Paper Dan PPT Restrain Fisik Dan Kimia Satli Kel.1a [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU BEDAH UMUM VETERINER RESTRAIN FISIK DAN KIMIA PADA HEWAN LIAR



DISUSUN OLEH : Kelompok 1A I Ketut Gde Adilio Gutteres



1709511109



Ribka Natasia Abel



1809511002



Ni Made Rastiti



1809511003



Sheira Tannia Welfalini



1809511004



Febe Adonia Renandra Hermawan



1809511005



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Restrain Fisik dan Kimia Pada Hewan Liar”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata kuliah Ilmu Bedah Umum Veteriner yang telah membimbing dan menuntun penulis dalam menyelesaikan paper ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan paper ini. Paper ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan berbagai pihak baik bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Atas segala bantuan yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih dan penulis memohon maaf atas banyaknya kekurangan yang dimiliki dalam paper ini sehingga dengan adanya paper ini diharapkan dapat menjadi ilmu bagi yang membacanya.



Denpasar, 06 Februari 2021 Penulis



i



DAFTAR ISI Cover Kata Pengantar ......................................................................................................... i Daftar Isi ................................................................................................................... ii Daftar Gambar ........................................................................................................ iii Daftar Tabel .............................................................................................................. iv Bab I. Pendahuluan ................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2 1.4 Manfaat ...........................................................................................................2 Bab II. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 3 2.1 Restrain ........................................................................................................... 3 2.2 Restrain fisik (Physical Restraint) dan Langkah-Langkah restrain fisik pada hewan liar .............................................................................................. 4 2.3 Restrain Kimia (Chemical Restraint) dan Langkah-Langkah restrain kimia pada hewan liar .............................................................................................6 Bab III. Penutup .......................................................................................................12 3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 12 3.2 Saran ............................................................................................................. 12 Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13



ii



DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Mengikat tali atau Rope work pada restrain satwa liar ...................... 4 Gambar 2. Mengalihkan perhatian pada restrain Satwa Liar ..............................5 Gambar 3. Kekuatan fisik pada restrain Satwa Liar ............................................. 5 Gambar 4. Perangkap/Confinement pada restrain satwa liar ...............................6



iii



DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar obat-obatan untuk imobilisasi satwa liar.................................... 11



iv



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu bedah merupakan cabang ilmu pengobatan atau terapi yang mengusahakan pulihnya keadaan normal akibat suatu gangguan atau penyakit dengan menggunakan alat (instrument), tangan (manual) dan mekanis. Dalam kedokteran ilmu bedah berkaitan dengan pengobatan penyakit atau luka dengan jalan operasi (pembedahan). Dalam pembedahan diperlukan tindakan restrain yang digunakan untuk sebaga lengkah pengendalian pada hewan. Restrain adalah menghalangi gerak/aksi dari hewan sehingga dapat menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun hewan itu sendiri. Bahaya tersebut dapat berupa gigitan, sepakan, desakan, dan injakan dari hewan saat akan diperiksa kesehatannya. Penanganan pada satwaliar tidak lepas dari handling dan restrain (pengendalian) satwaliar yang memudahkan dokter hewan dalam melakukan tindakan medis yang diperlukan. Dalam melakukan restrain pada satwa liar harus dilakukan dengan tepat dan menggunakan metode yang benar. Pengendalian hewan (animal restraint) meliputi arti luas yang mencakup pengurungan hewan dalam suatu daerah berpagar, sampai dengan menghilangkan aktivitas muscular/otot hewan tersebut yang dikenal dengan “imobilisasi”. Pengendalian hewan dapat dilakukan secara fisik (physical restraint) maupun secara kimia (chemical restraint). Physical restraint adalah restrain dengan metode manual atau alat bantu mekanik atau alat-alat yang dipasang pada tubuh pasien sehingga pasien tidak dapat bergerak dengan mudah dan terbatas geraknya, Sedangkan chemical restraint yaitu restrain yang menggunakan bahan kimia yaitu neuroleptics, anxioulytics, sedative, dan psikotropika yang digunakan untuk mengontrol tingkah laku social yang merusak.



1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas pada paper ini, yaitu : 1. Apa yang dimaksud dengan restrain? 2. Apa yang dimaksud dengan restrain fisik (physical restraint) dan bagaimana Langkah-Langkah dalam melakukan restrain fisik pada hewan liar? 3. Apa yang dimaksud dengan restrain kimia (chemical restraint) dan bagaimana Langkah-Langkah dalam melakukan restrain kimia pada hewan liar? 1



1.3 Tujuan Berdasarkan dari rumusan masalah tujuan dari penulisan paper ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui mengenai restrain 2. Untuk mengetahui mengenai restrain fisik (physical restraint) dan LangkahLangkah dalam melakukan restrain fisik pada hewan liar 3. Untuk mengetahui mengenai restrain kimia (chemical restraint) dan LangkahLangkah dalam melakukan restrain kimia pada hewan liar 1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan paper ini, yaitu untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai Restrain Fisik Dan Kimia Pada Hewan Liar yang diharapkan dengan adanya paper ini dapat memberikan pemahaman kepada pembaca dan penulis dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai langkah dalam melakukan Restrain Fisik Dan Kimia Pada Hewan Liar.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Restrain Restrain dan Casting merupakan suatu yang sangat mendasar yang perlu dipahami dalam suatu tindakan pembedahan hewan. Dalam melakukan tindakan pembedahan terutama pada hewan besar restrain dan cesting merupakan hal yang mutlak dipahami. Restrain adalah pembatasan aktivitas hewan dengan verbal, fisik atau farmakologis. Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk membatasi gerakan aktivitas fisik atau bagian tubuh pasien (Kozier, 2004). Restrain digunakan untuk menghalangi gerak/aksi dari hewan sapi sehingga dapat menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun sapi itu sendiri. Restrain umumnya dilakukan untuk tujuan pemeriksaan atau diagnostic, tetapi dapat juga dilakukan untuk tujuan medical therapy sebelum atau sesudah dilakukan tindakan pembedahan. Tujuan dari menerapkan restrain dalam melakukan penanganan pada hewan antara lain yaitu, untuk memudahkan pemeriksaan fisik (tetes mata dan pemeriksaan rektal), untuk mengelola lisan, bahan suntik dan topical, untuk menerapkan perban, untuk melakukan prosedur tertentu (katerisasi urin), dan untuk mencegah melukai diri sendiri (Elizabeth collar) (Andayani, 2012). Restrain pada hewan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : a. Restrain Fisik (physical restraint) Restrain fisik dapat dilakukan dengan bantuan alat atau menggunakan fisik hewan itu sendiri sebagai sarana. b. Restrain Kimia (chemical restraint) Restrain Kimia dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia, misalnya yang tergolong dalam sedative dan tranquillizer. Dalam melakukan restrain kimia hal yang perlu diperhatikan yaitu kemungkinan obat-obatan yang digunakanbisa berpengaruh fatal terhadap pasien karena obat yang digunakan merupakan kontraindikasi.



3



2.2 Restrain fisik (Physical Restraint) dan Langkah-Langkah restrain fisik pada hewan liar Restrain fisik merupakan restrain yang dilakukan dengan cara menggunakan bantuan alat atau menggunakan fisik hewan itu sendiri sebagai sarana. Restrain fisik dapat diartikan secara sederhana sebagai pengendalian hewan dengan memakai tangan atau dengan bantuan alat. Pengendalian dengan cara ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Mengikat tali atau Rope work Cara ini menggunakan tali sebagai salah satu alat untuk mengendalikan hewan yang paling tepat. Tali bisa berasal dari serabut kulit pohon, kapas, kulit hewan, rambut/bulu, sutera dan serabut sintesis. Tali ini bisa dianyam sedemikian rupa siap menjaring mangsanya.



Gambar 1. Mengikat tali atau Rope work pada restrain satwa liar



2. Mengalihkan perhatian Cara ini untuk mempermudah pengendalian hewan maka perhatian hewan harus kita alihkan, sehingga hewan akan terlena dengan cara memberikan makanan, memanggil nama si hewan, suara-suara yang menarik perhatian, atau suatu alat permainan.



4



Gambar 2. Mengalihkan perhatian pada restrain Satwa Liar



3. Kekuatan fisik/Physical Force Pengendalian hewan melalui kekuatan fisik ini yang paling penting adalah memakai tangan baik tangan telanjang maupun dengan bantuan alat seperti electroshocker. Sebelum menghendel sebaiknya menggunakan sarung tangan, yang berasal dari katun (catton gloves) untuk hewan pengerat kecil. Kulit kasar (coarse leather gloves) untuk jenis primata, burung dan binatang penggigit lainnya.



Gambar 3. Kekuatan fisik pada restrain Satwa Liar 5



4. Perangkap/Confinement Perangkap dibuat sedemikian rupa sehingga jika hewan telah terperangkap ke dalam dengan sendirinya perangkap akan tertutup. Biasanya di dalam perangkap diberikan makanan kesukaan hewan tersebut. Perangkap ini digunakan untuk hewan-hewan yang akan dipindahkan tanpa pemeriksaan langsung. Alat ini sebaiknya aman dan tidak membuat hewan merasa stress.



Gambar 4. Perangkap/Confinement pada restrain satwa liar



5. Rintangan fisik Rintangan fisik dapat digunakan untuk melindungi (tangkai pelindung) atau tangkai penutup yang terdekat tanpa membahayakan. Rintangan ini bisa berupa plastik atau papan kayu dan papan kayu ini biasanya digunakan untuk menggiring binatang.



2.3 Restrain Kimia dan Langkah-Langkah restrain kimia pada hewan liar Restrain kimia merupakan pemberian anestesi menggunakan bahan-bahan kimia seperti obat golongan sedative dan tranquilizer yang bertujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit baik disertai atau tanpa disertainya hilang kesadaran.



6



Restrain kimia digunakan jika restrain fisik terlalu susah atau berbahaya untuk dilakukan. Tantangan pertama bila akan menggunakan bahan kimia untuk imobilisasi dan pengendalian hewan adalah menempatkan bahan tersebut pada tempat yang dapat mengabsorpsinya. Teknik yang paling sesuai bervariasi dari spesies ke spesies dan dari hewan ke hewan tergantung pada ukuran, jarak dari operator, kemampuan untuk menguasai hewan, serta keefektifan peralatan yang tersedia. Pada pemberian obat secara per oral, banyak hal-hal yang tak terduga yang harus dipertimbangkan misalnya: dosis yang kurang tepat, kecepatan penyesuaian tubuh yang tidak dapat ditentukan serta penyerapan yang lambat dan tidak menentu. Karena itulah maka pemberian obat melalui injeksi perlu diberikan. Injeksi intravena yang aman hanya mungkin dilakukan pada hewan yang jinak atau yang sudah dikendalikendalikan dalam kandang jepit atau diimobilisasi dengan jaring. Di Kebun Binatang atau Taman Safari injeksi intramuskular atau intravena adalah satu-satunya alternatif. Alat-alat yang digunakan serta cara penggunaannya antara lain: 1.



Hand Held Syringe Injeksi intramuskular dapat dilakukan sangat cepat dengan spuit yang dipegang tangan. Spoit terbuat dari logam atau plastik hingga tidak pecah bila terbentur, ketendang atau dipukul oleh hewan.di dalam kandang. Jarum yang digunakan sebaiknya berukuran besar (18 ga, 20 ga atau 22 ga) dan pendek, karena semakin panjang jarum yang digunakan akan semakin mudah bengkok dan memerlukan waktu yang lama untuk penetrasi dan injeksi obat.



2.



Stick / Pole Syringe. Untuk hewan-hewan yang sangat agresif, perlu digunakan Stick / Pole Syringe yang kokoh dan memungkinkan operator tetap berada dalam jarak yang aman. Prinsip kerjanya ialah obat langsung di injeksikan pada waktu jarum ditusukkan. Operator harus menjaga tekanan pada hewan sampai seluruh cairan obat masuk atau sampai hewan melepaskan diri. Stick syringe terdiri dari tongkat atau pipa kokoh sepanjang 1,7 meter di mana pada salah satu ujungnya diletakkan sebuah syring/spoit dalam sebuah kerangka dari logam. Mekanisme pegas pada bagian adapter memungkinkan pengluaran cairan hanya akan terjadi bila ada tekanan terhadap tubuh hewan. Injeksi terjadi secara otomatis dengan tekanan tinggi. Dosis obat 1-10 ml dapat diberikan dalam waktu singkat. Sebuah syringe 3 ml seringkali digunakan pada stick syringe. Jika perlu injeksi secara cepat, maka syringe 6 ml 7



dapat digunakan bila volume obat lebih dari 2 ml. Meskipun digunakan syringe 3 ml, jarum hypodermic yang lebih besar (16 – 14 ga) harus digunakan sehingga obat dapat mengalir ketubuh hewan dengan cepat. 3.



Blow pipe/ blow gun Sebuah sumpit bisa digunakan untuk melepaskan dart (telinject) kearah hewan dalam jarak dekat atau dalam kurungan. Dalam situasi dimana stick / pole syringe tidak praktis untuk digunakan dan pistol CO2 atau senapan tidak ada, maka blow pipe sangat berguna. Jarak yang efektif kira-kira 8-10 meter atau kurang tergantung dari berat dart/telinject. Saat ini blow pipe sangat dikenal oleh para pengendali hewan karena memberikan keuntungan seperti tidak menimbulkan suara hingga dapat mengurangi kemungkinan timbulnya trauma, sesuai digunakan untuk hewanhewan kecil, mudah terlihat dan tidak mempunyai bagian-bagian mekanik yang memerlukan perawatan khusus. Satu-satunya kerugian adalah ukuran panjangnya serta jangkauan jarak yang pedek. Sedangkan panjangnya blow pipe ini tergantung dari jarak yang diperlukan untuk melepaskan syringe. Biasanya bervariasi dari 1 sampai 2 meter, sedangkan jangkauan jarak maksimum bervariasi sesuai panjang pipa serta ketrampilan operator, tetapi rata-rata 13,7 meter. Blow pipe dapat dibeli secara komersial, akam tetapi pipa listrik aluminium, tembaga, stainless steel, plastik atau jenis pipa lain dengan diameter yang cocok, dapat digunakan. (Blow pipe komersil seperti telinject, pneu-dart, maxiject dll).



4. Dart Gun / Projector Untuk menginjeksi cairan pada jangkauan 1,5 – 6 meter dapat digunakan Dart guns yang disebut juga Projectors. Pemilihan tipe dart projektor harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jarak yang direkomendasikan dalam menggunakan projektor dengan jangkauan jarak pendek (pistol, blow gun dll) adalah 10 meter, untuk senapan dengan jangkauan jarak jauh 25 dan 50 meter, atau untuk Crossbow dengan jangkauan jarak sangat jauh jaitu 100 meter. Blow pipe + Telinject dapat digunakan dengan pistol “Vario” dan mengubahnya menjadi senapan. Model lain dilengkapi dengan sebuah senapan dan dihubungkan dengan silinder udara atau diberi tekanan dari sebuah pompa udara. Tetapi system ini agak mahal dan pada suasana angin kencang kurang tepat digunakan. Jangkauan jarak yang efektif sekitar 30 meter. Dart projector yang paling banyak digunakan adalah “Cap-Chur” buatan Palmer Chemical & Equipment Company, Inc. Ada 3 tipe Cap-Chur projactor yang saat ini digunakan. Dua diantaranya menggunakan gas CO2 untuk 8



mendorong syringe yaitu: Cap-Chur Short Range CO2 Projector dan Cap-Chur Long Range CO2 Projector. Yang lainnya menggunakan isi mesiu. Senapan CO2 tidak menimbulkan suara dan berguna untuk hewan dalam suatu kelompok. Dart Projektor yang lain adalah : Dist Inject Projector, Paxarma Projectors, Aeroject Equipment dan Zoolu Arms Equipment (Klos, 1982 ; International Wildlife Veterinary Service, Inc. 1991). 5. Crossbow Projekti/syringe dapat diluncurkan dari sebuah busur panah (Crossbow) yang memiliki pemegang dart. Busur ini cukup akurat dan tidak menimbulkan suara. Tekanan dapat diatur sesuai dengan jarak sasaran. Kerugian penggunaan busur ini adalah ukurannya yang besar sehingga sulit digunakan pada tempat yang sempit dan memerlukan kekuatan yang besar untuk memegang busur (Fowler, 1978). Ketepatan dalam menggunakan busur membutuhkan keterampilan sampai jarak 30 meter. Pada jarak 50 dan 100 meter ketepatan yang lebih baik dapat dicapai dengan menggunakan busur yang baik, stabilizer dan range-finder (Klos, 1982).



Imobilisasi Kimia Dan Obat Bius Yang Digunakan Obat-obatan yang digunakan untuk menenangkan dan menangkap satwaliar mirip dengan yang digunakan untuk membius manusia. Obat-obat ini bekerja pada bagian- bagian otak untuk menenangkan (tranquilizasi), menekan / depressi (sedasi), menghilangkan rasa sakit (analgesia) dan menghilangkan kesadaran (anesthesia). Ada juga curare-like drugs yang dapat menyebabkan paralisis dengan menghambat transmisi pesan-pesan syaraf ke otot (Succinylcholine dan Gallamine). Obat-obat ini seringkali disebut paralytics atau muscle relaxant. Karena ansthetikum bekerja pada sistem syaraf, setelah di injeksikan harus diserap terlebih dahulu dan ikut peredaran darah untuk mencapai otak atau syaraf perifer dengan konsentrasi yang cukup untuk dapat menimbulkan efek yang diinginkan. Untuk satwa liar, obat yang sering digunakan untuk imobilisasi ialah : Ketamin HCL, Xylasin HCL, dan Tiletamin – Zolazepam. Ketamin HCL Obat ini dapat dipakai untuk membius unggas, reptil dan hewan-hewan laboratorium.Dapat dipakai untuk membius manusia, dan amat baik untuk primata. Bila dikombinasi dengan Xylazine HCL , sangat baik untuk membius Carnivora seperti Harimau,Singa dll. 9



Xylazine HCL Obat ini sangat baik untuk membius hewan-hewan Ruminansia seperti Gajah, Bison,dan berbagai jenis antelop. Tiletamine Menurut Mc Kenzie (1993), Tiletamin mempunyai efek kerja yang hampir samadengan Ketamin, namun 3-5 kali lebih kuat. Akan tetapi Tiletamin punya efek samping konvulsi dan kataleptik sehungga perlu diatasi dengan mengkombinasikannya dengan diazepinone (zolazepam).Tiletamin memberikan relaksasi otot yang bagus. Juga waktu induksinya sertakembalinya kesadaran (recovery) berlangsung dengan mulus dan aman. Dosis yangdianjurkan ialah 2-10 mg/kg BB (berat badan). Sedangkan waktu induksinya yaitu 5-10 menit setelah suntikan intra muskuler (IM). Namun demikian obat bius ini bisa juga diberikan secara Intra Vena. Menurut Mc Kenzie (1993), Pada fase-fase awal pembiusan, Zoletil ini mempengaruhi pusat respirasi, juga dapat melewati plasentaserta menyebabkan depresi pernafasan pada hewan yang baru lahir (Plumb, 1991). Benzodiazepine Diazepam (Valium). Secara farmakologis obat ini merupakan penenang (tranquilizer) ringan yang aksinya sampai ke Thalamus dan Hipothalamus, kemudian menginduksi Tingkah laku (behaviour) hewan tersebut menjadi lebih ramah, jinak dan lebih tenang. Gejala ataksia ringan timbul pada dosis yang lebih tinggi sebagai proses dari relaksasi otot, dan ini bukan masalah. Semua refleks spinal terblokade dan obat ini sebagai anti kekejangan (anti convulsant) yang sangat efektif dan sering dipakai bersama-sama (kombinasi) dengan Ketamin/Tiletamin. Bila diberikan secara intravena(IV), sangat efektif untuk mengatasi progres kejadian kejang-kejang (seizure). Diazepam ini bisa juga digunakan sebagai premedikasi (pre anaesthetic medication) untuk menenangkan hewan/satwa yang mengalami eksitasi (Kock et al., 1977). Jadi Zoletil adalah obat bius injeksi terbaru yang berisi suatu anesthetikum Tiletamin yang dikombinasi dengan tranquilizer dan “muscle relaxant” Zolazepam. Merupakan anesthesi umum yang memiliki waktu induksi pendek, dengan sedikit sekali effek samping namun mempunyai keamanan yang tinggi (maximum safety).



10



11



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Restrain dan Casting merupakan suatu yang sangat mendasar yang perlu dipahami dalam suatu tindakan pembedahan hewan. Tujuan dari menerapkan restrain dalam melakukan penanganan pada hewan antara lain yaitu, untuk memudahkan pemeriksaan fisik (tetes mata dan pemeriksaan rektal), untuk mengelola lisan, bahan suntik dan topical, untuk menerapkan perban, untuk melakukan prosedur tertentu (katerisasi urin), dan untuk mencegah melukai diri sendiri (Elizabeth collar). Restrain dapat dilakukan dengan dua acara yaitu restrain fisik dan restrain kimia. Restrain fisik pada hewan liar dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mengikat tali/rope work, mengalihkan perhatian, kekuatan fisik/physical Force, Perangkap/Confinement, Rintangan fisik. Sedangkan restrain kimia pada hewan liar alat yang digunakan, yaitu Hand Held Syringe, Stick/Pole Syringe, Blow pipe/blow gun, Dart Gun/Projector, Crossbow. 3.2 Saran Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.



12



DAFTAR PUSTAKA



Andayani, Candra, N. 2012. Pemeriksaan Anjing. Yogyakarta: UGM Crow, Steven E. 2009. Manual of Clinical Procedures In Dogs, Cats, Rabbits, and Rodents. Wiley Blackwell. Kozier, B., Erb, G., Berman,A.J., & Synder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, process, and, practice (7 th ed.). New Jersey: Pearson Prentice hall. Tejolaksono, M. Nanang. Pengendalian Satwa Liar (Diakses pada tanggal 6 Pebruari 2021 https://www.scribd.com/doc/138673069/Pengendalian-Satwa-Liar)



13



Restrain Fisik dan Kimia pada Hewan Liar • • • • •



Kelompok 1A I Ketut Gde Adilio Gutteres Ribka Natasia Abel Ni Made Rastiti Sheira Tannia Welfalini Febe Adonia Renandra H.



1709511109 1809511002 1809511003 1809511004 1809511005



01



Restrain



Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk membatasi gerakan aktivitas fisik atau bagian tubuh pasien. —Kozier, 2004



HERE IS THE SLIDE Tujuan TITLE! Restrain Restrain umumnya dilakukan untuk tujuan pemeriksaan atau diagnostik, tetapi dapat juga dilakukan untuk tujuan medical therapy sebelum atau sesudah dilakukan tindakan pembedahan. Tujuan dari menerapkan restrain dalam melakukan penanganan pada hewan antara lain yaitu, untuk memudahkan pemeriksaan fisik (tetes mata dan pemeriksaan rektal), untuk mengelola lisan, bahan suntik dan topical, untuk menerapkan perban, untuk melakukan prosedur tertentu (katerisasi urin), dan untuk mencegah melukai diri sendiri (Elizabeth collar)



Jenis Restrain



Restrain Fisik (Physical Retraint) Restrain fisik dapat dilakukan dengan bantuan alat atau menggunakan fisik hewan itu sendiri sebagai sarana.



Restrain Kimia (Chemical Restraint) Restrain Kimia dapat dilakukan dengan menggunakan bahanbahan kimia, misalnya yang tergolong dalam sedative dan tranquillizer.



02 Restrain Fisik pada Hewan Liar



Restrain fisik merupakan restrain yang dilakukan dengan cara menggunakan bantuan alat atau menggunakan fisik hewan itu sendiri sebagai sarana. Restrain fisik dapat diartikan secara sederhana sebagai pengendalian hewan dengan memakai tangan atau dengan bantuan alat. Pengendalian dengan cara ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.



IS THE SLIDE 1.HERE Mengikat tali TITLE! atau Rope Work



Cara ini menggunakan tali sebagai salah satu alat untuk mengendalikan hewan yang paling tepat. Tali bisa berasal dari serabut kulit pohon, kapas, kulit hewan, rambut/bulu, sutera dan serabut sintesis. Tali ini bisa dianyam sedemikian rupa siap menjaring mangsanya.



HERE IS THE SLIDE 2. Mengalihkan TITLE! perhatian



Cara ini untuk mempermudah pengendalian hewan maka perhatian hewan harus kita alihkan, sehingga hewan akan terlena dengan cara memberikan makanan, memanggil nama si hewan, suara-suara yang menarik perhatian, atau suatu alat permainan.



3. Kekuatan HERE IS THEfisik SLIDE atau Physical TITLE! Force Pengendalian hewan melalui kekuatan fisik ini yang paling penting adalah memakai tangan baik tangan telanjang maupun dengan bantuan alat seperti electroshocker. Sebelum menghandle sebaiknya menggunakan sarung tangan, yang berasal dari katun (catton gloves) untuk hewan pengerat kecil. Kulit kasar (coarse leather gloves) untuk jenis primata, burung dan binatang penggigit lainnya.



HERE IS THE SLIDE 4. Perangkap atau TITLE! Confinement



Perangkap dibuat sedemikian rupa sehingga jika hewan telah terperangkap ke dalam dengan sendirinya perangkap akan tertutup. Biasanya di dalam perangkap diberikan makanan kesukaan hewan tersebut. Perangkap ini digunakan untuk hewan-hewan yang akan dipindahkan tanpa pemeriksaan langsung. Alat ini sebaiknya aman dan tidak membuat hewan merasa stress.



HERE IS THE SLIDE 5. Rintangan TITLE! Fisik



Rintangan fisik dapat digunakan untuk melindungi (tangkai pelindung) atau tangkai penutup yang terdekat tanpa membahayakan. Rintangan ini bisa berupa plastik atau papan kayu dan papan kayu ini biasanya digunakan untuk menggiring binatang.



02 Restrain Kimia pada Hewan Liar



Restrain kimia merupakan pemberian anestesi menggunakan bahan-bahan kimia seperti obat golongan sedative dan tranquilizer yang bertujuan untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit baik disertai atau tanpa disertainya hilang kesadaran. Restrain kimia digunakan jika restrain fisik terlalu susah atau berbahaya untuk dilakukan.



Restrain Kimia



Tantangan pertama bila akan menggunakan bahan kimia untuk imobilisasi dan pengendalian hewan adalah menempatkan bahan tersebut pada tempat yang dapat mengabsorpsinya. Teknik yang paling sesuai bervariasi dari spesies ke spesies dan dari hewan ke hewan tergantung pada ukuran, jarak dari operator, kemampuan untuk menguasai hewan, serta keefektifan peralatan yang tersedia. Pada pemberian obat secara per oral, banyak hal-hal yang tak terduga yang harus dipertimbangkan misalnya: dosis yang kurang tepat, kecepatan penyesuaian tubuh yang tidak dapat ditentukan serta penyerapan yang lambat dan tidak menentu. Karena itulah maka pemberian obat melalui injeksi perlu diberikan. Injeksi intravena yang aman hanya mungkin dilakukan pada hewan yang jinak atau yang sudah dikendalikendalikan dalam kandang jepit atau diimobilisasi dengan jaring.



Alat-Alat yang Digunakan serta Cara Penggunaannya 1. Hand Held Syringe Injeksi intramuskular dapat dilakukan sangat cepat dengan spuit yang dipegang tangan. Spoit terbuat dari logam atau plastik hingga tidak pecah bila terbentur, ketendang atau dipukul oleh hewan.di dalam kandang. Jarum yang digunakan sebaiknya berukuran besar (18 ga, 20 ga atau 22 ga) dan pendek



2. Stick / Pole Syringe Untuk hewan-hewan yang sangat agresif, perlu digunakan Stick / Pole Syringe yang kokoh dan memungkinkan operator tetap berada dalam jarak yang aman. Prinsip kerjanya ialah obat langsung di injeksikan pada waktu jarum ditusukkan. Operator harus menjaga tekanan pada hewan sampai seluruh cairan obat masuk atau sampai hewan melepaskan diri. Stick syringe terdiri dari tongkat atau pipa kokoh sepanjang 1,7 meter di mana pada salah satu ujungnya diletakkan sebuah syring/spoit dalam sebuah kerangka dari logam. Sebuah syringe 3 ml seringkali digunakan pada stick syringe. Jika perlu injeksi secara cepat, maka syringe 6 ml dapat digunakan bila volume obat lebih dari 2 ml.



3. Blow Pipe Dalam situasi dimana stick / pole syringe tidak praktis untuk digunakan dan pistol CO2 atau senapan tidak ada, maka blow pipe sangat berguna.Jarak yang efektif kira-kira 8-10 meter atau kurang tergantung dari berat dart/telinject. Saat ini blow pipe sangat dikenal oleh para pengendali hewan karena memberikan keuntungan seperti tidak menimbulkan suara hingga dapat mengurangi kemungkinan timbulnya trauma, sesuai digunakan untuk hewan-hewan kecil, mudah terlihat dan tidak mempunyai bagian-bagian mekanik yang memerlukan perawatan khusus.



Blow pipe dart



4. Dart Gun Untuk menginjeksi cairan pada jangkauan 1,5 – 6 meter dapat digunakan Dart guns yang disebut juga Projectors. Pemilihan tipe dart projektor harus disesuaikan dengan kebutuhan. Dart projector yang paling banyak digunakan adalah “Cap-Chur” yaitu Cap-Chur Short Range CO2 Projector dan Cap-Chur Long Range CO2 Projector. Senapan CO2 tidak menimbulkan suara dan berguna untuk hewan dalam suatu kelompok. Dart Projektor yang lain adalah : Dist Inject Projector, Paxarma Projectors, Aeroject Equipment dan Zoolu Arms Equipment.



5. Crossbow Projekti/syringe dapat diluncurkan dari sebuah busur panah (Crossbow) yang memiliki pemegang dart. Busur ini cukup akurat dan tidak menimbulkan suara. Tekanan dapat diatur sesuai dengan jarak sasaran. Kerugian penggunaan busur ini adalah ukurannya yang besar sehingga sulit digunakan pada tempat yang sempit dan memerlukan kekuatan yang besar untuk memegang busur. Ketepatan dalam menggunakan busur membutuhkan keterampilan sampai jarak 30 meter.



Obat-obatan yang digunakan untuk menenangkan dan menangkap satwa liar mirip dengan yang digunakan untuk membius manusia. Obat-obat ini bekerja pada bagian- bagian otak untuk menenangkan (tranquilizasi), menekan / depressi (sedasi), menghilangkan rasa sakit (analgesia) dan menghilangkan kesadaran (anesthesia).



Imobilisasi Kimia Dan Obat Bius Yang Digunakan



Ketamin HCL Tiletamine



Xylazine HCL Benzodiazepine



Thank you