Pebria Silvi Yani (Tugas Seni 1) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Pebria Silvi Yani



Kelas



: XI



1. Starry night (1889) karya Vincent Van Gogh Starry Night (1889) Analisis, Deskripsi & Penafsiran



Starry Night oleh Vincent Van Gogh Starry Night sering dianggap sebagai pencapaian puncak Van Gogh. Tidak seperti kebanyakan karyanya, Starry Night dilukis dari ingatan dan tidak berdasarkan referensi alam. Penekanan pada kehidupannya yang emosional sangat jelas dalam penggambaran langitnya yang bergolak dan liar. Meskipun begitu di karya ini, Van Gogh mengikuti prinsip seni dan komposisi yang sangat rapi. Berbagai bentuk dan marka kuas didistribusikan di seluruh permukaan kanvas dalam urutan yang tepat untuk menciptakan asas keseimbangan dan menghasilkan ketegangan dari kontras yang terjadi. Ia seakan menggabungkan praktis seniman yang berpendidikan formal namun mengemasnya dalam gaya yang naif. Di lukisan ini juga tampak jelas bahwa dia melukis menggunakan marka kuasnya, bukan menggunakan kuas untuk meniru-nirukan alam.



1



Di bagian tengah lukisan, langit seakan meliuk-liuk mengikuti alunan kurva yang dinamis diterangi oleh bintang-bintang yang berpijar. Hasilnya adalah pemandangan malam yang sangat spiritual dan penuh dengan ekspresi emosi batin. Namun kekacauan yang tampak lagi-lagi dapat ditumbangkan oleh pengaturan formal yang apik dan rapi. Starry Night terkenal karena dianggap melampaui praktik melukis terhadap representasi dunia fisik.



2. the eaters Potato(1885)



The Potato Eaters (Pemakan Kentang) oleh Vincent Van Gogh, wikimedia.com Pemakan kentang (The Potato Eaters) sering dianggap sebagai mahakarya pertama Van Gogh. Dilukis saat tinggal di antara para petani dan buruh di Nuenen di Belanda, Van Gogh berusaha untuk menggambarkan orang-orang dan kehidupan mereka dengan jujur. Vincent Van Gogh memperlihatkan kondisi hidup para petani yang kurang sejahtera dengan warna yang gelap. Dia menampilkan adegan itu dalam palet yang hampir monokrom, pucat dan kurang menggugah mata. Layaknya kehidupan petani yang hanya mampu untuk menyantap kentang saja untuk bertahan hidup dan menjalani kehidupannya. Potret mereka tampak sudah tua dan lemah lalu dibandingkan dengan hanya satu orang yang masih muda itupun wajahnya tidak tampak. Penggambaran tersebut di 2



dramatisir lagi oleh penggambaran keluarga petani yang berkumpul di di meja makan dan satu sumber cahaya dari lentera kecil yang memberi penerangan minim. Kentang yang tersediapun terhitung sedikit untuk jumlah keluarga mereka. Meskipun lukisan ini adalah salah satu penciptaan terbaiknya, karya ini tidak dianggap berhasil atau diapresiasi sebagai mana mestinya hingga kematian Van Gogh. Pada saat karya ini dilukis, Impresionis telah mendominasi pasar seni dunia. Tidak mengherankan bahwa Theo, merasa tidak akan mampu untuk menjual lukisan ini pada periode penciptaannya. Namun, karya ini tidak hanya menunjukkan kehebatan Van Gogh membuat adegan yang emosional, tetapi juga mulai membangun gagasan yang akan Van Gogh gunakan sepanjang karirnya.



3. Biografi Vincent Van Gogh



Vincent van Gogh adalah seniman besar kelahiran Belanda terkenal karena melukis diluar konteks fisik dan emosional melalui marka kuasnya yang meliuk-liuk, ia tidak mendapatkan apresiasi yang sebagaimana mestinya hingga ia meninggal dunia. Van Gogh jatuh miskin karena tidak berhasil menjual karyanya dan menderita gangguan jiwa 3



sepanjang karir melukisnya. Namun semua itu tidak menghalanginya untuk terus menelurkan mahakarya, ia tidak berhenti melukis selama 10 tahun hingga akhir hayatnya.



Biografi Vincent Van Gogh Vincent Van Gogh lahir di Belanda pada 30 Maret 1853 dan merupakan anak kedua dari enam bersaudara dari keluarga yang relijius di Belanda Selatan. Ayahnya, Theodorus Van Gogh, adalah seorang pendeta dan ibunya, Anna Cornelia Carbentus, adalah putri dari seorang penjual buku. Dari sejak kecil Van Gogh memiliki mood atau suasana hati yang tidak stabil. Dia tidak menunjukkan bakat seni-nya selama masa kanak-kanak, ia juga tidak begitu berhasil di sekolah. Pada 1868, ia meninggalkan sekolah dan tidak pernah kembali untuk mendapatkan pendidikan formal.



Awal Karir Pada tahun 1869, Vincent Van Gogh magang di dealer seni internasional Goupil & Cie Paris dan akhirnya diterima bekerja untuk ditempatkan di kantor cabang Den Haag. Disana Vincent cukup sukses dalam karirnya sebagai art dealer dan bekerja di perusahaan tersebut selama hampir satu dekade. Pada tahun 1872, Van Gogh mulai berkirim surat dengan adiknya Theo Van Gogh. Surat-menyurat dengan adiknya itu kemudian berlanjut hingga akhir hayat Vincent. Theo sendiri akhirnya mengikuti jejak kakaknya sebagai penjual barang-barang seni. Sementara itu Vincent dipindahkan ke kantor Goupil & Cie cabang London. Disaat itu pula, Vincent mengalami depresi dan menjadi pribadi yang relijius. Van Gogh kemudian meninggalkan pekerjaannya di Goupil’s dan memutuskan untuk tinggal dan bekerja di Gereja. Meskipun Van Gogh mengalami kesulitan finansial Ia malah menyerahkan harta miliknya kepada para penambang batu bara setempat. Sayangnya kehidupannya sebagai seorang pastur tidak bertahan lama. Gereja memecatnya karena Vincent dianggap terlalu obsesif terhadap imannya. Pada tahun 1880, Vincent Van Gogh memutuskan untuk mencoba menjadi seorang seniman dan berharap masih dapat menjadi pelayan Tuhan lewat profesi itu. Kesulitan ekonomi Van Gogh makin memburuk, namun Theo selalu membantunya dengan mengiriminya sejumlah uang untuk bertahan hidup. Theo kemudian secara finansial terus mendukung Vincent disepanjang kariernya, karena ia tidak berhasil menghasilkan uang dari lukisannya. 4



Karena kemiskinannya yang semakin tidak tertolong, pada tahun 1881 Vincent Van Gogh memutuskan untuk pulang ke rumah bersama orang tuanya. Disana ia terus mengasah kemampuan melukisnya secara otodidak. Dengan dukungan finansial Theo, Van Gogh menyewa sebuah studio di Den Haag dan belajar di bawah arahan Anton Mauve, seorang seniman terkemuka dari Aliran seni Den Haag. Mauve memperkenalkan Van Gogh pada karya-karya pelukis Prancis Jean-François Millet, yang dikenal karena aliran realismenya yang mengambil subjek kehidupan para kaum buruh dan petani. Kemudian gaya Millet juga mempengaruhi karya Van Gogh di masa ini



Masa Puncak Artistik Karya-karya Van Gogh yang paling terkenal diciptakan selama dua tahun terakhir dalam hidupnya. Selama musim gugur dan musim dingin tahun 1888, Vincent Van Gogh dan Paul Gauguin tinggal dan bekerja bersama di Arles Perancis. Van Gogh menyewa empat kamar sekaligus di 2 Place Lamartine, yang dijuluki “The Yellow House” untuk studionya. Langkahnya tersebut dimulai sebagai rencana untuk membuat komunitas seniman baru di Arles sebagai alternatif Paris. Gauguin dan Van Gogh mengembangkan konsep warna simbolis sebagai ekspresi emosi dan batin agar tidak terus bergantung ke alam seperti aliran-aliran seni sebelumnya. Meskipun produktivitasnya luar biasa, Van Gogh menderita ketidakstabilan mental, termasuk epilepsi, delusi, dan gangguan bipolar. Gauguin pindah ke Tahiti untuk menghindari perilaku Van Gogh yang semakin tidak menentu. Ia pergi diam-diam setelah perkelahian sengit dengan Van Gogh yang mengancamnya menggunakan pisau cukur. Pisau itu kemudian justru digunakan untuk memotong telinga kanannya sendiri. Pada tanggal 8 Mei 1889, setelah merasa kondisi mentalnya kian memburuk, Van Gogh dengan sukarela menyerahkan dirinya ke sebuah institusi psikiatri di Saint-Remy, dekat Arles. Minggu-minggu berlalu dan kesehatan mentalnya lebih stabil hingga Vincent Van Gogh diizinkan untuk melanjutkan melukis. Periode ini menjadi salah satu masa yang paling produktif. Van Gogh menciptakan lebih dari 100 karya di Saint-Remy, termasuk karyanya yang paling terkenal Starry Night (1889). Klinik dan taman disekitarnya menjadi subjek lukis utamanya. Sapuan kuas yang dinamis dan berputar-putar serta palet kaya warna yang menjadi ciri khasnya semakin berkembang disini.



5



Semasa perawatan di klinik, Van Gogh membenamkan dirinya dalam pengalaman lingkungan sekitar. Kemudian menciptakan kembali berbagai dari ingatan pepohonan dan flora lain yang mengisi taman klinik. Kondisi mentalnya pun semakin membaik hingga akhirnya dia diperbolehkan pulang.



Kematian Tak lama setelah meninggalkan klinik, Van Gogh pindah ke utara Auvers-sur-Oise di luar Paris dibawah perawatan seorang dokter yang merangkap sebagai seniman amatir, Dr. Gachet. Gachet memotivasi Van Gogh untuk terus melukis sebagai bagian dari terapi lanjutan untuk kesembuhan mentalnya. Vincent Van Gogh tentunya dengan senang hati menjalankannya. Ia dengan penuh semangat melukis berbagai lingkungan dan pemandangan di Auvers. Vincent menyelesaikan sekitar satu lukisan dalam sehari selama bulan-bulan terakhir hidupnya. Namun, setelah Theo mengungkapkan rencananya untuk membangun bisnis sendiri dan menjelaskan bahwa bantuan finansialnya akan menipis untuk sementara waktu, depresi Van Gogh kambuh lagi. Pada tanggal 27 Juli 1890, dia berjalan ke ladang gandum di sekitar Auvers dan menembak dirinya sendiri di dada dengan pistol. Meskipun Van Gogh belum mati dan berhasil berjuang kembali ke kamarnya, luka-lukanya tidak dirawat dengan benar dan dia meninggal dua hari kemudian. Theo bergegas untuk berada di sisi saudara lakilakinya selama jam terakhirnya dan berkata bahwa kata-kata terakhir Vincent Van Gogh adalah: “Kesedihan ini akan bertahan selamanya.” Kesedihan itu diperdalam dengan kematian Theo yang menyusulnya tidak lama setelah kematian Vincent. Theo didiagnosis menderita kelumpuhan progresif yang dini. Pada tanggal 1 Desember catatan medisnya menegaskan bahwa ia menunjukkan gejala dementia paralytica, penyakit otak. Penyebabnya disebutkan oleh “faktor keturunan, penyakit kronis, terlalu banyak bekerja, atau kesedihan mendalam dan depresi”. Dia meninggal pada 25 Januari 1891. Kemudian surat-menyurat antara Vincent Van Gogh dan Theo menjadi salah satu dokumentasi terpenting bagi kisah mereka berdua. Selama masa hidupnya Van Gogh tidak mendapatkan apresiasi yang semestinya, hanya satu lukisan yang berhasil terjual selama hidupnya. Baru setelah ia meninggal dunia karya-karyanya mulai bergema. Bahkan hingga masa kini sempat berkali-kali menjadi salah satu karya seni termahal di dunia.



6