Merawat Keberagaman Dalam Kesatuan Nkri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MERAWAT KEBERAGAMAN DALAM KESATUAN NKRI Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahiladzi ama’ana bil jama’ah wanahana ‘anit tafarraqi wal ‘ashabiyyah washsholatu wassalamu’ala Rasulillah wa’ala alihi wa ash habisi wa manit taba’a ristallata amma ba’du



Dewan hakim yang kami hormati, Hadirin. Sebangsa. Seagama, yang kami banggakan. Dari Sabang sampai Merauke, berjajar puluhan ribu pulau, ratusan suku dan bahasa, ribuan adat istiadat, serta beragam agama. Itulah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan dasar Negara Pancasila yang menjunjung tinggi demokrasi. Pada tanggal 17 April Tahun 2019 yang lalu masyarakat Indonesia baru saja selesai melaksanakan pemilihan umum sebagai permunculan demokrasi di Indonesia. Dimana masyarakat Indonesia telah ikut terkuras energy dan emosinya, dalam panggung kompetisi pemilu yang sangat keras, bahkan sampai menyeret masalah-masalah social, rasisme, etisisme, ekonomi bahkan permasalahan agamapun dieksploitasi sebagai strategi pemenangan politik untuk merebut simpatik rakyat, hoaks sebagai strategi kampanye. Dan tak terlewatkan kaprekan kecempongpun turut serta dibawa-bawa menghiasi panggung politik, yang katanya adalah tuntutan demokrasi, padahal mengingkari demokrasi, yang katanya ‘Prema Power’, padahal bisa merusak persatuan dan kesatuan NKRI. Berangkat dari keprihatinan akan kondisi seperti ini, maka izinkanlah kami untuk menyampaikan sebuah syarahan yang berjudul ‘MERAWAT KEBERAGAMAN DALAM KESATUAN NKRI’. Tema syarhil Qur’an inilah yang akan kami uraikan pada kesempatan yang berbahagia ini, dengan landasan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat Ayat 13, yang akan dilantunkan oleh Qori’ah berikut:



artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan. Kemudian jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal” Dewan hakim yang kami muliakan, Hadirin wal hadirat ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Menurut Syekh Az-Zuhdi yang bersumber dari Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Haqi dan Baihaqi, yang dinukil dalam kitab Ak-Kala’il bahwa secara tekstual ayat tersebut diturunkan sebagai teguran kepada Bani Bayadhah. Ketika Rasulullah memerintahkan kepada Bani Bayadhah untuk menikahkan putri mereka dengan pendaki yang bernama Abu Hindun, dan dengan sinis mereka berkata “Pantaskah putri kami dinikahkan dengan budak kami”. Maka turunlah ayat ini yang secara tekstual ditujukan kepada Bani Bayadhah. Namun, secara kontekstual ayat tersebut merupakan landasan etnisosiologis untuk merajut kebersamaan di tengah-tengah keberagaman dan juga termasuk ke dalam konteks ‘Merawat Kesatuan NKRI’, dengan cara menjauhi sikap diskriminasi, dengan saling membuka diri, saling menjalin komunikasi, saling sinergi dan saling melengkapi. Agar tidak ada dusta diantara kita. Namun, terkadang realitanya sangat menyedihkan, hanya karena gara-gara berbeda organisasi rakyat kita gampang saling mencaci-maki. Gara-gara berbeda partai tetanggapun bisa saling bantai. Gara-gara berbeda pendapat saling sikat. Bahkan, garagara berbeda suku mudah berseteru. Padahal Rasulullah Sallallahu ‘alahi wassalam dengan tegas mengingatkan:



artinya: “Bukan termasuk umat-Ku, orang yang menyeru karena panatisme golongan,



dan bukan termasuk umat-Ku, orang yang berperang karena panatisme golongan, dan bukan termasuk umat-Ku, orang yang mati karena panatisme golongannya” -Hadits Riwayat Abu DaudLalu, bagaimanakah solusi dasar untuk merawat keberagaman dalam kesatuan NKRI. Sebagai jawabannya mari kita renungkan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran Ayat 103, yang akan dilantunkan oleh Qori’ah berikut:



artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali agama Allah. Dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan ketika itu kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darisana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya Saudara-saudaraku se-Kabupaten Kutai Barat yang dirahmati Allah. Secara Qaidah ushul fiqhiyyah ayat tadi menjelaskan ‘al aslu fil amri lil wujub’. Pada dasarnya suatu perintah menandakan kewajiban, dengan demikian Allah memerintahkan kepada kita semua untuk bersatu padu dan jangan berseteru. Demikian penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’an Al ‘Azim. Lalu, bagaimanakah relevansinya ayat tersebut dengan kehidupan bangsa kita. Alhamdulillah hadirin, walaupun Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tapi, bangsa Indonesia sadar bahwa bangsa Indonesia bukan hanya Pulau Kalimantan yang terkenal dengan ‘pulau seribu sungai’ atau hanya Panta Kuta Bali yang terkenal dengan sunset cantik nan menawan. Indonesia juga, bukan hanya Padang yang terkenal dengan rending Padangnya atau hanya Ambon manise saja, dan Indonesia juga bukan hanya ibukota Jakarta saja yang rencananya akan dipindahkan ke Kalimantan. Tapi, bangsa Indonesia sadar dengan persampaian ‘Bhineka Tunggal Ika’,



walau berbeda tetap satu jua yang terlandaskan dengan dasa Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 semakin meningkat komitmen. Kami para pelajar dan seluruh pemuda Indonesia semakin yakin dan percaya, serta berani menyatakan secara terbuka bagi kami NKRI harga mati. Sepakat. Tapi ingat, di balik kesepakatan di forum ini kita harus tetap waspada, karena masih menghadapi tantangan ke depan. Terutama ancaman radikalisme, kondisosial, terorisme dan perang saudara, yang dipacu dari berita-berita hoaks, bohong, fitnah yang saat ini merajalela dan berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, Jangan mau diaduadu, jangan mau diharu biru. Apalagi mengharu birukan NKRI. Oleh karena itu hadirin, dapat kami simpulkan bahwa untuk merawat kesatuan NKRI adalah dengan cara menerima keragaman. Sebagai suatu takdir dan anugerah dari Allah kepada bangsa ini, yang jika dikelola dengan baik, dengan jiwa dan filsafah Pancasila, dengan bergandengan tangan. Insya Allah akan menghasilkan energi yang luar biasa, untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dalam ‘kolong langit NKRI harga mati’. Demikian yang dapat kami sampaikan, kurrang lebihnya mohon dimaafkan. Kami akhiri dengan sebuah lagu:. “Hei para pemuda pemudi Indonesia Marilah kita saling menjaga Janganlah kita saling menghina sesame umat beragama Dulu tekad pemuda pemudi Indonesia Untuk mewujudkan sumpah pemuda Agar tercipta hidup damai sentosa Uyeeeee Berbangsa satu bangsa Indonesia Bertanah air satu Indonesia Berbahasa satu bahasa Indonesia Indonesia Itulah nama Negara kita Negara yang selalu kita bangga Negara yang selalu penuh dengan cinta



Indonesia Berbagai macam suku dan agama



Kita berbeda tapi kita sama Karena kita Bhineka Tunggal Ika Mari-marilah kita saling menjaga Antar umat beragama, karena kita bersaudara Jangan-janganlah kita saling menghina Sesama anak bangsa karena kita Indonesia Indonesia” “Awal kata dengan basmallah Alhamdulillah kata pujian Jikalau ada salah dan khilaf Ampun dan maaf kami haturkan”



Wabillahi taufik wal hidayah Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh