Materi Ajar Videografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI AJAR TEKNIK PENGGUNAAN KAMERA VIDEO



A. PENDAHULUAN 1. Indikator Capaian Pembelajaran Peserta didik menguasai materi ajar penggunaan kamera video yang meliputi: pengambilan gambar (Shot), sudut pengambilan gambar, pergerakan kamera, dan komposisi gambar video secara makna dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang dibutuhkan oleh DUDIKA. Materi ajar tersebut diuraikan secara rinci agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menerapkan penggunaan kamera video.



2. Tujuan Pembelajaran Adapun



tujuan



pembelajaran



untuk



mendukung



indikator



capaian



pembelajaran tersebut di atas adalah: a. Melalui pengamatan tayangan video dan diskusi kelompok peserta didik mampu menelaah tentang pengambilan gambar (Camera Shot) dalam pembuatan film dengan tepat. b. Melalui pengamatan tayangan video dan diskusi kelompok peserta didik mampu menemukan jenis sudut pengambilan gambar (Camera Angle) dalam film dengan tepat. c. Melalui pengamatan tayangan video dan diskusi kelompok peserta didik mampu menemukan jenis pergerakan kamera (Camera Movement) dalam film dengan tepat. d. Melalui diskusi dan bekerja sama dalam kelompok peserta didik mampu mempresentasikan tentang komposisi gambar video sesuai metode yang tepat dengan penuh tanggungjawab dan santun.



3. Pokok-pokok Materi Adapun pokok-pokok materi yang akan disampaikan meliputi: a. Jenis-jenis teknik pengambilan gambar (Camera Shot) b. Jenis-jenis sudut pengambilan gambar (Camera Angle) c. Jenis-jenis pergerakan kamera (Camera Movement) d. Presentasi Komposisi gambar video



4. Uraian Materi A. Teknik Pengambilan Gambar Kemajuan teknologi telah banyak mempengaruhi perkembangan film dan TV dalam decade terakhir. Salah satu yang erat kaitannya dengan film adalah kamera. Kamera, merupakan salah satu alat vital yang mengambil gambar video. Untuk menghasilkan gambar terbaik yang didapat, maka penguasaan kamera adalah menjadi hal yang mutlak. Dari bagian-bagian kamera dan teknik pengambilan gambar. Gambar dari hasil kamera tentunya sangat mempengaruhi hasil akhir Paska Produksi, sehingga teknik dan artistik pengambilan gambar turut berpengaruh dalam keberhasilan sebuah film. Shot adalah unsur terkecil dari sebuah struktur film yang utuh, yang dapat dilihat pesan dari shot itu sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar yaitu: faktor manusia, faktor ruang, faktor waktu, faktor peristiwa dramatik, dan faktor suara. Suara manusia ditampilkan untuk melambangkan perwatakan atau masalah dalam sebuah film. Faktor manusia menjadi bagian integral dengan peristiwa yang ingin disajikan dalam film.



Gambar 1. Faktor manusia (Sumber: https://fotografibergerak.wordpress.com/ )



Faktor ruang ada dua macam, yaitu ruang alami dan buatan (non alami). Ruang alami adalah ruang yang sesungguhnya dimana sebuah peristiwa terjadi.



Sedangkan ruang buatan (non alami) adalah ruang pengganti yang dipakai untuk menggambarkan suatu peristiwa atau biasa disebut studio. Biasanya ruang non alami berupa ruang studio dengan blue creen atau green screen, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengeditan latar belakang hijau atau biru diubah menjadi latar belakang alami atau kreasi dari 3 dimensi.



Gambar 2. Studio alami (Sumber: https://www.kompas.com/ )



Gambar 3. Studio non alami (Sumber: https://masykuraulia.wordpress.com/ )



Faktor waktu memiliki dua pengertian yaitu waktu secara fisik seperti pagi, siang, sore, dan malam serta waktu dalam arti kejadian ketika sebuah peristiwa berlangsung. Sehingga waktu dalam sebuah film sangat berbeda dengan waktu yang sesungguhnya (real time). Faktor peristiwa dramatik adalah peristiwa dalam film yang diharapkan mampu membangkitkan reaksi emosional bagi penonton yang lebih besar. Sedangkan faktor suara berfungsi sebagai informasi ruang, waktu dan peristiwa. Pada awalnya faktor ini hanya sebagai pelengkap dan penunjang visual saja.



Jenis-jenis Pengambilan Gambar (Camera Shot) Shot video sendiri dapat diartikan sebagai suatu posisi sebuah kamera terhadap suatu sudut tertentu yang diinginkan. Dalam menentukan sebuah sudut gambar kalian dapat memperlihatkan karakter gambarnya. Camera shot merupakan penempatan atau posisi adegan yang terekam dalam kamera. Dalam pengambilan gambar terdapat bermacam-macam ukuran shot video, diantaranya: a) Big Close Up / Xtreme Close Up ( BCU/XCU) Tipe ini lebih dekat atau besar dibandingkan MCU, CU, dan BCU. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pesan verbal dari subyek, misalnya mata yang semakin tajam dengan menyipit atau melotot, dan meneteskan air mata. Angle jenis ini ingin menunjukkan hal-hal yang sifatnya detail. Biasanya yang diambil pada tipe ini hanya mata dan sekitarnya. Untuk bibir tidak dianjurkan kecuali memang menjadi



point



of interest. Jika tidak berhati-hati



menggunakan angle jenis ini, bisa jadi kesan yang diperoleh tidak sesuai harapan.



Gambar 4. Big Close Up / Xtreme Close U ( BU/XCU) ( Sumber : https://www.istockphoto.com/ )



b) Close Up ( CU ) Shot dekat obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar belakang nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan wajah dari bahu sampai di atas kepala.



Gambar 5. Close Up ( CU ) ( Sumber: https://www.rentalkamerajogja.com/ )



c) Medium Close Up ( MCU ) Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. MCU ini yang paling sering dipergunakan dalam televisi.



Gambar 6. Medium Close Up ( MCU ) (Sumber: https://www.kelasfotografi.com/ )



d) Medium Shot ( MS ) Medium Shot atau sering disebut juga sebagai Mid Shot merupakan shot yang menunjukkan beberapa bagian dari subjek secara lebih rinci, pada subyek manusia tipe shot ini akan menampilkan sebatas pinggang sampai atas



kepala. Tipe Mid Shot masih memiliki ruang untuk memberi keleluasaan subyek dalam bergerak, shot ini sering juga digunakan sebagai permulaan pengambilan gambar sebelum kameraman mengambil gambar lebih dekat untuk mengekpose reaksi dan emosi subyek.



Gambar 7. Medium shot ( MCU ) (Sumber: https://tumpi.id/ )



e) Medium Long Shot ( MLS ) Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long shot, obyek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala.



Gambar 8. Medium Long Shot ( MLS ) (Sumber: https://www.kelasfotografi.com/ )



f)



Long Shot ( LS ) Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dibandingkan dengan ELS. Framing Long shot menampilkan suasana pemandangan yang cukup luas tanpa kehilangan detail dari objek yang di shoot. Objek terlihat secara penuh dari jauh dengan background yang masih mendominasi.



Gambar 9. Long Shot ( LS ) (Sumber : https://www.portaldekave.com/ )



g) Full Shot ( FS ) Menampilkan adegan utuh dari karakter, terlihat dari ujung rambut sampai kaki.



Gambar 10. Full Shot ( FS ) (Sumber : https://sites.google.com/ )



h) Establishing Shot Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara penuh, terlihat secara keseluruhan. Biasanya pengambilan dari jarak jauh sehingga gambar terlihat kecil. Contoh, jika kita ingin memasuki setting sebuah kamar dalam rumah sakit, biasanya kita beri dulu ESTABLISH gedung rumah sakit secara keseluruhan.



Gambar 11. Establishing Shot ( FS ) (Sumber : https://www.shutterstock.com/ )



Itulah jenis-jenis pengambilan gambar video berdasarkan ukuran frame (framing). Masih banyak istilah lain untuk menyebutkan ukuran frame dalam pengambilan gambar video dengan maksud yang sama. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang pengambilan gambar (Shot) adalah sebagai berikut:



https://tinyurl.com/szkdpurw



B. Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle) Sudut pengambilan sebuah gambar video dapat disebut juga dengan Camera Angle, yaitu dalam merekam sebuah gambar suatu objek ataupun suatu adegan kalian dapat menekan atau menghasilkan suatu shot yang menarik. Camera Angle didesain dengan tujuan tertentu, angle kamera memiliki beberapa karakteristik yang berguna untuk pembuatan film dan animasi. Menurut Wikipedia sudut pandang adalah rentang sudut perspektif yang terekam oleh kamera. Sudut pandang ini berbeda dengan sudut liput yang dimana sudut cahaya insiden yang diproyeksikan lensa ke bidang lokal. Berikut macammacam teknik sudut pengambilan gambar diantaranya yaitu : a. Eye Level Pada eye level, kamera diposisikan sejajar dengan mata subyek. Angle jenis ini digunakan agar penonton atau audiens memiliki interpretasi yang sama dengan operator kamera. Segala pergerakan kamera menjadi tanggung jawab operator.



Gambar 12. Eye Level (Sumber : https://darunnajah.com/ )



b. Low Angle Kamera berada sejajar dengan tanah. Posisi kamera dapat menghadap 45° ke atas (frog eye) atau sejajar dengan tanah. Angle seperti ini menyebabkan subyek tampak lebih besar atau lebih tinggi dibandingkan dengan aslinya, memberikan kesan superior atau berkuasa dari objek yang ada di dalam shot.



Gambar 13. Low Angle (Sumber : https://darunnajah.com/ )



c. High angle Pada angle ini, kamera berada 45° di atas subyek dan menghadap subyek. Angle jenis ini menjadikan subyek terlihat lebih kecil dibandingkan dengan aslinya. Karakteristik angle jenis ini berupa kebalikan dari low angle, karakter yang ada di film terlihat lemah dan pasrah, cocok untuk adegan sembahyang, ketakutan, tertindas, kesusahan dan sebagainya.



Gambar 14. High angle (Sumber : https://darunnajah.com/ )



d. Worm View Sudut pandang kamera worm view hampir mirip dengan low angle, hanya saja kali ini sudut pandangnya lebih ekstrim lagi. Pengambilan sudut pandang kamera bisa mendekati sudut 90o.



Gambar 15. Worm View (Sumber : https://webdev-id.com/ )



e. Bird View Sudut pandang kamera bird view hampir mirip dengan high angle, hanya saja kali ini sudut pandangnya lebih ekstrim lagi.



Gambar 16. Bird View (Sumber : https://webdev-id.com/ )



f.



Subjective Camera Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.



Gambar 17. Subjective Camera (Sumber : www.muzaki-kun.blogspot.com )



g. Objective Camera Teknik pengambilan gambar di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.



Gambar 18. Objective Camera (Sumber : www.muzaki-kun.blogspot.com )



C. Jenis-jenis Pergerakan Kamera (Camera Movement) Visualisasi yang tampak pada layar pada dasarnya merupakan hasil dari kerja kamera video yang merekam objek dengan posisi yang berbeda-beda. Perbedaan letak dan posisi serta gerakan objek yang tampak pada layar adalah akibat dari gerakan-gerakan yang ditimbulkan dari kamera. Seorang pekerja pra produksi misalnya scriptwriter maupun storyboarder harus mengetahui petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan gerakan kamera. Hal ini bertujuan agar suasana yang ingin diviualkan dapat dideskripsikan dalam bahasa tertulis sehingga dapat dipahami oleh kru, kameraman, maupun key animator.



Gambar 19. Camera Movement (Sumber : https://blog.ppns.ac.id/ )



Berikut ini adalah beberapa istilah dan arti berkenaan dengan gerakan kamera dalam videografi, yang juga diterapkan dalam film animasi :



Gambar 20. Pan Right dan Pan Left (Sumber : http://sekmome.weebly.com/ )



a. Pan right, menggerakkan kamera ke kanan. b. Pan left, menggerakkan kamera ke kiri.



Gambar 21. Tilt Up dan Tilt Down (Sumber : http://sekmome.weebly.com/ )



c. Tilt up, menggerakkan kamera ke atas. d. Tilt down, menggerakkan kamera ke bawah.



Gambar 22. Zoom In dan Zoom Out (Sumber : Nunnun Bonafix)



e. Zoom in, mengatur pengambilan ke arah CU. f.



Zoom out, mengatur pengambilan ke arah LS.



Gambar 23. Dolly In dan Dolly Out (Sumber : http://sekmome.weebly.com/ )



g. Dolly in (track in), mendorong kamera ke arah subyek. h. Dolly out (track out), menarik kamera menjauhi subyek. i.



Fade in, pengambilan oleh kamera tertentu mulai masuk perlahan-lahan.



j.



Fade out, pengambilan oleh kamera tertentu mulai memudar perlahanlahan.



Gambar 24. Pergerakan kamera (Sumber : https://medium.com/ )



k. Camera follow, kamera mengikuti kemana perginya subyek. l.



Super atau superimpose, penampilan sesuatu ke atas pengambilan yang ada.



m. Dissolve, pembauran secara perlahan menggantikan yang sebelumya. n. Wipe,



mengganti



penghapusan.



pengambilan



yang



sebelumnya



dengan



efek



D. Komposisi Gambar Video Komposisi merupakan penempatan atau aransement suatu unsur-unsur visual. Komposisi juga dapat diartikan sebagai suatu karya seorang videographer yang hasil perekaman gambarnya disusun dan diatur sedemikian rupa agar objek atau gambar dapat dinikmati oleh penonton karena letak objek satu dengan yang lainnya terlihat selaras. Menurut Januarius Andi Purba (2013 : 37) Komposisi adalah pengorganisasian elemen-elemen visual dalam frame. Frame merupakan ukuran secara rill bagi penonton televisi dari apa yang dilihat dan didengar melalui layar atau televisi. Maka dapat disimpilkan bahwa komposisi adalah suatu unsur dan elemenelemen visual yang membentuk suatu satu kesatuan yang serasi secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan suatu gambar yang harmonis. Dalam melakukan kegiatan komposisi video seorang videografer atau kamerawan dapat mengacu pada metode sebagai berikut : 1) Golden Mean Golden mean dapat disebut juga dengan nama lain golden section yaitu metode yang didapat digunakan untuk pengomposisian dua buah objek dalam satu frame. Metode golden mean ini sangat cocok untuk merekam gambar jenis portrait wajah seseorang karena point of interest-nya berada pada posisi bagian mata. Golden mean menggunakan perhitungan yang sangat unik yaitu membagi tiga bagian titik baik secara vertical maupun horizontal, maka di ttitik tersebut menjadi pertemuan dari garisgaris sehingga menjadi area point of interest.



Gambar 25. Komposisi Golden Ratio (Sumber : https://belfot.com/ )



Gambar 26. Golden Mean (Sumber : Januarius Andi Purba (2013)



2) Triangulation Triangulation adalah menempatkan posisi suatu objek pada bentuk segita. Point of interesnya diletakkan tepat di atas puncak segita agar dapat menarik perhatian. Namun selain objek utama atau point of interest objek pendukung lainnya harus ada dalam satu frame. Komposisi yang baik dapat diciptakan dengan memperlihatkan beberapa hal diantaranya yaitu : a. Garis, untuk menciptakan komposisi yang efektif posisi garis tidak boleh membagi rekaman gambar kedalam bagian yang sama besar dan garis lurus tidak diperbolehkan sejajar dengan salah satu pinggir frame agar tidak terlihat monoton. b. Massa, yaitu memiliki arti dimana penggambaran berat dari objek seseorang atau sekelompok orang. c. Tone, dapat diartikan sebagai gelap terang yaitu dengan mengatur gelap terangnya suatu gambar agar menambah kesan nilai artistik pada sebuah komposisi. Sedangkan kamerawan atau videografer hanya mengontrol sedikit tone saja yang terdapat pada scene. Tone memiliki fungsi yaitu dapat menegaskan objek yang menjadi pusat perhatian. d. Kedalaman, atau bisa juga disebut dengan Depth dapat diperoleh melalui pengaturan angle pada kamera, kamera blocking dan elemen visual yang dapat mendukung jalannya produksi seperti penataan cahaya, properti, dekorasi dan lain sebagainya dan dapat juga menambah kesan tiga dimensi.



Teknik dan metode Presentasi Setelah kalian mempelajari teknik penggunaan kamera video, maka pada bagian ini akan dijelaskan tentang Teknik presentasi yang baik dan efektif yang dikutip dari https://www.exellentcom.id adalah sebagai berikut: 1. Tunjukkan pasion dan sikap semangat •



Saat menyampaikan presentasi, tunjukkan passion kita kepada para audiens. Tunjukkan bahwa kita bersemangat dan antusias membawakan tema presentasi tersebut.







Dalam presentasi kita harus membuat materi presentasi yang menarik. Tapi, jika kita ragu-ragu ketika menyampaikannya, maka itu bisa membuat kita kelihatan tidak kompeten.







Kita membuat materi yang bagus, tapi kita terlihat ogah-ogahan saat menyampaikannya. Maka audiens juga akan menjadi ogah-ogahan untuk mendengarkan kita.







Passion bisa ditunjukkan dengan rasa percaya diri. Saat kita merasa percaya diri menyampaikan presentasi, maka hal itu akan sangat berpengaruh kepada audiens. Rasa percaya diri akan membuat kita lebih bersemangat. Audiens juga akan bersemangat mendengarkan kita.



2. Mulailah membuka presentasi yang menarik dan memukau •



Kesan pertama akan sangat menentukan. Itulah yang selama ini sering kita dengar. Saat presentasi, kesan pertama itu akan ditunjukkan ketika kita membuka presentasi tersebut.







Dua sampai tiga menit pertama presentasi akan sangat menentukan, apakah audiens akan antusias mendengarkannya sampai selesai atau tidak. Kalau audiens mau mendengarkan dengan semangat, ditambah melakukan tindakan yang diharapkan, maka berarti presentasi tersebut efektif.







Banyak presentasi yang gagal menjadi sebuah presentasi yang efektif karena presenter tidak bisa menyampaikan pembukaan presentasi yang menarik.



3. Sampaikan materi dengan singkat dan jelas •



Kita tentu malas jika harus mendengarkan orang yang berbicara dengan bertele-tele. Demikian juga para audiens. Kalau presenternya bertele-tele saat menyampaikan presentasi, maka mereka akan bosan. Presentasipun tidak akan efektif.







Sampaikan saja poin-poin yang paling penting dari tema presentasi yang kita bawakan. Fokuslah pada pembukaan dan penutupan presentasi, karena bagian itulah yang paling akan diingat oleh para audiens.







Singkat atau tidaknya presentasi bukan hanya dilihat dari lama atau tidaknya kita berbicara, tapi juga dari materi pendukung presentasi yang kita sajikan. Usahakan agar kita tidak membuat slide yang isinya membosankan dan malah membuat audiens bingung dan salah fokus.







Sama seperti penyampaian presentasi, slide presentasi juga harus dibuat sesimpel mungkin agar menarik dan dapat dipahami oleh para audiens.



4. Bersikap santai dan rileks •



Saat menyampaikan presentasi, sebaiknya kita tidak hanya berdiri diam di atas panggung atau mimbar. Kita bisa sambil berjalan-jalan di atas panggung, bahkan sesekali mendekat kepada audiens.







Dibutuhkan sikap percaya diri dan rileks dalam menguasai panggung dan audiens







Maka kita tidak membuat batas antara kita sebagai presenter dengan para audiens. Para audiens akan merasa lebih dekat dengan kita. Kalau audiens merasa dekat dengan si presenter, maka mereka akan lebih mempercayainya.



5. Menggunakan Bantuan Teknologi •



Agar presentasi menjadi semakin menarik dan memukau, maka kita bisa menggunakan bantuan teknologi.







Kita bisa menggunakan handled remote. Dengan begitu, kita bisa bebas bergerak ke sana ke mari, sambil tetap bisa menunjukkan poin-poin penting yang ada di dalam slide presentasi kita.







Kita bisa memasukkan potongan animasi atau video yang berhubungan dengan tema presentasi Anda ke dalam slide presentasi. Dengan cara itu, audiens akan semakin tertarik dan tidak bosan dengan presentasi kita.



6. Kuasai peralatan yang ada disekitar kita •



Saat presentasi, kita menggunakan alat bantu seperti proyektor, laptop, atau handled remote. Walau kita mungkin dibantu oleh seorang asisten untuk



mengoperasikan



peralatan



tersebut,



tapi



kita



juga



harus



menguasainya. •



Hal itu diperlukan agar kita tidak panik atau gugup ketika tiba-tiba terjadi masalah terhadap peralatan-peralatan yang kita gunakan. Saat ada



kesalahan teknis, kita bisa tetap tenang karena tahu apa yang harus dilakukan. •



Perasaan tenang ini akan membuat kita semakin percaya diri saat membawakan presentasi.



7. Lakukan kontak mata •



Kontak mata sangat penting untuk menjalin hubungan yang lebih intens dengan audiens. Saat presentasi dilakukan di depan jumlah audiens yang sedikit, proses kontak mata ini akan lebih mudah dilakukan.







Arahkan pandangan mata ke semua arah di mana para audiens duduk mendengarkan kita secara bergantian. Dengan demikian, para audiens akan merasa bahwa kita memperhatikan mereka. Merekapun akan memperhatikan kita.



8. Kenali audiens •



Ini sangat penting. kita akan dapat membuat materi presentasi yang tepat jika kita mengenal siapa saja yang akan menjadi audiens kita nanti. Kita juga



akan



mengetahui



bagaimana



cara



yang



pas



untuk



menyampaikannya. •



Mengenal audiens ini bisa dilakukan dengan melihat latar belakang mereka, seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau pekerjaan mereka.



9. Memperhatikan penampilan •



Penampilan kita sebagai presenter adalah wujud dari sikap penghargaan kita kepada para audiens. Jika kita berpenampilan rapi, maka audiens akan merasa dihargai oleh kita. Dengan menghargai audiens, maka kita berarti menghargai diri sendiri.







Penampilan kita yang sesuai dengan presentasi yang kita bawakan juga akan meningkatkan rasa percaya diri sebagai seorang presenter.



Untuk memperdalam, kalian dapat mengakses langsung pada link berikut: https://www.excellentcom.id/teknik-presentasi-yang-baik-danefektif/?WProtectTrack



DAFTAR PUSTAKA



Andrić, Radivoje. 2010. How to Make a Film, Panduan Praktis Membuat Film (terjemahan Heru Apriyono). Yogyakarta: Insania. Diktat Pembelajaran (2020), Videografi dalam Animasi, Kompetensi Keahlian Animasi SMK Negeri 11 Semarang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2021), Kompetensi Keahlian Animasi, SMK Negeri 11 Semarang. Purwoko, Taufiq & Martono (2021), Modul Seni Rupa : Teknik Kerja Produksi Animasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.Sadirman Raharjo, Slamet (2017), Modul Diklat Keahlian Ganda Animasi : Videografi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. http://sekmome.weebly.com/grammar-of-the-film-2.html https://www.excellentcom.id/teknik-presentasi-yang-baik-danefektif/?WProtectTrack