6 0 24 MB
,,.,-
~,,...
'
~.,,,:..J\ .~\\~\
, ,., ..,,,.,~ J,,,.,
.. ,
~
Sangat penting dibaca oleh para peminat studi Qur'an dan Tafsir untuk memperkaya wawasan tentang ad-dakhrt fit tafslr, sebab teori lni dapat dijadikan basis teori kritik tafsir-terutama kritlk sumber-sehingga pembaca bisa membedakan mana penafsiran yang autentik dan mana yang telah terkontaminasi. Selamat Membaca. Dr. H. Abdul Mustaqim, Ketua Prodi llmu Al-Qur'an dan Tafsir FUPI UIN Sunan Kalljaga Yogyakarta Menjamurnya karya tafsir Al-Our'an dunia-keilmuan tafsir dinamis dan terus berkembang (Iii nar;iaj wa la i/:Jtaraq), tetapi juga membuatnya kian bebas dan terbuka. Sagi ulama arus utama, tak sedikit karya tafsir yang dianggap melampaui batas kewajaran. Salah satunya, tampak pada merembesnya elemen yang t:idak valid dalam tafslr atau ad-dakhtl fit Ulama tafsir akhir abad ke-20 kemudian menyusun metode kritik atas elemen al-dakhfl. lnilah salah satu kajian pertama yang memperkenalkan metode kritlk tafsir af-dakhil tersebut di Indonesia. Sebuah kajian yang memperluas cakrawala tafsir dan belum banyak disentuh pengkaji tafsir dalam menganalisls karya tafsir Indonesia. Selamat menjelajah! Dr. Jajang A. Rohmana, dosen UIN. Su nan Gunung Djati Bandung Tanpa bantuan tafsir, Al-Qur'an memang hanya berupa teks-teks bisu. lewat plsau tafsirlah teks berbicara. Tapi, tidak semua pisau tafsir itu layak digunakan untuk membedah pesan dan makna yang dikandung teks. l
h
b kh
.)
d
t
.)
i
t
gh
_)
r
J
f
~
Vokal Pendek
$
__ = i
~ su'ila
_, =u
t
kataba
..J:5 = aw J;;.
=a
~=I
~~ yaihabu
·' >-
Dlftong
= ay
-!
Vokal Panjang
__ = a
)
k
b
t
·-
q
'-:'
c
)
J .!.I
kayfa tiawla 9
= li
jl§ Jd
qala
q'ila
j~ yaqulu
y
ISi BUKU
Pengantar-5 Transliterasi-9 Potret Kitab al-Dakhil ft Tafnr al-Qur'an al-Karim-13 Profil Penulis al-Dakhil-13 B. Identifikasi Buku al-Dakhil-18 l. Materi dan Sistematika Penyajian-18 2. Latar Penulisan-25 3. Sumber Rujukan-29 4. Metode, Pendekatan, dan Ideologi Buku36
Sejarah Perkembangan al-Dakhil-:-43 A. Antara Autentisitas dan Infiltrasi Penafsiran-44 B. Perkembangan, Motif, dan Bentuk alDakhil-54 11
~A.AAA.AAA.A~
Metode Kritik Ad-Dakh/1 fit· Tafslr
1.
1'.ClUUHl.UlA«u
segala jenis ilmu pengetahuan, tentu pelakunya ha-
luruh isi Al-Qur'an. 110 berpendapat
1~::•JI f\ Ir\/ ~yr 'Z '; :;;q .;:~:l\L /'\j ,+ n. •• ~~ v'"""""'-" ·~.,,,,;:r • 1,.,, >
~"" ~
/
/"
219 Lihat al-Ma'ani, 1, 259; Dakhfl ff Tafsrr al-Qur'an al-Karim, 2, 84-85.
160
al-
Prosedur dan Penerapan ...
(menghalang-ltalangi) rnereka dari jalan-Mu yang lurus." Membaca penafsiran semacam ini, Fayed mengkritisinya dengan mengajukan dua argumentasi. Pertarna, pertanyaan yang disampaikan Iblis kepada Allah tidak ada gunanya, sebab bagaimana mungkin Iblis bertanya kepada Allah mengenai kekuasaan dan kemampuan-Nya untuk menghukum mereka. Kedua, menurut kaidah yang umum berlaku dalam gramatikal Arab bahwa jika ma istifharnzyah terletak setelah huruf jar, maka huruf alif-nya hams dibuang seperti dalam QS. al-Naba' [78): 1 dan QS. al-Nazi'at [79): 43. Adapun penetapan huruf alif setelah ma istifhamiyah termasuk menyalahi kaedah umum dan sangat jarang (minor) digunakan oleh orang Arab. 22° Karena itu, menerapkan kaidah minoritas dalam konteks ini tidak dapat diterima sepanjang kaidah umum masih memungkinkan untuk diberlakukan pada ayat Al-Qur'an, termasuk ayat ini.
°Fayed, al-Dakhll ft Taf';lr al-Qur'an al-Karim, Juz 2, 89; al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf, Juz 1, 481. 22
161
Metode Kritik Ad-Dald'lfl flt-Tafsfr
terhadap tafsir unr,1.u;,u"' berkaitan dengan qira'iit221 (bacaan) Al-Qur'an. Dalam konteks ini, Fayed mensinyalir setidaknya ada cara yang merusak Al-Qur'an dari jalur qira'at yaitu: ( 1) menafsirkan Al-Qur'an dan/atau qira'at sanad
221 bentuk jamak dari arti bacaan. Sementara secara
an cara mengucapI--'),
tarakil al-
bih
(mereka mengamalkannya [al-Kitab]). 246 Penafsiran dinilai oleh Fayed tidak sesuai bahasa
246
Penafsiran ini dinukil dari lbn al-Jauzi, Talbis Iblis,
247
Lihat Fayed al-Dakhil fi Tafsfr al-Qur'an al-Karim, Juz
231. 2, 190. 180
Prosedur dan Penerapan ...
sehingga kesimpulannya jauh dari konteks ayat. Dan karenanya, penafsirannya termasuk al-dakh'il yang patut dikritisi. 6. Kritik terhadap Tafsir Baha'iyah Al-Baha'iyah adalah sekte yang muncul pada abad ke-19 di Iran dengan tokoh utamanya Mirza Uusayn 'Ali (w. l 892 M). Sekte ini merupakan metamorfosis dari sekte al-Bab1yah, sebuah sekte yang digagas oleh Mirza 'Ali al-Syayrazi (w.1850 M) 248 yang 248 Mirza 'Ali dilahirkan di Syayriiz tahun 1819 atau 18 20 M. Ketika menginjak remaja ia bekerja di bidang perdagangan hingga umur 20 tahun. Di samping itu, ia juga rajin beribadah, mempelajari ilmu perbintangan dan pengobatan alternatif. Sepanjang siang, ia habiskan waktunya di atas rumah di bawah terik matahari untuk memperoleh kesaktian dan kanuragan. Karena itu ia sakit-sakitan dan tubuhnya sangat lemah. Lalu sang paman pun mengajaknya pergi ke Karbala, lrak, untuk berobat dengan cara melihat keluarga Nabi (ahli bait). Di sana la mulai berubah dan pulih kesehatannya. Di kota inilah ia bertemu dengan Kazim alRasytl al-Jaylani. Seorang ahli tasawuf falsafi yang mencampuradukkan ajaran Islam dengan filsafat dan doktrin Sy!'ah Imam!yah, dan Isma'iliyah. Semenjak itulah Mirza 'Ali banyak melakukan keanehan-keanehan dengan mengaku sebagai Bab al-Mahdi (pintunya Imam Mahdi al-Munta~ar, lalu mengaku sebagai nabi. Dia terns berdakwah sehingga ia mendapat pengikut yang banyak dan akhirnya dihukum mati di Tibriz pada tahun 126 5 H/ 18 50 M pada era kekuasaan Raja Iran,
181
Metode Kritik Ad-Dakhi1fit· Tafsfr
nuhnya Mirza 'All pinan sekte al-Babiyah I;Iusayn
oleh Mirza
bidyanlyah wa 249 Lihat wa al-Baha'!yah, Qur'an ditu!is H>