Pancasila Di Mata Pelajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANCASILA DI MATA PELAJAR Bumi pertiwi Indonesia ini menganut sebuah ideologi penting yang dikenal dengan sebutan “Pancasila”. Hari Pancasila ini diperingati setiap tanggal 1 Juni, sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila mengandung lima (5) sila penting yang mencerminkan idealisme atau citacita bangsa Indonesia. Pancasila sendiri terlahir dari pemikiran hebat para pahlawan Indonesia, di antaranya: Ir. Soekarno, Muhammad Yamin, Soepomo, dll yang berjuang mati-matian secara heroik untuk mengaktualisasikan kemerdekaan Indonesia akibat ratusan tahun dijajah oleh kolonialisme Barat. Melihat begitu besarnya hati dan jiwa para pahlawan akan masa depan bangsa, di tengah rumitnya situasi yang mencekam, kalian sebagai pelajar tidak bisa hanya duduk dan menikmati kemerdekaan saat ini, namun kalian sebagai pelajar harus mampu berperan aktif mewujudkan Indonesia yang harmoni/damai/adil melalui pengahayatan nilai-nilai luhur Pancasila dalam realitas kehidupan sehari-hari kita sebagai kaum milenial. Jika ditinjau lebih jauh, sebagai pelajar bangsa kini berada di usia produktif yang memiliki peranan penting untuk kelanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara di masa depan. Berkembang pesatnya globalisasi dan digitalisasi menjadikan generasi ini unggul dalam hal kreativitas dan kemudahan dalam menghubungkan dirinya dengan dunia luar dirinya. Sayangnya, keunggulan ini banyak dilihat sebagai pelajar sesuatu yang membuka ruang untuk menginginkan segalanya, serba instan dan interaksi antarbudaya yang terbuka mengakibatkan generasi ini mudah dipengaruhi oleh pikiran dan perilakunya. Perilakunya dinamis dan fleksibel. Maka di titik inilah Pancasila relevan dan berperan penting untuk kalian sebagai pelajar. Sampai kini, upaya membangun jiwa Pancasila pada pelajar di Indonesia masih terus digerakkan. Bahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, menggagas program sekolah penggerak yang bertujuan menciptakan profil Pelajar Pancasila. Lewat ikhtiar tersebut, pemerintah ingin Pancasila tak sekadar menjadi hafalan, namun dihayati seumur hidup. Lewat gagasan itu pula, pemerintah ingin mengatakan bahwa meski sudah ada mata pelajaran pendidikan Pancasila, namun sejatinya penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila tak cukup hanya ditanamkan melalui mata pelajaran tersebut. Dikutip dari laman Kemdikbud,



setidaknya ada enam profil Pelajar Pancasila yang ingin diwujudkan melalui berbagai metode pembelajaran di semua mata mata pelajaran dan pendidikan karakter di sekolah. Pertama, Pelajar Pancasila adalah pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia. Setidaknya ada lima elemen kunci dalam profil tersebut, yakni akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara. Kedua, Pelajar Pancasila adalah pelajar yang berkebhinekaan global. Artinya, pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dant etap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif, serta tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Ada tiga elemen kunci dalam profil ini, yakni mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi serta tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinnekaan. Ketiga, Pelajar Pancasila adalah pelajar yang memiliki kemampuan gotong royong atau melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar dan ringan. Dalam profil ini, elemen kuncinya meliputi kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. Keempat, Pelajar Pancasila adalah pelajar yang mandiri, yakni mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Dua elemen kuncinya adalah kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri. Kelima, Pelajar Pancasila adalah pelajar yang bernalar kritis, yakni mampu secara obyektif memproses berbagai informasi dan membangun keterkaitan antara berbagai informasi, lalu menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Empat elemen kuncinya meliputi kemampuan memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, serta mengambil keputusan. Keenam, Pelajar Pancasila adalah pelajar yang kreatif, yakni mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinil, bermakna, bermanfaat, serta berdampak. Elemen kuncinya



adalah menghasilkan gagasan orisinil dan mampu menghasilkan karya dan tindakan yang orisinil pula. Seperti dikatakan sebelumnya, profil-profil tersebut tak hanya bisa diwujudkan melalui mata pelajaran Pancasila saja. Lebih dari itu, semua mata pelajaran dapat dimanfaatkan. Yang paling penting adalah bagaimana proses pembelajaran itu dilakukan. Di saat pandemi COVID-19 ini, kami mengajak para pelajar juga untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila yaitu, 



Sila Ke-1 melakukan cara dengan berdoa dan berserah diri kepada-Nya untuk keselamatan agar virus ini akan segera berakhir dari dunia.







Sila Ke-2 Setiap orang wajib memperlakukan satu sama lain dengan memperhatikan etika, sehingga muncul rasa memanusiakan manusia.







Sila Ke-3 Pandemi ini dapat dikalahkan dengan cara kita bersatu untuk melawannya, pada saat ini mungkin cara yang dilakukan adalah dengan menjaga jarak serta berdiam diri di rumah saja.







Sila Ke-4 Mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) adalah salah satu cara untuk meminimalisir penyebaran COVID19.







Sila Ke-5 Dibutuhkan sinergitas yang baik seperti kerja sama antara masyarakat dan masyarakat serta kerja sama masyarakat dan pemerintah dan bersikap adil. Dengan hal ini intinya "Pancasila hadir sebagai ruh kepribadian bangsa yang



mengingatkan bahwasanya bangsa Indonesia tetap harus bekerja sama serta bersatu. Pandemi COVID-19 merupakan kewajiban bersama seluruh bangsa Indonesia agar kita mampu mengembalikan kondisi Negara yang kembali sehat bersih dari virus.