan terobosan inovasi selama kondisi perekonomian sedang membaik, dan berdampak positif disaat perekonomian menurun, diantaranya melakukan inovasi produk-produk seperti shampo pewarna rambut suatu trend baru pada masyarakat kelas menengah.



III.1.2. Struktur organisasi Pada umumnya suatu perusahaan menyusun sebuah struktur organisasinya agar aktivitasnya dapat berjalan dengan baik dan sistematis serta adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dalam perusahaan/ organisasi. Memlalui struktur organisasi maka dapat terlihat dengan jelas wewenang serta tanggung jawab masing-masing bagian sehingga mempermudah bagi pimpinan untuk mengadakan pengawasan dan meminta pertanggungjawaan atas tugas yang telah diberikan pada masing-masing bagian/ unit. PT Unilever Indonesia mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:



Gambar 2. Struktur Organisasi PT Unilever Sumber: PT Unilever Indonesia



Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa pimpinan perusahaan yang menduduki tempat teratas mempunyai beberapa manajer yang membantunya dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Manajer tersebut diantaranya, Sales Director, General Manager Detergent, General Manager Personal Product, General Manager Food, Commercial Director, Technical Director, serta Personal Director yang terdapat pada satu bagian.



III.1.3. Kegiatan Produksi PT Unilever PT Unilever adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan konsumen sehari-harinya. Dalam memproduksi produknya, PT Unilever Indonesia dibagi menjadi 3 divisi, yaitu : Divisi Detergent, divisi foods, dan divisi Elida Gibbs (kosmetika) setiap divisi memusatkan perhatiannya pada produk-produk tertentu. 1.



Divisi detergent



Divisi ini memproduksi produk-produk seperti, Rinso, Powder, Lux, Lifebouy,dll. 2.



Divisi Foods



Divisi ini memproduksi produk-produk seperti, Blue band, Delfia, Sariwangi, Taro, dll 3.



Divisi Elida Gibbs/ Kosmetika



Divisi Elida Gibbs ini memproduksi produk-produk seperti, Pepsodent, Close Up, Sunsilk, Clear, Rexona, Citra, Ponds, dll. Sedangkan tempat memproduksi produk tersebut untuk tiap divisi, berlainan tempatnya. Untuk divisi detergent dan food, tempat produksinya berada di Jakarta, dan divisi kosmetika tempat produksinya di Surabaya.



III.1.4. Persaingan Pada sebuah pasar, tidaklah hanya terdapat satu perusahaan yang memasarkan suatu produk. Didalam melayani pasar itu sebuah perusahaan mempunyai pesaing usaha serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Para pesaing yang mengelilingi didalam pasar harus selalu dimonitor. Pesaing kuat yang akan mengancam Unilever adalah PT.Wings Surya , salah satu perusahaan yang cukup potensial menggoyang pasar barang-barang konsumsi , suatu perusahaan keluarga ( non listed company ) yang dibangun 60 tahun lalu oleh keluarga Katuari . Wings telah berhasil



membangun pasar untuk produk kebutuhan rumah tangga , seperti deterjen dan lainnya.



III. 2. Alasan PT Unilever Indonesia melakukan Learning Organization Sama seperti manusia yang perlu terus belajar, perusahaan seperti PT Unilever juga memiliki beberapa alasan mengapa ingin terus maju dan perlu untuk belajar, antara lain: 1.



Synergy among Member



Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan diharuskan memiliki sinergi antar departemen yang satu dengan yang lain, agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Cara kerja di PT Unilever adalah saling berkomunikasi dan berkoordinasi antar departemen. Setiap departemen di PT Unilever memiliki fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing. Agar departemen-departemen itu dapat mencapai goals perusahaan, maka dibutuhkan sistem komunikasi dan kolaborasi antar departemen. Misalnya dalam PT Unilever, departemen produksi dan pemasaran harus memiliki sinergi yang baik, agar dapat menghasilkan output yang berkualitas dan tentunya dapat menguntungkan perusahaan. 2.



Intense Business Competition



Kompetisi dalam kegiatan bisnis sekarang ini semakin ketat, dan perusahaan dituntut untuk melakukan learning organization dan melakukan perubahan sesuai dengan keadaan lingkungannya. PT Unilever merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang FMCG (Fast Moving Consumer Goods) yang sangat dinamis, dan konsumen sangat mudah untuk melakukan switching buying. Contohnya adalah sabun. Sabun merupakan salah satu barang yang memiliki harga yang relatif murah dan dengan kategori low involvement, ketika melakukan pembelian, konsumen tidak harus memikirkan masak-masak sebelum melakukan pembelian. Untuk itu PT Unilever harus banyak belajar bagaimana cara mempertahankan konsumen agar loyal dalam mengkonsumsi produk-produknya agar tidak berpindah untuk mengkonsumsi produk perusahaan lain. PT Unilever tidak berdiri sendiri dalam menyediakan berbagai produk dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat, ada pula PT Wings Surya yang juga eksis dalam memproduksi berbagai produk untuk dikonsumsi masyarakat. Adanya pesaing memicu timbulnya kompetisi, untuk itu PT Unilever melakukan learning organization. 3.



Bright Talents



PT Unilever memiliki banyak karyawan yang berkemampuan lebih (bright talents) sehingga banyak pengetahuan yang harus dibagikan kepada orang lain. Pengetahuan yang dimiliki setiap bright talents yang ada akan jauh lebih bermanfaat jika dibagikan kepada orang lain dalam perusahaan, sehingga pengetahuan tersebut juga menjadi pengetahuan organisasi atau perusahaan, bukan hanya menjadi pengetahuan individu saja. 4.



Rapid Changes



Karena perubahan semakin cepat terjadi, untuk itu PT Unilever selalu melakukan perubahan dan peka terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan usahanya. 5.



Anticipate Future & Uncertainty



PT Unilever melakukan pembelajaran dan perubahan untuk mengantisipasi masa depan dan ketidakpastian yang akan terjadi di masa datang. Jika PT Telkom tidak melakukan learning organization maka PT Telkom tidak memiliki bekal untuk menghadapi keadaan masa depan yang tidak bisa diprediksi. Dengan melakukan learning organization PT Telkom dapat mengetahui bagaimana seharusnya bertindak terhadap kondisi yang terjadi di masa yang akan datang. III. 3. Penerapan Learning Organization PT Unilever Dalam menjalankan learning organization, PT Unilever menetapkan tiga pilar yang menjadi dasar utama yakni: 1. Kontributor, adanya orang yang diidentifikasi sekaligus bersedia memberikan pengetahuan kepada orang lain. Dalam PT Telkom yang bertindak sebagai contributor adalah pemimpin dan internal trainer 2. Audiens, tanpa audiens tentunya tidak ada yang akan menjadi pendengar dalam sebuah proses pembelajaran. Dalam hal ini audiens adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan atau organisasi. Peran organisasi adalah menciptakan semangat, keinginan, dan dorongan bagi mereka agar secara aktif terus ingin belajar pengetahuan maupun pengalaman yang baru. 3. Media Sharing, kontributor dan audiens membutuhkan media untuk bertemu. Untuk itu peran PT Unilever menajadi fasilitator dalam menyediakan media yang tepat untuk berlangsungnya pembelajaran. Gambar. 3. Tiga Pilar dalam learning organization PT unilever Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh PT Unilever dalam learning organization adalah adanya learning award. Learning Award adalah suatu sistem untuk memotivasi para karyawan untuk melakukan sharing dan mengikuti proses pembelajaran, memfasilitasi kegiatan tersebut dengan semenarik mungkin dan tentu saja memberikan apresiasi kepada para karyawan yang telah mengikuti kegiatan tersebut dengan baik. Learning award ini juga bertujuan untuk mengembangkan budaya sharing dan menciptakan internal trainer di dalam perusahaan. Tujuan diadakan penghargaan seperti ini adalah untuk menghargai para internal trainer yang telah melakukan sharing dan juga untuk memotivasi seseorang untuk melakukan sharing. Program ini memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan karena dapat meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan training, dan juga dapat mengembangkan para karyawannya lebih baik lagi, dengan menjadi internal trainer. Setiap tahunnya ditentukan karyawan-karyawan terbaik yang berjasa besar dalam program pembelajaran dengan pemberian penghargaan (award) tertentu seperti: ·



Learning Champion of The Year



·



Coach of The Year



·



The Most Active Contributor



·



The Most Valued Contributor



·



Top Scorer Award



Program Belajar PT Unilever dalam Learning Organization Program pembelajaran yang dimiliki PT Unilever untuk mendukung learning organization adalah 1. ·



Sharing Pengetahuan Knowledge Club



Yaitu sebuah talk show menghadirkan nara sumber dari top management atau senior manager di mana mereka berbagi banyak hal mulai dari keahlian khsusus, pengetahuan teknis dan non teknis, pengalaman pribadi dan berbagai hal lainnya untuk menjadi sebuah pembelajaran bagi seluruh karyawan yang mendengarkan. ·



Retrospect



Yaitu sebuah proses melakukan kilas balik atau retrospeksi atas apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Topik yang dibahas terutama project-project yang dilakukan perusahaan baik yang berhasil maupun gagal. Jika berhasil akan menjadi catatan bagi generasi penerus untuk keberhasilan yang lebih besar di masa mendatang. Sedangkan dari project yang gagal semua orang belajar pelajaran apa yang dapat dipetik dari kegagalan tersebut sehingga dapat dihindari di masa mendatang. Retrospect dilakukan lewat talk show dan kemudian hasilnya dirangkum dalam sebuah dokumen learning dengan gaya pembahasan berupa artikel bisnis sebagai dokumen berharga bagi generasi selanjutnya di perusahaan. ·



Enterprise Award



Sebuah kegiatan seperti lomba, dimana para karyawan ditantang untuk membuat sebuah tim kecil, yang harus memberikan masukan atau project baru bagi perusahaan dan project tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan. Project tersebut dipresentasikan di depan para Board of Directors(BOD) dan bagi para pemenang, disediakan hadiah. 2. ·



Sharing Informal SOLAR (Share of Learning and Result)



Yaitu program ini dirancang agar siapa saja bisa memberikan sharing pengetahuan dan pengalaman terutama yang berkaitan pekerjaan atau mendukung seseorang untuk berkarya lebih baik lagi. Selain memanfaatkan kontributor dari para internal trainer di perusahaan juga sesekali mengundang pembicara tamu. ·



GLAD (Group Learning and Development)



Yaitu proses sharing dari karyawan yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi kepada karyawan-karyawan junior tentang dunia kerja, pengalaman pribadi, maupun tips-tips dalam menjalani tantangan di pekerjaan maupun kehidupan pribadi. ·



Book Club



Yaitu sebuah program yang dirancang agar karyawan yang gemar membaca mendapat wadah untuk memberikan sharing kepada karyawan lainnya tentang pelajaran dan ilmu yang didapat dari buku-buku yang pernah dibacanya. 3. ·



Online Sharing K-Club Online



Agar sebuah aktivitas pembelajaran dapat dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja, maka hampir seluruh kegiatan di atas memiliki catatan baik berupa dokumentasi video, rekaman suara, laporan pembahasan, maupun presentasi yang dipakai para kontributor. Seluruh materi ini disimpan dan ditata dengan rapi dalam situs internal perusahaan yang diberi nama K-Club yang berarti Knowledge Club. Kapanpun dan dimanapun karyawan bisa mengakses materi tersebut untuk kemudian dijadikan referensi. ·



Online Library



PT Unilever memiliki perpustakaan dengan koleksi buku yang banyak dan dapat dengan mudah dipinjamkan kepada seluruh karyawan PT Unilever, dengan mengisi formulir tertentu secara online. Selain itu, banyak juga terdapat e-book yang dapat dengan mudah di-download. 4.



Other Sources



·



Books



·



Journals



Kelima disiplin learning organization terdapat di PT Unilever Indonesia yang terlihat dalam program-program yang dijalankan oleh PT Unilever. Misalnya pada disiplinkeahlian pribadi (Personal Mastery) dimana kecenderungan seseorang untuk bersikap dan memperluas kemampuannya secara terus menerus dan bahwa setiap kehadiran individu akan memberikan kontribusi pada organisasi sesuai dengan keahliannya yang dapat dipadukan melalui keterkaitan dengan individu lainnya dalam organisasi dapat terlihat dari program sharing pengetahuan dan sharing informal yang dijalankan oleh PT Unilever Indonesia. Sedangkan dalam prinsip model mental dimana dalam prinsip ini individu dalam perusahaan (karyawan) diharuskan untuk menghasilkan cara berfikir ataumindset yang open minded sehingga akan mempermudah proses pengambilan keputusan melalui diskusi yang optimal dan hilangnya mental block yang menghambat dalam organisasi. Prinsip ini terlihat dari beberapa program knowledge club atau SOLAR dimana karyawan yang terlibat dalam sharing informasi di dalamnya harus membuka pikiran mereka untuk menyerap ilmu-ilmu yang diberikan. Disiplin



selanjutnya adalah shared vision, dimana program-program yang dijalankan dalam menerapkan learning organizationsemata-mata untuk pencapaian visi bersama. Selanjutnya disiplin pembelajaran tim, dimana program yang ada ditunjukkan untuk membangun pembelajaran tim seperti knowledge club lalu juga pada Enterprise Award yang membutuhkan adanya tim. Disiplin yang terakhir adalahsystem thingking, dimana system berfikir ini harus dibangun di dalam organisasi yang ingin melakukan learning organization karena dalam system thingking berbicara mengenai kemampuan menganalisis dan tanpa kemampuan menganalisis dan mengintegrasikan disiplin-disiplin learning organization, tidak mungkin dapat menerjemahkan disiplin-displin itu kedalam tindakan (kegiatan) organisasi yang lebih luas yang terlihat dari program-program yang dijalankan Dengan serangkaian program yang ada akhirnya proses learning organization secara bertahap mulai berkembang. Awalnya karyawan diperkenalkan dengan berbagai kegiatan pembelajaran. Kemudian tumbuh berkembang ketika karyawan memanfaatkannya secara rutin. Kegiatan pembelajaran akhirnya diterima dan dipahami sebagai kebutuhan bersama. Keberhasilan PT Unilever dalam menjalankan learning organization telah menghasilkan penghargaan Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Award di tahun 2005, 2006 and 2008 untuk tingkat Indonesia dan Asia. Perusahaan ini menjadi salah satu model bagi tumbuhnya organisasi pembelajar (learning organization). Dari penjelasan di atas, yang terpenting dilakukan dalam menjalankan learning organization adalah membangun budaya belajar. Ada beberapa kunci sukses yang menjadi pedoman bagi PT Unilever dalam membangun budaya belajar: ·



Belajar harus menyenangkan dan membuat orang merasa terlibat (engaging)



· Sediakan media pembelajaran yang beragam untuk mengakomodir kebutuhan belajar yang berbeda-beda dari karyawan · saja



Pastikan sumber-sumber untuk belajar tersedia dan mudah diakses oleh siapa



·



Komunikasikan kegiatan belajar dengan menarik dan “provokatif”



· Pemimpin memberikan teladan dengan memfasilitasi sekaligus terlibat dalam kegiatan pembelajaran ·



Ciptakan kegiatan belajar sebagai ways of workingperusahaan



· Belajar harus menjadi kebutuhan dan tanggung jawab pribadi setiap karyawan untuk pengembangan diri mereka masing-masing



Unsur-unsur dalam Learning Organization 1.



Struktur Organisasi



Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan



kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa. 2. Tujuan Organisasi Visi Organisasi Apa yang organiasi bayangkan atau apa yang organisasi ingin capai di masa yang akan datang ( (Kotter, 1996). Visi pada tingkatan yang sederhana sebenarnya untuk menjawab pertanyaan apa yang mau kita ciptakan (Senge, 1995).



Tujuan Visi



Mampu menyederhanakan ratusan atau bahkan ribuan keputusan yang lebih rinci Memotivasi banyak orang untuk melakukan tindakan ke arah yang benar Membantu mengkoordinasikan tindakan-tindakan banyak orang yang berbeda, bahkan ribuan orang secara cepat dan efisien. 3.



Strategi Organisasi



Definisi:



Suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumberdaya yang menentukan apa yang organisasi akan lakukan dan mengapa ia melakukan hal tersebut (Bryson, 1995). Upaya-upaya yang terencana dari top management untuk mempengaruhi outcome dari organisasi dengan cara memanage hubungan antara organisasi dengan lingkungannya. Penentuan dari tujuan dasar jangka panjang dan sasaran sebuah perusahaan, dan penerimaan dari serangkaian tindakan serta alokasi dari sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan tersebut. Dalam mencapai tujuan dari strategi organisasi sangat diperlukanstrategic fit. Strategic fit ini dibuat oleh management strategic. Adapun kgunaan dari strategic fit ini adalah menemukan kesesuaian antara strategi organisasi dengan tuntutan lingkungan sehingga organisasi dapat tetap bertahan. Pendekatan Dalam Menetapkan Strategi : a)



Planning Mode



Strategi sebagai sebuah model perencanaan atau kumpulan pedoman eksplisit yang dikembangkan sebelumnya. b)



Evolutionary Mode



Strategi tidak selalu harus merupakan rencana yang matang & sistematis, strategi berkembang dari waktu ke waktu sebagai pola dari arus keputusan yang bermakna. Fungsi Strategi 1.



Untuk meraih keunggulan bersaing (competitive advantage)



2.



Untuk bertahan dalam lingkungan yang sangat dinamis (eksis)



3.



Untuk mengelola sumber daya-sumber daya secar proporsional



Proses Pembuatan Strategi I.



Analisis Lingkungan



Analisis lingkungan internal appraisal. Melakukan identifikasi atau analisis di dalam lingkungan organisasi untuk melihat kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses) organisasi. Analisis lingkngan eksternal appraisal. Melakukan identifikasi atau analisis lingkungan eksternal yaitu, network enviroment, general environment, dan international environment demi melihat posisi organisasi di tengah-tengah pesaingnya melalui sudut pandang peluang (opportunities) dan ancaman (threats) agar mencapai kesuksesan organisasi. II.



Formulation



· Menentukan alternatif-alternatif tindakan oraginisasi demi mencapai strategic fit yang sesuai dengan tuntutan lingkungan. ·



Menyeleksi alternatif-alternatif tersebut.



· Membandingan alternatif-alternatif dan melakukan pemilihan alternatifalternatif yang terbaik. III.



Implementation



Mengalokasikan sumber (daya, dana, manusia, dan lain-lain) untuk mendukung alternatif yang terpilih. Level Of Strategy 1.



Fungsional-Level Strategy



Pelaksanaan dari rencana demi meningkatkan kekuatan fungsi organisasi dan sumber daya organisasi. 2.



Business-Level Strategy



Perencanaan kegiatan yang mengarahkan pada posisi organisasi di dalam kancah persaingan. 3.



Corporate-Level Strategy



Menggunakan kompetensi inti dan mengembangkannya sehingga dapatmelindungi sekaligus mengembangkan domainya (daerah kekuasaan). 1.



Lingkungan Organisasi



Setiap organisasi pasti memiliki dan berkaitan dengan lingkungan. Hal ini dikarenakan organisasi adalah suatu sistem terbuka dimana perilaku elemenelemen organisasi dan efektivitasnya sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Lingkungan dapat diartikan sebagai seluruh elemen yang terdapat di luar batasbatas organisasi, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi sebagian ataupun suatu organisasi secara keseluruhan. Menurut Jones dan Robbin, lingkungan yang meliputi setiap organisasi terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan khusus. Lingkungan umum adalah lingkungan yang mencakup kondisi yang mungkin mempunyai dampak terhadap organisasi, termasuk didalamnya faktor ekonomi, keadaan politik, lingkungan sosial, struktur yang legal, situasi ekologi dan kondisi budaya. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Lingkungan khusus merupakan sesuatu yang khas bagi setiap organisasi dan berubah sesuai dengan kondisinya. Lingkungan khusus sebuah organisasi berbeda-beda, tergantung pada daerah atau domain yang dipilihnya. Domain merujuk pada pilihan yang dibuat organisasi bagi dirinya sendiri yang menyangkut rangkaian produk atau jasa yang ditawarkan dan pasar yang dilayaninya.



1.



Customer



Customer atau pelanggan menggambarkan besarnya permintaan konsumen terhadap produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Hal permintaan konsumen ini sangat berkaitan erat dengan selera masyarakat itu sendiri sebagai konsumen sebuah produk atau jasa yang ada. Customer berpengaruh terhadap organisasi melalui besarnya permintaan yang merupakan respon customer akan output yang dihasilkan organisasi. Jika respon customer terhadap barang atau jasa yang dihasilkan baik (misalnya barang atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan selera masyarakat) maka ini akan berdampak pada permintaan konsumen yang meningkat. Sehingga untuk mengatasinya, organisasi harus menambah jumlah produksi barang atau jasa tersebut. Selain berdampak pada jumlah output yang dihasilkan, customer juga berpengaruh terhadap jenis output yang dihasilkan. Selera masyarakat sebagai customer dapat dijadikan input oleh organisasi untuk menentukan jenis output yang akan dihasilkan. 2.



Distributor



Distributor memegang peranan yang penting dalam sebuah organisasi terlebih untuk organisasi penghasil barang atau jasa. Distributor sangat berperan untuk membuat dan memastikan suatu barang atau jasa yang dihasilkan organisasi dapat tersebar dengan baik sehingga seluruh masyarakat di segala lokasi di Indonesia dapat menikmatinya. Peran distributor tersebut sangatlah penting apalagi bila keadaan geografis dan demografis masyarakat cukup rumit dan kompleks (seperti di Indonesia). Disinilah peran distributor sangat dibutuhkan dalam rangka penyebaran barang atau jasa yang dihasilkan organisasi. 3.



Unions



Unions yang dimaksud dalam hal ini adalah perserikatan. Setiap perusahaan pasti mengikuti suatu atau beberapa perserikatan. Perserikatan ini dapat menjadi pengikat di antara para produsen tertentu dengan sesama produsen atau antara produsen dengan serikat lainnya. Dan dapat pula menjadi pemberi pengaruh di dalam organisasi yang ikut dalam perserikatan tersebut. Pengaruh yang diberikan dapat berbentuk standar kualitas ataupun dalam bentuk lain seperti kebijakan bersama. 4.



Competitors



Meliputi seluruh organisasi lain yang bergerak di sektor kegiatan yang sama dan merupakan saingan bagi organisasi itu sendiri. Competitors berpengaruh terhadap ukuran organisasi, intensitas promosi yang perlu dilakukan, jenis konsumen serta tingkat keuntungan rata-rata dari seluruh organisasi yang bergerak di sektor kegiatan tersebut. Banyaknya organisasi yang bergerak di sektor kegiatan yang sama berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian dalam persaingan anatar organisasi. 5.



Government



Hal ini mencakup peraturan-peraturan dan sistem pemerintahan yang melingkupi organisasi. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah berpengaruh terhadap keputusan-keputusan yang dibuat oleh organisasi. Selain itu, akan berpengaruh pula terhadap hubungan organisasi dengan elemen-elemen lain di lingkungan organisasi tersebut. 6.



Suppliers



Organisasi harus mendapatkan bahan baku lingkungannya untuk keperluan produksinya. Untuk itulah suppliers berperan. Kadang-kadang lingkungan tidak dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang cukup, ataupun tersedia dengan harga yang tinggi. Sehingga membahayakan organisasi. Segala sesuatu (termasuk pula perubahan) yang terjadi pada supplier akan berpengaruh terhadap industri. 7.



Demographic & cultural



Hal ini mencakup karakteristik demografis dan sistem nilai yang berlaku pada masayrakat di mana organisasi berada. Karakteristik demografis mencakup distribusi penduduk menururt umur, distribusi pendapatan, tingkat pendidikan,



penyeberan penduduk, dsb. Sistem nilai merupakan komponen penting dari kebudayaan, dan seringkali berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi. 8.



International



Lingkungan internasional meliputi segala aspek dari lingkungan yang melewati batas-batas nasional sebuah negara atau segala sesuatu yang diatur di dalam skala global. Contohnya adalah berbagai badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), IMF, GATT, WTO, dll. 9.



Political



Politik di dalam hal ini termasuk segala sesuatu yang berkaitan dengan distribusi dan konsentrasi kekuasaan serta sistem politik yang berlaku di suatu negara. Dinamika politik yang terjadi di dalam suatu negara akan berpengaruh tidak langsung pada kehidupan organisasi. Peristiwa politik yang ada dijadikan organisasi sebagai input dalam membuat keputusan. 10. Technological Teknologi yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu pengetahuan serta tehnik-teknik yang digunakan untuk membuat produk ataupun jasa. Hal ini berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi (termasuk produksi barang atau jasa). Tingkat teknologi yang digunakan berpengaruh terhadap ukuran dan tingkat keahlian yang harus dimiliki dalam organisasi. Organisasi yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi seringkali terpaksa menghentikan kegiatannya. 11. Economic Pengaruh kondisi ekonomi ini dirasakan oleh semua jenis organisasi, baik organisasi pemerintah, perusahaan maupun organisasi sosial yang tidak mencari keuntungan. Kondisi ekonomi di sini menggambarkan keadaan umum dari perekonomian daerah ataupun negara dimana suatu organisasi berada. Kondisi ekonomi ini antara lain digambarkan oleh besarnya daya beli konsumen, tingkat pengangguran, tingkat bunga yang berlaku, besarnya inflasi, tingkat permintaan produk suatu sektor, dan kapasitas produksi total dari sektor. 12. Environment Lingkungan dapat pula memberikan pengaruhnya pada suatu organisasi. Sesuatu yang terjadi (isu-isu yang ada) di dalam lingkungan akan memberikan dampak (positif maupun negatif) pada cara pengorganisasi ataupun pengelolaan organisasi tersebut.



2.2.



Manfaat dari Learning Organization dalam Perusahaan:



1. Perusahaan mampu memperoleh, mengintegrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan baru dan unik melalui ekperimentasi, perbaikan dan inovasi dalam



kegiatan internal organisasi. Perusahaan tidak hanya mencari informasi khusus untuk mempertahankan daya saing dan keberlanjutan kompetensi intinya, tetapi juga belajar bagaimana memperoleh, memproses, menyimpan dan mendapatkan kembali informasi secara efektif dan efisien. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menentukan informasi yang dibutuhkan untuk memperbaharui, menyebarkan kembali atau menyusun kembali kompetensi intinya setelah dilakukan pemindaian dan penilaian yang teliti dan terus menerus pada lingkungan 2. Mencari cara inovatif untuk menghadapi perubahan dan memenangkan persaingan bisnis.Dengan Learning Organization, maka sikap inovatif dapat berkembang seiring dengan munculnya sharing knowledge antar karyawan atau atasan dengan karyawan 3. Mendukung individu dan organisasi agar mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Dengan semakin mudahnya arus informasi masuk ke dalam tatanan kehidupan masyarakat akibat semakin canggihnya teknologi informasi, maka karyawan yang dibutuhkan adalah yang orang-orang yang memiliki pengetahuan (knowledge people). Oleh karena itu, karyawan berpengetahuan yang bekerja dalam suatu perusahaan hendaknya dinilai sebagai aset utama. 4. Dalam hal pengambilan keputusan manajemen, maka learning organization akan membantu para eksekutif dan manajer untuk mampu membuat keputusan-keputusan terutama keputusan tidak terprogram secara lebih kreatif. Learning organization dipandang sebagai upaya untuk memaksimalkan kemampuan para manajer untuk berpikir dan berperilaku efektif serta memaksimalkan potensinya. Artinya, para manajer mampu memotivasi dan memberdayakan karyawan untuk mengambil keputusan secara mandiri.



PT Unilever Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier. Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga. Produk yang dihasilkan PT Unilever adalah Surf, Rinso, Buavita, Sunsilk, Taro, Pepsodent, Molto, Lifebuoy, Clear, Close Up, Citra, Axe, Royco, Kecap Bango, SariWangi, Blue Band, Wall's, Sunlight, Pond's, Lux, Rexona, Pure It, CIF, Vaseline, Dove, Domestos Nomos, Viso, Wipol, Vixal, Lipton, She, Molto. Berikut adalah bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh Unilever Indonesia.



Pada bagan Pembagian struktur organisasi PT Unilever Indonesia di atas , dapat diketahui bahwa Pembagiannya berdasarkan pada product yang dihasilkan oleh masing masing divisi , dan juga dibagi berdasarkan fungtionalnya , berikut adalah perinciannya: Pembagian pertama adalah berdasarkan pada product yang dihasilkan: •



Director Food adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk makanan yang dihasilkan Unilever







Director Ice Cream adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan produk ice cream yang dihasilkan Unilever Pembagian kedua adalah berdasarkan functionalnya:







Chief financial officer adalah orang yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengansemua keuangan yang ada pada Unilever.







Home dan personal care adalah bekerja mengurusi semua yang ada di dalam perusahaan , berkaitan dengan individu kepegawaian.







Supplaychain adalah bagian untuk Mengatasi permasalahan bahan baku (suply chain)







Customer development adalah bagian untuk mengurusi tentang masalah customer, merangkul customer sebanyak banyak nya.







Human Resources dan corporate relation: adalah bagian untuk human resource dan hubungan antar perusahaan atau yang bekerjasama dengan perusahaan.



Dapat dilihat pada gambar bagan struktur organisasi di atas, bahwa setiap pembagian director mempunyai sub divisi yang berada di bawahnya. Contohnya director home dan personal



care,mempunyai sub divisi yaitu comercial HPC danMarketing HPC , setiap kegiatan yang dilakukan oleh dua divisi yang ada di bawah director , akan ada dibawah pengawasan director, begitupula pada marketing HPC adahome care dan personal care , home care dan personal care akan berada di bawah pengawasan marketing HPC sehingga segala pngaduan kerja harus melalui marketing HPC dan tidak boleh langsung ke director. Walaupun demikian, karena Unilever adalah learning organitation, maka sharing antar divisi boleh dilakukan, tidak mengenal struktur organisasi. Akan tetapi permasalahan interen di dalam divisi ini harus diselesaikan per divisi secara urutan struktur organisasi.



PENGERTIAN PENGORGANISASIAN (ORGANIZING) 1. Pengertian Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuantujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Pengorganisasian (Organizing) adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan yang di pandang. Seperti bentuk fisik yang tepat bagi suatu ruangan kerja administrasi, ruangan laboratorium, serta penetapan tugas dan wewenang seseorang pendelegasian wewenang dan seterusnya dalam rangka untuk mencapai tujuan.



2. Pengertian Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja danmenunjukkan bagaimana fungsifungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja,standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. 3. Pengorganisasian sebagai Salah satu Fungsi Manajemen Setelah kita telah mempelajari perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen, tentunya kita harus mempelajari fungsi manajemen lainnya. Salah satu fungsi manajemen adalah mengetahui pengorganisasian yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting karena dengan



pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi,baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainnya suatu tujuan.pentingnya pengorganisasian sebagai fungsi yang dijalankan oleh setiap manajer atau orang-orang yang menjalankan manajemendalam setiap organisasi.Fungsi manajemen lainnya yaitu pengorganisasian,yang sama pula pentingnya dengan fungsi perencanaan karena dalam pengorganisasian seluruh sumber (resources) baik berupa manusia maupun yang nonmanusia harus diatur dan paduakan sedemikian rupa untuk berjalannnya suatu organisasi dalam rangkai pencapaian tujuannya. Pemahaman tentang pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen,akan memberikan kejelasan bahwa proses pengaturan di dalam organisasi tidak akan selesai,tanpa diikuti oleh aktuasi yang berupa bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi tersebut,agar secara terus-menerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.