Modul 4 - Manusia Dan Peradaban PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Universitas Negeri Yogyakarta



2018



MODUL MATA KULIAH LITERASI SOSIAL DAN KEMANUSIAAN KEGIATAN BELAJAR 4 MANUSIA DAN PERADABAN



TIM PENULIS Siti Irene Astuti Dwiningrum Poerwanti Hadi Pratiwi Aris Martiana Nur Endah Januarti Grendi Hendrastomo



i



KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, akhirnya tim penulis dapat menyelesaikan MODUL MATA KULIAH LITERASI SOSIAL DAN KEMANUSIAAN. Modul ini disusun untuk mempermudah proses pembelajaran dan mendukung penyelenggaraan pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta, khususnya bagi mahasiswa yang berasal dari fakultas-fakultas exacta, seperti Fakultas Teknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Fakultas Ilmu Keolahragaan. Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK) bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya, dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya. Modul Mata Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK) dirancang dengan pendekatan “Problem Solving” dan “Analisis Kasus” dengan tujuan agar dalam proses pembelajaran mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan personal, kemampuan akademik dan kemampuan profesional secara seimbang. Di sisi lain, dengan belajar Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK) mahasiswa dapat mengembangkan dinamika kelompok dan meningkatkan kepekaan sosial, berpikir kritis, dan kreatif sehingga setiap lulusan memiliki kemampuan-kemampuan baik hard skills maupun soft skills yang cendekia, mandiri, dan berhati nurani. Paparan materi Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK) terdiri dari: Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK) di Perguruan Tinggi; konsep literasi dan tujuan pendidikan; manusia dan kebudayaan; manusia dan peradaban; manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial; manusia, nilai, moral dan hukum; manusia, keragaman dan kesederajatan; manusia, sains, teknologi, dan seni; serta manusia dan lingkungan hidup. Semoga Modul ini dapat membantu mahasiswa dalam proses perkuliahan dan menambah referensi dalam Mata Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK). Yogyakarta, Agustus 2020 Tim Penulis Modul



ii



DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………….



i



KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..



ii



DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….



iii



PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………………..



iv



KEGIATAN BELAJAR 4 MANUSIA DAN PERADABAN …………………...……………..…………………



1



A. Pendahuluan ………………………………………………………………………



1



B. Capaian Pembelajaran …………………………………………………………….



2



C. Sub Capaian Pembelajaran ………………………………………………………..



2



D. Uraian Materi ……………………………………………………………………..



2



I.



Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban ………………………………………...



2



II. Peradaban Manusia …………………………………………………………….



6



III. Dinamika Peradaban Global …………………………………………………...



12



IV. Problematika Manusia di Era Global ………………………………………….



16



E. Rangkuman ……………………………………………………………………….



21



F. Tes Formatif ………………………………………………………………………



21



DAFTAR PUSTAKA



iii



A. Modul ini ditujukan untuk membantu mahasiswa memahami lebih lanjut materi-materi dalam Mata Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan (LSK). B. Kegiatan belajar dalam modul ini terdiri dari: uraian materi, tugas individu, tugas kelompok, rubrik ‘mari bereksplorasi,’ dan tes formatif, mahasiswa diharapkan dapat mempelajarinya secara klasikal, individu (mandiri), ataupun berkelompok. C. Modul ini akan lebih bermakna jika mahasiswa melakukan pengayaan materi dari berbagai sumber belajar. D. Modul ini disusun untuk kegiatan perkuliahan selama 1 (satu) semester, yang terdiri atas 9 (sembilan) modul kegiatan belajar (KB) untuk 14 x pertemuan, dengan rincian sebagai berikut. Sumber Belajar



Keterangan



Modul Kegiatan Belajar 1 Modul Kegiatan Belajar 2 Modul Kegiatan Belajar 3 Modul Kegiatan Belajar 4 Modul Kegiatan Belajar 5 Modul Kegiatan Belajar 6 Modul Kegiatan Belajar 7 Modul Kegiatan Belajar 8 Modul Kegiatan Belajar 9



1 x Pertemuan 2 x Pertemuan 1 x Pertemuan 1 x Pertemuan 1 x Pertemuan 2 x Pertemuan 2 x Pertemuan 2 x Pertemuan 2 x Pertemuan



iv



Kegiatan Belajar (KB) 4 ini membahas tentang manusia dan peradaban. Secara khusus, ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada mahasiswa agar memiliki pemahaman yang tepat tentang peradaban. Istilah peradaban seringkali disamakan dengan pengertian kebudayaan. Setelah memahami dengan tepat istilah peradaban, maka mahasiswa dapat menggunakan konsep itu untuk memahami kerangka pemikiran yang lebih luas, yaitu hakikat manusia dan peradaban. Untuk memudahkan Kalian dalam mempelajari materi tentang manusia dan peradaban dalam mata kuliah ini, maka Kegiatan Belajar 4 (KB4) ini disusun dalam beberapa sub materi, yaitu: 1) Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban 2) Peradaban Manusia 3) Dinamika Peradaban Global 4) Problematika Manusia di Era Global Pada akhir kegiatan belajar disediakan Tes Formatif (dalam bentuk pilihan ganda dan essay) dan rubrik tugas yang harus Kalian kerjakan. Dengan demikian, Kalian dapat menilai atau mengukur kemajuan belajar secara mandiri. Pelajari Kegiatan Belajar 4 ini secara bertahap, sehingga seluruh kegiatan belajar dapat Kalian kuasai dengan tuntas. Apabila Kalian masih belum paham, pelajari kembali materi yang ada dengan lebih cermat, atau diskusikan dengan teman dan dosen Kalian. Selamat belajar, semoga sukses !



1



Mahasiswa memiliki kemampuan dalam memahami dan menjelaskan kaitan antara manusia dan peradaban.



Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 4 (KB-4) ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Membedakan pengertian kebudayaan dan peradaban 2. Menjelaskan pengertian peradaban manusia 3. Menjelaskan dinamika peradaban global 4. Mendeksripsikan berbagai problematika manusia di era global



I. PERBEDAAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN Pemahaman tentang peradaban dapat dilakukan dengan melihatnya sebagai „sebuah hasil pencapaian kebudayaan‟. Sekelompok manusia membentuk masyarakat dan melahirkan kebudayaan yang berkembang menjadi peradaban – sehingga dapat dikatakan bahwa peradaban merupakan puncak pencapaian kebudayaan (Koentjaraningrat, 2009). Kebudayaan menjadi salah satu pendorong terjadinya peradaban, bukan sebaliknya. Peradaban atau civilization dipakai untuk menyebut bagian-bagian dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan. Bahkan istilah peradaban sering dipakai untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Peradaban merupakan sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu. Umumnya menyangkut perkembangan perkotaan kelembagaan. Peradaban dapat dipahami sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species (Huntington, 1996). Huntington mencatat ada sembilan peradaban besar manusia di dunia, yaitu: Barat, Konfusius, Jepang, Islam, Hindu, Cina, Amerika Latin,



2



Kristen Ortodoks, dan Afrika. Istilah "peradaban" dapat digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban juga sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah "budaya" yang populer dalam kalangan akademis. Dimana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai "seni, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat".



Sumber: https://kumparan.com/peradaban-inca-penguasa-amerika-selatan Gambar 1. Reruntuhan Kota Machu Picchu merupakan bagian dari Peradaban Inca di Amerika Selatan



Gambar 1 di atas menunjukkan Kota Machu Picchu di wilayah Cusco, Peru (Amerika Selatan) yang merupakan peradaban bangsa Inca. Kota ini berada di ketinggian 2.430 m dpl., sehingga dapat dikatakan berada di atas gunung. Kota tersebut memiliki struktur perkotaan yang kompleks dan unik, serta memiliki ciri-ciri peradaban seperti yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat di atas. Peradaban Inca pernah hidup eksis sekitar abad 13 – 16 M di Peru, Amerika Selatan. Kehancuran peradaban ini masih menjadi misteri, namun diperkirakan musnah karena invasi atau pendudukan bangsa Spanyol ke Amerika Selatan.



3



(a)



(b)



Sumber: https://id.wikipedia.org/



Gambar 2. Candi Prambanan (a) dan Candi Ratu Boko (b) merupakan Peninggalan Kerajaan Mataram Hindu Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko seperti terlihat pada Gambar 2 di atas, merupakan contoh peradaban Mataram Hindu Kuno yang ada di Indonesia. Kerajaan Mataram Hindu Kuno berbeda dengan kerajaan Mataram Islam yang dikenal dengan Keraton Yogyakarta dan Surakarta. Kerajaan Mataram Hindu Kuno telah eksis di abad 610 Masehi. Banyak prasasti yang menunjukkan akan keberadaan kerajaan itu. Namun saat ini, kita hanya bisa menemui bangunan fisik dan prasasti atau artefak hasil peradaban mereka. Diperkirakan peradaban ini hilang karena adanya letusan dahsyat Gunung Merapi. Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa peradaban suatu bangsa bisa hilang atau hancur karena berbagai sebab. Misalnya, peperangan, bencana alam, bahkan penyakit. Melihat bukti-bukti sejarah, sebuah peradaban dapat menunjukkan tingkat kehidupan masyarakatnya yang kompleks. Mengulang pendapat Koentjaraningrat di atas, peradaban digunakan untuk menjelaskan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Namun, ada suatu masa di mana peradaban itu bisa tidak dikenali atau hilang dalam sejarah. Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayan. Ia memiliki banyak definisi dalam berbagai variasinya, tergantung dari sudut mana kata „peradaban‟ itu didefinisikan. Konsep mengenai peradaban biasanya selalu dipertentangkan dengan konsep „barbarisme‟ atau dalam bahasa Islam disebut „zaman jahiliyah‟. Peradaban juga sering dikaitkan dengan „tidak tersosialisasikannya nilai-nilai yang merangsang timbulnya pencerahan dalam suatu masyarakat‟. Antitesis dari peradaban ternyata bukanlah konsep



4



mengenai sebuah “masyarakat atau negara yang tak tercerahkan,” melainkan lebih merupakan fenomena etnis dan antropologis yang terjadi pada suatu masyarakat, baik pada masyarakat primitif atau yang terjadi pada masyarakat modern. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hasil pengembangan pemikiran manusia (budi: akal/pikiran; daya: kemampuan) dan mendapat imbuhan ke-an sehingga menjadi kebudayaan (kata benda) yang berarti segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang mereka gunakan untuk kehidupannya. Sedangkan peradaban berasal dari kata adab yang berarti baik (kata sifat), mendapat imbuhan pe-an sehingga menjadi peradaban (kata benda) yang berarti segala sesuatu yang dihasilkan manusia/kebudayaan yang bersifat baik atau dapat memajukan kehidupan dan hal semacam ini hanya berlangsung sementara dan dalam kurun waktu tertentu. Jadi dengan kata lain, peradaban merupakan hasil/puncak perkembangan dari suatu kebudayaan dan bersifat kompleks. Kebudayaan ini berakar pada ide mengenai nilai, tujuan, pemikiran yang ditransmisikan melalui ilmu, seni dan agama suatu masyarakat sedangkan peradaban berakar pada ide tentang kemajuan material (ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain. Kebudayaan merupakan segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang digunakan untuk kelangsungan hidupnya yang sifatnya dinamis, artinya berkembang terus menerus/terus berlanjut sampai sekarang. Sedangkan peradaban merupakan puncak dari suatu kebudayaan itu sendiri yang berkembang dalam suatu masyrakat dan dalam kurun waktu tertentu. Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan, perkembangan (progress dan development). Tetapi dalam peradaban tidak adanya keberlanjutan/kontinyuitas. Selain itu peradaban berkembang dalam kurun waktu tertentu serta bersifat monumental dimana peradaban merupakan bukti kebesaran dari suatu masyarakat yang hidup dalam suatu daerah (misalnya: Peradaban Yunani Kuno, Peradaban Lembah Sungai Indus, Peradaban Mesir Kuno, Peradaban Sungai Eufrat dan Tigris, dan lain-lain). Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai yang berkembang terus. Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial atau inovasi sosial yang menciptakan pranata (institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan produkproduk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri. 5



Hubungan antara kebudayaan dan peradaban menurut pendapat Oswald Spingler yang dikutip dari Hungtington (1996) bahwa Kebudayaan adalah untuk menunjukan upaya manusia yang masih terus berlanjut, sedangkan peradaban untuk menunjukan titik akhir dari kegiatan. Peradaban mengandung pengertian yang lebih luas sebagaimana puncak, spirit keseluruhan, dan bersifat universal, sebagai karakter umum dari sebuah zaman dan titik akhir dari berbagai proses kebudayaannya. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat, sedangkan manifestasimanifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama), dan moral, peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.



DISKUSI INDIVIDU “Berpikir Kritis dan Kreatif” 1. Pilih salah satu peradaban yang manarik untuk Anda pelajari ! 2. Setelah Anda baca dengan cermat, coba analisis dari aspek perkembangan sosialekonomi-budaya. 3. Berikan satu gagasan dari kajian Anda, bahwa hasil peradaban tersebut akan memberikan inspirasi perkembangan kehidupan manusia!



II. PERADABAN MANUSIA Manusia yang hakikatnya merupakan makhluk individu dan makhluk sosial dapat memungkinkannya melakukan interaksi sosial sehinga membentuk masyarakat yang beradab. Salah satu hal pokok yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana sebuah peradaban bisa tetap eksis atau hancur, sehingga tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan sebuah bangsa? Hal ini dapat dijawab dengan cara mengenali bahwa kehidupan sebuah bangsa memiliki dinamika. Dinamika masyarakat merupakan sebuah proses yang sedang berjalan dan bergeser. Proses ini dipahami sebagai sebuah perubahan atau pergeseran masyarakat dan kebudayaan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya, adanya penyebaran kebudayaan, adanya percampuran antara kebudayaan satu dengan lainnya, dan adanya pembaruan dari bentukbentuk yang sederhana menjadi lebih kompleks. Kebudayaan memiliki sifat yang lentur sehingga dapat menyerap dan menyeleksi apa saja yang datang dari luar dan kemudian menjadikannya milik diri, baik melalui proses akulturasi ataupun asimilasi, melalui dialog



6



atau pergulatan secara damai. Kesemuanya ini menunjukkan adanya proses atau gejala perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Dalam pandangan sosiologis, masyarakat mengalami sebuah perubahan sosial budaya. Masyarakat manusia mengalami perubahan yang menghubungkan struktur masyarakat dengan perkembangan ekonomi dan dinamika masyarakat. Sebagaimana manusia yang memiliki karakteristik dinamis, peradaban tentu saja juga akan bersifat dinamis, dan bukan merupakan sesuatu yang statis, namun terus berkembang seiring dengan perkembangan manusia. Toffler (1981) menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban manusia akibat kemajuan ilmu dan teknologi. Dalam bukunya “The Third Wave” (1981), Toffler menyatakan bahwa ada tiga gelombang atau tiga peradaban umat manusia yang terjadi di dunia ini. Gelombang pertama adalah peradaban pertanian. gelombang kedua adalah peradaban industri, dan peradaban yang ketiga adalah teknologi informasi. Era gelombang pertama, dimulai pada suatu masa sekitar tahun 8000 SM sampai suatu waktu pada tahun 1650 – 1750 M. Peradaban yang hidup pada gelombang pertama dimulai dengan kehidupan manusia yang hidup dalam kelompok-kelompok yang berpindah-pindah



dan



mencari



makanan



dengan



berburu,



memancing,



dan



mengumpulkan bahan makanan. Kehidupan beralih dari berpindah-pindah ke kehidupan yang menetap. Kehidupan menetap dalam pemukiman-pemukiman memungkinkan manusia hidup dengan bercocok tanam dan dalam masa inilah berkembang peradaban pertanian. Gelombang pertama belum berakhir namun gejala gelombang kedua sudah nampak. Hal ini terjadi pada abad ke 17, ketika revolusi industri pecah di Eropa. Dampak revolusi industri begitu kuatnya sehingga dampak perubahannya bukan hanya terjadi di Eropa, namun diikuti perubahan-perubahan ekonomi sosial di belahan dunia lain. Jadi, ada dua gelombang atau proses perubahan yang berbeda di setiap daerah secara sporadis dan sedang menggulung bumi secara bersamaan namun dengan kecepatan yang berbeda. Gelombang ketiga sudah mulai menampakkan sebuah perubahan setelah teknologi komputer tersebar secara meluas di dunia, komunikasi antar manusia yang mudah, industri automotif yang memungkinkan manusia berpindah tempat secara cepat, dan strategi pengendalian populasi umat manusia (melalui perencanaan keluarga dengan kontrasepsi). Gelombang ketiga mulai hadir dalam kehidupan manusia ketika manusia mampu berkomunikasi melalui teknologi. Informasi menjadi santapan setiap hari manusia, yaitu dengan adanya media elektronik dan interkoneksi melalui jaringan 7



internet. Terjadi inovasi terhadap jejaring komunikasi melalui alat komunikasi yang semakin canggih. Perangkat lunak, perangkat keras, jasa finansial, jasa pendidikan, manajemen, perawatan medis dan informasi dikemas sehingga terjadi perubahan, baik secara evolutif maupun revolusioner. Terjadi demikian karena setiap daerah memiliki laju kecepatan dan arah perubahan yang berbeda-beda. Secara kritis, adanya gelombang kedua menunjukkan superioritas masyarakat yang telah memiliki teknologi terkini yang didominasi oleh masyarakat Eropa dan Amerika. Pada saat yang sama, masyarakat Asia dan Afrika masih berkutat untuk mempertahankan hidupnya (survive) di tengah „ganas‟nya alam sekitar, perang antar suku, dan teknologi sederhana. Pada zaman yang sama, terjadi perbedaan peradaban antara belahan dunia Barat dan dunia Timur. Dunia Timur dikatakan masih melakukan gelombang pertama di saat Eropa Amerika telah menikmati kenyamanan hadirnya gelombang kedua. Dalam gelombang ketiga, berkembang ekonomi baru berkekuatan produksi secara bersistem yang membawa manusia hidup bergantung dengan teknologi. Pendidikan bukan hanya dilakukan dengan pertemuan antara guru dan murid secara langsung. Pendidikan dimungkinkan tanpa tatap muka. Materi pendidikan bisa ditemui melalui perangkat lunak dan keras tanpa adanya pengajar. Informasi akan segala hal baik di bidang pendidikan, militer, kesehatan, perbankan, pertanian, rumah tangga, fashion, automotif, dan ragam bidang lainnya bisa ditemui melalui jejaring internet dan komunikasi melalui satelit. Komunikasi ini memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain dari beda negara dan wilayah untuk saling berkomunikasi dan bekerjasama. Melalui perantara teknologi, terjadilah komunikasi antar budaya yang tidak dibatasi oleh wilayah atau territorial. Manusia yang hidup dalam sebuah territorial yang disebut negara akhirnya tidak dibatasi secara kaku oleh definisi wilayah. Pembatasan atau pemetaan terhadap eksistensi dunia Timur dan Barat seperti dalam pertemuan gelombang pertama dan kedua akhirnya cair pada saat gelombang ketiga itu tiba. Seperti sebuah gelombang, kekuatan teknologi informasi ini seperti menenggelamkan manusia untuk mengikuti arus perubahan terkini.



8



Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_dunia#Kemunculan_peradaban Gambar. 3 Perkiraan Garis Waktu Peradaban Manusia



Hadirnya gelombang ketiga membawa perubahan manusia di dunia secara holistik. Hadirnya teknologi informasi telah menembus jarak dan waktu sehingga komunikasi dan informasi antar negara bisa terjadi pada waktu yang sama. Kehidupan yang tidak terlepas dari teknologi informasi ini menawarkan kesejahteraan, demokratis dan sebuah masa depan yang menjanjikan. Berkaitan dengan tema „peradaban manusia‟, khususnya di era gelombang ketiga ini, muncul istilah „modernisasi‟ – yang dimaknai sebagai upaya suatu bangsa untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan konstelasi dunia pada zaman bangsa itu hidup. Jadi, modernisasi bukan hanya mengenai teknologi yang serba canggih, namun lebih pada keinginan bangsa itu untuk hidup sejajar dengan konstelasi dunia di sekitarnya. DISKUSI KELOMPOK “Berpikir Kritis dan Kreatif” 1. Jelaskan hasil peradaban manusia yang berdampak bagi kesejahteraan hidup! 2. Bagaimana perubahan yang terjadi pada gaya hidup karena pengaruh revolusi teknologi dan tranformasi? 3. Kemukakan ide kreatif, inovatif dan proaktif agar sektor pertanian tetap eksis ditengah revolusi industri! Pada abad ke-2 SM sampai abad ke-2 M, keberadaan bangsa Romawi menentukan konstelasi dunia, maka banyak kerajaan di sekitar Laut Mediterania, seperti kerajaan di Eropa Tengah dan Utara sadar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dunia yang ditentukan oleh kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan dari bangsa Romawi. Sejarah menunjukkan, sistem politik dunia selalu ditentukan oleh kekuatan-kekuatan besar ekonomi dunia. Dalam abad ke-21 ini, konstelasi dunia ditentukan oleh negara-negara besar yang telah mencapai kemajuan ekonomi, teknologi, dan politik yang didominasi oleh negaranegara Eropa Barat, Amerika Serikat, dan Jepang. Pengendali ekonomi dan politik dunia dipegang oleh negara-negara G-7, yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Perancis, Jerman, Kanada, dan Italia. Negara-negara yang berada di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan belum mencapai kemajuan yang sama dengan negara di Eropa dan Amerika Serikat, sehingga hampir semua negara yang berlokasi di tempat tersebut disebut sebagai the third world country. Bahkan menurut John Naisbitt (1982) dalam bukunya yang berjudul “Megatrends: Ten New Directions Transforming our Lives”, konstelasi dunia juga memperhitungkan kekuatan Asia, terutama Jepang dan Cina.



10



Tabel 1. Kluster DMC (Developing Member Countries) – Anggota Negara Berkembang Grup 1 RRC



Grup 2 Hongkong, China Republik Korea Malaysia Singapura Taiwan, China



India



Grup 3 Indonesia



Grup 4 Bangladesh



Grup 5 Afganistan



Pakistan



Mongolia



Bhutan



Filipina Sri Lanka Thailand



Myanmar Vietnam



Kamboja RDRL Nepal



RRC = Republik Rakyat Cina RDRL = Republik Demokratik Rakyat Laos



Grup Grup 7 6 Kazakhstan Kepulauan Cook Republik Kepulauan Kirgistan Fiji Uzbekistan Kiribati Maladewa Kepulauan Marshall Federasi Mikronesia Nauru Papua Nugini Kepulauan Solomon Tonga Tuvalu Vanuatu Samoa



Sumber: Adams (2002: 16)



Kategori anggota negara berkembang (Developing Member Countries/DMCs) seperti terlihat pada Tabel 1 di atas, dapat diketahui melalui beberapa indikator seperti yang dikemukakan Asian Development Bank (ADB, 1991) dan Lewin (1996), yaitu: faktor demografi, faktor ekonomi, faktor tenaga kerja, tingkat literasi, dan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI). Klasifikasi ini tidaklah baku, namun biasanya dijadikan instrumen untuk memfasilitasi komparasi pembangunan pendidikan dan menemukan variasi hubungan eksternal pendidikan dengan faktor lainnya. Lebih lanjut Naisbitt (1982) menyatakan bahwa perkembangan manusia terkini akan membawa pada sebuah peradaban manusia yang penting dalam sejarah. Era ini ditandai dengan hadirnya inovasi teknologi, sistem dan peluang ekonomi yang tak terbayangkan sebelumnya, serta reformasi politik yang radikal dan berdampak global. Ada sepuluh tren yang terjadi dalam peradaban ini, yaitu: (1) perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi, (2) teknologi berkembang ke high-tech, (3) perkembangan nasional negara menuju ke perekonomian dunia, (4) perencanaan meluas



11



dari jangka pendek menuju jangka panjang, (5) perubahan dari sentralistik menuju desentralistik, (6) perubahan bantuan kelembagaan ke bantuan swakarsa, (7) terjadi demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipasi, (8) birokrasi secara hierarkis menuju ke jaringan kerja (networking), (9) condong melihat dunia dari Utara ke Selatan, dan (10) hadirnya banyak pilihan dari pilihan terbatas. Pandangan John Naisbitt ini menunjukkan bahwa perubahan sosial mengarah pada sebuah modernisasi. Modernisasi yang terjadi karena adanya keterkaitan sosial, politik, budaya, dan ekonomi dunia. DISKUSI KELOMPOK “Berpikir Kritis dan Kreatif” 1. Menurut kelompok kalian, bagaimana bangsa Indonesia menghadapi peradaban dunia yang bercirikan pada kecanggihan teknologi informasi yang memungkinkan masuknya unsur-unsur asing? 2. Dalam konteks Indonesia, bagaimana peradaban yang kita yakini itu tetap berlandaskan nilai ideologi bangsa, yaitu Pancasila?



III. DINAMIKA PERADABAN GLOBAL Pada akhir abad ke-20, umat manusia dihadapkan pada gejala yang semakin masif, yaitu globalisasi. Globalisasi merupakan proses sejarah yang muncul sebagai konsekuensi logis dari kemajuan dan inovasi teknologi, serta perkembangan komunikasi dan informasi. Giddens (2001) memandang globalisasi sebagai sebuah proses sosial yang ditandai dengan semakin tingginya intensitas hubungan sosial yang mengglobal dimana kehidupan manusia di suatu wilayah akan berpengaruh pada kehidupan manusia di wilayah lain dan begitu pula sebaliknya. Di sisi lain, Wallerstein memandang bahwa globalisasi tidak lebih sebagai wujud dari kejayaan ekonomi kapitalis dunia yang digerakkan oleh logika akumulasi capital (Holton, 1998). Globalisasi sendiri merupakan proses yang panjang dalam sejarah dan telah mengalami setidaknya 3 (tiga) fase. Fase pertama, globalisasi era modern telah dimulai sejak abad ke-16, seiring dengan pertumbuhan kapitalisme dan ekspansi bangsa Eropa ke wilayah benua lain melalui penjelajahan samodra. Akibat ekspansi bangsa Eropa ini terjadi penaklukan atas Asia, Afrika, dan Amerika Latin juga pendudukan bangsa Eropa atas tanah di Amerika Utara dan Australia. Fase kedua dari globalisasi dibangun pada era inter imperial trade atau perdagangan antar kaum penjajah. Perdagangan antarnegara di



12



Eropa, yang selanjutnya dengan Amerika merupakan serangkaian kerja sama lokal dalam satu kawasan untuk mendukung kekuatan dominan dalam kawasan tersebut. Dalam konteks ini, globalisasi telah melibatkan kompetisi dan kolaborasi antara perusahaan multinasional di suatu negara untuk merebut pasar dunia. Fase ini berlangsung pada abad 18- abad 19. Pada tahapan ketiga, globalisasi masuk ke dalam fase international trade atau perdagangan internasional. Perdagangan internasional atas komoditas dan jaringan pasar global maupun regional telah memberi karakter kelas dalam globalisasi, di mana globalisasi menjadi arena bagi konflik kelas dan konflik perdagangan. Fase ini mulai berlangsung di abad 20. Berikut ini disajikan bagan/alur perdagangan internasional.



Sumber: https://itsheysilviana.wordpress.com/2016/01/08/international-trade/



Bagan 1. Contoh Skema Perdagangan Internasional



Dewasa ini globalisasi telah menjadikan perpindahan arus yang amat cepat dalam berbagai hal. Dalam pandangan Appadurai (2006), globalisasi memiliki 5 (lima) arus budaya global yang beragam, saling terkait, namun terpisah yakni:



13



a. Etnoscape; yang ditandai dengan mobilitas manusia yang tinggi dalam bentuk imigran, turis, pengungsi, tenaga kerja, pendatang illegal dan aktivitas perpindangan individu lainnya. Arus manusia ini telah melewati batas-batas teritorial negara. b. Technoscape; yang ditandai dengan mobilitas teknologi munculnya multinational corporation dan transnational corporation yang kegiatannya dapat menembus batasbatas negara. c. Financescape; yang ditandai dengan makin tingginya mobilitas modal, investasi, pembelian melalui internet dan penyimpanan uang di bank–bank a`sing. d. Mediascape; yang ditandai dengan makin kuatnya distribusi kemampuan elektronik dalam menyebarkan informasi, baik melalui media cetak maupun elektronik. Berbagai peristiwa di belahan dunia seakan-akan berada di hadapan kita karena cepatnya informasi. e. Ideoscape; yang ditandai dengan makin derasnya nilai baru yang masuk ke suatu negara. Dalam arus ide ini muncul isu-isu yang telah menjadi bagian dari masyarakat internasional. Isu-isu ini merupakan isu internasional yang tidak hanya berlaku di suatu wilayah nasional negara. Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis, termasuk di dalamnya masalah hak asasi manusia. Di sisi lain ada pula masuknya pengaruh ideologi lain seperti ideologi Islam yang berasal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan politik negara. Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal batas-batas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional. Ini semua menuntut adanya mekanisme global baru berupa struktur kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa.



14



Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat pada timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa, yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya. Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku dan kelembagaan masyarakat. Contohnya, di Indonesia sekarang ini marak budaya K-Pop dalam pergaulan anak muda. Budaya K-Pop asal Korea ini selanjutnya dapat mempengaruhi kehidupan generasi muda dalam banyak hal, misal dalam hal pakaian, gaya hidup, dan penampilan fisik.



Globalisasi telah memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya di masyarakat. Globalisasi dapat dilihat dari dua sisi, pertama sebagai ancaman dan yang kedua sebagai peluang. Globalisasi akan menimbulkan ancaman yang ditengarai bisa berdampak negatif bagi bangsa dan negara. Namun di sisi lain, globalisasi memberikan peluang yang akan berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa



Agar kalian lebih mengetahui bagaimana sejarah masuknya globalisasi ke Indonesia, kalian dapat mengunjungi link video berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=YhTAAdi7iBg



Jika Kalian ingin mengetahui lebih banyak tentang globalisasi melalui link: http://www.globalization101.org/



15



F. PROBLEMATIKA MANUSIA DI ERA GLOBAL Globalisasi diyakini berpengaruh besar terhadap terhadap kehidupan suatu bangsa dan nasionalisme sebagai penopangnya. Globalisasi akan menimbulkan ancaman dan tantangan yang ditengarai bisa berdampak negatif bagi bangsa dan negara. Namun juga di sisi lain globalisasi memberikan peluang yang akan berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, dalam era global ini perlu kita ketahui ancaman atau tantangan apa yang diperkirakan dapat melemahkan posisi negara-bangsa. Perlu disadari bersama bahwa globalisasi menghadirkan fenomena-fenomena baru yang sebelumnya belum pernah dihadapi oleh negara bangsa. Fenomena baru itu misalnya hadirnya perusahaan multinasional, semakin luasnya perdagangan global, dan persoalan lingkungan hidup. Kondisi negara-bangsa dalam dunia global dewasa ini digambarkan sebagai berikut:



Gambar 4. Kondisi Negara dalam Dunia Global (Sumber: Winarno, 2017: 115)



16



Dinamika masyarakat global biasanya ditandai dengan kehidupan masyarakat modern. Menurut Alex Inkeles, Guru Besar Sosiologi Universitas Harvard, jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Kita memenuhi satu tanda khas dari manusia modern, yakni ciri luar dari manusia modern. Ciri luar itu berkaitan dengan keterlibatan kita dalam urbanisasi, pendidikan, politisasi, industrialisasi, dan komunikasi massa. Juga ditandai dengan terlepasnya individu-individu dari jaringan-jaringan keluarga dekat; orang semakin impersonal dalam berhubungan dengan orang lain. Ciri-ciri itu adalah ciri-ciri keadaan lingkungan bagi manusia modern, yang tidak cukup untuk mengatakan orangorang yang terlibat dalam ciri-ciri itu sebagai manusia modern. Sebagai manusia modern, seseorang harus memenuhi ciri dalam yang berkaitan dengan semangat, cara merasa, cara berpikir, dan cara bertindak modern. Deskripsi tentang manusia modern terus berubah dalam masyarakat yang terus berhadapan dengan tantangan global. Ada kecenderungan bahwa manusia modern telah semakin terasing dari hubungan-hubungan karib dengan sesama manusia. Keluarga besar yang akrab tidak lagi mudah ditemui, keluarga pun berkembang menjadi keluargakeluarga kecil yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak. Demikian pula pola-pola hubungan antar sesama berubah dari hubungan-hubungan yang personal: akrab, dekat, dan hangat, menjadi impersonal, dimana orang berhubungan karena adanya kepentingan-kepentingan ekonomi atau kekuasaan belaka. Akibatnya, manusia-manusia modern mengalami masalah-masalah psikologis yang jarang dijumpai pada masyarakat tradisional. Masalahmasalah itu berkisar pada pengingkaran kecenderungan manusia sebagai makhluk sosial, dimana orang semakin menjauh dari pergaulan sosial. Sebagaimana digambarkan oleh Victor Frankl, salah seorang tokoh psikologi eksistensial terkemuka, mengatakan bahwa manusia modern mengalami masalah frustrasi eksistensial (frustrasi dalam pemenuhan keinginan kepada makna) dan kehampaan eksistensial (merasa kehidupan tidak memiliki makna) yang semakin meluas. Selanjutnya, individu pada masyarakat modern cenderung dilanda keraguan atas makna kehidupan yang mereka jalani. Hilangya tradisi dan nilai-nilai sebagai salah satu sumber utama kemunculan frustrasi eksistensial dan kehampaan eksistensial. Akibat dari hal itu, individu melakukan kompensasi-kompensasi melalui berbagai aktivitas, seperti: menyibukkan diri dalam pekerjaan, berjudi, alkoholisme, obat bius, dan seks. Frankl berpendapat pada manusia modern sekarang ini dijumpai suatu fenomena umum yang mirip dengan kondisi neurosis, tetapi tidak bisa di kategorikan ke dalam suatu bentuk



17



patologi. Fenomena itu dinamakannya neurosis kolektif dengan empat gejala sebagai berikut: a. Sikap pesimistis terhadap hidup. Individu-individu yang mengalami gejala ini menjalani hidup seakan-akan tidak ada hari esok. Karenanya tidak ada perencanaanperencanaan untuk masa depan. b. Sikap fatal terhadap hidup. Individu yang terlanda gejala ini melihat rencana masa depan sebagai kesia-siaan. Mereka bertingkah laku seolah-olah bukan dari dirinya sendiri dan bukan untuk dirinya sendiri. Mereka cenderung mendevaluasi dirinya sendiri dan kehidupannnya. c. Konformisme dan kolektivisme. Terlihat pada individu yang meleburkan diri ke dalam massa, kehilangan kepribadiannya dan bertingkah laku seakan-akan mereka adalah fungsi atau alat belaka dari massa, atau di negara-negara totaliter dari negara. d. Fanatisme. Individu yang terlanda fanatisme mengingkari kepribadian orang lain. Mereka hanya mau mendengar opini-opini mereka sendiri yang pada hakikatnya bukan opini-opini pribadi mereka, melainkan opini-opini penguasa, opini-opini partai, atau opini-opini publik. Pendapat lain dikemukan oleh Rollo May, tokoh psikologi eksistensial lainnya menyoroti permasalahan manusia-manusia modern pula. Ia menyatakan ada tiga masalah utama manusia modern, yaitu kekosongan, kesepian, dan kecemasan. a. Kekosongan Kekosongan adalah kondisi individu yang tidak lagi mengetahui apa yang diinginkannnya, dan tidak lagi memiliki kekuasaan terhadap apa yang terjadi dan dialaminya. Kekosongan telah mengarahkan individu-individu menjadi outer directed yakni mengarahkan diri pada orang lain dalam rangka mencari pegangan dan petunjuk untuk menentukan hidup. Ciri pertama kekosongan adalah bisa merespon tapi tidak bisa memilih sendiri respon apa yang paling baik bagi masalah-masalahnya. Ciri kedua adalah pasivitas terhadap lingkungan sosial. Ciri ketiga adalah apatis terhadap dunia sekitar, atau tidak peduli. b. Kesepian Kesepian dialami individu-individu dalam masyarakat sebagai akibat langsung dari kekosongan, keterasingan dari diri sendiri dan sesama. Individu dalam masyarakat modern mengalami ketakutan akan kesepian. Mereka memiliki hasrat yang kuat untuk diterima orang lain, dan memiliki ketakutan yang dalam akan ditolak. Kegiatan



18



menciptakan kebersamaan dengan orang-orang dilandasi oleh ketakutan diisolasi oleh orang lain bukan untuk menciptakan hubungan yang akrab dan hangat. c. Kecemasan Ketidakmenentuan yang semakin besar dari hari ke hari, telah meningkatkan kecemasan individu dalam masyarakat modern. Kecemasan timbul karena perubahan traumatik yang dialami sebelumnya, yakni hilangnya nilai-nilai persaingan individu yang ditujukan kepada kesejahteraan bersama yang digantikan oleh persaingan antar individu yang eksploitatif, hilangnya penghargaan atas keutuhan pribadi yang digantikan oleh pembagian pribadi menjadi rasionalitas dan emosionalitas (berpikir dianggap baik, mengalami emosi dianggap buruk), hilangnya rasa berharga, rasa bermartabat, dan rasa diri dari individu-individu. Individu yang cemas bingung siapa dirinya dan apa yang harus diperbuatnya. Salah seorang tokoh psikologi yang paling terkenal dalam menyoroti persoalanpersoalan masyarakat adalah Erich Fromm. Gagasannya mencakup masalah yang luas di masyarakat. Ia melihat bahwa masyarakat modern sekarang ini telah semakin terisolasi dan mengalami kesepian karena dipisahkan oleh alam dan dari orang-orang lain. Dalam sejarah manusia, dari waktu ke waktu manusia semakin bebas dalam menentukan apapun mengenai hidupnya, akan tetapi mereka juga semakin merasa kesepian. Tercerabutnya manusia modern dari hubungan-hubungan akrab dan hangat atas dasar kemanusiaan belaka, telah menjadikan manusia menjadi mesin-mesin hidup. Tapi itulah konsekuensi yang harus dibayar dari pola kehidupan sekarang, yang terlalu „teratur‟ dan tanpa warna. Jangan heran jika suatu saat (kini sudah) terjadi anti-modern, suatu gerakan yang bukan tanpa dasar tentunya.



DISKUSI KELOMPOK “Problem-Solving” 1. Identifikasilah 3 masalah yang terkait dengan globalisasi di Indonesia! 2. Buatlah diagram “mengapa-mengapa”, analisislah sebab pokok terjadinya masalah tersebut! 3. Buatlah diagram “bagaimana-bagaimana”, analisislah secara kritis dan kreatif solusi terhadap masalah tersebut! 4. Bagaimana peran generasi muda dalam menghadapi dampak globalisasi yang negatif?



19



Lembar kerja kelompok ini dapat digunakan untuk membantu Kalian menjawab pertanyaan pada kolom Diskusi Kelompok di atas! A. Diagram “mengapa” – “mengapa”



MASALAH



B. Diagram “bagaimana” – “bagaimana”



Bagaimana? PEMECAHAN



Bagaimana?



Bagaimana?



Bagaimana?



20



Kehidupan manusia memiliki peradaban. Peradaban yang memberikan warna dalam dinamika kehidupan manusia. Bahkan hasil peradaban manusia sebagian dipertahankan, di tengah-tengah gelombang peradaban manusia yang terus berubah. Siklus peradaban manusia, memberikan dasar bagi perkembangan sejarah umat manusia, dalam mengembangkan kebudayaannya. Peradaban tumbuh dan runtuh tergantung dari sikap dan perilaku manusia terhadap dinamika peradaban. Eksistensi manusia berusaha bertahan dalam fase peradaban, dan berjuang untuk tetap eksis dalam perkembangan peradaban. Karena gelombang peradaban memberikan efek sosial dan psikologis pada kehidupan manusia. Manusia harus beradaptasi terhadap perkembangan peradaban untuk terhindar dari berbagai gejala penyakit manusia modern.



Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini yang tidak termasuk definisi peradaban adalah … . a. perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. b. peradaban digunakan untuk menjelaskan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah. c. peradaban berarti perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa masyarakat yang mempraktikkan pertanian secara intensif d. peradaban merupakan kesatuan ide/gagasan, aktivitas, dan hasil karya atau artifak yang diperoleh melalui proses belajar 2. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pernyataan berikut ini yang menunjukkan kaitan antara kebudayaan dan peradaban adalah … . a. Peradaban merupakan tahap non-linier dari kebudayaan masyarakat pada tahapan tertentu b. Peradaban merupakan bagian-bagian serta unsur dari kebudayaan yang sifatnya, halus, statis, dan indah c. peradaban digunakan untuk menyebut kebudayaan yang memiliki sistem teknologi dan ilmu pengetahuan sederhana d. peradaban merupakan hasil/puncak perkembangan dari suatu kebudayaan dan bersifat kompleks



21



3.



Dua pilar “peradaban” manusia paling dasar adalah … . a. rasionalisme dan idealisme b. rasionalisme dan empirisme c. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi d. estetika dan etika



4. Bahasa dapat menjadi salah satu ciri tingkat peradaban suatu masyarakat. Hal ini dikarenakan … . a. bahasa terdapat pada semua kebudayaan b. bahasa yang terdapat pada kebudayaan modern c. bahasa hanya digunakan oleh makhluk manusia d. bahasa hanya digunakan setelah dikenalnya tulisan 5. Fenomena neurosis kolektif dalam konteks masyarakat modern ditandai dengan empat gejala sebagai berikut ini, kecuali … . a. Sikap pesimistis terhadap hidup b. Sikap optimis terhadap hidup c. Konformisme dan kolektivisme d. Individu yang terlanda fanatisme 6. Dalam bukunya The Third Wave, Alvin Toffler menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia melalui tiga gelombang berikut, kecuali … . a. Gelombang peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 500SM-800SM b. Gelombang peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800SM-1500M c. Gelombang peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500 M-1970M d. Gelombang peradaban informasi berlangsung mulai 1970-sekarang 7. Pernyataan berikut ini yang merupakan contoh dari gelombang kedua perubahan peradaban manusia adalah … . a. Penggunaan mesin industri, mesin uap dan mesin pemintal dalam industri garmen dan tambang telah memajukan kesejahteraan/kemakmuran bangsa Eropa b. Manusia berpindah-pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan c. Pasar dan produksi ekonomi dinegara-negara yang berbeda menjadi saling tergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional d. Peningkatan pengaruh perusahaan multinasional dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO) 8. Perhatikan beberapa contoh peradaban manusia berikut ini! (1) Peradaban Hindu di India (2) Peradaban Budha di Mongolia (3) Peradaban Asia Tenggara (4) Peradaban Afrika (5) Peradaban Asia Timur



22



Peradaban manusia yang dikemukakan Huntington ditunjukkan oleh nomor … . a. (1), (2), (3) b. (1), (2), (4) c. (2), (3), (5) d. (3), (4), (5) 9. Perhatikan tabel berikut! No. 1.



Bidang Politik



Dampak Positif Hubungan diplomatik antar Negara terpelihara



2.



Sosial budaya



Kehidupan masyarakat semakin maju



3.



Ekonomi



Pasar produksi menjadi lebih luas



4.



Lingkungan



Dampak Negatif Meningkatnya persaingan politik yang tidak mengedepankan kepentingan rakyat Meningkatnya eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan Muncul organisasi yang mendominasi perdagangan dunia, misalnya WTO (World Trade Organization) Muncul fenomena imperialisme modern



Muncul berbagai organisasi atau gerakan internasional dalam bidang kepedulian lingkungan 5. Pendidikan Terjadi pertukaran pelajaran Masyarakat dapat mengenal antar negara berbagai kebudayaan Dampak positif dan negatif globalisasi ditunjukkan oleh nomor … . a. (1) dan (3) b. (1) dan (4) c. (2) dan (3) d. (2) dan (4)



10. Globalisasi mendorong maraknya investor dari negara maju berinvestasi di negaranegara berkembang. Salah satu faktor penarik fenomena tersebut adalah … . a. negara berkembang memiliki sumber daya alam yang melimpah b. meningkatnya permintaan barang/pasar di berbagai negara c. adanya keinginan mengembangkan usaha secara global d. persaingan antar perusahaan multinasional meningkat



Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat! 1. 2. 3. 4. 5.



Apakah yang dimaksud dengan peradaban ? Apakah perbedaan kebudayaan dan peradaban ? Bagaimana kaitan antara kebudayaan dan peradaban ? Berilah contoh wujud peradaban global saat ini dalam bidang sosial budaya! Adakah dampak negatif peradaban global saat ini bagi bangsa Indonesia? Jelaskan!



23



DAFTAR PUSTAKA Adams, Don. 2002. Education and National Development: Priorities, Policies, and Planning. Education in Developing Asia Volume 1. Asian Development Bank and Comparative Education Research Centre, The University of Hong Kong. Appadurai, A. 2006. The right to research, Globalisation, Societies and Education, 4:2, 167177, DOI: 10.1080/14767720600750696 Asian Development Bank (ADB). 1991. Education and Development in Asia and the Pacific. Second Edition. Manila: ADB. Giddens, A. 2001. Runaway World, Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Holton, R.J. 1998. Globalization and Nation State. London: Macmillan Press, Ltd. Huntington, S. P. 1996. The Clash of Civilization and Remarking of World Order. New York: Simon & Schuster. Koetjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Lewin, K.M. 1996. Access to Education in Emerging Asia: Trends, Challenges and Policy Options. Manila: ADB. Naisbitt, J. 1982. Megatrends. New York: Warner Books. Toffler, A. 1981. The Third Wave. London: Pan Books Ltd. Winanti, Poppy S. 2002. Globalisasi dan Negara Bangsa: Kompetesi Perspektif Globalis dan Skepstis dalam Studi Hubungan Internasional, Jurnal Ketahanan Nasional, VI(1), 49-63. Winarno. 2017. Dinamika Global dan Pengaruhnya terhadap Negara-Bangsa. Prosiding Seminar Nasional PKn-Unnes: “Penguatan Spirit Kebangsaan di Tengah Tarikan Primordialisme dan Globalisme. Hal, 111-120.



24