Pembangunan Tidak Seimbang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBANGUNAN TIDAK SEIMBANG Strategi pembangunan tak seimbang ini dikemukakan oleh Albert O. Hirschman dan Paul Streeten. Menurut mereka, pembangunan tak seimbang adalah pola pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola pembangunan tak seimbang ini, menurut Hirschman, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1. Secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya tidak seimbang. 2. Untuk mempertinggi efisiensi penggunaan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia. 3. Pembangunan tak seimbang akan menimbulkan kemacetan (bottlenecks) atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya. Menurut Hirschman, jika kita mengamati proses pembangunan yang terjadi antara dua periode waktu tertentu akan tampak bahwa berbagai sektor kegiatan ekonomi mengalami perkembangan dengan laju yang berbeda, yang berarti pula bahwa pembangunan berjalan dengan baik tidak seimbang. Perkembangan sektor pemimpin (leading sector) akan merangsang perkembangan sektor lainnya. Pembangunan tak Seimbang Antara Sektor Prasarana dan Sektor Produktif Persoalan pokok yang dianalisis Hirschman dalam strategi pembangunan tak seimbang adalah bagaiaman caranya untuk menentukan proyek yang harus didahulukan pembangunanya, dimana proyek-proyek tersebut memerlukan modal dan sumberdaya lainnya melebihi modal dan sumberdaya yang tersedia, agar penggunaan berbagai sumberdaya yang tersedia tersebut bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Ada 3 cara pendekatan yang mungkin dilakukan dalam mengembangkan sektor prasarana dan sektor produktif yaitu pembangunan seimbang antara kedua sektor tersebut, pembangunan tidak seimbang dimana pembangunan sektor prasarana lebih ditekankan, dan pembangunan tidak seimbang dimana sektro produktif lebih ditekankan. Kegiatan ekonomi akan mencapai efisiensi yang optimal jika: 1. Sumberdaya-sumberdaya dialokasikan antara sektor DPA dan sektor SOC sedemikian rupa sehingga dengan sumberdaya sejumlah tertentu bisa dicapai tingkat produksi yang maksimum, atau sebaliknya. 2. Untuk suatu tingkat produksi tertentu jumlah seluruh sumberdaya yang digunakan disektro DPA dan sektor SOC jumlahnya minimum. Di kebanyakan NSB, program pembangunan sering lebih ditekankan pada pembangunan prasarana utnuk mempercepat pembangunan sektor produktif.



1



Pembangunan tak Seimbang Dalam Sektor Produktif Menurut Hirschman, dalam sektor produktif mekanisme pendorong pembangunan (inducement mechanism) yang tercipta sebagai akibat dari adanya hubungan antara berbagai industri dalam menyediakan barang-barang yang digunakan sebagai bahan mentah dalam industri lainnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu pengaruh keterkaitan ke belakang (backward linkage effects) dan pengaruh keterkaitan ke depan (forward linkage effects). Pengaruh keterkaitan ke belakang maksudnya adalah tingkat rangsangan yang diciptakan oleh pembangunan suatu industri terhadap perkembangan industri-industri yang menyediakan input (bahan baku) bagi industri tersebut. Sedangkan pengaruh kaitan kedepan adalah tingkat rangsangan yang diciptakan oleh pembangunan suatu industri terhadap perkembangan industri-industri yang menggunakan produk industri yang pertama sebagai input (bahan baku) mereka. Berdasarkan kepada besarnya tingkat keterkaitan antar industri, berbagai industri dikelompokkan oleh Hirschman kedalam 2 golongan yaitu industri satelit (satellite industry) dan industri non-satelit (non-satellite industry). Karakteristik industri satelit adalah yaitu: 1. Lokasinya berdekatan dengan industri induk (utama) sehingga akan mempertinggi efisiensi kegiatanya. 2. Industri-industri tersebut menggunakan input utamanya bersal dari produk industri induk (utama) atau industri tersebut menghasilkan barang yang merupakan input dari industri induk tetapi bukan merupakan input utama, dan 3. Besarnya industri tersebut tidak melebihi industri induk.



2