Materi Bumi Dan Antariksa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV BUMI DAN ANTARIKSA 4.1 Struktur Bumi Bumi adalah salah satu planet di tata surya (sistem matahari) yang terdapat dalam suatu galaksi yang bernama Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Dalam tata surya kita planet bumi menduduki nomor tiga dari matahari. Selain planet-planet dalam tata surya ada juga benda-benda angkasa lain dan 200 milyar bintang yang ada pada Galaksi Bima Sakti. Pada sebuah penelitian galaksi Bima Sakti ternyata buka satu-satunya galaksi namun terdapat ratusan,jutaan bahkan milyaran galaksi lainnya yang mengisi jagat raya ini. Adapun proses pembentukan batu-batuan terjadi secara bertahap di dalam bumi dan reliefnya berdasarkan dengan zaman sejarah dalam ilmu geologi. Dalam ilmu geologi akan dipelajari mengenai kejadian, struktur, dan komposisi batubatuan kulit bumi diselidiki oleh,sedangkan dalam ilmu geofisika dipelajari sifat batubatuannya.Hasil penelitian ilmu geologi menunjukkan bahwa unsur bumi telah berusia ±4.700 tahun dari mulai proses pendinginan sampai pada akhirnya mengalami pembekuan. Planet bumi terus berputar mengelilingi sumbunya yang disebut berotasi selama 24 jam tepatnya 23 jam 56 menit dalam satu hari.Berevolusi mengelilingi matahari dengan lintas garis edar berupa elips.Satu putaran/berevolusi memakan waktu 365 hari 5 jam 48 menit atau satu tahun. 4.1.1 Struktur Bumi Menurut Para Ahli Struktur bumi ada juga ahli mengidentifikasi struktur bumi berdasarkan klasifikasi struktur dan unsur kimianya. Latar belakang klasifikasi yakni berdasarkan ketika planet bumi telah terbentuk dari massa gas, maka akan lambat laun mengalami sebuah proses pendinginan. sehingga bagian terluar planet bumi berubah menjadi keras, sedangkan bagian dalam bumi masih tetap dimana itu merupakan massa zat yang panas dalam keadaan lunak. Pada saat proses pendinginan berlangsung dalam waktu yang menghabiskan jutaan tahun, maka zat-zat pembentuk bumi yang terdiri dari berbagai jenis sifat kimia dan fisikanya telah sempat memisahkan diri berdasarkan dengan perbedaan sifat-sifat tersebut. Dari hasil-hasil penelitian terhadap bagian fisik bumi menunjukkan bahwa batuan-batuan pembentuk sistem tata surya pada bagian planet bumi dimulai dari bagian kerak bumi sampai inti bumi dengan komposisi kandungan mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda.



Secara struktur, Berikut adalah penjelasan mengenai struktur bumi :



Gambar 1. a. Kerak bumi (crush) Kerak bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batubatuan dan masam. Lapisan menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajat Celcius. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalamn 100 km dinamakan litosfer. Kerak dean mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Susunan kerak bumi yaitu terdiri dari feldsfar dan mineral silikat. Lapisan bagian atas kerak bumi yang berada di daerah daratan, biasanya dilapisi oleh tanah. Tanah, yang terdiri atas kandingan partikel batuan yang telah ditimpa cuaca, dan juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup pada zaman purba.Tanah bisa mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.



b. Selimut atau selubung bumi (mantle) Lapisan ini juga disebut juga astenosfer. Selimut atau selubung merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Selimut bumi terdiri dari campuran berbagai bahan yang memiliki baik cair,padat dan gas dengan suhu yang tinggi. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat celcius. Mantel atau selimut bumi ini yang membungkus inti bumi. adapun komposisinya kaya dengan magnesium. Mantel bumi terdiri atas dua yaitu mantel atas yang memiliki sifat plastis hingga semiplastis dengan kedalaman sampai 400 km sedangkan mantel bagian bawah memiliki sifat padat dengan kedalaman hingga 2.900 km. c. Inti bumi (core) Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90 %),nikel (8 %), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900-5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi dua yaitu lapisan inti luar (outer core) dan lapisan inti dalam (innner core). Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 derajat Celcius. Adapun inti bagian dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 derajat Celcius. Pada penelitian geofisikia,inti bumi memiliki material dengan berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri atas material besi dan nikel. Sehingga para ahli percaya inti bumi tersusun dari beberapa senyawa besi dan nikel. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif kental, sedangkan pada bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula. 4.1.2 Lapisan Pada Bumi Sejauh yang diketahui, bumilah satu-satunya tempat tinggal di jagatraya ini yang dihuni makhluk hidup, di mana manusia berada. Bumi pada dasarnya adalah sebuah bola batuan raksasa yang melakukan pergerakan di angkasa dengan kecepatan hampir mencapai 3000 m per detik. Adapun Berat bumi sekitar 6000 juta ton. Hampir dua pertiga bagian permukaan bumi yang berbatu-batu tertutupi oleh air. Pada bagian batuan yang tidak tertutup air inilah akan membentuk bagian bumi yang lain lalu kemudian disebut sebagai daratan. Bumi diselimuti oleh lapisan gas yang dinamakan atmosfer dengan ketinggian lapisan sejumlah 700 km dari permukaan bumi. Dari luar batas atmosfer inilah, di situlah lapisan yang disebut lapisan luar angkasa. Bumi terdiri atas beberapa lapisan yaitu: 1. Atmosfer – merupakan lapisan udara yang mengelilingi bumi. Tebalnya ± 2.000 km. Lapisan udara ini terutama mengandung nitrogen, oksigen,dan gas. Lapisan atmosfer menjaga bumi agar tidak terlalu panas kena sinar matahari dan tidak terlalu dingin. Lapisan udara ini juga melindungi bumi terhadap sinar ultra ungu dari matahari, sinar ini berbahaya bagi berlangsungnya kehidupan. Di lapisan bawah atmosfer terdapat awan yang



mengandung butir-butir air yang berasal dari uap air lautan dan uap air daratan turun ke bumi sebagai hujan. 2. Hidrosfer lautan perairan – Lautan merupakan cekungan besar yang berisi air dengan kedalaman rata-rata 3.500 m. Luas lautan mencapai dua per tiga permukaan bumi 3. Litosfer – yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara, dengan ketebalan 1200 km, berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm3. Suhu di bagian kerak bumi mencapai sekitar 1.050º C. Litosfer biasa juga disebut sebagai lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust . Litosfer berasal dari dua kata yaitu katalithos yangberarti batu dan kata sfhere/sphaira dengan arti bulatan atau lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat dimaknai sebagai suatu lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam kata lain, litosfer merupakan bagian lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi. Kulit bumi atau litosfer terdiri atas : a) Lapisan sial (si – silica – al – aluminium), yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan aluminium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2o3. Dalam lapisan ini anatra lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis batuan metamorf dan batuan lain di daratan benua. Lapisan sial disebut juga lapisan kerak yang bersifat padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata kurang lebih 35 km. b) Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari betuan beku granit ada bagian tasnya dan batuan beku basalt ada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagai benua. Kerak benua terdiri kandungan mineral berupa Si,Al. Adapun ketebalannya sekitar 30-80 km (Condie,1982) dan rata-rata 35 km sedangkan berat jenisnya yaitu sekitar 2,85 mg/cc. Biasanya kerak benua disebut juga lapisan granitis karena terdiri dari susunan batuan yang berkomposisi batuan granit. c) Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut ada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini yang menempati samudra. Kerak samudra terdiri atas mineral yakni Si,Fe,Mg. Ketebalan kerak samudra sekitar 5-15 km (Condie,1982). Berat jenisnya rata-rata sebanyak 3 mg/cc. Nama lain dari kerak samudra yaitu lapisan basaltis karena penyusunnya berupa batuan yang berkomposisi basalt. d) Lapisan sima, yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam silisium dan megnesium dalam bentuk senyawa siO2 dan Mgo. Lapisan ini mempunyai berat jenis lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium,yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km. Kulit bumi memiliki lapisan batuan dengan ketebalan 4-80 km. Adapun batuan kulit bumi adalah:  Batuan beku, batuan jenis ini ialah batuan yang terbentuk karena magma pijar yang mendingin menjadi padat. Berdasarkan tempat pendinginannyaada tiga macam batuan beku.  Batuan tubir/batu beku dalam, batuan ini terbentuk jauh di dalam kulit bumi dan hanya terdiri atas kristal saja. Karena pendinginannya lambat sekali maka kristalnya besar-besar, misalnya granit.  Batuan leleran/batu beku luar, batuan ini membeku di luar kulit bumi sehingga temperatur turun cepat sekali. Zat-zat dari magma hanya dapat membentuk kristal-



kristal kecil, dan sebagian ada yang sama sekali tidak dapat menjadi kristal. Itu sebabnya batuan leleran ada yang terdiri atas kristal-kristal besar, kristal-kristal kecil dan bahan amorf, misalnya liparit. Ada yang hanya terdiri atas bahan amorf, misalnya batu apung.  Batuan korok/batu beku gang, batuan ini terbentuk di dalam korok-korok atau ganggang. Karena tempatnya dekat permukaan, pendinginannya lebih cepat. Itu sebabnya batuan ini terdiri atas kristal besar, kristal kecil, dan bahkan ada yang tidak mengkristal. Misalnya bahan amorf dan granit fosfir. Bila batuan beku lapuk maka bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkut oleh air, angin, atau es, dan diendapkan di tempat lain. Batuan yang mengendap ini disebut batuan sedimen. Batuan ini mula-mula lunak, tetapi lama-kelamaan menjadi keras karena proses pembatuan. Dilihat dari perantara atau mediumnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut:  Batuan sedimen aeris atau aeolis .Pengangkut batuan ini adalah angin. Contohnya tanah los, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun.  Batuan sedimen glasial, Pengangkut batuan ini adalah es. Contohnya moraine.  Batuan sedimen aquatis (aqua = air). Batuan ini terdiri dari:  Breksi, yakni batuan sedimen yang terdiri atas batu-batu yang bersudut tajam yang sudah direkat satu sama lain.  Konglomerat, yakni batuan sedimen yang terdiri atas batu-batu yang bulatbulat yang sudah direkat satu sama lain  Batu pasir, yakni batuan sedimen yang terdiri atas kristal-kristal.  Batuan metamorf, batuan ini merupakan batuan yang mengalami perubahan yang dahsyat. Asalnya dapat dari batuan beku atau batuan sedimen.Perubahan itu dapat terjadi karena bermacam-macam sebab sebagai berikut:  Karena suhu tinggi – Suhu tinggi berasal dari magma, sebab batuan itu berdekatan dengan dapur magma sehingga metamorfosa ini disebut metamorfosa kontak. Contoh: marmer dari batu kapur dan antrasit dari batu bara.  Karena tekanan tinggi – Tekanan tinggi dapat berasal dari adanya endapanendapan yang tebal sekali di atasnya. Contoh: batu pasir dari pasir.  Karena tekanan dan suhu tinggi – Tekanan dan suhu tinggi kalau ada pelipatan dan geseran waktu terjadi pembentukan pegunungan, metamorfosa seperti ini disebut metamorfosa dinamo.Contoh: batu asbak, schist, dan shale 4. Mesosfer atau mantel bumi, di bawah kerak bumi terdapat lapisan mantel bumi. Mantel ini merupakan lapisan batuan setebal sekitar 2.900 km. Suhu di bagian bawah lapisan mantel mencapai 3.700º C, tetapi batuan tetap padat karena berada di bawah tekanan tinggi. 5. Barisfer, yaitu lapisan inti bumi berupa bahan padat yang tersusun dari lapisan ini (niccolum =nikel dan ferrum= besi). Jari-jari +- 3.470 km dan batas luarnya ada kurang lebih 2.900 km di bawah permukaan bumi. Inti bumi terdiri atas dua lapisan, yaitu inti dalam dan inti luar.1) Inti luar tebalnya ± 2.000 km terdiri atas besi cair, suhunya mencapai 2.200ºC.2) Inti dalam terdapat di pusat bumi, merupakan sebuah bolaberdiameter 2.740 km. Bola ini terdiri atas besi dan nikel padat. Suhu di pusatnya menjadi ± 4.500ºC.



4.2 Lapisan Hidrosfer di Bumi Hidrosfer adalah suatu lapisan air yang menyelimuti kerak bumi disebabkan karena hal demikian berbentuk cair, hidrosfer berasal dari kata hidro yang yang artinya air serta shaire yang yang artinya adalah lapisan. Permukaan bumi yang ditutupi oleh air, Lapisan yang menutupi permukaan bumi ini disebut hidrosfer. Dengan demikian bisa atau dapat dikatakan pula bahwa hidrosfer ini lapisan air sumber kehidupan utama bagi manusia. Hidrosfer merupakan sebutan bagi air yang ada dipermukaan Bumi baik yang berupa lautan atau samudra maupun air yang ada di daratan. Hidrosfer ini mempunyai beberapa cabang dari ilmuwan adalah sebagai berikut :  







Potamologi, ini adalah ilmu yang mempelajari air yang mengalir pada permukaan bumi serta sungai Limnologi, ini adalah ilmu yang mempelajari mengenai air yang menggenang di permukaan bumi serta danau.  Geohidrologi, ini adalah ilmu yang mempelajari mengenai air yang terdapat di bawah bumi dan tanah. Kriologi, merupakan ilmu yang mempelajari mengenai salju serta es. Hidrometeorologi, ini adalah ilmu yang mempelajari mengenai faktor-faktor meteorologi.



4.2.1 Macam-macam Permukaan Air dalam Hidrosfer Adapun macam- macam permukaan air yang termasuk ke dalam hidrosfer diantaranya: 1. Perairan Sungai Perairan sungai ini adalah air tawar yang selalu mengalir pada titik yang sumbernya menuju pada muara di laut sehingga air sungai lebih besar yang bersumber dari limpasan dari mata air tanah. Pada umumnya air sungai ini bisa atau dapat mencapai lebih banyak terdapat disebabkan karena hal ini disebut creek serta wadi, Pada saat hujan disebabkan karena banyak meresap ke dalam tanah dari permukaan air laut kembali ke atmosfer. 2. Perairan Laut Perairan air laut ini adalah air asin yang bersumber dari permukaan bumi yang berada di perairan yang asin hal ini melingkupi semua air yang berada pada laut. Merupakan wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh adanya air asin. Mempunyai beberapa peranan sebagai penyedia air di dunia dan juga sekaligus unsur utama di dalam proses siklus hidrologi. Contoh ialah seperti : pesisir dan pantai. a. Pesisir Pesisir merupakan permukaan bumi yang terletak antara pasang naik serta pasang surut.dan juga merupakan bagian dari daerah yang menjadi batas wilayah antara wilayah laut itu dengan daratan. Pesisir ini bisa atau dapat diklasifikasikan yakni sebagai berikut:  Pesisir daratan (coastal plain) yaitu wilayah pesisir yang mengalami proses pengangkatan yang semula di bawah laut.



 Pesisir dataran alluvial (coastal alluvial plain), yaitu pesisir yang terbentuk oleh pengendapan alluvium yang berasal dari daratan yang dicirikan dengan bentuk lereng yang landai  Pesisir pulau penghalang (barier island coastal), yaitu pesisir dengan perairan dangkal lepas pantai yang luas dan terpisah dari lautan oleh pulau penghalang. b. Pantai Pantai Ini merupakan perbatasan daratan dengan laut yang seolah membentuk suatu garis pantai, ini terdiri dari pasir serta terdapat di wilayah pesisir laut. Beberapa jenis pantai yang dapat ditemui :  Pantai landai, pantai yang bentuknya itu hampir rata dengan adanya permukaan laut. Pantai curam, pantai yang bentuknya itu curam disebabkan karena adanya pegunungan dengan lereng curam yang membentang sepanjang pantai menghadap serta berbatasan ke laut.  Pantai karang, pantai yang terbentuk oleh akibat adanya erosi yang disebabkan oleh adanya arus laut  Pantai bakau, pantai yang ditutupi oleh hutan bakau, banyak terdapat pada daerah tropis serta banyak lumpur, dan juga sering tergenang air terutama pada saat pasang naik. 3. Perairan Darat Hidrosfer Perairan Darat ini adalah air tawar yang bersumber dari tanah yang dangkal dari permukaan bumi dan juga berbagai air yang terdapat di sungai atau danau. Merupakan seluruh tubuh perairan yang terjadi serta berada di daratan. Jenis-jenis perairan darat diantaranya : a. Sungai Sungai yang Terbentuk dari air hujan yang jatuh ke permukaan tanah adalah sebagian besar membentuk aliran permukaan. Aliran permukaan ini mengalir ke tempat yang lebih rendah ini menuju ke parit, selokan, serta anak sungai. Sungai mengalir dengan kemiringan yang berbeda-beda. Di daerah hulu, sungai ini lebih curam, sedangkan untuk di daerah hilir sungai datar serta lebih berkelok-kelok. b. Danau Cekungan luas pada permukaan bumi yang terisi oleh air serta terbentuk akibat adanya proses tektonik atau juga vulkanik. Air danau ini dapat berasal dari air sungai, air tanah, air hujan atau juga mata air yang bermuara di cekungan tersebut. Dengan berdasarkan proses terjadinya, danau ini terbagi menjadi dua yaitu danau alami serta danau buatan. Air Tanah ini adalah air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah. Sebesar 97% air tawar terdiri dari air tanah. Air tanah ini bisa atau dapat ditemukan di bawah gurun yang sangat kering atau juga di bawah tanah yang tertutup oleh lapisan salju. c. Rawa merupakan tanah basah yang sering digenangi air disebabkan karena letaknya yang relatif rendah. Rawa ini biasanya ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang



batangnya lunak atau juga rumput-rumputan. Terdapat dua jenis rawa, yakni rawa di daerah pedalaman yang berisikan air tawar serta rawa yang disebabkan oleh pasang naik dan juga pasang turun yang berisi air asin



4.2.2 Unsur-unsur Hidrosfer Bumi merupakan sebuah planet yang ada di tata surya, sekaligus merupakan satusatunya planet yang bisa dihuni oleh manusia. selain itu, Bumi juga merupakan satu- satunya planet yang mempunyai kandungan air paling banyak. Permukaan planet Bumi ditutupi oleh dua bentuk permukaan, yakni daratan dan juga perairan. Daratan berupa pulau- pulau dan juga benua, sementara perairan berupa samudera, macam- macam laut , dan juga perairan- perairan yang ada di daratan seperti danau (baca: macam-macam danau), sungai, dan lain sebagainya. Adapun permukaan yang berbentuk perairan ini juga bisa berwujud es (baca: hujan es) maupun salju, hal ini tergantung pada cuaca masing- masing (baca: pembagian musim di Indonesia). Semua permukaan Bumi yang berbentuk perairan, dinamakan sebagai hidrosfer. Sehingga kita menyebut laut, samudera, danau, sungai, waduk, dan lain sebagainya (yang merupakan perairan) sebagai hidrosfer. Hidrosfer sangat banyak menyusun permukaan Bumi. Bahkan apabila kita bandingkan antara perairan dan daratan, Bumi lebih didominasi oleh perairan. Oleh karena itulah Bumi ini didominasi oleh warna biru daripada warna yang lainnya. Perairan yang ada di Bumi ini murni berupa samudera ataupun laut, maupun berupa perairan yang terletak di daratan. pada kesempatan kali ini kita akan membicarakan mengenai hidrosfer, agar nantinya kita lebih mengenal dan juga lebih memahami mengenai apa itu hidrosfer dan halhal apa saja yang perlu untuk kita ketahui. Adapun Unsur-unsur yang terdapat pada hidrosfer terbagi menjadi: 1. Unsur Angin adalah sesuatu sumber yang menentukan sebuah kekuatan temperatur dari udara atau juga pada kondisi uap air di suatu tempat. 2. Unsur Awan adalah kumpulan dari beberapa sumber titik air atau es dengan jumlah yang sangat banyak ataupun juga merupakan bagian dari inti kondensasi tanah. 3. Unsur Air dan Tanah adalah sesuatu pergerakan air yang di dalam tanah sehingga mempunyai beberapa lapisan sumber batu pasir dengan lapisan akuifer. 4. Unsur Evaporasi adalah sebuah unsur yang bersumber dari peristiwa atau kejadian dari terjadi nya perubahan air itu menjadi uap permukaan tanah Unsur Evapotranspirasi : ini adalah gabungan dari beberapa sumber penguapan air dan tanaman ke permukaan bumi kemudian meresap ke dalam tanah. 5. Unsur Kondensasi adalah sebuah proses perubahan pada uap air menjadi untuk menjadikan pendingnan atmosfer.



6. Unsur Presipitasi adalah sesuatu bentuk cairan yang bersumber dari atmosfer ke permukaan bumi. 7. Unsur Run Off adalah sebuah pergerakan air yang meresap itu kedalam tanah pada tempat-tempat tertentu 8. Unsur Tubuh Air adalah bagian air yang dapat beberapa macam sumber, seperti sungai, rawa danau, waduk, serta lain sebagainya. 4.2.3 Macam Siklus Hidrofer Kata hidrosfer sendiri berasal dari kata “hidros” yang mempunyai arti sebagai air dan “sphere” yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan Bumi meliputi laut atau samudera, danau, sungai (baca: manfaat sungai), salju, gletser, air tanah dan bahkan uap air yang terdapat di lapisan udara. Tidak bisa dipungkiri bahwasannya peranan hidrosfer ini sangatlah penting. Hal ini karena manusia tidak dapat hidup tanpa adanya air. Dan tahukah Anda bahwasannya air yang ada di Bumi ini sejatinya jumlahnya adalah stabil? Ya, air seperti berubah- ubah jumlahnya atau jika kita berpikir mengapa air yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari ini tidak habis, hal ini karena air mengalami suatu siklus atau daur ulang. Sehingga perlu kita ketahui bahwasannya lapisan hidrosfer yang menyelimuti Bumi ini mengalami suatu siklus atau perputaran. Adapun siklus atau perputaran hidrosfer ini dinamakan sebagai siklus hidrologi. Adapun macam- macam dari siklus hidrologi ini sebagai berikut: 1. Siklus Hidrologi Pendek Jenis daur atau siklus hidrologi yang pertama adalah siklus air pendek. Siklus air pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat. Proses siklus pendek ini biasanya terjadi di laut. Proses terjadinya siklus pendek ini dikarenakan air laut mengalami evaporasi atau penguapan (yang disebabkan oleh sinar matahari). Adapun proses siklus air pendek ini secara singkat diuraikan sebagai berikut:     



Air laut mengalami evaporasi atau penguapan karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi atau penguapan ini naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu. Uap air yang ada di atas ini akan mengalami kondensasi sehingga terbentuklah awan (baca: proses terjadinya awan) Awan yang terbentuk ini semakin lama akan semakin besar, maka turunlah sebagai hujan di atas air laut. Air yang turun ini akan kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi atau penguapan lagi.



2. Siklus Hidrologi Sedang Setelah ada daur atau siklus hidrologi pendek, selanjutnya ada daur atau siklus hidrologi sedang. Siklus atau daur hidrologi sedang ini merupakan daur yang terjadi karena air laut mengalami evaporasi atau penguapan menuju atmosfer (baca: lapisan atmosfer), dalam bentuk



uap air dikarenakan oleh panas matahari. Secara umum proses siklus atau daur ulang hidrologi dipaparkan sebagai berikut:     



Air laut mengalami evaporasi atau penguapan menuju ke atmosfer dalam bentuk uap air dikarenakan adanya pemanasan dari sinar matahari. Angin yang bertiup akan membawa uap air ini menuju ke arah daratan. Ketika sampai pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi atau penguapan air laut, sungai, dan danau akan berkumpul semakin banyak di udara. Suatu ketika, uap- uap air yang berkumpul tersebut akan mengalami kejenuhan dan mengalami kondensasi, dan kemudian akan menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan ini kemudian akan mengalir ke parit, selokan, sungai, danau dan menuju ke laut lagi.



3. Siklus Hidrologi Panjang Kita telah mengetahui penjelasan dan juga tahapan- tahapan dari siklus atau daur pendek dan sedang. Selanjutnya ada siklus atau daur hidrologi panjang. Sama dengan siklus pendek dan juga sedang, siklus panjang ini juga dimulai karena adanya penguapan atau evaporasi dari air laut akibat panas atau penyinaran oleh matahari. Untuk proses atau tahapan- tahapan dari siklus atau daur panjang ini akan dijelaskan sebagai berikut: 







 







Panas matahari yang menyinari Bumi akan menyebabkan air laut dan juga permukaanpermukaan yang berbentuk air mengalami penguapan atau evaporasi yang berbentuk uap air. Angin yang berhembus akan membawa uap air tersebut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, dan juga tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air ini akan berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi atau hujan. Air hujan yang jatuh, sebagian akan meresap ke dalam tanah atau infiltrasi menjadi air tanah. Proses infiltrasi ini ada kalanya tidak berbentuk hujan, namun berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan ini diserap oleh tumbuhan, dan sebagian lagi akan mengalir ke permukaan tanah menuju parit, selokan, sungai, danau dan selanjutnya akan bermuara ke laut. Aliran air tanah ini dinamakan dengan perkolasi, dan akan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi mata air. Itulah rangkaian proses atau tahapan- tahapan dari siklus atau daur hidrologi panjang ini. siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung paling lama dan juga prosesnya paling lengkap.



4.3 Gempa Bumi Gempa Bumi merupakan getaran yang terjadi pada permukaan bumi yang disebabkan pelepasan energi dari dalam dengan tiba-tiba yang membuat gelombang seismatik. Gempa Bumi



yang disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada macam dan ukuran gempa Bumi yang dialam dalam bebrapa periode. Pengukuran gempa Bumi memakai alat Seismometer. Moment magnitudo merupakan skala yang biasa, dimana gempa bumi terjadi untuk semua dunia. Skala Rickter ialah skala yang dilaporkan oleh observatorium nasional yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama pada rentang angka itu valid. Gempa 3 magnitude atau atau lebih sebagian besar hampir tidak ada serta bila besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di adaerah yang luas, tergantung di kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar yang bersejarah sudah lebih dari 9, walaupun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar yang terkhir besarnya 9,0 atau lebih besar merupakan 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), serta gempa Jepang tebesar sejak pencatatan dilakukan. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli. 4.3.1 Jenis Gempa Bumi Jenis gempa bumi bisa dibedakan berdasarkan: 1. Berdasarkan Penyebab a. Gempa bumi tektonik Gempa bumi tektonik tersebut disebabkan dengan adanya aktivitas, yakni pergeseran lempeng-lempeng tektonik dengan mendadak yang memiliki kekuatan dari yang terkecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi tersebut banyak menimbulkan bencana dan kerusakan pada alam di bumi, getaran BUmi yang kuat mampu menjalar keseluruhan bagian Bumi. Gempak bumi ini disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi sebab pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik serta dilepas dengan tiba-tiba. b. Gempa bumi tumbukan Gempa bumi tersebut disebabkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini tidak sering terjadi. c. Gempa bumi runtuhan Gempa bumi tersebut umumnya ada pada daerah kapur maupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini tidak sering terjadi serta bersifat lokal. d. Gempa bumi buatan Gemap bumi buatan merupakan gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas dari manusia, yaitu peledakan dinamit, nuklir atapun yang dipukulkan ke permukaan bumi. e. Gempa bumi vulkanik (gunung api) Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.



2. Berdasarkan kedalaman Gempa bumi tersebut terjadi disebabkan adanya aktivitas magma, yang umumnya terjadi sebelum gunung apu meletus. Jika keaktifitasnya semakin tinggi maka akan menyebabkan keluarnya ledakan yang juga akan menyebabkan gempa bumi. Gempa bumi itu hanya terasa di sekitar gunung api itu.



a. Gempa bumi dalam Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. b. Gempa bumi menengah Gempa bumi menegah merupakan gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km hingga 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah pada bisanya menimbulkan kerusakan ringan serta getarannya lebih terasa. c. Gempa bumi dangkal Gempa bumi dangkal merupakan gempa bumi yang hiposentumnya pada posisi kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi tersebut menimbulkan kerusakan yang besar. 3. Berdasarkan gelombang/getaran gempa. a. Gelombang Primer Gelombang primer (gelombang lungituudinal) ialah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepata sekitar 7-14 km/detik. Getaran tersebut dari hiposentrum. b. Gelombang Sekunder Gelombang skunder (gelombang transversal) merupakan gelombang atau getaran yang merambat, contohnya gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yaitu 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak bisa merambat lewat lapisan cair. 4.3.2 Penyebab Terjadinya Gempa Bumi Umumnya gempa bumi diakibatkan dari lapisan energi yang dihasilkan tekanan yang disebabkab lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan tersebut semakin membesar pula dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan itu tidak bisa ditahan lagi oleh penggiringan lempengan. Di saat itu pula gempa Bumi akan terjadi.



Pembesaran lempeng bumi bisa menyebabkan gempa bumi sebab dalam peristiwa itu diikuti dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga bisa menyebabkan gempa bumi. Hal itu disebabkan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru diantara keduanya. Lempeng baru yang sudah terbentuk mempunyai berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng baru terbentuk akan mendapat tekabab yang cukup besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah serta menimbulkan pelepasan energi yang juga cukup besar.



Terakhir ialah gerak lempeng yang saling mendekat juga bisa menyebabkan gempa bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendepat juga berdampak pada terbentuknya gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tinggi disebabkan gerak lempeng di bawahnya yang makin lama makin mendekat serta saling bertumpuk. Gempa bumi umumnya tejadi di perbatasan lempengan-lempengan itu, Gempa bumi yang sangat parah umumnya terjadi pada pertabatasan lempengan kompresional serta translasional. Gempa Bumi fokus pada kemungkinan besar terjadi sebab materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami tansisi fase di kedalaman lebih dari 600 km. Bebarapa gempa bumi lain juga bisa terjadi disebabkan pergerakan magma dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu bisa menjadi gejala akan terjadi letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi disebabkan penumpukan massa air yang begitu besar dibalik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagaian lagi (jarang juga) juga bisa terjadi disebabkan injeksi atau akstraksi cairan ke/dari dalam bumi (contoh, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi serta di Rocky mountain Arsenal). Terakhir, gempa juga bisa terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal tersebut bisa membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan oleh pemerintah. Gempa bumi diakibatkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.



Gambar 2.



Gambar 3.



Gambar 3. Gempa Bumi Vulkanik



Gambar 4. Akibat dari Peristiwa Gempa Bumi



Gambar 5. Gempa Bumi dapat menyebabkan peristiwa Tsunami



4.4 Cuaca dan Iklim Cuaca adalah keadaan keadaan udara yang terjadi pada waktu yang pendek dan tempat yang sempit. Sedangkan Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada daerah yang luas dan dihitung selama beberapa puluh tahun. Perbedaan antara cuaca dan iklim CUACA Mudah berubah Berlaku untuk waktu yang terbatas Daerahnya sempit Hasil pencatatan baru Ilmunya Meteorologi 4.4.1



Unsur-unsur cuaca dan iklim



IKLIM Relatif tetap Berlaku untuk waktu yang lama Wilayahnya luas Hasil rata-rata keadaan cuaca Ilmunya Klimatologi



1. Suhu udara Suhu adalah keadaan panas atau dinginnya suatu udara. Proses pemanasan bumi dapat berupa: a. Pemanasan secara langsung  Absorbsi, yaitu penyerapan unsur-unsur radiasai matahari.  Refleksi, yaitu pemanasan dari matahari ke udara, tetapi melalui pantulan oleh partikel uap air, awan dan partikel lain di atmosfer.  Difusi, yaitu penghamburan sinar dan gelombang pendek. b. Pemanasan secara tidak langsung  Konduksi, yaitu pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan di atasnya.  Konveksi, yaitu pemberian panas karena pergerakan udara yang vertical ke atas.  Adveksi, yaitu pemberian udara oleh gerak horizontal (mendatar).  Turbulensi, yaitu pemberian panas karena gerak udara yang tidak beratur dan berputarputar. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi: a. b. c. d. e.



lama penyinaran matahari sudut dating sinar matahari relief permukaan bumi banyak sedikitnya awan perbedaan letak lintang



2. Tekanan Udara Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama disebut dengan Isobar. 3. Kelembaban Udara Kelembaban udara adalah jumlah air yang dikandung oleh udara. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan dengan Higrometer. Kelembaban dibedakan menjadi 2, yaitu: Kelembaban Relatif dan kelembaban mutlak. Kelembaban relatif dinyatakan dengan %, sedangkan kelembaban mutlak dinyatakan dengan gram/m3 . 4. Awan Awan adalah akumulasi dari titik-titik uap air di atmosfer. Macam-macam awan adalah sebagai berikut:



a. Cirrus (Ci), yaitu Awan halus, berstruktur serat dan berbentuk seperti bulu burung. Awan ini tidak menimbulkan hujan. b. Cirro-Stratus (Ci-St), yaitu awan yang bentuknya seperti kelambu halus dan rata, menutupi langit tinggi, sehingga tampak cerah dan kadang seperti anyaman yang tidak teratur; biasanya ada di musim kering. c. Cirro-Cumulus (Ci-Cu), yaitu awan yang terputus-putus dan penuh dengan kristal es, sehingga bentuknya seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan. d. Alto Stratus (A-St), yaitu awan luas dan tebal, berwarna kelabu; jika menutupi matahari/bulan maka awan yang menupi akan tampak terang. e. Alto Cumulus (A-Cu), yaitu awan kecil-kecil tetapi banyak dan sering bergandengan. f. Nimbo-Stratus (Ni-St), yaitu Awan yang bentuknya tidak menentu, tepinya compangcamping dan tidak beraturan; menimbulkan hujan gerimis. g. Strato Cumulus (St-Cu), yaitu awan yang bentuknya seperti bola-bola yang menutupi langit dan kelihatan seperti gelombang laut. Awan ini tipis dan tidak mendatangkan hujan. h. Cumulus (Cu), yaitu awan tebal dengan puncak-puncak yang agak tinggi, terbentuk pada siang hari karena udara yang baik. Jika terkena matahari akan tampak terang dan apabila mendapatkan sinar saja akan tampak bayangan. i. Stratus (St), yaitu awan yang rendah dan luas pada ketinggian di bawah 1000 meter. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak terdapat perbedaan. j. Cumulo Nimbus (Cu-Nb), yaitu awan awan yang tebal yang dapat menghasilkan hujan dan guntur yang besar. 5. Curah hujan Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik-titik air ke permukaan bumi. Macam-macam hujan adalah: a. b. c. d.



Hujan Zenital, yaitu hujan yang terjadi di daerah khatulistiwa. Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi di daerah gunung/ pegunungan. Hujan Siklonal, yaitu hujan hujan karena pengaruh dari angin siklon Hujan Muson, yaitu hujan yang terjadi karena angin muson barat membawa banyak uap air. e. Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi karena pertemuan uap air panas dan uap air dingin. 6. Angin Angin adalah udara yang bergerak dari udara yang bertekanan tinggi ke udara yang bertekanan rendah. Jenis-jenis angin antara lain: a. Angin siklon, yaitu angin yang terjadi akibat daerah yang bertekanan rendah dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi. b. Angin Antisiklon, yaitu kebalikan angin siklon, yaitu daerah yang tekanannya tinggi dikelilingi daerah yang tekananya rendah. c. Angin Passat, yaitu angin yang bertiup dari daerah sub tropic ke daerah tropic.



d. Angin musim, yaitu gerakan massa udara yang terjadi karena perbedaan tekanan udara yang mencolok antara benua dan lautan. e. Angin lokal f. Angin darat, yaitu angin yang bergerak dari darat ke laut, terjadi pada malam hari. g. Angin laut, yaitu angin yang bergerak dari laut ke darat, terjadi pada siang hari. h. Angin lembah, yaitu angin yang bergerak dari lembah ke puncak bukit/ gunung, terjadi pada siang hari. i. Angin gunung, yaitu angin yang bergerak dari gunung/ puncak bukit ke puncak lembah, terjadi pada malam hari. j. Angin Fohn, yaitu angin yang menuruni lereng, mempunyai sifat kering, panas, kencang dan ribut; karena angin tersebut telah kehilangan uap air pada lereng di bagian yang lain. Di Sumatra Utara disebut angin Bohorok, di Jawa Tengah disebut angin Kumbang, di Jawa Timur disebut angin Gending dan Grenggong, di Irian disebut Angin Wambraw, dan di Sulawesi Selatan disebut angin Brubu. 4.4.2 Klasifikasi Iklim Menurut Koppen, mengklasifikasikan berdasarkan pada data temperatur udara dan kelembaban udara. Selain itu Koppen juga mencari hubungan dengan kelompok-kelompok tanaman. Klasifikasi iklim Koppen sebagai berikut: 1. Iklim Hujan Tropis (A) A = Iklim hujan tropis Af Iklim hutan hujan tropis Aw Iklim savanna Am Iklim muson tropis 2. Iklim kering (B) B = Iklim kering BShIklim stepa terik BSkIklim stepa sejuk BWh Iklim gurun terik BWk Iklim gurun sejuk 3. Iklim Hujan Sedang (C) C = Iklim hujan sedang Cfa Lengas semua musim, Musim panas terik Cfb Lengas semua musim, Musim panas panas Cfc Lengas semua musim, Musim panas pendek, sejuk Cwa Hujan musim panas, Musim panas terik Cwb Hujan musim panas, Musim panas panas Csa Hujan musim dingin, Musim panas terik Csb Hujan musim dingin, Musim panas panas 4. Iklim Hutan salju D = Iklim Hutan salju



Dfa Lengas semua musim, Musim panas terik Dfb Lengas semua musim, Musim panas, panas Dfc Lengas semua musim, Musim panas, sejuk Dfd Lengas semua musim, Musim dingin, dingin luar biasa Dwa Hujan musim panas, Musim panas terik Dwb Hujan musim panas, Musim panas, panas Dwc Hujan musim panas, Musim panas sejuk Dwd Hujan musim panas, Musim dingin, dingin luar biasa 5. Iklim Kutub E = Iklim Kutub ET Tundra EF Salju es dan es abadi Menurut Schmidt and Ferguson, membuat klasifikasi berdasarkan bulan basah dan bulan kering. Tipe CH



Nilai QArti simbol



A



0 ≤ Q < 0,143 Sangat basah, vegetasinya hutan hujan tropis



B



0,143 ≤ Q < 0,333



Basah, vegetasinya hutan hujan tropis



C



0,333 ≤ Q < 0,60



Agak basah, vegetasinya hutan rimba



D



0,60 ≤ Q < 1,00



Sedang, vegetasinya hutan musim



E



1,00 ≤ Q < 1,67



Agak kering, vegetasinya hutan belantara



F



1,67 ≤ Q < 3,00



Kering, vegetasinya hutan sabana.



G



3,00 ≤ Q < 7,00



Sangat kering, vegetasinya padang ilalang



H



7,00 ≤ Q



Ekstrim kering, vegetasinya padang ilalang



4.4.3 Atmosfer bumi Atmosfer adalah lapisan-lapisan sebagai berikut: 1. Troposfer Lapisan tempat terjadinya gejala cuaca, seperti awan dan hujan. Ketinggiannya antara 0-8 km di daerah kutub dan 0-12 km di khatulistiwa. Suhu semakin ke atas semakin turun. Lapisan ini didominasi oleh Nitrogen dan Oksigen 2. Stratosfer Ketinggiannya antara 12-50 km. Bagian paling atas dari lapisan ini merupakan tempat konsentrasi ozon yang berguna untuk menyaring radiasi sinar ultra violet secara langsung



3. Mesosfer Ketinggiannya natara 50-80 km. Terjadi penurunan sushu secara tajam. Banyak meteor terbakar dan terurai. Terdapat reflector (perambat) gelombang radio 4. Ionosfer (Thermosfer) Terletak pada ketinggian 80-800 km. Suhu udaranya tinggi. Terjadinya proses ionisasi. Lapisan tempat pemantulan gelombang panjang dan pendek 5. Eksosfer Ketinggiannya antara 800-1000 km. Pengaruh gaya berat sangat kecil. Mulai berinteraksinya meteor dengan gas bumi



Gambar 6. Lapisan Atmosfer Bumi 4.5 Musim Musim merupakan peristiwa yang terjadi pada setiap tahun yang berdasarkan pada kondisi cuaca dalam jarak dan waktu tertentu. Umumnya 1 tahun terbagi menjadi 4 musim, yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Namun dikarenakan Indonesia terletak di daerah tropis, Indonesia hanya memiliki 2 musim saja, yakni: musim hujan dan musim kemarau. 4.5.1 Pembagian Musim Di Indonesia Indonesia Masuk Ke dalam Iklim Tropis Menyebabkan Indonesia hanya memiliki 2 musim. 1. Musim Hujan



Jika di Jumlahkan secara rata rata, maka jumlah curah hujan yang turun di Indonesia mencapai 1.600 milimeter pada tiap tahunnya. Tapi hanya beberapa daerah tertentu hanya sampai 500 milimeter sampai dengan 700 milimeter, contohnya di daerah Palu dan Timor. Untuk beberapa daerah yang berada di utara, contohnya Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, disekitar delta Mamberamo, Aceh, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Bogor, Bandung serta beberapa kota di bagian Jawa Barat memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Selain itu, di Indonesia dalam setiap 3 tahun sampai 5 tahun sekali terjadi peristiwa yang bernama el nino. Peristiwa el nino menyebabkan musim kering yang terlalu lama, dan ketika hujan tiba hanya sebentar. Kemudian setelah terjadinya peristiwa el nino, akan datang peristiwa yang bernama el nina. El nina merupakan peristiwa yang menyebabkan curah hujan yang tinggi dalam waktu yang panjang dan lama dari biasanya. 2. Musim Kemarau Musim kemarau atau sering disebut Musim Panas merupakan suatu kondisi dimana di berbagai daerah di Indonesia mengalami kekeringan dan kekurangan air dan tidak turunnya hujan. Hal tersebut terjadi karena adanya gerakan angin muson timur yang melewati Indonesia. Angin muson adalah angin yang bertiup dari belahan bumi utara yang menyebabkan benua Australia dalam keadaan dingin sehinga tekanan anginnya maksimum. Hal ini mengakibatkan benua Asia dalam keadaan panas, sehingga tekanan anginnya minimum. Karena angin akan bertiup dari tekanan maksimum ke tekanan minimum, maka arah perjalanan angin dari Australia ke Asia menuju ke daerah garis khatulistiwa yaitu Indonesia. Arah perjalanan angin tersebut melalui gurun pasir bagian utara Australia yang panas dan kering, sehingga menyebabkan di Indonesia hanya musim kemarau. 4.5.2 Pembagian Musim Di Dunia 1. Musim Semi Musim semi merupakan suatu kondisi pada daerah tertentu mengalami tumbuhnya tumbuhan dan pohon dengan lebat dari musim salju. Di belahan Bumi bagian Utara Musim Semi terjadi di antara bulan Februari hingga April. Di belahan bumi Selatan musim semi terjadi diantara bulan Agustus hingga Oktober. Ciri-ciri Musim Semi Adalah : a. b. c. d.



Tumbuhan dan daun di pepohonan rontok. Hawa pada musim semi panas sebesar 60% dan Dingin 40 %. Hewan ternak keluar dari sarangnya dan melakukan aktivitasnya. Sering turunya Hujan.



2. Musim Panas Musim Panas merupakan kondisi pada daerah tertentu Meningkat hawa yang sangat panas. Dibelahan Bumi bagian utara terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Di belahan Bumi bagian Selatan terjadi antara bulan November hingga Januari. Ciri-ciri Musim Panas Adalah: a. b. c. d.



Tumbuhan menjadi kering dan layu. Hawa pada musim panas 80% panas dan 20 % dingin. Hewan yang ada di musim itu melakukan aktivitasnya dan mencari makan. Munculnya Badai angin disertai hujan.



3. Gugur Musim Gugur merupakan kondisi dimana gugurnya tumbuhan dan dedaunan mulai rontok. Dibelahan bumi bagian utara terjadi antara bulan Agustus hingga Oktober. Dibelahan bumi bagian Selatan terjadi antara bulan Februari hingga April. Ciri-ciri musim Gugur adalah : a. b. c. d.



Tumbuhan layu dan rontok. Hawa pada musim gugur 60% dingin dan 40 % panas. Hewan hewan kembali ke sarangnya. Langit menjadi gelap dan berwarna orange.



4. Musim Dingin Musim dingin adalah kondisi hawa dingin dan turunnya salju es. Dibelahan Bumi bagian utara terjadi antara bulan November hingga Januari. Dibelahan bumi bagian selatan terjadi antara bulan Mei hingga Juli. Ciri-ciri Musim Dingin: a. b. c. d.



Tumbuhan yang biasanya sudah mulai rontok dan gundul yang ditimbuni salju-salju. Hawa pada musim dingin 80% dingin dan 20 % panas. Hewan hewan tertidur di sarangnya atau melakukan aktivitasnya di dalam sarang. Muncunya badai Salju



4.5.3 Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Musim Di Indonesia Secara astronomis wilayah Indonesia terletak antara 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Hal tersebut membawa pengaruh terhadap iklim Indonesia secara keseluruhan, yaitu beriklim tropis atau merupakan tempat peredaran semu matahari tahunan. Artinya, tempat yang selalu dilalui oleh pergeseran semu matahari dari garis balik utara ke garis balik selatan, atau sebaliknya. Posisi yang demikian itu menyebabkan banyaknya sinar matahari yang datang selalu besar (sering), yaitu sekitar 55%. Dengan sendirinya temperatur suhu udara di Indonesia selalu panas dengan suhu rata-rata harian adalah 27° C dengan dua musim, yaitu panas dan hujan. Mengapa terjadi perubahan musim di Indonesia? Perubahan musim di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: : 1. Pergeseran Semu Matahari Tahunan Pada saat bumi berevolusi, sumbu bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika, tetapi condong ke 66.5°, hal ini mengakibatkan posisi bumi terhadap matahari mengalami perbedaan. Pada 23 September sampai dengan 21 Maret kedudukan matahari berada di belahan bumi selatan dan kedudukan bumi posisinya lebih dekat ke matahari. Sehingga menyebabkan di belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas dan siang hari lebih lama daripada malam hari. Sedangkan, pada tanggal yang sama di belahan bumi bagian utara, seolah-olah berada pada posisi jauh dari matahari sehingga dengan sendirinya di utara mengalami musim dingin dan malam hari lebih panjang daripada siang hari. 2. Lintang Secara astronomis, Indonesia berada pada posisi garis lintang 6° LU – 11° LS. Karena berada pada posisi derajat seperti itu Indonesia berada di daerah tropis yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Akibatnya, sudut datang sinar matahari selalu tinggi dengan titik kulminasi



matahari terendah 54.5°, hal ini berakibat suhu udara rata-rata tinggi dengan tekanan udara rendah. Sehingga berhembuslah angin pasat dari daerah subtropika menuju daerah minimum equator. Di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator berhembus angin pasat tenggara, sedangkan utara ekuator berhembus angin pasat timur laut yang bersifat basah karena banyak mengandung uap air. 3. Rotasi Bumi Bumi dari arah barat ke timur dengan cepat sehingga ber-pengaruh pada udara yang membelok ke kiri di belahan bumi bagian selatan dan ke kanan di belahan bumi bagian utara. Karena Indonesia berada di belahan bumi bagian utara dan di selatan gerakan angin yang diterima berbeda, angin yang berasal dari tenggara belahan bumi selatan akan berubah menjadi angin barat daya di belahan bumi utara, sedangkan yang berasal dari timur laut belahan bumi utara akan berubah menjadi angin pasat laut di belahan bumi selatan. Angin tenggara bersifat basah, dan angin barat bersifat kering. 4. Daerah Bertekanan Rendah dan Tinggi Secara geografis Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudera. Terjadinya perbedaan tekanan udara di kedua benua, yaitu Benua Australia dan Asia yang terjadi setiap enam bulan sekali menyebabkan terjadinya gerakan udara bolak-balik yang berlawanan arah antara kedua benua tersebut. Karena terjadinya enam bulan sekali, maka angin tersebut disebut dengan angin muson. 5. Laut dan Benua Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan. Apabila kita membandingkan wilayah Indonesia antara daratan dan lautan, ternyata lautan lebih luas daripada daratan, dengan perbandingan 1 daratan 3 lautan (1 : 3). Hal ini akan berpengaruh langsung terhadap kondisi udara di Indonesia, yaitu kondisi udara yang lembap. Kelembapan udara tersebut akan berpengaruh terhadap amplitudo (perbedaan suhu udara) bulanan dan tahunan sangat kecil, yaitu antara 2° C sampai dengan 3° C, serta sebagian besar wilayah Indonesia memiliki banyak curah hujan dalam setiap tahunnya. 6. Tarikh Matahari Revolusi bumi terhadap matahari mengakibatkan adanya perhitungan tarikh matahari (syamsiyah, solar kalendar). Periode satu tahun pada Tarikh Matahari ialah 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik disebut Tahun Tropik. Satu Tahun Tropik ialah periode peredaran semu tahunan matahari dari titik aries sampai titik itu lagi. Karena presisi bumi, Aries selalu bergeser dengan arah positif pada ekliptika. Padahal matahari menjalani peredaran semu tahunan pada ekliptika berarah negatif. Akibat kedua hal ini, periode yang di perlukan matahari untuk bertemu dengan aries lebih pendek dari pada satu tahun siderik. Sementara itu Aries menjalani ekliptika berarah positif. Akibatnya, waktu yang dibutuhkan matahari untuk bertemu dengan aries lebih pendek daripada satu tahun siderik dimana 1 tahun siderik = 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik. Berdasarkan buku Ilmu Kebumian dan Entariksa (2006) oleh Tjasyono, di Bumi terdapat empat jenis musim, yaitu:



1. Musim dingin, di belahan bumi utara terjadi pada bulan Desember, Januari, dan Februari. Sedangkan di belahan bumi selatan pada Juni, Juli, dan Agustus. 2. Musim semi, di belahan bumi utara terjadi pada Maret, April, dan Mei. Sedangkan di belahan bumi selatan pada September, oktober, dan November. 3. Musim panas, di belahan bumi utara terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus. Sedangkan di belahan bumi selatar terjadi pada Desember, Januari, dan Februari. 4. Musim gugur, di belahan bumi uatara terjadi pada September, Oktober, dan November. Sedangkan di belahan bumi selatan terjadi pada Maret, April, dan Mei. Empat musim tersebut tidak terjadi di Indonesia, karena terletak di garis khatulistiwa. Di mana belahan bumi bagian tengah tidak terlalu mengalami kemiringan.



Gambar 7. Revolusi Bumi yang mengakibatkan perbedaan musim di dunia 4.6 Bumi Sebagai Magnet Dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia transportasi baik penerbangan, kapal laut, maupun angkutan darat, keberadaan medan magnetik bumi tak dimungkiri sangatlah penting. Pasalnya, medan magnetik bumi dapat membantu manusia dalam menentukan arah atau navigasi melalui kompas maupun satelit dan GPS. Medan magnet bumi atau disebut juga dengan medan geomagnetik adalah medan magnet yang menjangkau dari bagian dalam bumi hingga ke batas di mana medan magnet bertemu angin



matahari. Bumi bersifat sebagai magnet dengan mengasumsikan bahwa di pusat bumi terdapat sebuah batang magnet yang mengarah dari utara ke selatan geografis bumi dan ujung selatan magnet mengarah ke utara geografis bumi. Studi mengenai medan magnet bumi ini disebut dengan paleomagnetisme. Magnet bumi memiliki medan magnet yang dapat mempengaruhi kompas, bentuk navigasi lainnya maupun magnet batang. Selain itu, sumbu dari magnet bumi ini membentuk sudut kecil sebesar 170 dengan poros geografis bumi. Kutub utara dan kutub selatas magnet bumi tidak berimpit dengan kutub utara dan kutub selatan geografis, tetapi akan sedikit menyimpang. Dimana, sudut yang terbentuk antara penyimpangan kutub-kutub magnet bumi dan kutub-kutub geografis bumi di sebut dengan sudut deklinasi. Sedangkan sudut yang terbentuk antara kutub selatan magnet bumi dan arah horizontal bumi adalah sudut inklinasi. Adapun pemanfaatan medan magnetik ini dapat dengan mudah kita temukan, seperti halnya dalam penerbangan dan pelayaran yang membutuhkan navigasi agar tidak kehilangan arah. Manusia telah menggunakan kompas yang bergantung pada medan magnet bumi untuk menentukan arah sejak abad ke 11 masehi. Bukan hanya manusia yang membutuhkan navigasi tetapi juga hewan seperti pada burung merpati, penyu, maupun ikan salmon yang memerlukan navigasi untuk melakukan perjalanan untuk mencari penghidupan atau mencari makan. Disamping itu, medan magnet bumi juga berfungsi untuk memantulkan sebagian besar angin matahari. Dimana, arus partikel bermuatan dari matahari yang mampu mengionisasi lapisan atmosfir bumi. Gas-gas yang terkena angin matahari ini dapat terperangkap dalam gelembung medan magnet yang dapat terbawa angin matahari. Proses tersebut, kemungkinan juga pernah terjadi di planet Mars. Selain untuk navigasi global dan melindungi kehidupan biologis dari radiasi luar angkasa salah satunya angin matahari, medan magnetik bumi juga bermanfaat untuk menjaga agar perputaran bumi tetap ada pada porosnya. Disamping itu, terlepas dari perdebatan apakah pertambangan itu merusak bumi atau tidak, tetapi dengan adanya medan magnetik bumi maka beberapa jenis mineral dan bijih besi di dalam bumi akan lebih mudah untuk di lacak.



Pernah liat kompas nggak? Maksudnya bukan koran kompas, lho. Tapi, kompas yang alat untuk menentukan arah mata angin. Nah, kalian yang pernah menggunakan kompas, pasti tahu kan, kalau jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Hmm… Kira-kira kenapa bisa begitu, ya? Hayoo… ada yang kepikiran nggak, nih? Yuk, kita simak penjelasan berikut untuk tahu jawabannya!



Gambar 8. Kompas menunjuk ke arah utara dan selatan (Sumber: Wikipedia.org) Ternyata, hal ini disebabkan oleh gaya tarik menarik antara jarum kompas dengan magnet bumi, lho!. “Hah? Magnet bumi? Emangnya bumi ada magnetnya?” Nah, kamu baru tahu, kan kalau bumi yang kita diami memiliki sifat kemagnetan. Secara geografis, kutub utara magnet bumi berada di selatan bumi dan kutub selatan magnet bumi berada di utara bumi.



Gambar 9. Magnet Ngomongin magnet bumi, kalian tahu nggak kalau ternyata teori ini pertama kali dicetuskan oleh William Gilbert. Pada teorinya dijelaskan kalau bumi bersifat magnet karena inti bumi dipenuhi dengan loadstone atau batuan yang mengandung magnetik.



Gambar 10. Penemu Teori Kemagnetan Pada eksperimennya, dia menyadari kalau magnet bumi kehilangan kemampuan magnetiknya ketika terkena suhu yang tinggi. Selain itu, karena kekuatan magnetik sering menghasilkan gerakan melingkar, maka dia mulai menghubungkan fenomena magnet tersebut dengan rotasi bumi. Selain teori William Gilbert, ternyata ada teori lain bernama teori dinamo yang juga menjelaskan tentang kemagnetan bumi, lho. Pada teori ini, inti luar bumi yang bersifat cair mengandung arus listrik. Nah, sejumlah muatan listrik tersebut lalu berputar mengelilingi sumbunya dan menghasilkan medan magnet. Kebayang nggak, nih? Kalau masih bingung, coba deh kamu perhatikan gambar berikut ini.



Gambar 11. Penyebab Bumi Berisfat Magnetik Struktur bumi tersusun dari beberapa lapisan, yaitu inti bumi, mantel bumi, dan kerak bumi. Inti bumi terbagi menjadi dua, yaitu inti dalam yang bersifat padat dan inti luar yang bersifat cair. Ketika bumi berotasi, partikel bermuatan listrik dalam cairan inti luar bumi ikut bergerak dan menghasilkan medan magnet. Nah, kembali ke persoalan jarum kompas tadi. Karena bumi bersifat magnetik, maka timbul gaya tarik menarik antara magnet bumi dengan jarum kompas, akibatnya kompas selalu menunjukan arah utara dan selatan.



Ketika menggunakan kompas, coba kalian perhatiin lebih detail deh. Kok kayaknya ada yang aneh ya? Ternyata, jarum utara kompas nggak menunjuk tepat ke arah utara lho. Ada penyimpangan pada jarum kompas tersebut yang membentuk sudut bernama sudut deklinasi. Hmm… lalu apa itu sudut deklinasi? Sudut deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh kutub utara jarum kompas dengan arah utara magnet/selatan geografis. Sudut deklinasi akan bernilai positif jika kutub utara kompas menyimpang ke timur dan bernilai negatif jika kutub utara kompas menyimpang ke barat. Misalnya, suatu objek yang berada di atas kutub utara memiliki sudut deklinasi +90°, sedangkan jika objek berada di atas kutub selatan maka sudut deklinasinya -90°.



Gambar 12. Sudut Deklinasi



Selain terdapat sudut deklinasi, ternyata ada juga penyimpangan jarum kompas lainnya seperti gambar di bawah.



Gambar 13. Sudut Inklinasi Kalian tahu nggak, kenapa sih kedudukan jarum kompas tidak mendatar? Hal tersebut dikarenakan arah garis gaya medan magnet bumi tidak sejajar dengan permukaan bumi (bidang horizontal). Posisi jarum kompas ternyata agak miring pada sudut tertentu. Sudut itu dinamakan sudut inklinasi. Lalu, apa itu sudut inklinasi? Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk antara ujung jarum kompas dengan arah horizontal permukaan bumi. Sudut inklinasi bernilai positif, jika kutub utara jarum kompas berada di sebelah atas garis mendatar dan bernilai negatif jika kutub utara jarum kompas berada di bawah



garis mendatar. Misalnya, suatu objek yang berada di kutub utara memiliki sudut deklinasi -90°, sedangkan jika objek berada di kutub selatan maka sudut deklinasinya +90°. Pada teori kemagnetan bumi ini, kita dapat mengetahui beberapa fakta unik nih tentang jarum kompas. Pertama, alasan jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara dan selatan adalah karena adanya gaya tarik menarik antara jarum kompas dengan magnet bumi. Kedua, pada jarum kompas ternyata terdapat penyimpangan yang dapat membentuk sudut, yaitu  sudut deklinasi dan inklinasi.



Gambar 14. Bumi sebagai Magnet



4.7 Mitigasi Bencana Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 4.7.1 Bencana berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh alam 2. Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa nonalam 3. Bencana sosial, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh manusia Bencana alam juga dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Bencana alam meteorologi (hidrometeorologi). Berhubungan dengan iklim. Umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus 2. Bencana alam geologi. Adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, dan longsor Penyebab bencana alam di Indonesia: 1. Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar 2. Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (Indo-Australia, Eurasia, Pasifik) 3. Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam 4.7.2 Tujuan Mitigasi Bencana 1. Mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi penduduk 2. Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan 3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman Beberapa kegiatan mitigasi bencana di antaranya: 1. 2. 3. 4. 5.



Pengenalan dan pemantauan risiko bencana; Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana; Pengembangan budaya sadar bencana; Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana; Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana;



6. 7. 8. 9.



Pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam; Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi; Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya bencana.



Contoh robot mitigasi bencana diantaranya: 1. Robot pencegah kebakaran 2. Robot pendeteksi tsunami 3. Robot patroli/pemantau rumah atau gedung Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori: 1. 2. 3. 4.



Kegiatan sebelum bencana terjadi (mitigasi) Kegiatan saat bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi) Kegiatan tepat setelah bencana terjadi (pencarian dan penyelamatan) Kegiatan pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi)



Contoh upaya dalam mitigasi bencana 1. Mitigasi Bencana Tsunami Sistem untuk mendeteksi tsunami dan memberi peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Ada dua jenis sistem peringatan dini tsunami, yaitu: a. Sistem peringatan tsunami internasional b. Sistem peringatan tsunami regional 2. Mitigasi Bencana Gunung Berapi Pemantauan aktivitas gunung api. Data hasil pemantauan dikirim ke Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan radio komunikasi SSB. Pemetaan, peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, pengungsian, dan pos penanggulangan bencana gunung berapi. Penyelidikan gunung berapi menggukanan metode geologi, geofisika, dan geokimia 3. Mitigasi Bencana Gempa Bumi a. Sebelum Gempa  Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)  Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal  Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional  Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll  Periksa penggunaan listrik dan gas  Catat nomor telepon penting  Kenali jalure evakuasi  Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa



b. Ketika Gempa  Tetap tenang  Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang  Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah  Turun dari kendaraan dan jauhi pantai. c. Setelah Gempa  Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasa  Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.  Hindari banugnan yang berpotensi roboh. 4. Mitigasi Tanah Longsor a. Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman b. Mengurangi tingkat keterjalan lereng c. Terasering dengan sistem drainase yang tepat d. Penghijauan dengan tanaman berakar dalam e. Mendirikan bangunan berpondasi kuat f. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk g. Relokasi (dalam beberapa kasus) 5. Mitigasi Banjir a. Sebelum Banjir  Penataan daerah aliran sungai  Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan banjir  Tidak membangun bangunan di bantaran sungai  Buang sampah di tempat sampah  Pengerukan sungai  Penghijauan hulu sungai b. Saat Banjir  Matikan listrik  Mengungsi ke daerah aman  Jangan berjalan dekat saluran air  Hubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan bencana c. Setelah Banjir  Bersihkan rumah  Siapkan air bersih untuk menghindari diare  Waspada terhadap binatang berbisa atau penyebar penyakit yang mungkin ada  Selalu waspada terhadap banjir susulan



4.7.3 Contoh siklus manajemen bencana: Tahap prabencana dapat dibagi menjadi kegiatan mitigasi dan preparedness (kesiapsiagaan). Selanjutnya, pada tahap tanggap darurat adalah respon sesaat setelah terjadi bencana. Pada tahap pascabencana, manajemen yang digunakan adalah rehabilitasi dan rekonstruksi. Tahap prabencana meliputi mitigasi dan kesiapsiagaan. Upaya tersebut sangat penting bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sebagai persiapan menghadapi bencana. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Tahap pascabencana meliputi usaha rehabilitasi dan rekonstruksi sebagai upaya mengembalikan keadaan masyarakat pada situasi yang kondusif, sehat, dan layak sehingga masyarakat dapat hidup seperti sedia kala sebelum bencana terjadi, baik secara fisik dan psikologis.



TUGAS BAB 4 1. Jelaskan kenapa lempeng kerak bumi selalu bergerak ? 2. Menurut anda ,jika terjadi pelemahan pada medan magnet bumi,apakah kira-kira akibatnya bagi bumi ? 3. Menurut pendapat anda,apakah yang akan terjadi jika bumi berhenti berputar atau berotasi ? 4. Jelaskan mengapa di Indonesia relative sering terjadi Gempa Bumi ? 5. Jelaskan mitigasi bencana yang akan anda susun jika ada bencana Gempa di tempat kita !