Neraca Lajur Jurnal Penyesuaian Dan Laporan Keuangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NERACA LAJUR JURNAL PENYESUAIAN DAN LAPORAN KEUANGAN



NERACA S ALDO Neraca saldo PT (Perusahaan Dagang) Maju pada tanggal 31 Desember 200A terdapat dalam neraca lajur yang disajikan dalam Tabel 9-1. Neraca saldo ini akan digunakan sebagai dasar untuk pembahasan selanjutnya. Angka- angka yang terdapat dalam neraca saldo PT Maju, diambil dari saldo-saldo akun yang ada di buku besar perusahaan. Perbedaan dengan neraca saldo terdahulu adalah bahwa akun vang dipakai dalam neraca saldo sekarang ini, jauh lebih banyak. Di samping itu, dalam contoh ini bentuk badan usaha yang digunakan adalah perseroan terbatas. Akun baru yang muncul dalam bagan akun adalah akun persediaan barang dagang dan pembelian. Akun persediaan barang dagang mempunyai saldo debit sebesar Rp 19.700. Saldo ini merupakan persediaan barang dagang yang ada pada awal periode, yaitu 1 Januari 200A. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, akun ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang ada pada awal dan akhir periode saja. Tidak ada transaksi lain yang dicatat di dalamnya. Akun Pembelian bersaldo debit sebesar Rp 80.000, sedang akun Pembelian retur dan pengurangan harga bersaldo kredit sebesar Rp 2.000. Akun pembelian mencerminkan jumlah pembelian barang dagang dari 1 Januari 200A sampai dengan 31 Desember 200A. Akun pembelian retur dan pengurangan harga merupakan pengembalian barang dagang atau pengurangan harga yang diterima selama periode yang sama. Akun-akun modal dalam sebuah perseroan terbatas terdiri dari: (a) Modal disetor; (b) laba ditahan dan; (c) dividen. Akun modal disetor digunakan untuk mencatat saham-saham yang telah diambil (dibeli) oleh pemilik dan disetor penuh ke dalam perusahaan Perhatikan bahwa nama pemilik tidak dicantumkan dalam akun modal, berbeda dengan perusahaan perorangan. Perseroan terbatas adalah perusahaan yang merupakan badan hukum tersendiri. Artinya perseroan dapat, atas namanya sendiri, bertindak di muka hukum. Perusahaan perorangan bukan merupakan badan hukum. Pemilik perusahaan perseorangan tersebut yang dianggap sebagai badan hukum. Modal dalam perseroan terbatas dibagi atas saham-saham yang dijual kepada para pemilik (pemegang saham). Saham- saham ini, setelah beredar di luar perusahaan, dapat diperjualbelikan. Pada umumnya pemegang saham (pemilik) dalam perseroan terbatas jumlahnya cukup banyak. Akun laba ditahan digunakan untuk mencatat akumulasi laba bersih yang ditahan dalam perusahaan. Laba bersih yang dihasilkan oleh perseroan terbatas ditutup ke akun laba ditahan. Dalam sebuah perusahaan perseorangan, laba bersih ditutup ke akun modal pemilik. Akun laba ditahan dikurangi dengan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen adalah pembagian laba kepada pemilik dalam sebuah perseroan terbatas. Pada umumnya, pembayaran dividen mula-mula dicatat dalam akun tersendiri, yang disebut "Dividen". Pada akhir tahun akun ini ditutup ke akun laba ditahan.



JURNAL PENYESUAIAN Seperti telah diterangkan, neraca saldo belum menyajikan saldo yang benar dan lengkap untuk semua akun. Oleh karena itu, jurnal penyesuaian perlu dibuat agar akun-akun yang ada mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, beban, pendapatan, dan modal yang sebenarnya. Ada dua macam jurnal penyesuaian. Pertama, jurnal penyesuaian untuk transaksi yang belum dicatat. Kedua, jumal penyesuaian untuk mengoreksi saldo akun yang sudah tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Setiap jurnal penyesuaian akan berpengaruh paling tidak pada satu akun neraca dan satu akun laba rugi dalam jumlah yang sama. Dengan demikian setiap ayat jurnal penyesuaian akan mempengaruhi laba (rugi) bersih. Apabila dilihat dari pengaruhnya terhadap akun neraca dan laporan laba rugi, jurnal penyesuaian dapat digolongkan sebagai berikut: (1). Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi beban dan utang. Jurnal penyesuaian ini perlu dibuat karena adanya beban yang telah terjadi, tetapi belum dicatat. Beban-beban semacam ini disebut beban masih harus dibayar (accrued expenses) (2). Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi akun beban dan aktiva. Jurnal penyesuaian ini perlu dibuat karena saldo akun yang ada sudah tidak mencerminkan keadaan beban dan aktiva yang sebenarnya (3). Junal penyesuaian yang mempengaruhi akun pendapatan dan aktiva. Jurnal penyesuaian ini berhubungan dengan pendapatan yang telah dihasilkan tetapi belum dicatat. Kadang-kadang pendapatan ini disebut pendapatan masih harus diterima (accrued revenues). (4). Jurnal penyesuaian yang mempengaruhi akun pendapatan dan utang Jumal penyesuaian ini berhubungan dengan saldo akun pendapatan atau utang yang sudah tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Penerimaan uang untuk pendapatan yang belum dihasilkan adalah contoh dari jurnal penyesuaian ini. Penerimaan uang itu akan menjadi pendapatan di masa datang Pendapatan jenis ini disebut pendapatan diterima di muka (unearned revenues). Dalam sebuah perusahaan dagang, jurnal penyesuaian yang biasanya dilakukan pada akhir tahun adalah: (a) pemakaian beban dibayar di muka; (b) pemakaian aktiva tetap; (c) pengakuan beban terutang; dan (d) koreksi persediaan. Dari keempat jurnal penyesuatan tersebut di atas, koreksi terhadap persediaan merupakan jurnal penyesuaian baru yang belum pernah dibahas sebelumnya. Masing-masing jurnal penyesuaian itu dibahas lebilh lanjut berikut ini. Pada waktu membahas jurnal-jurnal penyesuaian di bawah ini, perhatikan jenis akun yang dipengaruhi.



PEMAKAIAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA Perlengkapan Neraca saldo PT (Perusahaan Dagang) Maju pada tanggal 31 Desember 200A memperlihatkan saldo akun Perlengkapan sebesar Rp 1.450. Saldo ini berasal dari nilai perlengkapan yang ada di awal tahun ditambah dengan pembelian- pembelian yang dilakukan selama tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 200A Perusahaan Dagang Maju



menghitung perlengkapan yang ada. Ternyata jumlahnya adalah Rp 830. Selisih antara saldo perlengkapan menurut neraca saldo dengan nilai perlengkapan yang ada sebesar Rp 620 menunjukkan perlengkapan yang dipakai untuk kegiatan perusahaan. Jumlah ini harus dicatat sebagai beban. Jurnal penyesuaian untuk mencatat perlengkapan yang telah dipakai dan membuat akun perlengkapan menunjukkan keadaan sebenarnya adalah sebagai berikut (dalam neraca lajur ditunjukkan dengan Ayat Jurnal Penyesuaian A):



Tanggal



Nomer Bukti¹



200A Des31



Keterangan



Ref



Debit



(A) Beban Perlengkapan Perlengkapan



513 115



620



Kredit



620



Asuransi Dibayar di Muka Jumal penyesuaian untuk premi asuransi yang telah jatuh tempo tidak berbeda dengan jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan Saldo akun Asuransi Dibayar di Muka di neraca saldo adalah jumlah premi asuransi yang belum ahuh tempo pada awal tahun ditambah dengan pembayaran-pembayaran premi yang dilakukan selama setahun. Analisis terhadap polis-polis asuransi henunjukkan bahwa premi asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp 910. Ayat Jumal Penyesuaian (B) di bawah ini dibuat untuk menyesuaikan akun Asuransi Dibayar di Muka.



Tanggal 200A Des31



Nomer Bukti



Keterangan



Ref



Debit



(B) Beban Asuransi Asuransi dibayar di muka



512 116



910



Kredit



910



PEMAKAIAN AKTIVA TETAP Pembebanan beban dicerminkan dalam penyusutan. Pada akhir tahun pembebanan beban penyusutan belum dicatat, oleh karena itu secara neto, akun aktiva tetap sudah tidak mencerminkan keadaan sebenamya. Anggaplah bahwa penyusutan selama setahun untuk peralatan adalah Rp1590. Penyusutan untuk gedung adalah Rp 1500. Tanah tidak disusutkan. Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban penyusutan ini adalah sebagai berikut: (Ayat Jurnal Penyesuaian C):



Tanggal 200A Des31



Nomer Bukti



Keterangan



Ref



Debit



(C) Beban Penyusutan Akumulasi penyusutan- gedung Akumulasi penyusutan- peralatan



514 132 134



3.090



Kredit



1.590 1.590



PENGAKUAN BEBAN TERUTANG Utang Gaji Upah dan gaji yang telah menjadi hak para pegawai tapi belum saatnya dibayar merupakan utang bagi perusahaan. Utang ini serta beban yang berhubungan dengannya belum dicatat, sehingga perlu dibuatkan ayat jurnal penyesuaian. Upah dan gaji di Perusahaan Dagang Maju dibayar tiap hari Sabtu untuk masa seminggu sebelumnya. Pembayaran upah dan gaji terakhir bulan Desember 200A adalah pada tanggal 28 Desember 200A. Pembayaran berikutnya baru akan dilakukan pada tanggal 4 Januari 200B. Tetapi, upah dan gaji dari tanggal 30 sampai dengan 31 Desember 200A sudah merupakan beban untuk bulan tersebut karena jasa-jasanya telah diberikan. Upah dan gaji dari tanggal 30 sampai dengan 31 Desember 200A, setelah dihitung ternyata berjumlah Rp 290. Ayat jurnal Penyesuaian yang perlu dibuat adalah sebagai berikut (Ayat jurnal Penyesuaian D):



Tanggal 200A Des31



Nomer Bukti



Keterangan



Ref



Debit



(D) Beban gaji Utang gaji



510 213



290



Kredit



290



Utang Bunga Seperti halnya utang gaji, utang bunga adalah utang untuk beban bunga yang jasanya telah digunakan tetapi saat pembayarannya belum tiba. Pada tanggal 27 Februari 200A PT Maju mendapat pinjaman dari Bank Armagedon sebesar Rp 50.000. Tingkat bunga yang dibebankan adalah 19 % setahun. Pembebanan bunga dilakukan sebulan sekali. Pembebanan terakhir pada tanggal 27 Desember 200A. Pembebanan selanjutnya baru akan dilakukan pada tanggal 27 Januari 200B. Bunga dari tanggal 28 Desember 200A sampai dengan 31 Desember 200A yang seharusnya sudah menjadi beban untuk bulan tersebut belum dicatat. Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat bunga yang jumlahnya Rp 105 adalah sebagai berikut (Ayat Jurnal Penyesuaian E):



Tanggal



Nomer Bukti



200A De31



Keterangan



Ref



Debit



(E) Beban bunga Utang bunga



520 214



105



Kredit



105



KOREKSI PERSEDIAAN Saldo akun Persediaan Barang Dagang sebesar Rp 19.700 merupakan persediaan barang dagang yang ada pada awal periode (1 Januari 200A). Pada akhir periode (31 Desember 200A) berdasarkan perhitungan fisik yang diadakan, nilai persediaan yang ada adalah Rp 15,000. Jurnal penyesuaian yang dibuat harus dapat mengubah saldo persediaan sebesar Rp 19.700 menjadi Rp 15.000. Ayat jurnal penyesuaian (F) menghilangkan saldo awal sebesar Rp 19.700 dari akun persediaan, sedang ayat jurnal penyesuaian (G) menimbulkan kembali saldo akun persediaan menjadi Rp 15.000. Saldo persediaan barang dagang pada tanggal 1 Januari 200A, apabila ditambah dengan pembelian selama tahun yang bersangkutan, akan merupakan persediaan barang dagang tersedia dijual. Penggabungan persediaan barang dagang di awal periode dengan pembelian barang dagang selama periode dilakukan dalam akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat Jurnal Penyesuaian (F) memindahkan saldo awal persediaan tersebut dari akun Persediaan Barang Dagang ke akun Ikhtisar Laba Rugi. Sebaliknya, persediaan barang dagang pada tanggal 31 Desember 200A (akhir periode) merupakan barang dagang yang belum terjual. Apabila persediaan akhir ini dikurangkan ke persediaan barang tersedia dijual, selisihnya merupakan persediaan terjual. Ayat jurnal penyesuaian (G), memindahkan kembali persediaan barang dagang yang ada pada akhir periode ke akun Persediaan Barang Dagang. Persediaan barang dagang pada awal periode ditambah pembelian selama periode yang bersangkutan dikurangi persediaan barang dagang yang ada pada akhir periode merupakan harga pokok barang yang dijual. Apabila digambarkan ayat jurnal penyesuaian tersebut di atas akan tampak sebagai berikut:



Tanggal 200A DES31



Nomer Bukti



Keterangan



Ref



Debit



(F) Ikhtisar laba rugi Persediaan barang dagang (G)



600 114



19.700



Kredit



19.700



Persediaan Barang Dagang Laba rugi



114 600



15.000 15.000



NERACA SALDO DISESUAIKAN Setelah semua ayat jurnal penyesuaian dicatat, maka proses selanjutnya tidak berbeda dengan proses penyelesaian neraca lajur yang biasa dilakukan. Setiap saldo akun yang ada di kolom neraca saldo ditambah atau dikurangi dengan jurnal penyesuaian yang ada sehingga akan diperoleh saldo yang telah disesuaikan dalam kolom neraca saldo disesuaikan. Saldosaldo dalam kolom ini kemudian dipindahkan ke kolom neraca atau laporan laba rugi. Pemindahan saldo-saldo akun tersebut ke kolom neraca atau laporan laba rugi tergantung pada jenis akun yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat dari kolom neraca dan laporan laba rugi.



LAPORAN LABA RUGI Laporan laba rugi PT Maju yang disusun dari neraca lajur terlihat pada LTabel 9-2 Laporan laba rugi terselbut tampak lebih kompleks dibandingkan dengan laporan laba rugi yang permah dipelajari dalam bab bab yang lalu Bentuk laporan seperti yang digambarkan dalam Tabel 9-2, dimana terdapat beberapa sub-bagian dan sub total disebut dengan bentuk bertahap (multiple step). Bentuk yang lain adalah bentuk langsung (single step) dimana semua bban dikurangkan sebagai satu jumlah terhadap total seluruh pendapatan Bentuk semacam ini akan dibicarakan dalam bab mendatang. Beberapa bagian dari laporan laba rugi seperti terlihat dalam Tabel 9-2 akan dibicarakan berikut ini.



Tabel 9-2 PT Maju Laporan Laba Rugi Tahun berakhir 31 Desember 200A Pendapatan: Penjualan bruto



Rp. 169.730



Penjualan retur dan pengurangan harga



(2.140)



Potongan penjualan



(1.825)



Penjualan bersih



Rp. 165.765



Harga pokok penjualan: Persediaan barang dagang,



Rp. 19.000



1 Januari 200A Pembelian



Rp. 80.000



Transpor pembelian



2.000 Rp. 82.000



Pembelian retur dan Pengurangan harga



(2.000)



Potongan pembelian



(1.525)



Pembeian bersih



78.475



Persediaan tersedia dijual



Rp. 98.175



Persediaan barang dagang, 31 Desember 200A



(15.000)



Harga pokok penjualan



Rp. 83.175



Laba bruto



Rp. 82.590



Beban usaha: Beban Gaji Beban iklan dan promosi



Rp. 26.070 27.000



Beban pemeliharaan



4.000



Beban penyusutan



3.090



Beban istrik, air, dan telepon



1.835



Beban Asuransi



910



Beban perlengkapan



620



Beban serba-serbi



190



Total Beban usaha



63.915



Laba Usaha



Rp. 18.675



Pendapatan (beban) lain-lain: Pendapatan sewa Beban Bunga Kerugian penjualan Aktiva Tetap Total Pendapatan lain-lain neto Laba bersih



Rp. 1.200 (9.105) (210) (8.115) Rp. 10.560



Penjualan Bersih Jumlah yang dibebankan kepada pembeli karena penjualan barang dan jassa, baik secara kredit maupun tunai dilaporkan sebagai penjualan bruto (gross sales). Penjualan retur dan pengurangan harga serta potongan penjualan dilaporkan sebagai pengurang terhadap penjualan bruto. Hasil yang diperoleh adalah penjualan bersih (net sales). Harga Pokok Penjualan Kegiatan perusahaan dagang adalah menjual barang-barang yang sebelumnya dibeli. Nilai penjualan yang diterima dicatat sebagai penjualan, sedangkan nilai beli yang dikeluarkan untuk barang yang dijual dicatat sebagai harga pokok penjualan (cost of goods sold). Dalam sebuah perusahaan dagang, harga pokok penjualan dihitung sebagai berikut: Persediaan barang dagang pada awal periode + Pembelian bersih selama periode = Persediaan tersedia dijual Persediaan barang dagang pada akhir periode = Harga pokok penjualan



Laba Bruto Selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba bruto (gross profit) atau margin kotor (gross margin). Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha. Beban Usaha Seringkali beban usaha dikelompokkan lagi menjadi beban penjualan (selling exnemses) dan beban administrasi dan umum (general and administrative expenses). Beban penjualan adalah semua beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan dan pengangkutan barang-barang yang dijual. Contoh beban ini adalah beban iklan dan promosi. Beban administrasi dan umum adalah beban yang bersifat umum dalam perusahaan, misalnya gaji dan upah, listrik, air dan telepon, pemeliharaan, dan lain-lain.



Laba Usaha



Selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha (income from operaHon) atau laba operasi (operating income). Laba usaha adalah laba yang diperoleh ematamata dari kegiatan utama perusahaan.



Pendapatan Lain-lain Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan (dalam hal PT Maju adalah perdagangan) dikelompokkan ke dalam pendapatan lain-lain (other income) atau pendapatan non-usaha (non-operating income). Termasuk dalam kelompok ini adalah keuntungan dari penjualan aktiva tetap dan pendapatan sewa. Beban Lain-lain Beban-beban yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan kegiatan utama perusahaan (perdagangan) dikelompokkan ke dalam beban lain-lain (other expenses) atau beban non-usaha (non-operating expenses). Beban bunga merupakan salah satu contoh dari beban ini. Kadang-kadang, oleh karena beban bunga timbul sebagai akibat dari kegiatan perusahaan untuk memperoleh dana (pembelanjaan), maka disebut beban pembelanjaan (financ- ing expenses). Contoh lain dari beban lain-lain adalah kerugian dari penjualan aktiva tetap. Dalam laporan laba rugi, pendapatan, dan beban lain-lain kadangkadang digabung.



Laba Bersih Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih (net profit). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah rugi bersih (net loss).



NERACA Bentuk neraca untuk perusahaan dagang tidak jauh berbeda dengani perusahaan jasa seperti yang telah dibahas dalam bab-bab yang lalu. Petbedaannya adalah lebih banyaknya aktiva dan kewajiban yang harus dilaporkan. Neraca PT Maju yang disusun berdasarkan neraca lajur, disajikan dalam Tabel 9-3. Penjelasan singkat dari masing-masing pos neraca disajikan B: berikut ini.



Aktiva Lancar Seperti terlihat dalam Tabel 9-3, secara garis besar sisi aktiva dikelompokkan menjadi aktiva lancar, investasi jangka panjang dan aktiva tetap. Aktiva lancar adalah kas dan aktivaaktiva lain yang dapat ditukarkan menjadi kas (uang) dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan normal perusahaan.



Kas. Termasuk dalam kelompok ini, sebetulnya, adalah kas dan bank. Tetapi, untuk memudahkan, selama ini hanya disebut kas begitu saja. Kas adalah saldo uang tunal yang ada di perusahaan Bank adalah saldo rekening koran perusahaan di bank Aktiva ini merupakan aktiva paling lancar bagi perusahaan karena dapat langsung digurnakan untuk segala macam transalksi.



Tabel 9-3 PT. Maju Neraca 31 Desember 200A



AKTIVA



KEWAJIBAN DAN MODAL



Aktiva Lancar :



Kewajiban lancar :



Kas



Rp. 18.590



Utang wesel



Rp. 1.500



Surat Berharga



4.000



Utang Dagang



Piutang Wesel



2.000



Utang Bank



Piutang Dagang



2.370



Utang Gaji



290



Utang Bunga



105



Persediaan Barang Dagang



15.000



8.415 50.000



Perlengkapan



830



Total Kewajiban Lancar



Asuransi dibayar di muka



650



Kewajiban jangka panjang:



Total Aktiva Lancar Investasi Jangka Panjang



43.440 Rp. 20.000



Aktiva tetap: Tanah Gedung Peralatan



Utang Obligasi Tota Kewajiban



Rp. 60.310



100.000 Rp.160.310



Modal : Rp. 20.000



Modal distor



Rp. 40.000



130.000



Laba ditahan



11.810



7.950



Total Modal



Rp. 51.810



Rp. 157.950 Akumulasi penyusutan



(9.270)



Total Aktiva tetap ( Neto )



Rp. 148,680



Total Akttiva



Rp. 212.120



Total kewajiban dan modal Rp. 212.120



Surat-surat Berharga. Surat-surat berharga (marketable securities) adalah saham, obligasi, dan surat-surat berharga lain yang dimiliki perusahaan dengan maksud untuk memutarkan kelebihan uang tunai dan tidak dimaksudkan untuk investasi jangka panjang. Piutang Dagang. Putang adalah hak klaim yang dimiliki perusahaan terhadap seseorang atau perusahaan lain. Pada saat jatuh tempo, apabila piutang dilunasi, perusahaan akan memperoleh uang tunai, aktiva lain atau jasa. Piutang dagang adalah piutang yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (penjualan kredit). Akun piutang dagang biasanya dilampiri dengan daftar piutang. Piutang Wesel. Piutang wesel atau sering disebut dengan wesel tagih pada Piutang hakikatnya merupakan piutang juga, tetapi dalam hal ini debitur memberikan janji tertulis bahwa ia akan membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Pada piutang, janji tertulis demikian tidak ada. Oleh karena adanya janji tertulis ini kedudukan wesel tagih dimata perusahaan lebih kuat dibarndingkan dengan piutang dagang sehingga dalam neraca dicantumkan di atas piutang dagang. Persediaan. Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan. Dalam perusahaan dagang jenis persediaan yang selama ini dikenal adalah persediaan barang dagang. Dalam penjualarn tunai, persediaan langsung ditukar dengan uang. Penjualan kredit berarti persediaan mulamula ditukar dengan piutang. baru kemudian dari piutang menjadi uang. Pembayaran di Muka (prepayments). Pembayaran di muka dapat digolongkan menjadi uang muka (adoances) dan beban dibayar di muka (repaid expenses). Uang muka adalah pembayaran di muka yang nanti akan diperhitungkan pada waktu perolehan suatu aktiva, sedang beban dibayar di muka, seperti namanya sudah menyebutkan, adalah pembayaran di muka untuk beban. Contoh dari uang muka adalah uang muka pembelian persediaan dan uang muka pembelian aktiva tetap. Contoh beban dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka, asuransi dibayar di muka, pembayaran di muka pajak penghasilan, perlengkapan, dan lain-lain. Investasi Jangka Panjang. Investasi jangka panjang (long term investment) adalah penanaman yang dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Berbeda dengan surat-surat berharga dimana tujuan pemilikannya adalah untuk diperjualbelikan, surat-surat berharga yang digolongkan dalam investasi jangka panjang dimiliki untuk jangka waktu panjang dan terutama untuk tujuan melakukan kontrol atau membina hubungan dengan perusahaan lain. ivestasi jangka panjang dapat dilakukan dalam bentuk saham atau obligasi.



Aktiva Tetap. Aktiva bernilai besar yang digunakan untuk kegiatan perusahaan. bersifat tetap atau permanen dan tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal disebut aktiva tetap. Contoh aktiva ini adalah tanah, gedung, kendaraan. peralatan, mesin-mesin, dan lainlain. Aktiva ini kecuali tanah akan berkurang nilainya oleh karena digunakan dalam kegiatan perusahaan. Penyusutan nilai aktiva dicatat oleh perusahaan sebagai beban penyusutan. Akumulasi penyusutan adalah jumlah penyusutan yang telah dilakukan sejak aktiva tetap diperoleh sampai dengan tanggal neraca. Harga perolehan aktiva tetap dikurangi dengan akumulasi penyusutan disebut nilai buku atau aktiva tetap neto.



Kewajiban Lancar Sisi kewajiban dalam neraca perusahaan digolongkan menjadi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan nor- mal perusahaan. Utang dagang. Utang dagang merupakan kebalikan dari piutang dagang, yaitu utang yang berasal dari kegiatan utama perusahaan (pembelian kredit barang dan jasa). Akun ini biasanya dilampiri dengan daftar utang dagang yang memuat rincian menurut nama kreditur. Utang wesel. Utang wesel atau sering disebut dengan wesel bayar merupakan kebalikan dari piutang wesel. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Utang bank. Utang bank merupakan kewajiban jangka pendek atau jangka panjang kepada bank atau lembaga keuangan yang disebabkan oleh pinjaman yang diterima oleh perusahaan. Utang gaji, bunga, dan lain-lain. Utang-utang yang termasuk dalam golongan ini merupakan beban-beban yang terjadi tetapi belum saatnya dibayar. Kadang kadang utang semacam ini disebut beban masih harus dibayar (accrued liabilities).



Kewajiban Jangka Panjang Utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun digolongkan ke dalam kewajiban jangka panjang Contohinya adalh ufang obligasi, utang bank, dan lain-lain. Modal Seperti telah diterangkan dalam bab-bab yang lalu, modal merupakan hak pemilik atas kekayaan perusahaan. Aekayaan perusahaan dalam neraca dicatat sebagai aktiva. Dalam perusahaan berbentuk perseroan terbatas, modal terdiri dari modal disetor dan laba ditahan.



LAPORAN PERUBAHAN LABA DITAHAN Laba (rugi) bersih dalam perseroan terbatas tidak dipindahkan langsung ke akun modal. Oleh karena itu, laporan perubahan modal untuk perusahaan jenis ini agak berbeda. Laporan perubahan modal dalam sebuah erbatas hanya memperlihatkan perubahan jumlah serta nilai saham yang beredar, misalnya oleh karena bertambahnya modal yang disetor. Pertambahan nilai kekayaan bersih karena laba dan penurunan yang disebabkan oleh pembagian laba kepada pemilik dalam bentuk dividen dilaporkan dalam laporan perubahan laba ditahan (retained earning statement). Contoh bentuk laporan perubahan laba ditahan tampak pada Tabel 9-4.



Tabel 9-4 PT Maju Laporan Perubahan Laba Ditahan Tahun Berakhir 31 Desember 200A



Laba ditahan, awal tahun



Rp.



8.000



Laba bersih



10.500



Penyebaran deviden



(6.750)



Laba ditahan, akhir tahun



Rp.



11.810



NERACA PERSEKUTUAN Perusahaan yang berbentuk persekutuan (partnership) terdiri dari firma dan CV (Commanditaire Vennootschaap). Persekutuan adalah suatu kerja sama dua orang atau lebih untuk secara bersama mendirikan perusahaan dengan tujuan memperoleh laba. Perbedaan utama dengan perusahaan perseorangan adalah dalam hal jumlah pemilik. Pemilik perusahaan perseorangan hanya satu. Pemilik persekutuan dua orang atau lebih. Pemilikan oleh lebih dari satu orang mengakibatkan perlunya perjanjian yang mengatur hubungan antara mereka, terutama dalam hal pembagian laba dan modal. Contoh neraca persekutuan tampak seperti terlihat dalam Tabel 9-5. Apabila dibandingkan dengan neraca Perusahaan perseorangan terlihat bahwa perbedaan terletak dalam penvaian shodal. Pos modal perusahaan perseorangan hanya satu, karena pemiliknya hanya atu, Dalam neraca persekutuan, tiap pemilik disediakan satu pos modal tersendiri (Modal Rumantio, Modal Baskoro, dan Modal Seman Wijoyo). Termasuk saldo modal tiap-tiap sekutu adalah bagian laba dan prive mereka.



Tabel 9-5 Firma Dagang Maju Neraca 31 Desember 200A



AKTIVA



KEWAJIBAN DAN MODAL



Aktiva Lancar :



Kewajiban lancar :



Kas



Rp. 18.590



Utang wesel



Rp. 1.500



Surat Berharga



4.000



Utang Dagang



Piutang Wesel



2.000



Utang Bank



Piutang Dagang



2.370



Utang Gaji



290



Utang Bunga



105



Persediaan Barang Dagang



15.000



8.415 50.000



Perlengkapan



830



Total Kewajiban Lancar



Asuransi dibayar di muka



650



Kewajiban jangka panjang :



Total Aktiva Lancar



Rp. 43.440



Utang Obligasi



Investasi Jangka Panjang



Rp. 20.000



Tota Kewajiban



Aktiva tetap: Tanah Gedung Peralatan



Rp. 60.310



100.000 Rp. 160.310



Modal : Rp. 20.000 130.000 7.950



Modal Rumantio



Rp. 20.724



Modal Baskoro



20.724



Modal Seman Wijoyo



10.362



Rp. 157.950 Akumulasi penyusutan



(9.270)



Total Aktiva tetap ( Neto )



Rp. 148.680



Total Akttiva



Rp. 212.120



Total modal



Rp. 51.810



Total kewajiban dan modal Rp. 212.120



LAPORAN PERUBAHAN MODAL PERSEKUTUAN Laporan perubahan modal Perusahaan Dagang Maju apabila berbentuk persekutuan tampak seperti terlihat dalam Tabel 9-6. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa perbedaan antara laporan perubahan modal untuk persekutuan dengan perusahaan perseorangan hanyalah terletak pada banyaknya perubahan modal pemilik yang perlu dilaporkan. Kalau dalam perusahaan perseorangan perubahan modal pemilik yang harus dilaporkan hanya satu (karena pemiliknya hanya satu), dalam persekutuan perubahan modal semua pemilik (pasti lebih dari satu) harus dilaporkan. Struktur perubahan modal antara kedua bentuk perusahaan tersebut tidak berbeda. Tabel 9-6 Firma Dagang Maju Laporan Perubahan Modal Tahun berakhir 31 Desember 200A



Saldo awal



Modal Rumantio



Modal Baskoro



Modal Seman Wijoyo



Total



Rp



Rp



Rp



48.000



Laba bersih Prive



Saldo Akhir



Rp



19.200



19.200



19.200



4.224



4.224



2.112



( 2.700 )



( 2.700 )



( 1.350 )



20.724



Rp



20.724



Rp



10.362



Rp



10.560 ( 6.750 )



Rp



51.810



LAPORAN KEUANGAN INTERIM Dalam pembahasan terdahulu, akhir dari siklus akuntansi, berupa disusunnya laporan keuangan, selalu terjadi pada akhir tahun dan mencakupi satu tahun kegiatan perusahaan. Banyak perusahaan tidak ingin menunggu terlalu lama untuk dapat mengetahui posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Mereka menginginkan laporan keuangan berkala lebih sering sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan segera dapat diketahui dan diperbaiki. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang menyusun laporan keuangannya secara bulanan, kuartalan atau semesteran, untuk nanti pada akhir tahun laporan-laporan tersebut digabung menjadi laporan tahunan Laporan-laporan bulanan, kuartalan atau semesteran ini disebut laporan keuangan interim (interim financial statements). Penyusunan laporan keuangan interim tidak berbeda dengan laporan tahunan. Dalam hal demikian perusahaan akan membuat neraca saldo, jurnal penyesuaian dan neraca lajur tiap-tiap bulan, kuartal atau semesteran.



ISTILAH BARU Aktiva tetap (fixed assets): aktiva bernilai besar yang sifatnya tetap atau permanen, digunakan dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal. Beban administrasi dan umum (general and administrative expenses): beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan perusahaan secara keseluruhan (ad- ministratif) dan beban yang bersifat umum yang tidak dapat diidentifikasikan ke dalam kegiatan spesifik seperti misalnya produksi atau penjualan. Bentuk bertahap (multiple step): laporan laba rugi dimana beberapa kelompok beban dikurangkan dari pendapatan sehingga diperoleh beberapa pos perantara seperti misalnya, laba bruto, laba usaha, laba bersih, dan lain-lain. Beban penjualan (selling expenses): beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang. Bentuk langsung (single step): laporan laba rugi dimana semua pendapatan, baik yang berasal dari kegiatan utama maupun pendapatan lain-lain yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan disajikan secara bersama-sama kemudian total dari semua pendapatan ini dikurangi dengan total semua beban baik yang untuk kegiatan utama perusahaan maupun yang bukan. Beban lain-lain (other expenses) beban yang tidak berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Harga pokok penjualan (cost of goods sold) harga beli (perolehan) dari barang yang dijual. Dalam sebuah perusahaan dagang harga pokok penjualan dicari dengan persediaan barang dagang pada awal periode ditambah pembelian bersih selama periode dikurangi persediaan barang dagang pada akhir periode. Ikhtisar laba rugi (income summary): akun perantara untuk menutup akun-akun pendapatan dan beban serta akun persediaan barang dagang sebelum akhirnya dipindahkan ke akun laba ditahan atau modal. Kas (cash) uang tunai, check, dan rekening bank Dalam praktik kadang-kadang antara kas dan bank dipisahkan. Laba bersih (net income) selisth lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua beban dan kerugian. Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Laba bruto (gross profit) penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Laba bruto kadang disebut juga laba kotor. Laba ditahan (retained carnings) jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah nerseroan terbatas dikurangi distribusi laba (income distribution) yang dilakukan. Laporan keuangan interim (nterm financial statements) laporan yang dikeluarkan uphuk periode lebih pendek dari periode tahunan yang reguler. Laporan perabahan laba ditahan (retained earnings statement): laporan yang menunjukkan rincian penubahan saldo laba ditahan dari awal sampai akhar periode akuntansi.



Laba usaha (income from operation): laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. Pembelian (purchases): harga pembelian (harga pokok) barang dagang yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Untuk menghitung harga pokok penjualan (cost of goods sold) nilai pembelian yang digunakan adalah pembelian bersih (net purchases) yang dihitung sebagai: pembelian barang dagang ditambah transpor pembelian (transportation on purchases atau freight-in) dikurangi pembelian retur dan pengurangan harga serta potongan pembelian. Penjualan bersih (net sales): penjualan (pada nilai faktur) dikurangi dengan pengembalian, pengurangan harga, beban transpor yang dibayar untuk langganan dan potongan penjualan yang diambil. Pendapatan lain-lain (other income): pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan. Persediaan barang dagang (merchandise inventory): harga perolehan (harga pokok) persediaan barang dagang yang ada pada suatu saat tertentu (awal atau akhir periode akuntansi). Persediaan tersedia dijual (merchandise available for sale): dalam buku ini kadang- kadang disebut dengan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual: harga beli (perolehan) dari persediaan barang di awal periode ditambah pembelian bersih selama periode yang bersangkutan. Piutang wesel (notes receivables): lihat wesel tagih. Surat-surat berharga (marketable securities): saham atau surat-surat berharga lain yang mempunyai pasaran sehingga dapat diperjualbelikan dengan segera dan yang dimiliki perusahaan tidak dengan maksud untuk investasi jangka panjang. Transpor pembelian (transportation on purchases atau freight in): beban-beban pengangkutan yang dikeluarkan pada waktu melakukan pembelian barang dagang. Utang wesel (notes payable): Lihat wesel bayar. Wesel bayar (notes payable): kebalikan dari wesel tagih. Wesel tagih (notes receivables): janji tertulis yang diberikan oleh penarik wesel untuk membayar sejumlah tertentu pada saat diminta atau pada tanggal tertentu.