Paper Sayatan Tipis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1. Bagaimanakah prosedur dalam preparasi sayatan tipis? Pengamatan yang dilakukan pada batuan bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral-mineral di dalamnya. Untuk penentuan mineral-mineral tersebut, pengamatan secara megaskopis tidaklah cukup. Pengamatan megaskopis tidak dapat menunjukkan nama pasti dari suatu mineral, terutama kelompok-kelompok mineral seperti piroksen, feldspar, dll. yang memiliki sifat-sifat dan nama-nama yang berbeda. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi mineral tersebut adalah dengan pengamatan mikroskopis. Pengamatan mikroskopis ini dilakukan untuk melihat sifat-sifat optis dari suatu mineral. Agar sifat optis dari suatu mineral dapat diamati batuan harus disayat setipis mungkin, sehingga batuan bersifat translucent dan dapat menghasilkan warna interferensi secara maksimum. Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan sayatan tipis: a. Alat dan bahan    



Sampel batuan Gergaji batu Serbuk karborundum Balsam kanada



  



Mesin gerinda Cover glass Lem



b. Pemotongan sampel  Batuan yang akan disayat biasanya memiliki ukuran hand specimen, sehingga perlu dipotong agar menjadi lebih kecil dan muat pada meja preparat. Dimensi yang biasanya digunakan sebagai patokan: tebal= 0,5 cm, lebar= 2,5 cm, panjang= 3,5 cm. Sebelum pemotongan batuan dilakukan, sebaiknya pastikan dahulu bahwa bagian yang akan dipotong tersebut telah mewakili mineral-mineral yang ada dan juga bagian yang fresh.  Dalam melakukan pemotongan batuan, perlu diperhatikan segi keamanan dari alat maupun pengguna. Pengguna gergaji batu dianjurkan agar mengenakan google, selain itu gergaji juga perlu disiran air dingin agar tidak bengkok akibat panas. c. Penipisan sampel  Penipisan sampel dilakukan setelah ukuran dimensi batuan telah didapatkan. Pertama-tama, potongan sampel tersebut diolesi dengan serbuk karborundum. Kemudian potongan sampel ditipiskan dengan menggunakan mesin gerinda. Sekali lagi perlu diperhatikan keamanan dari alat maupun pengguna saat penipisan sampel dilakukan.  Ketika potongan sampel telah dirasa cukup tipis, namun belum mencapai tebal standar sayatan tipis 0,03 mm, cover glass perlu dipasangkan terhadap sampel agar lebih mudah dalam pemegangan sampel. Potongan sampel yang belum mencapai tebal standar sayatan tipis tadi masih perlu ditipiskan lagi. Namun kali ini serbuk karborundum yang digunakan adalah serbuk karborundum yang jauh ltipiskan lagi. Namun kali ini serbuk karborundum yang digunakan adalah serbuk karborundum yang jauh ltipiskan lagi. Namun kali ini serbuk karborundum yang digunakan adalah serbuk karborundum yang jauh lebih halus, baru kemudian ditipiskan lagi dengan menggunakan mesin gerinda.  Penipisan sampel tersebut masih belum menghasilkan sayatan tipis yang rata. Sehingga sampel tersebut perlu digosokkan terhadan serbuk karbrundum yang lebih halus lagi. Untuk mengetahui apakah sampel telah benar-benar menjadi sayatan tipis atau belum, dapat dilakukan dengan mengamati sampel lewat mikroskop apakah warna yang dihasilkan adalah warna interferensi maksimum atau tidak. d. Penempelan cover glass  Sampel yang telah mencapai tebal standar sayatan tipis ditempelkan pada cover glass. Sampel diolesi dengan balsam kanada ataupun lem epoxy, kemudian



sampel ditempelkan pada cover glass. Perlu diperhatikan agar gelembung udara tidak muncul pada sayatan tipis. 2. Sebutkan dan jelaskan fungsi bagian-bagian mikroskop polarisasi secara lengkap!  Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda berukuran yang sangat kecil. Dengan menggunakan mikroskop, benda-benda yang berukuran kecil tersebut terlihat menjadi besar. Mikroskop polarisasi adalah mikroskop yang digunakan untuk pengamatan terhadap sayatan tipis dari batuan. Berbeda dengan mikroskop biasa yang hanya menggunakan cahaya biasa, mikroskop polarisasi menggunakan cahaya terpolarisasi. Perbedaan antara cahaya biasa dengan cahaya terpolarisasi terletak pada arah rambat gelombangnya. Cahaya biasa memiliki arah rambat gelombang ke semua arah, namun cahaya terpolarisasi mempunyai satu arah rambat gelombang. Dengan memanfaatkan cahaya terpolarisasi, sifat-sifat optis dari mineral dapat diamati dengan jelas, terutama dari segi warna. 



Bagian-bagian dari mikroskop polarisasi terbagi menjadi kaki mikroskop,



substage unit, tubus mikroskop, lengan mikroskop dan juga cermin. Beberapa bagian tersebut terdiri dari komponen-komponen yang mendukung kinerja dari mikroskop polarisasi. Berikut adalah penjabaran dan fungsi bagian-bagian dari mikroskop polarisasi: a. Kaki Mikroskop  Kaki mikroskop berfungsi sebagai penyangga atau tumpuan mikroskop agar dapat berdiri. Selain fungsi dasar sebagai penyangga, kaki mikroskop juga dapat berfungsi sebagai tempat lampu halogen pada mikroskop Olympus dan juga sebagai tempat meletakkan cermin pada mikroskop Bausch & Lomb. b. Substage Unit  Substage unit terletak tepat di bawah meja objek atau yang biasa disebut dengan stage. Bagian dari substage unit mikroskop terdiri atas beberapa komponen, yaitu: 1) Polarisator atau ‘Lower Nicol’  Polarisator adalah sebuah lembar polaroid yang berfungsi untuk mengubah arah rambat cahaya yang ditembakkan. Cahaya mempunyai sifat merambat ke segala arah dari sumbernya. Polarisator mengubah arah rambat cahaya menjadi satu arah rambat saja. Lembar polaroid diletakkan sedemikian rupa sehingga arah rambat yang dihasilkan pada arah N-S atau E-W. 2) Diafragma Iris  Jumlah cahaya yang diteruskan akan diatur oleh diafragma iris dengan mengatur lebar lubang diafragma. Kemampuan akomodasi mata pengamat berbeda satu sama lain, sehingga cahaya yang diteruskan perlu diatur agar sesuai



dengan kekuatan akomodasi mata pengguna. Di samping itu, diafragma iris juga berfungsi sebagai pengatur luas daerah pengamatan yang akan diberi penerangan. 3) Meja Objek  Sayatan tipis yang akan diamati diletakkan pada meja objek, penampang berlubang di tengahnya sebagai jalan masuknya cahaya. Meja objek dapat diputar pada sumbu vertikal dengan skala 0 0 hingga 3600. Terdapat 3 sekrup yang berfungsi sebagai pemusat putaran meja pada sumbunya, atau dikenal dengan centering. 4) Kondensor  Berupa sebuah lensa cembung, yang berfungsi sebagai pemusat cahaya yang berasal dari cermin di bawah. Kondensor terletak pada bagian paling atas dari substage unit c. Tubus Mikroskop  Tubus mikroskop adalah bagian mikroskop dari lensa okuler hingga lensa objektif. Tubus mikroskop sangat mirip dengan fungsi teropong. Berikut adalah komponen dari tubus mikroskop: 1) Lensa Objektif  Lensa objektif terletak pada bagian paling bawah tubus mikroskop. Lensa yang paling dekat dengan sayatan tipis yang akan diamati. Umumnya terdapat tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang berbeda pada sebuah mikroskop. Perbesaran lensa objektif ada yang 4x, 10x, 40x, dan 100x. 2) Lubang Kompensator  Lubang kompensator adalah sebuah lubang untuk



memasukkan



kompensator yang berupa baji kuarsa, keping gips maupun keping mika. Kompensator berfungsi agar warna interferensi yang dihasilkan berubah. 3) Analisator  Fungsi analisator sangat mirip dengan polarisator, hanya arah getarannya dibuat searah dengan polarisator pada pengamatan nikol sejajar dan dibuat tegak lurus dengan polarisator pada pengamatan nikol bersilang. 4) Lensa Amici-Bertrand  Lensa Amici-Bertrand berfungsi sebagai pengamatan konoskopik saja, untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler. 5) Lensa Okuler  Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan objek. Dengan lensa inilah bayangan akhir akan dihasilkan sehingga kita dapat mengamatinya secara



jelas. Pada lensa okuler biasanya terdapat benang silang yang berfungsi sebagai penanda pusat objek pengamatan. d. Lengan Mikroskop  Lengan mikroskop adalah bagian punggung mikroskop. Bagian yang dipegang ketika mikroskop akan dipindahkan. Dan juga sebagai penghubung antara bagian tubus mikroskop dengan kaki mikroskop. e. Cermin  Cermin pada mikroskop polarisator biasanya terdiri dari cermin datar dan cermin cekung berfungsi sebagai penangkap dan penerus cahaya menuju sistem optik dalam mikroskop. Cermin cekung berfungsi sebagai pemusat cahaya dengan hasil yang tidak simetris (assymetrical cone of illumination), dan cermin datar berfungsi sebagai pemantul cahaya yang sesuai cahaya yang diterima. 3. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari keping kuarsa, keping gips, dan keping mika!  Keping kuarsa, keping gips, dan keping mika adalah tiga jenis kompensator yang memiliki fungsi berbeda. Maksud dan guna dari masing-masing kompensator dijelaskan sebagai berikut: a. Keping Kuarsa  Dikenal juga dengan sebutan baji kuarsa, adalah kuarsa yang dipotong sedemikian rupa sehingga sumbu C dari kuarsa tersebut searah dengan memanjangnya keping kuarsa tersebut. Ketebalan keping kuarsa mulai dari 0 sampai dengan 0,1 mm aau 0,25 mm. Keping kuarsa digunakan untuk mengetahui pengaruh ketebalan sayatan terhadap retardasinya. b. Keping Gips  Keping gips adalah sayatan dari gipsum yang memiliki harga retardasi 550 mµ. Keping gips berfungsi sebagai penentu pertambahan atau pengurangan warna interferensi suatu kristal. Jika keping gips dipasang pada kondisi nikol bersilang dan tanpa ada peraga yang diamati, maka akan terlihat warna interferensi merah orde I. Keping gips digunakan untuk penelitian kristal yang memiliki warna interferensi yang rendah. c. Keping Mika  Keping mika terbuat dari muskovit yang memiliki nilai retardasi 150 mµ. Keping mika digunakan untuk membedakan sinar lambat dan arah getaran sinar cepat pada suatu kristal yang diamati pada meja objek. Jika dipasang tanpa ada peraga, maka akan menghasilkan kenampakan abu-abu orde I. Keping mika digunakan untuk penelitian kristal yang memiliki warna interferensi yang tinggi. 







Daftar Pustaka



 



http://tryfor3.wordpress.com/2013/11/22/mineralogi-optik-mikroskop-polarisasi/ (diakses 22 September 2014 14:23)







http://irfandipermana.blogspot.com/2013/02/03/mineral-optik.html (diakses 22 September 2014 14:32)







Judith, Bean, Hadi Soetomo, Soekardi. 1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta: Pusat Penerbitan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada