5 0 425 KB
MENGUKUR TEKANAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan yang dibina oleh Dra. Annie Istanti, M.Kes dan Nuning Wulandari, S.Si, M.Si
Oleh : Kelompok 4/ B-E Atika Nur Lailika Oktapina
130341614795
Devy Widyatama Putri
130341603395
Edi Kurniawan
130341614816
Evi Wulandari
130341614815
Firmannya Marsudi W
130341614810
Luluk Faricha
130341614805
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Oktober 2014
A.
Topik Mengukur Tekanan Darah pada Arteri dan Vena
B.
Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk : 1. Mengukur tekanan arteri dan tekanan vena secara tidak langsung 2. Meneliti berbagai faktor yang mempengaruhi tekanan darah, dan perbedaaan besar antara tekanan arteri dan tekanan vena
C.
Dasar teori Tekanan darah didefinisikan sebagai tekanan darah yang mendesak suatu unit area dinding pembuluh darah, dan ini biasanya diukur pada arteri.Karena jantung secara ritmik berkontraksi dan relaksasi, maka hasil aliran darah secara ritmik juga mengalir ke dalam arteri, menyebabkan tekanan darah naik turun pada setiap denyutan.Jadi pada arteri akan terjadi dua macam tekanan darah, yaitu tekanan sistol dan tekanan diastol.Tekanan sistol adalah tekanan darah di dalam arteri pada puncak penyemprotan ventrikular, sedangkan tekanan diastol merefleksikan tekanan darah selama relaksasi ventrikular. Tekanan darah dinyatakan dalam mmHg, dengan tekanan sistolik dinyatakan pertama, dan tekanan distolik yang kedua. Tekanan darah 120/80 mmHg, diartikan bahwa tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg. Tekanan darah normal bervariasi dari satu orang ke orang lain. Tekanan darah umumnya dihasilkan oleh kontraksi jantung yang akhirnya mencapai vena di daerah tepi. Agar terjadi gradien tekanan yang mencukupi antara daerah tepi dan vena menuju jantung, perlu ada mekanisme yang membuat perbedaan tekanan karena merendahnya tekanan pada vena kava atau atrium kanan. Diantaranya adalah akibat diatol atrium, gerakan pernapasan, kontraksi otot rangka, dan kegiatan katup semilunar. Karena atria relaksasi setelah melakukan kontraksi yang mengosongkan darah didalamnya, maka tekanan darah di atrium setelah relaksasi lebih rendah dari tekanan di vena kava (Soewolo, 2005).
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah sphygmomanometer yang dibaca dengan metode auskulatori. Alat ini terdiri dari suatu mancet yang dibebatkan pada lengan atas dan dipompa ke tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan sistolik untuk menutup sirkulasi ke lengan bawah. Tekanan mancet secara bertahap dikurangi, pengukur mendengarkan dengan suatu stetoskop untuk suara khas yang disebut ”suara Koratkoff”, yang menunjukkan pembukaan kembali aliran darah ke lengan bawah. Tekanan yang ditunjukkan bersamaan dengan terdengarnya suara denyutan lemah pertama, dicatat sebagai tekanan sistole. Apabila tekanan mancet terus dikurangi, maka aliran darah menjadi lebih lancar dan suara menjadi lebih keras. Kalau tekanan mancet terus dikurangi sampai di bawah tekanan diastolik, maka arteri tidak lagi tertekan, dan darah akan mengalir bebas tanpa hambatan.Tekanan yang ditunjukkan bersamaan dengan saat hilangnya suara karatkoff, dicatat sebagai tekanan diastolik. Dalam keadaan sehat, tekanan sistol dan diastol seseorang adalah 120/80. Artinya tekanan sistol=120 mmHg, sedangkan tekanan diastol 80 mmHg. Perbedaan antara besaranya tekanan sistol dan diastol disebut tekanan denyutan yang rata-ratanya adalah 40 mmHg (Soewolo, 2005). Nilai tekanan darah yang sehat untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun keatas adalah bertekanan sistolik kurang dari 121mmHg. Bila nilai sistoliknya berkisar antara 121 – 139 mmHg, maka orang tersebut mengalami Prehypertansion, dimana tekanan darahnya lebih tinggi dari tekanan darah yang dianjurkan. Tekanan darah tinggi (Hypertension) dibagi menjadi dua tahap, yaitu tekanan darah tinggi tahap 1 dan tahap 2. Bila nilai tekanan sistolik berada diantara 140 – 159 mmHg maka disebut tekanan darah tinggi tahap 1 (Stage 1 Hypertension). Kondisi dimana nilai sistolik lebih tinggi dari 159 mmHg disebut dengan tekanan darah tinggi tahap 2 (Stage 2 Hypertension) (Kumboyono dkk, 2012). Sedangkan tekanan normal vena bervariasi antara 30-90
mmHg; tekanan vena pada tangan antara 0-20 mmHg (Silverthorn, 2010).
D.
E.
Alat dan Bahan Alat :
Bahan :
1. Stetoskop
1. Alkohol 70%
2. Sphygmomanometer
2. Kapas
Langkah Kerja 1. Mengukur tekanan arteri Stetoskop Dibersihkan bagian yang akan dipasang di telinga dengan alkohol 70% Dikeringkan Ditekan manset di atas meja supaya udara keluar Subyek diminta untuk duduk rileks dengan satu lengan ditumpangkan di atas meja (setinggi letak jantung) Dibebatkan manset pada lengan atas subyek persis di atas siku, dengan bagian untuk dipompa berada di tengahtengah permukaan lengan Dimantapkan dengan mengkaitkan ujung distalnya pada bagian bawah manset Diraba titik denyut brachial Diletakkan diafragma stetoskop di atas titik denyut nadi tersebut Dipasang stetoskop pada telinga Dipompa manset sampai tekanannya ± 160 mmHg Diturunkan tekanan secara perlahan dengan membuka katup pembebas tekanan Sambil mengamati ukuran tekanan, didengarkan dengan hati-hati suara denyutan halus pertama yang muncul.
Tekanan dimana terdengar suara halus pertama ini dikenal sebagai tekanan sistol, suara berikutnya lebih keras Diteruskan menurunkan tekanan pada manset sampai tetap mendengarkan suara denyutan Bila suara denyutan menghilang, dicatat pada tekanan berapa mmHg saat suara terakhir terdengar. Tekanan ini menunjukkan tekanan diastole Diulangi pengukuran seperti diatas sampai 3 kali Dicatat hasilnya Dihitung tekanan denyutan pada setiap pengukuran, yang merupakan selisih tekanan sistol dan tekanan diastole. Tekanan ini menunjukkan jumlah darah yang keluar jantung selama siklus jantung Hasil 2. Memperkirakan tekanan vena 3. Subyek Berdiri di dekat papan tulis Sisi tubuh sebelah kanan menghadap ke papan tulis Lengan tergantung pada sisi tubuh Ditandai pada papan perkiraan ketinggian atrium kanan Diamati vena superfisial pada bagian dorsal lengan tersebut Dinaikkan lengan subyek dengan perlahan Diberi tanda pada papan tulis ketinggian yang tepat saat hilangnya vena Diukur dalam mm jarak vertikal antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Subyek
F.
Data Pengamatan Mengukur tekanan arteri kelompok 1 Perlakuan
Denyut nadi per menit Laki-laki
Perempuan
Perlakuan ke-1
113/91
103/82
Perlakuan ke-2
113/91
103/82
Perlakuan ke-3
113/91
103/82
kelompok 2 Perlakuan
Denyut nadi per menit Laki-laki
Perempuan
Perlakuan ke-1
114/72
110/60
Perlakuan ke-2
112/78
98/58
Perlakuan ke-3
116/80
100/60
kelompok 3 Perlakuan
Denyut nadi per menit Laki-laki
Perempuan
Perlakuan ke-1
114/50
110/72
Perlakuan ke-2
110/62
110/70
Perlakuan ke-3
110/60
110/70
kelompok 4 Perlakuan
Denyut nadi per menit Laki-laki
Perempuan
Perlakuan ke-1
110/80
100/60
Perlakuan ke-2
110/80
100/60
Perlakuan ke-3
110/80
100/60
kelompok 5 Denyut nadi per menit
Perlakuan
Laki-laki
Perempuan
Perlakuan ke-1
80/60
90/70
Perlakuan ke-2
80/60
90/70
Perlakuan ke-3
80/60
100/80
Memperkirakan tekanan vena kelompok 1 Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
Perempuan
30 mm
20 mm
30 mm
22 mm
32 mm
27 mm
kelompok 2 Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
Perempuan
70 mm
30 mm
75 mm
10 mm
65 mm
15 mm
kelompok 3 Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
Perempuan
32 mm
17 mm
35 mm
19 mm
37 mm
20 mm
kelompok 4 Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
Perempuan
96 mm
26 mm
96 mm
26 mm
96 mm
26 mm
kelompok 5 Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
G.
Perempuan
33 mm
25 mm
25 mm
20 mm
33 mm
20 mm
Analisis Data mengukur tekanan arteri Kelompok
Jenis Kelamin
Laki-laki
1 Perempuan
Laki-laki
2 Perempuan
Laki-laki
Rerata Sistol
Rerata Diastol
113+113+113 = 3
113
91+91+91 = 3
91
103+103+103 = 3
103
82+82+82 = 3
82
114+112+116 = 3
114
72+78+80 = 3
76,66
102,66
60+58+60 = 3
59,33
114+110+110 =111,33 3
50+62+60 = 3
57,33
110+98+100 = 3
3 Perempuan
Laki-laki
4 Perempuan
Laki-laki
5 Perempuan
110+110+110 = 3
110
72+70+70 = 3
70,66
110+110+110 = 3
110
80+80+80 = 3
80
100+100+100 = 3
100
60+60+60 = 3
60
60+60+60 = 3
60
70+70+80 = 3
73,33
80+80+80 = 3
80
90+90+100 = 3
93,33
Dari data yang didapatkan menunjukkan bahwa tekanan arteri kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4 pada laki-laki masih berada dirange normal. Sedangkan pada laki-laki kelompok 4 berada dibawah range normal. Hal ini menunjukkan bahwa objek mengalami tekanan darah rendah. Pada kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 4, dan kelompok 5, tekanan arteri berada dalam range normal. Hal ini menunjukkan bahwa objek dalam keadaan sehat.
memperkirakan tekanan vena kelompok 1 pada praktikum memperkirakan tekanan vena, perlekuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh rata- rata sebagai berikut : 30mm + 30mm + 32mm 92 = = 30,6666667 mm 3 3 20mm + 22 mm + 27mm 69 Jarak rata − rata perempuan = = = 23 mm 3 3 Jarak rata − rata laki − laki =
Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
Perempuan
30 mm
20 mm
30 mm
22 mm
32 mm
27 mm
92 mm
Jumlah 69 mm
Rata – rata = 30,67 mm
Rata- rata= 23 mm
Tekanan vena = 2,38 mmHg
Tekanan vena = 1,79mmHg
Jumlah
Tekanan vena dalam mmHg dapat dihitung dengan rumus : 𝑃𝑣 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖
= = =
1,056 x 𝑥 13,6
mmHg
1,056 x 30,67 13,6
32,38752 13,6
= 2,38 𝑚𝑚𝐻𝑔 𝑃𝑣 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
= = =
1,056 x 𝑥 13,6
mmHg
1,056 x 23 13,6 24,288 13,6
= 1,79 𝑚𝑚𝐻𝑔
kelompok 2 pada praktikum memperkirakan tekanan vena, perlekuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh rata- rata sebagai berikut : 70 mm + 75 mm + 65 mm 210 = = 70 mm 3 3 30 mm + 10 mm + 15 mm 55 Jarak rata − rata perempuan = = = 18,33 mm 3 3
Jarak rata − rata laki − laki =
Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
Perempuan
70 mm
30 mm
75 mm
10 mm
65 mm
15 mm
Jumlah 210
Jumlah 55
Rata – rata 70
Rata- rata 18,33
Tekanan vena 5,44
Tekanan vena 1,42
Tekanan vena dalam mmHg dapat dihitung dengan rumus : 𝑃𝑣 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖
1,056 x 𝑥
=
13,6
mmHg
1,056 x 70
=
13,6
=
73,92 13,6
= 5,44 𝑚𝑚𝐻𝑔 𝑃𝑣 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
1,056 x 𝑥
= = =
13,6
mmHg
1,056 x 18,33 13,6 19,36 13,6
= 1,42 𝑚𝑚𝐻𝑔 kelompok 3 pada praktikum memperkirakan tekanan vena, perlekuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh rata- rata sebagai berikut : 32 mm + 35 mm + 37 mm 104 = = 34,67 mm 3 3 17 mm + 19 mm + 20 mm 56 Jarak rata − rata perempuan = = = 18,67 mm 3 3
Jarak rata − rata laki − laki =
Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki 32 mm
Perempuan 17 mm
35 mm
19 mm
37 mm
20 mm
Jumlah 104
Jumlah 56
Rata- rata 34,67
Rata- rata 18,67
Tekanan vena 2, 69
Tekanan vena 1,45
Tekanan vena dalam mmHg dapat dihitung dengan rumus : 𝑃𝑣 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖
1,056 x 𝑥
=
13,6
mmHg
1,056 x 34,67
=
13,6
36,61 13,6
=
= 2,69 𝑚𝑚𝐻𝑔 𝑃𝑣 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
1,056 x 𝑥
= = =
13,6
mmHg
1,056 x 18,67 13,6 19,72 13,6
= 1,45 𝑚𝑚𝐻𝑔 kelompok 4 pada praktikum memperkirakan tekanan vena, perlekuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh rata- rata sebagai berikut : 96 mm + 96 mm + 96 mm 288 = = 96 mm 3 3 26mm + 26 mm + 26 mm 78 Jarak rata − rata perempuan = = = 26 mm 3 3 Jarak rata − rata laki − laki =
Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
Perempuan
96 mm
26 mm
96 mm
26 mm
96 mm
26 mm
Jumlah 288 mm
Jumlah 78 mm
Rata- rata 96 mm
Rata – rata 26 mm
Tekanan vena 7,45 mmHg
Tekanan vena 2,02 mmHg
Tekanan vena dalam mmHg dapat dihitung dengan rumus : 𝑃𝑣 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖
1,056 x 𝑥
=
mmHg
1,056 x 96
= =
13,6 13,6
101,376 13,6
= 7,45 𝑚𝑚𝐻𝑔 𝑃𝑣 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
1,056 x 𝑥
= = =
13,6
mmHg
1,056 x 18,67 13,6 27,456 13,6
= 2,02 𝑚𝑚𝐻𝑔 kelompok 5 pada praktikum memperkirakan tekanan vena, perlekuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh rata- rata sebagai berikut : 𝟑𝟑 𝒎𝒎 + 𝟐𝟓 𝒎𝒎 + 𝟑𝟑 𝒎𝒎 𝟗𝟏 = = 𝟑𝟎, 𝟑𝟑 𝒎𝒎 𝟑 𝟑 𝟐𝟓𝒎𝒎 + 𝟐𝟎 𝒎𝒎 + 𝟐𝟎 𝒎𝒎 𝟔𝟓 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 = = = 𝟐𝟏, 𝟔𝟕 𝒎𝒎 𝟑 𝟑 𝑱𝒂𝒓𝒂𝒌 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒍𝒂𝒌𝒊 − 𝒍𝒂𝒌𝒊 =
Jarak ventrikel antara ketinggian atrium kanan dengan menghilangnya vena Laki-laki
Perempuan
33 mm
25 mm
25 mm
20 mm
33 mm
20 mm
Jumlah 91 mm
Jumlah 65 mm
Rata- rata 30,33 mm
Rata – rata 21,67 mm
Tekanan vena 2,36 mmHg
Tekanan vena 1,68
Tekanan vena dalam mmHg dapat dihitung dengan rumus : 𝑃𝑣 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖
1,056 x 𝑥
=
13,6
1,056 x 30,33
= =
mmHg
13,6
32,02848 13,6
= 2,36 𝑚𝑚𝐻𝑔 𝑃𝑣 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
= = =
1,056 x 𝑥 13,6
mmHg
1,056 x 21,67 13,6 22,88 13,6
= 1,68 𝑚𝑚𝐻𝑔 Tabel tekanan vena setiap kelompok No.
Kelompok
Tenanan vena Laki- laki
perempuan
1
Kelompok 1
2,38 mmHg
1,37 mmHg
2
Kelompok 2
5.44 mmHg
1,42 mmHg
3
Kelompok 3
2,69 mmHg
4
Kelompok 4
7,45 mmHg
2,02 mmHg
5
Kelompok 5
2,36 mmHg
1,68 mmHg
4,064 mmHg
1,588 mmHg
Rata – rata tekanan
1,45 mmHg
vena Tekanan vena laki – laki dari kelompok 1 yaitu 2,38 mmHg sedangkan tekanan vena perempuan kelompok 1 yaitu 1,37 mmHg. Tekanan vena laki – laki dari kelompok 2 yaitu 5,44 mmHg sedangkan tekanan vena perempuan kelompok 2 yaitu 1,42 mmHg. Tekanan vena laki – laki dari kelompok 3 yaitu 2,69 mmHg sedangkan tekanan vena perempuan kelompok 3 yaitu 1,45 mmHg. Tekanan vena laki – laki dari kelompok 4 yaitu 7,45 mmHg sedangkan tekanan vena perempuan kelompok 4 yaitu 2,02 mmHg. Tekanan vena laki – laki dari kelompok 5 yaitu 2,36 mmHg sedangkan tekanan vena perempuan kelompok 5 yaitu 1,68 mmHg. rata- rata tekanan vena laki- laki satu kelas yaitu 4,064
mmHg sedangkan rata – rata tekanan vena perempuan satu kelas yaitu 1,588 mmHg Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan dari kelima kelompok, tekanan vena laki – laki lebih besar dari pada tekanan vena perempuan.
H.
Pembahasan mengukur tekanan arteri Pada praktikum kali ini, pengukuran tekanan arteri menggunakan alat
Sphygnomanometer.
Subjek
yang
diukur
tekanan
darahnya
diusahakan duduk santai dan nyaman dengan salah satu lengan diletakkan pada meja. Untuk kemudian diukur tekanan darah baik sistol maupun diastolnya. Perbandingan antara tekanan arteri pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan pada perempuan. Pengukuran tekanan darah dilakukan pada laki-laki dan perempuan masing-masing tiga kali ulangan. Berdasarkan data yang diperoleh, pada laki-laki kelompok 1 memiliki rata-rata tekanan sistol sebesar 113 mmHg dan tekanan diastolnya 91 mmHg yang pada ketiga ulangannya memiliki nilai yang sama. Pada data perempuan ketiga ulangan besar tekanan sistol 103 mmHg, sedangkan tekanan diastolnya pada ketiga ulangan sebesar 82 mmHg sehingga rata-ratanya tetap 82 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa objek laki-laki dan objek perempuan tekanan darahnya tergolong normal (sehat). Pada laki-laki kelompok 2 memiliki rata-rata tekanan sistol sebesar 114 mmHg dan tekanan diastolnya 76,66 mmHg. Pada data perempuan besar rata-rata tekanan sistol 102,66 mmHg, sedangkan tekanan diastolnya sebesar 59,33 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa objek laki-laki dan objek perempuan dari kelompok 2 tekanan darahnya tergolong normal (sehat). Pada laki-laki kelompok 3 memiliki rata-rata tekanan sistol sebesar 111,33 mmHg dan tekanan diastolnya 57,33 mmHg. Pada data perempuan besar rata-rata tekanan sistol 110 mmHg, sedangkan tekanan diastolnya
sebesar 70,66 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa objek laki-laki dan objek perempuan dari kelompok 3 tekanan darahnya tergolong normal (sehat) juga. Pada laki-laki kelompok 4 memiliki rata-rata tekanan sistol sebesar 110 mmHg dan tekanan diastolnya 80 mmHg. Pada data perempuan besar rata-rata tekanan sistol 100 mmHg, sedangkan tekanan diastolnya sebesar 60 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa objek laki-laki dan objek perempuan kelompok 4 tekanan darahnya tergolong normal (sehat). Pada laki-laki kelompok 2 memiliki rata-rata tekanan sistol sebesar 80 mmHg dan tekanan diastolnya 69 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa objek mengalami takanan darah rendah yang dibuktikan dengan tekanan arteri berada di bawah range normal. Pada data perempuan besar rata-rata tekanan sistol 93,33 mmHg, sedangkan tekanan diastolnya sebesar 73,33 mmHg. Pada perempuan tekanan darahnya tergolong normal (sehat). “Dalam keadaan sehat, tekanan sistol dan diastol seseorang adalah 120/80. Artinya tekanan sistol = 120 mmHg, sedangkan tekanan diastol 80 mmHg. Perbedaan antara besaranya tekanan sistol dan diastol disebut tekanan denyutan yang rata-ratanya adalah 40 mmHg (Soewolo, 2005).” Berdasarkan pada dasar teori, pada subjek laki-laki yang diukur tekanan darahnya memiliki nilai sistol/diastol sebesar 120/80 yang tergolong dalam keadaan sehat. “Nilai tekanan darah yang sehat untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun keatas adalah bertekanan sistolik kurang dari 121mmHg. Bila nilai sistoliknya berkisar antara 121 – 139 mmHg, maka orang tersebut mengalami Prehypertansion, dimana tekanan darahnya lebih tinggi dari tekanan darah yang dianjurkan” (Kumboyono dkk, 2012). Perbedaan antara besaranya tekanan sistol dan diastol disebut tekanan denyutan yang rata-ratanya adalah 40 mmHg (Soewolo, 2005).
memperkirakan tekanan vena Tekanan vena merupakan tekanan sistem vena. untuk mengukur tekanan vena, tidak memungkinkan menggunakan sphygmomanometer,
karena tekanan vena jauh lebih rendah dari tekanan arteri, sehingga pada praktikum ini menggunakan metode perkiraan (Tim petunjuk praktikum, 2010). Tekanan vena manusia antara 0-20 mmHg (Silverthorn, 2010).
(Silverthorn, 2010) Pada praktikum yang telah dilakukan, tekanan vena laki- laki satu kelas adalah 4,064 mmHg sedangkan rata – rata tekanan vena perempuan satu kelas yaitu 1,588 mmHg, dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa tekanan vena bernilai rendah yaitu antara 0 hingga 20 mmHg (Silverthorn, 2010), karena sebagian besar tekanan yang diberikan pada darah oleh jantung mengilang karena tahanan aliran darah yang melewati arteriol, kapiler, dan venula. fungsi utamanya adalah memberikan tahanan serendah-rendahnya pada darah yang mengalir dari jaringan menuju jantung (Venter, 2001). Tekanan vena laki – laki bernilai lebih besar dari pada tekanan vena perempuan. Pada waktu darah mencapai vena, tekanan menurun karena terjadi pergesekan dan tekanan gelombang tidak ada. Tekanan darah pada vena yang rendah dibawah jantung harus dinaikkan, atau melawan gravitasi untuk kembali ke jantung (Silverthorn, 2010). Percobaan memegang tangan lurus kebawah tanpa berpindah untuk
beberapa menit dan (pengaruh
melihat bagaimana vena kembali dari tangan
mungkin lebih jelas pada orang tua, dimana jaringan
penghubung subkutaneus kehilangan elastisitasnya). Kemudian menaikkan tangan
membantu gravitasi pada vena
dan terlihat menghilang
(Silverthorn, 2010).
I.
Kesimpulan 1. tekanan arteri laki-laki lebih tinggi dibanding tekanan arteri perempuan. semua objek memiliki tekanan arteri yang berada dalam range normal atau dalam keadaan sehat, kecuali pada objek laki-laki kelompok 5 mengalami tekanan darah rendah karena ratarata tekanan arteri berada di bawah range normal. 2. tekanan vena manusia antara 0 – 20 mmHg, tekanan vena laki- laki lebih besar dari pada tekanan vena perempuan, hal itu dapat dilihat dari rerata tekanan vena laki – laki satu kelas sebesar 4,064 mmHg, sedangkan rerata tekanan vena perempuan satu kelas sebesar 1,588
DAFTAR PUSTAKA
Kumboyono,
2012.
Tekanan
Darah
Arteri.
http://ejournal.undip.ac.id
/index.php/median ers/article/download/702/pdf (Online) diakses pada 24 Oktober 2013 Silverthorn, Dee. U. 2010. Human Physiology: An Integrated Approach Fifth Edition. San Fransisco: Pearson Education. Inc. Soewolo, dkk. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UMPress Soewolo, dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia dll. Malang: JICA Tim pembina mata kuliah fisiologi hewan.2012. petunjuk praktikum fisiologi hewan. malang; UM press