Pemantauan Jentik Berkala [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PEMANTAUAN SURVEY JENTIK BERKALA



A. PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang disebabkan virus Dengue yang ditularkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus. Aedes Aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya di dalam sekitar rumah, sedangkan Aedes Albopictus di kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia (Depkes RI, 1992). Timbulnya mendadak dan banyak mengakibatkan kematian penderitanya, sehingga tidak mengherankan bila adanya penyakit ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Wabah pertama terjadi pada tahun 1970-an secara bersama di Asia, Afrika dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul pertama kali pada tahun 1953 di Filipina, di Indonesia dilaporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya dengan jumlah kasus 58 orang, 24 di antaranya meninggal (CFR = 41,32). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Sampai saat ini penyakit DBD belum ada vaksin pencegahnya dan obatnyapun juga masih diusahkan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan menanggulanginya dengan cara memberantas nyamuk penularnya. Nyamuk Aedes Aegypti berkembangbiak di tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, tempatnya, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Nyamuk ini mampu hidup pada ketinggian sampai 1000 m dari permukaan laut, suka hidup di daratan rendah yang berpenghuni padat. Dari telur hingga dewasa mencapai kurang lebih 12 hari. Menggigit pada pagi dan sore hari. Jarak terbang maksimal 100 m. Nyamuk jantan hidup mencapai 30 hari, yang



betina mencapai 3 bulan, Nyamuk jantan menghisap sari buah-buahan, nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mematangkan telurnya. Setelah nyamuk betina menggigit orang sakit DBD, 7 hari kemudian virus DBD dalam tubuhnya telah matang dan siap ditularkan kepada orang lain melalui gigitannya. Nyamuk betina infektif menularkan virus DBD seumur hidupnya. Pemeriksaan



jentik



adalah



pemeriksaan



tempat-tempat



perkembangbiakan nyamuk ( tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alat pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu. Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.



B. LATAR BELAKANG Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul pertama kali di Surabya pada tahun 1968. Sampai saat ini DBD dilaporkan telah menyebar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama tahun 1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan Case Fatality Rate 3,9%. Penyebab penyakit ini adalah Virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes Aegypti sebagai faktor utama, disamping Nyamuk Aedes Albopictus. Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia di beberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor Nyamuk Aedes Aegypti yang terdapat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan memberi resiko timbulnya wabah penyakit di masa akan datang. Untuk mengatasi masalah penyakit demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan penggalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN).



Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Pekkae sepanjang desember sampai sekarang adalah sebanyak orang, dengan rincian desember orang, januari orang, februari orang, maret orang, april orang, mei orang, dan juni orang. Dari data tersebut diatas dipandang perlu melakukan kegiatan pemantauan



jentik



secara



berkala



untuk



mecegah



dan



mengontrol



perkembangbiakan jentik nyamuk perantara penyakit demam berdarah.



C. TUJUAN 1. Tujuan umum Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi rumah yang menjadi sarang berkembangbiaknya jentik nyamuk, 2. Tujuan Khusus a. Populasi nyamuk terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.



b. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di lingkungan wilayah kerja Puskesmas Teluk Karang.



D. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Menentukan jadwal pemeriksaan jentik nyamuk 2. Menyiapkan alat (senter) 3. Melapor ke Kepala Puskesmas ttg kegiatan peemeriksaan jentik 4. Menuju ke lokasi kegiatan 5. Advokasi ke masyarakat (sasaran) 6. Melakukan pemeriksaan jentik dilokasi kegiatan 7. Mencatat hasil kegiatan E. SASARAN 1. 17 lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Teluk Karang. 2. 10 Sekolah Dasar (SD) 3. 1 Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan



Jan



Feb



Mar



Apr



Mei



Jun



Jul



Agu



Sep



Okt



Nov



Des



Survey jentik



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



X



di



lingkungan Suervey jentik



di



sekolah



G. EVALUASI Evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa populasi nyamuk terkendali sehingga masyarakat terlindung dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi rumah yang menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk. H. BIAYA Biaya dibebankan pada dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Teluk Karang. Tahun 2018. Adapun rincian biaya dari kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. 1 orang x 17 x 12 kali pemantauan x Rp. 25.000 = Rp. 5.100.000 2. 1 orang x 11 sekolah x 12 kali pemantauan x Rp. 25.000 = Rp. 3.300.000