Model-Model Komunikasi Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODEL-MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN



1. Model Stimulus-Respons • Model Stimulus-Respons (S-R) adalah komunikasi paling dasar. Model tersebut menggambarkan hubungan StimulusRespons. Dalam konsep yang fokusnya pada lingkungan, pada dasarnya setiap kejadian selalu terdapat stimulus dan respons (Mubarak, 2011, p. 64). Model stimulus respon ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan negative maupun tujuan positif. Bila stimulus yang datang baik, maka akan direspon baik, dan sebaliknya.



Manusia berperilaku berdasarkan kekuatan dari luar (stimulus), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya. (Mubarak, 2011, p.64-65). 2. Model Shannon-Weaver • Komunikasi dipandang sebagai suatu “sistem”, dimana “sumber” informasi (source) memilih informasi yang dirumuskan (encode) menjadi pesan (message) • Selanjutnya pesan ini dikirim dengan “isyarat” (signal) melalui “saluran” (channel) kepada “penerima” (receiver). • Penerima menerjemahkan pesan tersebut dan mengirimkannya ke tempat tujuan (destination) (Notoadmojo, 2005, p. 148).



• Pola komunikasi yang diterapkan adalah komunikasi satu arah yang berlangsung tanpa ada timbal balik secara langsung. Apabila adanya hambatan (noise) dalam berkomunikasi, dapat mengganggu keefektifan dari proses komunikasi. a.  Tingkat kedengaran manusia b.  Gangguan persepsi c.   Mispersepsi psikososial d.  Hardware/software e.  Lingkungan, dll



3. Model Lasswell • Model ini umumnya digunakan dalam komunikasi massa di mana komunikator sangat powerful mampu mempengaruhi komunikan dan menganggap pesan yang disampaikan mampu membawa efek dalam diri komunikan.



Lasswell (1948), mengemukakan tiga fungsi komunikasi : 1. pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan;  2. korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons lingkungan; 3. transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.



Terdapat tiga kelompok spesialis yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi ini. 1. Dalam penyebaran pola hidup sehat,  decision maker merupakan pengendali lingkungan, 2. Tokoh masyarakat dan juga LSM bertindak serta membantu mengorelasikan atau mengumpulkan respons orang-orang terhadap informasi baru. 3. Anggota keluarga dan tenaga kesehatan di lapangan mengalihkan warisan sosial (Mubarak, 2011, p. 68)



Unsur-unsur komunikasi ini menggunakan lima pertanyaan, yaitu: a.     Who (komunikator) b.     Say what (pesan yang disampaikan) c.      In which channel (saluran komunikasi) d.     To whom (penerima pesan) e.      With what effect (efek komunikasi yang disampaikan)



4. Model SMCR (Model Berlo) • Model ini menampilkan variabel dalam komunikasi yaitu : • Source (sumber),  • Message (pesan), • Channel (media), • Receiver (penerima)



Model SMCR melihat proses komunikasi berdasarkan : • Keterampilan, • Sikap, • Pengetahuan • Latar belakang budaya sumber informasi (source). Pesan (message) yang disampaikan biasanya mengandung elemen-elemen tertentu, seperti struktur, isi dan kodekode yang unik.



Pesan ditransfer melalui saluran yang melibatkan pendengaran, penglihatan, sentuhan, bau dan rasa. Penerima (receiver) menginterpretasikan pesan pada keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakang sosio budaya yang berbeda. Seringkali terjadi salah interpretasi dalam proses komunikasi (Notoadmojo, 2005, p. 149)



Kekuatan dari model ini : bahwa komunikasi dilihat sebagai suatu proses yang dinamis, bukan sekadar peristiwa yang statis. Kekurangan dari model ini adalah tidak adanya mekanisme “umpan balik” (feed-back) dalam proses tersebut. Apabila model ini diaplikasikan dalam komunikasi kesehatan, tidak mampu menjelaskan betapa banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi antar-petugas kesehatan dengan klien yang memiliki latar belakang keterampilan dan sosio budaya berbeda. Mekanisme “umpan balik” diperlukan agar proses komunikasi menjadi lebih dinamis dan dapat menghindari mis-interpretasi kedua belah pihak. Namun demikian, model ini sangat bermanfaat untuk komunikasi antar-petugas kesehatan.



5. Speech Communication Model • Model ini pertama kali dikembangkan oleh Miller (1972) yang melihat bahwa proses komunikasi terdiri dari tiga variabel, yakni pembicara (speaker), pendengar (receiver), dan umpan balik (feed-back). • Dalam hal ini, pembicara menyampaikan “pesan” (informasi) berdasarkan sikap tertentu, • Pendengar menginterpretasikan pesan tersebut berdasarkan sikap yang berbeda. • Pendengar memberikan umpan balik (baik positif maupun negatif) kepada pembicara. Demikian seterusnya sehingga terjadi proses komunikasi yang hidup dan dinamis (Notoadmojo, 2005, p. 150).



Model ini tampak sangat sederhana (over simplified) untuk menjelaskan proses komunikasi yang kompleks dan rumit dalam realitas. Sangat mudah dipahami untuk menjelaskan proses komunikasi antarmanusia. Hal-hal inilah yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari Speech Communication Model (Notoadmojo, 2005, p. 150).



6. Model Aristoteles • Model Aristoteles adalah model komunikasi yang paling klasik, sering disebut juga dengan Model Retoris (Rhethorical Model) yang kini lebih dikenal dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato. • Model Aristoteles ini melibatkan persuasi dimana berisi suatu anjuran untuk melakukan dan mengimplementasikan suatu kegiatan sesuai dengan isi pesan. • Untuk itu harus dipersiapkan siapa yang menyampaikan (etos- kepercayaan pada sipenyampai pesan), argumen yang dipersiapkan (logos, logika dalam pendapat) dan bagaimana membawa dan memaikan emosi khalayak untuk tertarik pada isi pesan (phatos-emosi khalayak). • Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuasi suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampaiannya (Mubarak, 2011. p. 66).



Dalam perkembangan selanjutnya model Aristoteles diimplementasikan dengan menempatkan baliho-baliho ditempat strategis yang berisi anjuran untuk melakukan kegiatan sesuia isi pesan. Namun, banyak pakar berpendapat bahwa penempatan baliho di tempat strategis merupakan bentuk komunikasi massa dan hal tersebut kurang tepat bila ditinjau dari spesifik tujuan yang diingin dicapai sesuai dengan karakteristik dari komunikasi persuasi (Mubarak, 2011. p. 67).



Tiga unsur utama dalam Model Aristoteles adalah sebagai berikut: a.  Pembicara (speaker)



b. Pesan (message) c.  Pendengar (listener) Dalam Model Aristoteles ini tidak memuat unsurunsur lainnya yang dikenal dalam model komunikasi, seperti, umpan balik, efek dan kendala atau gangguan komunikasi. Dengan demikian, komunikasi ini terkesan sangat simpel dan statis. Saat seseorang berbicara, pesannya akan berjalan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan pesan dirancang sedemikian rupa untuk memengaruhi khalayak agar mau memerima pesan (Mubarak, 2011. p. 67).



7. Model schramm • Model schramm memberikan gambaran proses komunikasi dari yang sederhana sampai yang kompleks dengan menghadirkan tiga model : 1. Model yang pertama adalah Wilbur Schramm 1954 yang memperkenalkan model yang sangat sederhana, dimana dalam berkomunikasi  yang dibutuhkan perangkatnya hanya ada tiga unsur yaitu sumber (source), pesan (message), sasaran (desfination). • Model ini terkesan sangat sederhana sekali karena hanya berorientasi pada penyampaian sinyal saja tanpa memperhatikan sisi lainnya dan mengesampingkan lainnya, yang terpenting inti sinyal sudah dikomunikasikan pada sasarannya.



• Dalam perkembangannya, sumber informasi tidak cukup hanya ditransmisikan kesasaran saja melainkan juga membutuhkan kesamaan bidang pengalaman (field of exprince) sehingga dari model yang sederhana tersebut dikembangkan lagi menjadi model yang kedua dengan menambah unsur bidang pengalaman, agar pesan bisa diterima oleh penerima pesan dengan baik. 2. Model yang kedua schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman, sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Untuk itu Wilbur schramm memberikan gambaran model yang kedua ini sebagai berikut



Wilbur schramm memberikan gambaran model yang kedua ini sebagai berikut : 3. Model ketiga schram mengganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak, yang menyandi , menafsirkan, dan menyandi balik, mentransmisikan dan menerima sinyal. Disini kedua belah pihak sama-sama berfungsi sebagai encorder, interpreter, maupun decorder. Ketika sumber memberikan pesan kepada tujuan maka sumber bertindak sebagi encorder sedangkan tujuan bertindak sebagi decorder