Paragraf Pertentangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Paragraf Pertentangan



Paragraf pertentangan adalah salah satu pengembangan paragraf ekposisi yang menjelaskan maksud serta tujuan dalam gagasan utamanya dengan membandingkan terhadap suatu obyek lain dalam paragraf. Pada paragraf pertentangan, perbandingan yang dilakukan adalah terhadap dua obyek yang memiliki perbedaan yang sangat signifikan (bertolak belakang). Berbeda dengan paragraf perbandingan yang membandingkan dua hal yang serupa atau memiliki kesamaan baik sifat, ciri, karakter, dan lainnya. Dalam penerapannya, paragraf pertentangan menggunakan kata hubung (konjungsi) sebalinya, akan tetapi, berbeda dengan, walaupun, biarpun, meskipun begitu, namun, dan melainkan.



Ciri-Ciri Paragraf Pertentangan



1. Penulis menyampaikan gagasan utamanya dengan cara membandingkannya dengan suatu hal lainnya. 2. Membahas suatu hal yang bersifat konkret dan diketahui oleh masyarakat umum. 3. Bersifat netral atau tidak menjelek-jelekan suatu objek yang sedang dibahas atau didiskusikan. 4. Di dalam paragraf memiliki kata-kata penghubung seperti, jika dibandingkan dengan, seperti halnya,demikian juga, sama dengan,selaras dengan,sesuai dengan, dan lain-lain.



Contoh Paragraf Pertentangan : Hidup di lingkungan pedesaan dengan segala kulturasinya sangat membuat nyaman dan betah berlamalama di sini. Di lingkungan pedesaan masih sangat terjaga dengan rimbunnya pepohonan, tidak adanya polusi, dan banyaknya sumber air. Selain itu kehidupan bermasyarakat di desa pun terjalin atas dasar semangat kekeluargaan. Warganya yang ramah dan tak segan membantu adalah cerminan dari semangan gotong royong dan kekeluargaan yang begitu indah. Kita bisa dengan mudah bergaul dan memperoleh banyak saudara di desa. Berbeda dengan kehidupan di daerah perkotaan yang sesak dan dipenuhi dengan polusi. Selain lingkungan yang tak sehat, dari sisi aspek kulturalnya juga sangat memperihatinkan. Jangankan bisa berhubungan seperti layaknya keluarga besar dengan orang yang berada dalam satu kelurahan, dengan tetangga sebelah rumah saja terkadang tidak saling mengenal. Budaya individualis yang telah ada entah sejak kapan ini tentu sangatlah jauh dari semangat gotong royong dan kekeluargaan. Belum lagi permasalahan sosial yang sangat umum terjadi di masyarakat diantaranya adalah kriminalitas, kemiskinan, dan lain sebagainya. Kehidupan di lingkungan pedesaan dan di daerah perkotaan sangatlah jauh berbeda dan bertolak belakang satu dengan lainnya.