Panduan BIAS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN BIAS ( BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH )



UPTD PUSKESMAS ABCD



A. DIFINISI a.Batasan Operasional 1. BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) adalah Bulan dimana semua anak sekolah dasar ( SD ),Madrasah Ibtidaiyah 9 MI ), Sekolah Dasar Luar Biasa ( SDLB ), dan Sekolah Luar Biasa ( SLB ) baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia diimunisasi sesuai dengan ketentuan tanpa dipungut biaya ( gratis ). 2. Imunisasi Td adalah kegiatan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit tetanus 3. Penyakit Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Clostridium titani dengan gejala kejang-kejang baik oleh adanya rangsangan mapun kejang spontan. Kekejangan dimulai pada otot mulut sampai pada otot perut dan anggota badan. Apabila terlambat mendapatkan perawatan dapat menimbulkan kematian. 4. Kuman penyakit tetanus berada dalam usus manusia maupun hewan dan pada tanah yang terkontaminasi oleh kotoran manusia atau hewan Kuman ini masuk kedalam tubuh melalui luka dan kemudianmengeluarkan toksin yang menyebabkan penyakit tetanus. 5. Pencegahan terhadap penyakit diptheri dilakukan melalui DPT 3 dosis pada bayi berumur 2 bulan s/d 11 bulan 6. Imunisasi ulang dilakukan dengan tujuan untuk meninggikan tingkat kekebalan yang sudah ada dan memberikan perlindungan jangka panjang yaitu dengan memberikan imunisasi TT ulang 1 (satu) dosis pada program BIAS pada anak kelas I SD/MI/SLB/SDLB 7. Imunisasi DT adalah kegiatan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit diptheri dan tetanus 8. Penyakit Diptheri adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Coryne bacterium diphtreriae dengan gejala panas, sesak nafas yang berlanjut dengan kesulitan bernafas karena adanya sumbatan pada jalan nafas. 9. Kematian dapat terjadi karena kegagalan jantung dan kelumpuhan otot-otot saluran pernafasan, alat makan sampai alat anggota badan karena adanya toksin (Racun) dai kumannya. Apabila terlambat mendaptkan perawatan dan pengobatan dapat menimbulkan kematian.



10. Imunisasi ulang dilakukan dengan tujuan untuk meninggikan tingkat kekebalan yang sudah ada yaitu dengan memberikan imunisasi DT ulang 1 (satu) dosis pada anak kelas I SD/MI/SLB/SDLB



b. Tujuan 1.Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah dan menurunkan angka kesakitan Campak, Tetanus dan Diptheri 2. Tujuan Khusus a. Meninggikan tingkat imunisasi/kekebalan anak usia sekolah terhadap Campak, Diptheri dan tetanus, b. Diperolehnya perlindungan anak terhadap penyakit Campak,Diphteri dan tetanus jangka panjang.



.



c. Mempercepat pencapaian eliminasi Tetanus Neonatorum dan reduksi campak



c.Sasaran Semua anak sekolah kelas I (Cpk) I,II dan III (DT/Td) disemua SD, MI, SDLB dan SLB baik Negeri maupun Swasta di Jawa Tengah. 1. Waktu Dilaksanakan secara serentak setiap Tahun (Sept & Nov) 2. Metode Memberikan 1 (satu) dosis vaksin DT melalui suntikan dilengan atas pada anak kelas I SD/MI/SDLB/SLB. Memberikan 1 (satu) dosis vaksin Td melalui suntikan dilengan atas pada anak kelas II s/d III SD/MI/SDLB/SLB



d.Kebijaksanaan 1. Kegiatan BIAS campak merupakan kegiatan tambahan berupa Crash Program Campak pada Balita dan Catch-Up Campaign Campak pada Anak Sekolah tingkat dasar; 2. Imunisasi Campak Dosis kedua diarahkan untuk memberikan kesempatan kedua bagi kelompok berisiko campak;



(< 15 tahun), guna memberikan perlindungan terhadap penyakit



3. Penyelenggaraan kampanye imunisasi campak dilaksanakan secara terpadu lintas program,lintas sektor serta melibatkan swasta dan masyarakat dalam hal tenaga, sarana dan dana mulai dari tingkat pusat sampai tingkat pelaksana.



e. Kebijakan a.



Penyelenggaraan BIAS dilakukan secara terpadu lintas program dan lintas sektor dalam hal sarana & prasarana.



b. BIAS dilaksanakan satu kali setahun. BIAS merupakan program gerakan nasional yang dilakukan oleh lintas sektor yang tergabung dalam Tim Koordinasi BIAS bersama dengan keluarga. c. Sarana yang berupa vaksin dan peralatan imunisasi dipenuhi dari instansi teknis d. Dukungan sumber daya/dana melalui APBN, APBD Provinsi , APBD Kabupaten/Kota dan Swadaya oleh sekolah f.Landasan Hukum 1. Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 B dan 28 H, 2. UU Perlindungan Anak No.23 tahun 2002 3. UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009



B.RUANG LINGKUP 1. Panduan ini mengatur tentang penyelenggaraan BIAS Campak,BIAS DT/td 2. Panduan ini berlaku untuk UPTD Puskesmas Patebon 02.



C.TATA LAKSANA 1. BIAS mengikuti jadwal baru yang telah ditetapkan dengan maksud untuk meninggikan tingkat imunitas yg sudah ada, agar memberikan perlindungan yg panjang. 2. BIAS dilakukan secara bertahap - Campak Kls I - DT /Td Kls I,II,III 3. Mobilisasi sosial kepada sasaran dengan memberikan penjelasan ttg pentingnya BIAS, terutama kepada orang tua murid untuk ikut serta dalam mendukung keberhasilan BIAS. 4. Pelayanan terbaik kepada sasaran, termasuk penanganan cepat dan tepat terhadap kasus yang mungkin terjadi akibat kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI)



5. Memberikan pelatihan petugas sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas secara benar sesuai standar kesehatan yang berlaku. 6. Langkah Kegiatan a. Tahap Persiapan 1. Sosial Mobilisasi a. Penyuluhan Bertujuan agar orang tua maupun murid memahami manfaat imunisasi campak, mengetahui waktu dan tempat pelayanan imunisasi .



Pesan-pesan penyuluhan antara lain : -Manfaat imunisasi campak; -Siapa sasaran imunisasi campak ; -Kapan dan di mana pelaksanaan; -Cara penanganan bila terjadi KIPI b. Menyusun Rencana Kerja 1. Tingkat Kabupaten -Mendata jumlah sekolah,sasaran murid, jumlah -Tenaga penyuntik dan supervisor medis; -Merencanakan kebutuhan logistik (peralatan dan vaksin); -Merencanakan pendanaan; -Sosialisasi LP, LS



2. Tingkat Puskesmas -Mendata jumlah sekolah,sasaran murid, jumlah -tenaga penyuntik dan supervisor medis; -Merencanakan kebutuhan logistik (peralatan dan vaksin); -Menyusun jadwal pelaksanaan -Sosialisasi LP, LS



Peran dan Tugas Pada Tahap Persiapan : Puskesmas : •



Dengan waktu yang cukup telah mensosialisasikan dan berkoordinasi dengan Instansi terkait (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Depag) di wilayahnya;







Mempersiapkan jadwal pelaksanaan di sekolah;







Mendata jumlah sasaran murid SD dan sederajat kl.1 dibantu Guru;







Mempersiapkan obat-obat penanganan syok anafilatik dan tempat penanganannya serta rencana rujukan;







Pada H-1 telah mempersiapkan alokasi peralatan dan vaksin di setiap sekolah; GURU







Dengan waktu yang cukup telah memberitahukan kepada orang tua murid serta mengusahakan ijin dari orang tua;







Mendata jumlah murid kl.1 dan menginformasikan ke Puskesmas ;



b. Pelaksanaan



Peran dan Tugas Pada Tahap Pelaksanaan : •



Petugas Puskesmas :







Memastikan kondisi rantai vaksin terjaga dengan baik (suhu dan VVM, tanggal ED)







Melarutkan vaksin dan mencatat jam dilakukan pelarutan pada label vial vaksin (vaks.digunakan max.6 jam setelah dilarutkan);







Menyuntikkan vaksin secara “INTRAMUSCULAR” di lengan kiri atas (Pertengahan M.Deltoideus)







Melakukan pengelolaan limbah imunisasi secara aman;







Memeriksa register pelaksanaan imunisasi dan melengkapinya bersama guru pada akhir kegiatan;







Bekerja sama dengan guru mengatur pelayanan, sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu;







Memantau dan menangani kasus dugaan KIPI ,dengan masih berada di tempat minimal 30 menit setelah imunisasi selesai;



Guru : •



Mempersiapkan murid dan memanggil murid untuk mendapat diimunisasi;







Mencatat jumlah murid di dalam kelas, dan jumlah yang mendapat imunisasi;







Segera melaporkan ke petugas Puskesmas bila terjadi kasus yang diduga KIPI;







Bersama petugas Puskesmas membuat laporan hasil imunisasi lengkap, ditandatangani petugas dan diketahui Kepala Sekolah;







Membawa murid ke Puskesmas bila pada hari “H” belum terimunisasi, dengan persetujuan orang tua murid (tergantung kesepakatan antara sekolah dan Puskesmas);







Mengatur waktu pelaksanaan imunisasi agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.



D.DOKUMENTASI



Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu : 1. Puskesmas 2. DKK 3. Dinkes Provinsi 4. Pusat Evaluasi Tolok ukur keberhasilan BIAS adalah : 1. Cakupan Campak Jml siswa kls I yg mendapat 1 dosis Cpk X 100 % Jml sasaran anak sekolah kls I 2. Cakupan Imunisasi DT kelas I Jml siswa kls I yg mendapat 1 dosis DT X 100 % Jml sasaran anak sekolah kls I 3.



Cakupan Imunisasi Td kelas 2 Jml siswa kls 2 yg mendapat 1 dosis TT X 100 % Jml sasaran anak sekolah kls 2



4.



Cakupan Imunisasi Td kelas 3 Jml siswa kls 3 yg mendapat 1 dosis Td X 100 % Jml sasaran anak sekolah kls 3



Pasca Pelaksanaan a) Rapat Evaluasi Rapat evaluasi dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta hambatan selama pelaksanaan kegiatan BIAS di masing-masing wilayah . a) Laporan Kegiatan Laporan BIAS dan pemakaian logistik dan vaksin dilaporkan secara berjenjang setelah pelaksanaan imunisasi selesai; a) Surveilans KIPI Vaksin BIAS sangat aman , namun beberapa reaksi yang jarang kemungkinan dapat terjadi setelah imunisasi. Imunisasi umumnya berhubungan dengan KIPI yang ringan (rasa sakit pada daerah suntikan dan demam) Sebagian gejala KIPI akan hilang sendiri tanpa menimbulkan kerusakan yang permanen. Berdasarkan pengalaman di beberapa tempat ,KIPI yang dilaporkan selama pelaksanaan BIAS sering merupakan kejadian yang sifatnya koinsiden dan termasuk adanya kesalahan program yang sebetulnya dapat dicegah. Karena untuk kelangsungan Program dan memberikan kepercayaan yang baik kepada masyarakat maka Surveilans KIPI tetap harus dilaksanakan dengan cara memantau terus pasca kegiatan BIAS dan merespon setiap kejadian yang diduga karena KIPI dan laporan dari masyarakat. Setiap ada kejadian KIPI harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.