Muhammad Alfariz Ramadhan - Penetapan PH TANAH [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENETAPAN pH TANAH ( Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah )



Oleh Muhaammad Alfariz Ramadhan 2014071031



JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2020



LEMBAR PENGESAHAN



Judul



: Penetapan pH Tanah



Tempat



: Lapang Terpadu



Nama



: Muhammad Alfariz Ramadhan



NPM



: 2014071031



Jurusan



: Teknik Pertanian



Fakultas



: Pertanian



Bandar Lampung, 25 Mei 2021 Mengetahui, Asisten Dosen



Beni Irawan 1914181001



I. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Pertanian dikembangkan oleh manuasia dengan meningkatkan produksi pada tanaman pangan. Perlu dilakukan pemeliharaan dan peningkatan status kesuburan tanah. Untuk menjaga kesuburan tanah agar tidak terjadi penurunan unsur hara dapat dilakukan pemupukan. Tanah sangat berperan penting sebagai tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan hidup manuasia. Kesuburan tanah sangatlah penting untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal (Abdi Pandu K, dkk.2014). pH merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan. Larutan dengan nilai pH rendah dinamakan ”asam” sedangkan yang nilai pH tinggi dinamakan ”basa”. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam, sedangkan tanah di daerah kering bersifat basa. Pada tanah asam larutan tanahnya mengandung lebih banyak ion hidrogen (H+) dibandingkan dengan ion hidroksil (OH-), sebaliknya pada tanah basa tanahnya mengandung lebih banyak ion hidroksil (OH-) dibandingkan dengan ion hidrogen (H+). Skala pH terentang dari 0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7 (netral). Sedangkan pada pH tanah umumnya berada pada skala dengan nilai 4 hingga 10. (Karnilawati, 2018).



PH tanah merupakan kondisi keterikatan antara unsur atau senyawa yang terdapat didalam tanah, nilai pH tanah terdiri dari masam, netral, dan alkalis. Nilai pH yang netral akan mempengaruhi tingkat penyerapan unsur hara oleh akar tanaman, karena pada pH netral tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut didalam larutan tanah. Kemasaman tanah penting untuk diketahui untuk mengukur sejauh mana tingkat kemasaman tanah dapat berpengaruh terhadap potensi pertanian (RR Darlita, dkk. 2017).



1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu: 1. Mengetahui definisi pH tanah. 2. Mengetahui penyebab kemasam aktif dan potensial. 3.Mengetahui bagaimana cara mengindikasi pH tanah.



II. TINJAUAN PUSTAKA



pH tanah merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan dalam tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah untuk kelangsungan hidup pada tanaman. Larutan dengan nilai pH rendah dinamakan asam sedangkan pH tinggi bersifat basa. Biasanya tanah pada daerah basah bersifat asam, sedangkan tanah didaerah kering bersifat basa (Abdi Pandu K, dkk.2014). Penyebab keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan.  Bila pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan netral.  PH kurang dari 7 itu menunjukkan keadaan asam, dan pH lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis. Kemasan tanah ada dua macam, yaitu: 1. Kemasaman AktifYaitu kemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H+ yang ada pada koloid tanah. 2. Kemasaman PasifYaitu kemasaman yang disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang ada pada kompleks jerapan tanah. (Subantoro, 2018.) Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau basa.  Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah, merupakan konstituen tanah yang umum dapat mempengaruhi kemasaman tanah.  Air merupakan sejumlah kecil ion H+.  suatu bagian yang besar dari ion H+ yang ada dalam tanah akan dijerap oleh kompleks lempung sebagai ion-ion H+ yang dapat dipertukarkan.(Rusdiana, 2012).



III. BAHAN DAN METODE



3.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu timbangan, tabung plastik, mesin pengocok, pH meterBahan yang digunakan dalam praktikum yaitu tanah kering seberat 5 gram, air destilasi, larutan KCl. 3.2 Prosedur Kerja Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini sebagai berikut:



Timbang tanah 5 g, kemudian masukkan kedalam botol plastik dan tambahkan 12,5 ml air destilata (larutan pereaksi).



Kocok selama 30 menit dengan mempergunakan mesin pengocok. Diamkan sebentar



Ukur dengan pH meter.



Lanjutkan pengukuran dengan prosedur yang sama menggunakan larutan KCl 1N sebagai larutan pereaksinya.



Hasil



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Pada peenelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut: No



Jenis Tanah



1



Andosol



2



Ultisol



Jenis Preaksi H2O KCl H2O KCl



Nilai pH 6,65 6,6 6,29 6,2



4.2 Pembahasan Berdasarkan Dari data diatas



dapat dilihat



bahwa jenis tanah andisol



mengandung pH lebih tinggi yaitu 6,65 pada keadaan H2O dan 6,6 pada keadaan KCl. Jenis tanah ultisol ini yang mengandung p 6,29 keadaan H2O dan 6,2 pada keadaan KCl.Dengan begitu tanah



pada



jenis andisol



dikategorikan sebagai tanah yang subur, tetapi memiliki jerapan P yang tinggi. Sebaliknya tanah jenis ultisol



bisa dikatakan tidak subur karena umumnya



terbentuk dari bahan induk tufa masam, batu



pasir dan sendimen yang



membuat tanah jenis ini bersifat masam dan miskin akan unsure hara. pH tanah merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan di dalam tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan pada tanah untuk kelangsungan hidup pada tanaman. Terdapat tiga jenis pH yang mendasari karakteristik tanah dan biasanya menjadi acuan utama dalam bidang pertanian, antara lain: 1. pH Netral Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingkat keasambasaan ini merupakan pH ideal dengan kandungan senyawa organik, mikroorganisme, unsur hara dan mineral-mineral dalam kondisi yang optimal.Biasanya tanah ber-pH netral cocok digunakan untuk bercocok tanam. Beberapa tanaman seperti ubi kayu optimal ditanam pada tanah dengan pH 4,5 hingga 8 dan cabai yang memerlukan pH tanah antara 5,6 hingga 7,2. 2. pH Asam



Kadar pH dalam tanah asam biasanya dimiliki oleh tanah gambut yang cenderung mempunyai kandungan hidrogen, aluminium, dan belerang tinggi. Pada kondisi asam, biasanya tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik karena zat hara tidak dapat diserap oleh tumbuhan secara optimal. Untuk mengurangi kadar keasaman tanah, kita dapat melakukan pemberian dolomit atau kapur pertanian. 3. pH Basa Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya terdapat di di daerah pesisir pantai. Selain itu, tanah basa juga memiliki kandungan ion magnesium, kalsium, kalium, dan natrium yang lebih tinggi. Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik bagi tanaman. Pengolahan tanah basa agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum. pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen, sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH mineral biasanya antara 3,5 – 10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada tanah ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim, 2015) Faktor penentu keasaman tanah yaitu iklim diamana ketika curah hujan tinggi maka sering terjadi erosi sehingga unsur hara yang rendah dalam tanah menyebabkan tingginya keasaman tanah, drainase, faktor kedalaman tanah (semakin dalam maka semakin asam), pencucian basa, mineralisasi atau dekomposisi bahan organik, respirasi akar yang menghaslkan co2 dan pemberian pupuk yang bereaksi masam kedalam tanah (Muhammad Nazir, dkk. 2017). Pentingnya pH tanah terhadap tanaman yaitu karena larutan tanah mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tubuh dan berkembang. untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Unsur hara pada umumnya dapat diserap dengan baik oleh tanaman pada pH netral. Mikroorganisme tanah dan jamur dapat berkembang dengan baik pada pH diatas 5,5 jika kurang maka akan terhambat aktivitasnya. pH tanah yang rendah akan menyebabkan tanaman tidak dapat memanfaatkan N,P,K dan zat hara yang dibutuhkan. pH yang rendah juga bisa meracuni tanaman. pH tanah sangat



berpengaruh terhadap kesuburan tanah untuk kelangsungan hidup tanaman (Gunawan, dkk. 2019).



V. KESIMPULAN



Kesimpulan dari praktikum ini, yaitu: 1. pH tanah merupakan ukuran jumlah ion hidrogen dalam suatu larutan di dalam tanah.pH tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan pada tanah untuk kelangsungan hidup pada tanaman. 2. Kemasaman aktif disebabkan oleh ion H+ di dalam larutan tanah, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al3+ yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan. 3. Pentingnya pH tanah terhadap tanaman yaitu karena larutan tanah mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tubuh dan berkembang. untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Unsur hara pada umumnya dapat diserap dengan baik oleh tanaman pada pH netral.



DAFTAR PUSTAKA



Aminiarin,2013.Kalori Meter Terhadap Indikator Warna. Rajawali Perss.Jakarta. Asiliah,2013.Pengukuran Ph meter.Gramedia.Jakarta. Hakim, N.M.Y. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Handayani, S. dan Karnilawati. 2018. Karakteristik dan klasifikasi tanah ultisol di Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Pertanian. 14(2) : 52-59. Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Prabowo, S. dan Subantoro, R. 2018. Analisis tanah sebagai indikator tingkat kesuburan lahan budidaya pertanian di kota Semarang. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta. 2(2) : 59-64. Ryan,2012.Modul Alat Ukur Pengukuran Ph Rajawali Perss.Jakarta. Sawarno,2010.Pengaruh ph Tanah. Ghaila Indonesia. Jakarta. .