Naskah Drama 6 Orang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Naskah Drama “Keong Mas” Tokoh : 1. Raja Daha 2. Dewi Galuh Candra Kirana (Kirana) 3. Galuh Ajeng ( Ajeng) 4. Penyihir 5. Nenek dari Desa Dadapan 6. Raden Inu Kertapati 7. Narator ADEGAN 1 Di Istana Kerajaan Daha , hiduplah seorang Raja bernama Raja Daha bersama dua putrinya yang cantik jelita. Putrinya yang bernama Dewi Galuh Candra Kirana adalah seorang perempuan yang ramah dan cantik. Dia akan dinikahkan dengan pangeran dari kerajaan kahuripan, Raden Inu kertapati. Raja Daha : “ Putriku, kemarilah!” ( Memanggil kedua putrinya) Kirana : ( Menghampiri) “ Ada apa, pa?” Ajeng : ( Datang menyusul di belakang Kirana) “ Apakah Papa juga memanggilku?” Raja Daha : “ Iya, putriku. Ada yang ingin Papa sampaikan pada kalian berdua. Besok, Raden Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan akan datang kemari.” Ajeng : “ Lalu kenapa? Apa hubungannya sama kami, pa?” Raja Daha : “ Papa sudah membuat perjanjian dengan Ayahnya, bahwa Papa akan menikahkan salah satu putri Papa dengan Raden Inu.” Ajeng : ( Berbinar senang) “ Siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden Inu, Pa?” Raja Daha : “ Kami sudah sepakat untuk menikahkan Candra Kirana dengan Raden Inu.” Kirana : ( Tersenyum gembira dan memeluk Raja Daha) “ Thank you so much, Papa…Aku sangat bahagia sekali. Pernikahan ini adalah impianku sejak kecil….” Raja Daha : “ Benarkah putriku? Kalau begitu memang tidak salah, Papa memilihmu sebagai calon isteri Raden Inu. Ayo, kita persiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan Raden Inu besok.” Raja Daha dan Candra Kirana meninggalkan ruangan yang kini hanya dihuni oleh Galuh Ajeng . Meskipun Candra Kirana dan Ayahnya bahagia dengan pernikahan ini, ternyata Galuh Ajeng mempunya pendapat yang berbeda. Dia merasa marah dan kecewa. Ajeng : “ Aku tidak setuju mengenai pernikahan ini! Kenapa harus Kirana yang dipilih dan bukan aku!? Padahal secara nyata jelas aku yang lebih cantik dari dia!! Huh, ini tidak adil! Hanya aku satu-satunya yang menjadi isteri Raden Inu!! Hanya aku, bukan Kirana! Sekarang apa yang harus kulakukan?” ( Berpikir keras sembari mondar-mandir) “ AHA! Aku punya Ide yang cemerlang!”



ADEGAN 2 Galuh Ajeng yang membuat sebuah rencana buruk untuk Kirana segera pergi ke dalam hutan untuk menemui seorang penyihir. Ajeng : “ Permisi!! Apa ada orang di sini!??” Penyihir : “ Oh, yes! Silahkan masuk gadis cantik, kemarilah…” Ajeng : “ Hm, aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!” Penyihir : “ Kamu ingin aku melakukan apa?” Ajeng : “ Aku ingin pernikahan Kirana dengan Raden Inu dibatalkan!!” Penyihir : ( Manggut-manggut) “ Oh..ya..ya…ya aku mengerti maksudmu. Lalu kamu ingin aku melakukan apa untuk Kirana? Mengutuknya?? Kutukan apa yang kamu inginkan? Berupa racun mematikan atau aku mengutuknya terkena tetanus!!?” Ajeng : “ Semuanya aku serahkan padamu! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!!” Penyihir : “ Ok, aku akan mengutuk Candra Kirana sehingga dia tidak dapat menikah dengan Raden Inu!!” Ajeng : ( Tersenyum senang) “ Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan penyihir sepertimu! Ini uang sebagai upah awal untukmu. Nanti kalau kutukanmu berhasil, aku akan memberikan lebih banyak lagi!!” Penyihir : ( Menerima uang itu) “ Tentu saja! Sekarang aku akan mempersiapkan kutukan untuknya…” ( Masuk ke dalam) Ajeng : “ Akan kutunggu kabar darimu, penyihir!! Sampai jumpa!!” ( melambaikan tangan dan berbicara sendiri dengan sinisnya) “ Hahhaahaha…..Candra Kirana, saudaraku yang malang!! Sungguh kasihan sekali dirimu! Hahahaha!!!” ADEGAN 3 Setelah meminta bantuan pada penyihir, Galuh Ajeng kembali ke Istana dan ingin bertemu Raja Daha. Ajeng : “ Papa…papa…papa dimana? Ada yang ingin aku bicarakan!!” Papa : “ Ada apa putriku?” Ajeng : “ Ini tentang Candra Kirana, Papa.” ( Pura-pura panik) Raja Daha : “ Ada apa dengannya?” Ajeng : “ Dia…dia ternyata selama ini menjalin hubungan dekat dengan salah satu pengawal kita, Pa…! Ini, aku menemukan surat cinta yang ditulis oleh Kirana untuk pengawal itu di kamarnya!” Raja Daha : ( Membaca surat itu dan murka) “ APA!? Dasar gadis nakal, anak tak tahu diri! Sudah mau menikah malah bercinta sama pengawal kurang ajar itu!” Ajeng : “ Papa, sabar pa…sabar…” ( Menenangkan dan diam-diam dia tersenyum sinis) Raja Daha : “ Kirana!! Kirana!!!” Kirana : “ Ada apa , Pa?” Raja Daha : “ Ada apa, kamu bilang!? Baca ini!!” ( Melempar surat itu ke muka Kirana) “ Berani sekali kamu, yaa…!!” Kirana : ( Membaca surat itu dan menggelengkan kepalanya dengan panic) “ Oh, ini fitnah Papa! Aku tidak pernah melakukannya! Tolong Pa, percaya padaku!” Raja Daha : “ Cukup!! Keluar kamu dari istana ini! Keluar!! Kamu dengan pengawal brengsek itu, keluar!!!” Kirana : ( Menangis) “ Tapi, Pa…” Raja Daha : “ KELUAR!!!”



ADEGAN 4 Candra Kirana merasa sangat sedih dan dia pun meninggalkan istana. Dia pergi ke pantai dan disana dia bertemu si Penyihir. Penyihir : “ Hwahahahaha!! Halo, Candra Kirana! Apa kabarmu, Hah? Kelihatannya kamu sangat sedih hari ini? Hwahahaha…” Kirana : “ Siapa kamu? Kenapa kamu sangat buruk rupa?” Penyihir : “ Diam! Aku ke sini untuk mengutukmu menjadi keong!! Saudara macam mana saudaramu itu hingga dia ingin aku mengutukmu!!? Kamu tahu, dia tidak setuju dengan pernikahanmu! Hwahahaha!!” Kirana : “ Apa? Galuh Ajeng mau mengutukku?!” Penyihir : “ Ya iyalah! Masa ya iya dong?? Dasar perempuan bodoh! Terima ini!! ABROKOKOK!! Hwahahaha!!” Kirana : “ AAAAA!!!!” ( Berubah jadi keong) Penyihir : “ Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha…Bubye!!!” ADEGAN 5 Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong mas. Dan terdampar begitu saja di pantai Desa Dadapan. Suatu hari, ada seorang Perempuan sedang mencari ikan di pantai. Dia menemukan keong mas itu, dan membawanya pulang. Mbok Rondo : “ Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya pulang!” Setibanya dipondok, Mbok Rondo meletakkan keong itu di tempat yang aman. Lalu dia beristirahat sejenak di kursi. Mbok Rondo : “ Hufh, sampai jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku harus mencari ikan lagi, kalau tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?” ( Pergi keluar untuk mencari ikan) Kirana : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi kan ada seorang nenek yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku akan membelikan makanan untuknya.” Dengan uang yang dibawanya dari istana, Kirana membelikan makanan-makanan lezat untuk si Nenek. Makanan itu ditatanya rapi di atas meja. Ketika hari mulai menjelang malam, dan si Nenek belum juga pulang, Kirana harus kembali menjadi keong. Kirana



: “ AAAAA!!!”



Tidak lama kemudian Nenek pulang ke pondok sambil marah-marah. Nenek : “ Sialan! Hari ini ikan-ikan pada kemana sih? Gara-gara dia aku tidak dapat makanan deh! Mau makan apa hari ini!?” ( Terkejut melihat ada makanan di atas meja) “ Wow, darimana makanan ini datang?? Kelihatannya lezat sekali!! Siapa yang berbaik hati memberikannya untukku ya? Ya, sudahlah…yang penting sekarang aku makan dulu.” Keesokan harinya, Kirana kembali menyediakan makanan untuk sang Nenek. Tapi dia tidak tahu kalau hari ini Nenek akan pulang lebih cepat dari biasanya karena lagi-lagi tidak memperoleh ikan. Kirana : “ Mumpung Nenek belum pulang lebih baik aku segera menyiapkan makanan untuknya…” ( menata makanan di atas meja) Nenek : ( Pulang dan kaget melihat Kirana) “ Hah, siapa gadis itu?”



( Bicara sendiri lalu menegur Kirana) “ Kamu siapa??” Kirana : ( Menoleh kaget) “ Aku….aku…aku Candra Kirana.” Nenek : “Apa? Candra Kirana? Yang benar?” Kirana : “ Iya, aku Candra Kirana putri Raja Daha.” Nenek : “ Kalau begitu, kenapa kamu bisa ada di sini?” Kirana : “ Andalah yang membawaku ke sini. Aku adalah keong mas yang anda temukan kemarin, Nek…” Nenek : “ Apa? Kamu adalah keong mas itu? Bagaimana bisa?” Kirana : Aku dikutuk, Nek….oleh seorang penyihir. Kutukan itu atas keinginan saudaraku sendiri yang cemburu padaku.” Nenek : ( Merasa iba) “ Kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu saudara macam apa saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu! Tapi namanya manusia kalau sudah cemburu,…apapun dia lakukan! Huh, cemburu memang membingungkan, juga dapat membuat orang menderita. Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…” Kirana : “ Terimakasih, Nek…” ADEGAN 6 Sementara pada saat itu di kerajaan Kahuripan, Raden Inu yang mendengar kabar tentang Candra Kirana merasa tidak percaya mendengarnya. Dan dia mencoba mencari kebenarannya untuk membela Candra Kirana. Raden Inu : “ Tidak mungkin Candra Kirana melakukan semua ini! Pasti ada seseorang yang menfitnahnya!! Aku harus mencari tahu siapa orang itu!” ( Keluar dari Istana) Di tengah perjalanan dia bertemu dengan penyihir. Penyihir : ( Mengipas-ngipaskan amplop berisi uang) “ Hwahahaha…gue dapat uang banyak hari ini!! Untung saja gue berhasil menuruti permintaan Galuh Ajeng untuk mengutuk Candra Kirana dan membuatnya batal menikah dengan Raden Inu! Dan kasihan sekali pengawal yang ikut difitnah oleh Galuh Ajeng itu, dia harus rela diusir dari istana karena dituduh bercinta dengan Candra Kirana! Hwahahahaha…” Raden Inu : “ Apa? Apa kamu bilang? Benarkah yang kamu bilang itu?” Penyihir : “ Yeee…lo siapa ikut-ikut campur?” Raden Inu : “ Aku Raden Inu yang kamu maksud tadi. Jadi sebenarnya ini semua ulah Galuh Ajeng?” ( Marah) Penyihir : “ Wadduh, mampus gue!! Dia sudah dengar semuanya!!” Raden Inu : “ Kamu ikut aku!!” ADEGAN 7 Raden Inu yang telah memperoleh kebenaran cerita segera datang ke Istana Daha. Raden Inu : “ Tuanku, sebenarnya apa yang terjadi pada Candra Kirana? Kenapa anda mengusirnya?” Raja Daha : “ Saya yakin kamu tidak akan mempercayai berita ini. Dia sudah menghianatimu!” Raden Inu : “ Tidak! Itu tidak benar, tuanku! Candra Kirana sudah difitnah oleh Galuh Ajeng!” Raja Daha : “ kenapa kamu bicara gitu? Kamu tahu darimana?” Raden Inu : ( Membawa penyihir kehadapan Raja Daha) “ Ini! Ini adalah penyihir yang dibayar oleh Galuh Ajeng untuk mengutuk Candra Kirana. Dan dari penyihir inilah saya tahu bahwa Galuh Ajeng juga yang menfitnah Candra Kirana! Heh, ayo ngaku….” ( Mendesak si penyihir) Penyihir : “ Iya, itu benar tuanku…” Raja Daha : ( Murka) “ GALUH AJENG!!!!”



Ajeng : “ Iya, Papa.Ada apa, kok sampai teriak-teriak gitu? Ajeng kan belum budek.” ( Masuk ruangan dan kaget melihat si penyihir) “ Loh, kamu?” Raja Daha : “ Kenapa kaget? Dia temanmu kan? Sekarang Papa sudah tahu semuanya! Kamu sudah menfitnah saudaramu sendiri! Sekarang, kamu pergi dari Istanaku! Pergi!” ( Menunjuk Penyihir) “ Kecuali kamu!! Kamu boleh tinggal di Istana ini!” Penyihir : “ Yang benar, tuanku?” ( Gembira) Raja Daha : “ Iya! Tapi tinggal di penjara Istanaku! Selamanya!” Ajeng : (Bersimpuh di kaki Raja Daha) “ Pa, maafkan Ajeng Pa…Ajeng ngaku salah. Jangan usir Ajeng…..” Raja Daha : “ Lenyaplah dari sini! Jangan pernah tunjukkan wajahmu itu di wilayah kerajaanku!! Raden Inu, tolong bawa mereka berdua!!” Raden Inu : “ Baik, tuanku.” ADEGAN 8 Setelah itu Raden Inu mengembara mencari Candra Kirana. Hingga akhirnya dia tiba di suatu Desa dan dia menemukan sebuah pondok. Raden Inu : “ Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat di sana untuk sementara waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali setelah berjalan sejauh ini.” ( Menghampiri pondok itu) “ Permisi!!...” Kirana : “ Iya, sebentar…” ( membuka pintu) Raden Inu : “ Loh, kamu….Candra Kirana?” Kirana ; “ Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?” Raden Inu : “ Itu tidak penting. Yang jelas aku gembira karena sudah menemukanmu. Berharihari aku mencarimu. Ayo, pulang…Kebenaran sudah terungkap. Ayahmu sudah menunggu, dia tidak sabar ingin bertemu denganmu.” Kirana : “ Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyelamatkanku.” Nenek : “ Siapa, Kirana?” Kirana : “ Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan waktu itu. Dia menjemput Kirana untuk pulang. Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.” Nenek : “ Tidak apa-apa, Kirana. Kamu pulanglah, pasti kamu merindukan keluargamu.” Raden Inu : “ Begini saja, Nenek akan kita bawa ke Istana dan hidup bersama kita bila kita nanti menikah. Nenek, ayo kita pergi ke Kerajaan Daha.” Mereka bertiga kembali ke Istana kerajaan Daha. Tidak lama kemudian, Raden Inu dan Candra Kirana menikah dan hidup bahagia untuk selamanya.



^_TAMAT_^



Drama Script "Keong Mas" Figure: 1. Raja Daha 2. Dewi Galuh Candra Kirana (Kirana) 3. Galuh Ajeng (Ajeng) 4. Witch 5. Grandmother from Dadapan Village 6. Raden Inu Kertapati 7. Narrator SCENE 1 At Daha's Royal Palace, there lived a King named Raja Daha with two beautiful daughters. His daughter named Dewi Galuh Candra Kirana is a friendly and beautiful woman. He will be married to a prince from the kingdom of Kahuripan, Raden Inu Kertapati. Raja Daha : "My daughter, come here!" (Calling his daughters) Kirana : (Approaching) "What's the matter?" Ajeng : (Come following behind Kirana) "Did Papa also call me?" Raja Daha : "Yes, my daughter. There's something you want to tell the two of you. Tomorrow, Raden Inu Kertapati from Kahuripan Kingdom will come here. " Ajeng : " So what? What's the connection with us, pa? " Raja Daha : "Papa has made an agreement with his father, that Papa will marry one of Papa's daughters with Raden Inu." Ajeng : (Sparkling happy) "Who among us will be married to Raden Inu, Pa?" Raja Daha : "We have agreed to marry Candra Kirana with Raden Inu." Kirana : (Smiles happily and hugs King Daha) "Thank you so much, Papa ... I am very happy. This marriage is my dream since childhood ... " Raja Daha : "Is my daughter really? Then it's not wrong, Papa chose you as a candidate for Raden Inu's wife. Come on, we prepare everything to welcome Raden Inu's arrival tomorrow. " Raja Daha and Candra Kirana left the room which is now only inhabited by Galuh Ajeng. Although Candra Kirana and her father are happy with this marriage, it turns out Galuh Ajeng has a different opinion. He felt angry and disappointed. Ajeng : "I disagree about this marriage! Why should Kirana be chosen and not me !? Even though it is clearly clear that I am prettier than him !!Huh, this isn't fair! Only I am the only wife of Raden Inu !! Only me, not Kirana! Now what should I do? " (Think hard while pacing) "AHA! I have a brilliant idea! "



SCENE 2 Galuh Ajeng who made a bad plan for Kirana immediately went into the forest to meet a witch. Ajeng : " Excuse me!! Is anyone here! ?? ” Witch : "Oh, yes! Please enter the beautiful girl, come here ... " Ajeng : "Um, I need your help! Please help me!" Witch : "What do you want me to do?" Ajeng : "I want Kirana's wedding with Inu Raden to be canceled !!" Witch : (Manggut-manggut) "Oh ... yeah ... yeah I understand what you mean. Then what do you want me to do for Kirana? Curse it ?? What curse do you want? Is it a deadly poison or do I curse it with tetanus !!? " Ajeng : "I leave it to you! What is clear is that I want Kirana to suffer !! ” Witch : "Ok, I'll curse Candra Kirana so she can't marry Raden Inu !!" Ajeng : (Smile happy) "Thank you for your help, like to work with magicians like you! This is money as a starting wage for you. Later if your curse succeeds, I'll give you even more !! " Witch : (Receive the money) " Of course! Now I will prepare a curse for him ... " ( Enter into) Ajeng : "I'll wait for news from you, witch !! See you later!!" (waving and talking to himself sarcastically) "Hahhaahaha ... Candra Kirana, my poor brother !! How sorry for you! Ha ha ha ha!!!" SCENE 3 After asking the witch for help, Galuh Ajeng returns to the Palace and wants to meet King Daha. Ajeng : "Papa ... daddy ... where are you? I have something to talk about !! " Papa : "What's my daughter?" Ajeng : "This is about Candra Kirana, Papa." (Pretending to panic) Raja Daha : "What's wrong with it?" Ajeng : "He ... he turned out to have a close relationship with one of our bodyguards, Pa ...! Here, I found a love letter written by Kirana for the bodyguard in her room! " Raja Daha : (Reading the letter and wrath) " WHAT!? You brat, kid don't know yourself! Are you going to get married instead of making love to that impudent bodyguard! ” Ajeng : "Papa, be patient pa ... be patient ..." (Calming and quietly smiling sarcastically) Raja Daha : "Kirana !! Kirana !!! " Kirana : "What's wrong, Pa?" Raja Daha : "What's the matter, you said !? Read this!!" (Throws the letter to Kirana's face) "How dare you, huh ... !!" Kirana : (Reading the letter and shaking his head panic) "Oh, this slanders Papa! I never do that! Please, trust me! " Raja Daha : "Enough !! Get out of this palace! Exit!! You with that jerk guard, come out !!! " Kirana : (Crying) "But, Pa ..." Raja Daha : " EXIT!!!"



SCENE 4 Candra Kirana felt very sad and she left the palace. He went to the beach and there he met the Witch. Witch : "Hwahahahaha !! Hello, Candra Kirana! How are you, huh? You look so sad today? Hwahahaha ... " Kirana : " Who are you? Why are you so ugly? " Witch : "Shut up! I'm here to curse you into a conch !! What kind of brother is your brother until he wants me to curse you !!? You know, he doesn't agree with your marriage! Hwahahaha !! " Kirana : " What? Galuh Ajeng wants to curse me ?! " Witch : " Yes, of course! How come yes? You stupid girl! Take this!! ABROKOKOK !! Hwahahaha !! " Kirana : "AAAAA !!!!" (Turned into a snail) Witch : "Hwahahaha !!!! You will only become a human during the daytime, but if it is late at night, you will again become a snail !! This curse will end if you meet Raden Inu !! Hwahahaha ... Bubye !!! " SCENE 5 Candra Kirana has been condemned to become a snail mas. And just stranded on the beach in Dadapan Village. One day, a woman was looking for fish on the beach. He found the golden snail, and took it home. Mbok Rondo : "Oh, a very beautiful snail !! I'll take it home! " Upon arrival, Mbok Rondo put the snail in a safe place. Then he rested for a while in the chair. Mbok Rondo : "Hufh, until this hour I haven't got fish yet. I have to find fish again, if I don't get fish, what do I want to eat? " (Go out to find fish) Kirana : "Why, why can I be here? Oh yeah, there was a grandmother who took me. Poor grandmother, to eat only he must find fish first. I'll buy food for him. " With the money he brought from the palace, Kirana bought delicious food for the grandmother. The food was arranged neatly on the table. When the day began at night, and the grandmother hadn't returned home, Kirana had to return to being a snail. Kirana



: "AAAAA !!!"



Soon, my grandmother went home to the cottage, angry. Grandmother : "Damn it! Where are the fish today? Because of him I can't get food! What do you want to eat today !? ” (Surprised to see food on the table) "Wow, where does this food come from ?? It looks so delicious !! Who is kind enough to give it to me huh? Yes, never mind ... the important thing is now that I eat first. " The next day, Kirana again provided food for the Grandmother. But he did not know that today my grandmother would go home sooner than usual because again she did not get fish. Kirana : "While Grandma hasn't come home, I'd better prepare food for her soon ..." (arranging food on the table) Grandmother : (Go home and be surprised to see Kirana) "Hah, who is that girl?"



(Talk to yourself then reprimand Kirana) " Who are you??" Kirana : (Looking surprised) "I ... I ... I'm Candra Kirana." Grandmother : "What? Candra Kirana? Correct?" Kirana : "Yeah, I'm Candra Kirana, King Daha's daughter." Grandmother : "Then why are you here?" Kirana : "You brought me here. I'm the golden snail that you found yesterday, Grandma ... " Grandmother : " What? Are you that snail mas? How can?" Kirana : I'm cursed, Grandma ... by a magician. The curse was for the wishes of my own brother who was jealous of me. " Grandmother : (Feeling sorry) "It's a pity for you, son ... Grandma doesn't know what kind of brother your brother is, so he wants to curse you! But it's called a human being when he's jealous ... whatever he does! Huh, jealousy is confusing, it can also make people suffer. Yes, already ... while you may stay here, son ... " Kirana : "Thank you, Grandma ..." SCENE 6 While at that time in the Kahuripan kingdom, Raden Inu, who heard the news about Candra Kirana, felt unbelief to hear it. And he tried to find the truth to defend Candra Kirana. Raden Inu : "It's impossible for Candra Kirana to do all this! There must be someone who slandered him !! I have to find out who that person is! " (Get out of the palace) On the way he met a witch. Witch : (Fan the envelope containing money) "Hwahahaha ... I get a lot of money today !! Fortunately, I managed to obey Galuh Ajeng's request to curse Candra Kirana and make her cancel to marry Raden Inu! And sorry for the guards who were slandered by Galuh Ajeng, he must be willing to be expelled from the palace for being accused of making love with Candra Kirana! Hwahahahaha ... " Raden Inu : " What? What did you say? Is that really what you said? " Witch : "Yeee ... who are you interfering with?" Raden Inu : "I'm Raden Inu that you meant earlier. So actually this is all Galuh Ajeng's doing? "(Angry) Witch : "Wow, how come I am !! He already heard everything !! " Raden Inu : "You come with me !!" SCENE 7 Raden Inu who had obtained the truth of the story immediately came to Daha Palace. Raden Inu : "My lord, what actually happened to Candra Kirana? Why did you drive him away? " Raja Daha : "I am sure you will not believe this news. He betrayed you! " Raden Inu : " Not! That's not right, my lord! Candra Kirana has been slandered by Galuh Ajeng! " Raja Daha : "Why are you talking like that? How do you know?" Raden Inu : (Bringing a witch before King Daha) "Here! This is a witch paid by Galuh Ajeng to curse Candra Kirana. And from this magician I know that Galuh Ajeng is also slandering Candra Kirana!Hey, let's admit ... "(Urging the witch) Witch : "Yeah, that's right my master ..."



Raja Daha : (Wrath) "FALL AJENG !!!!" Ajeng : "Yes, Papa. What is it, how come it screamed like that? Please don't buddy. " (Enter the room and be surprised to see the magician) "Yeah, you?" Raja Daha : " Why are you surprised? She's your friend right? Now Papa knows everything! You have slandered your own brother! Now, you go from my palace! Go!" (Pointing at the Witch) " Except you!! You can stay in this palace! " Witch : "Right, my lord?" ( Happy) Raja Daha : "Yes! But living in my palace prison! Forever!" Ajeng : (Kneeling at the feet of King Daha) "Pa, forgive Ajeng Pa ... Do you admit wrong. Don't expel Ajeng ... " Raja Daha : "Get out of here! Never show your face in my kingdom! Raden Inu, please bring them both !! ” Raden Inu : "Fine, my lord." SCENE 8 After that Raden Inu wanders in search of Candra Kirana. Until finally he arrived at a village and he found a cottage. Raden Inu : "Ah, ... there is a cottage! Maybe I could take a break there for a while and at least I got a sip of water. I feel so tired after walking this far. " (Approaching the hut) " Excuse me!!..." Kirana : "Yeah, just a moment ..." ( open the door) Raden Inu : "Oh, you ... Candra Kirana?" Kirana ; "Raden Inu? Why is it here? " Raden Inu : " That is not important. What is clear is that I'm happy to have found you. I look for you for days. Come on, go home ... The truth has been revealed. Your father is waiting, he can't wait to meet you. " Kirana : "Thank you very much, because you saved me." Grandmother : "Who, Kirana?" Kirana : "Oh, Grandma ... introduce this is Raden Inu who Kirana told me at that time. He picked Kirana to go home. But, Kirana couldn't bear to leave Grandma alone. " Grandmother : "It's okay, Kirana. You go home, surely you miss your family. " Raden Inu : "Tell you what, we will take Grandma to the Palace and live with us if we get married. Grandma, let's go to Daha Kingdom. " The three of them returned to the royal palace of Daha. Shortly thereafter, Raden Inu and Candra Kirana got married and lived happily ever after.



^_THE END_^



Naskah Drama “Keong Mas” Tokoh: 1. Raja Daha 2. Dewi Galuh Candra Kirana (Kirana) 3. Galuh Ajeng (Ajeng) 4. Tukang Sihir 5. Mbah Putri saka Desa Dadapan 6. Raden Inu Kertapati 7. Panyerito KUNJUKAN 1 Ing Istana Kerajaan Daha, ana raja sing jenengé Raja Daha karo loro putri ayu. Dewi Galuh Candra Kirana minangka wanita sing ramah lan ayu. Dheweke bakal nikah karo pangeran saka kerajaan Kahuripan, Raden Inu Kertapati. Raja Daha : "Anakku, mreneo nduk!" (Nimbali putriné) Kirana : (Nyedhak) "Wonten menopo?" Ajeng : (Nyusul ing mburine Kirana) "Napa Bapa ugi nimbali kulo?" Raja Daha : "Ya, anakku. Ana apa sing sampeyan pengin kandha marang sampeyan. Esuk, Raden Inu Kertapati saka Kerajaan Kahuripan bakal teka kene. " Ajeng : "Kalo kenapa? Apa hubungane karo kita, pa? " Raja Daha : "Papa wis nggawe persetujuan karo bapake, yen Papa bakal nikah karo salah siji putri saka Raden Inu." Ajeng : (Sparkling happy) "Sapa ing antara kita bakal nikah karo Raden Inu, Pa?" Raja Daha : "Kita wis setuju kanggo nikah karo Candra Kirana karo Raden Inu." Kirana : (Smiles seneng lan ngguyu King Daha) "Thank you so much, Papa ... Aku seneng banget. Perkawinan iki mengko wiwit cilik ... " Raja Daha : "Apa anakku bener? Banjur ora salah, Papa milih sampeyan minangka calon bojo Raden Inu. Ayo, kita nyiapake kabeh kanggo nampani rawuhe Raden Inu sesuk. " Raja Daha lan Candra Kirana ninggalaké kamar sing saiki mung dienggoni dening Galuh Ajeng. Senajan Candra Kirana lan bapakne seneng karo perkawinan kasebut, ternyata Galuh Ajeng duwe pendapat sing beda. Dheweke nesu lan kuciwa. Ajeng : "Aku ora setuju karo perkawinan iki! Kenapa Kirana dipilih lan dudu aku !? Sanajan wis jelas cetha yen aku luwih cantik tinimbang wong !!Ya, iki ora adil! Mung aku siji-sijine garwane Raden Inu !! Mung aku, ora Kirana! Saiki apa sing kudu tak lakoni? " (Mikir angel nalika pacing) "AHA! Aku duwe gagasan apik! " KUNJUKAN 2 Galuh Ajeng sing nggawe rencana ala Kirana langsung menyang alas kanggo ketemu penyihir. Ajeng : "Nuwun sewu !! Apa ana wong kene !? " Penyihir : "Oh, iya! Mangga mlebu cewek sing ayu, teka kene ... " Ajeng : "Um, aku butuh bantuan sampeyan! Mangga bantuan kula! " Penyihir : "Apa sing kudu aku lakoni?"



Ajeng : "Aku pengin wedding Kirana karo Inu Raden dibatalake !!" Penyihir : (Manggut-manggut) "Oh ... yeah ... ya aku ngerti maksud sampeyan. Banjur apa sing arep kula lakoni kanggo Kirana? Sumpah iku ?? Apa kutuk apa sampeyan pengin? Apa racun agawe utawa aku kudu ngipat-ipati tetanus? " Ajeng : "Aku ninggalake kowe! Apa cetha yen aku pengin Kirana nandhang sangsara !! " Penyihir : "Ok, aku bakal ngipat-ipati Candra Kirana supaya dheweke ora bisa nikah karo Raden Inu !!" Ajeng : (Smile happy) "Matur nuwun kanggo pitulungmu, kaya nggarap para penyihir kaya kowe! Iki dhuwit minangka upah awal kanggo sampeyan. Mengko yen kutukanmu sukses, aku bakal menehi sampeyan luwih maneh !! " Penyihir : (Nampa dhuwit) "Temtu! Saiki aku bakal nyiyapake kutukan kanggo ... " (Ketik nang) Ajeng : "Aku bakal ngenteni kabar saka sampeyan, penyihir !! Ndeleng sampeyan mengko! " (waving lan ngomong kanggo dheweke sarcastically) "Hahhaahaha ... Candra Kirana, sadulurku miskin! Sampun nuwun sewu! Hahahaha !!! " KUNJUKAN 3 Sawise nimbali penyihir, Galuh Ajeng bali menyang Istana lan pengin ketemu Raja Daha. Ajeng : "Papa ... daddy ... ngendi sampeyan? Aku duwe masalah kanggo ngomong babagan !! " Papa : "Apa anakku?" Ajeng : "Iki babagan Candra Kirana, Papa." (Pretending to be panic) Raja Daha : "Apa salah karo?" Ajeng : "Dheweke ... dheweke wis duwe hubungan apik karo salah sawijining pengawal kita, Pa ...! Kene, aku nemokake surat cinta sing ditulis dening Kirana kanggo pengawal ing kamar! " Raja Daha : (Reading the letter and wrath) "Apa? Sampeyan brat, bocah ora ngerti dhewe! Apa sampeyan bakal omah-omah tinimbang nindakake katresnan marang pengawal sing ora adil! " Ajeng : "Papa, sabar-sabar ... sabar ..." (Ngaso lan mesem mesem kanthi sarcastically) Raja Daha : "Kirana !! Kirana !!! " Kirana : "Apa salah, Pa?" Raja Daha : "Apa prakara, kowe ngomong!? Maca iki !! " (Mudhuk huruf kanggo pasuryane Kirana) "Carane sampeyan, huh ... !!" Kirana : (Reading the letter and shaking his head panic) "Oh, pitenah iki Papa! Aku ora tau! Mangga, kumandela! " Raja Daha : "Cukup !! Metu saka kraton iki! Njaluk metu !! Sampeyan karo penjaga sing jerk, metu !!! " Kirana : (Nangis) "Nanging, Pa ..." Raja Daha : "OUT !!!"



KUNJUKAN 4 Candra Kirana kaget banget lan dheweke ninggal istana. Dheweke lunga menyang pantai lan ketemu karo penyihir. Penyihir : "Hwahahahaha !! Hello, Candra Kirana! Carane sampeyan, huh? Sampeyan katon sedhih dina iki? Hwahahaha ... " Kirana : "Sapa sampeyan? Kenapa sampeyan jelek? " Penyihir : "Mati! Aku kene kanggo ngipat-ipati kowe dadi conch !! Kakang adhine apa wae nganti dheweke kepengin aku ngipat-ipati kowe !!Sampeyan ngerti, dheweke ora setuju karo perkawinanmu! Hwahahaha !! " Kirana : "Apa? Galuh Ajeng pengin ngipat-ipati aku? " Penyihir : "Ya! Kepiye carane ya? Sampeyan bocah bodho! Nampa iki !! ABROKOKOK !! Hwahahaha !! " Kirana : "AAAAA !!!!" (Ditransfer dadi bekicot) Penyihir : "Hwahahaha !!!! Sampeyan mung bakal dadi manungsa ing wayah awan, nanging yen wis larut ing wayah wengi, sampeyan bakal maneh dadi bekicot !! Kutukan iki bakal berakhir yen sampeyan ketemu Raden Inu !! Hwahahaha ... Bubye !!! " KUNJUKAN 5 Candra Kirana wis dikutuk dadi bekicot. Lan mung terdampar ing pantai ing Desa Dadapan. Siji dina, wong wadon lagi nliti iwak ing pantai. Dheweke nemokake bekicot emas, lan njupuk omah. Mbok Rondo : "Oh, cakar sing ayu banget !! Aku bakal njupuk omah! " Sasampunipun rawuh, Mbok Rondo nampi bekicot ing papan ingkang aman. Banjur dheweke ngaso sakwentoro ing kursi. Mbok Rondo : "Hufh, nganti jam iki aku durung duwe iwak. Aku kudu golek iwak maneh, yen aku ora duwe iwak, aku arep mangan apa? " (Goleki iwak) Kirana : "Kenapa, kenapa aku bisa kene? Oh yeah, ana sing mbah putri sing ngajak aku. Nek ora sopan, mangan mung kudu nggoleki iwak dhisik. Aku bakal tuku pangan kanggo dheweke. " Kanthi dhuwit sing digawa saka istana, Kirana tuku panganan kanggo nenek. Panganan disusun kanthi rapi ing meja. Nalika wayah awan diwiwiti ing wayah wengi, lan mbah putri ora mulih, Kirana kudu bali dadi bekicot. Kirana



: "AAAAA !!!"



Ora suwe, mbah putri nuli menyang pondhok, duka. Nenek : "Damn! Endi iwak saiki? Amarga dheweke ora bisa mangan! Apa sing arep dipangan saiki? " (Kaget kanggo ndeleng panganan ing meja) "Wow, ngendi panganan iki teka saka ?? Iku katon enak banget !! Sapa sing becik kanggo menehi kula huh? Ya, ora ngerti, sing paling penting saiki aku mangan dhisik. " Dina sabanjure, Kirana maneh nyedhiyakake pangan kanggo Nenek. Nanging dheweke ora ngerti yen nenekku saiki mulih saka biasa amarga dheweke durung entuk iwak. Kirana : "Nalika Nenek ora mulih, aku luwih nyiyapake panganan kanggo dheweke ..." (nyusun pangan ing meja)



Nenek : (Go home and be surprised to see Kirana) "Hah, sapa sing cah wadon iki?" (Dhiskusi kanggo dhewe banjur menehi tegese Kirana) "Sapa kowe?" Kirana : (Nggoleki kaget) "Aku ... aku ... aku Candra Kirana." Nenek : "Apa? Candra Kirana? Tengen? " Kirana : "Ya, aku Candra Kirana, putri Raja Daha." Nenek : "Banjur apa sampeyan ana kene?" Kirana : "Sampeyan nggawa kula kene. Aku kecut emas sing ketemu wingi, Landa ... " Nenek : "Apa? Apa sampeyan bekicot? Kepiye carane? " Kirana : Aku dikutuk, Landa ... dening tukang sulap. Kutukan kuwi kanggo kekarepan adhine dhewe sing cemburu karo aku. " Nenek : (Rumangsa nuwun) "Sampeyan tresna sampeyan, putra ... Landa ora ngerti apa sadulur sedulurmu, supaya dheweke pengin ngipat-ipati sampeyan! Nanging iku disebut manungsa nalika dheweke cemburu ... apa wae sing ditindakake! Huh, cemburu mbingungake, bisa uga nggawe wong nandhang sangsara. Ya, wis ... nalika sampeyan bisa tetep kene, putrane ... " Kirana : "Terima kasih, Landa ..." KUNJUKAN 6 Nalika ing kerajaan Kahuripan, Raden Inu, sing krungu kabar babagan Candra Kirana, ora ngandel yen krungu. Lan dheweke nemokake bebener kanggo mbela Candra Kirana. Raden Inu : "Ora mungkin Candra Kirana gawe kabeh iki! Ana kudu dadi wong sing ngojokojoki wong !! Aku kudu ngerteni siapa wong iku! " (Metu saka kraton) Ing dalan dheweke ketemu penyihir. Penyihir : (Kipas envelope sing ngemot dhuwit) "Hwahahaha ... aku njaluk dhuwit dina iki !! Muga-muga, aku bisa ngrungokake permintaan Galuh Ajeng kanggo ngipat-ipati Candra Kirana lan nggawe dheweke mbatalake nikah karo Raden Inu! Lan nuwun marang para penjaga sing dipoyoki dening Galuh Ajeng, dheweke kudu kepengin diusir saka istana amarga dituduhake tresna karo Candra Kirana! Hwahahahaha ... " Raden Inu : "Apa? Apa sampeyan ngomong Apa sing kok ngomong? " Penyihir : "Ya ... sing kowe ngganggu?" Raden Inu : "Aku Raden Inu sing artine sadurungé. Dadi bener iki kabeh sing digawa Galuh Ajeng? "(Angry) Penyihir : "Wow, piye carane aku !! Dheweke wis krungu kabeh !! " Raden Inu : "Sampeyan teka karo kula !!" KUNJUKAN 7 Raden Inu sing wis nampa bebener babagan crita kasebut langsung menyang Istana Daha. Raden Inu : "Duh Gusti, apa nyata tumindak Candra Kirana? Yagene kowe ngusir dheweke? " Raja Daha : "Aku yakin sampeyan ora bakal ngandel kabar iki. Panjenengane ngulungake kowe! " Raden Inu : "Ora! Sing ora bener, dhuh gusti! Candra Kirana wis diculik dening Galuh Ajeng! " Raja Daha : "Apa sampeyan ngomong kaya kuwi? Kowe ngerti ngendi? " Raden Inu : (Nggawa penyihir sadurunge Raja Daha) "Kene! Iki penyihir sing dibayar dening Galuh Ajeng kanggo ngusir Candra Kirana. Lan saka



tukang sulap iki aku ngerti yen Galuh Ajeng uga ngapusi Candra Kirana! Hei, ayo diakoni ... "(Urging the dukun) Penyihir : "Ya, iki bener tuanku ..." Raja Daha : (Wrath) "FALL AJENG !!!!" Ajeng : "Ya, Papa, apa, kepiye carane dheweke bisa bengok-bengok kaya iki? Mangga ora buddy. " (Ketik kamar lan kaget kanggo ndeleng tukang tenung) "Ya, sampeyan?" Raja Daha : "Apa sampeyan kaget? Dheweke kanca sampeyan bener? Saiki Papa ngerti kabeh! Sampeyan wis ngrantam sadulurmu dhewe! Saiki, sampeyan lunga saka kratonku! Ninggalake! " (Pointing the Brahma) "Kajaba kowe !! Sampeyan bisa manggon ing kraton iki! " Penyihir : "Kula, tuan?" (Bungah) Raja Daha : "Ya! Nanging manggon ing pakunjaran kratonku! Salawasé! " Ajeng : (Kneeling ing sikil Raja Daha) "Pa, ngapunten Ajeng Pa ... Kowe ngakoni salah. Aja ngeculake Ajeng ... " Raja Daha : "Get metu saka kene! Aja ngidini pasuryan ing kratonku! Raden Inu, ayo nggawa wong loro! " Raden Inu : "Nggih, gusti." KUNJUKAN 8 Sawise Raden Inu ngembara nggolek Candra Kirana. Nganti akhire dheweke teka ing desa lan dheweke nemokake pondhok. Raden Inu : "Ah, ... ana pondhok! Mungkin aku bisa istirahat ana ning kono lan paling sethithik aku nyedhot banyu. Aku rumangsa kesel banget sawise mlaku adoh. " (Nyedhak gubuk) "Nuwun sewu !!" Kirana : "Ya, mung wayahe ..." (mbukak lawang) Raden Inu : "Oh, sampeyan ... Candra Kirana?" Kirana ; "Raden Inu? Apa ing kene? " Raden Inu : "Ora masalah. Apa cetha yen aku seneng ketemu sampeyan. Aku nggoleki kowe dina. Ayo, mulih ... Bebener wis dicethakaké. Bapakmu nunggu, dheweke ora bisa ngenteni. " Kirana : "Matur nuwun sanget, amargi sampeyan nylametaken kula." Nenek : "Sapa, Kirana?" Kirana : "Oh, Lola ... ngenalake iki Raden Inu sing Kirana ngomongke aku nalika kuwi. Dheweke njupuk Kirana kanggo mulih. Nanging, Kirana ora bisa ninggalake Eyang piyambak. " Nenek : "Ora apa-apa, Kirana. Sampeyan bali, mesthine sampeyan kelingan keluarga sampeyan. " Raden Inu : "Ngomong apa, kita bakal njupuk Nenek menyang Istana lan manggon karo kita yen kita nikah. Eyang, ayo menyang Kerajaan Daha. " Telu mau bali menyang istana kerajaan Daha. Sakcepete sasampunipun, Raden Inu lan Candra Kirana nikah lan manggon kanthi seneng.



^_RAMPUNG_^