Obat-Obat aNXIOLITIK-Hipnotik-sedatif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Obat-Obat aNXIOLITIK-Hipnotik-sedatif [PDF]

OBAT-OBAT ANXIOLITIK-HIPNOTIK-SEDATIF

Rani.D.P, M.Si.,Apt

Pendahuluan 



Anxietas/cemas adalah suatu keadaan yang

15 0 917 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE

File loading please wait...
Citation preview

OBAT-OBAT ANXIOLITIK-HIPNOTIK-SEDATIF



Rani.D.P, M.Si.,Apt



Pendahuluan 







Anxietas/cemas adalah suatu keadaan yang tidak menyenankan, berupa ketegangan, rasa takut, atau gelisah yang timbul dari sumber yang tidak diketahui Gejala klinis kecemasan berat serupa dengan ketakutan (takikardi, berkeringat, gemetar, dan palpitasi) dan melibatkan pengaktifan simpatis



Lanjutan.... 







Anxiolotik/Antiansietas adalah obat anti kecemasan Hipnotik sedatif merupakan golongan obat depresan sistem saraf pusat (SSP), efeknya tergantung kepada dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan, hingga yang berat (≠ benzodiazepin) yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati



Efek (pada dosis terapi)... 4



Hipnotik • Menyebabkan kantuk • Mempermudah tidur • Mempertahankan tidur (tidur fisiologis)



Sedatif • Menekan aktifitas mental • Menurunkan respon terhadap perangsangan emosi • Menenangkan 06/12/2019



5



Hipnotik



• atau obat tidur adalah zat yang umumnya diberikan pada malam hari dengan tujuan untuk mempertinggi keinginan faal dan normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur.



Sedatif



• Jika Hipnotika diberikan dalam dosis yang lebih rendah dari dosis terapinya, maka obat tersebut berfungsi sebagai Sedatif (menenangkan) dan umumnya diberikan pada siang hari.



06/12/2019







 







Obat yang digunakan untuk pengobatan anxietas ialah sedatif Antiansietas utama yaitu golongan benzodiazepin Antiansietas digunakan dalam pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis atau sebagai obat tambahan lain untuk cemas atau ketegangan mental. Antiansietas dosis tinggi dan jangka lama dapat menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik.











Secara klinis banyak obat anxiolitik menimbulkan efek sedasi (obat yang sama seringkali berguna baik sebagai anxiolitik maupun hipnotik/ menginduksi tidur) Obat yang digolongkan sebagai anxiolitik dan hipnotik digunakan untuk berbagai tujuan terapi seperti; mengurangi kecemasan, induksi tidur, terapi epilepsi dan anastesi



Obat-obat Hipnotik dan Anxiolitik BENZODIAZEPINE



ANXIOLITIK LAIN ANTAGONIS BENZODIAZEPIN



BARBITURAT



HIPNOTIKA LAIN



• Buspirone



• Amobarbital



• Antihistamin



• Hydroxyzine



• Phenobarbital



• Chloral hydrate



• Antidepresan



• Pentobarbital



• Eszopiclon



• Clobazam



• Secabarbital



• Ethanol



• Brumazepin



• Thiopental



• Ramelteon



• Diazepam • Klordiazepoksoid • Lorazepam



• Flumazenil



• Oksazolom



• Zeleplon



• Klorazepat



• Zolpidem



• Alprazolam • Prazepam



1. BENZODIAZEPINE Mekanisme, kegunaan terapi, efek samping



Pendahuluan...











Benzodiazepine merupakan anxiolitik yang paling banyak digunakan dalam pengobatan cemas karena lebih efektif dan aman BDZ dalam klinik juga digunakan untuk mengurangi efek putus obat pada penyalahgunaan narkotika atau alkohol → efek BDZ hampir sama



Mekanisme Kerja BDZ 







Target kerja benzodiasepin adalah reseptor asam (gama aminobutyric acid/GABAA) Reseptor GABA



GABAA



GABAB



• t/d 5/lebih subunit (α,β dan ϒ sub unit) membentuk suatu reseptor kanal ion klorida



• t/d peptida tunggal dengan 7 daerah transmembran, digbungkan terhadap mekanisme signal tranduksinya oleh protein-G



















BDZ berikatan langsung pada sisi spesifik (subunit ɤ) reseptor GABAA, sedangkan GABA berikatan pada subunit α dan β Pengikatan GABA dengan reseptornya akan memicu pembukaan kanal klorida, yang menyebabkan peningkatan konduktansi klorida BDZ akan meningkatkan frekuensi pembukaan kanal oleh GABA Aliran masuk ion klorida menyebabkan sedikit hiperpolarisasi yang menurunkan potensi pascasinap dari ambang letup sehingga meniadakan pembentukan potensi aksi



Ilustrasi....



Kerja BDZ 1.



2.



3.



4.



5.



Mengurangi kecamasan : Dosis rendah BDZ merdifat anxiolitik Sedatif dan hipnotik : semua BDZ memiliki efek sedasi dan dapat menimbulkan hipnosis/tidur buatan (dosis tinggi) Amnesia anterograd : ganguan memori sementara akibat penggunaan BDZ diperantarai oleh reseptor GABAAα1(mengganggu kemampuan belajar dan membentuk ingatan baru) Antikonvulsan : beberapa BDZ digunakan untuk pengobatan epilepsi dan ganguan kejang lain (bersifat parsial) Pelemas otot : melemaskan otot rangka (dosis tinggi, ex : Baclofen)



Lama kerja BDZ



• 1- 2 hari • Ex: Clorazepate, Diazepam, Flurasepam, Quazepam, Chlordiazepoxide



• 10-20 jam • Ex : Alprazolam, Estazolam, Lorazepam, Temazepam



• 3-8 jam • Ex : Oxazepam, Triazolam



Kegunaan terapeutik BDZ ❑







Ganguan cemas : Efektif untuk gejala cemas sekunder pada ganguan panik, ganguan cemas menyeluruh, ganguan cemas sosial, kecemasan saat tampil, ganguan stres pasca trauma, ganguan obsesif-kompulsif, kecemasan ekstrrim (fobia) dan pengobatan cemas yang menyertai beberapa bentuk depresi dan skizofrenia. Ganguan otot diazepam bermanfaat untuk pengobatan spasme otot rangka, seperti pada kaku otot, spastisitas akibat ganguan degeneratif (sklerosis multipel dan celebral palsy)











Amnesia obat golongan ini menyebabkan sedasi sadar, yang memungkinkan pasien tetap terbangan selama prosedur. Midazolam merupakan satu-satunya BDZ yang berbentuk suntikan yang digunakan untuk induksi anestesi Kejang clonasepam (beberapa jenis epilepsi), diazepam dan lorazepam (menghilangkan kejang epileptik grand mal dan status epileptus), chlordiazepoxide, clorazepate, diazepam dan oxazepam (pengobatan akut putus alkohol dan mengurangi resiko kejang)



Lanjutan... 



Ganguan tidur Tidak semua BDZ bermanfaat sebagai hipnotik. Cenderung menurunkan latensi pada onset tidur dan meningkatkan tahapan II tidur non-rapid eye movement (NREM). Baik tidur REM maupun tidur gelombang-lambat akan memendek. 1. Flurasepam (kerja lama) : mengurangi waktu induksi tidur, jumlah bangun dan meningkatkan durasi tidur



Obat-obat ganguan tidur 



Flurasepam (kerja lama) : Mengurangi waktu induksi tidur, jumlah bangun dan meningkatkan durasi tidur, dapat menyebabkan insomnia pantulan (rebound) yang ringan. Untuk pengobatan jangka panjang dapat mempertahankan efektivitasnya selama 4 minggu. T½ Flurazepam dab metabolit aktifnyasekitar 85 jam → sedasi siang hari dan penumpukan obat



Lanjutan... 







Temazepam (kerja menengah) Berguna untuk pasien yang sering terbangun. Puncak efek sedatif tercapai 2-3 jam setelah dosis oral (pemberian beberapa jam sebelum tidur) Triazolam (kerja singkat) Menginduksi tidur pada pasien dengan insomnia berulang, toleransi umumnya terjadi beberapa hari dan putus-obat menyebabkan insomnia pantulan (pemberian berkala, bukan setiap hari, pemberian periode tebatas biasanya kurang dari 2-4 minggu)



Ketergantungan 











Ketergantungan psikologis dan fisis dari penggunaan BDZ dapat terjadi jika diberikan dalam dosis tinggi dengan jangka panjang. Penghentian mendadak dapat menimbulkan gejala putus-obat (bingung, cemas, agitasi, gelisah, insomnia, ketegangan dan yang jarang kejang) Obat dengan kerja jangka panjang (T ½ panjang) gejala putus-obat dapat terjadi secara lambat dan berlangsung sampai beberapa hari setelah penghentian terapi Obat dengan kerja sinkat (T ½ pendek) dapat meninduksi reaksi putus-obat yang mendadak dan parah



Efek samping 







Kantuk dan bingung merupakan efek tersering, pada dosis tinggi : ataksia, menghambat aktifitas yang memerlukan koordinasi motirik halus (mengendarai mobil), ganguan kognitif (penurunan daya ingat jangka panjang dan penerimaan pengetahuan baru) Peringatan : hati-hati pada pasien dengan penyakit hati, penyakit glaukoma sudut tertutup (dihindari), alkohol dan depresan SSP (memperkuat efek sedatif-hipnotik)



2. ANTAGONIS BENZODIAZEPINE



FLUMAZENIL 



 



Antagonis reseptor GABA yang dapat secara cepat membalikkan efek BDZ. Obat ini hanya untuk pemberian intravena Secara klinik digunakan menghilangkan efek sedasi penggunaan BDZ sebagai anastesi dan penanganan overdosis BDZ



3. ANXIOLITIK LAIN Buspirone



Hydroxyzine Antidepresan



a. BUSPIRONE (Ipsapiron dan Gepiron) 















Pengobatan ganguan cemas menyeluruh dan berefek sama jika dibandingkan dengan BDZ Merupakan agonis reseptor serotonin (5-HT1A dan 5-HT2A) dan reseptor dopamin Tidak memiliki aksi sedasi dan efeks sampingnya lebih rendah setra tidak menyebabkan ketergantungan (tidak bekerja pada reseptor GABA) Pemberian berulang selama beberapa hari-minggu untuk menghasilkan efek anti-axietas



b. Hydroxyzine 















Hydroxyzine merupakan antihistamin dengan aktivitas antiemetik Memiliki sedikit kecenderungan untuk terjadi habituasi sehingga berguna untuk pasien cemas yang mempunyai riwayat penyalahgunaan obat Sering digunakan untuk sedasi sebelum prosedur atau operasi gigi Efek samping : rasa kantuk (sering terjadi)



c. Antidepresan 











Banyak obat antidepresi yang telah terbukti efektif dalam penatalaksanaan gejala gangguan cemas kronis Sebaiknya dipertimbangkan untuk obat lini pertama, terutama pada pasien dengan kekawatiran untuk mengalami kecanduan/ ketergantungan/dengan riwayat ketergantuna/ketergantungan dengan substansi lain Ex :SSRI TCA, venlafaxine, duloxetine dan MAOI (perpotensi dalam penangan kecemasan)



4. BARBITURAT Mekanisme, kegunaan terapi, efek samping



Pendahuluan 







Dahulu, barbiturat merupakan obat terpilih untuk menenangkan/mempertahankan tidur Sekarang, sebagian besar telah diganti oleh BDZ karena barbiturat menginduksi toleransi, enzimenzim pemetabolisme obat, ketergantungan fisik dan gejala putus obat yang berat hingga koma (dosis toksik)



Mekanisme Kerja 







Kerja hipnotik-sedatif barbiturat dapat muncul akibat interaksi dengan reseptor GABAA, yang merangsang transmisi GABAergik Barbituran mempotensiasi kerja GABA pada aliran masuk klorida yang menuju neuron dengan memperpanjang durasi pembukaan kanal klorida



Lama Kerja Barbiturat



Kerja Panjang • 1-2 hari • Phenobarbital (kejang)



Kerja Singkat • 3-8 jam • Pentobarbita, Secobarbita, Amobarbital (sedatif&hionotik)



Kerja Sangat Singkat • 20 menit • Thiopental (induksi anastesi iv)



Kerja Barbiturat 1.



2.



3.



Depresi SSP : dosis rendah, barbiturat menyebabkan sedasi. Dosis lebih tinggi menyebabkan hipnosis, diikuti oleh anastesi dan akhirnya koma dan mati Depresi pernapasan : barbituran menekat respon hipoksia dan kemoreseptor terhadap CO2, serta depresi pernapasan dan kematian (dosis lebih tinggi) Induksi Enzim : barbiturat menginduksi enzim mikrosomal P450 di dalam hati (pemberian barbiturat secara kronis akan mengurangi kerja oabat yang metabolismenya tergantung pada metabolisme enzim P450 →menurunkan konsentrasi obat)



Kegunaan Teraupetik Barbiturat 







Anastesia pemiliihan barbiturat sangat dipengaruhi oleh lama kerjanya. Thiopental (kerja sanagn singkat) digunakan secara iv untuk menginduksi anastesia Antikonvulsan Phenobarbita → penatalaksanaan jangkapanjang kejang tonik-klonik, status epileptikus dan eklamsia. Penggunaan untuk kejang berulang pada anak (apat menekan kemampuan kognitif) → harus hatihati







Cemas barbituran telah digunakan sebagai sedatif ringan dalam pengobatan cemas, tegang dan insomnia, jika digunkan untuk hipnosis (menekan tidur REM) → sebagian besar telah diganti dengan BDZ



Efek Samping 











SPP menyebabkan kantuk, ganguan konsentrasi dan kelesuan mental dan fisik Sisa Obat yang Berlebih barbiturat (hipnosis) → perasaan lesu setelah pasien terbangun kembali, ganguan fungsi tubuh, mual dan pusing Ketergantungan penghentian barbiturat (mendadak) → tremor, kecemasan, rasa lemah, gelisah, mual dan muntah, kejang delirium dan henti jantung. Gejala putus obat menimbulkan kematian



5. HIPNOTIK LAIN Zolpidem Zeleplon Eszopiclon Ramelteon Chloral hydrate Antihistamin Ethanol



a. Zolpizem 











Bekerja pada subdivisi kelompok reseptor Benzodiazepine BZ1. Zolpizem tidak mempunyai sifat anti kejang atau pelemas otot, menunjukkan sedikit efek gejala putus-obat dan menimbulkan insomnia pantulan minimal, toleransi ringan (tidak terjadi pada penggunaan jangka lama) Efek samping : mimpi buruk, agitasi, nyeri kepala, ganguan cerna, pusing dan kantuk pada siang hari



b. Zeleplon 











Zeleplon serupa dengan zolpidem dalam kerja hipnosisnya efek residu pada fungsi psikomotor dan fungsi kognitif lebih sedikit dibanding zolpidem atau BDZ Eliminasinya cepat, waktu-paruh kurang lebih 1 jam, dimetabolisme oleh enzim CYP3A4



c. Eszopiclone 







merupakan hipnotik non BDZ (serupa dengan Zolpidem dan zaleplon) dan sebagai obat imsomnia Efek samping : kecemasan, mulut kering, nyeri kepala, edem perifer, somnolen dan rasa kecapyang tidak enak



d. Ramelteon 







 







Ramelteon merupakan agonis selektif melatomin sub tipe MT1 dan MT2 Rangsangan reseptor MT1 dan MT2 oleh melatimin pada SCN (Suprachiasmatic nucleus) mempu menginduksi dan menciptakan tidur Ramelteon diindikasikan untukpengobatan insomnia Tidak ada kasus efek putus-obat yang pernah dijumpai (dapat diberikan jangka waktu lama) Efek samping : pusing, lemah, letih dan somnolen



e. Chloral hydrat 











Chloral hydrat merupakan derivat asetaldehida yang terklorinasi dan diubah menjadi metabolisme aktif trikloretanol ketika berada dalam tubuh Merupakan sedatif-hipnotik yang efektif, menginduksi tidur dalam waktu 30 menit dan lama tidur mencapai 6 jam Efek samping : iritasi saluran pencernaan dan nyeri epigastrium, rasa tidak enak dalam mulut



f. Antihistamin 







Mempunyai sifat sedasi (diphenhydramne dan doxylamine) cukup efektif untuk mengobati insomnia ringan Efek samping : efek antikolinergik (penggunaannya lebih sedikit dibanding BDZ)



e. Ethanol 



Ethanol (ethyl alcohol) mempunyai efek anticemas dan sedatif, tetapi potensi toksiknya lebih banyak daripada keuntunangannya