Memandang Fenomena Budaya Dengan Kaca Mata Semiotik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MEMANDANG FENOMENA BUDAYA DENGAN KACA MATA SEMIOTIK A. Semiotik Dan Kebudayaan Semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna.De Saussure menggunakan istilah signifiant, untuk segi bentuk suatu tanda.dan signifie hntuk segi maknanya.Dengan demikian, de saussure dan para pengikutnya melihat tanda sebagai sesuatu yang menstukiur dan terstruktur didalam kognisi manusia. Dalam teori de saussure, signifian bukanlah bhnyi bahasa secara konkrit, tetapi merupakan citra tentang bunyi bahasa Dengan demikian, apa yang ada dalam kehidupan kita dilihat sebagai ” bentuk ” yang mempunyai ” makna ” tertentu. Masih dalam pengertian de saussure, hubunan antara bentuk dan makna tidak bersifat pribadi, tetapi sosial, akni didasari oleh ”kesepakatan ”sosial. De Saussure lebih menekankan pada uraian tentang ” ilmu ” yang mengkaji bahasa secara mandiri, yang disebutnya ” linguistique ” , ia mengemukakan ahwa bahasa adalah sistem tanda – tanda .Disamping itu, dia pun mengemukakan bahwa dimungkinkan adanya suatu ilmu yang mengkaji kehidupan tanda- tanda dalam masyarakat. Ilmu semacam itu, ang merupakan bagian dari psikologi sosial, akan dinamai ”semiologie ”, yang akan memperlihatkan apa yang membentuk tanda dan kaidah apa yang berlaku baginya. Karna sifatnya yang mengaitkan dua segi, penanda dan petanda, teori tanda de saussure juga disebut bersifat dikotomis dan struktural. Charles Sanders Peirce,Dalam teorinya , ”sesuatu ” yang pertama – yang ” konkrit ”adalah suatu ”perwakilan ” yang disebut representamen, sedangkan ” sesuatu” yang ada didalam kognisi disebut object. Secara garis besar, pemaknaan suatu tanda terjadi dalam bentuk proses semiosis dari yang konkrit kedalam kognisi manusia yang hidup bermasyarakat.Karena sifatnya yang mengaitkan tiga segi, yakni representamen, objek, dan interpretan, dalam suatu proses semiosis, teori semiotik ini disebut bersifat trikotomis. Danesi dan Perron yang mengembangkan semiotik Pierce, menamakan manusia sebagai homo culturalis, yakni sebaagai makhluk yang selalu ingin memahami makna dari apa yang diketemukannya, makna dalam sejarah merupakan hasil kumulasi dari waktu ke waktu. Dengan demikian, manusia juga mencari makna dengan melihat kesejarah.Disini kta dihadapkan pada makna yang munul secaraberurutan dan kumulatif dalam poros waktu. B. Semiotik : Ilmu atau Bukan Secara garis besar kita dapat membedakan semiotik strukturalis yang dikotomis dengan semiotik fragmatis yang trikotomis.Semiotik melihat kebudayaan sebagai sistem tanda yang oleh anggoata masyarakatnya diberi makna sesuai dengan konvensi yang berlaku. Kebanyakan pakar dibidan semiotik melihat semiotik hana sebagai perangkat teori untuk mengkaji tanda, yakni sebagai sistem yang hidup dalam suatu kebudayaan. Namun ada juga yang menganggap sebagai ilmu karena (1) sudah dapat menunjuan dirinya sebagai suatu disipilin yang mandiri,( 2) sudah memiliki perangkat metodologi yang diturunkan dari teorinya,(3) sudah dapat menghasilkan sejumlah hipotesis,( 4) sudah dapat digunakan untuk melakukan prediksi. C. Metodologi, Metode, Dan Teknik Penelitian Dalam Semiotik Metodologi adalah cara dalampenelitian untuk memperoleh ” pengertian ” dan ”pemahaman ” dari objek yang kita teliti serta bagaimana pengetahuan dan pemahaman iu memenuhi tujuan penelitian kita. Dalam hal pemilihan, kita dapat



menggolongkan data penelitian kulitatif menjadi (1) data auditif, (2) teks,(3) data audiovisual. Dasar- dasar semiotik struktural adalah sebagai berikut: (1) Tanda adalah sesuatu yang terstruktur dalam kognisi manusia dalam kehidupan bermasyarakat (2) Apabila manusia memandang suatu gejala budaya sebagai tanda, maka ia melihatnya sebagai sebuah struktur (3) Manusia dalam kehidupannya melihat tanda melalui dua poros, yakni sintagmatik dan asosiatif. (4) Teori adanya bersifat dikotomis (5) Analisisnya didasari oleh sebagian atau seluruh kaidah – kaidah analisis strukur. Suatu gejala bahasa dapat dilihat dari dua segi (1) Segi Sinkroni, yakni melihat gejala itu pada tataran atau kurun waktu tertentu tanpa melihat proses perkembangannya. (2) Segi Diakroni, yaitu suatu gejala bahasa dapat dipandang dari segi pross perkembangannya. Derrida membangun teorinya dengan argumen yang bertolak belakang dngan pemikiran Husserl.Bagi Derrida bahasa bersifat memenuhi dirinya sendiri,dan bahkan terbebas dari manusia.Sedangkan Husserl melihat bahasa sebagai bersumber dari ”Suara” manusia yakni dari dalam diri manusia. Dalam semiotik pragmais berdasarkan hubungan antara representamen dan objeknya ada tiga jenis tanda yaitu: (1) Ikon adalah tanda yang hubungan antara representamen dan objeknya berdasarkan pada keserupan identitas. (2) Indeks adalah tanda yang hubungan antara representamen dan objeknya berdasarkan hubungan sebab akibat. (3) Lambang adalah tanda yang hubungan antara repesentamen dan objeknya didasari oleh konvensi sosial. Objek kajian semiotik adalah tanda. Dalam mengamati tanda sebagai objek kajian, peneliti melihatnya berdasarkan tiga jenis dimensi, yaitu : (1) Dimensi Temporal (2) Dimensi notasional (3) Dimensi struktural BAB II STRUKTURALISME,PRAGMATIK, SEMIOTIK DAN PERKEMBANGANYA A. Strukturalisme Strukturalisme sering kali tidak dapat menjelaskan beberapa gejala budaya secara tuntas sehingga diperlukan penjelasan menggunakan semiotik, yakni teori tentang tanda. Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda dalam kehidupan manusia. Melalui buku Piaget, strukturalisme tidak hanya berkembang di Prancis, melainkan juga di luar Prancis khususna di Erofa. Yang menarik bahwa strukturalisme tidak hanya berkembang dibidang linguistik, tetapi telah menjalar kebidang sastra, sejarah, arsitktur, biologi, fisika, botani dan eknomi secara menejemen. B. Struktur, Sistem, Sintagmatik, Paradigmatik Struktur adalah sebuah bangunan abstrak yang terdiri atas sejumlah komponen yang



berkaitan satu sama lain untuk membentuk struktur itu.Struktur biasanya dibicarakan bersamaan dengan sistem.Struktur tersusun dari sejumlah kmponen yang mempunyai relasi.Relasi itu merupakan suatu jaringan ang secara keseluruhan disebut sistem.Jadi, beda struktur dengan sistem adalah bahwa struktur itu ebuah bangunan, sedangkan sistem adalah jaringan relasi antar komponen.Relasi antar komponen suatu strutur dengan entitas diluar struktur yang bersangkutan disebut relasi asosiatif atau paradigmatik. C. Perkembangan Strukturalisme Perkebangan strukturalisme dapat diidentifikasikan sebagai kontuinitas dan evolusi.Greimas mengembangkan strukturalisme melalui teori semantik strukturl. Konsepnya adalah bahwa makna ditandai dengan adnya perbedaan.



D. Perkembangan Strukturalisme dalam Laitan dengan Kajian Budaya Kebudayaan yang dimiliki manusia mencakup tiga aspek, yakni aspek kognitif, emotif dan hasilnya berupa perilaku atau benda (artepak) Strukturalisme termasuk perangkat teori yang idealistik karena pada dasarnya pengertian struktur adalah abstrk. Dalam praktiknya memang hampir tadak ada teori yang murni idealistik dan murn materialisik. Strukturalisme melihat kebudayaan sebagai sesuatu yang tersruktur dan abstrak.Artinya , berbagai ” realitas ” sebenarnya dapat dilihat strukturnya.Struktur ini bersifat absrtak dan berada dalam kognisi manusia. E. Pragmatik Diantara dua kutub terdapat seperangkat teori yang berumpu pada tanda dan pemakaiannya.Pemikiran para struturalis atau penerusnya masih idealistik.dalam teori- teori pragmatik, kebudayaan tidak dilihat dari sisi perilaku tetapi juga dari sisi kognisi. F. Semiotik Semiotik meihat berbagaigejala dalam suatu kebuayaan sebagai tanda yang dimaknai oleh masyarakatnya. Secara garis besar dalam teori semiotik kita dapat membedakan teori tentang tanda yang bersifat dikotomis dan trikotomis.Dalam menerapkan teori semiotik untuk memahami kebudayaan kita dapat membagi menjadi dua jenis, yakni semiotik sinifikasi dan semiotik komunikasi. BAB III DERRIDA DAN STRUKTURALISME DE SAUSSURE (Sebuah Tinjauan dari Kacamata Linguistik ) A. Ferdinand de seussure dan Srtukturalisme Dalam kaitan ini ada empat konsep yang perlu kita pahami. a. Teori sosial tentang bahasa dan tanda bahasa b. Hubngan relasi antartanda c. Teori tentang ’’ langue’’dan ’’ parole’’ d. Bahasa yang utama adalah yang lisan B. Tujuh Kaidah Analisis Struktural



(1) Kaidah imanensi: analisis struktur bersifat tertutup dan berlaku dalam jejaring sistem dengan persfektif sinkronis sebagai dasar. (2) Kaidah pertinensi: analisi struktur didasari oleh diferensiasi dalam jejaring sistem. (3) Kaidah komutasi: analisis struktur dilakukan dengan metode oposisi pasangan biner untuk nengidentifikasi makna. (4) Kaidah kompitibilitas:mengkaji hubungan kesesuaian antar unsur dalam sebuah kombinasi sintagmatik. (5) Kaidah integrasi: mengkaji hubungan antar unsur bawahan yang harus terintegrasi dengan yang diatasnya. (6) Kaidah diakronis: analisis strukturl membedakn pendekatan sinkronis dengan diakronis. (7) Kaidah fungsi: mengkaji makna dan identitas C. Era Srtukturalisme di Francis Dekade enam puluhan merupakan masa perkembangannya strukturalisme saat para intelektual tidak lagi menggandrungi filsafat eksistensialisme. Pada masa itu para intelektual dan akademisi makin tidak puas dengan filsafat eksistensialisme karena tidak dapat menawarkan teori dan metodologi yang memuaskan untuk menjawab halhal yang berkaitan engan perkembangan kebudayaan. D. Perkembangan Strukturalisme: ” kontuinitas” Secara garis besar strukturalisme sebagai teori dasar dalam ilmu pengetahuan sosial budaya berkembang dengan dua cara, yakni kontinuitas dan evolusi. E. Pekembangan Lanjut Strukturalisme: ”Evolusi Pascastruktural” Perkembangan strukturalisme evolusi,berarti dalam pemikiran sebuah tokoh terdapat perubahan evolusioner dari kaidah- kaidah strukturalis, namn terlalu naif kalau kita tidak mengemukakan bahwa perkembangan lanjut pada masa pasca srukturalis sekedar sebagai evolusi yang tidak menhasikan perubahan yang lebih mendasar. Dari apa yang dikemukakan diatas kita sebenarnyaa melihat bahwa perubahan yang terjadi bahkan menjauhi. Dibawah ini beberapa hal yang dapat kita lihat dalam perubahan: (1) Memandang struktur dan sistem harus secara dinamis, tidak statis (2) Hubungan signifian- signifie tidak selalu dapat dijadikan dasar untuk membangun makna (3) Pemaknaan teks tidak sekedar hasil memahami secara tunggal, tetapi suatu proses. (4) Kreativitas adalah bagian dari proses produksi teks yang mengikuti jalur intertekstual dan badaniah. (5) Teks adalah bahasa lisan, bahasa tulis, gambar, bunyi, arsitektur, sistem makanan, sistem busana dan berbagai manifestasi dari kebudayaan. (6) Dari sosial ke antisosial



BAB IV BAHASA DAN SASTR DALAM TINJAUAN SEMIOTIK DAN HERMEUNEUTIK Heurmeuneutik sudah lama digunakan untk mengkaji makna teks yakni i Eropa



setidanya sejak abad pertengahan. Titik perhatian linguistik adalah bahasa, sedangkan semiotik memusatkan perhatiannya pada tanda mencangkupi aspek verbal dan non verbal. 1. Semiotik teks dan hermeneutik Hal pertama yang menonjol dalam semiotik teks adalah dalam berbagai devinisi tentang pengertian teks itu sendiri. Maka sesuai dengan judul dan tujuan tulisan ini teks didevinisikan sebagai suatu satuan kebahasaan. Teks adalah suatu satuan kebahasaan yang mempunyai wujud dan isi atau segi eksperi dan segi isi. Hermeneutik bertujuan untuk memahami melalui metode abdukkasi bukan hanya menafsirakan. 2. Semiotik,hermeneutik, dan kebudayaan Pendekatan semiotik mengaitkan tanda dengan kebudayaan, tetapi memberikan tempat yang sentral kepada tanda. Pendekatan hermeneutik menempatkan penafsiran pada posisi sentral. Pendekatan hermeneutik telah memperlihatkan bahwa kaitan makna teks dengan kebudayaan sangat erat dan ini diperlihatkan secara terperinci dan eksplitis. BAGIAN II KAJIAN BUDAYA DALAM DINAMIKA MASYARAKAT BAB 5 DEKONSTRUKSI, GLOBALISASI DAN KREATIVITAS 1. Globalisasi dan masyarakat kita Globalisasi merupakan akibat perkembangan dalam ekonomi dunia. Dalam hal itu, batas- batas negara secara ekonomi makin pudar dan mungkin hilang sama sekali. Globalisasi adalah suatu proses, bukan suatu pengertian yang statis. Globalisasi juga bukan suatu yang otomatis terjadi. Ia lahir dari prilaku manusiadan gagasan yang lahir dari berbagai interaksi antar manusia, masyarakat, dan negara. Yang pada abad ke-20 yang lalu dimulai dari bidang ekonomi. Namun sebenarnya globalisasi bukanlah sekedar soal ekonomi. Globalisasi adalah gejala budaya, yakni terbentuknya dan tersebarnya”kebudayaan dunia” diberbagai negara. 2. Mendekontruksi pengertian globalisasi Setelah mendekontruksi istilah globalisasi, kita perlu mengemukakan pengertian lain, yaitu bahwa globalisasi adalah suatu proses yang terjadi dari arah utara ke selatan melalui berbagai media. Dalam hal ini, kita perlu memaknai ulang sejumlah konsep yang masuk bersama kebudayaan global in. Hanya saja , perlu dicatat bahwa proses konfltual sehingga dilihat sebagai suatu proses dialektika.Disini peran modernitas sangat besar. Namun inhern dengan modernitas adalah kreativitas yang tampaknya telah membawa masyarakat mempunyai kebudayaan yang canggih. 3. Modernitas dan Kreativitas Modernitas merupakan sesuatu yang endogen. Oleh karena itu, masyarakat mempunyai sifat yang dinamis.Modernitas dan kreativitas sering kali dihadapkan dengan adat istiadat dan tradisi asal kita.Dalam kaitan ini kita harus berani mendekonstruksi konsep- konsep yang masuk bersama dengan globalisasiyang sudah mentradisi dinegara kita agar kita dapat berreaksi terhadap globalisasi secara lebih sesuai dengan keadaan kita sendiri.



4. Dekonstuksi dan wacana baru Makin menjadi jelas bahw aglobalisasi adalah suatu gejala yang berkembang menjadi budayakarena kita diberikan pengertian mengenai adanya sesuatu kebudayaan global yang harus kita terima. Dengan melakukan dekonstruksi atas makna istilah globalisasi sebenarnya kita menggunakan individual dan kreativitas untuk menemukan wacan baru. Jadi, upaya mendekonstruksi guna mencari makna baru yang berbeda dengan yang sudah mapan merupakan sikap modern. Jika kita mengikuti sja mekna tentang globalisasi seperti yang dikemukakan selam ini justru kita bersifat konserpatif. BAB VI TRNSFORMASI BUDAYA DIPERDESAAN Transpormasi budaya adalah proses perubahan budaya. Transportasi budya dewasa ini dipecepat dengan adanya proses globalisasi. Kebudayaan internasional itu sangat didominasi oleh kebdayaan negara – negara maju yang menguasai iptek khususnya negara industri. Yang pertama dikenai pengaruh kebudayaan global adalah kebudayaan nasional. Namun, dalam situasi dewasa ini kebuyaan lokal pun dapat secra langsung memperoleh dampak dari kebudayaan global hal itu karena undang – undang otonomi memungkinkandaerah mengembangkan kehidupan ekonomi, soisal, dan budaya sesuai dengan keinginan pemerintah daerah dan rakyatnya berdasarkan peraturan dan adat yang berlaku. 1. Televisi, pariwisata, industri dan perdagangan Televisi masuk kedesa dan membawa langsung kebudayaan intrnasional kerumah penduduk desa. Pariwisata merupakan salah stu anggaran devisa. Industrialisasi dan iptek hadir dalam penanaman modal.banyak aspek kebudayaan asing, seperti teknologi, tenaga kerja asing, sistem manjemen dan benda – banda asing secar khusus perlu pula dikemukakan dampak perkrmbangan perdagangan dalmmasyarakat khususnya dikalangan kelas menengah.gejala itu telah pula merebak ke kota kecil bersamaan dengan televisi industri. Dengan demikian, maka desa sedang mengalami proses tranpornasi budaya yang kecepatannya tergantung dari intensitas masuknya kebudayaan internasional kedalam desa itu. 2. Dasar untuk perubahan dari dalam Apabila transpormnasi terjadi keinginan dari dalam perubahan demi perubahan itu sendiri biasanya jarang terjadi dalam suatu masyarakat. Barnett menemukakan bahwa kwinginan dapat disebabkan oleh tiga alasan : a. Pertimbangan kreatif b. Pertimbangan melepaskan diri c. Pertimbangan bahwa kwdaan yang berlaku tidak memberikan sesuatu yang bernilai 3. Transformasi budaya Transformas budaya akibat proses globalisasi ternyata tidak dapat kita hindari termasuk dipedesaan. Transformasi budaya dan komunikasi budaya terjadi dengan hasil yang tidak menguntungkan bagi masyarakat atau tidak dirasakan sebagai sesuatu yang diinginkan. Dengan demikian proses transformasi budaya dapat diharapkan memberi keuntungan kepada penduduknya 4. Transformasi budaya dan modernitas



Transformasi budaya adalah perubahan yang didasari oleh keinginan – keinginan suatu masyarakat. Modernitas dapat didevinisikan sebagai kecenderungan seseorang atau kelompok masyarakat untuk menurunkannilai kebiasaan dan adat secara tradisional. Gejala – gejala modernitas yang sudah berkembang dapat dilukiskan sebagai berikut: a. Modernitas menghasilkan bentuk organisasi yang paling umum b. Modernitas mengakibatkan meningkatnya peran pranata c. Terpisahnya waktu dan ruang d. Perkembangan modernitas pada diri seseorang e. Modernitas menonjolkan sistem abstrak 5. Pemerintah daerah dan perubahan Dengan mesuknya kebudayaan internasional baik melalui televisi industrialisasi pariwisata, internet maupun perdagangan kepala desa menghadapi masalah dampak globalisasi dan transformasi sosial budaya. Masuknya konsep – konsep pembangunan ekonomi, teknologi sosial dan politik membawa desa pada perubahan. BAB VII ETIKA DAN EKONOMI DALAM KEHIDUPAN MODERN (Sebuah Tinjauan dari segi kebudayaan) Ekonomi merupakan salah satu dari tujuah kebudayaan yaitu oeganisasi sosial, sistem pengetahuan, teknologi, sistem mata pencaharian, religi, bahasa dan kesenian. Ekonmi adalah wujud modern dari sistem pencaharian. A. Ekonomi dan moral Moral adalah ajaran yang mengacu kepada nilai-nilai yakni tentang baik buruk, khususnya dalam perilaku dengan orang lain. Moral merupakan prinsip-prinsip supra individual yang dihormati masyarakat suatu kebudayaan. Modal bisa terbentuk dari perubahan budaya yang berkembang di masyarakat khusunya kebudayaan yang dominan. Di dalam seluruh kebijakan pemerintah pertimbangan ekonomi merupakan variael independen, sedangkan faktor budaya merupakan variabel dependen. B. Etika dan Budaya Ekonomi Modern Di dalam diri manusia ideal ada etika. Justru etika mestinya melandaaso kehidupan ekonomi, karena ekonomi menyangkut dunia nyata, yakni masyarakat yang warganya berinteraksi sebagai insan ekonomi, insan eika dan insan religius dalam suatu kerangka budaya. Dalam ilmi filsafat etika adalah kajian tentang hakikat moral. Etika sering dianggap berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lebih mementingkan upaya untuk menggambarkan realitas daripada menentukan soal baik buruk. Etika bersifat tetap karena mengarahkan moral. Prinsip-prinsip moral dalam ekonomi sudah banyak dibicarakan oleh pakar ilmu sosial, ilmu budaya, dan para budayawan. Perilaku dalam budaya ekonomi harus beralandasarkan prinsip etika bawha kesejahteraan manusia harus menjadi tujuan C. Etika dan kesejahteraan manusia Etika, seperti yang telah dikemukakan di atas adalah apa yang mesti dilakukan atau tidak dilakukan demi kebaikan manusia. Setelah kita mengemukakan bahwa



seharusnya fokus perilaku dalam budaya keonomi adalah kesejahteraan manusia dan masyarakat, maka etika dalam budaya ekonomi seharusnya didasari oleh prinsipprinsip kesejahteraan manusia. Tujuan ekonomi adalah tujuan masyarakat lahir dan batin. Salah satu kritik terhadap ilmuekonomi adalah karena telah melahirkan kapitalisme karena modal itu penting dalam kegiatan ekonomi. D. Etika Bisnis Yang disebut etika dalam bisnis sebenarnya adalah moral yang menyangkut penilaian baik dan buruk dalam berbisnis. Dasar bahwa bisnis wajib mengikuti etika dalam mengamati perilaku perusahaan. Etika bisnis dipegang karena diperlukaannya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan melalui public image yang baik. Public image yang baik adalah untuk menjaga kepercayaan publik. Yang ideal adalah bahwa etika dipegang karena kejujuran dalam hati nurani pemilik dan penyelenggara perusahaan. BAB VIII TUBUH DAN BUSANA DITINJAU DARI KACAMATA SEMIOTIK A. Busana Sebagai Kelanjutan Konsep Telanjang Busana mempunyai dua fungsi dasar, yang pertama fungsi biologis yakni sebagai pelindung tubuh. Yang kedua fungsi sosial yakni busana sebagai bagian dari tata cara berinteraksi atau bergaul dalam lingkungan sosial. Semiotik mengkaji busana pada fungsi yang kedua, yakni fungsi sosial. Setiap busana yang dikenakan sebagai tanda. Dalam semiotik struktural busana adalah “penanda” yang mempunyai “petanda” yakni makna tertentu. Dengan demikian semiotik juga melihat tubuh dan ketelanjangan sebagai penanda yang memiliki petanda tertentu. Jadi, apabila busana merupakan hal yang diteliti (gejala budaya), maka kita akan mengkajinya dengan melihatnya dari tiga dimensi. 1. Dimensi body, adalah busana sebagai hal yang konkrit dan dipahami bentuk dan fungsinya. 2. Dimensi Mind, adalah bagaimana busana tersebut dipahami maknanya oleh yang memakai atau yang melihat. 3. Dimensi cultur, adalah pemahaman seseorang dan menjadi pemahaman secara sosial masyarakat yang lain. Fungsi ilmu sosial dasar adalah memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar. Tegasnya ilmu sosial dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk menkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi , dan penalaran mahaiswa dalam menghadapi lingkungan sosialna dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkugnan sosialnya dapaat menjadi lebih besar.



Sebagai salah satu mata kuliah umum, ISD bertujuan membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas, dan cirri-cri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap an tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan. RESUME BUKU Judul : Perubahan Sosial (Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia) Pengarang : Agus Salim Penerbit :Tiara Wacana Yogya (Cetakan Pertama, Pebroari 2002) Pengantar : Sudarno Wiryohandoyo, Ph. D.



BAB I PRAWACANA



1. Di banyak negara berkembang dalam dokumentasi penelitian ilmu-ilmu sosial ‘perubahan sosial” menjadi tema kajian utama yang hadir setiap pembahasan masalah sosial.



1. Perubahan sosial merupakan realitas yang majemuk, bukan merupakan realitas yang tunggal yang diakibatkan oleh dinamika masyarakat tertentu. Perubahan sosial tidak dapat hanya dilihat sebagai serpihan atau kepingan dari peristiwa sekelompok manusia.



1. Perubaha sosial merupakan pemikira yang akhirnya dapat beranfaat untuk menilai kehidupan manusia dalam kaitannya dengan ligkunganya



1. Dengan demikian studi perubahan sosial memiliki perspektif fengan memuat sejumlah beban untuk mengadakan integrasi sosial dalam arti yang luas.



1. Dalam paparan ini, studi perubahan sosial akan dirunut dari banyak pendekatan. Secara historis, dan menggunakan teori pembangunan pengembangan masyarakat, dengan model pengembangan yang komprehensif, menggunakan banyak langkah serta beragam wawasan pengembangan paradigmatik.



BAB II TEORI PERUBAHAN SOSIAL 1. Pengantar August Comte membagi dua konsep social change theory yaitu social static dan social dynamics. Untuk memahami perubahan sosial secara globa perlunya dipahami bahawa perubahan sosial akan tampak jelas dalam hubungan makro, yamng tercermin dalam hubungan antar negara , wilayah regionalitas, dan tata masyarakat yang cukuo luas. Tiga kelompok negara menurut kesepakatan Internasional yaitu : kelompok negara Dunia I (blok barat0, kelompok negara Dunia II (negara sosialis dan komunis) dan kelompol negara Dunia III (negara-negara di benua Asia, Afrika dan Amerika Latin)



Bahan konseptual yang dijadikan konseptual oleh penulis tentang perubahan sosial adalah meliputi : kelompok teori sosialogi klasik Karl Marx, Marx Weber, Emile Durkheim), dikaitkan dengan fenomena yang mempengaruhi peribahan sosial masyarakat Indonesia. Fenomena yang dimaksud adalah informasi komunikasi, birokraasi, ideologi, modal, teknologi.



1.1 Arus Berpikir.



Pola perubahan sosial ada dua macam yaitu yang datang dari negara dan dari pasar bebas. Dua sisi yang mempengaruhi bentuk pengelolaan ekonomi. Di Indonesia menganut camputran antara keduanya. Studi perubahan sosial bertolak dari lima pertanyaan (1) Jenis studiapa yang membahas kerangka perubahan sosial ? (2) Bentuk-bentuk perubahan sosial apa yang terjadi di masyarakat ? (3) Apa yang disebut hubungan sebab akibat dalam proses perubahan sosial yang ada di masyarakat ? (4) Bagaimana membedakan bentuk-bentuk perubahan sosial yang ada di masyarakat ? (5) Sampai diman perlu mempelajari kepribadian dan muturasi orang dalam rangkaian proses perubahan sosial yang terjadi.



1. 1. Proses Perubahan Spsial Proses perubahan sosial meliputi proses reproduksi (proses mengulang-ulang ) kebendaa,tehnologi, adat, norma, nilai dan yang kedua, proses transformasi (prose penciptaan hal yang baru yang dihasilkan leh ilmu pengetahuan dan teknologi.



1.3..Konsep Perubahan Sosial Menurut teori klasik Karl Marx yang awal pemikirannya tentang perubahan sosial dipengaruhi Emmanuel Kant yang menyatakan bahwa manusia berawal dari sebuah kesempurnaan, kemudian masuk ke dunia yang penuh keterbatasan, kotor serta tidak suci. Untuk memahami pemikiran Karl Marx perlu mencermati pandangannya tentang idealisme, materialisme, sistem ekonomi, serta surplus value Sedangkan pemikiran Weber yang berpengaruh pada teori perubahan sosial adalah bentuk rasionalisme yang dimilikinya. Dalam pikirannya rasionalitas meliputi empat macam model yang ada di masyarakat (1) Traditional rationality (2) Value oriented rationality (3) Affective rationality (4) Purposive rationality. Konsep pemikiran Weber yang sangatberpengaruh di Indonesia adalah tentang birokrasi dan organisasi. Emile Durkheim peletak dasar teori kemasyarakatan yang menggunakan pendekatan sistem. Cara kerja kehidupan masyarakat, menurut pandangannya dapat dianalogikan sebagai suatu living organism. Durkheim dengan jelas menolak sikap politik yang moderat, karena itulah ia mencoba untuk menjauhkan diri dari perrcekcokan, konflik dan sosialisme revolusioner. Ia lebih suka mengkonsolidasikan diri terhadap segi moralitas, sehingga perhatian utamanya adalah mendamaikan, mencocokkan, pertumbuhan individualime-sekuler dengan tuntutan moral yang dihadapi oleh pemeliharaan kesatuan di dalamsuatu masyarakat modern yang beraneka ragam. Di akhir bab ini dibahas dua teori yaitu teori modenisasi dan teori ketergantungan.



BAB III:



KONSEP IMPERIS DALAM PERUBAHAN SOSIAL : FIVE CONTEMPORARY PRIME MOVER



Ada lima aspek eksternal sebagai turbin penggerak perubahan sosial masalah – masalah itu muncul dari berbaga topik tematik yang ada di berbagai lokasi daerah dan kegiatan pembangunan masyarkat. 1. Komunikasi dan Industri Pers. Ada dua asumsi yang diterapkan dalam pengembangan komunikasi . Pertama, komunikasi dipandang sebagi tradisi yang mengutamakan proses dan transmisi pesan (the process school). Kedua, komunimaasi dipandang sebagai aktivitas yang memproduksi makna melalui pesanpesan yang disampaikan. 1. Birokrasi Dalam pandangan Marx irokrasi dipandang sebagai proses produksidn eksploitasi sehingga keberadaan birokrasi hanya menguntungkan pemilik modal. Sedangkan Weber melihat birokrasi sebagai masalah kebudayaan yang harus didukung oleh rationalitas. 1. Modal Pengadaan modal di Indonesia yang mengikuti pola IMF, membawa akibat pada sukarnya pola perubahan sosial yang datang dari kelompok masyarakat kecil di negeri ini. 1. 1. Inisiatif pembangunan dan perubahan sosial selalu daatang dari negara. 2. Pembangunan masyarakat kecil sangat tergantung pada pemilikan modal yang dibentuknya. 3. Lembaga perbankan belum menyusun kebjiakan makro secara eksplisit bagi kepentingan pemodal kecil



4. Dalam bidang pendidikan , teori modal manusia menempatkan pendidikan hanya bis dinikmati oleh kelomppok pemodal.



1. Teknologi Pembaruan di bidang teknologi akan menimbulkan berbagaiimplikasinyang ada di masyarakat,untuk itu dibutuhkan karakteristik teknologi yang memiliki relevansi tiggi terhadap masalah-masalah yang ada di Indonesia. 5.. Ideologi dan Agama Ideologi memiliki makna positif sebagai perangkat gagasan daasar yang memberi landasan dan tuntunan hari depan bangsa yang lebih baik.



BAB IV



TEORI PERUBAHAN SOSIAL DI ASIA Pemikiran Hans Dieter Evers yang mengungkapkan bahwa ada lima konsepm utama mengenai teori dasar dinamika perubahan sosial di Asia yaitu : teori ganda masyarakat, teori kemajemukan masyarakat, teori longgarnya struktur masyarakat, teori evolusi, teori modernisasi dan industri. Selain itu ada teori lain yang dikemukakan penulis yaitu; teori mentalitas, teori involusinya Cliford Geertz dan pendekatan perubahan sosial di Indonesia secara historis, serta pemaparan contoh kasus perubahan sosial di Indonesia.



BAB V PENDEKATAN MIKRO DALAM PENELITIAN



Ada dua pendekatan mikro yang pernah digunakan di Indonesia yaitu : 1. Pendekatan studi strategi kebudayaan, yang pernah dilakukan oleh LIPI untuk melihat dinamika kehidupan sosial budaya masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. 2. Pendekatan sistem jenis pendekatan ini diupayakandengan merangkum berbagai fenomena emperis yang ada di lapangan secara menyeluruh dan mendekati kesan holistik.



BAB VI PERUBAHAN SOSIAL DAN MODEL PEMBANGUNAN DI INDONESIA



Pembanguna adalah merupakan suatu proses perencanaan sosial yang dilakukan oleh birokrat perencana pembangunan, untuk membuat perubahan sosial yang akhirnya dapat mendatangkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Lima unsur ukuran keberhasilan pembangunan :



1. Indikator pertumbuhan masyarakat cukup tinggi 2. Diicapainya pemerataan di suatau masyarakat dalam suatu negara 3. Pencapaian kualitas kehidupan yang tinggi 4. Adanya pertimbangan kerusakan lingkungan, dalam proses pemproduksian. 5. Pembangunan harus dapt menciptakan keadilan sosial dan kesinambungan.