Paper Masalah Pengelolaan Bengkel Di Sekolah Menengah Kejuruan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Masalah Pengelolaan Bengkel di Sekolah Menengah Kejuruan Tiar Agustianto Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta [email protected]



Abstrak Didalam Sekolah Menengah Kejuruan tentunya tidak hanya mengajarkan teori dasar sekolah menengah saja tapi juga rata-rata 60% yang diajarakan praktek. Di sekolah menengah kejuruan siswa diharapkan mempunyai keterampilan, skil dan pola pikir yang ebih dari pada Sekolah Menengah Atas. Lulusan Sekolah Menngah kejuruh diharapkan dapat bersaing di dunia industri saat ini. Untuk menunjang Keberhasilan mencetak lulusan baik diperlukan tempat belajar yang baik pula. Dalam pelaksanaan praktik di sekolah menengah kejuruan tentunya didukung dengan adanya bengkel sebagai sarana belajar dan mengasah keterampilan. Pembuatan dan penataan bengkel harus diperhatikan sedimikian rupa. Pembuatan bengkel juga tidak sembarangan, bengkel dalam dunia pendidikan memiliki standar sesuai yang diberikan oleh Permendiknas 40/2008. Hal ini diberlakukan agar siswa dapat belajar bekerja sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) sehingga ketika setelah lulus bekerja di pabrik tidak kaget. Walaupun telah ditetapkan SOP Bengkel banyak sekolah yang membuat layot bengkel kurang sesuai dengan standar yang diberikan Permendiknas. Banyak masalah yang menyebab kan itu terjadi. Paper ini dibuat untuk mengatasi masalah tersebut. A. Pendahuluan Udang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003 Pasal 35 dijelaskan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar nasional pendidikan merupakan suatu cara pemerintah dalam menjaga mutu pendidikan yang ada di Indonesia.



Salah satu kunci sukses pendidikan adalah sarana dan prasaran. Sarana dan prasarana khusunya bengkel harus dibuat sedemikian rupa menyerupai lingkungan pabrik dan menurut standar yang sudah diberikan.Bengkel merupakan fasilitas yang sangat penting di SMK kelompok teknologi dan rekayasa program studi keahlian teknik mesin. Bengkel ini harus diupayakan memenuhi standar sarana dan prasarana agar tujuan SMK tercapai. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 40 tahun 2008 memuat standar minimal untuk ruang bengkel pemesinan yaitu; (1) Luas ruang bengkel pemesinan; (2) Rasio per-peserta didik; (3) Daya tampung minimal; (4) Luas ruang penyimpanan dan instruktur; (5) Perabot ruang bengkel pemesinan; (6) Media pendidikan di ruang pemesinan, dan (7) Perlengkapan ruang pemesinan. Meskipun begitu masih banyak bengkel praktik di SMK yang belum memenuhi standar sarana dan prasarana serta yang terkait dengan manajemen di dalam bengkel. Masalah yang muncul pada manajemen di dalam bengkel dapat dilihat dari aspek perencanaan mesin dan alat, pengorganisasian, pelaksanaan pembelajaran, penyiapan bahan, peminjaman alat, dan pengawasan. Untuk mengatur semua setelah adanya perencanaan di bengkel diperlukan sebuah susunan yang bertanggung jawab pada masing-masing bidang. Adanya pengorganisasian sangat mempengaruhi keterlaksanaan fasilitas di bengkel dengan baik. Susunan organisasi yang kurang baik dapat mengakibatkan hambatan dalam pelaksanaan tugas sehingga terjadi kegagalan. B. Permasalahan Permasalahan managemen bengkel yang sering terjadi di lingkungan pendidikan kejuruan/ vokasi seperti: 1. Penataan tempat dan ruang yang kurang baik dan keadaaan tempat belajar yang kotor. Penataan tempat yang kurang baik dan keadaan tempat belajar yang kotor akan berpengaruh langsung peserta didik terhadap konsentrasi dan minat belajar. Hal ini berdampak pada kualitas lulusan, jika peserta didik dalam belajar sudah tidak konsentrasi



dan tidak memiliki minat maka prestasi belajar juga akan menurun. Salah satu komponen dari manajemen perbaikan berkelanjutan adalah 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin). 2. LemahnyaAdministrasi Masalah administrasi terkait langsung dengan ketersediaan tenaga administrasi di laboratorium, khususnya kepala laboratorium. Dengan pengangkatan kepala laboratorium yang dihargai setara dengan 12 jam mengajar, diharapkan administrasi laboratorium dapat disusun dengan rapi dan lengkap. Tetapi sayangnya, referensi mengenai perangkat laboratorium yang sesuai tuntutan PK Guru dengan tugas tambahan kepala laboratorium sangatlah terbatas. Yang banyak ditemukan, ya perangkat standarnya saja. 3. Lemahnya Dukungan dari Pihak Sekolah Seringkali laboratorium dijadikan alternatif ruang pertemuan bagi sekolah. Ketimbang membongkar pembatas kelas atau menggunakan sebuah kelas, lebih mudah menggunakan ruang laboratorium yang relatif luas. Demikian juga, ketika laboratorium, masih dianggap sebelah mata oleh sekolah, maka alokasi dana yang ke arah pengembangan laboratorium sangat terbatas bahkan mungkin tidak ada. C. Pemecahan Masalah 1. Pengaturan Tata letak ruang Penataan peralatan di bengkel bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan yang maksimal dengan cara mengatur peralatan/penempatan semua fasilitas pada tempat/lokasi yang strategis dan posisi yang terbaik sehingga dapat mencapai pemanfaatan yang berimbang dari faktor-faktor manusia, bahan, peralatan/mesin dan pendanaan akan merupakan sesuatu yang sangat dominan dan selalu harus menjadi perhatian dalam menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak terkecuali dalam kegiatan penataan dengan maksud agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan perkataan lain bahwa penataan peralatan dalam bengkel, laboratorium merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kelancaran di dalam berproduksi dalam hal ini adalah kelancaran kegiatan belajar mengajar. Pengaturan ruang harus sesuia dengan SOP dan standar Keselamatan Kerja agar bengkel bisa nyaman dan dapat digunakan semaksimal mungkin



2. Penguatan organisai Bengkel Menusun dengan jelas bagaimana susunan organisasi bengkel agar terwujudnya tujuan begkel tersebut. Penyusuna dari ketua sampai anggota. Dengan adanya organisasi yang jelas maka penyususunan administrasi akan mudah dilakukan, 3. Penyusunan anggaran yang jelas oleh sekolah Penyusunan anggaran untuk perkembangan bengkel agar bengkel bisa menunjang keberhailan siswa. Pada sekolah kejuruan bengkel adalah bagian yang sangat penting karena lingkungan bengkel adalah gambaran lingkungan kerja. Dengan lengkapnya fasilitas dan dukungan dari sekolah maka akan terwujudnya Sumber Daya Manusia yang baik pula.



Daftar Pustaka Muhammad Joko Susilo.(2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Muhammad Joko Susilo.(2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. BUKU MANAJEMEN BENGKEL DAN LABORATORIUM SMK YANG SEHAT DAN SELAMAT