Memahami Teknik Body Manipulasi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • heni
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MEMAHAMI TEKNIK BODY MANIPULASI



OLEH : KELOMPOK 2



I Dewa Ayu Agung Yuli Umardewi



(183222909)



I Gusti Ayu Murtini



(183222910)



Ni Luh Ayu Karmini



(183222930)



Ni Luh Putu Very Yanthi



(183222932)



Ni Putu Sri Apriantini



(183222945)



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI 2018



KATA PENGANTAR “Om Swastyastu” Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar Keperawatan Komplementer”. Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliahKeperawatan Komplementer. Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah member kami bantuan dukungan kjuga semangat, buku dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.



Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini. “Om Santih, Santih, Santih Om”



Denpasar, 26 November 2018



Kelompok



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2 1.3 Tujuan .................................................................................................. 2 1.4 Manfaat ................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Manipulative and body based method .................................................. 3 2.2Jenis- jenis terapi manipulative and body based method ...................... 5 2.3 Indikasi .......................................................................................................... 7 2.4 Kontraindikasi ...................................................................................... 7 2.5 Manfaat ................................................................................................ 8 2.6 Hal-hal yg perlu di perhatikan dlm body manipulasi ........................... 10 BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan .............................................................................................. 15 3.2 Saran ..................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.Terapi disini diartikan sebagai usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit dan perawatan penyakit.Komplementer



bersifat



melengkapi,



menyempurnakan.Pengobatan



komplementer



dilakukan



bersifat dengan



tujuan



melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Pengobatan komplementer atau alternative menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Klien yang menggunakan terapi komplementer memiliki beberapa alasan.



Salah



satu



alasannya



adalah



filosofi



holistic



pada



terapi



komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya (Widyatuti, 2008). Terapi non farmakologis dapat digunakan sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik (Dalimartha, 2008). Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke pengobatan komplementer, meskipun pemgobatan modern juga sangat popular di perbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis (sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit adalah suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana dalam subuah penelitian tentang penggunaan klinik pengobatan komplementer untuk pengobatan nyeri.



1



1.2 Rumusan Masalah “Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah Apa yang di maksud dari Body Manipulasi pada Keperawatan Kompementer?”



1.3



Tujuan Adapun tujuan yang terdapat dalam pembahasan makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengertian dari Body Manipulasi. 2. Mengetahui jenis-jenis Body Manipulasi. 3. Mengetahui Indikasi Body Manipulasi. 4. Mengetahui Kontraindikasi Body Manipulasi. 5. Mengetahui Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Body Manipulasi.



1.4 Manfaat 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa itu Body Manipulasi. 2. Mahasiswa mampu melakukan/ mempraktekan terapi Body Manipulasi pada dunia Kesehatan.



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Manipulative and body based method Manipulative and body based methode yaitu terapi dengan cara memberikan perangsangan pada tubuh untuk mengembalikan fungsi normal tubuh. Perangsangan dapat berupa sentuhan, tekanan, maupun menggerakan anggota tubuh. Contoh terapi yaitu chiropratic, masase, akupresur, dan yoga, (Zahrawani, 2010). Merangsang atau menggerakan anggota tubuh untuk mengembalikan fungsinya yang normal, misalnya chiropractic, osteopathic manipulation, dan pijat (massage). Juga termasuk gerak dan latihan pernafasan seperti yoga, Alexander technique, pilates, teknik buteyko, eucapanic breathing. Manipulative and body-based practices (Praktek manipulatif dan berbasis tubuh) berfokusterutama pada struktur dan sistem tubuh, termasuk tulang dan sendi, jaringan lunak, dan peredaran darah dan sistem limfatik. Beberapa praktek yang berasal dari sistem tradisional obat, seperti dari China, India, atau Mesir, sementara yang lain dikembangkan dalam 150 tahun terakhir (misalnya, manipulasi chiropractic dan lain-lain). Meskipun banyak provider memiliki pelatihan formal dalam anatomi dan fisiologi manusia, ada cukup banyak variasi dalam pelatihan dan pendekatan dari penyedia baik di dalam dan modalitas. Meskipun heterogenitas ini, praktek-praktek



manipulatif



dan



berbasis



tubuh



memiliki



beberapa



karakteristik umum, seperti prinsip bahwa tubuh manusia adalah mengatur diri sendiri dan memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan bahwa bagian-bagian dari tubuh manusia saling bergantung. Praktisi di semua terapi ini jugacenderung untuk menyesuaikan pengobatan mereka dengan kebutuhan khusus dari setiap pasien.



3



2.1.1 Sejarah Terapi manipulatif diketahui telah berkembang di berbagai belahan dunia. Referensi historis paling awal tentang praktik terapi manipulatif di Eropa dimulai pada 400 SM. Terapi manipulatif pada awalnya merupakan andalan dari dua sistem perawatan kesehatan alternatif terkemuka yaitu osteopati dan chiropractic, keduanya didirikan pada bagian akhir abad ke-19 sebagai respons terhadap kekurangan obat allopathic. Dokter medis dan osteopati lah yang pada awalnya berperan dalam memperkenalkan terapi ini menjadi terapi fisik, sejak saat itu terapi fisik memberikan kontribusi yang kuat dalam dunia kesehatan, sehingga memperkuat klaim profesi untuk memiliki terapi manipulatif dalam lingkup praktiknya yang diatur secara hukum. Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang memengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi. Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan adanya teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada. Terapi komplementer termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit



atau



promosi



kesehatan



dan



kesejahteraan.



Fokus



terapi memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual).Terapi komplementer adalah



terapi



yang



digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk menggantikan terapi medis. Terapi komplementer dapat digunakan sebagai single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan.



4



2.2 Jenis- jenis terapi manipulative and body based method a.Chiropractic Bentuk terapi manual yang berfokus pada hubungan antara struktur dan fungsi, khususnya pada tulang belakang untuk mengurangi rasa sakit. Chiropracticberasal dar bahasa yunani yaitu “cherio” dan “praktikos” yang berarti dilakukan dengan tangan, (Dr. Eleanor Bull, 2007) Ilmu pengetahuan chiropractic menangani hubungan antara artikulasi kerangka dan sistem syaraf dan peran dari hubungan ini dalam pemulihan dan pemeliharaan kesehatan.Permasalahan utama dari chiropractic adalah tidak normalnya struktur atau fungsi dari kolom vertebra (vertebral column) yang secara klinis dikenal sebagai kompleks subluksasi vertebra (vertebral subluxation complex).Kompleks subluksasi mencakup setiap perubahan struktur tulang belakang yang berdekatan yang bersifat dinamis secara biokimia dan fisiologi (biochemical and physiological dynamics contigousspinal structures) yang dapat menyebabkan gangguan neurologi. Praktik chiropractic terdiri dari analisa dari gangguan pada transmisi dan ekspresi syaraf normal yang disebabkan oleh tidak normalnya satu atau lebih unit motor vertebra atau struktur skeletal lainnya dan perbaikannya dengan penyesuaian dari struktur-struktur ini untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan, tanpa menggunakan obat atau pembedahan. Aplikasi klinis dari chiropractic mencakup penyesuaian vertebra tulang belakang dan artikulasi skeletal lainnya; penggunaan x-ray analitis dan diagnostik dari sistem skeletal dan jaringan-jaringan di sekitarnya; prosedur ini diperlukan untuk mengetahui gangguan pada sistem skeletal neuromuskular dan kondisi-kondisi yang terkait dengannya; dan penggunaan prosedur diagnostik fisik, klinis dan laboratorium untuk memastikan sifat masalah pasien dan menanggapi dengan benar sehingga dapat memberikan perawatan yang optimal terhadap pasien. Sejalan dengan konsep ini adalah kewajiban untuk berkonsultasi dengan, atau merujuk kepada penyedia perawatan kesehatan sebelum, selama atau setelah memberikan perawatan chiropractic, apabila menurut pendapat 5



profesionalnya, hal tersebut diperlukan dan dilakukan untuk kepentingan terbaik dari pasien. b.Massage Terapi dengan memanipulasi otot dan jaringan ikat untuk meningkatkan fungsi jaringan, dan relaksasi. Massage adalah salah satu manipulasi sederhana yang pertama-tama ditemukan manusia untuk mengusap bagian badan yang sakit. Meletakan tangan dengan lurus pada daerah sakit atau mengusap dahi yang panas dari tubuh yang sakit, adalah permulaan sikap atau gerak spontan yang menghasilkan efek enak, (Sudarsini, 2015)



1) Manipulasi Pokok Masase Disebut manipulasi pokok karena merupakan dasar (basic) didalam pegangan dalam masase ini terdiri dari 9 manipulasi pokok yaitu: a) Effleurage (Menggosok) Teknik masase ini digunakan sebagai manipulai pembuka dan penutup. Pelaksanaanya adalah jari-jari tangan rapat mencakup otot, gosokan menuju arah jantung dan dilakukan secara berirama dan kontinyu. Pengaruh mekanis dari effleurage adalah membantu kerja pembuluh darah balik (vena) dan menyebabkan timbulnya panas tubuh sehingga manipulasi effleurage dapat berfungsi sebagai pemanasan (warming up). Pengaruh fisiologis dari gosokan yang kuat mempengaruhi sirkulasi darah pada jaringan yang paling dalam dan di otot-otot. Gosokan sedang lebih mengaktifkan sirkulasi pada pembuluh getah bening (lymphe), sedangkan gosokan lamban menghasilkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) local dengan waktu lama yang disebut hyperaemi.



6



b) Petrissage (Memijat) Petrissage adalah prosedur masase yang dilakukan dengan teknik perasan,



tekanan,



dan



pencomotan



otot



dari



jaringan



dalam.Petrissage dapat dilakukan dengan satu tangan atau kedua tangan dengan gerakan bergelombang, berirama, tidak terputus-putus dan terikat satu sama lain. Gerakan diulang-ulang beberapa kali pada tempat yang sama, kemudian tangan dipindah-pindahkan sedikit demi sedikit sepanjang kumpulan otot. Pengaruh mekanis yang ditimbulkan oleh gerakan peras adalah menghancurkan sisa-sisa pembakaran dan melemaskan kekakuan di dalam jaringan. Pengaruh fisiologis dari manipulasi petrissage terutama berhubungan dengan suatu perintah latihan bagi saraf motorik yang merangsang fungsi otot. Selain itu gerakan mengangkat, memeras dan menekan menyebabkan perbaikan aliran darah dalam otot dan menambah kekuatan (tonus) otot.



7



c) Friction (Menggerus) Friction atau menggerus adalah prosedur yang sangat tua dan banyak dipergunakan dalam semua bentuk masase. Pelaksanaanya adalah dengan gerakan putaran spiral menuju ke arah jantung. Menurut letak dan tempat bagian badan, maka manipulasi ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam variasi yaitu dengan menggunakan jari, ibi jari, telapak tangan atau bahkan dengan sikut. Pengaruh mekanis dari friction menghasilkan kelancaran aliran darah setempat (vasodilatasi local), merangsang pergantian nutrisi, dan juga sebagai pemanasan. Pengaruh fisiologis adalah aksi friction di dalam melancarkan aliran darah dan pembesaran serabut otot.



d) Shaking (Menggoncang) Shaking atau menggoncang adalah prosedur masase yang juga sering dipakai untuk membantu para olahragawan agar otot-ototnya menjadi



kendor,



sehingga



memudahkan



sirkulasi



darah.



Pelaksanaanya adalah dengan jari-jari membengkok, misalnya bagian bawah dan atas. Pada bagian yang berotot, lengan atas dan lengan bawah, paha atau betis yang dilakukan dengan gerakangerakan ke samping, ke atas dan ke bawah. Manipulasi dilakukan dengan irama yang hidup serta tangan berpindah-pindah dan berdekatan. Pengaruh mekanis dari manipulasi shaking adalah jika dilakukan dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot dan menambah fleksibilitas jaringan-jaringan. Pengaruh fisiologis 8



adalah merangsang dan memberikan desakan ke dalam, terutama pada organ tubuh bagian perut dan dada, serta mengendurkan, melemaskan, dan mengulur bagian lunak yang menyebabkan lancarnya peredaran darah dan meningkatkan kerja syaraf.



e) Tapotement (Memukul) Manipulasi ini sering digunakan yaitu gerakan pukulan ringan dan berirama dengan jari-jari tangan, telapak tangan atau kepalan. Dapat juga dilakukan secara mekanis atau dengan bantuan alat yang digerakan tangan atau listrik. Yang sering digunakan dan lebih baik adalah manipulasi “mencincang”, yang dilakukan oleh jari-jari kedua belah tangan dengan jarak yang cukup berdekatan. Gerakan dilakukan dengan irama hidup (irama yang bersemangat), sesuai dengan keadaan dan tidak terputus-putus. Sikap tangan dapat berupa setengah mengepal, jari-jari terbuka, dengan punggung jari-jari atau dengan membentuk tangan seperti mangkuk (cupping). Biasanya tapotement diberikan di daerah pinggang-punggung dan pantat, tetapi boleh juga diberikan di tempat lain apabila diperlukan. Manipulasi ini dipergunakan sebagai masase pemanasan dan pengembalian pulihnya fisik ke keadaan semula. Pengaruh mekanis dari aksi tapotement, yang dilakukan dengan irama cepat akan menimbulkan warna merah dan rasa panas yang berarti mengalirnya darah lebih banyak pada daerah yang dimasase. Pengaruh fisiologis yang ditimbulkan dari manipulasi pukulan adalah meningkatkan peredaran darah arteri terutama pada jaringan otot, menimbulkan



9



kontraksi otot (idiomuskuler) sehingga dapat membantu kelancaran pertukaran zat dalam tubuh.



f) Walken (Menggosok Melintang Otot) Manipulasi walken diberikan pada daerah-daerah yang lebar. Pelaksanaanyan hamper sama dengan effleurage, tetapi dilakukan dengan melintang otot dengan menyusur panjangnya otot. Walken selalu dikerjakan dengan kedua tangan dan jari-jari rapat. Gosokan kedua tangan dilakukan dengan arah yang berlawanan, satu menarik dan yang satu mendorong, arahnya naik menuju jantung. Pengaruh mekanis adalah aksi walken dalam membantu pemanasan badan (warming up) dan sebagai manipulasi untuk mendeteksi kelainankelainan akibat cedera. Pengaruh fisiologis adalah memberikan rangsangan pada persyaratan dan jaringan di bawah kulit.



10



g) Vibration (Menggetarkan) Getaran ini dapat diberikan melalui ujung jari, dua jari atau tiga jari yang dirapatkan. Caranya dengan sikap membengkok siku, jari-jari ditekankan pada tempat yang dikehendaki, kemudian kejangkan seluruh lengan tersebut. Getaran ini biasanya diberikan pada tempattempat yang sensitive (peka), misalnya di lekuk bawah kepala, sekeliling persendian, di sudut luar scapula, dsb. Vibration termasuk manipulasi masase terapi dan sangat efektif untuk memacu persyaratan dalam upaya penyembuhan. Manipulasi dapat dilakukan beberapa kali, dan biasanya pada akhir masase keseluruhan tubuh (general massage). Pengaruh mekanis dari aksi vibration adalah merangsang (menstimulasi) pada organ-organ dalam yang penting. Pengaruh fisiologis pada vibration adalah merangsang syaraf vegetatif (tak sadar) pada alat-alat dalam melalui aksi pada bagian luar.



11



h) Skin Rolling (Menggeser Lipatan Kulit) Sering kali dilakukan untuk masase penyembuhan (terapi). Pada tempat-tempat yang permukaannya sempit (kecil) dapat dikerjakan dengan menggunakan satu tangan, sedangkan untuk tempat-tempat yang lebar dikerjakan dengan kedua tangan secara bersama-sama. Caranya dengan mencubit kulit, ibu jari didorongkan dan jari-jari yang lain melangkah-langkah berjalan ke depan. Pengaruh mekanis adalah aksi skin rolling dalam mempertinggi tonus otot dan memperbaiki pertukaran zat serta peredaran darah di bawah kulit. Pengaruh fisiologis dapat melepaskan kulit dari jaringan ikat dan melebarkan pembuluh kapiler di bawah kulit.



i) Stroking (Mengurut). Biasanya dilakukan dengan menggunakan ibu jari, kedua ujung jari, tiga jari atau ke empat ujung jari yang dirapatkan kemudian dengan tekanan menggerakkan jari-jari tersebut menyusur diantara kanan dan kiri tulang belakang (inter vertebrae), antar otot (inter musculair), antar iga (inter costae), dst. Manipulasi ini juga merupakan teknik masase pengobatan yaitu untuk menemukan kelainan-kelainan berupa pengerasan-pengerasan otot (miogelosen), ketegangan-ketegangan atau benjolan-benjolan pada otot tersebut. Pengaruh mekanis adalah aksi Stroking dalam melemaskan jaringan 12



sehingga sirkulasi darah dan pertukaran zat menjadi lancer dan baik. Pengaruh fisiologis yaitu mempengaruhi syaraf vegtatif (syaraf tak sadar) pada jaringan-jaringan di bawah kulit. 2) Manipulasi Pembantu Masase Diantara kesembilan manipulasi pokok terdapat pula manipulasi lainnya yang disebut manipulasi pembantu atau sekunder. Manipulasi ini dapat berfungsi melengakapi dan menyempurnakan prosedur menipulasi pokok.



Manipulasi



pembantu



dapat



dikatakan



sebagai



teknik



pengembangan (improvisasi) dari manipulasi pokok yang dilakukan pada saat dan kondisi tertentu. Beberapa manipulasi pembantu yang penting adalah : a) Goncangan dan Memutar. Manipulasi ini dilakukan dengan jari-jari membengkok mengambil bagian bawah dan atas pada bagian yang berotot pada lengan atas dan bawah, paha atau betis dan gerakan-gerakan kesamping (kiri/kanan) dan keatas/kebawah. Manipulasi dilakukan dengan irama yang hidup serta tangan berpindah-pindah dengan sangat berdekatan. Bila gerakan dilakukan dengan baik, goncangan ini akan melemaskan otot-otot, menambah fleksibilitas jaringan-jaringan, menurunkan ketegangan saraf, dan menenangkan daerah yang dimasase. Teknik memutar dilakukan seperti halnya dengan goncangan, akan tetapi dengan jari-jari tangan lurus dan telapak tangan ditekankan lebih kuat pada jaringan (lokal) yang dimasase. Manipulasi memutar ini bermanfaat bagi keseluruhan jaringan lunak di sekitar daerah tersebut. Efek manipulasi memutar sama halnya dengan goncangan, karena kedua-duanya dapat dikombinasikan sebagai variasi. Para olahragawan menggunakan goncangan dan memutar dengan tujuan melemaskan otot-otot



pada waktu



beristirahat



(di sela-sela



pertandingan/turun minum) atau sesudah pertandingan. b) Tekanan



13



Tekanan adalah prosedur kuno yang diberikan pada bagian yang kecil atau lebih besar dari tubuh. Tekanan akan berubah secara teknis berdasarkan luas daerah yang dimasase. Tekanan pada punggung dilakukan dengan kekuatan pada akhir masase local (partial) atau masase keseluruhan badan (general) dan indikasi hanya pada pasien yang sehat dan kuat. Untuk melakukan manipulasi ini dipergunakan telapak tangan dengan jari-jari lurus dilakukan pada kiri-kanan tulang belakang (columna vertebralis) dalam posisi telungkup. Tekanan dilakukan sekali atau berkali-kali pada tempat yang sama tanpa intensitas yang berlebih-lebihan. Untuk melaksanakan tekanan yang kuat akan tetapi hemat tenaga digunakan berat badan, yang disalurkan pada telapak tangan melalui lengan yang lurus. Tekanan yang dilakukan pada saraf adalah prosedur masase terapi, yang dilakukan dengan menekan terus-menerus atau secara vibration (menggetarkan) pada suatu pangkal saraf yang sensitif atau pada cabang yang pokok. c) Tarikan (Cubitan) dan Peregangan. Tarikan dan peregangan adalah prosedur masase pada persendian dan jaringan yang dilakukan pada akhir masase. Untuk melaksankan tarikan, masseur/masseuse memegang dengan tangan sebelah di bagian atas persendian dan tangan yang lain berada di bawah persendian kemudian menarik secara bersama-sama menuju ke arah centripetal (jantung). Menipulasi ini terdiri dari tarikan sederhana yang biasanya dikombinasikan dengan vibration, terutama dalam masase persendian untuk melawan gejala-gejala penurunan mobilitas persendian dan pembesaran jaringan patologis di sekitar persendian, terutama pada persendian tangan dan kaki. Penarikan di samping kanan-kiri columna vertebralis cervicales dilakukan pada posisi telungkup, posisi duduk dan berdiri dengan mengangkatnya ke arah vertikal. Menipulasi tarikan dilakukan dengan baik dan betul agar tidak menimbulkan memar dan rasa sakit pada kulit. Peregangan adalah gerakan aktif atau pasif yang



14



menyempurnakan gerakan metodik dari persendian dalam hal latihan (exercise) dan mempertahankan mobilitas. Tarikan dan peregangan adalah manipulasi yang sangat berguna dalam masase olahrgawan, terutama dalam mengembalikan fungsi cedera persendian dan otot. d) Prosedur Masase Lainnya. Prosedur masase lainnya adalah semua manipulasi baru atau variasi baru dari beberapa prosedur kuno. Bentuk atau jepitan kulit disebut pengangkatan otot-otot. Jepitan diberikan pada bagian yang berotot dari anggota tubuh sedangkan pengangkatan otot-otot dilakukan pada bagian belakang. Comotlah jaringan di bawah kulit dengan jari-jari bahkan otot sampai batas elastisitas jaringan, kemudian biarkan lepas dari genggaman. Manipulasi ini dilakukan dengan irama dari satu tempat ke tempat lainnya pada bagian anggota tubuh yang berotot/berdaging. Prosedur masase yang ditulis di atas, dapat dilakukan satu persatu atau dikombinasi. Biasanya friction dengan petrissage, tapotement dengan stroking, goncangan dengan putaran, tekanan dengan vibration atau tarikan dengan tekanan. Masase dibatasi menurut keperluannya dan indikasinya dengan satu atau dua manipulasi pokok, tetapi jika diperlukan dalam kondisi yang lebih luas, lebih baik seluruh manipulasi pokok dikerjakan. Dari manipulasi pokok yang dipakai dalam masase sistem Swedia, khusus manipulasi tapotement, skin rolling dan stroking merupakan manipulasi-manipulasi terapi (pengobatan). Dalam pelaksanaanya ke-sembilan manipulasi pokok ini tidak selalu digunakan secara keseluruhan, tetapi hanya dipakai beberapa manipulasi saja sesuai kebutuhan. Sebagai contoh seseorang yang mengalami kekakuan pada otot betisnya setelah mengikuti gerak jalan, maka masasenya adalah dengan memeberikan manipulasi-manipulasi : Effleurage, Petrissage, Walken, Shaking, Effleurage. Hanya 5 (lima) macam manipulasi saja yang digunakan. Karena kekakuan otot setelah melakukan gerak jalan jelas bukan merupakan suatu kelainan atau



15



cedera yang serius, tetapi karena tertimbunnya zat lelah (asam laktat/asam susu) pada otot tersebut. Dengan memberikan Effleurage (gosokan) diharapkan peredaran darah akan menjadi lebih lancar, sehingga asam laktat dapat terserap mengikuti peredaran darah balik (vena). Kemudian diberikan Petrissage (pijatan) dimaksudkan agar kekakuan otot tersebut menjadi lemas kembali dan pengangkutan sisa pembakaran menjadi lebih lancer. Berikutnya diberikan Walken (gosokan melintang otot) dengan maksud jika ada rangsangan yang terlalu besar pada persyarafan dan terdapat kelainan jaringan di bawah kulit dapat segera diketahui dan gerakan Walken akan menimbulkan efek panas yang menyebabkan lancarnya pembuluh darah balik (vena). Setelah itu diberikan manipulasi Shaking (goncangan) yang berguna untuk menggendorkan, melemaskan otot dan merangsang (menstimulasi) organ-organ tubuh sehingga dapat berfungsi kembali dengan baik dan pertukaran zat-pun akan menjadi lebih lancar. Akhirnya diulang kembali manipulasi Effleurage dengan maksud untuk mengadakan re-check (memeriksa kembali) apakah masih ada kekakuan otot di tempat tersebut atau tidak. Effleurage penutup, selain untuk mengadakan



re-check,



juga



untuk



memeberikan



rangsangan



tambahan untuk mempelancar peredaran darah dan menimbulkan rasa nyaman pada pasien.



c. Akupresur Akupresur merupakan pengembangan dari teknik akupuntur. Pada prinsipnya, tujuan kedua perawatan ini tidak berbeda, tergantung dan jenis keluhan. Keduanya dipakai untuk merangsang titik-titik yang ada di tubuh, menekan hingga masuk ke sistem saraf. Jika dalam penerapan akupuntur harus memakai jarum, maka dengan hanya memakai gerakan dan tekanan jari yaitu jenis tekan putar, tekan titik, dan tekan lurus akupresur dapat dilakukan (Harper, 2006).



16



Prinsip dari akupresur ini dikenal sebagai adanya aliran energi vital di tubuh (dikenal dengan nama Chi atau Qi (Cina) dan Ki (Jepang). Aliran



energi



ini



sangat



mempengaruhi



kesehatan.



Teknik



acupressure dilakukan dengan menekan titik tertentu (yang dikenal dengan nama acupoint) dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari untuk menstimulasi aliran energi di meridian. Daerah atau lokasi yang dilakukan penekanan ini disebut acupoint. Acupoint terletak di seluruh tubuh, dekat dengan permukaan kulit dan terhubung satu sama lain melalui jaringan yang komplek dari meridian. (Turana, 2004). Banyak ragam akurpresur telah berkembang seiring dengan waktu.



a. Shiatsu Secara harfiah kata shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu), serangkaian penekanan menggunakan jari secara berirama, keseluruh bagian tubuh sepanjang meridian energi. Terapi ini juga termasuk peregangan dan tepukan. Titik-titik tekan hanya disentuh antara 3-5 detik. Penanganan ini bisa merangsang sekaligus menenangkan. Shiatsu adalah versi Jepang dari akurpresur, dan kini menjadi semakin populer di dunia barat. b. Jin Shin Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik-titik akupuntur yang penting pada meridian dan jalur-jalur yang terpilih, setiap titik ditekan selama 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan meditatif untuk menyeimbangkan “chi” sang energi vital. c. Do-in Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titiktitik meridian. Do-in juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan pernafasan. d. Tui-Na



17



Ini adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik-titik akurpresur dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan. Beberapa titik akupresure a. Titik Sanyinjiao (SP 6) Tiga cun atau sekitar empat jari di atas malleolus internus, tepat di ujung tulang kering Organ: Limpa Fungsi: Menurunkan Dismenore Cara : Dikuatkan (Searah jarum jam) sebanyak 30 putaran. Waktu: 3-5 menit



b. Titik Sacral Points (B27-B34) Terletak pada daerah sakral atau disekitar tulang sacrum. Organ : Kandung Kemih Fungsi: Mengurangi sakit dismenore, pegal pinggang, nyeri persalinan. Cara : Dikuatkan (Searah jarum jam) sebanyak 30 putaran. Waktu: 3-5 menit



18



c. Titik Taichong/Daichong (LR3/LV3) Terletak di proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I dan II. Organ : Hati Fungsi: meredakan spasme, ketegangan dan kekakuan Cara : Dikuatkan (Searah jarum jam) sebanyak 30 putaran. Waktu : 3-5 menit



a. SP 6 Sanyinjiao(sedate) Terletak 3 cun di atas malleolus internus.



b. LR 3 Taichong(sedate) Terletak proximal pertemuan tulang-tulang metatarsal I danmetatarsal II.



19



Gambar2SP6Sanyinjiao(Hartono2012).



Gambar 3 LR 3 Taichong (Hartono 2012).



c. PC 6 Neiguan(sedate) Terletak 2 cun diatas pergelangan tangan.



20



Gambar 4 PC 6 Neiguan (Hartono 2012).



d. Ll 11 Quchi(sedate) Terletak pada lipat siku.



Gambar 5 Ll 11 Quchi (Hartono 2012).



e. Li 4 Hegu(sedate) TerletakpadapertengahansisiradialosmetacarpalIIpadado 21



rsum manus.



Gambar 7 Li 4 Hegu (Hartono 2012).



f. Gb 20 Fengchi(sedate) Terletak satu cun dari batas rambut belakang pada sebuah lekukan.



22



Gambar 8 Gb 20 Fengchi (Hartono 2012).



g. St 9 Renying(sedate) Terletak 1,5 cun dibelakang prominensia Ilaryngeus dan di depanarteri carotis.



Gambar 9 St 9 Renying (Hartono 2012).



h. St 40 Fenglong(sedate) Terletak satu jari lateral dari titik St 38.



23



Gambar 11 St 40 Fenglong (Hartono 2012).



2.3. Indikasi 1. Chiropractic a. Osteoporosis b. Gejala neuropati (misalnya kehilangan sensasi atau kekuatan pada satu atau lebih tungkai) c. Sebelumnya pernah operasi tulang belakang d. Stroke e. Gangguan pembuluh darah 2. Massage a. Meringankan rasa sakit, seperti yang disebabkan oleh luka punggung, nyeri otot, fibromyalgia, dan kegelisahan b. Mengobati kelelahan, nyeri, mual, dan muntah pada penderita kanker c. Membantu otak, saraf, dan perilaku bayi dengan berat lahir rendah agar berkembang secara normal



24



d. Menghilangkan sembelit kronis e. Mengontrol asma 3. Akupresur a. Sakit kepala tipe tegang dan migren b. Sakit gigi c. Kesehatan sendi d. Siku tangan e. Pergelangan tangan dan tangan f.



Kesehatan tulang belakang



g. Kesehatan Sendi pinggul h. Kesehatan Sendi lutut i.



Kesehatan pergelangan kaki



j.



Kesehatan telapak kaki



k. Acupoint untuk membantu anda lebih rileks 2.4 Kontraindikasi 1. Luka terbuka : Karena akan menyakitkan apabila dipijat 2. Luka bakar 3. Adanya tumor : Dikhawatirkan sel-sel tumor akan menyebar 4. Orang yang memiliki jumlah trombosit rendah atau kelainan darah (pijat dapat menyebabkan memar apabila orang tsb mengalami gangguan pembekuan darah maka bisa terjadi perdarahan internal) 5. Demam tinggi 2.5 Manfaat a.Chiropractic 1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukan terapi chiropractic secara teratur lebih jarang mengalami pilek dan flu dan pun ketika mengalaminya tidak akan terlalu parah. 2. Membantu mengelola nyeri Chiropractic dapat membantu mengelola dan mengontrol rasa sakit serta memperkuat otot-otot setelah mengalami cedera.



25



3. Menghindari efek samping akibat penggunaan obat Karena didasarkan pada perawatan alami, chiropractic tidak memerlukan obat-obatan kimia untuk menyembuhkan pasien. Penggunaan obat kimia sering memiliki efek samping yang serius dan dapat menyebabkan masalah kesehatan lain. 4. Mendapatkan penanganan kesehatan tepat waktu Karena chiropractic merupakan cara penanganan yang holistik, saat melakukan pemeriksaan, seorang chiropractor mungkin menemukan kondisi atau penyakit yang belum terdeteksi sebelumnya b. Massage 1. Menghilangkan Stres Pijatan yang lembut dan menyeluruh pada tubuh Minasan yang kaku dan pegal bisa membuat kita menjadi lebih rileks 2. Melancarkan Sirkulasi Darah Dengan gerakan yang tepat, proses pemijatan pada tubuh akan membantu melancarkan sirkulasi darah. Biasanya, saat kita merasa stres dan lelah, sirkulasi darah akan terhambat. 3. Memperbaiki Postur Tubuh 4. Menurunkan Tekanan Darah Body massage membantu menjaga tekanan darah agar tetap normal 5. Melemaskan Otot Kaku Pemijatan akan membuat otot menjadi lentur dan membuat tubuh terasa lebih segar. 6. Mengurangi Ketegangan Kepala Yaitu dengan melancarkan peredaran darah, dengan demikian darah yang sampai di kepala pun tidak terhambat 7. Melancarkan Pernapasan Dengan pemijatan yang tepat di area sekitar dada dan tulang rusuk, napas pun menjadi lancar. c. Akupresur 1. Disfungsi ereksi



26



Disebut juga dengan impotensi, merupakan kondisi di mana pria tidak mampu mempertahankan atau bahkan mencapai ereksi untuk dapat melakukan hubungan intim. 2. Mual dan muntah Teknik akupresur dengan menekan pergelangan tangan dipercaya dapat mengatasi dan mencegah mual serta muntah. 3. Meredakan rasa sakit Selain mengatasi mual dan muntah, akupresur juga dipercaya dapat meredakan rasa nyeri, seperti nyeri punggung, sakit kepala, atau nyeri pasca operasi. 4. Bantu mengatasi efek kemoterapi Seseorang yang melakukan kemoterapi umumnya akan merasakan mual, kelelahan, atau bahkan stres. 5. Meredakan stres pada pasien cuci darah Penderita penyakit ginjal tahap akhir dan sudah menjalani prosedur cuci darah atau hemodialisis, umumnya akan terpengaruh oleh stres psikologis dan fisiologis.



2.6 Hal- Hal yang perlu diperhatikan dalam Body Manipulasi 1. Massage a) Masase dapat dikerjakan pada saat akan memandikan pasien/saat mandi, sebelum tidur atau bila pasien menghendaki b) Masase dilakukan selama 5-10 menit c) Efek relaksasi dapat dicapai maksimal bila masase dilakukan sesuai dengan gerakan pernafasan d) Perhatikan kemungkinan pasien alergi terhadap minya atau lotion e) Hindari pemijatan pada area kemerahan, kecuali bila kemerahan tersebut hilang waktu dimasase f) Masase dapat juga dilakukan pada daerah leher,tangan dan kaki g) Masase dapat merupakan kontraindkasi pada pasien imobilitas tertentu yang dicurigai mempunyai gangguan penggumpalan darah.



27



2. Menyusun manipulasi massage Susunan manipulasi untuk pemulihan (reconditioning) pada tungkai bawah: a) Touch dan superficial stroking untuk kontak pertama dan memberikan alat pelicin, secukupnya. b) Effleurage secukupnya kira – kira 5 menit c) Tiga macam manipulasi compression masing-masing 2 kali. d) Stroking penyelang 3 kali e) Friction spiral dan circulary f) Stroking penyelang 3 kali g) Tapotement halus 3 macam secukupnya h) Vibration dan shaking secukupnya. i) Superfisial strokinb untuk menyelesaikan massage 3. Posisi Pasien Seorang pasien yang akan dimasase hendaknya mengambil posisi serileks mungkin, agar bagian yang akan dimasase tidak mengalami ketegangan (kendor). Keadaan rileks dari pasien ini sangatlah penting, agar manipulasi yang diberikan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya, selain itu keadaan rileks akan memberikan istirahat jasmani dan rohani. Hal ini diperlukan mengingat banyak orang yang mengalami kesibukan, ketegangan dan kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang jika seorang pasien diminta untuk rileks, tanpa disadari ia justru menimbulkan ketegangan pada anggota tubuhnya, hal ini timbul karena ada perasaan cemas, takut sakit atau asing terhadap keadaan sekitarnya. Untuk melihat apakah si pasien benar-benar dalam keadaan rileks selama perawatan diberikan, maka dapat di tes dengan memberikan manipulasi dengan sedikit gerakan pasif yaitu mengangkat salah satu anggota badan ke atas dan kemudian dibiarkan jatuh. Jika masih ada ketegangan, maka pasien diminta berbaring lagi seakan-akan tidak bertenaga sama sekali.



28



Pasien harus dalam keadaan hangat selama dimassage, dan diharapkan tidak terhembus oleh angin, meskipun di dalam ruangan terdapat banyak ventilasi. Selain itu selama di masase, bagian tubuh yang tidak di masase harus ditutup atau diselimuti. Hal tersebut perlu diperhatikan agar pasien tetap dalam kondisi nyaman dan efek massage dapat dirasakan secara maksimal. Beberapa posisi yang dianjurkan selama kegiatan masase antara lain : a. Posisi Tidur Telungkup Posisi tidur telungkup yang baik adalah kedua lengan lurus ke bawah di samping badan, kepala dipalingkan ke samping dan diletakkan diatas bantal yang tidak terlalu tinggi atau bila tidak ada bantal dapat melibatkan kedua tangan yang diletakkan di bawah dagu. Jika terdapat bangku masase yang lebih modern, biasanya posisi kepala diletakkan pada bagian yang berlubang dengan hiasan dibawah sebagai penyegar pandangan (misalnya : bunga segar yang diletakkan di baskom). Posisi lengan yang di samping badan hendaknya jangan sampai terkulai ke bawah, karena akan banyak darah yang mengalir ke lengan sehingga terjadilah pembendungan. Oleh karena itu lengan diletakkan di samping badan, dengan jari-jari serta telapak tangan menghadap ke atas. Untuk menjaga agar kaki bawah (sendi pergelangan kaki : engkel) tidak terlalu bengkok yang menyebabkan rasa sakit berilah alas dengan guling di bawah kura-kura kaki. Jika ada pasien yang bentuk badannya tinggi dapat digunakan cara yaitu meletakkan kakinya pada tepi bangku masase dengan diberi alas bantal tipis atau handuk yang dilipat, dan apabila pada posisi telungkup ada pasien yang merasa sakit pada daerah lutut, berilah alas berupa handuk atau bahan lain, sehingga tempurung lutut akan terlindungi. b. Posisi Tidur Telentang Untuk memasase tubuh bagian depan, maka posisi pasien harus tidur telentang dan lengan diletakkan di samping badan. Letakkan bantal yang tidak terlalu tinggi di bawah kepala dan guling atau gulungan



29



handuk di bawah lutut untuk menghindari rasa sakit pada saat melakukan tekanan pada paha bagian depan (quadriceps). c. Posisi Duduk Posisi duduk yang lebih baik adalah pantat diletakkan pada alas kursi, sedangkan pinggang-punggung pada kondisi bersandar. Kaki, tangan, leher dan kepala dalam keadaan rileks, dan tidak ada bagian tubuh yang kontraksi



sedikitpun.Tempat duduk



yang baik



adalah bangku



masase, tetapi jika tidak ada dapat memakai kursi biasa yang kerangkanya



memenuhi



syarat



secara



otomatis,



dan



sikap



masseur/masseuse pada saat memasase dalam posisi berdiri.



4. Penggunaan Bahan Pelicin Beberapa macam bahan pelican yang dapat digunakan dalam melakukan masase, antara lain : a) Berupa minyak cair : baby oil, minyak zaitun, minyak aroma terapi (almond, b) lavender dll), minyak kelapa (ikan dorang), dll. c) Berupa bedak : baby talk, salycil talk, dll. d) Berupa bahan cair beraroma : hand body, citra, dll. e) Berupa vaselin : balsem, vicks, avitson, dll. f) Berupa cream : counterpain, stop-x, rheumason cream, dll. g) Berupa sabun : sabun mandi, sabun cuci, dll. Dari berbagai persyaratan bahan pelican yang dikemukakan di atas, maka ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu : a) Tidak mengganggu kulit pasien, misalkan yang tidak tahan rheumason karena b) Panasnya, tidak perlu diberikan karena akan menimbulkan panas yang berlebihan c) Dan rasa tidak nyaman.Tidak berbau terlalu tajam sehingga mengganggu pasien. d) Tidak terlalu cepat menguap.



30



e) Selesai masase hendaknya di bersihkan dengan handuk, jangan sampai banyak pelicin yang tertinggal pada kulit. Catatan :Sebagai terapi (pengobatan), masase dapat digunakan dalam membantu reposisi dalam kasus-kasus cedera, misalnya luxatie (salah sendi) atau dislokasi (lepas sendi) tetapi dengan syarat harus sangat hatihati dan membutuhkan pengalaman yang cukup lama. 5. Penggunaan alat-alat massage - Ruangan massage, dilengkapi dengan ventilasi yang baik tapi tidak terlalu berangin.Dilengkapi dengan : a. Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan kecil serta sprei. b. Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septic dan handuk. c. Gunting kuku, alat P3K dan obat lain yang diperlukan. d. Bahan pelicin : parafine oil, cfream massage atau bedak higienis. - Perlengkapan untuk pasien. a. Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak di massage. b. Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.



- Tata tertib massage. a. Sebelum massage, sprei dilipat ke bawah kasur, pasien di tidurkan di bangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Massaeur mencuci tangan, dikeribgkan dan dihangatkan, kuku harus pendek dan tanpa perhiasan di tangan. b. Selama massage, Bagian badan yang tidak dimassage harus ditutup dengan handuk besar c. Selesai massage, Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil, setelah massage general d. pasien diberi waktu istirahat 10 - 15 menit.



Akupresur a) Hindari melakukan pemijatan



pada daerah kulit yang luka,



bengkak atau trauma lainnya



31



b) Setiap titik yang dipijat, perawat harus mengkaji respon klien, apabila klien merasa terlalu sakit maka kurangi penekanan c) Mempertahankan komunikasi terapiutik kepada pasien d) Pada kasus



pasien-pasien yang mempunyai riwayat penyakit



tertentu (darah tinggi, dll)



32



BAB III PENUTUP



3.1 Simpulan Terapi



non



farmakologis



dapat



digunakan



sebagai



pelengkap



untuk



mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat anti hipertensi) yang lebih baik.



Manipulative and body-based practices (Praktek manipulatif dan berbasis tubuh) berfokusterutama pada struktur dan sistem tubuh, termasuk tulang dan sendi, jaringan lunak, dan peredaran darah dan sistem limfatik. Beberapa praktek yang berasal dari sistem tradisional obat, seperti dari China, India, atau Mesir, sementara yang lain dikembangkan dalam 150 tahun terakhir (misalnya, manipulasi chiropractic dan lain-lain).Terapi komplementer termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan kesehatan



dan



kesejahteraan.



Fokus



penyakit



terapi



atau promosi



memandang manusia



sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual). 3.2 Saran Untuk tenaga kesehatan disarankan untuk memperhatikan kondisi pasien dan kontrainikasi yang tidak boleh dilakukan dalam tindakan Body Manipulasi.



33



DAFTAR PUSTAKA



Martono, Hadi dan Kris Pranarka. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan



Usia Lanjut).Edisi IV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI



Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.J akarta :



Salemba Medika



Maryam, R.Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika Purwanto, B. 2013.Herbal dan Keperawatan Komplementer. Yogyakarta: Nuha Medika. Sudarsini. 2015. Teori dan Praktik Massage untuk Kesegaran Jasmani. Malang: Gunung Samudra. Tarigan, C., Julita 2003. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta : EGC Wall dan Murray.1994. Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. CV. Bintang Warli Artika



34