Mineralisasi Pada Batuan Granit Di Pulau Bangka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MINERALISASI PADA BATUAN GRANIT DI PULAU BANGKA 1



Amar Azhar



1



Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Bangka Belitung [email protected]



A.Latar belakang Pulau Bangka memiliki format batuan yang terbentuk ratusan juta tahun. Secara fisiografi Pulau Bangka merupakan pulau terbesar pada Paparan Sunda (Van Bemmelen, 1970), daratan umumnya berupa dataran denudasional dengan setempat-setempat dijumpai bukitbukit sisa erosi. Batuan beku granit umumnya sebagai batuan pembentuk bukit-bukit tersebut sebagai bagian dari tubuh pluton batuan beku. Proses tektonika mendorong batuan beku asam atau granit dari kedalam bumi menuju permukaan bumi, hingga kemudian tersingkapkan oleh kerja tenaga eksogenik pelapukan pada batuan. Margono dkk (1995) menyatakan bahwa pada trias Akhir-jura Akhir terjadi aktivitas intrusi magma asam yang membentuk batuan Granit Klabat dan sekaligus terjadi pengangkatan batuan oleh kerja tektonik. Pulau Bangka memiliki berbagai jenis batuan yang berumur tua dikarenakan proses terbentuknya sudah dimulai pada saat Zaman Prakarbon (Osberger, 1965 dalam Katili, 1967). Jenis batuan tersebut berupa batuan metamorf, batuan sedimen dan batuan beku, adapun secara stratigrafi pulau Bangka terdapat pada tabel 1 berikut ini. Tabel 1. (Stratigrafi Regional Pulau Bangka.) erger 1965



Umur Holosen Pleistosen Pliosen Miosen Oligosen Eosen Paleosen Kapur Yura Trias Perm Karbon PraKarbon



Stratigrafi (Osberger, 1965) Endapan Pantai / Sungai LapisanRanggam



(Osb , dalam



Ketidakselarasan Seri Batupasir Lempungan Filit, Kuarsit, Batulanau, Batugamping Ketidakselarasan MetamorfDinamik



Katili, 1967) Fenomena keberadaan batuan ini menarik untuk dilakukan penelitian terutama pada sebaran maupun mineralisasi yang terkandung didalam batuan tersebut . Hasil penelitian yang telah dilakukan selama ini terkait jenis batuan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:











Irvani dkk, 2018, Penelitian Yang Dipublikasikan Pada Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung, Dengan Judul “Potensial Bukit Kukus Sebagai Destinasi Geowisata Di Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”. Penelitian ini menggunakan metode observasi geologi, menjadi tumpuan sekaligus sebagai batasan dalam penghimpunan data. Berbagai data yang dikumpulkan meliputi aspek morfologi (bentangalam), litologi batuan, struktur geologi, air tanah dan potensi bencana alam. Adapun aspek biologi flora-fauna, sosial budaya masyarakat tidak menjadi fokus penelitian. Bukit Kukus terletak pada Pal ke-3 dari Kota Muntok yang dapat ditempuhdengan waktu sekitar 2,5 jam dari Kota Pangkalpinang. Berdasarkan investigasi geologi, batuan beku Granit Klabat merupakan penyusun Bukit Kukus, dengan morfologinya bagian dari kompleks perbukitan. Batuan berwarna abu-abu terang, didominasi oleh mineral kuarsa dan plagioklas tersingkapkan dengan baik memberikan kesan warnaputih. Struktur geologi kekar berkembang dengan baik memiliki spasi renggang dan pada beberapa tempat memiliki spasis edang-agakrapat, membentuk polasistematik, sekaligus berfungsi sebagai porositas sekunder air tanah. Kekar berlembar beserta jenis pelapukan mengulit bawang dijumpai pada bagian atas bukit. Irvani dkk, 2018, penelitian yang dipublikasikan pada seminar internasional ICOMA dengan judul “Geosite Potential as Tourism Destination in Jebus West Bangka Regency Bangka Belitung Archipelago Province”. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan pada singkapan batuan di Pantai Bembang dengan melihat jenis dan keunikan yang terdapat pada singkapan batuan. Di Pantai Bembang dan sekitarnya ditemukan setidaknya 4 dari 5 jenis semua formasi batuan dan endapan aluvial yang terbentuk di Pulau Bangka adalah Kompleks Pemali Metamorfik, batuan beku Diabas Penyabung, batuan sedimen kuno Formasi Tanjung Genting, batuan plutonik Granit Klabat yang semuanya batuan berusia jutaan tahun, juga endapan aluvial sungai dan pantai muda.



B.Tinjauan pustaka Geologi Regional Daerah Penelitian Pulau Bangka dan daerah sekitarnya terletak di Rak Sunda , sebagai hasil penggabungan beberapa blok geologis , dan menjadi unit Lempeng Eurasia, dengan karakteristik seismik yang stabil . Daerah daratan dengan laut dangkal di sekitarnya adalah dataran denudasional yang dihasilkan dari erosi dan proses pelapukan pada batu, dengan batu granit umumnya membentuk daerah perbukitan sporadis bernama monadnocks, dan banyak yang terpapar di pantai membentuk lanskap alam yang indah . Urutan intrusi magma di Pulau Bangka dimulai dengan intrusi Diabas Penyabung di Permian . Cobbing et al. (1992) dalam Crow memperkirakan bahwa batuan ini adalah fasies dasar dari prekursor Granit Klabat. Selanjutnya, dalam Late Jurassic Triassic-Early berdasarkan pada Margono ada intrusi magma asam yang membentuk batuan Granit Klabat dan melalui proses tektonik (endogenik) yang mengangkat batu ke permukaan bumi dan mengalami cuaca (eksogenik), hingga



terungkap sekarang. Tubuh intrusi granit ditemukan sebagai tubuh yang tersebar, seperti Batolith dari Granit Klabat, Pelangas, Menumbing, Mangkol, Tempilang dan Taboali. Pulau Bangka secara tektonik merupakan hasil dari tumbukan 2 kerak benua yang menghasilkan intrusi dengan komposisi granitik sehingga menghasilkan batuan asam dan mineralisasi dengan unsur utama Sn. Penyebaran timah di Pulau Bangka merupakan kelanjutan dari Tin Mayor South East Asian Tin Belt bagiantengah, yang membentang mulai dari Birma, Thailand dan Malaysia hingga berakhir di Indonesia. Gambar 1. Tin Mayor South East Asian Tin Belt (Geology of Tin Deposit, 1979, p. 20) U



KALIMANTAN KALIMANTAN



JAVA



Bagian Barat Bagian Tengah Bagian Timur



Sabuk timah tersebut diperkirakan berumur Trias dan didominasi oleh Granit tipe S. Jalur timah Indonesia berupaderetan pulau-pulau yang bertebaran dengan kecenderungan arah barat laut – tenggara, dimulai dari Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Singkep, Pulau Bangka, Pulau Belitung danPulau Karimata. Pada jalur tersebut sekitar sepertiga bagiannya merupakan daratan (pulau-pulau) yang diperkirakan merupakan bagian resisten yang tersisa selama proses erosi Sunda Shelf, sedangkan sisanya tertutupi oleh lautan.  Stratigrafi pulau Bangka Stratigrafi regional Pulau Bangka menurut Osberger (1965) dari tua ke muda tersusun oleh Kompleks Pemali (CpP), FormasiTanjung Genting (Trt), Granit Klabat (TrJkg), Formasi Ranggam (TQr) dan Alluvium (Qa) dengan pemerian sebagai berikut : •



Kelompok Pemali (CpP) Terdiri dari skiss, phillit, batu lempung, rijang, tuff, gneiss, sisipan kuarsit danlen sabatu gamping. Batuan tersebut berstruktur sedimen masif, dengan kandungan fosil berupa Fusulinidae dan Radiolaria. Batuannya terlipat kuat, terkekarkan dan terpatahkan . Kompleks yang berumur Perm ini secara umum diterobos oleh Granit Klabat.







Formasi Tanjung Genting (Trt)



Berupa perselingan batupasir termetamorfkan dan batu pasir lempungan dengan lensa batu gamping. Batuan berumur Trias tersebut berstruktur sedimen silang siur dan mengandung fosil Montlivaltiamoluccana, Perodinella sp., Entrochus sp. dan Encrinus sp. Formasi ini terlipat kuat, terkekarkan dan terpatahkan dan berada tidak selaras di atas Kelompok Pemali serta diterobos pula oleh Granit Klabat. •



Satuan Granit Klabat (TrJkg) Terdiri dari granit, granodiorit, diorite dan diorite kuarsa. Granit berumur Trias Akhir – Yura Awal ini menerobos Kelompok Pemali dan Formasi Tanjung Genting di atasnya. Terkadang dijumpai singkapan granit yang telah lapuk. Terdapat pula granit segar yang tersingkap sebagai tonjolan blok-blok (boulder) granit yang tersebar di pantai.







Formasi Ranggam (TQr) Terdiri dari perselingan batu pasir, batu lempung, dengan sisipan lapisan tipis batu lanau dan organic matter. Batuan tersebut memiliki struktur sedimen perlapisan dan silang siur serta mengandung fosil Molusca berupa Turitellaterbra sp., Olivia tricimentmzrt., Cypraeasonderavamart dan fosil Foraminifera Bentos berupa Celathuscreticulatus, Ammonia sp., Celcarina sp. dan Triculina sp. serta geraham gigi gajah berumur Pleistosen, Formasi berumur Miosen Akhirini berada tidak selaras di atas Granit Klabat.







Alluvium (Qa) Berupa endapan rawa dan endapan sungai yang terdiri dari material lepas dan tersebar mengikuti aliran sungai disepanjang lembah maupun pantai. Satuan yang berumur Quarter ini berada tidak selaras di atas Formasi Ranggam.



Gambar 2. Peta Bukit Kukus dengan Satuan bentang alam



 Struktur Geologi Struktur geologi yang berkembang pada batuan di Bukit Kukus berupa kekar atau disebut juga dengan rekahan pada batuan. Keberadaan kekar-kekar dengan pola tertentu menjadikan batuan Granit membentuk blok-blok dengan dimensi ukuran beragam sesuai dengan spasi antara kekar. Struktur kekar yang teridentifikasi utamanya disebabkan oleh proses tektonik yang pernah terjadi pada masa lampau dalam beberapa periode, selain itu sebagian kecil kekar terbentuk oleh pelepasan tekanan (pressure release). dan merepresentasikan struktur kekar yang berkembang.(Irvani dkk,2018) Kekar-kekar yang terbentuk oleh kerja tektonik membentuk kekar gerus, kompresi dan kekar tarik. Kekar tarik dicirikan oleh celah-celah yang terbentuk diantara bidang kekar. Urat-urat tipis kuarsa dengan tebal rata-rata kurang dari 0,5 cm dijumpai pada batuan penyusun Bukit Kukus, yang terbentuk oleh pengisian mineral pada celah-celah kekar. Kekar dengan bentuk berlembar (sheeting joint) yang terbentuk akibat pelepasan tekanan pada batuan dijumpai secara terbatas dengan ciri-ciri membentuk pola lembaran sejajar dengan permukaan batuan.(Irvani dkk,2018) C.Pembahasan Secara umum pengamatan yang dilakukan pada batuan jenis Granit di pulau Bangka telah banyak dilakukan, pada lokasi penelitian diantaranya Bukit Kukus kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat dan Pantai Bembang Jebus dimana terdapat singkapan batuan Granit yang menunjukkan keunikan tersendiri, jenis batuan Granit yang tergolong dalam batuan beku. Batuannya memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang; tekstur batuan faneritik, semua mineral penyusun membentuk kristal dengan baik (holokristalin) terutama untuk golongan mineral felsik, keseragaman mineral dapat dikategorikan relatif equigranular; struktur masif dengan mineral penyusun didominasi oleh plagioklas, kuarsa, diikuti sejumlah kecil mineral K-Feldspar, muskovit dan biotit. Berdasarkan ciri-ciri megaskopis batuan tersebut, maka nama batuan dapat dikelompokkan kedalam batuan beku “granitik” atau batuan beku asam. Jika disebandingkan dengan peneliti terdahulu yaitu Mangga dan Djamal (1994), maka termasuk ke dalam kelompok batuan beku Granit Klabat (TrJkg) yang berumur Trias - Jura. Umur batuan granit secara regional juga dinyatakan oleh Crow & Barber (2005), yaitu berumur Trias Akhir - Jura Awal dan menerobos batuan yang lebih tua yang telah terbentuk terlebih dahulu. Contoh batuan Granit di pulau bangka seperti gambar berikut:



(A)



Kekar/ rekahan batuan yang sistematik yang terjadi pada batuan Granit.



(B) Kekar/rekahan dengan bentuk melembar (sheeting joint). (C) Batuan beku granit dengan bentukan alam menyerupai tugu-tugu/ornament. (Irvani dkk,2018) D.Kesimpulan Jenis batuan Granit Klabat yang ada di Pulau Bangka terdiri dari granit, granodiorit, diorite dan diorite kuarsa, dan sebagai pembentuk bukit-bukit yang ada pada pulau Bangka .Batuan yang menyusun Bukit Kukus pada pulau Bangka merupakan batuan beku granit dengan morfologi berupa bukit yang agak curam. Untuk Stratigrafi pada pulau Bangka ditentukan oleh umur batuan yaitu dari umur batuan tertua sampai dengan termuda. E.Daftar pustaka Barber, A.J., Crow, M.J. and Milsom, J.S. 2005. Sumatra : Geology, Resources and Tectonic Evolution. Geological Society Memoir, No. 31. Irvani, Andini, D.E, Guskarnali, Mardiah, Ardiyanto, D., Utami, E.danWijaya, S., 2018, Geosite Potential as Tourism Destination in Jebus West Bangka Regency Bangka Belitung Archipelago Province, International Conference on Maritime and Archipelago (IcoMA 2018), Bangka Tengah. Irvani, Mardiah, Joni, Ardiyanto, D. dan Utomo, A.S., 2018, Potensial Bukit Kukus Sebagai Destinasi



Geowisata



Di



Kecamatan



Muntok



Kabupaten



Bangka



Barat



ProvinsiKepulauan Bangka Belitung, Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung, Pangkalpinang. J. A Katili, 1966 Structure Structure And Age Of The Indonesian Tin Belt With Special Reference To Bangka (Amsterdam : Elsevier Publishing Company).



Mangga, A.S. dan Djamal, B., Peta Geologi Lembar Bangka Utara, Sumatra, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, 1994. Margono, U., Supandjono, R.J.B. dan Partoyo, E., Peta Geologi Lembar Bangka Selatan, Sumatra. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, 1995. Osberger. R, 1965, Geology of Bangka, p. 36.



Van Bemmelen, R.W., 1970. The Geology of Indonesia, General Geology Volume I A.



Martinus Nighoff, The Hague,Netherland.