Pedoman Wawancara Dan Asesmen Dengan Siswa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Guru BK TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU BK A. Identitas 1. Inisial Subjek : .......................................... 2. Hari/Tanggal : .................,........................ 3. Pukul



: ..........................................



4. Tempat



: ..........................................



5. Kode Data



: ..........................................



B. Pedoman Wawancara No. Sub Aspek 1. Keterampilan Konseling a. Apakah Bapak/Ibu menggunakan keterampilan konseling ketika konseling individual dengan konseli? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa?



2.



b. Jika jawaban Bapak/Ibu (1) iya, keterampilan konseling apa saja yang Bapak/Ibu gunakan? c. Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut? d. Bagaimana keterampilan attending yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? e. Bagaimana keterampilan pengamatan perilaku nonverbal yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? f. Bagaimana keterampilan parafrase yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? g. Bagaimana keterampilan refleksi perasaan yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? h. Bagaimana keterampilan bertanya yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? i. Bagaimana keterampilan meringkas yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? j. Bagaimana keterampilan konfrontasi yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? k. Bagaimana keterampilan self-disclosure (pengungkapan diri) yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? Pendekatan Konseling a. Apakah Bapak/Ibu menggunakan pendekatan konseling ketika konseling individual dengan konseli? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa?



3. a.



b.



c.



d.



b. Jika jawaban Bapak/Ibu (1) iya, pendekatan konseling apa saja yang Bapak/Ibu gunakan? c. Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan pendekatan-pendekatan konseling tersebut? d. Bagaimana pendekatan Adlerian yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? e. Bagaimana pendekatan Person-Centered yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? f. Bagaimana pendekatan Perilaku (Behavior) yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? g. Bagaimana pendekatan Realita yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? h. Bagaimana pendekatan Berfokus Solusi yang Bapak/Ibu gunakan terhadap konseli? Tahapan Konseling Membangun keakraban 1) Apakah Bapak/Ibu membangun hubungan yang akrab dengan konseli ketika konseling individual? Jawaban: a) Iya b) Tidak, mengapa? 2) Jika jawaban (a) iya, bagaimana cara Bapak/Ibu membangun keakraban dengan konseli ketika konseling? Melakukan identifikasi masalah 1) Apakah Bapak/Ibu melakukan identifikasi masalah konseli ketika konseling? Jawaban: a) Iya b) Tidak, mengapa? 2) Jika jawaban (a) iya, bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan identifikasi masalah konseli ketika konseling? Membantu merancang tujuan 1) Apakah Bapak/Ibu membantu konseli merancang tujuan ketika konseling? Jawaban: a) Iya b) Tidak, mengapa? 2) Jika jawaban (a) iya, bagaimana cara Bapak/Ibu membantu konseli merancang tujuan yang ingin dicapai? Memotivasi konseli untuk segera bertindak 1) Apakah Bapak/Ibu memotivasi konseli untuk segera melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun? Jawaban: a) Iya b) Tidak, mengapa?



e.



f.



2) Jika jawaban (a) iya, bagaimana cara Bapak/Ibu memotivasi konseli agar segera melakukan tindakan terhadap rencananya? Mengakhiri hubungan konseling 1) Apakah Bapak/Ibu mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan konseli? Jawaban: a) Iya b) Tidak, mengapa? 2) Jika jawaban (a) iya, bagaimana cara Bapak/Ibu mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan konseli? Melakukan tindak lanjut 1) Apakah Bapak/Ibu melakukan tindak lanjut pasca konseling dengan konseli? Jawaban: a) Iya b) Tidak, mengapa? 2) Jika jawaban (a) iya, bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan tindak lanjut setelah konseling?



Lampiran 2. Pedoman Wawancara Konseling TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KONSELING A. Identitas 1. Inisial Subjek : .......................................... 2. Jenis kelamin : .......................................... 3. Umur



: ..........................................



4. Kelas



: ..........................................



5. Jurusan



: ..........................................



6. Hari/Tanggal : .......................................... 7. Pukul



: ..........................................



8. Tempat



: ..........................................



9. Kode Data



: ..........................................



B. Pedoman Wawancara No.



1.



2.



3



4



Pertanyaan a. Apakah guru BK Anda tampak menyenangkan ketika konseling? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa? b. Jika jawaban (1) iya, apa yang dilakukan guru BK sehingga tampak menyenangkan ketika konseling? a. Apakah guru BK sesekali tersenyum kepada Anda ketika konseling? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa? b. Jika jawaban (1) iya, bagaimana senyumnya guru BK? a. Apakah kata-kata guru BK terdengar menyejukkan ketika Anda konseling? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa? b. Jika jawaban (1) iya, perkataan guru BK seperti apa yang terdengar menyejukkan? a. Apakah guru BK mendengarkan cerita Anda dengan sungguh-sungguh ketika konseling? Jawaban: 1) Iya



2) Tidak, mengapa?



5.



b. Jika jawaban (1) iya, bagaimana cara mendengar guru BK ketika Anda sedang bercerita? a. Apakah guru BK cukup terbuka untuk sesekali menceritakan masalah pribadinya yang sesuai dengan masalah Anda? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa?



6.



b. Jika jawaban (1) iya, cerita seperti apa yang guru BK ungkapkan kepada Anda? a. Apakah Anda percaya bahwa guru BK dapat menyelesaikan masalah Anda? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa?



7.



b. Jika jawaban (1) iya, apa yang dilakukan guru BK sehingga membuat Anda percaya bahwa guru BK dapat menyelesaikan masalah Anda? a. Apakah guru BK tampak tertarik dengan cerita Anda ketika konseling? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa?



8.



9.



b. Jika jawaban (1) iya, apa yang dilakukan guru BK sehingga tertarik dengan cerita Anda? a. Apakah guru BK menyambut kedatangan Anda ketika Anda ingin konseling? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa? b. Jika jawaban (1) iya, apa yang dilakukan guru BK ketika Anda ingin konseling? a. Apakah masalah Anda terselesaikan setelah konseling dengan guru BK? Jawaban: 1) Iya 2) Tidak, mengapa?



b. Jika jawaban (1) iya, bagaimana masalah Anda dapat terselesaikan setelah konseling? a. Apakah perilaku sehari-hari Anda sesuai dengan rencana yang telah disusun saat konseling dengan guru BK? Jawaban: 1) Iya 10. 2) Tidak, mengapa? b. Jika jawaban (1) iya, perilaku apa saja yang sesuai dengan rencana tindakan Anda?



Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Skala Hasil Layanan Konseling Individual KISI-KISI SKALA HASIL LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL



Aspek



Sub Aspek Perubahan perasaan



Peningkatan pemahaman Hasil layanan konseling individual



Kemampuan membuat keputusan



Kemampuan menerapkan keputusan



Indikator Perasaan negatif pada diri siswa mengalami perubahan Munculnya perasaan positif pada diri siswa Siswa memahami dirinya dengan baik Siswa memahami kondisi orang terdekatnya Siswa memahami kondisi lingkungannya Siswa dapat mengidentifikasi dampak positif dari keputusan yang diambil Siswa mencari informasi penting terkait keputusan yang diambil Siswa bertindak dengan segera sesuai dengan rencana tindakan yang diambil Siswa dapat mengantisipasi kendala selama menerapkan rencana tindakan



Nomor Item



Jumlah Item



Sumber Data



1, 2



2



Siswa



3, 4



2



Siswa



5, 6, 7



3



Siswa



8, 9



2



Siswa



10, 11



2



Siswa



12, 13



2



Siswa



14, 15



2



Siswa



16, 17



2



Siswa



18, 19, 20



3



Siswa



Lampiran 4. Instrumen Skala Hasil Layanan Konseling Individual SKALA HASIL LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL



A. Identitas Responden 1. Nama Siswa : .................................... (boleh disamarkan) 2. Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan (coret salah satu) 3. Suku/ Etnis : ......................................................... 4. Agama : ......................................................... 5. Umur : ......................................................... 6. Kelas : ......................................................... 7. Jurusan : ......................................................... 8. Nama Sekolah : ......................................................... 9. Alamat Sekolah : ......................................................... B. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah lembar pernyataan berikut secara teliti. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda. 3. Berilah tanda silang ( X ) pada alternatif jawaban dalam lembar pernyataan yang telah tersedia. Adapun alternatif jawaban yang tersedia sebagai berikut: SS = Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan kondisi Anda. S



= Apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan kondisi Anda



TS = Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan kondisi Anda STS = Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan kondisi Anda 4. Anda diminta menjawab dengan jujur sesuai dengan kondisi diri sendiri. Semua jawaban dianggap benar, selama sesuai dengan kondisi yang Anda alami. 5. Jawaban yang diberikan tidak mempengaruhi nilai mata pelajaran/nilai akademik Anda. 6. Apabila Anda telah selesai, silahkan periksa kembali pekerjaan Anda guna memastikan semua pernyataan telah terjawab.



-SELAMAT MENGERJAKAN-



C. Lembar Pernyataan Pernyataan



SS



Jawaban S TS STS



Setelah konseling, . . . . . 1) Perasaan yang mengganggu dalam diri saya mengalami penurunan. 2) Perasaan marah saya tidak ada perubahan. 3) Saya dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan menyenangkan. 4) Perasaan semangat dalam diri saya tidak muncul. 5) Saya memahami kelebihan yang ada pada diri saya. 6) Saya memahami kekurangan yang ada pada diri saya. 7) Saya masih tidak paham tentang penyebab masalah saya. 8) Saya memahami kondisi perasaan orang lain. 9) Saya tidak menghargai pendapat orang lain. 10) Pengetahuan tentang kondisi sekolah saya semakin bertambah. 11) Saya menjadi tidak peduli terhadap situasi di rumah. 12) Saya mengetahui berbagai manfaat dari keputusan yang diambil. 13) Saya masih tidak mengetahui dampak buruk apa saja dari keputusan yang diambil. 14) Saya mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendukung keputusan yang diambil. 15) Saya hanya mengandalkan informasi dari guru BK dalam mengambil keputusan. 16) Saya langsung menerapkan rencana tindakan yang telah disusun. 17) Rencana yang telah saya susun tidak saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 18) Saya siap menghadapi berbagai hambatan saat menerapkan rencana tindakan yang telah disusun. 19) Saya tidak memperhitungkan tindakan apa saja yang dilakukan saat menghadapi kendala dalam menerapkan rencana tindakan. 20) Saya memiliki alternatif tindakan untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak terduga dalam melakukan rencana tindakan yang telah disusun. D. Kritik dan Saran ............................................................................................................................. .......................... ........................................................................................................ ............................................... ............................................................................................................................. ..........................



-TERIMA KASIH ATAS PERTISIPASI ANDA-



Lampiran 5. Kriteria Keberhasilan Pelaksanaan Layanan Konseling Individual KRITERIA KEBERHASILAN PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL Aspek Sub Aspek Indikator A. Proses 1. Keterampilan a. Berempati konseling konseling



b. Attending



Kriteria 1) Guru BK mampu mendengar cerita konseli dengan saksama 2) Guru BK memiliki pemahaman yang sensitif dan akurat terhadap perasaan konseli 3) Guru BK mampu menyatakan kondisi konseli 1) Guru BK mampu menampilkan postur (ekspresi) tubuh dan wajah yang mengarah kepada konseli 2) Guru BK mampu melakukan kontak mata yang lembut dengan konseli 3) Guru BK mampu membangun suasana konseling yang nyaman bersama konseli



a) b) c) d) a) b) c) d)



Penilaian Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik



c. Memparafrase



1) Guru BK mampu mengungkapkan kembali inti pernyataan konseli 2) Guru BK dapat menggunakan kata-kata penting konseli secara jelas dan ringkas



d. Merefleksi perasaan



1) Guru BK mampu mengidentifikasi perasaan-perasaan konseli 2) Guru BK mampu mengungkapkan perasaan konseli secara akurat



e. Bertanya



1) Guru BK dapat menggunakan jenis pertanyaan tertutup secara tepat kepada konseli 2) Guru BK mampu dapat menggunakan jenis pertanyaan terbuka



a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik



secara tepat kepada konseli f. Mengonfrontasi



2. Pendekatan konseling



a. Menggunakan pendekatan Adlerian



b. Menggunakan pendekatan Person- Centered



1) Guru BK dapat mengamati adanya perbedaan pesan, baik pesan verbal maupun nonverbal konseli 2) Guru BK mampu menyatakan perbedaan pesan kepada konseli 3) Guru BK dapat mengevaluasi respon konseli setelah dikonfrontasi, apakah terdapat perubahan. 1) Guru BK mampu menganalisis gaya hidup konseli 2) Guru BK mampu mengobservasi dinamika keluarga konseli 3) Guru BK mampu menelaah kesalahan mendasar konseli (perilaku merusak diri) 4) Guru BK mampu mengasesmen potensi konseli 1) Guru BK mampu menunjukkan sikap genuine



d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik



2) Guru BK mampu menunjukkan sikap penerimaan tanpa syarat 3) Guru BK mampu menunjukkan sikap empati yang akurat



c. Menggunakan pendekatan Perilaku (Behavior)



d. Menggunakan pendekatan Realita



1) Guru BK mampu melakukan analisis perilaku (asesmen fungsional) 2) Guru BK mampu menggunakan metode eksperimen yang ilmiah 3) Guru BK mampu melakukan observasi perilaku 4) Guru BK mampu melakukan pengukuran psikologis 1) Guru BK mampu menelaah kebutuhan dasar psikologis konseli 2) Guru BK mampu mengajarkan konseli membuat pilihan yang lebih efektif 3) Guru BK mampu mengetahui apa yang sangat diinginkan konseli



b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik



3. Tahapan konseling



e. Menggunakan pendekatan Berfokus Solusi



1) Guru BK mampu membentuk kondisi saling menghormati 2) Guru BK mampu terbuka terhadap perubahan yang diinginkan konseli



a. Membangun keakraban



1) Guru BK dapat menggunakan seperangkat keterampilan konseling 2) Guru BK dapat menjamin suasana konseling yang nyaman dan aman 3) Guru BK dapat mengomunikasikan struktur hubungan konseling (batasanbatasan antara konselor dan konseli, durasi konseling, jumlah sesi pertemuan)



d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik



b. Pengidentifikasian 1) Guru BK dapat masalah memahami konteks masalah konseli 2) Guru BK mampu mengumpulkan infomasi dan melakukan asesmen awal 3) Guru BK dapat membantu konseli berfokus pada satu masalah yang dihadapinya c. Membantu 1) Guru BK dapat merancang tujuan berkolaborasi dengan konseli dalam menentukan perubahan yang diinginkan secara spesifik dan terukur 2) Guru BK dapat menetapkan strategi pendekatan konseling yang tepat d. Memotivasi untuk 1) Guru BK mampu segera bertindak menggunakan keterampilan konseling yang tepat 2) Guru BK mampu menggunakan strategi pendekatan yang sesuai 3) Guru BK dapat membantu konseli



a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik



e. Mengakhiri hubungan konseling



B. Hasil 1. Perubahan konseling perasaan



menyusun rencana tindakan yang jelas dan realistis 1) Guru BK mengetahui gejala masalah konseli berkurang 2) Guru BK mengetahui konseli dapat bertindak secara efektif



f. Tindak lanjut setelah konseling



1) Guru BK mampu menilai perubahan perilaku konseli yang bertahan 2) Guru BK bekerja sama dengan berbagai pihak (guru, orang tua, tenaga ahli) 3) Guru BK mampu mengelola laporan layanan konseling



a. Berkurangnya perasaan negatif konseli



1) Konseli mampu mengendalikan amarahnya 2) Konseli mampu mengendalikan frustrasi



d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika guru BK menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika guru BK menguasai lebih dari setengah kriteria, maka termasuk kategori baik c) Jika guru BK menguasai kurang dari setengah, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika guru BK tidak menguasai seluruh kriteria, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika konseli memperoleh persentase skor lebih dari 75% hingga 100%, maka termasuk kategori sangat baik



b. Perasaan positif konseli muncul



1)



2)



2. Peningkatan pemahaman



a. Pemahaman diri konseli yang baik



1) 2)



b) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 50% hingga 75%, maka termasuk kategori baik c) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik Konseli mampu a) Jika konseli memperoleh menunjukkan aktivitas persentase skor lebih dari 75% sehari-hari dengan hingga 100%, maka termasuk menyenangkan kategori sangat baik Konseli mampu b) Jika konseli memperoleh skor beraktivitas dengan lebih dari 50% hingga 75%, maka semangat termasuk kategori baik c) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik Konseli menunjukkan a) Jika konseli memperoleh potensi yang dimilikinya persentase skor lebih dari 75% Konseli menunjukkan hingga 100%, maka termasuk pemahaman terhadap kategori sangat baik b) Jika konseli memperoleh skor masalahnya lebih dari 50% hingga 75%, maka termasuk kategori baik c) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik



3. Pembuatan keputusan



b. Konseli memahami kondisi orang terdekatnya



1) Konseli mampu terlibat dengan orang lain 2) Konseli dapat menghargai pendapat orang lain



c. Konseli memahami kondisi lingkungannya



1) Konseli mengetahui kondisi sekolahnya 2) Konseli peduli dengan kondisi rumahnya



a. Konseli mengidentifikasi dampak positif



1) Konseli dapat mengungkapkan manfaat dari keputusan yang diambil



d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika konseli memperoleh persentase skor lebih dari 75% hingga 100%, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 50% hingga 75%, maka termasuk kategori baik c) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika konseli memperoleh persentase skor lebih dari 75% hingga 100%, maka termasuk kategori sangat baik b) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 50% hingga 75%, maka termasuk kategori baik c) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik a) Jika konseli memperoleh persentase skor lebih dari 75% hingga 100%, maka termasuk kategori sangat baik



dari keputusan yang diambil



b. Konseli mencari informasi penting terkait keputusan yang diambil



4. Penerapan keputusan



a. Konseli bertindak dengan segera sesuai dengan rencana tindakan yang disusun



2) Konseli dapat b) Jika konseli memperoleh skor mengungkapkan dampak lebih dari 50% hingga 75%, maka termasuk kategori baik buruk dari keputusan yang diambil c) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik 1) Konseli dapat a) Jika konseli memperoleh mengungkapkan persentase skor lebih dari 75% berbagai sumber hingga 100%, maka termasuk kategori sangat baik informasi pendukung keputusannya b) Jika konseli memperoleh skor 2) Konseli dapat lebih dari 50% hingga 75%, maka termasuk kategori baik memanfaatkan berbagai c) Jika konseli memperoleh skor sumber informasi dengan baik lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik 1) Konseli mampu a) Jika konseli memperoleh menerapkan secara persentase skor lebih dari 75% langsung rencana hingga 100%, maka termasuk tindakannya kategori sangat baik 2) Konseli dapat b) Jika konseli memperoleh skor menerapkan rencana lebih dari 50% hingga 75%, maka termasuk kategori baik tindakannya dalam kehidupan sehari-hari c) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik



b. Konseli mengantisipasi kendala selama menerapkan rencana tindakan



d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik 1) Konseli mampu a) Jika konseli memperoleh menghadapi berbagai persentase skor lebih dari 75% hambatan hingga 100%, maka termasuk 2) Konseli dapat kategori sangat baik memperkirakan tindakan b) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 50% hingga 75%, maka yang diambil dalam termasuk kategori baik menghadapi hambatan c) Jika konseli memperoleh skor lebih dari 25% hingga 50%, maka termasuk kategori kurang baik d) Jika konseli memperoleh skor 0% hingga 25%, maka termasuk kategori tidak baik



Lampiran 6. Kondisi Ruang Bimbingan dan Konseling SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta



Gambar 2. Suasana Ruang Kerja Bimbingan dan Konseling di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta



Gambar 3. Suasana Ruang Utama/Kerja Bimbingan dan Konseling di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta



Gambar 4. Kondisi Ruang Konseling Individual di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta



Gambar 5. Kondisi Ruang Tamu/Bimbingan Kelompok di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta



129



Lampiran 7. Hasil Wawancara dengan Guru BK HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BK A. Identitas 1. Inisial Subjek : A 2. Hari/Tanggal : Kamis, 17 Januari 2019 3. Pukul



: 10.00 WIB



4. Tempat



: Ruang BK SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta



5. Kode Data



: WBK1



B. Hasil Wawancara Keterampilan Konseling Peneliti : Apakah Ibu menggunakan keterampilan konseling ketika konseling individual dengan siswa? Subjek : Iya, saya menggunakan beberapa keterampilan Peneliti : Keterampilan konseling apa saja yang Ibu gunakan ketika konseling? Subjek : Keterampilan attending, keterampilan konfrontasi, keterampilan refleksi perasaan. Peneliti : Bagaimana cara Ibu menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut? Subjek : Saya menerapkan keterampilan attending seperti menanyakan kondisi siswa. Saya berusaha memahami siswa dengan cara bertukar informasi kepada mereka. Hal tersebut saya lakukan agar mereka dapat terbuka. Sementara itu, bagi siswa yang pertama kali konseling saya dan siswa saling berkenalan. Seiring berjalannya waktu, ketika siswa percaya dengan saya mereka mulai bercerita tentang masalahnya. Saya pernah menerapkan keterampilan konfrontasi kepada siswa ketika konseling. Biasanya saya lakukan kepada siswa yang tidak jujur mengungkapkan seluruh masalahnya. Ada siswa yang di awal pembicaraan konseling menceritakan masalah tertentu, namun ketika di akhir pembicaraan terdapat ketidak sesuaian dengan cerita yang telah mereka ungkapkan sebelumnya. Contoh keterampilan konfrontasi yang pernah saya ungkapkan “tadi di awal kamu menceritakan ini, kemudian kamu lebih banyak menceritakan hal yang tidak berkaitan dengan cerita di awal. Sebenarnya masalah mu ini manakah yang benar?” Dengan saya menggunakan keterampilan tersebut, siswa dapat jujur menceritakan masalahnya. Saya juga pernah menggunakan keterampilan refleksi perasaan. Keterampilan tersebut saya gunakan ketika siswa telah mengungkap semua



keluh kesahnya, kemudian saya memberitahukan kepada siswa tentang perasaan yang mereka alami. Selanjutnya, sebagai penunjang tentang persoalan tersebut saya menceritakan tentang pengalaman pribadi saya kepada siswa. Hal tersebut saya lakukan agar siswa dapat berpikir bahwa guru BK juga memiliki masalah yang serupa. Pendekatan Konseling Peneliti



: Apakah Ibu menggunakan pendekatan konseling ketika konseling individual dengan siswa? Subjek : Saya pernah menggunakan beberapa pendekatan konseling Peneliti : Pendekatan konseling apa saja yang Ibu gunakan? Subjek : Pendekatan realita dan pendekatan behavior Peneliti : Bagaimana cara Ibu menggunakan pendekatan-pendekatan konseling tersebut? Subjek : Setiap pendekatan yang saya gunakan tergantung masalah yang dialami siswa dan melihat situasi serta kondisi mereka. Seperti pendekatan realita yang saya gunakan kepada siswa. Contohnya ketika saya menggunakan pendekatan realita kepada siswa yang merasa dirinya benar. Padahal sebenarnya siswa tersebut salah. Pendekatan behavior saya terapkan kepada siswa dengan cara memberikan pengajaran-pengajaran tentang pembiasaan tingkah laku yang semestinya mereka lakukan, baik itu di rumah maupun di sekolah. Pengajaran tersebut dengan cara memberitahukan kepada siswa tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Karena perubahan siswa membutuhkan proses. Tahapan Konseling Membangun keakraban Peneliti : Apakah Ibu membangun hubungan yang akrab dengan siswa ketika konseling individual? Subjek : Iya. Peneliti : Bagaimana cara Ibu membangun keakraban dengan siswa ketika konseling? Subjek : Agar saya akrab dengan siswa-siswa di sekolah ini, setiap pagi saya berkeliling ke setiap kelas-kelas. Saya menganggap siswa sebagai teman agar ketika mereka memiliki masalah dapat bercerita dengan mudah. Selain itu, di bulan pertama tahun ajaran baru saya aktif masuk ke dalam kelas. Terutama kelas X IPS, karena saya diamanatkan untuk mengampu kelas tersebut. Saya masuk ke kelas-kelas untuk memperkenalkan diri saya sebagai guru BK serta memperkenalkan kepada siswa tentang layanan BK di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Saya juga memeriksa kehadira n siswa ketika berada di kelas. Berdasarkan hal tersebut, ada siswa yang datang melakukan untuk konseling. Siswa merasa akrab dengan saya, sehingga mereka ingin melakukan konseling.



Melakukan identifikasi masalah Peneliti : Apakah Ibu melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? Subjek : Iya saya melakukannya Peneliti : Bagaimana cara Ibu melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? Subjek : Saya melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai masalah yang mereka hadapi. Ada beberapa siswa yang lebih aktif (terbuka) untuk menceritakan masalahnya. Siswa yang aktif lebih mudah bagi saya untuk mengetahui permasalahan mereka. Namun, ada juga siswa yang dipanggil untuk konseling dan tertutup mengenai masalahnya. Tindakan yang saya lakukan, yakni lebih aktif bertanya secara perlahan-lahan kepada siswa tersebut. Siswa secara perlahan-lahan mulai terbuka untuk menceritakan Peneliti masalahnya. Subjek : Apakah Bapak melakukan asesmen terhadap siswa? : Umumnya sebelum pelaksanaan program bimbingan dan konseling, guru BK di sekolah ini melakukan asesmen menggunakan ITP (Instrumen Tugas Perkembangan) di awal semester tahun ajaran baru. Sementara itu, asesmen ketika konseling individual dilakukan secara insidental yakni berupa tujuan wawancara dan pengamatan (observasi). Selanjutnya, saya Membantu merancang Peneliti Subjek Peneliti Subjek



: Apakah Ibu membantu siswa merancang tujuan ketika konseling? : Iya ada saya lakukan. : Bagaimana cara Ibu membantu siswa merancang tujuan yang ingin dicapai? : Saya mengajukan beberapa pertanyaan terkait masalah siswa. Contohnya ketika ada siswa yang bertanya “saya mau jadi apa ya Bu, besok?” Kemudian, saya mengungkapkan beberapa pertanyaan kepada siswa tersebut “hobi kamu apa, apakah kamu menyenangi hobi tersebut?” Maksud saya mengungkapkan pertanyaan tersebut, karena hobi memiliki keterkaitan dengan cita-cita yang diharapkan. Setelah itu, saya arahkan siswa untuk menekuni apa yang mereka senangi. Saya juga mengarahkan langkah- langkah yang perlu mereka lakukan untuk mengatasi masalahnya. Memotivasi siswa untuk segera bertindak Peneliti : Apakah Ibu memotivasi siswa untuk segera melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun? Subjek : Iya ada Peneliti : Bagaimana cara Ibu memotivasi siswa untuk segera melakukan tindakan? Subjek : Saya memberikan contoh kepada siswa ketika mereka ingin berubah. Contoh kasus pada waktu itu ada siswa yang mengungkapkan berbagai masalahnya. Kemudian saya memberikan contoh melalui tokoh-tokoh tertentu yang dalam hidupnya dapat berubah. Selain itu, saya juga



dan tips (langkah-langkah) tertentu terhadap siswa yang ingin melakukan perubahan terhadap dirinya. Mengakhiri hubungan konseling Peneliti : Apakah Ibu mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? Subjek : Iya tentu. Peneliti : Bagaimana cara Ibu mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? Subjek : Setiap siswa berbeda-beda saat di sesi akhir konseling. Hal tersebut dikarenakan masalah yang mereka hadapi. Bagi siswa yang memiliki masalah ringan, mereka dapat menyimpulkan tentang pembicaraan di akhir sesi konseling. Sementara, bagi siswa yang memiliki masalah berat seperti masalah keluarga, saya memberitahukan atau mengarahkan mereka tentang langkah-langkah apa saja perlu mereka lakukan guna mengatasi masalah tersebut. Dalam pertemuan berikutnya siswa tersebut akan saya konfirmasi apakah mereka telah melakukan tindakan yang sesuai dengan arahan saya sebelumnya. Selanjutnya, setiap akhir sesi pertemuan konseling saya memberikan dukungan kepada siswa dan menerangkan apa saja yang telah mereka lakukan pada sesi-sesi pertemuan sebelumnya. Kemudian, siswa memberikan laporan kepada saya apa saja yang telah mereka lakukan. Melakukan tindak lanjut Peneliti : Apakah Ibu melakukan tindak lanjut pasca konseling dengan siswa? Subjek : Iya saya lakukan Peneliti : Bagaimana cara Ibu melakukan tindak lanjut setelah konseling? Subjek : Saya berkoordinasi dan bekerja sama dengan orang tua, kesiswaan, guru kelas, wali kelas, serta satpam mengenai permasalahan siswa. Contohnya ketika ada siswa yang merasa kurang perhatian dari orang tua, saya berusaha memberikan pemahaman atau mengomunikasikan kepada orang tua tentang perlunya perhatian orang tua terhadap anak. Di samping itu, saya juga mengarsipkan berkas-berkas siswa dan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan untuk kemudian dikumpul serta sebagai bentuk laporan ke sekolah.



HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BK A. Identitas 1. Inisial Subjek : B 2. Hari/Tanggal : Selasa, 8 Januari 2019 3. Pukul



: 11.00 WIB



4. Tempat



: Ruang BK SMKN 1 UNAAHA



5. Kode Data



: WBK2



B. Hasil Wawancara Keterampilan Konseling



Peneliti Subjek Peneliti Subjek Peneliti Subjek



: Apakah Ibu menggunakan keterampilan konseling ketika konseling individual dengan siswa? : Iya saya gunakan. : Keterampilan konseling apa saja yang Ibu gunakan ketika konseling? : Hanya beberapa keterampilan konseling saja seperti keterampilan yang digunakan seperti keterampilan attending, keterampilan konfrontasi, dan keterampilan bertanya. : Bagaimana cara Ibu menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut? : Saya menampilkan keterampilan attending dengan cara melihat situasi, kondisi, dan karakteristik siswa. Saya menggunakan attending ketika menangani siswa yang memiliki masalah tertentu. Keterampilan tersebut saya gunakan agar suasana konseling tidak kaku serta suasana dapat cair. Bentuk attending yang biasa saya lakukan adalah menanyakan kabar siswa, menanyakan tentang mata pelajaran yang mereka ikuti. Hal tersebut saya lakukan agar siswa dapat welcome (terbuka) dengan saya. Keterampilan bertanya saya gunakan karena guru BK harus terampil menggunakan kata-kata yang tepat agar siswa paham. Contohnya ketika saya konseling dengan siswa yang membolos, saya menggunakan keterampilan bertanya seperti “apakah kamu tahu kenapa dipanggil ke ruang BK?” atau saya menanyakan seperti “apakah kamu merasa melakukan suatu kesalahan?” Berdasarkan pertanyaan tersebut, siswa mulai berpikir. Jika siswa menjawab iya, tentu dia akan mempertimbangkan jawabannya tersebut. Namun, ketika siswa menjawab tidak berarti dia telah berbohong karena kenyataannya dia melakukan pelanggaran. Keterampilan konfrontasi saya gunakan untuk beberapa masalah siswa yang memang perlu konfrontasikan. Masalah yang perlu dikonfrontasi seperti bolos, alpa. Contohnya konfrontasi yang saya lakukan saat siswa



mengungkapkan bahwa dia membolos dengan alasan tidak menyenangi salah satu guru di sekolah. Kemudian saya lakukan konfrontasikan terhadap masalah siswa tersebut. Kemudian siswa masih mencari alasanalasan lain dan saya menanyakan kepadanya “ada masalah apa dengan Pendekatan Konseling Peneliti



: Apakah Ibu menggunakan pendekatan konseling ketika konseling individual dengan siswa? Subjek : Iya, saya juga menggunakan beberapa pendekatan konseling. Peneliti : Pendekatan konseling apa saja yang Ibu gunakan? Subjek : Pendekatan CCT, pendekatan rational emotive therapy, dan pendekatan Peneliti behavior : Bagaimana cara Ibu menggunakan pendekatan konseling tersebut? Subjek : Pendekatan CCT saya gunakan ketika siswa perlu didekati dari hati ke hati, sehingga saya menggunakan pendekatan tersebut. Saya berfokus pada siswa, dimana saya mendekati hati kecil atau perasaan mereka. Setiap siswa memiliki pengalaman masa lalu atau masa kecil yang kurang menyenangkan atau permasalahan di rumah. Saya ceritakan kembali (flashback) hal tersebut kepada siswa. Saya seolah-olah mengetahui segalanya tentang siswa agar mereka lebih terbuka. Kemudian dari situ siswa merasa bahwa saya sebagai guru BK bisa tahu segalanya tentang diri mereka. Indikasi hal yang tampak pada siswa yakni mereka biasanya langsung menundukkan kepala. Saya menerapkan pendekatan rational emotive therapy kepada siswa dengan maksud agar mereka mampu berpikir rasional. Seperti mengungkapkan beberapa pernyataan kepada siswa, contohnya “kamu itu sudah dewasa”, “kamu itu sudah bisa membedakan mana yang baik dan yang salah”, “umur kamu sudah sekian”, “kamu seharusnya sudah bisa berpikir ke depan”. Saya menggunakan pendekatan behavior kepada siswa terutama berkaitan dengan tingkah laku mereka. Saya gunakan pendekatan tersebut dengan cara memberikan surat pernyataan kepada siswa. Isi surat tersebut tentang Tahapan Konseling Membangun keakraban Peneliti : Apakah Ibu membangun hubungan yang akrab dengan siswa ketika konseling individual? Subjek : Iya saya membangun keakraban dengan siswa. : Bagaimana cara Ibu membangun keakraban dengan siswa ketika konseling? Peneliti : Biasanya ketika ada siswa yang datang ke ruang BK untuk konseling, saya mempersilahkan mereka untuk duduk. Selanjutnya membuat siswa Subjek tersebut



merasa nyaman. Hal tersebut dilakukan agar siswa tidak takut dan canggung untuk bercerita. Melakukan identifikasi masalah Peneliti Subjek Peneliti Subjek



: Apakah Ibu melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? : Iya saya sering mengidentifikasi masalah siswa. : Bagaimana cara Ibu melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? : Bentuk identifikasi masalah yang saya lakukan yakni melihat keseharian siswa di sekolah. Seperti saya mengobservasi pergaulan siswa sehari-hari bersama temannya. Peneliti : Apakah Bapak melakukan asesmen terhadap siswa? Subjek : Saya juga melakukan asesmen sebelum melaksanakan program BK. Setiap tahun baru ajaran baru asesmen program diperlukan guna memetakan masalah siswa. Instrumen yang saya gunakan dalam asesmen yakni DCM, sosiometri, dan angket yang saya rancang sendiri. Angket yang saya rancang berisi tentang latar belakang siswa seperti silsilah keluarga. Selanjutnya, data-data dari hasil asesmen sangat membantu saya dalam memahami masalah siswa saat pelaksanaan konseling individual. Membantu merancang tujuan Peneliti Subjek Peneliti Subjek



: Apakah Ibu membantu siswa merancang tujuan ketika konseling? : Tentu hal tersebut saya lakukan. : Bagaimana cara Ibu membantu siswa merancang tujuan yang ingin dicapai? : Saya memiliki prinsip bahwa siswa harus bisa mandiri. Dalam artian, siswa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi, bukan saya yang menyelesaikan masalah siswa. Saya tidak memberikan solusi atas masalah siswa, meskipun mereka tidak mengetahui penyelesaian masalahnya. Saya hanya mengajukan pertanyaan yang kepada seperti “menurut kamu bagaimana untuk menyelesaikan masalah mu?” Saya mengajak siswa untuk mandiri. Memotivasi siswa untuk segera bertindak Peneliti : Apakah Ibu memotivasi siswa untuk segera melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun? Subjek : Selalu saya lakukan. Peneliti : Bagaimana cara Ibu memotivasi siswa untuk segera melakukan tindakan? Subjek : Setiap kali bertemu dengan siswa saya selalu mengingatkan mereka. Selain itu, saya juga bekerja sama dengan orang tua dan wali kelas. Peran kedua pihak tersebut menurut saya penting dalam membantu menyelesaikan masalah siswa. Sementara itu, bentuk motivasi atau dorong yang saya lakukan kepada siswa berupa dorongan moral seperti ungkapanungkapan verbal yang membuat siswa termotivasi.



Mengakhiri hubungan konseling Peneliti : Apakah Ibu mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? Subjek : Iya saya lakukan. Peneliti : Bagaimana cara Ibu mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? Subjek : Setiap akhir sesi konseling, saya membuat kesimpulan mengenai seluruh isi pembicaraan dengan siswa. Selain itu, saya juga mengingatkan kepada siswa terkait tindakan apa saja yang harus dilakukan. Pertemuan konseling berikutnya, saya menanyakan kembali kepada siswa apakah tindakan yang sebelumnya telah mereka lakukan. Melakukan tindak lanjut Peneliti : Apakah Ibu melakukan tindak lanjut pasca konseling dengan siswa? Subjek : Saya selalu lakukan, baik itu tindak lanjut maupun evaluasi. Peneliti : Bagaimana cara Ibu melakukan tindak lanjut setelah konseling? Subjek : Setiap kali selesai melakukan konseling dengan siswa, evaluasi saya lakukan. Kemudian tindak lanjut dilakukan setelah kami (guru BK) melakukan evaluasi terhadap program layanan yang telah diselenggarakan. Guru BK mengevaluasi layanan yang telah diberikan kepada siswa. Apakah konseling yang telah dilakukan sudah baik, benar atau belum. Indikasinya dilihat dari apakah tujuan telah tercapai, apakah ada perubahan pada siswa. Selain itu, saya juga mengganti bentuk pendekatan konseling dengan siswa. Saya menggunakan pendekatan CCT ketika pendekatan rational dan behavior belum dapat menyelesaikan masalah siswa. Jadi, saya lebih fleksibel atau tidak kaku terhadap siswa. Selanjutnya, saya juga melakukan pengarsipan terhadap data-data siswa termasuk kegiatan layanan yang telah dilakukan. Guru BK di setiap semesternya melaporkan kegiatan yang telah dilakukan, karena hal tersebut merupakan bentuk tuntutan administrasi dari pihak sekolah.



HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BK A. Identitas 1. Inisial Subjek : C 2. Hari/Tanggal : Selasa, 8 Januari 2019 3. Pukul



: 09.30 WIB



4. Tempat



: Ruang BK SMKN 1 UNAAHA



5. Kode Data



: WBK3



B. Hasil Wawancara Keterampilan Konseling



Peneliti Subjek Peneliti Subjek Peneliti Subjek



: Apakah Ibu menggunakan keterampilan konseling ketika konseling individual dengan siswa? : Iya, saya menggunakan beberapa keterampilan konseling : Keterampilan konseling apa saja yang Ibu gunakan ketika konseling? : Keterampilan attending, keterampilan empati, dan keterampilan konfrontasi : Bagaimana cara Ibu menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut? : Keterampilan-keterampilan konseling yang saya gunakan ketika konseling menyesuaikan dengan kondisi masalah siswa. Seperti keterampilan attending saya tampilkan dengan menyambut kedatangan siswa untuk konseling, mempersilahkan duduk. Selanjutnya, saya berusaha meyakinkan siswa agar mereka dapat bercerita. Terkadang membutuhkan waktu agar siswa dapat terbuka menceritakan masalahnya, sehingga keterampilan attending menjadi penting. Jika guru BK dapat menerima siswa, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan merasa nyaman dalam konseling. Selain itu, bentuk keterampilan attending yang pernah saya lakukan ketika ada siswa yang datang ke ruang konseling sambi menangis. Tindakan yang saya lakukan adalah menenangkan siswa tersebut dengan melakukan sentuhan fisik yang hangat. Setelah siswa merasa tenang, kemudian saya mengajak mereka untuk bercerita tentang masalahnya. Saya juga sering menampilkan keterampilan empati. Keterampilan tersebut saya tunjukkan kepada siswa saat situasi-situasi tertentu. Bentuknya seperti sentuhan fisik seperti pundak bagi siswa perempuan. Bentuk empati lainnya yang saya lakukan adalah saya seolah-olah menjadi mereka yang turut merasakan masalahnya. Ketika saya menunjukkan hal tersebut, siswa tampak merasa diakui dan dimengerti. Dalam empati tersebut, saya juga menceritakan pengalaman-pengalaman pribadi saya yang sesuai dengan



kondisi siswa. Berdasarkan cerita tersebut, siswa merasa ada orang lain yang juga memiliki masalah yang serupa dengan masalah mereka. Saya menampilkan keterampilan konfrontasi ketika siswa mengungkapkan tujuan yang ingin mereka capai, namun kenyataan di lapangan tidak sesuai. Bentuknya saya menampilkan keterampilan tersebut ketika siswa yang telah berjanji namun tidak ditepati. Saya melakukan konfrontasi dengan menagih janji yang telah siswa nyatakan sebelumnya. Selain itu, saya juga pernah melakukan konfrontasi terhadap siswa yang berperilaku tidak sewajarnya terhadap guru mata pelajaran. Kalimat yang saya ucapkan saat itu “seharusnya perilaku kamu terhadap guru itu seperti apa?” setelah siswa tampak membantah, saya konfrontasi dengan kalimat Pendekatan Konseling Peneliti



: Apakah Ibu menggunakan pendekatan konseling ketika konseling individual dengan siswa? Subjek : Iya saya menggunakan pendekatan konseling Peneliti : Pendekatan konseling apa saja yang Ibu gunakan? Subjek : Pendekatan rasional dan pendekatan behavior Peneliti : Bagaimana cara Ibu menggunakan pendekatan konseling tersebut? Subjek : Saya menerapkan pendekatan rasional ketika menangani siswa yang mengkritik fasilitas sekolah. Kemudian bentuk rasionalnya, saya ajak siswa untuk berpikir tentang tujuan mereka ke sekolah. Selain itu, siswa tersebut saya contohkan dengan teman-teman sekelasnya yang dapat belajar dengan nyaman. Contoh lainnya untuk penerapan pendekatan rasional, ketika saya menangani siswa yang bersikap tidak sewajarnya saat guru mengajar di dalam kelas. Tindakan yang saya lakukan adalah mengajak siswa tersebut untuk berpikir mengenai sikapnya. Apakah sikapnya tersebut pantas dilakukan terhadap guru yang sedang mengajar di depan kelas. Dari situ siswa tampak berpikir mengenai perilakunya. Saya juga menggunakan pendekatan behavior ketika menangani siswa terlambat datang ke sekolah. Saya mengajak siswa untuk membuat jadwal. Jadwal yang berisi kegiatan-kegiatan apa saja yang harus mereka lakukan. Hal itu bertujuan agar siswa dapat mengatur waktunya dengan baik. Siswa harus melaporkan kepada saya, setiap jadwal kegiatan yang berhasil mereka lakukan. Tahapan Konseling Membangun keakraban Peneliti : Apakah Ibu membangun hubungan yang akrab dengan siswa ketika konseling individual? Subjek : Iya saya membangun keakraban dengan siswa ketika konseling.



Peneliti



: Bagaimana cara Ibu membangun keakraban dengan siswa ketika konseling? : Biasanya yang saya lakukan agar akrab dengan siswa, yakni menanyakan Subjek tentang persoalan pribadi mereka. Jadi, saya seolah-olah menjadi temanya mereka. Contohnya saya menanyakan tentang penampilan pakaian mereka. Sebelumnya memang saya telah membangun keakraban dengan seluruh siswa pada saat mereka di kelas X. Melakukan identifikasi masalah Peneliti : Apakah Ibu melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? Subjek : Tentu saya melakukan identifikasi masalah siswa. Peneliti : Bagaimana cara Ibu melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? Subjek : Identifikasi yang saya lakukan dengan cara wawancara dan observasi. Wawancara yang saya lakukan kepada pihak ketiga yang terlibat dalam masalah siswa tersebut (teman siswa, wali kelas, dan orang tua). Misalnya ada siswa yang bermasalah, saya tidak langsung percaya dengan cerita yang dia ungkapkan. Saya mencari informasi tambahan dari teman siswa tersebut untuk membuktikan kebenaran ceritanya. Selain itu, saya juga melakukan observasi atau melihat secara langsung bagaimana kondisi siswa tersebut ketika bergaul dengan temanya. Peneliti : Apakah Ibu melakukan asesmen terhadap siswa? Subjek : Saya juga melakukan asesmen terhadap siswa-siswa di sekolah ini. Asesmen saya lakukan di awal semester. Instrumen yang digunakan adalah DCM. Selain itu, teknik wawancara dan observasi juga saya lakukan dalam asesmen masalah siswa serta bekerja sama dengan orang tua siswatujuan dan wali kelas. Membantu merancang Peneliti Subjek Peneliti Subjek



: Apakah Ibu membantu siswa merancang tujuan ketika konseling? : Iya saya membantu siswa agar masalah mereka terselesaikan. : Bagaimana cara Ibu membantu siswa merancang tujuan yang ingin dicapai? : Saya berusahan mencari berbagai cara penyelesaian masalah siswa. Saya pernah menangani siswa yang datang konseling. Siswa tersebut menceritakan masalahnya, kemudian saya merespon dengan ungkapan bahwa masalah tersebut harus diselesaikan. Karena jika tidak seperti itu, siswa akan saling menyalahkan temanya. Tujuannya mereka melakukan konseling adalah untuk penyelesaian masalah, bukan untuk mencari kebenaran dari masalah yang dihadapi siswa. Memotivasi siswa untuk segera bertindak Peneliti : Apakah Ibu memotivasi siswa untuk segera melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun? Subjek : Selalu saya motivasi siswa. Peneliti : Bagaimana cara Ibu memotivasi siswa untuk segera melakukan tindakan?



Subjek



: Saya mengungkapkan beberapa kalimat seperti ucapan terima kasih kepada siswa yang telah mengalami perubahan perilaku. Selain itu, saya juga pernah memberikan hadiah kepada siswa yang telah mengubah perilakunya. Sebelumnya, siswa tersebut memang memiliki masalah yang kompleks. Setelah saya berikan hadiah atau reward, tampak terjadi perubahan pada siswa tersebut seperti datang ke sekolah tepat waktu dan tidak lagi membolos. Meskipun reward yang saya berikan hanya berupa ucapan terima kasih, siswa merasa diperhatikan. Terlebih ucapan tersebut diungkapkan di depan teman sekelasnya. Mengakhiri hubungan konseling Peneliti : Apakah Ibu mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? Subjek : Biasanya saya memberikan penguatan kepada siswa di akhir sesi konseling. Peneliti : Bagaimana cara Ibu mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? Responden : Saya mengungkapkan beberapa kalimat yang menguatkan siswa terkait pilihan mereka. Contohnya ketika ada siswa yang telah memutuskan suatu alternatif penyelesaian masalah, kemudian saya ungkapkan kepada siswa seperti “Kamu telah memilih tindakan penyelesaian masalah mu, maka kamu harus siap dengan segala risikonya” Melakukan tindak lanjut Peneliti : Apakah Ibu melakukan tindak lanjut pasca konseling dengan siswa? Responden : Iya saya lakukan. Peneliti : Bagaimana cara Ibu melakukan tindak lanjut setelah konseling? Responden : Saya melakukan rekapitulasi data-data siswa dan mengarsipkannya setiap kali kegiatan konseling dilaksanakan. Di samping itu, saya juga mengamati perilaku siswa dengan berkeliling ke kelas-kelas setiap pagi atau pada saat istirahat. Siswa yang bersangkutan apakah benar berada di kelas. Selain itu, saya juga bekerja sama dengan wali kelas serta guru-guru terkait perubahan siswa.



HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BK A. Identitas 1. Inisial Subjek : D 2. Hari/Tanggal : Rabu, 9 Januari 2019 3. Pukul



: 09.30 WIB



4. Tempat



: Ruang BK SMKN 1 UNAAHA



5. Kode Data



: WBK4



B. Hasil Wawancara dengan Responden Keterampilan Konseling Peneliti : Apakah Bapak menggunakan keterampilan konseling ketika konseling individual dengan siswa? Responden : Iya saya menggunakan beberapa keterampilan konseling Peneliti : Keterampilan konseling apa saja yang Bapak gunakan ketika konseling? Responden : Keterampilan konselingnya seperti attending, keterampilan parafrase, dan keterampilan konfrontasi. Peneliti : Bagaimana cara Bapak menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut? Responden : Saya tampilkan keterampilan attending ketika konseling seperti menyambut kedatangan siswa dengan ramah dan mempersilahkan mereka duduk. Keterampilan parafrase contohnya saya menggunakan kalimat sebagaimana kalimat yang dinyatakan oleh siswa. Contohnya kalimatnya “Apakah benar kamu tadi malam bermain game atau nonton film?” Saya juga sering menggunakan keterampilan konfrontasi kepada siswa. Kebanyakan siswa ketika konseling tampak berbohong, sehingga saya perlu melakukan konfrontasi terhadap mereka. Bentuk konfrontasi yang saya lakukan ketika siswa mengaku datang terlambat ke sekolah karena begadang. Kemudian, saya konfrontasikan dengan kalimat “Kamu terlambat datang ke sekolah karena begadang atau bermain game?” Dari pernyataan tersebut siswa mengaku, bahwa dirinya terlambat karena bermain game. Pendekatan Konseling Peneliti Responden Peneliti Responden Peneliti



: Apakah Bapak menggunakan pendekatan konseling ketika konseling individual dengan siswa? : Iya saya menggunakan pendekatan konseling : Pendekatan konseling apa saja yang Bapak gunakan? : Pendekatan konseling behavior dan pendekatan REBT. : Bagaimana cara Bapak menggunakan pendekatan-pendekatan konseling tersebut?



Responden



: Saya menggunakan pendekatan behavior dengan cara menargetkan siswa agar dapat mengubah perilaku yang bermasalah. Contohnya siswa saya targetkan dapat datang ke sekolah tepat waktu atau tidak telat. Selain itu, saya juga menggunakan teknik self-management. Penerapan teknik tersebut saya menjadwalkan target perilaku yang harus dicapai siswa. Contohnya siswa harus dapat bangun lebih awal. Perubahan perilaku yang terjadi saya evaluasi bersama siswa. Apakah target perubahan perilaku siswa telah tercapai atau terjadi. Selain itu, saya juga mengingatkan mereka agar dapat mengatur waktunya dengan baik, sehingga datang ke sekolah tepat waktu. Saya terapkan pendekatan REBT untuk beberapa siswa tertentu. Contoh kasusnya ketika menangani siswa yang menganggap dirinya paling benar. Berdasarkan kasus itu, menurut saya yang harus diubah terlebih dahulu dari siswa tersebut adalah pikiran rasionalnya. Siswa tersebut merasa tidak dihormati dan diejek oleh teman-temannya. Setelah mengubah pikiran rasional siswa tersebut, kemudian mengubah perilakunya. Tahapan Konseling Membangun keakraban Peneliti : Apakah Bapak membangun hubungan yang akrab dengan siswa ketika konseling individual? Responden : Iya saya lakukan Peneliti : Bagaimana cara Bapak membangun keakraban dengan siswa ketika konseling? Responden : Saya menerima kedatangan siswa dan mendengarkan serta merespon setiap cerita yang diungkapkan. Kalau untuk siswa yang baru pertama konseling, saya memperkenalkan diri dan menanyakan kepada siswa tersebut tentang latar belakangnya seperti hobi, alamat rumah. Hal itu saya lakukan agar muncul keakraban dengan siswa. Selanjutnya, sebelum pertemuan konseling saya juga mencoba membangun keakraban dengan cara setiap pagi hari masuk ke kelas-kelas memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan yang telah saya lakukan tersebut, ada siswa tertarik untuk melakukan konseling. Selain itu, ada juga siswa yang datang karena memiliki kesamaan latar belakang daerah dengan saya. Melakukan identifikasi masalah Peneliti : Apakah Bapak melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? Responden : Iya saya lakukan identifikasi masalah siswa. : Bagaimana cara Bapak melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? Peneliti : Saya berusaha memperhatikan dan mendengarkan seluruh cerita siswa. Selanjutnya dari seluruh cerita itu, saya menyimpulkan apa yang Responden penyebab terjadinya masalah pada diri siswa.



: Apakah Bapak melakukan asesmen terhadap siswa? Peneliti : Kalau untuk asesmen program BK, guru BK di sekolah ini menggunakan Responden instrumen DCM, ITP, angket tentang karir, dan wawancara. Dalam pelaksanaan layanan konseling individual, asesmen yang saya lakukan berupa wawancara, memeriksa data-data siswa seperti hasil pengisian DCM, melakukan kolaborasi dengan guru BK lainnya, dan terakhir mewancarai langsung siswa yang bersangkutan. Membantu merancang tujuan Peneliti : Apakah Bapak membantu siswa merancang tujuan ketika konseling? Responden : Tentu hal tersebut saya lakukan. Peneliti : Bagaimana cara Bapak membantu siswa merancang tujuan yang ingin dicapai? Responden : Saya berusaha mendorong siswa agar dapat mandiri dan menyelesaikannya. Saya dan siswa bekerja sama untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang disepakati bersama, biasanya terjadi pada siswa yang datang sendiri ke ruang BK untuk konseling. Memotivasi siswa untuk segera bertindak Peneliti : Apakah Bapak memotivasi siswa untuk segera melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun? Responden : Iya saya lakukan. Peneliti : Bagaimana cara Bapak memotivasi siswa untuk segera melakukan Responden tindakan? : Saya memberikan contoh tokoh-tokoh tertentu (role model) kepada siswa. Selain itu, saya memberikan pujian setiap kali mereka berhasil melakukan tindakankonseling yang sesuai dengan rencana. Mengakhiri hubungan Peneliti Responden Peneliti Responden



: Apakah Bapak mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? : Iya saya lakukan. : Bagaimana cara Bapak mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? : Saya merefleksikan isi pembicaraan siswa selama konseling, mengucapkan terima kasih, dan mengingatkan siswa untuk segera melakukan tindakan yang sesuai dengan rencananya. Selanjutnya, saya mempersilahkan siswa untuk kembali ke kelas dan menawarkan kepada siswa apabila ingin melakukan pertemuan konseling di kemudian hari. Melakukan tindak lanjut Peneliti : Apakah Bapak melakukan tindak lanjut pasca konseling dengan siswa? Responden : Tentu saya lakukan. Peneliti : Bagaimana cara Bapak melakukan tindak lanjut setelah konseling? Responden : Saya bekerja sama dengan wali kelas dan guru mata pelajaran untuk melihat kondisi perubahan siswa. Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat setiap perubahan yang terjadi pada siswa. Saya juga mengarsipkan kondisi 144



perubahan diri siswa tersebut. Setelah itu, saya memanggil siswa dan menanyakan apakah telah ada perubahan pada diri mereka. Saya juga mengevaluasi setiap kegiatan konseling yang telah dilakukan.



HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BK A. Identitas 1. Inisial Subjek : E 2. Hari/Tanggal : Rabu, 9 Januari 2019 3. Pukul



: 11.00 WIB



4. Tempat



: Ruang BK SMKN 1 UNAAHA



5. Kode Data



: WBK5



B. Hasil Wawancara Keterampilan Konseling Peneliti : Apakah Bapak menggunakan keterampilan konseling ketika konseling individual dengan siswa? Responden : Iya menggunakan. Peneliti : Keterampilan konseling apa saja yang Bapak gunakan ketika konseling? Responden : Keterampilan konseling karir yang digunakan berupa verbal dan penguatan informasi terhadap kelengkapan perguruan tinggi. Peneliti : Bagaimana cara Bapak menggunakan keterampilan tersebut? Responden : Saya memberikan informasi kepada siswa di kelas maupun saat mereka datang untuk melakukan konseling karir. Biasanya mereka menanyakan tentang jurusan yang sesuai dengan kondisi yang mereka seperti nilai rapor. Sebelumnya saya telah mengarsipkan data-data nilai setiap siswa yang ada di sekolah ini. Jadi, ketika ada siswa yang menanyakan tentang jurusan atau perguruan tinggi yang cocok bagi mereka saya telah siap. Kesiapan tersebut berupa pengarsipan data-data siswa tadi. Penting bagi seorang guru BK untuk memahami himpunan data nilai siswa. Karena masih ada saya lihat guru BK di beberapa sekolah belum memahami ini. Hal itu, tentu akan berdampak pada penyampaian informasi yang kurang akurat. Pendekatan Konseling Peneliti : Apakah Bapak menggunakan pendekatan konseling ketika konseling individual dengan siswa? Responden : Tentu. Peneliti : Pendekatan konseling apa saja yang Bapak gunakan? Responden : Pemberian nasihat yang bersifat komunikatif Peneliti : Bagaimana cara Bapak menggunakan pendekatan konseling tersebut? Responden : Saya memberikan nasihat-nasihat kepada siswa yang memiliki masalah, seperti masalah nilai belajar. Siswa yang memiliki nilai belajar rendah, saya berikan nasihat seperti “bahwa semua yang kamu perjuangkan ada halangan,



tidak ada yang tidak memiliki halangan. Semua yang kamu perjuangkan dan harapan itu pasti ada rintangan”. Selain itu, saya juga memberikan pemahaman tentang hidup kepada siswa. Terutama tentang karakter pribadi yang kuat dalam menghadapi situasi kehidupan. Biasanya karakter pribadi yang lemah seperti suka menyalahkan teman-teman di sekitarnya, tidak introspeksi diri. Penanganan siswa yang memiliki karakter seperti itu, saya menerapkan pendidikan karakter. Bagi Siswa yang memiliki karakter pribadi lemah, saya tangani dengan cara memberikan contoh model seperti tokoh dunia yang terkenal Bill Gates. Tahapan Konseling Membangun keakraban Peneliti : Apakah Bapak membangun hubungan yang akrab dengan siswa ketika konseling individual? Responden : Tentu. Peneliti : Bagaimana cara Bapak membangun keakraban dengan siswa ketika konseling? Responden : Saya menyambut siswa dengan sapaan, mempersilahkan duduk, dan menanyakan maksud kedatangan mereka. Selain itu, saya juga menyisipkan sedikit humor kepada siswa agar suasana menjadi cair. Melakukan identifikasi masalah Peneliti : Apakah Bapak melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? Responden : Iya saya lakukan. Peneliti : Bagaimana cara Bapak melakukan identifikasi masalah siswa ketika konseling? Responden : Sebelum pelaksanaan konseling dengan siswa, saya telah melakukan pendataan, baik itu nilai rapor maupun minat perguruan tinggi. Berdasarkan rekapitulasi nilai rapor siswa, memudahkan saya untuk melakukan pemetaan. Dalam artian, ketika siswa datang ke ruang BK untuk konseling mengenai pilihan perguruan tinggi, saya tinggal menampilkan data nilai rapor siswa dan menyesuaikan dengan standar dari perguruan tinggi tersebut. Sedangkan pendataan minat perguruan tinggi yang saya lakukan kepada siswa kelas XII dengan cara menyebarkan angket karir kepada mereka. Angket tersebut saya rancang sendiri yang berisi tentang pilihan jurusan, perguruan tinggi, maupun karir yang siswa minati. tujuan Membantu merancang Peneliti : Apakah Bapak membantu siswa merancang tujuan ketika konseling? Responden : Iya sebisa mungkin saya bantu dan mencarikan solusi terbaik bagi siswa. Peneliti : Bagaimana cara Bapak membantu siswa merancang tujuan yang ingin dicapai? Responden



: Seperti yang telah saya ungkapkan, saya memberikan penjelasan tentang jurusan yang ada di perguruan tinggi serta tata cara pendaftarannya kepada siswa yang masih bingung. Seperti prosedur dan teknis pendaftaran di perguruan tinggi negeri melalui SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi mandiri. Sementara itu, jika ada siswa yang ingin kuliah namun tidak diterima di perguruan tinggi negeri karena faktor nilai, saya arahkan ke perguruan tinggi swasta. Adapun tata cara pendaftarannya melalui prestasi akademik, prestasi minat bakat, ujian tertulis, dan ujian komputer. Memotivasi siswa untuk segera bertindak Peneliti : Apakah Bapak memotivasi siswa untuk segera melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun? Responden : Tentu. Peneliti : Bagaimana cara Bapak memotivasi siswa untuk segera melakukan Responden tindakan? : Ada salah satu siswa yang terlihat ingin mendaftar di salah satu perguruan tinggi. Langkah yang saya lakukan ialah memberitahukan kepadanya tentang perguruan tinggi tersebut beserta syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum mendaftar. Seperti pengisian biodata hingga biaya yang perlu disediakan untuk pendaftaran. Mengakhiri hubungan konseling Peneliti Responden Peneliti Responden



: Apakah Bapak mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? : Iya. : Bagaimana cara Bapak mengakhiri sesi pertemuan konseling dengan siswa? : Biasanya setelah selesai, siswa yang ingin meninggalkan ruang BK saya persilahkan. Saya juga mengingatkan kembali kepada mereka mengenai hal- hal penting dari pembicaraan konseling. Seperti siswa harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan terlebih dahulu sebelum mereka mendaftar di perguruan tinggi. Melakukan tindak lanjut Peneliti : Apakah Bapak melakukan tindak lanjut pasca konseling dengan siswa? Responden : Iya dilakukan karena kewajiban setiap guru BK yang ada di sekolah ini Peneliti : Bagaimana cara Bapak melakukan tindak lanjut setelah konseling? Responden : Saya menyusun laporan kegiatan-kegiatan yang dilakukan ke sekolah. Apabila diperlukan konferensi kasus, maka saya berkoordinasi dengan bagian kesiswaan. Selain itu, saya juga bekerja sama dengan guru-guru mata pelajaran maupun wali kelas untuk melihat perkembangan siswa, baik pribadi-sosial, belajar, dan karirnya.



Lampiran 8. Hasil Wawancara dengan Konseli HASIL WAWANCARA DENGAN KONSELI



A. Identitas 1. Inisial Subjek : Ri 2. Jenis Kelamin : Laki-Laki 3. Umur : 16 tahun 4. Kelas : XI (Sebelas) 5. Jurusan : IPS 6. Hari/Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019 7. Pukul : 09.00 WIB 8. Tempat : Ruang BK SMKN 1 UNAAHA 9. Kode Data : WK1 B. Hasil Wawancara P : Peneliti S : Subjek 1. P : Apakah guru BK Anda tampak menyenangkan ketika konseling? S : Iya guru BK menyenangkan. 2. P : Apa yang dilakukan guru BK sehingga tampak menyenangkan ketika konseling? S : Guru BK tampak memahami cerita yang saya ungkapkan. Selain itu, guru BK juga humoris ketika konseling. 3. P : Apakah guru BK sesekali tersenyum kepada Anda ketika konseling? S : Sering guru BK melakukan hal tersebut. 4. P : Apakah kata-kata guru BK terdengar menyejukkan ketika Anda konseling? S : Iya. Guru BK memberikan nasihat-nasihat kepada saya. 5. P : Apakah guru BK mendengarkan cerita Anda dengan sungguh-sungguh ketika konseling? S : Iya. Guru BK mendengar cerita saya. 6. P : Apa yang dilakukan guru BK ketika mendengar dengan sungguh-sungguh cerita Anda? S : Guru BK memberikan solusi-solusi tentang masalah yang saya alami. Selain itu, guru BK juga mendengarkan keluh kesah saya. Selain itu, guru BK seimbang antara mendengar dan bercerita ketika konseling.



7. P : Apakah guru BK cukup terbuka untuk sesekali menceritakan masalah pribadinya yang sesuai dengan masalah Anda? S : Selama saya konseling, guru BK belum pernah menceritakan pengalamannya yang mirip dengan masalah yang saya alami. 8. P : Apakah Anda percaya bahwa guru BK dapat menyelesaikan masalah Anda? S : Iya. Saya yakin guru BK dapat menyelesaikan masalah. 9. P : Apa yang dilakukan guru BK sehingga membuat Anda percaya bahwa guru BK dapat menyelesaikan masalah Anda? S : Saya percaya, karena merupakan tugas guru BK untuk membantu siswa menyelesaikan masalah. 10. P : Apakah guru BK tampak tertarik dengan cerita Anda ketika konseling? S : Iya guru BK menyimak. 11. P : Apa yang dilakukan guru BK, sehingga tertarik dengan cerita Anda? S : Guru BK tampak mendengar dan merespon cerita saya. 12. P : Apakah guru BK menyambut kedatangan Anda ketika Anda ingin konseling? S : Guru BK tampak menyambut dan menanyakan maksud kedatangan saya. 13. P : Apakah masalah Anda terselesaikan setelah konseling dengan guru BK? S : Belum sepenuhnya selesai. Karena ada beberapa hal yang perlu saya bicarakan dengan guru BK. 14. P : Apakah perilaku sehari-hari Anda sesuai dengan rencana yang telah disusun saat konseling dengan guru BK? S : Rencana tindakan yang telah disusun ada yang terlaksana dan ada juga yang tidak terlaksana. Hal tersebut tergantung dari permasalahan yang dihadapi.



HASIL WAWANCARA DENGAN KONSELI



A. Identitas 1. Inisial Subjek : Mi 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Umur : 16 tahun 4. Kelas : XI (Sebelas) 5. Jurusan : 6. Hari/Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019 7. Pukul : 11.00 WIB 8. Tempat : Ruang BK SMKN 1 UNAAHA 9. Kode Data : WK2 B. Hasil Wawancara P : Peneliti S : Responden 1. P : Apakah guru BK Anda tampak menyenangkan ketika konseling? S : Iya, semua guru BK di sekolah ini menyenangkan. Karena guru BK mendengarkan setiap pembicaraan yang saya ungkapkan. Selain itu, guru BK juga memberikan solusi tentang masalah yang saya alami. Solusi yang diberikan oleh guru BK mudah saya pahami. 2. P : Apakah guru BK mendengarkan cerita Anda dengan sungguh-sungguh ketika konseling? S : Iya. Guru BK mendengar dengan sungguh-sungguh saat saya bercerita dengannya. 3. P : Apa yang dilakukan guru BK ketika mendengar dengan sungguh-sungguh cerita Anda? S : Guru BK tampak mendengarkan dan mengungkapkan solusi-solusi terkait masalah saya. Setelah itu, guru BK mengembalikan kepada saya untuk mengambil keputusan terhadap solusi-solusi yang telah diungkapkan. 4. P : Apakah guru BK cukup terbuka untuk sesekali menceritakan masalah pribadinya yang sesuai dengan masalah Anda? S : Iya. Guru BK pernah menceritakan pengalamannya kepada saya. Cerita tersebut berisi pengalaman-pengalaman guru BK dalam menghadap suatu masalah. Masalah tersebut mirip dengan masalah yang saya alami.



5. P : Apa yang Anda rasakan ketika mendengar cerita tentang masalah pribadi guru BK? S : Saya merasakan ada kemiripan masalah dengan apa yang diceritakan oleh guru BK. Guru BK dapat menyelesaikan masalah tersebut dan seharusnya saya juga bisa menyelesaikannya. 6. P : Apa yang Anda peroleh dari cerita tentang masalah pribadi guru BK? S : Pelajaran yang diperoleh, kalau saya harus lebih baik. Bukan hanya saya saja yang mengalami, namun orang lain juga mengalami masalah yang serupa. 7. P : Apakah Anda percaya bahwa guru BK dapat menyelesaikan masalah Anda? S : Ya saya percaya kalau guru BK dapat membantu menyelesaikan masalah. 8. P : Apa yang dilakukan guru BK sehingga membuat Anda percaya bahwa guru BK dapat menyelesaikan masalah Anda? S : Guru BK memberikan solusi-solusi kepada saya. Saya berusaha untuk menerapkan solusi yang telah diberikan dan secara perlahan masalah dapat terselesaikan. 9. P : Apakah guru BK tampak tertarik dengan cerita Anda ketika konseling? S : Iya, guru BK tertarik dengan cerita saya. Hal tersebut tampak dari sikap guru BK yang memperhatikan dengan saksama dan mendengarkan cerita saya secara dengan baik. 10. P : Apakah guru BK menyambut kedatangan Anda ketika Anda ingin konseling? S : Ada dari keinginan saya datang ke ruang BK untuk konseling dan ada juga datang karena diundang oleh guru BK. Ketika saya ingin konseling dengan guru BK, kesan pertama yang muncul adalah takut untuk bercerita. Namun secara perlahan ketakutan tersebut berkurang. Selanjutnya, kesan dari guru BK adalah menanyakan perihal kondisi saya. 11. P : Apakah masalah Anda terselesaikan setelah konseling dengan guru BK? S : Ada masalah yang selesai dan ada juga masalah yang belum selesai. Masalah yang selesai karena saya mengikuti solusi yang telah diberikan oleh guru BK. Setelah melakukan solusi tersebut, saya lumayan merasakan adanya perubahan. Selain itu, tidak semua solusi atau rencana tindakan yang harus saya lakukan dari guru BK. Saya dan guru BK menyusun rencana tindakan secara bersama-sama untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 12. P : Apakah perilaku sehari-hari Anda sesuai dengan rencana yang telah disusun saat konseling dengan guru BK? S : Ya adanya kesesuaian antara rencana yang telah saya dan guru BK susun dengan kondisi nyata yang saya lakukan.



152



Lampiran 9. Hasil Pengisian Skala Hasil Layanan Konseling Individual oleh Siswa (Konseli) No. Res. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26



Perasaan i1 i2 1 2 0 0 2 2 2 2 1 1 1 2 1 3 2 2 1 3 2 1 2 3 2 2 3 3 1 3 2 1 1 3 1 3 0 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2



i3 2 0 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2



i4 2 0 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2



Pemahaman i5 i6 i7 1 1 1 0 0 3 1 3 3 2 2 3 0 2 0 2 1 3 0 2 0 0 2 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2



i8 1 0 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 0 3 2 2 2 0 0 2 2 2



i9 1 0 2 1 1 1 1 3 3 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 153



Keputusan i10 i11 i12 2 1 2 0 3 0 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 0 3 2 0 3 3 1 2 3 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 0 3 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2



i13 1 2 2 3 2 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1



Penerapan i14 i15 i16 1 2 1 1 1 1 2 3 2 2 2 2 0 3 0 1 2 1 1 3 0 1 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 1 1 3 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2



i17 2 1 2 2 3 0 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2



27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56



1 0 2 2 2 1 0 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 0 1 2 2 2 3 1 2



3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 2 3 1 3



2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1



3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2



2 3 1 2 2 1 0 1 1 0 1 2 3 2 1 2 2 1 3 1 2 2 0 2 0 0 2 3 1 1



3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 2 3 2 3



3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 0 2 2 0 3 3 3 2



3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2



3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 0 2 3 2 3 0 2 2 0 2 3 3 2 154



2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 1 2



2 3 2 2 1 1 1 1 2 0 2 2 3 2 1 2 2 2 3 1 2 3 0 2 2 0 2 3 1 2



2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2



2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2 2



3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 0 2 2 0 2 3 1 2



2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3



3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 1 1 3 2 1 2 2 1 0 2 2 0 2 3 1 2



2 3 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2



57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70



1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2



1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 0 2 3 2



1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 3 2 2 2



1 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2



1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 0 1 2



1 2 2 1 3 2 1 3 1 1 1 2 0 2



2 3 2 1 3 3 2 3 2 2 0 2 2 2



2 2 2



2 1 1 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1



2 3 2 2 1 3 2 2 2 2



155



1 2 2 0 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2



2 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2



2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2



2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2



1 3 1 0 2 1 1 2 1 1 0 2 2 2



1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2



2 1 2 0 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2



1 2 2 0 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2



1III!!P.!'II!IlDO:



KEJ\1ENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA lalan Colombo Nomor 1 Yogyakarta 55281 Telepon (0274) 550835, 550836, Fax (0274) 520326 Laman: pps.uny.ac.id E-mail: [email protected][email protected]



Nomor



: H~0r



Hal



: Izin Validasi



IUN34.17/LT/2018



::2- Oktober2018



Yth. BapakJlbu Dr. Suwarjo M.Si. Dosen Universitas Negeri Yogyakarta



Kami mohon dengan horrnat, Bapak/Ibu bersedia menjadi validator instrumen penelitian bagi mahasiswa: Nama



: Wahyu Widyatmoko



NIM Prodi



: 16713251034



Pembimbing



: Bimbingan dan Konseling



Judul



: Prof. Dr. Edi Purwanta M.Pd. : Evaluasi Layanar)~al



di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta



Kami sangat mengharapkan Bapak/Ibu dapat mengembalikan hasil validasi paling lama 2 (dua) minggu. Atas kerjasama yang baik dari Bapak/lbu kami sampaikan terima kasih.



~~



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Jalan Colombo Nomor 1 Yogyakarta 55281 Telepon (0274) 550835, 550836, Fax (0274) 520326 Laman: pps.uny.ac.id E-mail: [email protected][email protected]



Nomor



: tC?Gr



Hal



: Izin Validasi



Yth. Bapak/Ibu



Diana Septi Purnama



Dosen Universitas



Kami mohon



IUN34.17/LT/2018



2..



Oktober 2018



S.Pd.,M.Pd.,Ph.D.



Negeri Yogyakarta



dengan



hormat,



Bapak/Ibu



bersedia



menjadi



validator



instrumen



penelitian



bagi



mahasiswa: Nama



: Wahyu Widyatmoko



NIM



: 16713251034



Prodi



: Bimbingan



Pembimbing



: Prof. Dr. Edi Purwanta



Judul



: Evaluasi



Kami sangat mengharapkan minggu. Atas kerjasama



dan Konseling



Layanan



Bapak/Ibu



M.Pd.



Individual



di SMA Muhammadiyah



dapat mengembalikan



yang baik dari Bapak/Ibu



hasil validasi



kami sampaikan



3 Yogyakarta



paling lama 2 (dua)



terima kasih.



Wakil Direktur I,



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA YAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Ialan Colombo Nomor 1 Yogyakarta 55281 Telp. Direktur (0274) 550835, 550836 Fax. (0274) 520326 Laman: pps.uny.ac.id Email: [email protected][email protected]



SURAT KETERANGAN VALIDASI Yang bertanda tang an di bawah ini: Nama



: D.[.'~"~~~D~.(



IabataniPekerjaan



: .r;.(?~(!!.':1.



Instansi Asal



:



0..:$~



. ..



J.A. N~



.



Menyatakan bahwa instrumen penelitian dengan judul: Evaluasi Layanan Konseling Individual di SMA Muhammadiyah dari mahasiswa:



3 Yogyakarta



: .W.~.\;\v W~~~~~



Nama



.



: ~i~.~~~f.\ ..&..I\ W~.&.~ : .\.b1.\.??S.\g>..1



Program Studi NIM



.



.



(sudah siap!b~ltHli sittp)* dipergunakan untuk penelitian dengan menambahkan sebagai berikut: 1.



~if..~k.~. h~..~. u.~~!.\



beberapa saran



..~. Cl:~.:tM.~fd....M.~.~~.O~~



..~~f\lA'fA



2 .. ~eR.Q~0.



t.t1~.~qr.Nj~f\~).J;~0.:



.



Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.



c ".



1.:-:-.\?-.:: ..... 2018



Yogyakarta,



.... .



...s...~. ~ ' . *) coret yang tidak perlu



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA YAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROGRAM PASCASARJANA Jalan Colombo Nomor 1 Yogyakarta 55281 Telp. Direktur (0274) 550835,550836 Fax. (0274) 520326 Laman: pps.uny.ac.id Email: [email protected][email protected]



SURAT KETERANGAN VALIDASI Yang bertanda tangan di bawah ini:



Q~~~ 5..~ ..V~~~t.$.:~~:.,..t.'\.R~.,.}rh.J).



Nama



:



Jabatan/Pekerjaan



: .D.O$.t.~



Instansi Asal



:.



LAN. ~



~



.



.



Menyatakan bahwa instrumen penelitian dengan judul: Evaluasi Layanan Konseling Individual di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta dari mahasiswa: Nama



: .WR.-~v.



w.~.~~~.L~



.



Program Studi



: .~. ~.~~



NIM



: ..\b'L\.jz.,~.\D.