Pemandu Wisata 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG KABUPATEN LANGKAT DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN



KERTAS KARYA



OLEH AFRIDAYANI BR SEMBIRING 142204002



PROGRAM STUDI DIII PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2017



Universitas Sumatera Utara



LEMBAR PERSETUJUAN PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BTIKIT LAWANG KABT]PATEN



LANGKAT DALAM MEI\IINGKATKA}I JUMI"AH KUNJT]NGAN WISATAWAN



OLEH AFRIDAYANI BR SEMBIRING t42204,W7



Dosen Pembimbing



Arwina Sufika, SE.. M. Si. NIP. 19640821 199802 2 001



Universitas Sumatera Utara



t



LEMBAR PENGESAHAN DEPARTEMEN



Disetujui Oleh Program Studi Diploma III Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Sebagai Tugas Akhir Untuk Diploma.



Ketua,



Sekertaris,



Drs. Jhonson Pasrdosi, M.Si., Ph. D



Mukhtar, S.Sos, S.Par. M.A.



NIP. 19660420 199203 1 003



NIP. 19580615 198703 1 001



Universitas Sumatera Utara



LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN PENGESAHAN Diterima oleh: Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma Fakultas Ilmu Budaya dalam bidang Perjalanan Wisata pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan.



Pada : Hari/Tanggal



: Selasa, 10 Oktober2017



Pukul



: 13.30 WIB



Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan,



Dr. Budi Agustono, M.S NIP. 196008051987031001



PanitiaUjian No



Nama



TandaTangan



1.



Arwina Sufika S.E., M. Si



(



)



2.



Drs. Jhonson Pasrdosi, M.Si., Ph. D



(



)



3.



Dr. Asmyta Surbakti, M.Si.



(



)



Universitas Sumatera Utara



PERNYATAAN



Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelah Ahli Madya yang saya peroleh.



Medan, 26 Oktober 2017 Penulis,



Afridayani Br Sembiring 142204002



Universitas Sumatera Utara



ABSTRAK Kabupaten Langkat memiliki potensi wisata alam yang relatif besar dan sangat cocok bagi pecinta alam salah satu diantaranya adalah destinasi wisata Bukit Lawang di Kecamatan Bahorok yang terkenal dengan daya tarik pusat pengamatan orangutan Sumatera. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pengembangannya dan bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut dan peran pemandu wisata dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung oleh kepala bidang informasi dan promosi destinasi wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat. Hasil penulisan kertas karya ini yaitu mengetahui upaya yang dilakukan dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, faktor yang menjadi penghambat dan cara mengatasinya serta mengetahui peran dari pemandu wisata. Kata kunci: Daya tarik, pengembangan, hambatan



i Universitas Sumatera Utara



KATA PENGANTAR



Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Diploma III jurusan Perjalanan Wisata Universitas Sumatera Utara. Adapun kertas karya ini berjudul “Pengembangan Destinasi Wisata Bukit Lawang Kabupaten Langkat dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan”. Selama mengikuti pendidikan D III Perjalanan Wisata sampai dengan proses penyelesaian tugas akhir, berbagai pihak telah memberikan fasilitas, membantu, membina dan membimbing penulis untuk itu khususnya kepada: 1.



Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.



2.



Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph. D., selaku ketua program studi D III Perjalanan Wisata yang telah banyak memberikan kemudahan dalam menyelesaikan pendidikan.



3.



Ibu Arwina Sufika, SE, M. Si., s



4.



elaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis selama penyusunan tugas akhir ini.



5.



Bapak/Ibu dosen khususnya jurusan Diploma III Perjalanan Wisata yang telah membekali penulis dengan beberapa disiplin ilmu yang berguna.



6.



Orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan material selama masa pendidikan sampai dengan proses penyelesaian tuga akhir. ii Universitas Sumatera Utara



7.



Sahabat penulis Anggi, Putri, Deby, Tasya, Nisa yang telah banyak membantu, berdiskusi, dan bekerjasama selama masa pendidikan sampai dengan proses penyelesai tugas akhir.



8.



Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Diploma III Perjalanan Wisata Angkatan 2014 yang telah banyak berdiskusi dan bekerjasama dengan penulis selama masa pendidikan.



Penulis menyadari Tugas akhir ini banyak kelemahan dan kekurangan nya. Karena itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati, mudah-mudahan keberadaan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita khususnya tentang destinasi wisata Bukit Lawang.



Medan,



September 2017



Penulis,



Afridayani Br Sembiring 142204002



iii Universitas Sumatera Utara



DAFTAR ISI



Halaman ABSTRAK ..............................................................................................



i



KATA PENGANTAR............................................................................



ii



DAFTAR ISI...........................................................................................



iii



DAFTAR GAMBAR. .............................................................................



v



DAFTAR TABEL ...................................................................................



vi



BAB I PENDAHULUAN .....................................................................



1



1.1 Latar belakang masalah .......................................................



1



1.2 Batasan masalah ..................................................................



2



1.3 Rumusan masalah................................................................



2



1.4 Tujuan penulisan..................................................................



2



1.5 Manfaat penulisan...............................................................



3



1.6 Metode penulisan ................................................................



3



1.7 Sistematika penulisan ..........................................................



4



BAB II TINJAUAN TEORI ..................................................................



6



2.1 Pengertian pariwisata .........................................................



6



2.2 Pengembangan pariwisata ...................................................



7



2.3 Pengertian destinasi wisata dan daya tarik wisata...............



9



2.1.1 Destinasi wisata........................................................



9



2.1.2 Daya tarik wisata...................................................



11



2.4 Pengertian wisatawan dan prilaku wisatawan....................



12



iv Universitas Sumatera Utara



Halaman BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG ...............................................................



15



3.1 Letak geografis dan demografi.............................................



15



3.2 Sarana dan prasarana destinasi wisata Bukit Lawang..........



16



3.2.1 Sarana ....................................................................



16



3.2.2 Prasarana...............................................................



33



3.3 Jumlah kunjungan wisatawan.................................................



34



BAB IV PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG KABUPATEN LANGKAT DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN...................................



36



4.1 Pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam Meningkatkan kunjungan Wisatawan..................................



36



4.2 Faktor penghambat dan cara mengatasinya dalam mengembangkan destinasi wisata Bukit lawang................



40



4.3 Peran pemandu wisata (Guide) dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan................................ BAB V PENUTUP................................................................................



45 48



5.1 Kesimpulan.........................................................................



48



5.2 Saran...................................................................................



48



DAFTAR PUSTAKA.............................................................................



50



v Universitas Sumatera Utara



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1



Penginapan Jungle Inn bagian depan ...............................



18



Gambar 3.2 Penginapan Jungle Inn bagian belakang ..........................



18



Gambar 3.3



Penginapa Bugis Inn ........................................................



19



Gambar 3.4 Penginapan Rain Forest ....................................................



20



Gambar 3.5 Jembatan milik masyarakat ..............................................



21



Gambar 3.6 Jembatan milik Pemerintah Kabupaten Langkat ..............



21



Gambar 3.7 Jembatan milik Wisma Leuser Sibayak ...........................



22



Gambar 3.8 Jembatan milik Ecolodge .................................................



22



Gambar 3.9 Restoran Kapal Bambu ....................................................



23



Gambar 3.10 Restoran Kapal Bambu bagian atas..................................



24



Gambar 3:11 Camping ground................................................................



24



Gambar 3:12 Pusat pengamatan orangutan.............................................



26



Gambar 3:13 Jungle trekking...................................................................



27



Gambar 3:14 Tube rafting........................................................................



28



Gambar 3:15 Pintu masuk bat cave.........................................................



30



Gambar 3:16 Gubuk penjaga bat cave....................................................



30



Gambar 3:17 Bagian luar bat cave..........................................................



31



Gambar 3:18 Bagian dalam bat cave.......................................................



31



Gambar 3:19 Bagian pintu masuk restoran gua......................................



32



Gambar 3:20 Bagian dalam restoran gua...............................................



32



Gambar 3:21 Bagian dalam restoran gua................................................



33



Gambar 3:22 Panti asuhan.......................................................................



34



vi Universitas Sumatera Utara



Halaman



Gambar 4:1 Festival seni dan Budaya.....................................................



37



Gambar 4:2 Akses jalan menuju Bukit Lawang.....................................



42



Gambar 4:3 Akses jalan menuju Bukit Lawang......................................



42



vii Universitas Sumatera Utara



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Data jumlah penduduk perkebunan Bukit lawang ................



15



Tabel 3.2 Penginapan destinasi wisata Bukit Lawang ..........................



16



Tabel 3.3 Restaurant destinasi wisata Bukit Lawang............................



23



Tabel 3.4 Harga arum jeram destinasi wisata Bukit lawang .................



24



Tabel 3.5 Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ...



32



Tabel 3.6 Jumlah kunjungan wisatawan ke pusat pengamatan orangutan................................................................................



33



viii Universitas Sumatera Utara



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Masalah Kebupaten Langkat memiliki potensi wisata alam yang relatif besar. Potensi



wisata alam tersebut menyangkut beberapa potensi destinasi wisata, yaitu: air terjun pemandian sungai arung jeram, trekking hutan, gua alam (seperti kawasan Bukit Lawang dan Tangkahan). Kabupaten Langkat memiliki pesona alam dan budaya yang sangat luar biasa serta daerah ini merupakan daerah yang sangat cocok bagi pecinta alam karena tempat ini merupakan tempat yang tepat untuk melihat ekosistem yang luar biasa dan dengan jaraknya yang dekat dari kota Medan menjadi nilai tambah untuk destinasi wisata di Kabupaten Langkat ini. Bukit Lawang adalah sebuah desa kecil yang terletak 90 kilometer barat laut Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Bukit Lawang juga merupakan tempat wisata alam yang memiliki bebagai daya tarik wisata di kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatrera Utara. Tempat yang terkenal dengan arus sungainya yang deras dan jernih serta merupakan tempat pengamatan orangutan Sumatera liar di kawasan hutan lindung Taman Nasional Gunung Leuser. Selain tempat pengamatan orangutan, Bukit Lawang juga memiliki berbagai daya tarik lainya yang dapat terus dikembangkan seperti Trekking in the jungle yaitu menelusuri atau menjelajah hutan Gunung Leuser, Tube rafting yaitu kegiatan arum jeram dengan menggunakan ban, Caving yaitu gua kelelawar dimana dalam gua tersebut terdapat beribu kelelawar. 1 Universitas Sumatera Utara



2



1.2 Batasan Masalah Untuk mempermudah penulisan kertas karya ini agar lebih terarah dan berjalan dengan baik maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan kertas karya ini yaitu : Penulis hanya membahas tentang pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Masalah pokok dalam penulisan ini yaitu apa saja yang dapat dikembangkan di destinasi wisata Bukit Lawang, Faktor apa saja yang menghambat dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang serta bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dan peran pemandu wisata dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang.



1.3 Rumusan Masalah 1. Upaya apa saja yang dilakukan dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan? 2. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dan bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut? 3. Apa saja peran pemandu wisata dalam dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan? 1.4 Tujuan Penulisan Kertas karya ini memiliki tujuan sebagai berikut :



Universitas Sumatera Utara



3



1. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. 2. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dan bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut. 3. Untuk mengetahui peran dari pemandu wisata (Guide) dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan. 1.5 Manfaat penulisan Penulisan kertas karya memberikan manfaat yang besar sekali baik bagi penulis maupun pembacanya. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut, manfaat bagi penulis yaitu penulis dapat berkenalan dengan kegiatan kepustakaan seperti mencari bahan bacaan, penulis dapat meningkatkan keterampilan dan menyajikan fakta dan data secara jelas. Manfaat bagi pembaca kertas karya ini yaitu dapat di manfaatkan sebagai penambah pengetahuan dan pemahaman tentang destinasi wisata Bukit Lawang, kertas karya ini dapat dijadikan refrensi atau acuan penulisan bagi penulis selanjutnya.



1.6 Metode penelitian Metode penulisan dari kertas karya ini adalah : 1. Data primer Data yang diperoleh langsung dari lapangan, melalui observasi (penelitian daerah destinasi wisata) dan penelitian langsung yang dilakukan di



Universitas Sumatera Utara



4



lapangan, sehingga penulis mengetahui pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dan melalui interview (wawancara) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan kepala bagian informasi dan promosi objek wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat. 2. Data skunder Data yang dimuat dari penelitian kepustakaan yaitu penelitian dimana informasi di peroleh dari buku-buku dan sumber pustaka lainya yang di pertanggungjawabkan.



1.7 Sistematika penulisan Agar



penulisan



kertas



karya



ini



tersusun



secara



sistematis,



penulis



membaginya dalam lima bab yang bertujuan untuk memperoleh suatu susunan yang lebih mudah diikuti dan dipahami. Masing-masing bab menjelaskan topik yang berbeda-beda sesuai dengan judul yang tercantum pada setiap bab yang akan diuraikan. Adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut: BAB I



PENDAHULUAN Dalam bab ini di uraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.



BAB II



TINJAUAN TEORI Mencakup tentang uraian kepariwisataan yang meliputi pengertian pariwisata, pengembangan pariwisata, pengertian destinasi wisata dan daya tarik wisata, pengertian wisatawan dan prilaku wisatawan.



Universitas Sumatera Utara



5



BAB III



GAMBARAN UMUM Dalam bab ini di bahas tentang letak geografis dan demografi, sarana dan prasarana destinasi wisata Bukit Lawang.



BAB II



TINJAUAN TEORI Dalam bab ini dibahas tentang pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang, faktor penghambat pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang beserta cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dan peran pemandu wisata (Guide) dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan.



BAB V



PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.



DAFTAR PUSTAKA



Universitas Sumatera Utara



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Pengertian Pariwisata Pariwisata dalam arti modern merupakan salah satu kebutuhan seseorang untuk menambah pergaulan antar bangsa dan kelas dengan memanfaatkan perkembangan, perniagaan, industri dan alat transportasi untuk menumbuhkan rasa keperdulian dan ketertarikan terhadap keindahan alam, Freuler dalam yoeti (1996:115) mengatakan: Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam pada khusunya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas manusia sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri serta penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang ditandai dengan adanya orang-orang asing keluar masuk kota, daerah dan negara atau bisa juga dikaitkan dengan kegiatan perekonomian disuatu negara, Schulalard dalam Yoeti (1996:114) mengatakan: “ ... Pariwisata adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan adanya orang-orang asing masuk kesuatu kota, daerah dan negara. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu oleh seseorang atau sekelompok orang untuk berlibur serta mencari ketenangan, Buchli dalam Yoeti (1996:117) mengatakan: “ ... Pariwisata adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara waktu dari seseorang atau sekelompok orang, dengan



6 Universitas Sumatera Utara



7



maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut”. Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk mencari kepuasan suasana yang berbeda dari rutinitas kehidupan sehari-hari, Wahab dalam Yoeti (1982:107) mengatakan: Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau diluar negeri (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dari apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang hanya menyediakan tempat untuk tinggal sementara bukan untuk menetap disuatu kota, daerah, atau negara, Krapt dalam Yoeti (1996:115) mengatakan: “ ... Pariwisata adalah keseluruhan dari gejalagejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta menyedikan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak menerima penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara”. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 pada pasal 1 poin ke 3, mengatakan: “ ... Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah daerah”



2.2 Pengembangan Pariwisata Pengembangan pariwisata adalah suatu cara untuk menjadikan suatu destinasi wisata menarik dimata wisatawan sehingga membuat wisatawan ingin mengunjungi destinasi tersebut, Yoeti (1987:2) mengatakan: “ ... Pengembangan pariwisata adalah



Universitas Sumatera Utara



8



suatu cara untuk menjadikan suatu destinasi wisata menjadi menarik dan dapat membuat para pengunjung tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut”. Untuk mengembangkan pariwisata harus dapat menyiapkan hal-hal berikut : Sesuatu yang dapat di lihat, artinya tempat tersebut harus mempunyai daya tarik atau destinasi wisata yang berbeda dengan daerah lain, daerah itu harus mempunyai daya tarik dan atraksi wisata yang hanya dapat di saksikan di daerah itu. Pengembangan pariwisata harus memperhatikan dengan cermat pengadaan destinasi dan daya tarik wisata. Destinasi yang ada harus benarbenar orisional, unik dan esklusif. 2. Sesuatu yang dapat dibeli, artinya tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja, terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat yang dapat menjadi kenangan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ketempat asal wisatawan. Ketersediaan souvenir sangat membantu pengenalan destinasi dan daya tarik wisata kepada masyarakat luas karena souvenir yang dibeli wisatawan akan dibawa pulang ketempat tinggal nya. Oleh karena itu pengembangan pariwisata perlu mengusahakan supaya souvenir yang dijual benar-benar dapat menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi yang mendapatkanya. 1.



Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata menurut Yoeti (1987-3): 1. Wisatawan (tourism) Karakteristik wisatawan harus diketahui, dari mana mereka datang, usia, hobi, status sosial, mata pencahrian dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan. Kujungan wisata sendiri dipengaruhi oleh beberapa motif wisata, seperti: motif fisik dan budaya. 2. Transportasi Transportasi merupakan salah satu faktor untuk kemudahan bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain. Unsur-unsur yang mempengaruhi pergerakan tersebut adalah konektifitas antar daerah, tidak ada penghalang serta tersedianya sarana angkutan. 3. Atraksi/destinasi wisata Merupakan daya tarik yang membuat wisatawan datang berkunjung. Atraksi wisata tersebut antara lain: fasilitas olahraga, tempat hiburan, museum, dan peninggalan sejarah. 4. Fasilitas pelayanan Fasilitas yang mendukung destinasi wisata adalah ketersediaan hotel, restoran, prasarana perhubungan, fasilitas telekomunikasi, bank, petugas penerangan dan jaminan keselamatan. 5. Informasi dan promosi



Universitas Sumatera Utara



9



Agar pemasaran wisata dapat menarik banyak wisatawan, maka diperlukan publikasi dan promosi, kapan iklan dipasang, kemana brosur disebarkan sehingga wisatawan mengetahui setiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan.



2.3 Pengertian Destinasi Wisata dan Daya Tarik Wisata Dalam dunia kepariwisataan destinasi wisata dan daya tarik wisata memiliki peranan penting yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi seseorang atau calon wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Pengertian destinasi dan daya tarik wisata adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik untuk menjadi sarana wisata atau destinasi wisata yaitu semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja. Destinasi dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan, tanpa adanya daya tarik di disuatu daerah atau tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.



2.1.1 Destinasi Wisata Destinasi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar wisatawan memiliki niat untuk mengunjungi suatu tempat wisata, destinasi wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut atau berupa destinasi bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah dan lain-lain. Menurut Ridwan dalam Yoeti (2012:5) mengatakan: “... Destinasi wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,



Universitas Sumatera Utara



10



keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata”. Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW 102 MPPT-87 mengatakan: “... Destinasi wisata adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”. Suatu tempat atau daerah dapat dikatakan sebagai destinasi wisata harus memenuhi hal pokok sebagai berikut: 1. Adanya Sesuatu yang menarik untuk dilihat. 2. Adanya sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli. 3. Adanya sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat wisata.. Layaknya suatu destinasi wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut yaitu : 1. Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan menjadi daya tarik wisatawan agar mau datang berkunjung ketempat wisata tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2 yaitu : 1. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh destinasi wisata semenjak objek itu ada. 2. Event Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu destinasi wisata setelah dibuat manusia. 2. Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut. 3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah destinasi wisata seperti akomodasi dan restoran. 4. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah destinasi wisata tersebut.



Universitas Sumatera Utara



11



2.1.2 Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai keunikan dan nilai yang tinggi yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu, Yoeti (1985:23) mengatakan: “ ... Daya tarik wisata atau Tourst atraction istilah yang lebih sering digunakan yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu”. Daya tarik wisata adalah temapt wisata yang memiliki keunikan serta nilai yang tinggi sehingga wisatawan tertarik untuk mengunjungi daerah tujuan wisata tersebut, Pendit (1994:34) mengatakan: “ ... Daya tarik wisata sebagai sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat”. Menurut Yoeti (2002:5) menagatakan daya tarik adalah segala sesuatu yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti: 1. Natural attraction: landscape, seascape, beaches, climate and other geographical features of the destinations. 2. Cultural attraction: history and falklore, religion, art and special events, festivals. 3. Social attractions: the way of life, the resident populations, languages, opportunities for social encounters. 4. Built attraction: building, historic and modern architecture monument, partk, gardens, Daya tarik wisata harus memiliki 4 hal, Damanik dan Weber dalam Pendit (2006:20) mengatakan: 1. Keunikan Keunikan merupakan kombinasi kelangkaan dan daya tarik yang khas melekat pada suatu destinasi wisata. Hal ini merupakan keunggulan produk dalam persaingan pasar. 2. Otensitas



Universitas Sumatera Utara



12



Otensitas merupakan sebuah kategori nilai yang memadukan sifat alamiah, eksotis, dan bersahaja dari suatu daya tarik ekowisata. 3. Originalitas Originalitas mencerminkan keaslian atau kemurnian, yakni seberapa jauh suatu produk tidak terkontaminasi oleh atau tidaknya mengadopsi nilai atau model dengan nilai aslinya. 4. Keragaman Keragaman/diversitas produk adalah keanekaragaman produk dan jasa yang ditawarkan.



2.4 Pengertian Wisatawan dan Prilaku Wisatawan Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata jadi berdasarkan pengertian ini, semua orang yang melakukan perjalanan wisata di namakan wistawan, wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benarbenar ingin mengahabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, Sugiama dalam Yoeti (2011:11) mengatakan: “... Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata untuk maksud beristirahat/berlibur, berbisnis, atau untuk perjalanan lainya seperti: berobat, kunjungan keagamaan dan untuk perjalanan studi”. Menurut panitia Statistik Liga Bangsa-Bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarakan pada tanggal 22 januari 1973 (1996:137) mengatakan: “... Wisatawan adalah setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu negara yang lain dari negara di mana ia biasanya tinggal”. Menurut instruksi Presiden RI No.9 Tahun 1969 dalam Marpaung (2000:16) mengatakan: “ ... Wisatawan yaitu setiap orang yang berpergian dari tempat



Universitas Sumatera Utara



13



tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu”. Wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam diluar tempat tinggalnya hanya untuk bersenang-senang tidak untuk mencari nafkah, Ogilive dalam Yoeti (1996:141) mengatakan: “ ... Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang ditempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut”. Wisatawan adalah seseorang yang berada di negara bukan tempat asalnya dengan tujuan tidak untuk membuka usaha melainkan untuk bersenang-senang dengan uang yang didapatnya dari negara lain, Norwal dalam Yoeti (1996:142) mengatakan: Seorang wisatawan adalah seseorang yang memasuki wilayah negeri asing dengan maksud tujuan apapun, asalkan bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan dan yang mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi, uang mana telah diperolehnya bukan di negeri tersebut, tetapi dinegeri lain. Wisatawan dapat digolongkan dalam dua kategori, International Union off Official Travel Organization (1994:39) mengatakan: Wisatawan (tourist) adalah pengunjung yang tinggal sekurang-kurangnya selama 24 jam dari negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanan nya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut: 1. Pesiar (Leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga. 2. Hubungan dagang (Businnes), keluarga, konfrensi misi dan lain nya. 2. Pelancong (Exursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal disuatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.



1.



Universitas Sumatera Utara



14



Menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, mengatakan: Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Terdapat tiga bagian wisatawan, World Tourism Organization dalam Marpaung (2009:11) mengatakan: 1. Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh negara yang di kunjunginya. 2. Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraanya, berkunjung kesuatu tempat pada negara yang sama waktu lebih 24 jam yang tujuan perjalananya untuk memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan dan bisnis atau mengunjungi kaum keluarga. 3. Darmawisata atau excursionist adalah pengunjung sementara yang menetap kurang dari 24 jam di Negara yang di kunjungi, termasuk orang yang berkeliling dengan kapal pesiar. Yoeti (1996:277) mengatakan, pada umumnya seorang yang melakukan perjalanan



wisata



itu



dapat



dikatakan



sebagai



“wisatawan”



internasional



(international tourist) bilamana dalam perjalanannya melakukan tindakan-tindakan seperti:



1. Mereka meninggalkan tempat dimana ia biasanya tinggal dan melewati perbatasan wilayah negaranya sendiri. 2. Dalam melakukan pembayaran untuk keperluan perjalanan wisata itu, orang tersebut menukarkan mata uangnya sendiri dengan mata uang negara yang akan dikunjunginya. 3. Dalam menggunakan waktunya di negara yang dikunjunginya lebih dari 24 jam dan mendapat pelayanan dari negara yang dikunjunginya. 4. Dalam melakukan perjalanan wisata yang ia lakukan, ia semata-mata sebagai konsumen dari hasil aktivitas perekonomian megara yang dikunjunginya tanpa mencari nafka di tempat tersebut.



Universitas Sumatera Utara



BAB III TINJAUAN UMUM DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG



3.1 Letak Geografis dan Demografi Berikut adalah letak geografis dan demografi destinasi wisata Bukit Lawang : 1.



Letak geografis Bukit lawang merupakan desa sekitar hutan yang membukit. Letak



geografis Bukit Lawang adal h



U



-



n



T, dengan luas desa



192660 Ha. Ketinggian desa Bukit Lawang adalah 108 dml. Secara umum desa Bukit Lawang berbatasan dengan kabupaten lain dan berbatasan dengan provinsi lain. Untuk mencapai desa Bukit Lawang jarak yang harus ditempuh adalah 11 km dari ibu kota kecamatan atau 30 menit perjalanan. 2. Demografi Berikut adalah demografi Desa Perkebunan Bukit Lawang tahun 2016 : Tabel 3.1 Jumlah penduduk Desa Perkebunan Timbang Jaya Bukit Lawang



DUSUN



JUMLAH KEPALA KELUARGA



L



P



I II III IV V VI VII JUMLAH



75 93 41 70 128 65 211 682



140 163 77 134 201 112 390 1.217



146 147 72 120 215 90 363 1.158



JUMLAH JIWA 286 310 149 254 416 208 753 2.375



Sumber:Kantor Kepala Desa Bukit Lawang, tahun 2016



15 Universitas Sumatera Utara



16



3.2 Sarana dan Prasarana Destinasi Wisata Bukit Lawang Menurut Prof.Salah Wahab dan Lothar A.Kreck (2002:38) mengatakan: Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang kemungkinan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Sedangkan yang dimaksud sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupanya banyak bergantung pada kedatangan wisatawan Destinasi wisata Bukit Lawang sendiri memiliki berbagai macam sarana dan prasaranan untuk menunjung agar destinasi wisata dapat berkembang serta untuk memberikan pelayanan langsung dan tidak langsung kepada wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang. 3.2.1 Sarana Sarana yang terdapat pada destinasi wisata Bukit Lawang yaitu sebagai berikut: 1. Travel Agent 2. Penginapan Di destinasi wisata Bukit Lawang terdapat 34 penginapan dengan harga mulai dari Rp.100.000 permalam nya, 34 penginapan yang dimaksud bisa dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Penginapan destinasi wisata Bukit Lawang



No



Nama penginapan



No



Nama penginapan



1.



Batu Mandi Guest House



3,



Ecolodge



2.



Rindu Alam



4.



Mutiara Guest House



Universitas Sumatera Utara



17



No. Nama penginapan



No.



Nama penginapan



5.



Wisma Leuser Sibayak



20.



Green Hill



6.



Yusman Guest House



21.



YA’AHOWU Room



7.



Bukit Lawang Indah Guest House



22.



Indra Valerry Inn



8.



Junia Guest House



23.



Garden Inn



9.



Fido Dido Guest House



24.



Sinar Accomodation



10.



Lucky Bamboo



25.



Jungle Trible Guest House



11.



Jungle Boundry Guest House



26.



Maliki Hill



12.



On the Rock’s ung low



27.



Penginapan Batu Alam



13.



Harmony Losmen



28.



Lawang Inn Room



14.



Pengin p n P ti’s



29.



Bugis Inn



15.



Anugerah Sibaba Guest House



30.



Kupu-kupu Garden



16.



Ida Guest House



31.



S m’s ung low



17.



Eden Inn



32



Jungle Inn



18.



Rain Forest Guest House



33.



Back Inn Touch



19.



Farina 53 Guest House



Guest House



Sumber: Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat, tahun 2017



Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat 3 penginapan beserta fasilitas dan harga penginapan yang terdapat di destinasi wisata Bukit Lawang yaitu sebagai berikut:



Universitas Sumatera Utara



18



1. Jungle Inn Fasilitas di penginapan ini yaitu: teras berjemur dan pemandangan sungai, serta restoran, semua kamar memiliki kamar mandi pribadi. Penginapan ini juga menawarkan layanan penyewaan mobil, sepeda dan area sekitarnya populer untuk bersepeda. Daerah ini juga populer untuk aktivitas memancing dan mendaki. Harga Rp. 200.000-600.000 untuk permalamnya.



Gambar 3.1 Penginapan Jungle Inn bagian depan



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Gambar 3.2 Penginapan Jungle Inn bagian belakang



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Universitas Sumatera Utara



19



2. Bugis Inn Fasilitas di penginapan Bugis Inn yaitu:



akomodasi, Wi-Fi, fasilitas



barbeque, arena bermain anak-anak, restoran. Kamar menampilkan pemandangan gunung, sungai, atau taman, setiap kamar menyediakan kamar mandi pribadi dengan bathtub atau shower. Harga Rp.100.000-200.000 permalamnya.



Gambar 3.3 Penginapan Bugin Inn



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



3. Rain Forest Guest House Fasilitas di penginapan Rain Forest Guest House yaitu: Wi-Fi gratis, barbeque, bar, balkon, dan fasilitas olahraga air. Penginapan ini juga menyediakan area tempat duduk untuk bersantai setelah beraktivitas. Harga Rp.100.000-200.000 permalamnya.



Universitas Sumatera Utara



20



Gambar 3.4 Penginapan Rain Forest



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



3. Mushola 4. Jembatan penyeberangan Terdapat 4 jembatan gantung yang ada di destinasi wisata Bukit Lawang, jembatan yang pertama adalah milik masyarakat untuk menyeberangi jembatan ini akan di kenakan biaya Rp. 2000 perorang, jembatan ke dua milik Pemerintah Kabupaten Langkat, jembatan ini adalah jembatan yang baru di bangun kembali setelah banjir bandang pada tahun 2003, jembatan ke tiga milik Wisma Leuser Sibayak dan yang ke empat milik Ecolodge. Berikut adalah gambar dari ke empat jembatan tersebut yaitu:



Universitas Sumatera Utara



21



Gambar 3.5 Jembatan milik masyarakat



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Gambar 3.6 Jembatan milik pemerintah Kabupaten Langkat



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Universitas Sumatera Utara



22



Gambar 3.7 Jembatan milik Wisma Leuser Sibayak



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Gambar 3.8 Jembatan milik Ecolodge



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



5.



Restaurant dan rumah makan



Di destinasi wisata Bukit Lawang terdapat ± 12 Restaurant yaitu sebagai berikut:



Universitas Sumatera Utara



23



Tabel 3.3 Restaurant destinasi wisata Bukit Lawang No 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Nama Restaurant Junia Brando Resto Yusri Cafe Dandyla Restauran Rock Inn Bar Rumah makan Kelana Tonny’s C ffe



No 7. 8. 9. 10. 11. 12.



Nama Restaurant Inong Resto Rossa Cafe Ida Restaurant Eden Restaurant Brown Bambu Resto View Resto



Sumber: Kantor Dinas Pariwisata Langkat, tahun 2017



Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat salah satu Restaurant yang terdapat di Bukit Lawang yaitu sebagai berikut: 1. Brown Bambu Resto Pada tahun 2016, Restoran Kapal Bambu adalah sesuatu yang baru dari Ecolodge Bukit Lawang. Restoran ini dibangun dari bambu dan terdapat area makan di lantai dasar dengan tempat duduk untuk 150 orang dan di lantai atas memberikan ruang untuk pendidikan konservasi, relaksasi sederhana dan hiburan. Gambar 3.9 Restoran Kapal Bambu Bukit Lawang



Sumber :www.ecolodges.id, 9 September 2017



Universitas Sumatera Utara



24



Gambar 3.10 Restoran kapal bambu di lantai atas



Sumber : Dokumentasi pribadi, 2 November 2016



6. Camping ground Gambar 3.11 Camping Ground



Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



7. WC umum



Universitas Sumatera Utara



25



8.



Parking area



9.



Money changer



10. Daya tarik wisata Bukit Lawang memiliki berbagai macam destinasi dan daya tarik wisata yang dapat di kembangkan dan di nikmati oleh setiap wisatawan. Daya tarik wisata yang terdapat pada destinasi wisata Bukit Lawang antara lain : 1. Pusat pengamatan orangutan Wisata alam Bukit Lawang menjadi tujuan wisata andalan di Leuser dikarenakan memiliki daya tarik satwa langka orangutan Sumatera semi liar dan panorama hutan hujan tropis. Dulunya, Bukit Lawang merupakan pusat rehabilitasi orangutan jinak untuk dilepas liarkan kembali ke alam. Sejarah keberadaan pusat rehabilitasi orangutan berawal dari program yang dijalankan oleh WWF dan Frankfurd Zoologycal Society pada tahun 1973. Selanjutnya untuk tujuan keselarasan dengan konsep wisata alam dalam kawasan konservasi maka di kembangkan tempat pengamatan orangutan (viewing site). Semula kawasan ini terkenal dengan atraksi orangutan yang sedang diberi makan oleh petugas, hal ini seharusnya tidak boleh di lakukan di kawasan konservasi. Namun aktivitas ini tidak diubah secara langsung, petugas akan secara bertahap mengurangi pemberian makan kepada orangutan liar di pusat penelitian orangutan Sumatera (PPOS). Pada awalnya pusat rehabilitasi ini hanya dikunjungi oleh para peneliti maupun



Universitas Sumatera Utara



26



konservasionis. Pada perkembangannya kemudian, daerah ini berkembang menjadi pusat pengamatan orangutan Sumatera (Viewing site) dan menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Sumatera Utara yang ramai dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara. Tercatat sejak tahun 1972 hingga 2001, Bukit Lawang merupakan tempat rehabilitasi orangutan, dalam kurun waktu ini, 229 orangutan bekas peliharaan yang disita dari perdagangan satwa sudah di rehabilitasi di lokasi ini. Viewing site ini terletak di atas bukit yang berjarak kurang dari 2 km dari kantor pos pusat penelitan orangutan Sumatera (PPOS). Wisatawan dapat mengunjungi viewing site hanya pada waktu tertentu saja yaitu pukul 08.3009.30 dan 15.00-16.00 wib tiap harinya, pada saat itulah orangutan di Bukit Lawang kerap datang mengunjungi viewing site. Gambar 3.12 Pusat pengamatan orangutan



Sumber :www.topwisatasumut.blogspot.com, 9 September 2017



Universitas Sumatera Utara



27



2. Jungle Trekking Bukit Lawang Trekking di dalam hutan mencari keberadaan orangutan, kegiatan trekking di dalam hutan ini bisa dilakukan hanya sehari, ataupun bisa sampai 3 hari 3 malam dan menginap di tengah hutan pada pos yang telah disediakan oleh pengelola. Di akhir kegiatan trekking ini bisa berarum jeram untuk kembali ke bawah. Untuk melakukan kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh Dinas Kehutaan sebagai pengelola resmi, wisatawan akan dipandu dan mendapat surat izin memasuki ruang terbatas. Banyak juga pemuda lokal yang bekerja menawarkan jasa sebagai pemandu trekking di hutan. Gambar 3.13 Jungle trekking



Sumber :www.funsumatera.com, 9 September 2017



3. Tube Rafting (Arung jeram) Tube rafting atau arung jeram adalah kegiatan mengarungi sungai dengan ban bersama pemandu. Arung jeram yang dipandu ini adalah rafting,



Universitas Sumatera Utara



28



dan masih menggunakan ban, disini ban digunakan tidak individu, melainkan beberapa ban akan diikat menjadi satu. Rafting ini melibatkan 2 pemandu, pemandu pertama akan mengemudi didepan dan pemandu yang satunya menyeimbangkan dibagian belakang. Dengan begitu, wisatawan tidak perlu lagi merasa takut, karena pemandu-pemandu ini akan terus menjaga setiap wisatawan sampai aktivitas selesai. Tabel 3.4 Harga arum jeram destinasi wisata Bukit Lawang



HARGA



JUMLAH ORANG



Rp. 250.000 Rp. 300.000 Rp.350.000 Rp. 400.000



2-4 Orang 5-7 Orang 8-9 Orang 10-11 Orang



Sumber: www.aktifitasbukitlawang.blogspot.com



Gambar 3.14 Tube rafting



Sumber :www.aktivitasbukitlawang.blogspot.com, 9 september 2017



Universitas Sumatera Utara



29



4. Bat Cave Penduduk sekitar menamakan gua tersembunyi yang berada di area perkebunan karet dan sawit masyarakat ini dengan nama gua kelelawar. Pasalnya, destinasi wisata gua sepanjang kurang lebih 500 meter yang menarik dan seru ini memang menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar yang membuat sarangnya di langit-langit gua, dari Ecolodge Bukit Lawang, gua ini berjarak kurang lebih 2 kilometer. Sebelum memasuki gua, di pintu masuk wisatawan akan menemui gubuk tidak berdinding yang atapnya dari rumbia dan terpal biru, disitu akan di temui para penjaga gua yang akan mengutip biaya masuk gua sebesar Rp 10.000 per orang, ternyata gua ini bukan milik Pemda Langkat, Sumatera Utara, atau masuk di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) namun milik pribadi. Pintu masuk gua adalah dua buah batu besar yang menyisakan celah seukuran badan orang dewasa, ada tangga kayu dan akar-akar kayu yang membantu wisatawan memanjat batu licin dan berlumut itu, kemudian wisatawan masuk di pintu besar dengan ruangan yang luas penuh cahaya di celah-celah atapnya, beberapa batu mirip altar di temui, pada awalnya gua ini menjadi tempat pemujaan dan persembunyian para gerilyawan.



Universitas Sumatera Utara



30



Gambar 3.15 Pintu masuk bat cave



Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Gambar 3.16 Gubuk penjaga bat cave



Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Universitas Sumatera Utara



31



Gambar 3.17 Bagian luar bat cave



Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Gambar 3.18 Bagian dalam bat cave



Sumber :www.Tribunnews.com



Selain bat cave di destinasi wisata Bukit Lawang juga terdapat restoran yang berada didalam gua, namun di restoran ini sudah tidak ada lagi aktifitas berjualan, berikut gambar dari restoran tersebut:



Universitas Sumatera Utara



32



Gambar 3.19 Pintu masuk restoran



Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Gambar 3.20 Bagian dalam restoran



Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



Universitas Sumatera Utara



33



Gambar 3.20 Bagian dalam restoran



Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



3.2.2 Prasarana Prasarana yang terdapat pada destinasi wisata Bukit lawang adalah sebagai berikut: 1. Terminal Bus 2. Islamic school 3. Paud Rosana 4. Panti asuhan Gambar 3.21 Panti asuhan



Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 201



Universitas Sumatera Utara



34



5. Tourist information centre



3.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Berikut adalah jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang: Tabel 3.5 Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara



TAHUN



JUMLAH KUNJUNGAN



2013



7.091



2014



10.262



2015



7.240



Sumber :Dinas pariwisata dan kebudayaan, tahun 2016



Tabel 3.6 Jumlah kunjungan wisatawan ke pusat pengamatan orangutan BULAN



TAHUN 2014



2015



2016



Januari Februari Maret April



814 537 707 1.289



659 563 497 589



468 219 428 298



Mei Juni



1.254 822



707 612



248 227



Juli Agustus September Oktober



1.752 1.551 321 450



1.097 808 744 488



647 508 380 166



November



367



230



628



Desember



398



246



260



JUMLAH



10.262



7.240



5.203



Sumber:Dinas pariwisata dan kebudayaan



Universitas Sumatera Utara



35



Berdasarkan tabel di atas, jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang mengalami peningkatan jumlah kunjungan pada tahun 2014, kemudian pada tahun 2015 kembali mengalami penuruan, hal tersebut dapat di lihat pada tabel diatas.



Universitas Sumatera Utara



BAB IV PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG KABUPATEN LANGKAT DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN



4.1 Pengembangan Destinasi Wisata Bukit Lawang dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan tidak lepas dari usaha pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kabupaten Langkat sebagai instansi pemerintah yang memegang kendali dalam pengembangan destinasi wisata yang bertujuan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang maupun datang kembali dan menambah waktu kunjungan (long of stay) di destinasi wisata Bukit Lawang. Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan adalah sebagai berikut : 1.



Melakukan promosi sekali dalam setahun. Pemerintah Kabupaten Langkat menyelenggarakan pameran di dalam dan di luar daerah dan juga memasukan informasi seputara destinasi wisata Bukit Lawang ke dalam DVD dan Booklet guna mempermudah wisatawan dalam mengetahui informasi baik daya tarik maupun sarana dan prasarana destinasi wisata Bukit Lawang.



36 Universitas Sumatera Utara



37



2.



Menyelenggarakan pestaseni dan budaya tradisional tiap tahunnya selama dua hari di destinasi wisata Bukit Lawang. Pesta seni dan budaya ini dibuat di lapangan parkir destinasi wisata Bukit Lawang. Kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2011.Pesta seni dan budaya ini dibuat dalam rangka melestarikan kesenian dan budaya tradisional sekaligus sebagai ajang promosi wisata alam destinasi wisata Bukit Lawang kecamatan Bahorok. Acara yang ditampilkan yaitu pegelaran seni dan budaya etnis-etnis seperti jawa, Batak, Karo, Melayau dan Thionghoa, serta perlombaan tradisional seperti enggrang, layang-layang, gebuk bantal dan tubing. Hal ini dilakukan sebagai daya tarik untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke destinasi wisata Bukit lawang guna mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang. Gambar 4.1 Pesta seni dan budaya destinasi wisata Bukit Lawang



Sumber: www.hariananalisadaily.com, 15 september 2017



Universitas Sumatera Utara



38



3. Membangun infrastruktur untuk mendukung kegiatan kepariwisataan di destinasiwisata Bukit Lawang, seperti jalan stapak. Jalan setapak sangat penting yaitu sebagai akses wisatawan dalam melakukan



trekking untuk



menuju pusat pengamatan orangutan di destinasi wisata Bukit Lawang, menuju gua kelelawar dan tempat lainya,karena setiap destinasi wisata alam pasti membutuhkan dan memiliki jalan setapak untuk menelusuri atau menjelajahi destinasi wisata tersebut. 4. Pembenahan aspek fundamental pariwisata yaitu keamanan, kebersihan, ketertiban umum, keindahan dan sosial budaya. Aspek keamanan, kebersihan, ketertiban umum, keindahan dan sosial budaya merupakan aspek yang memiliki pengaruh dominan terhadap pengembangan destinasi wisata. Aspek-aspek tersebut merupakan cerminan cara hidup masyarakat lokal, hingga saat ini semua aspek fundamental pariwisata tersebut dirasakan masih perlu



ditingkatkan



agar



benar-benar



mampu



mendukung



program



pengembangan destinasi wisata yang dalam bentuk nyata berupa pembinaan masyarakat sadar wisata. 5. Memanfaatkan teknologi komunikasi ( internet ) sebagai sumber informasi dan sarana promosi. Kemajuan teknologi informasi khususnya internet memungkinkan terlaksananya proses yang cepat, akurat dan murah baik pengiriman maupun penerimaan data. Pemanfaatan teknologi internet dibidang kepariwisataan akan memberikan banyak kemudahan dan penghematan yang dulunya sulit dilakukan serta membutuhkan biaya besar.



Universitas Sumatera Utara



39



Untuk sektor pariwisata, internet dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas booking (pemesanan) kamar hotel dan restoran, informasi destinasi wisata dan daya tarik wisata yang tersedia. 6. Meningkatkan aksesibilitas di destinasi wisata Bukit Lawang, tujuan utama dari kunjungan wisatawan ke suatu daerah adalah untuk menikmati destinasi wisata dan daya tarik wisata. Semakin banyak jumlah dan variasi daya tarik wisata yang dapat dinikmati, maka semakin kuat pengaruhnya terhadap keinginan wisatawan mengunjungi daerah tersebut. Aksesibilitas merupakan faktor kunci yang perlu dibenahi dan ditingkatkan untuk memberikan kesempatan kepada wisatawan menikmati sebanyak-banyaknya daya tarik wisata yang tersedia. Untuk itu aksesibilitas yang lancar dan baik menuju destinasi wisata harus jadi prioritas pembangunan dalam menarik wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang. 7. Peningkatan mutu dan pelayanan destinasi wisata sangat perlu diperhatikan, dengan cara memperbaharui dan menjaga fasilitas umum di tempat destinasi wisata, penataan pondok-pondok di bantaran sungai destinasi wisata Bukit Lawang, pembinaan sadar wisata pada masyarakat sekitar destinasi wisata agar destinasi wisata dapat lebih berkembang dan meningkatkan mutu destinasi wisata tersebut dan tentunya hal ini juga bertujuan dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang. 8. Melakukan promosi seperti pemasaran paket wisata untuk destinasi wisata Bukit Lawang melalui badan perjalanan wisata (BPW), meningkatkan



Universitas Sumatera Utara



40



distribusi informasi melalui penyebaran leaflet, brosur dan booklet destinasi wisata Bukit Lawang, pembinaan masyarakat sadar wisata untuk destinasi wisata Bukit Lawang hal ini juga sangat berpengaruh dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang tentunya bertujuan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.



4.3 Faktor Penghambat dan Cara Mengatasinya dalam Pengembangan Destinasi Wisata Bukit Lawang. Pencapaian segala sesuatu tujuan pastinya akan mengalami atau menemui sebuah hambatan dalam pelaksanaan upaya yang menjadi salah satu faktor penghambat dalam sebuah program yang akan dilaksanakan. Begitu juga dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat yang menemui hambatan dalam pengembangan untuk meningkatkan minat wisatawan agar meningkatkan kunjugan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang yaitu: 1.



Faktor penghambat



Ada beberapa faktor penghambat dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang: 1. Infrastruktur jalan yang menuju destinasi wisata Bukit Lawang yang merupakan jalan Provinsi bukan milik Kabupaten Langkat. Jalan merupakan faktor utama yang menjadi penghambat dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang. Hampir sepanjang perjalanan menuju destinasi wisata Bukit Lawang rusak dan berlubang, apabila musim kemarau akan membuat jalan berabu sehingga sering



Universitas Sumatera Utara



41



membuat wisatawan mengeluh terutama wisatawan lokal. Kurangnya minat wisatawan lokal berkunjung dan berlibur ke destinasi wisata Bukit Lawang karena faktor jalan terutama wisatawan lokal yang mengendarai sepeda motor untuk menuju destinasi wisata Bukit Lawang. Hambatan yang lain yaitu di karenakan jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang bukan milik pemerintah Kabupaten Langkat melainkan jalan pemerintah provinsi sehingga untuk melakukan perbaikan harus membuat proposal agar pemerintah provinsi dapat mengeluarkan anggaran dana untuk perbaikan jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang dan hal ini biasanya membutuhkan waktu yang lama. 2. Seperti yang diketahui pusat rehabilitasi orangutan di destinasi wisata Bukit Lawang sudah berganti menjadi pusat pengamatan orangutan, awalnya pusat rehabilitasi ini bertujuan untuk merehabilitasi orangutan yang dilepaskan dari penangkaran, para penjaga mengajarkan semua keterampilan yang diperlukan untuk bertahan hidup di alam liar setelah priode intens karantina, penyesuaian kembali ke habitat alami orangutan kembali dilepaskan kehutan, kemudian pusat rehabilitasi ini berubah menjadi pusat pengamatan orangutan. Orangutan di bebas lepaskan sehingga wisatawan sudah tidak bisa memberi makan orangutan secara bebas harus sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan. 3. Akses jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang yang rusak.Akses jalan yang



rusak



juga



menjadi



salah



satu



faktor



penghambat



dalam



mengembangkan destinasi wisata Bukit Lawang. Akibatnya minat wisatawan



Universitas Sumatera Utara



42



untuk berlibur ke destinasi wisata Bukit Lawang berkurang. Terkadang walaupun sudah dilakukan perbaikan jalan tetapi tetap saja akan ditemui jalan-jalan yang rusak, dalam hal



ini diperlukanya pemberian batasan-



batasan kendaraan yang melintasi jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang seperti kendaraan truk yang mengangkut beban melebihi kapasitas yang menjadi faktor utama rusak atau berlubang nya akses jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang.



Gambar 4.2 Akses jalan menuju destinasi wisata Bukit lawang yang rusak



Sumber : Dokumentasi pribadi, 2 November 2016



Universitas Sumatera Utara



43



Gambar 4.3 Akses jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang yg rusak



Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017



4. Sikap masyarakat dan pengunjung, semangat pemerintah dalam membangun dan memperindah tempat wisata wisata yang tersedia tidak diikuti dengan masyarakat sekitar destinasi wisata yang semangat dalam menjaganya. Sikap masyarakat yang tidak perduli dalam menjaga segala sesuatu yang telah dibangun oleh pemerintah dapat menjadi salah satu faktor rusaknya tempat yang telah dibangun atau diperbaharui tersebut. Masyarakat cendrung lebih suka merusak dari pada menjaga. Hal ini menjadi salah satu kendala yang sering kali dihadapi karena hanya sedikit masyarakat lokal yang sadar akan menjaga keindahan destinasi wisata di sekitar mereka. Sama halnya dengan pengunjung yang datang. Wajarjika seorang pengunjung yang datang berwisata tidak mensia-siakan momen yang ada dengan berfoto, tetapi wisatawan yang datang cendrung tidak memperhatikan dimana tempat semestinya untuk mengabadikan momen tersebut, tidak sedikit wisatawan yang menginjak taman hanya demi berfoto. Terkadang wisatawan juga



Universitas Sumatera Utara



44



meninggalkan coretan-coretan nama di bangunan yang berada di tempat destinasi wisata tersebut dan membuang sampah tidak pada tempatnya, hal ini menjadikan banyak destinasi wisata yang tidak terjaga keindahan dan kebersihannya serta 2.Cara mengatasi hambatan Berikut adalah cara mengatasi hambatan-hambatan dalam mengembangkan



objek



wisata Bukit Lawang yaitu sebagai berikut : 1. Melakukan musrenbang(musyawarah, perencanaan dan pembangunan) Kabupaten. Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang dilaksanakan oleh lembaga publik yaitu pemerintah dengan tujuan untuk mendapatkan masukan, konfirmasi, klarifikasi dan untuk mencapai kesepakatan tentang final rencana kerja pemerintah daerah, musrenbang yang bermakna akan mampu membangun kesepahaman tentang kepentingan dan kemajuan sebuah destinasi wisata. Musrenbang biasanya diselenggarakan setiap tahun, pemerintah kabupaten (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat ) membuat proposal anggaran pendapatan dan jasa guna mendapatkan persetujuan anggaran untuk melakukan perbaikan jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang. 2. Membuat jadwal seperti kapan waktunya agar wisatawan bisa memberi makan orangutan walaupun dengan waktu yang terbatas, sehingga wisatawan tetap tertarik untuk berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang. Karena kegiatan memberi makan orangutan di destinasi wisata Bukit Lawang merupakan salah satu daya tarik yang unggul atau bisa dikatakan sebagai



Universitas Sumatera Utara



45



faktor utama wisatawan banyak berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang terutama wisatawan mancanegara. 3. Mengadakan sosialisasi sadar wisata kepada masyarakat. Ketidak pedulian masyarakat terhadap destinasi wisata disekitar mereka maka perlu diadakan sosialisasi sadar wisata kepada masyarakat. Agar mereka lebih memahami mengenai pariwisata dan dapat ikut serta dalam memajukan daerah tempat tinggal mereka. Menumbuhkan kepedulian terhadap keindahan lingkungan sekitar destinasi wisata Bukit Lawang dan ikut menjaga segala fasilitas pendukung yang telah dibangun oleh pemerintah serta memberikan pengawasan dan peringatan yang tegas di destinasi wisata. Kurang perdulinya pengunjung yang datang ke destinasi wisatawan menimbulkan sering rusaknya fasilitas umum dan pelengkap didestinasi wisata, petugas penjaga tempat wisata diharapkan bisa lebih tegas dalam mengawasi fasilitas-fasilitas yang terdapat di area destinasi wisata. Selain itu, mebuat papan peringatan untuk lebih menjaga tempat ataupun fasilitas yang terdapat di destinasi wisata.



4.4 Peran Pemandu Wisata (Guide) dalam Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Wisatawan Dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,pemandu wisata berperan penting dalam memberikan pelayanan terbaik untuk setiap wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang. Adapun peran dari pemandu wisata adalah sebagai berikut:



Universitas Sumatera Utara



46



1. Membantu setiap wisatawan memasuki hutan dalam melakukan aktivitas trekking. Pemandu wisata harus melakukan pelatihan terlebih dahulu , seperti pelatihan Interpreneur



jasa dan harus mempunyai lisensi dari pihak



himpunan pramuwisata Indonesia pada destinasi wisata Bukit Lawang. Interpreneur jasa adalah pelatihan yang dilakukan oleh pihak Non Goverment Organization (NGO) dan lisensi adalah kartu Guide yang bertujuan agar pemandu wisata tersebut dapat membawa wisatawan asing untuk Jungle trekking dengan kualitas pemandu yang baik. 2. Pramuwisata dapat membantu wisatawan dalam memilih akomodasi dan restaurant yang cocok dengan selera wisatawan.Pada umunya destinasi wisata Bukit Lawang yang menggunakan jasa pemandu wisata(Guide) adalah wisatawan asing,sedangkan untuk wisatwan lokal biasanya kurang memakai jasa pemandu wisata ketika berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang. 3. Membantu wisatawan dalam memberikan informasi-informasi seputaran destinasiwisata Bukit Lawang. Dalam peran-peran pemandu wisata yang di sebutkan di atas kepuasan wisatawan terhadap pemandu wisata menjadi salah satu hal penting dalam mengembangkan destinasi wisata Bukit Lawang tentunya dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.Oleh karena itu setiap pemandu wisata (Guide) pada destinasi wisata Bukit Lawang harus melakukan pelatihan-pelatihan khusus. Hal ini dilakukan agar setiap pemandu wisata berkualitas baik dalam pelayanan memberikan informasi-informasi seputaran destinasi wisata Bukit Lawang. Semakin bagus dan baik kualitas pelayanan yang di berikan pemandu wisata kepada wisatawan, akan membuat



Universitas Sumatera Utara



47



wisatawan merasa senang dan tentunya membuat kesan yang baik sehingga wisatawan merasa puas atas pelayanan yang diberikan.Hal ini juga sangat mempengaruhi minat wistawan untuk berlibur, berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang.



Universitas Sumatera Utara



BAB V PENUTUP



5.1 Kesimpulan Berdasarkan penulisan yang telah penulis sampaikan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat yaitu: melakukan promosi, menyelenggarakn pesta seni dan budaya, membangun infrastruktur untuk kegiatan



kepariwisataan,



pembenahan



aspek



fundamental



pariwisata,



memanfaatkan teknologi komunikasi (internet), meningkatkan aksesibilitas dan mutu pelayanan serta melakukan promosi. 2. Faktor yang menjadi hambatan terbesar dalam pengembangan guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang yaitu Infrastruktur jalan yang rusak sehingga diperlukan musrenbang (musyawarah, perencanaan dan pembangunan). 3. Pemandu wisata berperan penting dalam memberikan kepuasan terhadap wisatawan yang berkunjung ke destinasi Bukit Lawang seperti membantu wisatawan dalam memilih akomodasi dan restoran, pelayanan yang baik dari pemandu wisatawan dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang.



48 Universitas Sumatera Utara



49



5.2 Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari kertas karya ini, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat yang membuka usaha di destinasi wisata Bukit Lawang untuk lebih menjaga kebersihan dan keindahan destinasi wisata Bukit Lawang, dan pengelola juga agar tetap menjaga keunikan tersendiri dari destinasi wisata Bukit Lawang untuk terus mengembangkan destinasi wisata Bukit Lawang terkhusus pada pusat pengamatan



orangutan yang ada di



destinasi wisata Bukit Lawang untuk terus di kembangkan. 2. Untuk aktivitas wisata arung jeram diperlukan pembenahan terhadap perlengkapan alat-alatnya karena jenis arung jeram yang terdapat di destinasi Bukit Lawang hanya menggunakan ban bukan perahu karet.



Universitas Sumatera Utara



DAFTAR PUSTAKA



Baiquni M. Wardiyanto. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Bandung: Lubuk Agung Marpaung. Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta Pendit. Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengatar Perdana. Jakarta: PT. Pradaya Paramita Yoeti. Oka. A.1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa http://assharrefdino.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-pariwisata.html, 08.30 wib, 12 september 2017 https://id.m.wikipedia.org.wiki/pariwisata_di_indonesia https://duniapengetahuan2627.blogspot.co.id/2003/02/pengertian-destinasi-dandaya-tarik-wisata.html?m=1



50 Universitas Sumatera Utara