11 0 361 KB
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya,
kami
dapat
menyelesaikan
Pedoman
Upaya
Kesehatan
Masyarakat Program P2P Diare UPT Puskesmas DTP Cisurupan. Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan P2P Diare dan Penanganan Pasien diare oleh koordinator maupun pelaksana program P2P Diare UPT Puskesmas DTP Cisurupan Pada kesempatan ini perkenankan saya
untuk
menyampaikan
ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua karyawan terlibat dalam proses penyusunan Pedoman
yang telah
Upaya Kesehatan Masyarakat
program P2P ISPA di UPT Puskesmas DTP Cisurupan Mudah-mudahan dengan buku pedoman ini setiap orang yang terkena penyakit diare dapat ditemukan secara dini tanpa cacat dan mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat pelayanan yang berkuailitas, serta dapat meningkatkan hasil cakupan program di puskesmas. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan pedoman ini, saran dan masukan sangat kami harapkan agar pedoman ini lebih sempurna dan mudah dilaksanakan di lapangan.
Cisurupan, April 2016 Program Diare
Rani Purwasih,S.Kep
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Derajat kesehatan di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna, hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya angka kematian bayi dan ibu, menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita serta meningkatnya angka harapan hidup. Namun demikian indonesia masih menghadapi beban karena munculnya beberapa penyakit menular baru, sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan dengan tuntas. Salah satu penyakit menular yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan adalah penyakit diare. Meskipun penyakit diare saat ini sudah bisa disembuhkan bukan berarti indonesia sudah terbebas dari masalah penyakit diare. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah kasus baru. Penyakit diare adalah suatu penyakit menular yang
masih
banyak menimbulkan masalah kompleks. Masalah yang dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah social, ekonomi dan budaya. Penyakit diare sampai saat ini masih banyak terjadi di masyarakat . Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta banyaknya pengertian dan kepercayaan yang keliru terhadap penyakit diare . Penyakit diare dapat menunjukkan gejala-gejala yang tanpa dehidrasi sampai dengan dehidrasi berat. . Propinsi Jawa Barat masih banyak terjadi angka kejadian diare. Kabupaten Garutmerupakan salah satu kebupaten di Jawa Barat yang angka prevalensi diarenya tinggi.
1.2 TUJUAN 1. Tujuan Umum Menurunkan angka kejadian diare 2. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan penemuan kasus diare secara dini 2. Menentukan diagnosis secara tepat 3. Memberikan pengobatan yang tuntas 4. Mencegah terjadinya diare berulang 1.3. SASARAN Sasaran
dari
punyusunan
pedoman
program
kegiatan
penanggulangan penyakit diare di puskesmas ini adalah: 1. Dinas Kesehatan kabupaten 2. Penanggung jawab program diare di puskesmas 3. Semua unit pelayanan pasien di puskesmas 4. Lintas program 5. Lintas sektor 6. Masyarakat 1.4 RUANG LINGKUP Upaya penanggulangan penyakit diare di puskesmas meliputi tatalaksana program penanggulangan penyakit diare dan tata laksana pasien diare 1.
Tata laksana program penanggulangan diare, meliputi: a. Penemuan pasien b. Pengelolaan logistic c. Promosi pengendalian penyakit diare dan konseling pasien diare d. Pencatatan dan pelaporan e. Monitoring dan evaluasi
2.
Tata laksana pasien diare, meliputi: a. Diagnosis dan klasifikasi b. Pemeriksaan klinis
c. Pengobatan d. Pencegahan dan tata laksana diare
1.3 LANDASAN HUKUM 1. Permenkes 75 tahun 2014 2. Undang – undang no 36 tentang kesehatan
BAB II STANDAR KETENAGAAN DAN FASILITAS
2.1 Kualifikasi SDM Upaya penanggulangan penyakit diare dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya diare dibawah koordinasi program penanggulangan penyakit yang ada di puskesmas. Penanggung jawab upaya diare di Puskesmas DTP Cisurupanmemiliki kompetensi sebagai berikut : No
SDM
Kompetensi Ijazah dan kompetensi tambahan
1.
Penanggung
Jawab
Upaya P2 Diare
a. D3 Kebidanan b. Pelatihan BBLR
2.2 Tugas Dan Kewenangan Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan dengan penyakit diare.
2.3 Jenis Kegiatan Jenis kegiatan upaya P2 Diare yang dilaksanakan di Puskesmas DTP Cisurupan adalah : No
1
Upaya
P2 Diare
Kegiatan dalam
Kegiatan Luar
Gedung
Gedung
1. Penemuan kasus baru
(deteksi
dini) pada paien
A. Penemuan
dan diare
diagnosis
Penanggung jawab
penderita diare upaya baru
P2
diare,
Dokter Umum, dan
rawat jalan 2. Pemeriksaan
Pelaksana Kegiatan
petugas kesehatan B. Pemeriksaan dan diare
diagnosis
lain.
3. Pemantauan
C. Pemantauan
pengobatan
pengobatan
diare ( kunjungan
diare
rumah)
Kunjungan
(
Rumah) 4. Penyuluhan dan konseling
D. Penyuluhan kepada individu, keluarga,
dan
masyarakat
5. Rujukan
6. Pencatatan
E. Rujukan
dan
pelaporan
F. pencatatan dan pelaporan.
2.4 Pengaturan Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui pertemuan mini lokakarya puskesmas, mini lokakarya lintas sektor, media komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran program. Adapun jadwal kegiatan sebagai berikut
UPAY A KESEH
LO
KEGIATA
KA
JA
FE
MA
N
SI
N
B
R
ATAN Upaya Penceg
1.Pemer
ahan
iksaan
,M
dan
dan
TB
pengen
diagnosis
S,
dalian
serta
US
penyaki
konseling
ILA
t
.
BP
menula r diare
JADWAL KEGIATAN
JENIS
2. Kunjungan Rumah
De sa
APR
MEI
JU N
D JUL
AGST
SEP
OKT
NOV
E S
2.5 Ruangan Di Puskesmas DTP Cisurupan tiak tersedia ruangan khusus untuk pemeriksaan pasien diare R. pendataran
R. tunggu pendaftaran R.Tindakan Rajal
Ruang tunggu pemeriksaan
R.Poli Umum
R.Usila
Ruang tunggu Apotek
R. MTBS
Ruang Apotek
Laboratorium R TB R.imununisasi
R.gigi
R. kapus
wc. karyawan
R. KIA
wc pasien
R.KIA
D a p u r
BAB 3 TATA LAKSANA PROGRAM P2 DIARE 3.1 PENEMUAN PASIEN A. Penemuan pasien secara pasif (sukarela) Pasien yang ditemukan karena datang ke puskesmas atau pelayanan kesehatan atas kemauan sendiri atau saran dari orang lain B. Penemuan pasien secara aktif 1. Pemeriksaan kontak
Penemuan
pasien
dengan
cara
melakukan
kunjungan
kerumah pasien yang baru ditemukan (kasus indeks)
Kegiatan ini memerlukan biaya yang rendah tapi memiliki efektivitas yang tinggi, jadi wajib dilaksanakan
Sasarannya adalah pasien anggota keluarga dan tetangga sekitar.
Tujuannya
adalah
penemuan
kasus
secara
dini
dan
meningkatkan kesadaran anggota keluarga agar pengobatan dini berjalan dengan baik .
Pelaksanaannya segera setelah ditemukan pasien baru
Kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan konseling
2. Rapid Village Survey (RVS)
Sasarannya
adalah
kelompok
potensial
masyarakat
desa/kelurahan atau unit yang lebih kecil yaitu dusun
Tujuannya adalah meningkatkan kedadaran dan partisipasi masyarakat desa dalam penemuan kasus diare secara dini di lingkup desa atau dusun
3. Chase survey
Penemuan kasus secara aktif dengan mengunjungi wilayah tertentu berdasarkan informasi dari berbagai sumber tentang adanya kasus diare di suatu willayah
Kegiatan meliputi pemeriksaan pasien diare dan penyuluhan masyarakat di wilayah tersebut
3.2 REHABILITASI Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a. Memperbaiki system rujukan b. Memfasilitasi akses kepada panyedia alat bantu c. Memfasilitasi klien dan keluarga untuk pengobatan diare secara dini. d. Melakukan sosialisasi tentang diare dan bahaya diare e. Menyediakan dan memfasilitasi klien yang memerlukan konseling 3.3 PENGELOLAAN LOGISTIK Pengelola program mengajukan permintaan keperluan pasien ke dinas kesehatan Garutberupa ; a. Dukumen pendukung (Buku kohort penderita , leafleat , poster ) b. obat
3.4 PROMOSI PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE DAN KONSELING PASIEN DIARE A. Pengertian Promosi pengendalian penyakit diare adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri dalam upaya pengendalian penyakit diare serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat. Konseling diberikan untuk membantu masyarakat dalam membuat keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah yang timbul akibat penyakit diare B. Tujuan 1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan merubah sikap dan tindakan pasien, keluarga dan masyarakat untuk mendukung upaya pengendalian diare 2. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat tentang penyakit diare, pengobatan, dan pencegahannya 2. Meningkatkan dukungan lintas sektor dalam promosi P2 diare C. Sasaran 1. Pasien diare Diberi penjelasan tentang: a. Penyakit diare dan tanda-tandanya b. Pentingnya berobat 2. Keluarga pasien 3. Masyarakat
3.5 PENCATATAN DAN PELAPORAN A. Pencatatan Pencatatan di puskesmas menggunakan formulir sebagai berikut 1. Kartu penderita Informasi yang ada dalam kartu penderita meliputi: a. Nomer register pasien b. Identitas pasien c. Klasifikasi penyakit diare d. Cara penemuan e. Riwayat penyakit sebelumnya f. evaluasi pengobatan diare
3.6 MONITORING DAN EVALUASI Indikator
yang
dipakai
untuk monitoring
dan
evaluasi
program
pengendalian diare adalah sebagai berikut: A. Indikator utama A. Angka penemuan kasus baru (CDR : Case Detection Rate) Adalah jumlah kasus baru yang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000 penduduk. Rumus: Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode satu tahun
X 100.000 Jumlah penduduk pada tahun yang sama
BAB 4 TATA LAKSANA PASIEN DIARE
A. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI 1. Diagnosis Diare Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama (cardinal sign), yaitu: Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi lain dari biasanya. 2. Klasifikasi diare Klasifikasi penyakit diare menurut WHO a.diare tanpa dehidrasi b.diare dengan dehidrasi ringan/sedang c,diare dengan dehidrasi berat
B. PEMERIKSAAN KLINIS Pemeriksaaan 1. Anamnesis meliputi: a. Nama, alamat, dan daerah asal b. Keluhan pasien c. Riwayat penyakit lain/sebelumnya 2. Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan TTV b. Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi
C. PENGOBATAN 1. Tujuan pengobatan Tujuan pengobatan diare adalah: a. Memutus rantai penularan b. Menyembuhkan penyakit penderita c. Mencegah terjadinya parahnya penyakit diare
dehidrasi
atau mencegah bertambah
2. Pengobatan Diare a. Penderita di sarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih berlangsung. b. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi c. Pemberian Zinc pada balita d. Pemberian obat diare bila d perlukan e. Pemerksaan laboratorium tinja untuk memgetahui penyebab diare f. Cara mencegah Diare g. Mencuci tangan sebelum dan setelah makan h. Menjauhi makanan dan minuman yang di ragukan kebersihannya i.
Utamakan bahan makanan yang segar
BAB V LOGISTIK
A. Manajemen Logistik Penanggung jawab upaya merencanakan logistik kebutuhan kegiatan meliputi jenis dan jumlah yang diperlukan. Di dalam merencanakan logistik penanggung jawab bisa merencanakan bersama
sama dengan pelaksana
upaya dan diusulkan pada tim perencana puskesmas. B. Jenis-Jenis Logistik 1.
Alat tulis
2.
Alat kesehatan
3.
Bahan habis pakai
4.
Materi kegiatan : brosur, liflet, lembar balik, lembar kuesioner dan handout
5.
LCD dan Laptop
6.
Makan minum untuk kegiatan kelas
BAB VI KESELAMATAN SASARAN/PASIEN
A. Keselamatan Sasaran Program/ Pasien Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan pasien/ sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan
kesehatan,
yang
disatu
pihak
dapat
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata
penduduk,
serta
dipihak
lain
tata
cara
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
B. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan dan upaya penanggulangan
penyakit
diare
adalah: 1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien 2. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana 3. Risiko financial 4. Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb) Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam melaksanakan pelayanannya harus senantiasa memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya Keselamatan Pasien adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum.
C. Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi : 1. Ketepatan identifikasi sasaran/ pasien; 2. Peningkatan komunikasi yang efektif; 3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien 5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; 6. Pengurangan risiko pasien jatuh
BAB VII KESELAMATAN KERJA
A. Keselamatan Kerja Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petuga puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain.
B. Tujuan Keselamatan Kerja 1)
Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah sekehatan
kerja
diwilayah
kerja
puskesmas.
Teridentifikasinya
permasalahan kesehatan kerja dilingkungan Puskesmas 2)
Teridentifikasi
potensi
masyarakat
diwilayah
kerja
puskesmas
kawasan 3)
Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.
4)
Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan
5)
Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector
C. Strategi Keselamatan Kerja 1)
Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja.
2)
Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
3)
Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial
4)
Pakai APD pada tindakan tertentu
5)
Senantiasa melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP
D. Pengelolaan Kesehatan Petugas . Pelaksanaan pelayanan UKM
di Puskesmas DTP Cisurupan
diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan E. Pencatatan dan Pelaporan Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan dilaporkan kepada pimpinan
BAB VIII PENGENDALI MUTU
A. Pengendali Mutu Upaya Program Diare Pengendalian mutu dilaksanakan dengan cara menentukan sasaran mutu yang ditetapkan berdasarkan standart kinerja/ standart pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan sasaran, hak dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
B. Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1) Terwujudnya pelayanan berkualitas 2) Untuk
meningkatkan
kepuasan
masyarakat
terhadap
kualitas
pelayanan di puskesmas 3) Untuk meningkatkan cakupan pelayanan
C. Jenis Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare 1) Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja tahunan program Diare 2) Pelaksanaan kegiatan berdasarkan SOP 3) Menentukan sasaran mutu upaya program diare 4) Audit Internal
BAB IX PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan upaya penanggulanan penyakit diare dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya penanggulangan penyakit diare tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.