Modul V Tata Ejaan Bahasa Indonesia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PERKULIAHAN



BAHASA INDONESIA Tata Ejaan Bahasa Indonesia



Fakultas



: Tekhnik



Program Studi : Tekhnik Elektro



Tatap Muka



06



Kode Mata Kuliah



: U2119001



Disusun Oleh : La Ode Muh. Nikmat Z, SE.M.Si



ABSTRAK EYD adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.



2019



2



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



TUJUAN Dalam perkuliahan ini Mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami penggunaan ejaan yang disempurnakan dan mampu menerapkannya dalam bahasa tulisan.



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



PEMBAHASAN



I. Pengertian Ejaan Yang Disempurnakan Dalam berinteraksi, kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata mengandung makna bahwa setiap kata mengungkapkan sebuah gagasan. Kata-kata merupakan alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Jika kita sadar akan hal itu, berarti semakin banyak kata yang kita kuasai, semakin banyak pula ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan. Tujuan manusia berkomunikasi lewat bahasa adalah agar saling memahami antara pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca. Dalam berkomunikasi, kata-kata disatupadukan dalam suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis yang ada dalam suatu bahasa. Dalam hal ini, pemilihan kata yang tepat menjadi salah satu faktor penentu dalam komunikasi. Pemilihan kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan kata berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah mengarang. Kaidahkaidah ini saling mendukung sehingga tulisan atau apa yang kita bicarakan menjadi lebih berbobot dan bernilai serta lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat) di dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda-tanda baca. Oleh karena itu ejaan perlu dipahami dan dibahas untuk menegetahui bagaimana sebenarnya ejaan yang disempurnakan itu, untuk diketahui dan diaplikasikan kedalam penulisan berbagai karya tulis. Berdasarkan hal tersebut maka kita harus memahami pengertian dan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Atau dengan kata



2019



3



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



lain EYD adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.



2019



4



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



II. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia 2.1. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang pernah berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.



2.2. Ejaan Van Ophuysen Ejaan ini ditetapkan pada tahun 1901 yaitu ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku NawawiGelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.



2.3. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, ejaan Van Ophuijsen mengalami beberapa perubahan.Keinginan untuk menyempurnakan ejaan Van Ophuijsen terdengar dalam Kongres Bahasa Indonesia I, tahun 1938 di Solo. KemudianPada tanggal 19 Maret 1947, Mr. Soewandi yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pengadjaran, Pendidikan, dan Kebudajaan Republik Indonesia melalui sebuahPutusan Menteri Pengadjaran Pendidikan dan Kebudajaan, 15 April 1947, tentang perubahan ejaan baru.meresmikan ejaan baru yang dikenal dengan nama Ejaan Republik, yang menggantikan ejaan sebelumnya. Pada Kongres II Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Prof. Dr. Prijono mengajukan Pra-saran Dasar-Dasar Ejaan Bahasa Indonesia dengan Huruf Latin. Isi dasar-dasar tersebut adalah perlunya penyempurnaan kembali Ejaan Republik yang sedang dipakai saat itu. Namun, hasil penyempurnaan Ejaan Republik ini gagal diresmikan karena terbentur biaya yang besar untuk perombakan mesin tik yang telah ada di Indonesia.



2.4. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) Usaha penyempurnaan ejaan terus dilakukan, termasuk bekerja sama dengan Malaysia dengan rumpun bahasa Melayunya pada Desember 1959. Dari kerjasama ini, terbentuklah Ejaan Melindo yang diharapkan pemakaiannya berlaku di kedua negara paling lambat bulan Januari 1962. Namun, perkembangan hubungan politik yang kurang baik antar dua negara pada saat itu, ejaan ini kembali gagal diberlakukan. 2019



5



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



Pada awal Mei 1966 Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) yang sekarang menjadi Pusat Bahasa kembali menyusun Ejaan Baru Bahasa Indonesia. Namun, hasil perubahan ini juga tetap banyak mendapat pertentangan dari berbagai pihak sehingga gagal kembali.



2.5. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokanpemakaian ejaan itu. Karena penuntutan itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972, menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedomaan Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurkan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Sebagaimana yang telah umum diketahui, Ejaan van Ophuysen sesuai dengan namanya diprakarsai oleh Ch. A. van Ophuysen, seorang berkebangsaan Belanda. Ejaan ini mulai diberlakukan sejak 1901 hingga munculnya Ejaan Soewandi. Ejaan van Ophuysen ini merupakan ejaan yang pertama kali berlaku dalam bahasa Indonesia yang ketika itu masih bernama bahasa Melayu. Dan ini menjadi dasar dan asal terbentuknya Bahasa Indonesia. Sebelum ada ejaan tersebut, para penulis menggunakan aturan sendiri-sendiri di dalam menuliskan huruf, kata, atau kalimat. Oleh karena itu, dapat dipahami jika tulisan mereka cukup bervariasi. Akibatnya, tulisan-tulisan mereka itu sering sulit dipahami. Kenyataan itu terjadi karena belum ada ejaan yang dapat dipakai sebagai



2019



6



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



pedoman dalam penulisan. Dengan demikian, ditetapkannya Ejaan van Ophuyson merupakan hal yang sangat bermanfaat pada masa itu. Setelah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan diproklamasikan menjadi negara yang berdaulat, para ahli bahasa merasa perlu menyusun ejaan lagi karena tidak puas dengan ejaan yang sudah ada. Ejaan baru yang disusun itu selesai pada tahun 1947, dan pada tanggal 19 Maret tahun itu juga diresmikan oleh Mr. Soewandi selaku Menteri PP&K (Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan). Ejaan baru itu disebut Ejaan Republik dan dikenal juga dengan nama Ejaan Soewandi. Sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, kian hari dirasakan bahwa Ejaan Soewandi perlu lebih disempurnakan lagi. Karena itu, dibentuklah tim untuk menyempurnakan ejaan tersebut. Pada tahun 1972 ejaan itu selesai dan pemakaiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972 dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Hingga sekarang EYD menjadi dasar dan kaidah Bahasa Indonesia terutama dalam penulisan. Semua kalangan menggunakan EYD sebagai ejaan yang benar dalam setiap tulisan ataupun karya tulis. Dan sering kita lihat kalau setiap syarat suatu karya tulis adalah sesuai dengan EYD. Berikut tabel dibawah adalah perbedaan ketiga ejaan diatas dalam aspek penghurufan.



2019



7



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



III. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia 3.1. Perkembangan Awal Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan



Republik



Indonesia,



Mashuri.



Pernyataan



bersama



tersebut



mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB). Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan



pemakaian



berjudul



"Pedoman



Ejaan



Bahasa



Indonesia



yang



Disempurnakan". Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah".



3.2. Perkembangan Awal Revisi 1987 Pada tahun 1987, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a / U / 1987 tentang perbaikan “Spelling Pedoman Umum Indonesia Ditingkatkan”. Keputusan Menteri ini meningkatkan EYD edisi 1975.



3.3. Perkembangan Awal Revisi 2009 Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Menteri Pendidikan Nasional Peraturan Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan ini, di EYD 1987 edisi berubah dan tidak lagi berlaku. 2019



8



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



3.4. Perbedaan dengan ejaan sebelumnya Perubahan yang terdapat pada Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967), antara lain: “dj” menjadi “j”: djarak → jarak “ch” menjadi “kh”: achir → akhir “sj” menjadi “sy” : sjarat → syarat “j” menjadi “y” : sajang → sayang “tj” menjadi “c” : tjutji → cuci “nj” menjadi “ny” : njamuk → nyamuk Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan dalam EYD, antara lain: F, v, dan z adalah penyerapan unsur-unsur bahasa asing yang diresmikan. Surat-surat q dan x biasanya digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan terus digunakan, misalnya, furqan kata, dan xenon. Awalan “di-” dan kata berikutnya “dalam” tulis dibedakan. Preposisi “di” dalam contoh di rumah, di ladang, tulisan dipisahkan oleh spasi, sementara “yang” dibeli atau dimakan dalam seri ditulis dengan kata-kata yang mengikuti. Re-ditulis kata penuh dengan elemen mengulangi. Dyad tidak digunakan sebagai penanda kekambuhan Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EYD adalah: 



Menulis surat, termasuk modal dan miring.







Menulis kata-kata.







Menulis tanda baca.







Menulis singkatan dan akronim.







Menulis angka dan nomor simbol.







Menulis elemen penyerapan.



Sebelumnya “oe” sudah menjadi “u” saat Ejaan Van Ophuijsen diganti dengan Republik Spelling. Jadi sebelum EYD, “oe” tidak digunakan. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang menulis tanda baca, menulis dapat dilihat pada tanda baca EYD yang tepat. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki ejaan yang telah disesuaikan. Ejaan tersebut memiliki perubahan yaitu sebanyak tiga kali setelah bahasa itu digunakan sebagai bahasa nasional. Ketiga sistem ejaan itu menhasilkan ejaan yang baku dan dipergunakan sampai saat ini oleh setiap orang terutama akademisi, penulis, wartawan dan lain sebagainya. ejaan itu adalah Ejaan yang disempurnakan (EYD). 2019



9



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



Dalam Ejaan Bahasa Indonesia, banyak hal yang harus dilihat dan dipahami. Karena begitu rumit dan banyak jika dilihat dari segi huruf, kata, kalimat, tanda baca baik dalam pemakaian, penulisan dan pelafalannya. Huruf memiliki banyak cara penulisan dan pemakaian, seperti abjad yang merupakan vocal dan konsona, diftong, persukuan, dan nama diri. Sedangkan penulisannya, digunakan pada huruf capital dan huruf miring. Demikian juga kata, memilki kaidah pemakaian yang diatur dalam ejaan bahasa Indonesia. Seperti, kata dasar, turunan, gabungan, kata ganti, singkatan dan akronim. Untuk penulisan huruf menjadi kata dan kata menjadi kalimat, perlu digunakan tanda baca. Tanda baca memiliki peran penting dan itu sudah diatur dalam ejaan bahasa Indonesia.



2019



10



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



IV. Pemakaian Dan Penulisan Huruf Ejaan Bahasa Indonesia 4.1. Huruf Abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya. Huruf



Nama



Huruf



Nama



Huruf



Nama



Aa



a



Jj



je



Ss



es



Bb



be



Kk



ka



Tt



te



Cc



ce



Ll



el



Uu



u



Dd



de



Mm



em



Vv



fe



Ee



e



Nn



en



Ww



we



Ff



ef



Oo



o



Xx



eks



Gg



ge



Pp



pe



Yy



ye



Hh



ha



Qq



ki



Zz



zet



Ii



i



Rr



er



EYD menggunakan 26 huruf dan setiap huruf melambangkan fonem tertentu.ke-26 huruf ini dapat digolongkan ke dalam dua bagian yaitu vocal dan konsonan.



4.2. Huruf Vokal Huruf yang melambangkan huruf vokal dalam bahasa Indonesia yaitu terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u. Contoh Pemakaian dalam Kata Huruf Vokal Di Awal



2019



11



Di Tengah



Di Akhir



a



abdi



padi



rasa



e*



enak



detak



sore



emas



kena



tipe



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



i



ini



simpan



murni



o



orang



kota



radio



u



usang



bumi



itu



Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan. Misalnya: 



Kami menonton film seri (séri).







Pertandingan itu berakhir seri.



4.3. Huruf Konsonan Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Adapun contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut;



Huruf Konsonan



2019



12



Contoh Pemakaian dalam Kata Di Awal



Di Tengah



Di Akhir



b



bahasa



sebut



adab



c



cukup



kaca







d



dua



adab



abad



f



fakir



kafir



maaf



g



gaya



tiga



balig



h



hari



sahabat



tuah



j



jalan



manja



mikraj



k



kami



paksa



sesak







rakyat*



bapak*



l



lekas



alas



kesal



m



maka



kami



diam



n



nama



anak



daun



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



p



pasang



apa



siap



q**



Quran



Furqan







r



raih



bara



putar



s



saudara



asli



lekas



t



tali



mata



rapat



v



variasi



lava







w



wajah



hawa







x**



xenon











y



yakin



payung







z



zaman



lazim



juz



* Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah. ** Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.



4.4. Huruf Diftong Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yaitu gabungan dua huruf vokal yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.



Contoh Pemakaian dalam Kata



Huruf Diftong Di Awal



Di Tengah



Di Akhir



ai



ain



syaitan



bagai



au



aula



saudara



harimau



oi







eksploitasi



amboi



Di dalam ejaan bahasa Indonesia juga terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.



2019



13



Gabungan Huruf Konsonan



Di Awal



Di Tengah



Di Akhir



kh



khusus



akhir



tarikh



ng



ngilu



bangun



senang



ny



nyata



hanyut







sy



syarat



isyarat



arasy



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Contoh Pemakaian dalam Kata



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



4.5. Persukuan / Pemenggalan Kata dan Nama Diri Berikut ini dicantumkan pola persukuan atau pemenggalan kata dalam bahasa Indonesia seperti yang tercantum dalam buku Pedoman Umun Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan sebagai berikut. Dalam setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah huruf vokal. Huruf vokal ini dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Pemisahan suku kata pada kata dasar adalah sebagai berikut: 



Kalau di tengah kata ada dua vocal yang berurutan,pemisahan tersebut dilakukan diantara kedua vocal itu. Contoh: ma-af, bu-ah, ri-ang.







Kalau di tengah kata ada konsonan di antara dua vocal,pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu. Contoh: a-nak, a-pa, a-gar.







Oleh karena ng,sy,ny dan kh melambangkan satu konsonan, pemisahan suku kata terdapat sebelum atau sesudah pasangan huruf itu. Contoh: sa-ngat, nyo-nya, isya-rat.







Kalau di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan,pemisahan terdapat diantara kedua konsonan itu. Contoh: man-di, tem-pat, lam-bat, ker-tas.







Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih,pemisahan tersebut diantara konsonan yang pertama (termasuk ng)dengan konsonan kedua. Contoh: in-stru-men, bang-krut, ul-tra.



Sedang untuk penulisan nama-nama sungai, gunung, jalan, kota, dan sebagainya harus



disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Misalnya: Kali Brantas,



Danau Singkarak, Jalan Diponegoro, dan Sungai Citarum Nama orang badan hukum,dan nama diri diri lain yang sudah lazim disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan kecuali bila ada pertimbangan khusus. Misalnya: Universitas Negeri Medan, Institut Teknologi Bandung, S.Soebardi.



2019



14



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



V. Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring Dalam EYD 5.1. Penulisan Huruf Kapital atau Huruf Besar 1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Dia mengantuk. Apa maksudnya? Pekerjaan itu belum selesai. 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" "Besok pagi," kata Ibu, "Dia akan berangkat". 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Allah, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat. 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanuddin Haji Agus Salim Nabi Ibrahim 5. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya: Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi naik haji. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik 2019



15



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



Perdana Menteri Nehru Profesor Supomo Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara 7. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat. Misalnya: Siapa gubernur yang baru dilantik itu? Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal. 8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Amir Hamzah Wage Rudolf Supratman Halim Perdanakusumah 9. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran. Misalnya: 10 volt 5 ampere 10. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia suku Sunda bahasa Inggris 11. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya: mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: bulan Agustus bulan Maulid Hari Jumat 2019



16



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



hari Natal Perang Candu tahun Hijriah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



hari Lebaran



tarikh Masehi



Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 13. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia. 14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara Kali Brantas Banyuwangi



Lembah Baliem



Bukit Barisan



Ngarai Sianok



Danau Toba



Selat Lombok



15. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Misalnya: berlayar ke teluk



menyeberangi selat



mandi di kali



pergi kea rah tenggara



16. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Misalnya: garam inggris



kacang bogor



gula jawa



pisang ambon



17. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972 18. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Misalnya: 2019



17



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



menjadi sebuah republik beberapa badan hukum kerja sama antara pemerintah dan rakyat menurut undang-undang yang berlaku 19. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Rancangan Undang-Undang Kepegawaian 20. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra. Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan. Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata". 21. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr.



doktor



M.A.



master of arts



S.H.



sarjana hukum



Prof.



profesor



Ny.



nyonya



Sdr.



saudara



22. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. 2019



18



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



Misalnya: "Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto. Adik bertanya, "Itu apa, Bu?" Surat Saudara sudah saya terima. "Silakan duduk, Dik!" kata Ucok. Besok Paman akan datang. Mereka pergi ke rumah Pak Camat. 23. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. 24. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya: Sudahkah Anda tahu? Surat Anda telah kami terima.



5.2. Penulisan Huruf Miring Dalam penulisan huruf miring terdapat kaidah penulisan sebagai berikut; 1.



Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: majalah Bahasa dan Kesusastraan buku Negarakertagama karangan Prapanca



2.



Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya: Huruf pertama kata abad ialah a. Dia bukan menipu, tetapi ditipu. Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.



3.



Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.



2019



19



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini. Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'. Tetapi: Negara itu telah mengalami empat kudeta. Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.



2019



20



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



VI. Penulisan Kata Ejaan Dalam Bahasa Indonesia 6.1. Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. “Contoh: pagar, rumah, tanah, sedang.” Kata dasar adalah kata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasar adalah kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Contohnya adalah; makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah, pindah, dan lain – lain. Kata dasar bisa membentuk satu kesatuan kalimat, yaitu: Ular yang mati itu sangat panjang . Aku pergi ke sekolah dengan ayah. Budi datang ke rumahku dengan sangat cepat. Kakak suka makan kue bakpia dari kota Jogjakarta. Ayah sampai di rumah jam 9 malam, ketika aku sedang tidur.



6.2. Kata turunan Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang telah beruba bentuk dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata – kata tersebut telah diberi imbuhan yang berupa awalan (afiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan awalan – akhiran (konfiks). Contohnya adalah menanam, berlari, tertinggal, dan lain – lain. Imbuhan (awalan,akhiran,sisipan)ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: berduri, diangkat, penetapan, mempermainkan, bergerigi. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan katayang langsung mengikutinya atau mendahuluinya bila bentuk dasarnya gabungan kata. Contoh: bertanggung jawab, serah terima, membabi buta. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran



maka



kata-kata



itu



ditulis



serangkai.



Contoh:penyalahgunaan,



memberitahukan, diserahterimakan, mempertanggungjawabkan. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,maka gabungan



itu



ditulis



serangkai.



Contoh:



pancasila,



nonaktif,



antarkota,



inkonvensional, amoral, subpokok ,multilateral transmigrasi, infrastruktur, swadaya, tunanetra,dan kolonialisme.



2019



21



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



6.3. Penulisan Gabungan Kata Gabungan kata atau yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: Baku



Tidak Baku



tanda tangan



tandatangan



tanggung jawab



tanggungjawab



Berbeda dengan itu, gabungan kata yang maknanya sudah dianggap padu unsurunsurnya ditulis serangkai. Beberapa contohnya dapat diperhatikan pada daftar berikut. Baku



Tidak Baku



acapkali



acap kali



daripada



dari pada



Gabungan kata lain yang salah satu unsurnya berupa unsur terikat ditulis serangkai. Unsur terikat yang dimaksud, misalnya, pasca-, antar-, panca-, nara-, dan pramu-. Beberapa contoh penulisannya dapat diperhatikan di bawah ini. Unsur Terikat



Baku



Tidak Baku



pasca-



pascaperang



pasca perang



antar-



antarkota



antar kota



Kata bilangan yang berasal dari bahasa Sanskerta juga dipandang sebagai unsur yang terikat. Oleh karena itu, penulisannya pun harus diserangkaikan dengan unsur yang menyertainya. Misalnya:



2019



22



Unsur Terikat



Baku



Tidak Baku



dwi-



dwifungsi



dwi fungsi



tri-



tridarma



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



tri darma Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



Beberapa unsur terikat lain yang penulisannya harus diserangkaikan dengan unsur yang mengikutinya adalah a-, adi-, anti-, awa-, audio-, bi-, ekstra-, intra-, makro-, mikro-, mono-, multi-, poli-, pra-, purna-, semi-, sub-, supra-, kontra-, non-, swa-, tele-, trans-, tuna-, dan ultra-. Dalam penulisan unsur terikat perlu dipahami bahwa unsur terikat tertentu apabila dirangkaikan dengan unsur lain yang berhuruf kapital harus diberi tanda hubung di antara kedua unsur itu. Misalnya: non-ASEAN, bukan non ASEAN, non ASEAN non-Islam, bukan non Islam, nonIslam



6.4.



Penulisan Bentuk Ulang Sejalan dengan kaidah yang berlaku sekarang, angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan. Dalam penulisan bentuk ulang, bagian-bagian kata yang diulang ditulis seluruhnya secara lengkap dengan disertai tanda hubung di antara unsur-unsur yang diulang. Dengan demikian, dalam tulisan-tulisan yang bersifat resmi, seperti naskah buku, laporan penelitian, laporan kegiatan, skripsi, dan berbagai karya tulis resmi yang lain, kata ulang harus ditulis secara lengkap, tidak menggunakan angka dua. Misalnya, macam-macam Seperti halnya bentuk ulang yang lain, bentuk ulang yang mengalami perubahan fonem pun unsur-unsurnya yang diulang ditulis seluruhnya dengan disertai tanda hubung di antara keduanya. Jadi, unsur yang diulang itu tidak ditulis dengan menggunakan angka dua ataupun ditulis tanpa menggunakan tanda hubung. Misalnya: Baku



Tidak Baku



gerak-gerik



gerak gerik



sayur-mayur



sayur mayur



Sejalan dengan hal tersebut, bentuk-bentuk di bawah ini, yang lazim disebut kata ulang semu, juga ditulis secara lengkap dengan menyertakan tanda hubung. Misalnya: 2019



23



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



Baku



Tidak Baku



kura-kura



kura2, kura kura



paru-paru



paru2, paru paru



6.5. Penulisan Kata Depan Kata depan adalah kata-kata yang secara sintaksis diletakan sebelum kata benda, kata kerja atau kata keterangan dan secara semantis kata depan menandakan berbagai hubungan makna anatar kata depan dan kata yang ada dibelakangnya. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali dalam gabungan kata, seperti kepada dan daripada. Jika di dan ke berupa awalan maka ditulis serangkai dengan kata dasarnya, seperti kata dikelola dan ketujuh.



6.6. Penulisan Singkatan atau Akronim Istliah singkatan berbeda dengan akronim. Singkatan ialah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Beberapa singkatan yang dilafalkan huruf demi huruf dapat diperhatikan pada contoh berikut. Singkatan



Pelafalannya



SMP



[es-em-pe]



UGM



[u-ge-em]



Singkatan yang dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya, misalnya: Singkatan



Pelafalannya



Bpk.



[bapak], bukan [be-pe-ka]



Singkatan yang berupa gabungan huruf awal suatu kata, dalam kenyataan berbahasa, sering ditulis dengan disertai tanda titik pada masing-masing hurufnya, seperti yang terdapat pada contoh berikut.



2019



24



K.B.



keluarga berencana



S.D.



sekolah dasar



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



Penulisan singkatan itu tidak tepat karena singkatan yang berupa gabungan huruf awal suatu kata tidak diikuti tanda titik, kecuali singkatan nama gelar akademik dan singkatan nama orang. Dengan demikian, penulisan tersebut yang benar adalah LKMD, KB, SD, dan PT. Selain singkatan umum seperti di atas, ada pula yang disebut singkatan lambang, yaitu suatu bentuk singkatan yang terdiri atas satu huruf atau lebih yang melambangkan konsep dasar ilmiah, seperti kuantitas, satuan, dan unsur. Dalam pemakaian dan penulisannya, singkatan lambang berbeda dengan singkatan lain. Perbedaan itu tidak hanya terletak pada cara penulisannya, tetapi juga penandaannya. Dalam hal ini, penulisan dan penandaan singkatan lambang pada umumnya disesuaikan dengan peraturan internasional karena pemakaiannya pun bersifat internasional. Secara umum, singkatan lambang tidal diikuti tanda titik. Misalnya: Cu



kuprum



m



meter



Akronim ialah kependekan yang berupa gabungan hurf awal, gabungan suku kata, atau gabungan huruf awal dan suku kata, yang ditulis dan dilafalkan seperti halnya kata biasa. Misalnya: siskamling



sistem keamanan lingkungan



Depdiknas



Departemen Pendidikan Nasional



Akronim lain yang berupa gabungan huruf awal suatu kata, seperti halnya singkatan yang berupa gabungan huruf awal, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Misalnya: ABRI



Angkatan Bersenjata Republik Indonesia



IKIP



institut keguruan dan ilmu pendidikan



6.7. Penulisan Unsur Serapan Bahasa Indonesia berkembang sangat pesat, dan dalam pekembangannya itu bahasa Indonesia banyak menyerap bahasa atau ejaan lain dari berbagai bahasa di dunia. Seperti bahasa Arab, Belanda, Sanskerta, Portugis, dan Inggris. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya. Sehingga banyak kata serapan Bahasa Indonesia dari berbagai bahasa seperti berikut ini:



2019



25



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



6.8. Penulisan Unsur Serapan Berasarkan taraf integrasinya unsure serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi dalam dua golongan yaitu: Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam Bahasa Indonesia. Unsurunsur serapan ini dipakai dalam konteks Bahasa Indonesia tetapi pengucapannya masih mengikuti cara bahasa asing. Contoh: reshuffle, shuttle cock. Unsure asing yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.



6.9. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kauambil. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.



6.10. Kata Depan di, ke, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya: Kain itu terletak di dalam lemari. Bermalam sajalah di sini. Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan. Ke mana saja ia selama ini? Catatan: Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai. Si Amin lebih tua daripada si Ahmad. Kami percaya sepenuhnya kepadanya. Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu. Ia masuk, lalu keluar lagi.



2019



26



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



6.11. Kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.



6.12. Partikel 1.



Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik. Siapakah gerangan dia? Apatah gunanya bersedih hati?



2.



Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus. Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku. Catatan: Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.



3.



Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya: Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. Harga kain itu Rp 2.000 per helai.



2019



27



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



VII. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan 1.



Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi. Angka Arab



:



Angka Romawi :



٠,١,٢,٣,٤,٥,٦,٧,٨,٩ I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500),



M (1.000) 2. Angka digunakan untuk menyatakan: (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas Misalnya: 0,5 sentimeter



5 kilogram



1 jam 20 menit



pukul 15.00



Rp.5.000,00



US$3.50*



$5.10*



50 dolar Amerika 10 paun 3.



Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya:



4.



Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya:



5.



Jalan Tanah Abang I No. 15



Bab X, Pasal 5, halaman 252



Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut:  Bilangan utuh Misalnya: dua ratus dua puluh dua



222



 Bilangan pecahan Misalnya: setengah



1/2



tiga perempat



3/4



6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya:  Paku Buwono X  dalam kehidupan pada abad ke-20  lihat Bab II, Pasal 5  di daerah tingkat II  di tingkat ke-2 itu 2019



28



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



7. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti Misalnya: uang 5000-an (uang lima ribuan) 8.



Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, sperti dalam perincian dan pemaparan. Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali. Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberikan suara blangko.



9.



Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya:Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu. Pak Darmo mengundang 250 orang tamu. Bukan: 15 orang tewas dalam kecelakaan itu. Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.



10. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah. Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang. 11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya: Kantor kami mempunya dua puluh orang pegawai. DI lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah. Bukan: Kantor kamu mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai. Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah. 12. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya:Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah). Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah. 2019



29



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



VIII. Penulisan Huruf Serapan Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. 1. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti: reshuffle, shuttle cock, I'exploitation de l'homme par I'homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. 2.



Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.



Bahasa Indonesia berkembang sangat pesat, dan dalam pekembangannya itu bahasa Indonesia banyak menyerap bahasa atau ejaan lain dari berbagai bahasa di dunia. Seperti bahasa Arab, Belanda, Sanskerta, Portugis, dan Inggris. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya. Sehingga banyak kata serapan Bahasa Indonesia dari berbagai bahasa seperti berikut ini:



***



2019



30



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id



DAFTAR PUSTAKA Afia, Atep. 2012. Tata Tulis Karya Ilmiah. Surabay:. Unnar Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsyad, Sakura H. Ridwan. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arifin, E. Zainal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Barus, Sanggup. dkk. 2013. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press Haryatmo, Sri. 2009. Buku Panduan Mengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Intitut agama Islam Sunan Kalijaga Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia: untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa, Jakarta: Diksi Insan Mulia. Pantita Pengembangan Bahasa Indonesia. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional http://id.wikipedia.org/wiki/Kata_serapan_dalam_bahasa_Indonesia (diakses 10 oktober, 13.00 WIB) Satata, Sri, Devi S, Dadi W. 2012. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.



2019



31



Bahasa Indonesia La Ode Muhammad Nikmat. Z, SE.M.Si



Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.undira.ac.id