PEMBUATAN Minyak Kayu Putih [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBUATAN MINYAK KAYU PUTIH



PT. TELSIS INDONESIA



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Diantara sekian banyak nikmat Tuhan yang Maha Esa yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia sehingga oleh karenanya penyusun dapat menyelesaikan buku ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Buku ini di susun oleh penyusun dengan beragam halangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun ataupun yang datang dari luar. Tetapi dengan penuh kesabaran serta terlebih pertolongan dari Tuhan yang Maha Esa pada akhirnya buku ini bisa terselesaikan. Selain itu, dalam proses penyusunan buku ini kami sebagai penyusun menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan buku ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini. Buku ini bertemakan tentang “Proses Pengolahan Minyak Kayu Putih” Manfaat dari kegiatan observasi yang kami jadikan buku ini yaitu supaya menambah wawasan masyarakat tentang dunia luar khususnya dalam bidang usaha atau industri rumah tangga, mulai dari jenis barang yang dihasilkan, proses pembuatan dan pemasarannya. Jadi kita dapat terinspirasi juga untuk membuat usaha rumahan kecil-kecilan. Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Tuhan TME, meskipun begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas maupun buku selanjutnya. Harapan kami semoga buku ini bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya terutama masyarakat Indonesia supaya dapat memajukan dan mengembangkan perekonomian bangsa dan negara. Akhir kata kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca maupun pengoreksi , karena hingga saat ini penulis masih dalam proses belajar. Serta, kami mengucapkan terimakasih kepada pembaca buku ini. Semoga dengan adanya buku ini dapat memperluas wawasan kita semua.



Tim Vokasi



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii KAYU PUTIH ........................................................................................................................................ 1 A.



Tumbuhan Kayu Putih ................................................................................................................ 1



B.



Persebaran ................................................................................................................................... 6



MINYAK KAYU PUTIH ....................................................................................................................... 9 A.



Cara Memperoleh...................................................................................................................... 10



B.



Manfaat dan Kegunaan Minyak Kayu Putih ............................................................................. 14



C.



Kandungan Minyak Kayu Putih................................................................................................ 17



PEMBUATAN MINYAK KAYU PUTIH ........................................................................................... 19 A.



Penanaman Pohon Kayu Putih .................................................................................................. 20



B.



Pengolahan Minyak Kayu Putih ............................................................................................... 36



C.



Pengolahan Minyak Kayu Putih Tradisional ............................................................................ 51



D.



Limbah Hasil Penyulingan ........................................................................................................ 58



iii



KAYU PUTIH



Tumbuhan kayu putih yang merupakan penghasil minyak kayu putih



Tumbuhan kayu putih merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat. Tumbuhan ini diambil minyaknya untuk diolah menjadi minyak kayu putih. Minyak kayu putih ini lah yang sering digunakan untuk mengobati beberapa penyakit. Aromanya yang khas mampu mengobati beberapa kondisi seperti masuk angin, sakit perut, radang usus dan lainnya.



A. Tumbuhan Kayu Putih Pohon kayu putih merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk suku jambu-jambuan (Mytaceace). Pohon kayu putih merupakan penghasil utama minyak kayu putih. Tumbuhan kayu putih memiliki nama latin Melaleuca leucadendra. Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra), merupakan salah satu tumbuhan penghasil minyak atsiri yang mana daun tumbuhan ini mengandung minyak atsiri sekitar 0,5 1,5% tergantung efektivitas penyulingan dan kadar minyak yang terkandung terhadap bahan yang disuling. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah dan ada yang kayunya berwarna putih. Varietas tumbuhan kayu putih juga dapat dibedakan berdasarkan



1



ukuran daunnya, yaitu varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil biasa dimanfaatkan untuk membuat minyak kayu putih.



Tumbuhan dari famili Myrtaceae merupakan salah satu sumber minyak atsiri yang memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Beberapa jenis dari famili ini yang terkenal sebagai penghasil minyak atsiri adalah tumbuhan dari marga Eucalyptus dan Melaleuca. Klasifikasi tumbuhan kayu putih adalah: Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Myrtales Famili: Myrtaceae Genus: Melaleuca Spesies: Melaleuca leucadendra Bentuk umum dari tumbuhan kayu putih memiliki ciri-ciri antara lain: 1. Batang 2



Pohon kayu putih termasuk sejenis tumbuhan berkayu yang dapat tumbuh tinggi. Setiap pohon kayu putih mampu tumbuh mencapai 10-20 meter. Batang pohon dari tumbuhan kayu putih dilapisi kulit yang berlapis-lapis. Untuk permukaan kulitnya berwarna putih dengan tekstur kasar karena kulitnya yang berlapis-lapis dan tidak beraturan. Batang pohon ini tidak terlalu besar dan hanya memiliki sedikit cabang.



Tumbuhan kayu putih mudah dikenali dengan pohonnya yang memiliki kulit yang berlapis-lapis



2. Daun Ciri-ciri daun dari tumbuhan kayu putih yaitu berjenis daun tunggal dengan tangkai pendek dan berbentuk lonjong atau lanset yang memiliki panjang berkisar 4,5 cm sampai 15 cm dengan lebar 0,75 sampai 4 cm. Ujung dan pangkal daunnya berbentuk runcing dengan tepi rata dan tulang daun sejajar. Permukaan daun sedikit berbulu dengan warna hijau muda. Jika diremas, daun tumbuhan kayu akan mengeluarkan aroma khas seperti minyak kayu putih yang biasa digunakan.



3



Daun kayu putih, merupakan bagian yang menghasilkan minyak



3. Bunga Bunga tumbuhan kayu putih adalah bunga majemuk berbentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota berwarna putih, kepala putik berwarna kekuningan, dan akan tampak atau muncul di pangkal ujung percabangan daun.



4



Bunga tumbuhan kayu putih



4. Buah Buah tumbuhan kayu putih dikenal dengan buah gelam (micro bolong), berbentuk bulat kecil, dibagian tengah terdapat lubang kecil dan antena kecil, buah berwarna hijau muda hinga hijau kecoklatan. Buah ini muncul secara bergerombol dalam satu tangkai memanjang, dengan jumlah 20-30 buah.



5



Buah dari tumbuhan kayu putih



B. Persebaran Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra (L). L) merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak cabang yang menggantung ke bawah. Daunnya berbentuk lancip dengan tulang daun yang sejajar. Bunga kayu putih berwarna merah, sedangkan kulit batang kayunya berlapis-lapis dengan permukaan terkelupas. Tanaman kayu putih merupakan tumbuhan yang masuk dalam jenis dapat tumbuh didaerah yang tandus. Kayu putih ini juga merupakan tanaman yang tahan terhadap panas. Bahkan mampu tumbuh kembali meskipun telah terjadi kebakaran. Selain itu, tanaman kayu putih dapat tumbuh didekat pantai, belakang hutan bakau, tanah rawa maupun daerah dengan sedikit hujan dengan tanah yang kering sampai hingga basah. Tanaman kayu putih mudah ditemukan didataran rendah sampai dengan ketinggian 400 mdpl.



6



Tumbuhan kayu putih dapat mudah hidup, bahkan didaerah bebatuan sekalipun



Tanaman kayu putih memiliki sebutan yang berbeda-beda disetiap daerah. Di Batak disebut dengan inggolom, di Dayak namanya kayu galam, di Sunda namanya gelam, di Makasar namanya baru-galang, di Bugis namanya waru gelam, sementara di Ambon disebut ai elane, dan sebagainya. Namun secara umum di Indonesia disebut dengan kayu putih atau gelam.



7



Peta hasil bumi nusantara, ada beberapa tempat yang menjadi penghasil utama minyak kayu putih



Tumbuhan kayu putih merupakan tumbuhan asli Indonesia. Tumbuhan kayu putih berasal dan tumbuh menyebar secara alami di kepulauan Maluku dan Australia bagian utara. Namun, karena tumbuhan ini memiliki berbagai manfaat dan nilai ekonomis yang tinggi. Tumbuhan kayu putih pun ditelah dikembangkan dan dibudidayakan diberbagai daerah di Indonesia. Kini tumbuhan kayu putih dapat ditemukan diberbagai daerah di Indonesia seperti di pulau Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan juga di kepulauan Nusa Tenggara. Bahkan juka ada di Malaysia.



Pohon kayu putih di Australia



Tanaman kayu putih juga banyak ditanam dikawasan hutan lindung. Hutan lindung yang luas umumnya ditanami dengan tumbuhan yang dapat hidup jangka panjang, dan tumbuhan yang dapat menghasilkan. Kebanyakan pohon kayu putih yang ditanam dihutan lindung dikelola dan dijadikan sebagai lahan untuk industri penyulingan minyak kayu putih yang ditangani oleh kesatuan pengelolaan pengelolaan hutan (KPH) setempat.



8



MINYAK KAYU PUTIH



Minyak kayu putih merupakan salah satu jenis minyak yang sering digunakan. Terutama jika mengalami masalah tidak enak badan seperti masuk angin, kembung, batuk dan gejala-gejala lainnya. Minyak kayu putih ini sering disebut dengan cajuput oil. Minyak kayu putih berasal dari daun dan ranting dari tumbuhan kayu putih. Bagian yang paling berharga dari tanaman kayu putih untuk keperluan produksi minyak atsiri adalah daunnya. Daun kayu putih yang akan disuling minyaknya mulai bisa dipangkas atau dipungut setelah berumur lima tahun. Seterusnya dapat dilakukan setiap enam bulan sekali sampai tanaman berusia 30 tahun. Di beberapa daerah yang subur, tanaman kayu putih telah bisa dipungut daunnya pada usia dua tahun. Setiap pohon kayu putih yang telah berumur lima tahun atau lebih dapat menghasilkan sekitar 50-100 kg daun berikut ranting.



9



A. Cara Memperoleh



Pengolahan daun tumbuhan kayu putih untuk menghasilkan minyak



Proses untuk mendapatkan minyak atsiri yang terkandung dalam kayu putih secara umum dikenal dengan cara menyuling atau destilasi terhadap tanaman penghasil minyak. Didunia industri, metode destilasi/penyulingan minyak atsiri kayu putih dapat dilakukan dengan 3 cara, antara lain : 1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation) 2. Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation) 3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation) Penerapan penggunaan metode tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti jenis bahan baku tanaman, karakteristik minyak, proses difusi minyak dengan air panas, dekomposisi minyak akibat efek panas, efisiensi produksi dan alasan nilai ekonomis serta efektifitas produksi. 1. Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation) Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja.



10



Skema destilasi sistem rebus



Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium.



11



2. Penyulingan dengan Air dan Uap (Water and Steam Distillation) Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air.



Skema penyulingan dengan uap dan air



Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation).Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.



12



3. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)



Skema penyulingan uap langsung



Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.



13



B. Manfaat dan Kegunaan Minyak Kayu Putih Minyak kayu putih banyak digunakan dalam industri farmasi. Penduduk indonesia telah mengenal minyak kayu putih sejak berabad – abad serta mempergunakannya sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Kegunaan tumbuhan kayu putih antara lain sebagai obat sakit perut dan saluran pencernaan (internal), sebagai obat masuk angin untuk dewasa maupun anak – anak , sebagai obat kulit (obat luar), berkhasiat sebagai obat oles bagi penderita sakit kepala, kram pada kaki, reumatik dan sakit persendian.



Sebagai obat dalam (internal), minyak kayu putih digunakan hanya dalam dosis kecil dan berkhasiat untuk mengobati rhinitis (radang selaput lendir hidung), dan berfungsi sebagai anthelmintic terutama efektif mengobati demam. Minyak kayu putih juga berfungsi sebagai ekspektoran dalam kasus laryngitis dan bronchitis, dan jika diteteskan ke dalam gigi dapat mengurangi rasa sakit gigi. Minyak kayu putih juga sangat efektif digunakan sebagai insektisida. Kutu pada anjing dan kucing akan mati jika diolesi minyak kayu putih. Juga dapat digunakan sebagai pembasmi kutu busuk dan berbagai jenis serangga. Manfaat lain dari minyak kayu putih adalah: 1. Mengobati Sakit Kepala Kadang ketika sakit kepala, diperlukan udara yang segar dan fresh yang membuat pernapasan menjadi rileks. Dengan ini tubuh akan merasakan tenang dan tidak tegang. Minyak kayu putih mampu digunakan untuk mengobati sakit kepala. Sudah banyak orang yang membuktikan menyembuhkan sakit kepala dengan minyak kayu putih. Cara menggunakannya pun cukup mudah. Oleskan minyak kayu putih pada leher bagian belakang dan samping. 2. Meredakan Demam



14



Minyak kayu putih dapat membantu menurunan demam dengan mengurangi infeksi dan menstimulasi produksi keringat. Hasilnya, tubuh pun akan mendingin. Caranya rebus 13 gr daun kayu putih segar dengan dua gelas air hingga air rebusan tersisa menjadi hanya segelas.Saring air rebusan kemudian minum air rebusan tersebut dua kali sehari pada pagi dan sore hari, masing-masing setengah gelas untuk setiap kali minum. 3. Mengontrol kadar gula Minyak kayu putih mungkin dapat menjadi obat bagi penderita diabetes karena dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Namun, belum dapat dibuktikan secara ilmiah bagaimana minyak kayu putih dapat mengontrol atau menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Beberapa asumsi menyebutkan bahwa minyak kayu putih dapat berfungsi sebagai vasodilator yang dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga hal ini memberi manfaat pada pasien diabetes yang biasanya mempunyai sirkulasi darah yang buruk. Memijat tubuh dengan menggunakan minyak kayu putih dan menghirup uap minyak kayu putih mungkin dapat meringankan penyempitan pembuluh darah, membuat pembuluh darah menjadi rileks dan melancarkan sirkulasi darah pada penderita diabetes. 4. Meredakan Sakit Gigi Minyak kayu putih dapat menjadi bahan yang dapat digunakan untuk merawat gigi Anda. Minyak kayu putih dapat meringankan gigi berlubang, plak pada gigi, gingivitis (radang pada gusi), dan infeksi gigi lainnya yang disebabkan oleh kuman. Hal ini karena minyak kayu putih merupakan antimikroba yang dapat melindungi gigi dari pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, minyak kayu putih juga sering ditemukan terkandung dalam obat kumur, pasta gigi, dan produk kesehatan mulut lainnya. Penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Periodontology menunjukkan bahwa minyak kayu putih tidak hanya membunuh bakteri berbahaya dalam mulut, tetapi juga mengurangi jumlah plak pada gigi. Minyak kayu putih juga dapat mengurangi bau mulut dan gusi berdarah. Bila mendadak mengalami sakit gigi, teteskan minyak kayu putih pada kapas dan tempatkan di gigi yang sakit. Aksi tersebut akan meredakan perasaan ngilu Anda selama beberapa jam. Lumayan, kan? Minyak kayu putih juga digunakan untuk meredakan sakit gusi setelah mencabut gigi. 5. Menghilangkan nyeri pada persendian Penelitian menunjukkan bahwa minyak kayu putih dapat membantu meringankan nyeri pada persendian. Bahkan, beberapa krim atau salep yang berfungsi untuk meringankan rasa sakit akibat osteoartritis dan rematoid artritis mengandung minyak kayu putih. Uap minyak kayu putih merupakan analgesik dan antiinflamasi. Pemakaian minyak kayu putih 15



direkomendasikan untuk Anda yang menderita rematik, sakit pinggang, terkilir, otot kaku, pegal-pegal, dan nyeri saraf. Mengoleskan minyak kayu putih pada daerah sendi atau otot yang terasa nyeri dan memijatnya dengan lembut dapat membantu meringankan tekanan dan nyeri pada sendi dan otot tersebut. Hal ini karena minyak kayu putih memiliki efek relaksasi pada sistem saraf dan otot. Minyak kayu putih dapat meningkatkan aliran darah pada area yang terasa nyeri sehingga dapat mengurangi peradangan. 6. Melancarkan Pernapasan Minyak kayu putih dapat meredakan masalah pernapasan, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, asma, bronkitis, dan sinusitis. Minyak kayu putih merupakan antibakteri, antijamur, antimikroba, antivirus, antiinflamasi, dan dekongestan, sehingga menjadikannya bahan yang baik dan diperlukan dalam pembuatan obat-obatan terkait masalah pernapasan. Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Laryngoscope tahun 2004 menunjukkan bahwa minyak kayu putih dapat mengobati sinusitis non-bakteri. Pasien yang menderita sinusitis non-bakteri dapat sembuh lebih cepat ketika diberikan obat yang mengandung minyak kayu putih. Menghirup uap minyak kayu putih juga dapat meringankan pilek dan hidung tersumbat. Hal ini disebabkan oleh kandungan antibakteri dalam minyak kayu putih dapat menghilangkan bakteri pada saluran pernapasan. Uap minyak kayu putih juga sebagai dekongestan yang jika dihirup dapat membantu mengurangi hidung tersumbat dan gejala bronkitis. Selain dengan cara dihirup, mengoleskan minyak kayu putih ke bagian dada dan tenggorokan juga mampu meredakan gejala batuk dan pilek. Karena manfaatnya ini, minyak kayu putih pun dapat kita temukan dalam tablet hisap untuk meredakan batuk dan juga dalam inhaler. Untuk penderita asma, mengoleskan minyak kayu putih ke bagian dada dapat memberi efek menenangkan pada tenggorokan sehingga dapat melebarkan pembuluh darah. Hal ini memungkinkan lebih banyak oksigen mengalir ke paru-paru sehingga pernapasan dapat berjalan normal. Antiinflamasi yang terkandung dalam minyak kayu putih juga berperan dalam meredakan gejala asma. Berkumur dengan minyak kayu putih yang dicampur dengan air hangat secara konsisten juga mampu mengobati sakit tenggorokan. Karena manfaat yang dapat dihasilkannya ini, tidak heran jika banyak obat-obatan, seperti obat batuk dan pilek, mengandung minyak kayu putih di dalamnya. Saat batuk atau flu, Anda dapat mengaplikasikan minyak kayu putih untuk meringankan perasaan dada sesak atau hidung tersumbat. Namun, para ahli kesehatan juga berpendapat bahwa minyak tersebut dapat memperburuk asma pada beberapa orang.



16



7. Mencegah Infeksi Luka Minyak kayu putih mengandung bahan aktif seperti citronellol, citronellal, dan 1,8-cineole, yang membuatnya berfungsi sebagai antibakteri. Mengoleskan minyak kayu putih di area sekitar luka dapat melindungi luka terbuka atau daerah yang teriritasi dari infeksi yang disebabkan oleh mikroba dan paparan udara. Dengan kandungannya ini, minyak kayu putih biasanya ditambahkan pada beberapa produk plester untuk mengobati infeksi atau luka pada kulit. Selain itu, krim untuk menyembuhkan luka pun banyak yang mengandung minyak kayu putih di dalamnya. Minyak juga kayu putih dapat bekerja sebagai pertolongan pertama untuk infeksi, karena cairan tersebut memiliki properti antiseptik yang dapat membantu mencegah infeksi pada luka seperti goresan atau luka bakar.



C. Kandungan Minyak Kayu Putih



Minyak astiri, dapat dihasilkan dari berbagai tumbuhan salah satunya dari tumbuhan kayu putih



Kandungan utama minyak kayu putih adalah astiri dan sineol. Namun ada komponenkomponen kimian lain dalam minyak kayu putih. Kandungan kimia dari minyak kayu putih yang dihasilkan dari tumbuhan Melaleuca leucadendra (L). L. dapat dilihat pada tabel berikut: Nama Komponen β - pinena sineol terpinolena 4, 11, 11, tetrametil - 8 metilen β linalool α terpineol kariofilena



Kimia Kadar % 1,21 60,03 0,47 1,44 1,59 14,96 1,26 17



kariofilena α kariofilena isokariofilena dehidro – 1,1,4,7, -tetrametil elemol



1,26 0,52 0,87 5,32



18



PEMBUATAN MINYAK KAYU PUTIH



Pabrik pengolahan minyak kayu putih



Sumber utama yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih berasal dari tumbuhan kayu atau dalam bahasa latinnya Melaleuca Cajuputi subsp cajuputi. Tumbuhan ini tersebar luas diberbagai daerah di Indonesia bahkan sering digunakan sebagai tanaman untuk lahan kritis. Namun tumbuhan asli berasal dari daerah kepulauan Maluku dan Australia bagian utara. Hutan kayu putih yang terdapat di kepulauan Maluku saja mencapai sekitar 120.000 Ha. Dari lahan seluas dapat diproduksi mencapai 160 ton/ tahun. Namun demikian, proses penyulingan yang terjadi di Kepulauan Maluku hanya dalam skala kecil-kecil dan tradisional. Sementara di Jawa, paling besar terdapat di Yogyakarta. Industri kayu putih sebagian besar ditangani oleh perum perhutani dan dinas kehutanan provinsi DIY. Perum perhutani mengola seluas 18.000 Ha area lahan kayu putih dengan produksi mencapai 300 ton/ tahun. Sedangkan Dinas Kahutanan provinsi DIY mengelola lahan kayu putih seluas 4.000 Ha dengan produksi 50 ton/tahun. Untuk produksi di seluruh dunia hanya terdapat dua negara yang memproduksi minyak kayu putih dari tumbuhan Melaleuca Cajuputi yaitu Indonesia dan Vietnam. Berdasarkan hasil produksi tersebut, ternyata belum memenuhi kebutuhan kebutuhan minyak kayu putih skala nasional. Pada tahun 1999 kebutuhan minyak kayu putih di Indonesia berkisar 1.500 ton / tahun. Sehingga produksi minyak kayu putih hanya bisa memenuhi sekitar sepertiga dari kebutuhan domestik. 19



Kekurangan kebutuhan domestik minyak kayu putih dipenuhi dengan impor minyak ekaliptus dari Australia sebanyak lebih dari 1000 ton/tahun. Kandungan utama dalam minyak kayu putih adalah sineol yang menyebabkan bau minyak kayu putih khas (wangi aromatik) serta rasanya hangat. sementara berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekaliptus juga mengandung sineol.namun, kandungan sineol pada ekaliptus (8-10%) lebih rendah daripada kayu putih karena hanya mengandung 8-10% sedangkan untuk kayu putih mengandung lebih dari 50% sineol. Minyak kayu putih yang beredar dipasaran Indonesia merupakan campuran antara minyak kayu putih dan ekaliptus serta zat-zat lain yang meningkatkan kesegaran aroma. Minyak Kayu putih yang beredar di pasaran, paling tinggi kandungan sineolnya adalah 10-20%. Berdasarkan analisis finansial dari Badan Litbang Kehutanan, industri minyak kayu putih merupakan usaha agrobisnis yang layak untuk dikembangkan. Keuntungan yang diperoleh dari industri minyak kayu putih sampai menghasilkan minyak kayu putih lebih besar daripada hanya menyediakan bahan bakunya saja. A. Penanaman Pohon Kayu Putih



Proses pembuatan minyak kayu putih dimulai dengan menyiapkan bahan baku. Bahan baku tersebut ialah tumbuhan kayu putih. Tumbuhan kayu putih dapat ditanam sendiri, namun memerlukan lahan yang cukup luas. Penanaman minyak kayu putih dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu generatif dan vegetatif. Penanaman secara generatif adalah proses penanaman pohon dengan menggunakan biji. Sedangkan untuk penanaman secara vegetaif tidak menggunakan biji sebagai benih, melainkan menggunakan batangnya yang dipotong. 1. Cara generatif



20



Tahapan yang harus diperhatikan dalam pembuatan bibit secara generatif adalah pengumpulan benih dan kegiatan di persemaian. a. Pengumpulan Benih



Biji kayu putih yang sudah matang dalam buah



Beberapa hal yang pertu diperhatikan untuk mendapatkan benih kayu putih yang baik adalah pohon induk terseleksi yang dipilih harus memiliki fenotip dan genotipe unggul seperti : sehat, pertajukan rindang, berbuah lebat serta mempunyai kandungan rendemen minyak dan kandungan sineol yang tinggi. Pohon induk dipilih dari sumber benih yang baik, yaitu dari Kebun Benih, atau dari Areal Produksi Benih (APB) ataupun dari pohon yang terseleksi (pohon plus). Pengumpulan buah sebaiknya pada musim panen raya. Biasanya musim berbunga mulai bulan Maret dan masa berbuah lebat pada bulan September. Pohon induk yang berbuah lebat dipanjat untuk memilih buah yang telah masak, yaitu yang berwama kecoklatan. Memetik buah yang masak dari tangkai buah dan tidak perlu memotong dahan, agar pohon induk tidak terganggu proses reproduksinya. Pemisahan benih (ekstraksi benih) dari buah yang masak sangat mudah, cukup dijemur di bawah sinar matahari dan benih akan lepas dengan sendirinya. ukuran benih kayu putih sangat halus, sehingga pada waktu pengumpulan benih agar menghindari dari tiupan angin. Setiap gram benih kayu putih yang baik rata-rata dapat menghasilkan 2.700 bibit. Penyimpanan benih di lakukan pada



21



kondisi kering dengan kelembaban 5 - 8% dalam refrigerator (lemari es) pada suhu 3-5oC. Dengan kondisi demikian benih dapat bertahan sampai beberapa tahun. b. Persemaian Persyaratan areal persemaian antara lain mudah dijangkau, sumber air (ketersediaan air) cukup, topografi relatif datar, tenaga kerja relatif mudah diperoleh, terhindar dari penggembalaan dan terdapat saluran (drainase) pembuangan air yang baik. Sebelum disemaikan, perlu dilakukan pemilahan antara buah dengan biji kayu putih. Pemilahan ini bertujuan untuk memisahkan sisa-sisa buah dengan biji kayu putih. Pemilahan ini dapat dilakukan dengan cara diayak.



Pemilahan antara buah dengan biji kayu putih



 Persiapan media tabur : Menyiapkan bak tabur dengan lubang drainase dibawahnya. Bak tabur tidak perlu terlalu luas karena ukuran benih sangat halus, cukup dengan bak plastik ukurati 25 x 35 x 10 cm beberapa buah. Media tabur cukup menggunakan pasir steril dengan cara dijemur dibawah sinar matahari, atau digoreng kering (sangrai), atau disemprot dengan fungisida (Benlate). Media tabur tidak padat, dan harus mempunyai porositas yang baik (pasir) sehingga tidak merusak perakaran pada saat disapih. Pada tahap ini media tidak perlu subur atau dipupuk,



22



karena sifatnya sementara dan kecambah masih memiliki nutrisi bawaan dari lembaganya (cotyledon).  Penaburan: Benih sebelum ditabur sebaiknya dicampur pasir halus yang steril, agar benih tidak menggumpal (menggerombol) mengingat ukuran benih sangat halus. Benih ditabur merata di atas bak tabur, kemudian ditutup dengan sedikit lapisan pasir halus dan kompos kering agar benih tidak mudah terbang Untuk menjaga kelembaban dan tiupan angin, sebaiknya bak tabur ditutup plastik transparan (sungkup) Penyiraman dilakukan dengan menggunakan sprayer halus pada pagi dan sore hari agar media tabur selalu basah (lembab). Setelah pekerjaan penyiraman selesai, plastik ditutup kembali, karena benih akan berkecambah apabila cahaya, oksigen dan air cukup tersedia. Setelah ± 5 hari dibedeng tabur benih mulai berkecambah, dan + 2 minggu siap untuk dipindah ke bedeng sapih.



Penaburan benih



 Persiapan penyapihan Menyiapkan bedeng sapih dengan ukuran 5m x 1m agar memudahkan dalam perawatan. Media sapih yang digunakan sebaiknya mempunyai kandungan nutrisi yang lebih lengkap, yaitu dengan menggunakan media tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 7:2:1. Media dimasukkan kedalam kantong plastik (polybag). Ukuran polybag yang digunakan tidak perlu 23



terlalu besar, karena batang dan tajuk semai kayu putih ukurannya relatif ramping, sehingga cukup menggunakan ukuran 9cm x 12cm.Apabila menggunakan potrays, maka media yang digunakan adalah yang dapat kompak dengan akar serabut tanaman, sehingga pada saat dilepas dari potrays media tidak hancur. Disarankan menggunakan bahan organik tanaman dicampur dengan kompos. Kantong plastik (polybag) sebaiknya disusun teratur di bedeng sapih yang telah disiapkan, untuk memudahkan perawatan dan menghitung jumlah bibit.



Bedeng sapih kayu putih



Pemasangan naungan cabaya (paranet 75%) selama 3 bulan agar intensitas cabaya tidak terlalu tinggi terutama pada saat siang hari dan lebih baik lagi naungan dapat dibuka pada pagi hari agar cahaya pagi (ultra violet) dapat mengenai bibit dan media sehingga pertumbuhan bibit lebih sehat. Pemasangan sungkup plastik transparan di bedeng sapih agar kelembaban dapat terjaga. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan pemberian sungkup plastik transparan dapat menekan kematian bibit. Pekerjaan ini sebaiknya sudah siap sebelum dilakukan pekerjaan penaburan.  Penyapihan



Karakteristik semai kayu putih sangat khas dibandingkan jenis tanaman hutan lainnya sehingga memerlukan perlakuan khusus. Setelah bibit berada selama 2 minggu di bedeng tabur, atau tumbuh daun 2 helai atau lebih dan tinggi lebih dari 1 cm, maka bibit segera dipindahkan ke bedeng sapih. Penyapihan sebaiknya menggunakan alat pinset, karena kondisi semai sangat kecil dan peka terhadap gesekan. Apabila jarak antara bak tabur berjauhan dengan areal penyapihan, maka bibit dari bedeng tabur diambil dan dipindahkan ke kotak plastik yang berisi 24



air bersih, agar bibit tidak cacat dan tidak kekeringan. Dibuat lubang tanam pada media sapih di polybag sedalam panjang akarnya (3-5cm) agar perakaran tidak melipat/patah. Bibit ditanam perlahan kemudian ditutup dengan media serta dipadatkan dengan ditekan perlahan. Diusahakan agar perakaran jangan sampai melipat. Setelah disapih, dilakukan penyiraman halus (kabut) dengan menggunakan pompa sprayer (nozel halus), mengingat tinggi bibit rata-rata 1 cm, dan mudah roboh. Lebih baik dipasang sungkup plastik agar kelembaban lingkungan bibit dapat terjaga dan bibit terlindungi dari gangguan hama pengganggu (burung, belalang, katak, tikus dan sebagainya). Sungkup dapat dibuka setelah semai berumur 8 minggu. c. Pemeliharaan  Penyiraman



Penyiraman sampai umur 2 bulan dengan menggunakan sprayer halus agar akar tidak tercabut atau rusak. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada fase ini kecambah kayu putih pertumbuhannya lambat, bahkan tampak seperti berhenti (dorman) berkisar antara 7-8 minggu. Tinggi semai rata-rata masih 1-2cm, sehingga penyiraman perlu dilakukan dengan hati-hati karena sistem perakaran dan batang masih sangat rentan dan mudah patah. Penggunakan alat sprayer halus akan berdampak baik terhadap bibit karena dapat mengurangi pengaruh kinetik semprotan air terhadap semai yang baru berkecambah.



Bibit kayu putih yang berusia 3 bulan



25



Setelah tinggi bibit lebih dari 15 cm, penyiraman dapat dilakukan menggunakan sprayer yang agak besar atau gembor, karena kondisi perakaran cukup kuat. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari secara rutin pada pagi dan sore. Penyiangan (weeding), yaitu pekeraan pembersihan dari tanaman pengganggu yang ada pada polybag (biasanya dari jenis rumput) dilakukan setiap hari. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati karena akan mengganggu akar kayu putih. Apabila gulmanya lebih besar dari kayu putih, lebih baik batang gulma dipotong/ digunting. Pendangiran, berupa pekerjaan penggemburan permukaan media agar aerasi menjadi baik dan perakaran menjadi sempurna. Dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pembersihan gulma. Hama yang umumnya menyerang dan mengganggu di persemaian adalah ulat dan belalang. Serangan hama pengganggu dapat dicegah dengan cara penyemprotan insektisida. Binatang pengganggu yang umumnya dijumpai adalah burung yang mencari makanan di persemaian. Pencegahan dilakukan dengan memberi naungan berupa sharlon/paranet, atau menggunakan sungkup plastik. Penyakit yang umumnya dijumpai di persemaian adalah jamur yang dapat dicegah dengan penyemprotan fungisida. Diupayakan juga dengan membuat saluran pembuangan air disekitar bedengan, agar tidak terjadi genangan air. Pemotongan cabang/bakal cabang dan akar yang keluar menembus polybag pada bibit tua yang belum dipindah ke lapangan, dimaksudkan agar percabangan tidak terlalu banyak dan akar bibit tidak rusak pada saat dipindahkan kelapangan. Untuk memacu pertumbuhan bibit dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK (I5:15:15), yang dilarutkan dan disemprotkan setiap 2 minggu sekali. Atau pemberian pupuk butiran NPK sebanyak 2-3 butir per polybag setiap 2 minggu sekali.



Bibit yang berusia 6 bulan



26



Bibit yang akan ditanam atau dipindahkan harus cukup umur agar akar yang dihasilkan sudah kuat. Usia bibit kayu putih yang siap ditanam harus berusia minimal 7-9 bulan. Proses pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati. Yang harus dilakukan adalah dengan mencabut tanaman, kemudian dibersihkan. Kemudian potong aka-akarnya sampai tersisa sekitar 2 cm dari pangkal batang. Setelah itu siap ditanam. Namun jika menggunakan polibag, langsung ditanam dengan membuat lubang seukuran polibag. 2. Cara vegetatif Pembiakan secara vegetatif pada tanaman kayu putih telah dilakukan dengan berbagai macam teknik dengan tujuan untuk mempertahankan sifat induknya. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengembangbiakkan tanaman kayu putih secara vegetatif. Berikut beberapa teknik pembiakan vegetatif kayu putih yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (P3BPTH) Yogyakarta. 1. Stek pucuk dengan teknik rejuvinasi



Stek batang



Stek pucuk dengan teknik rejuvinasi stek cabang. Beberapa hal penting dalam teknik pembuatan stek pucuk dengan teknik rejuvenasi stek cabang yaitu sebagai berikut: Pengambilan cabang dari pohon induk hasil seleksi di hutan tanaman kayu putih dengan cara cabang dipotong dari bagian terbawah sepanjang 40cm dan diameter 2 - 4 cm. Ujung cabang ditutup lilin untuk menghambat kekeringan, selanjutnya cabang direndam dalam air pada bak plastik dengan kedalaman 5cm dan air selalu diganti setiap hari. Penanaman cabang dalam bak 27



berisi pasir ditutup dengan sungkup plastik pada kedalaman 10cm. Perlu diperhatikan bahwa bagian bawah bak di beri lubang, sehingga bak tidak tergenang air. Penyiraman dilakukan setiap hari dengan sprayer halus serta penambahan air kedalam bak pasir apabila kelembabannya kurang. Menjaga lingkungan pembiakan, yaitu dengan menjaga kelembaban dalam bak sungkup diatas 80%, suhu ruangan dibawah 30oC dan diberi naungan dengan intensitas cahaya 75% pada siang hari. Setelah berumur 1,5 bulan, stek akan menghasilkan trubusan dan dapat diambit stek pucuknya. Materi stek pucuk diambil dari trubusan tersebut dengan cara memotong daunnya dan ditinggalkan sepertiga bagian untuk mengurangi tingkat penguapan. Pemangkasan dan penanaman stek dilakukan pada pagi hari (sebelum jam 1O pagi) kemudian dicelupkan pada larutan Rootone F dengan konsentrasi 50% sekitar 30 detik Penanaman stek pucuk pada pot plastik berisi media pasir yang disusun dalam bak stek yang diberi sungkup. Teknik ini disamping biayanya relatif murah dapat menghasilkan presentase tumbuh yang baik yaitu sebesar 57%,. 2. Stek pucuk dari kebun pangkas Kebun pangkas merupakan sebuah areal yang digunakan untuk tumbuhan-tumbuhan berkualitas yang akan dikembakbiakkan secara vegetatif. Tumbuhan yang berada dalam kebuh pangkas merupakan tumbuhan unggulan yang digunakan sebagai sumber materi perbanyakan seperti stek pucuk, kultur jaringan, dan lain-lain. Namun, untuk memproduksi bibit secara vegetatif yang seragam, cepat berakar, dan mampu tumbuh baik dilapangan perlu dilakukan pengujian sampai dapat disimpulkan keungggulannnya.



28



Bibit kayu putih yang diperoleh dengan cara stek pungkus dari pemangkasan



Langkah yang perlu dilakukan dalam teknik pembuatan stek pucuk dari kebun pangkas yaitu pemilihan tunas yang tumbuh autotrop (ke atas) pada tanaman kayu putih yang telah dipangkas. Tunas yang baik adalah yang tidak terlalu tua atau terlalu muda, dengan panjang sekitar 30cm. Panjang stek kurang lebih 3-4 ruas ( ±10cm) dan dari satu tunas dapat diambil sampai 3 stek. Penanaman stek pucuk dilakukan pada bedeng stek dengan media pasir dan sebelumnya bagian pangkal stek diolesi Rootone F. Bedeng segera ditutup sungkup plastik untuk memeliharab kelembaban diatas 80%. Pemeliharaan stek dilakukan dengan penyiraman sesering mungkin dengan sprayer tangan. Setelah 2 bulan, stek siap dipindahkan ke kantong bibit/polybag yang berisi media tanah + pupuk kandang (1:1) untuk memacu pertumbuhan yang lebih baik. Setelah 2-3 bulan di persemaian, bibit telah siap ditanam di lapangan. 3. Stek akar Salah satu cara memperbanyak tanaman dengan cepat adalah stek akar. Stek akar merupakan jenis stek yang mana pembuatannya diambil dari akar yang dapat digunakan menghasilkan tunas untuk tanaman baru. Pembibitan tanaman ini menggunakan satu akar untuk menghasilkan satu tanaman muda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik pembuatan stek akar adalah : Dipilih bahan tanaman untuk stek dari pohon induk yang baik (sehat). Pemotongan bahan stek sepanjang 15-20cm. Perendaman bahan stek dalam larutan hormon yang telah disiapkan atau mengoleskan bagian pangkal stek dengan hormon dalam bentuk pasta. Penanaman stek pada media yang telah disiapkan dengan jarak tanam yang tidak terlalu lebar (rapat). Stek juga dapat langsung ditanam pada media tanah dalam polybag. Penutupan ruang bedeng stek dengan sungkup plastik trasparan di bawah naungan/paranet untuk menghindari intensitas cahaya yang terlalu tinggi. Penyiraman media stek yang tidak terlalu basah untuk memberikan kelembaban yang optimal secara teratur sesuai dengan kebutuhan. 4. Cangkok Cangkok adalah salah satu metode pengembangbiakan secara vegetatif dengan cara menumbuhkan akar pada batang hidup, kemudian batang tersebut dipotong dan ditanam ditempat lain. namun, mencangkok tidak dapat dilakukan pada semua jenis tanaman. Tumbuhan yang dapat dicangkok adalah tumbuhan berkambium/ berkayu yang berjenis dikotil dan tumbuhan biji terbuka. Tujuan dari mencangkok adalah untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat sama dan cepat menghasilkan. Tetapi, tumbuhan cangkokan tidak dapat tumbuh terlalu tinggi seperti tanaman yang ditanam dari biji.



29



Cangkok pada tumbuhan, sering digunakan untuk memberbanyak tumbuhan yang berkambium



Pada saat mencangkok, kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan agar kulit tidak terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak akan dapat terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan cambium tersebut bersih, maka hasil fotosintesis akan terkumpul di tempat cambium yang telah dibersihkan dan pertumbuhan akar dapat terangsang dengan baik. Langkah-langkah dalam pembuatan cangkok Membuat bidang cangkok dcngan menyayat atau mengupas kulit cabang sepanjang 5-10cm sehingga kambium terkelupas dan diusahakan agar kayu terlihat kering. Penyayatan dilakukan dengan pisau atau cutter yang tajam dan steril, Membungkus bidang cangkok dengan media yang telah disediakan yang terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang kemudian dibungkus dengan plastik hitam dan masing-masing ujung pembungkus diikat secara kuat dengan tali plastik. Setelah terbentuk akar pada umur 3-4 bulan (dapat dilihat dengan cara membuka pembungkus cangkok), kemudian bagian yang telah dicangkok dipotong pada bagian bawah bidang cangkok dan dipisahkan dari pohon induknya. Hasil cangkok ditempatkan pada tempat yang teduh yang telah disiapkan sebelum ditanam di lapangan. Penanaman tanaman hasil cangkok pada lubang yang telah disiapkan diusahakan cukup dalam dengan jarak tanam rapat (1 x 1 m).



30



Penanaman kayu putih ke lahan permanen



Setelah bibit-bibit yang dihasilkan baik melalui generatif maupun vegetatif telah cukup umur, selanjutnya ditanam ke lahan/ area penanaman. Dalam melakukan penamanan permanen ke lahan tanam, yang perlu diperhatikan antara lain: a. Pemilihan Lokasi Pada umumnya kayu putih relative mudah ditanam, terutama pada jenis tanah grumusol, latosol maupun regosol.



31



Untuk menanam pohon kayu putih diperlukan lahan yang relatif luas



b. Sistem Tanam a. Full Kebun - Kayu putih di tanam full petak di areal petak. Sistem ini sangat dianjurkan untuk lahan perkebunan untuk mendapatkan populasi yang sangat baik dalam suatu hamparan - Jarak tanam yang dianjurkan 1 m x 1 m atau 1,5 m x 1,5 m - Buat pancang arah timur barat selanjutnya pasang ajir - Buat lubang tanam ukuran panjang 30 cm x kedalaman 30 cm x dasar 30 cm b. Tumpangsari (plong-plongan)



Sistem lahan tumpang sari dengan tanaman padi



Sistem tanam tumpang sari yaitu tanaman tumpangsari dengan pola tanam : -



Lebar tanaman kayu putih sekitar 12 m dengan jarak 1,5 x 1,5 m Lebar jalan pemeriksaan 1,5 m Lebar jalur tanaman tumpangsari 9 meter Arah larikan timur barat untuk menghindari persaingan cahaya antara tanaman pokok dengan tanaman tumpangsari c. Tehnik Penanaman



32



Ilustasi penanaman bibit kayu putih



1. 2. 3. -



Persiapan Tanaman Pemancangan dan pemasangan patok batas tanaman Pembersihan lahan Pembuatan dan pemasangan ajir Pembuatan jalan pemeriksaan Pembuatan gubuk kerja tanaman Pengadaan pupuk kandang Pembuatan lubang tanaman Ukuran lubang 30 x 30 cm dan kedalaman 30 cm Pemberian pupuk kandang 3 kg/ lubang minimal sebulan sebelum penanaman Penanaman Bibit diangkut menggunakan kotak bibit Bibit yang akan ditanam dipilih bibit yang berkualitas (sehat dan siap tanam) Bibit dimasukkan dalam lubang tanam dalam posisi tegak lurus 33



Untuk melakukan penanaman, material yang digunakan dapat berupa bibit dari persemaian, stump atau puteran. Bibit yang hendak ditanam harus sehat dengan rata-rata tinggi 30-50 cm. Periksa penampakan fisik yang meliputi daun yang segar, cerah dan utuh serta kondisi batang dan akar yang baik. Penanaman bibit kayu putih memerlukan kondisi kelembaban yang tinggi. Oleh karena itu, waktu yang efektif untuk menanam dapat dilakukan ketika curah hujan sedang tinggi, pada bulan januari-februari. Bibit yang siap ditanam kemudian dimasukkan dalam lubang yang sebelumnya harus diisi dengan pupuk kompos. Jangan lupa untuk menyobek polibag secara hati-hati agar tidak mengenai akar. Usahakan media tetap padat agar akar tidak terhambat pertumbuhannya. Dalam menimbun lubang tanaman, ratakan dengan permukaan tanah dan untuk area sekitar batang lebih tinggi agar genangan air tidak terkumpul pada akar yang baru. Selanjutnya, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, diperlukan perawatan dan pemeliharan terhadap tumbuhan yang ditanam. Tumbuhan yang ditanam tidak semuanya dapat tumbuh dengan jika dibiarkan tanpa ada pemeliharaan. Terkadang tanaman membusuk, mati kering karena kurang air, diserang hama dan lain-lain. hal-hal tersebut dapat menghambat bagi pertumbuhan tanaman dan akan mengurangi hasil dari yang seharusnya dihasilkan oleh tanaman. Oleh karena itu, faktor-faktor penghambat itu harus diminimalisis dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan pada tanaman. Tujuan dari pemeliharaan tanaman adalah untuk memberikan kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada kebun kayu putih antaralain, 1. Penyulaman Penyulaman adalah mengganti bibit yang mati sebelum tumbuh ketika dtanam. Dalam menanam tanaman, kadang tidak semuanya hidup semua ketika proses pertumbuhannnya. Entah karena membusuk dimakan uret, terlewatkan ketika disiram, dan sebagainya. Tanaman yang mati perlu segera disulam agar memperoleh umur tegakan yang sama, juga tanaman yang pertumbuhan terlambat dan tidak sehat segera diganti dengan tanaman yang sehat. 2. Babat Tanaman Bawah / Pengendalian Gulma Ketika menanam suatu tanaman, umumnya terdapat tanaman lain yang ikut tumbuh. Kadang biji tanaman lain itu terbawa pupuk kandang, atau terbawa arus air atau angin. Seperti halnya ketika menanam kayu putih. Pasti dibawahnya juga tumbuh rumput liar. Rumput itu lama kelamaan juga akan tumbuh besar dan mengeluarkan benih. Untuk mengurangi persaingan tanaman pokok dengan gulma maka perlu dilakukan babat tanaman pengganggu atau gulma minimal 2 kali dalam setahun triwulan I (akhir musim hujan) dan triwulan ke IV (awal musim hujan). 3. Pendangiran Pendangiran merupakan kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman utama. Bertujuan untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah, dan juga menghilangkan rumputrumput liar disekitarnya. Pendangiran dilakukan pada tanaman sampai umur 3 tahun yang selanjutnya dilakukan pemeliharaan lanjutan tahun ke 4 – 5.



34



4. Pemupukan Bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman kayu putih dengan periode dan dosis disesuaikan dengan kondisi tempat tumbuh dan pertumbuhan tanaman. Adapun metode pemupukan yang dapat dilakukan yaitu: - Pupuk anorganik yang dibutuhkan tanaman kayu putih adalah jenis urea dengan dosis tanaman tahun ke- I (50 gr/pohon), dilakukan setelah selesai penanaman dengan batas maksimal 1 bulan dari saat penanaman - Tanaman tahun ke- II dan ke – III masing masing 50 gr/ pohon dilakukan pada triwulan ke IV - Pemupukan dibuat lubang pupuk dengan kedalaman 5 – 10 cm, disebelah barat dan timur batang tanaman, dan dilakukan saat curah hujan relative masih banyak. 5. Pemangkasan Pemangkasan dilakukan untuk pembentukan cabang dan memudahkan dalam pemungutan daun. Untuk tegakan yang telah berumur 3 tahun. Pemangkasan pemotongan bagian pucuk tanaman dilakukan pada ketinggian 110 cm dari muka tanah. Pemangkasan menggunakan alat pemotong seperti gergaji, parang yang tajam untuk mengurangi kerusakan batang pohon. Sebaiknya pemangkasan dilakukan pada musim kemarau untuk menghindari serangan penyakit. Dan untuk menghindari penguapan setelah pemotongan dilakukan penutupan bekas potongan dengan menggunakan teer/ cat. Setelah dilakukan pemangkasan akan tumbuh sejumlah tunas percabangan baru. Lakukan pemilihan 3 tunas baru yang nampak sehat dan berkedudukan simetris ketiga arah



35



6. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kayu Putih Pengelolaan hama penyakit tanaman bertujuan untuk melindungi tanaman dari serangan hama penyakit, mengurangi kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan hama dan penyakit. Hama yang menyerang tanaman kayu putih adalah hama rayap dan serangan ulat daun. B. Pengolahan Minyak Kayu Putih



Minyak kayu putih dibuat melalui penyulingan dari tumbuhan kayu putih. Pengolahan minyak kayu putih sendiri sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Banyak pabrik-pabrik pengolahan minyak kayu putih di Indonesia, baik di Jawa, Kalimantan, Maluku dan daerah lainnya. Proses pengolahan kayu putih adalah dengan destilasi atau penyulingan. Penyulingan minyak kayu putih menggunakan alat destilasi yang umumnya disebut ketel suling. Ketel suling ini berperan sebagai wadah air dan uap yang akan berkontak dengan bahan baku serta akan menguapkan minyak. Ketel suling berbentuk silinder yang dilengkapi dengan penutup dibagian atasnya. Dalam ketel suling biasanyaa terdapat rak kayu untuk yang tradisional. Dalam ketel suling juga terdapat pipa yang berperan untuk mengalirkan uap pada kondensor. 1. Pemanenan



36



Proses pemanenan kayu putih, dilakukan dengan memangkas daus yang sudah cukup umur untuk diolah



Proses pemanenan daun kayu putih terdiri dari dua tahap yaitu pangkas perdana dan pangkas panen. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut terkait proses pemanenan daun kayu putih: a. Pangkas Perdana Pangkas perdana sebaiknya dilakukan pada tanaman kayu putih dengan usia minimal 5 tahun atau saat diameter batang pokok telah mencapai minimal 7 cm. Waktu yang tepat untuk pangkas perdana ialah saat musim kemarau. Pangkas perdana ditujukan untuk memperpendek tinggi tanaman sehingga mempermudah dalam pemungutan lanjutan. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong batang utama setinggi 110cm atau setinggi dada orang dewasa. Pemotongan menggunakan gergaji/ kapak yang seteril untuk mencegah luka pada batang tidak terkena bakteri atau kotoran yang dapat menghambat pertumbuhan trubusan daun. Arah potongan menghadap arah matahari dengan kemiringan potongan 45 derajat dan menghadap cahaya matahari bertujuan agar luka cepat kering dan cukup mendapatkan asupan cahaya matahari agar mempercepat pertumbuhan daun. Daun dari panen perdana digunakan dalam bahan baku penyulingan minyak. Sedangkan kayu dari pemanenan dapat dijual karena masih bisa dimanfaatkan sebagai kayu bakar. b. Pangkas Panen Pangkas panen merupakan pangkas rutin yang dilakukan pada tekagan kayu putih yang telah dipangkas perdana untuk memperoleh daun kayu putih. Pangkas dilakukan bertahap mulai bulan Mei hingga Desember. Sebelum pelaksanaan pangkas terlebih dahulu dilakukan taksasi untuk mengetahui potensi daun di tiap-tiap petak. Potensi daun dilihat dari kerimbunan daun. Warna daun yang sudah hijau tua menandakan kandungan minyak nya



37



tinggi dan diameter cabang tunas baru minimal sudah berukuran 2 cm. Setelah ditentukan blok mana yang akan dipangkas kemudian petak-petak tersebut ditandai. Terdapat dua cara dalam memangkas daun kayu putih. Pertama adalah rimbas habis dimana semua cabang dipanen. Kedua yaitu rimbas sebagian yang menyisakan 1 hingga 2 cabang untuk memastikan tanaman kayu putih tidak mati. Rimbas sebagian dikenakan pada tegakan kayu putih yang sudah berumur tua. Daun yang telah dipangkas dikumpulkan dan diletakkan di jalan produksi untuk dimuat oleh truk daun. Titik pengumpulan daun dipilih sesuai kesepakatan antara tenaga pungut dengan mantri/ mandor. Kesepakatan titik pengumpulan bertujuan agar tenaga pungut tidak meletakkan daun sembarangan dan jika tenaga pungut tidak meletakkan daun sesuai titik kumpul atau daun tidak bisa terambil oleh truk daun maka upah pungut tidak dibayarkan. Selanjutnya truk pengangkut daun akan mengantarkan daun ke pabrik penyulingan kayu putih gelararan dan pabrik sendangmole untuk diolah menjadi minyak kayu putih. 2. Alat penyulingan



Rangkaian alat destilasi



Proses penyulingan minyak kayu putih menggunakan alat yang dikenal dengan nama alat destilasi. Alat ini digunakan untuk menguapkan minyak yang kemudian masuk ke bak penampungan setelah melalui kondensor. Secara umum, alat yang digunakan baik proses secara tradisional maupun modern sama. Hanya saja peralatan modern tidak menggunakan kayu bakar dan tungku untuk proses pemanasannnya. Bahan-bahan yang digunakan dalam untuk membuat peralatan penyulingan adalah bahan yang tahan panas dan tidak mudah karat. Hal ini bertujuan agar minyak yang dihasilkan terjamin dan tidak terkontaminasi. Adapun jenis-jenis bahan yang digunakan untuk membuat peralata destilasi/ penyulingan minyak kayu putih dan sejenisnya adalah: a. Stainless Steel Stainless merupakan suatu terminologi yang dikembangkan bagi bahan-bahan metal yang digunakan untuk membuat alat-alat pemotong seperti pisau dan gunting. Kemudian istilah 38



Stainless digunakan sebagai nama dagang bagi besi yang tahan terhadap karat dan oksidasi. Stainless steel merupakan campuran logam dengan kandungan chromium minimal 10.5 persen. Beberapa campuran logam lainnya ditambahkan guna menambah kekuatan dan kekerasannya. Logam-logam tersebut antara lain : Nikel, Molybdenum, Titanium, Tembaga. Jumlah kandungan dari logam-logam tersebut mempengaruhi kualitas dan grade dari Stainless steel. Selain bahan-bahan campuran yang berupa logam, Stainless steel juga ditambahkan campuran non logam yaitu karbon dan nitrogen. Stainless steel mempunyai kelebihankelebihan dibandingkan logam lain, yaitu : - Tahan terhadap karat - Tahan terhadap api dan panas - Hygiene (mudah untuk dibersihkan) - Mempunyai penampakan menarik - Perbandingan kekuatan dan berat yang baik - Mudah untuk dibentuk atau dipabrikasi - Tahan terhadap tumbukan - Mempunyai nilai ekonomi yang tinggi - Mempunyai daya hantar panas yang tinggi 17.3 W/m K b. Mild Steel Mild Steel atau besi kasar kelabu memiliki kadar atom C lebih tinggi dari pada besi kasar putih yaitu 3.5 – 5 %. Besi kasar kelabu bersifat kenyal dan rapuh. Besi kasar kelabu dibedakan dua macam yaitu besi kasar kelabu muda dan besi kasar kelabu tua. Besi kasar kelabu muda sangat baik untuk bahan pembuatan silinder-silinder mesin, mengandung silikon 0.5 – 1 % dan permukaannya halus. Sedangkan besi kasar kelabu tua mengandung silikon 3 % sangat baik untuk membuat benda besi tuang, mempunyai sifat mudah dituang, tahan terhadap tekanan, dan permukaan agak kasar. Untuk rangkaian alat yang digunakan untuk penyulingan antara lain: a. Ketel uap (boiler) Ketel uap adalah pembangkit uap dimana uap ini berfungsi sebagai zat pemindah tenaga kaloris. Melalui api dan gas asap kalor dipindahkan dari bahan bakar ke air dan uap melalui dinding bidang pemanas, kemudian uap dapat disalurkan ke pemakai sesuai dengan tujuan penggunaannya (Tambunan dan Karo-karo dalam Sunarto, 1992). Terdapat dua jenis ketel uap, yaitu ketel uap bertekanan tinggi dan ketel uap rendah. Ketel uap bertekanan tinggi digunakan untuk menghasilkan suhu yang lebih tinggi. Uap bertekanan rendah dan bersuhu rendah akan terkondensasi kembali menjadi air pada tumpukan bahan, sedangkan uap yang bertekanan tinggi dan suhu tinggi akan berpenetrasi ke dalam bahan secara lebih efektif, dan peristiwa kondensasi dalam ketel penyulingan akan berkurang. Ketel uap bertekanan tinggi lebih efisien untuk penyulingan karena mempersingkat proses penyulingan. Dalam beberapa hal, dikehendaki uap bertekanan yang rendah sehingga minyak yang dihasilkan bersifat lebih larut dalam alkohol dan tidak mengandung resin (Guenther, 1947). 39



Ukuran ketel uap tergantung pada jumlah uap yang dibutuhkan, dan tidak sembarang ketel uap dapat digunakan. Karena bahaya yang mungkin timbul dalam ketel uap tersebut sebaiknya membelinya pada penyalur tertentu. Ketel uap harus dilengkapi dengan alat pengukur jumlah air dan tekanan, katup pengaman pada tekanan tinggi, pompa atau injektor untuk mensirkulasikan air, dan pipa-pipa yang dapat diawasi secara manual. b. Ketel suling (retort) Ketel suling merupakan tempat daun yang akan disuling dan bahan tersebut berhubungan langsung dengan air dan uap. Ketel suling digunakan sebagai tempat air atau uap untuk mengadakan kontak langsung dengan bahan, serta untuk menguapkan minyak atsiri. Pada bentuk sederhana ketel suling berbentuk silinder atau tangki, yang mempunyai diameter sama atau lebih kecil dari tinggi tangki. Tangki tersebut dilengkapi dengan tutup yang dapat dibuka dan diapitkan pada bagian atas penampang ketel. Pada atau dekat penampang atas tangki dipasang pipa berbentuk leher angsa untuk mengalirkan uap ke kondensor (Guenther, 1947). Pada penyulingan dengan uap dan air dipasang suatu saringan (grid) atau dasar semu di atas dasar ketel suling sehingga air yang mendidih tidak kontak dengan bahan yang disuling. Uap air panas dialirkan melalui mantel uap atau melalui suatu pipa uap yang tertutup. Untuk bentuk sederhananya dapat dilakukan dengan cara pemanasan ketel secara langsung. Pada penyulingan dengan uap, kisi-kisi (grid) ditempatkan dekat ke dasar ketel. Uap dialirkan melalui suatu pipa uap, biasanya merupakan pipa melingkar yang berlubang atau melintang di bawah kisi-kisi (dasar semu) (Guenther, 1947). Pada zaman dulu, ketel suling di dalam industri dibuat dari bahan tembaga. Logam ini mempunyai keuntungan karena tahan lama (awet) dan mempunyai mutu yang tidak berubah walaupun telah mengalami perombakan. Bagian dalam dari ketel suling dilapisi kaleng tebal, dan digunakan sebagai bahan untuk kondensor ataupun bagian leher angsa. Tetapi minyak atsiri yang dihasilkan mengandung tembaga; biasanya berwarna hijau kebiru-biruan dan harus dipucatkan terlebih dahulu sebelum diperdagangkan . Plat aluminium dapat digunakan sebagai bahan ketel suling dan minyak yang dihasilkan mempunyai kualitas baik, akan tetapi minyak yang mengandung gugusan fenol akan bereaksi dengan aluminium. Saat sekarang bahan penyusun ketel suling yang mempunyai kualitas terbaik terbuat dari stainless steel sehingga menghasilkan minyak atsiri yang bermutu baik. Pada umumnya ketel termasuk bagian tutup, dilapisi dengan bahan isolasi yang berguna apabila bagian luar ketel kontak dengan udara dingin dan angin. Jika dinding luar ketel tidak diberi isolasi maka sebagian uap akan berkondensasi di dalam ketel akibat adanya panas yang hilang. Hal ini mengakibatkan bahan yang disuling menjadi lembab, partikel bahan akan menggumpal dan melekat sehingga jumlah uap yang dibutuhkan lebih banyak, penyulingan lebih lama dan biasanya menghasilkan rendemen (yield) minyak yang lebih rendah.



40



c. Bak pendingin (Kondensor)



Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mencairkan gas menjadi cair. Cara kerja dari kondensor ini yaitu pertukaran panas, dengan cara gas akan dimasukkan kedalam ruangan pada alat tersebut, diamana di dalamnya terdapat pipa-pipa yang berisi air ( sebagai pendingin), gas tersebut akan mengalami kontak dengan permukaan luar pipa sehingga 41



panasnya (panas latent) akan diserap oleh air pendingin yang membuat temperatur dari gas tersebut akan menurun dan akan terkondensasi. Dalam alat penyulingan minyak kayu putih, kondensor berada dalam tabung pendingin. Didalam bak pendingin terdapat pipa yang berfungsi merubah uap menjadi cair. Kecepatan aliran uap yang keluar dari kondensor dipengaruhi panjang dan diameter pipa pendingin. Kondensasi yang tidak sempurna menyebabkan air terbawak ke dalam minyak atau sebagian uap tidak terkondensasi sehingga mengurangi rendemen minyak. Kondensor yang paling umum digunakan adalah kondensor berpilin (coil condenser) yang dimasukkan ke dalam tangki berisi air dingin yang mengalir. Arah aliran air pendingin berlawanan dengan tangki berisi air dingin yang mengalir. Arah aliran air pendingin berlawanan dengan arah uap air dan uap minyak. Umumnya penggunaan air pendingin lebih efektif, dengan menyisipkan 2 pipa yang berpilin pada tiap tangki kondensor. Dalam penanganan kondensor yang lebih baik maka aliran air dingin yang lebih cepat menyebabkan pendinginan lebih efisien. Tabung kondensor disusun di dalam sebuah kotak vertikal sedangkan jumlah dan ukuran panjangnya tergantung dari jumlah uap yang dikondensasikan dan dibuat sedemikian rupa sehingga uap yang akan dikondensasikan masuk ke dalam tabung, dan air pendingin bersirkulasi di sekeliling tabung tersebut. d. Tungku Tungku merupakan hal yang penting dalam hal kebutuhan pembakaran. Tungku digunakan untuk meletakkan kayu supaya dengan menggunakan kayu bakar sedikit dapat menghasilkan kalor yang besar. Namun, untuk beberapa jenis mesin penyulingan tertentu sudah tidak menggunakan tungku.



e. Alat penampung dan pemisah hasil penyulingan (separator) 42



Alat ini digunakan untuk memisahkan minyak dari air suling. Jumlah volume air suling selalu lebih besar dari jumlah minyak, dalam hal ini diperlukan agar air suling tersebut terpisah secara otomatis dari minyak atsiri. Sebagian besar alat pemisah minyak dirancang dengan mengimitasi prinsip botol Florentine kuno. Minyak atsiri dan air suling tidak melarut; karena perbedaan bobot jenis maka larutan tersebut akan terpisah dimana minyak tersebut berada di atas lapisan air, hal ini yang merupakan prinsip kerja dasar dari alat ini.



3. Proses pembuatan minyak kayu putih Proses pembuatan minyak kayu putih dilakukan dengan mengambil minyak yang terkandung dalam daun kayu putih. Proses yang dilakukan adalah penyulingan atau destilasi. destilasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk memisahkan bahan kimia menurut tingkat kemudahan menguapnya maupun volatilitas bahan.dalam proses penyulingan inizat yang bercampur akan dididihkan agar menguap selanjutnya uap yang berasal dari zat tersebut akan dikondensasi sehingga membentuk cairan kembali namun dalam tempat yang berbeda.



43



Dalam teori destilasi, zat yang mempunyai titik didih lebih sedikit akan menguap lebih dulu dibandingkan dengan yang memiliki titik didih lebih tinggi. Tujuan dari destilasi sendiri adalah untuk memurnikan bentuk cair dititik didihnya serta memisahkan cairan dari zat padatnya. Uap tersebut akan dikeluarkan terhadap campurannya sebagai uap bebas. Adapun konsentrat yang jatuh juga sebagai destilat serta bagian cair yang tak menguap merupakan residu. Bila yang diinginkan dibagian campuran yang tak teruapkan, berarti proses tersebut disebut menjadi pengentalan dengan evaporasi. Proses penyulingan atau destilasi dalam pembuatan minyak kayu putih merupakan destilasi yang bertujuan untuk memisahkan cairan dari zat padatnya. Dalam hal ini minyak kayu putih diambil dari daun yang berasal dari tumbuhan kayu putih. Penyulingan minyak kayu putih merupakan proses hidrodifusi minyak yang melarut dahulu ke dalam air mendidih dan keluar dari sel secara osmosa. Pada proses penguapan air bersama uap minyak kayu putih keluar dan masuk pendingin kemudian diembunkan menjadi fase cair kembali. Untuk alat penyulingan minyak kayu putih digunakan 1 unitalat industry. Bahan baku diletakan di saringan. Pada bagian bawah terdapat kuali berisi air yang akan menyalurkan uap panas ke dalam bahan melalui lubang saringan. Ada beberapa langkah mengambil minyak kayu putih dari daunnya, yaitu :  Pemanenan atau pemangkasan Daun merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi minyak kayu putih. Daun kayu putih ini dihasilkan dari pohon kayu putih yang dapat ditanam dihutan maupun kebun. Pohon kayu putih dapat dipanen daunnya ketika sudah berusia minimal 4 tahun dari penanaman. Dalam memanen atau memangkas daun, daun yang sudah layak untuk digunakan adalah daun yang sudah berusia 6 bulan. setiap pohon dapat dipanen setiap 6 bulan sekali. Namun, selain memanen dikebun atau hutan sendiri, bisa juga dengan membeli dari petani dan sebagai pengepul.



44



Proses pemanenan sebaiknya dalam jumlah banyak karena membutuhkan banyak dalam sekali produksi. Agar lebih mudah, pengangkutan dapat menggunakan truk.



45



Sebelum dilakukan penyulingan, daun-daun disimpan dulu ke dalam gudang. Daun yang dipanen lebih dulu, hendaknya diolah lebih awal dan jangan sampai daun sudah dalam keadaan kering. Penimbunan dalam gudang tidak boleh lebih dari 2 hari karena akan menurunkan rendemen/ hasil dari penyulingan.



46



 Penguapan daun Pengolahan diawali dengan memasukkan daun ke dalam ketel suling. Namun daun-daun yang berasal dari kebun atau hutan biasanya masih berupa ranting-ranting dan belum dipetik guna mempermudah proses pemanenan. Untuk itu ranting-ranting tersebut perlu dibersihkan. Agar daun-daun sudah tidak ada kayunya.



Memetik daun dengan membersihkan ranting



47



Setelah daun-daun dipetik, selanjutnya daun dimasukkan ke dalam ketel suling untuk diambil minyaknya. Jangan lupa dimasukkan ditimbang dulu agar dapat membuat perhitungan dalam pengolahan untuk meghasilkan minyak kayu putih. Daun kayu putih yang sudah dimasukkan dalam tungku, dilakukan penguapan atau dialiri uap panas yang dialirkan dari uap hasil pemanasan air dalam dalam ketel air. Selama 4 jam uap air di alirkan kedalam tungku berisi daun / cabang kayu putih dengan tekanan tetap 0.5 bar dengan suhu konstan 90o C sehingga menghasil uap berisi minyak kayu putih.



48



 Penyulingan atau penurunan suhu uap Setelah daun kayu putih dimasukkan ke dalam ketel suling, selanjutnya dilakukan pemanasan pada ketel agar minyak yang terkandung dalam daun kayu putih tersebut menguap. Selanjutnya uap minyak kayu putih diturun suhu nya dengan cara dialirkan dalam tangki pendingin yang mengakibatkan uap minyak kayu putih menjadi cairan yang bercampur dengan air.  Penampungan dan pemisahan minyak kayu putih Cairan air dan minyak kayu putih selanjutnya di alirkan dan ditampung dalam container penampung yang akan memisahkan minyak kayu putih dengan air. Wadah tersebut adalah separator. Dalam separator, air dan minyak sudah benar-benar terpisah. Minyak akan keluar melalui selang atau lubang dalam alat separator. Prinsip dari penyulingan ini adalah perbedaan berat jenis nya. Oleh karena berat jenis minyak kayu putih lebih rendah dari berat jenis air , maka dengan sendiri minyak kayu putih akan mengapung diatas air. Selanjutnya minyak kayu putih yang sudah terpisah ditampung dalam wadah khusus. Setiap selesai prosessing tiap tungkunya ditimbang hasil minyaknya untuk mengetahui rendemen hasilnya.



Minyak dan air sudah terpisah dalam separator. Dalam separator, minyak akan mengalir melalui lubang sedangkan air tetap dalam tabung



 Pengangkatan limbah padat Proses penyulingan ini menghasilkan limbah padat utama berupa daun kayu putih yang telah diambil minyaknya. Setelah penyulingan selama sekitar 6 jam, maka minyak yang terkandung dalam daun kayu putih akan habis. Untuk itu, perlu daun-daun yang berada



49



dalam ketel uap tersebut harus diangkat dan dipindahkan ke tempat lain dan diganti dengan daun baru yang masih segar untuk proses penyulingan selanjutnya.  Pengemasan Pengemasan merupakan hal yang penting dalam produksi. Sebagai produk berupa minyak, kemasan minyak kayu putih harus rapat supaya minyak tidak tumpah atau bocor keluar. Minyak kayu putih juga merupakan produk obat yang penggunaannya tidak setiap saat. Oleh karena itu, kemasan kayu putih umumnya berukuran kecil. Selain karena penggunaan yang sedikit, juga agar praktis ketika dibawa terutama ketika dibawa dalam perjalanan minyak kayu putih tidak memberatkan. Biasanya, penampungan pertama minyak kayu putih dari proses penyulingan dalam ember maupun jerigen. Hasil penyulingan skala kecil biasanya dalam jerigen karena dijual dulu ke tengkulak sebelum dipasarkan lebih luas. Kemudian baru dilakukan pengemasan final ke botol-botol kecil. Adapun proses pengemasan minyak kayu putih yaitu: -



Penyaringan Minyak hasil penyulingan yang umumnya ditempatkan dalam jerigen selanjutnya dikemas dalam botol kecil. Namun, sebelum itu, sebaiknya minyak disaring dulu agar benar-benar murni dan steril. Penyaringan juga dilakukan dengan tujuan menyaring kotoran yang ada dalam minyak sehingga didapatkan minyak dalam keadaan bersh. Untuk cara yang sederhana, penyaringan ini dapat dilakukan menggunakan kertas saring.



50



-



Penuangan ke dalam botol Setelah mendapatkan minyak yang telah disaring, minyak dapat dikemas dalam botol. Botol-botol yang digunakan adalah dengan ukuran kecil seperti ukuran 25 ml, 40 ml, 60 ml sampai 100 ml. Namun, usahakan tetap membuat sampel dari kemasan yang diproduksi tersebut. Tujuannya adalah, ketika produk dikembalikan dari pasaran, setidaknya memiliki sampel yang memastikan keluaran produk.



-



Pelabelan Pelabelan adalah memberikan label kemasan dan merk dari produk minyak kayu putih yang dibuat. Pelabelan merk dapat menggunakan stiker dan ditempelkan pada botol kemasan. Dalam proses pelabelan ini hendaknya juga diberi tanda kode produksi dan tanggal kadaluarsa agar memudahkan pengecekan.



-



Penyegelan Penyegelan dilakukan sebagai upaya untuk mengunci produk dalam pengepakan/ pengemasan untuk masa berlaku tertentu. Penyegelan produk merupakan jaminan keamanan produk bahwa produk terlindungi dari gangguan pihak lain baik disengaja maupun tidak. Dalam melakukan penyegelan, bahan pengepak dan cara penyegelan harus memenuhi syarat bersih dan higienis sehingga tidak mencemari produk didalamnya.



C. Pengolahan Minyak Kayu Putih Tradisional



Pengolahan minyak kayu putih dalam skala kecil umumnya masih menggunakan cara tradisional terutama yang terjadi didaerah Indonesia timur seperti kepulauan Maluku. Di kepulauan Maluku pohon kayu putih mudah tumbuh karena memang habitat aslinya. Banyaknya tanaman kayu putih yang tumbuh tersebut kemudian dimanfaatkan untuk usaha pengolahan minyak kayu putih. Salah satu tempat yang banyak tumbuh kayu putih adalah di pulau Buru, Maluku. Pulau buru juga terkenal sebagai salah satu pulau penghasil minyak kayu putih (cajuputi oil). Sebagian besar lahan yang ada di Pulau Buru ditumbuhi oleh pohon kayu putih. Pohon kayu putih merupakan tumbuhan endemik yang ada di Pulau Buru, dapat tumbuh secara alami. Minyak kayu putih yang berasal dari Pulau Buru terkenal memiliki kualitas prima. Itulah yang menjadikan Pulau Buru sebagai pulau penghasil minyak kayu putih. Pengolahan minyak kayu putih di Maluku juga terdapat di pulau Seram yang meliputi desa Piru, Eti,Kaibobu, Waesala dan di desa-desa lainnya Pengolahan minyak kayu putih yang terdapat di pulau buru masih menggunakan cara tradisional. Namun, cara ini justru lebih murah untuk pemula yang ingin mengolah dan memproduksi minyak kayu putih. Ketel suling terbuat dari perpaduan dan kayu, hal ini menyebabkan uap bocor yang berakibat rendemen yang dihasilkan rendah.



51



Bak yang digunakan untuk penyulingan di Maluku



Penyulingan minyak kayu putih dilakukan dengan sistem rebus dan dengan pemanasan menggunakan kayu bakar dalam tungku. Adapun proses yang dilakukan dalam penyulingan minyak kayu putih di pulau Buru yaitu. a. Pengumpulan daun kayu putih Daun kayu putih diperoleh dari perimbasan pohon-pohon di hutan. Daun-daun yang akan digunakan adalah daun yang sudah cukup tua, sekitar 6 bulan. Daun-daun tersebut kemudian disiapkan untuk dimasukkan ke dalam ketel suling.



52



b. Mengisi air ke ketel untuk menguapkan daun



c. Ketek ditutup dengan saringan



53



d. Memasukkan daun kayu putih



e. Wadah ditutup dengan kepala ketel Setelah daun dimasukkan, kemudian wadah ditutup dengan dengan tutupnya. Uap yang dihasilkan dilewatkan kedalam kepala ketel dan terompong.terompong merupakan pipa yang disalurkan dalam kondensor agar gas uap dari munyak mencair.



54



terompong



Kepala ketel disambungkan dengan terompong yang telah tersalur dengan bak air yang berfungsi sebagai kondensor.



55



f. Membuat pemanasan dengan menyalakan api Dalam perebusan daun kayu putih cara tradisional ini, pemanasan masih menggunakan kayu bakar. Persiapan dimulai dengan dengan menyiapkan kayu-kayu dalam tungku. Dalam pemanasan ini, harus dijaga kondisi apinya agar tidak mati maupun mengecil. Kayu-kayu bakar dipersiapkan banyak karena proses perebusan yang memakan waktu lama.



g. Perebusan daun Perebusan dilakukan dengan memasukkan daun-daun ke dalam ketel suling. Perebusan dilakukan selama kurang lebih 9 jam. Perebusan masih menggunakan peralatan yang sederhana. Di pulau Buru ini ketel-ketel dilapisi dengan kayu atau kulit dari tumbuhan kayu putih agar tetap awet.



56



Setelah direbus dalam waktu yang lama, daun-daun tersebut akan mengeluarkan uap yang kemudian menjadi minyak kayu putih. Uap tersebut akan dilewatkan dalam bak air yang berfungsi sebagai pendingin. Kemudian uap tersebut terkondensasi dan menjadi minyak kemudian mengalir mengalir melalui pancuran yang dibuat.



57



h. Penuangan ke dalam wadah Minyak kayu putih yang hasil olahan yang berasal dari penyulingan ditampung dalam wadah. Biasanya dikemas dengan jerigen atau botol. Jika dengan jerigen, biasanya langsung dari pancuran ke jerigen dengan corong. Namun, untuk kemasan botol harus dalam wadah lain dulu selanjutnya dimasukkan ke dalam botol. Minyak kayu putih hasil penyulingan ini ada yang langsung dipasarkan, namun ada juga yang dijual melalui tengkulak. Karena produksi yang dihasilkan merupakan skala kecil.



D. Limbah Hasil Penyulingan Setiap proses produksi pasti menghasilkan limbah. Begitu juga dengan proses penyulingan minyak kayu putih ini. Dalam proses penyulingan minyak kayu putih ini menghasilkan dua jenis limbah. Yaitu limbah padat dan limbah cair. Namun untuk limbah cair yang berupa campuran air dengan minyak tidak diolah dan langsung dibuang ke saluran pembuangan karena bersifat alami dan tidak beracun. Untuk limbah padat, terdapat tiga jenis limbah yang dihasilkan, antara lain: 1. Kerak kapur 58



Kerak kapur dihasilkan dari proses penguapan dan menempel pada saluran pipa-pipa. Namun, tidak semuanya menghasilkan kerak kapur. Kerak kapur dapat muncul jika daerah tersebut mengandung kapur seperti daerah di Gunung Kidul, Yogyakarta yang memang memiliki jenis tanah dan air yang mengandung kapur. Kerak tersebut akan menjadi kendala dalam proses penyulingan karena akan menyumbat aliran uap menuju separator. Untuk itu perlu apabila air yang digunakan mengandung kapur, hendaknya rutin dibersihkan, dan ketika dibersihkan, tidak sedang dalam proses penyulingan.



Limbah kapur sejauh ini belum bisa dimanfaatkan. Tetapi limbah kapur juga tidak begitu berbahaya dan meracuni. Namun tetap tidak bisa dibuang sembarangan. Sampai sejauh ini masih belum ada solusi untuk mengurangi atau menghilangkan terbentuknya kerak-kerak dalam pipa. 2. Limbah daun Daun dari tumbuhan kayu putih merupakan bahan baku utama, serta yang dapat diambil minyaknyba dalam proses penyulingan minyak kayu putih. Akan tetapi, ketika proses penyulingan, daun-daun tersebut tidak hancur. Melainkan hanya matang dan minyak yang terkandung didalamya keluar. Daun-daun tersebut kemudian menjadi limbah, namun dapat dimanfaatkan.



59



Limbah daun dapat dikumpulkan dalam gudang untuk dikeringkan dan selanjutnya dapat diubah menjadi briket dengan dicetak. Briket dapat dijual dan digunakan sebagai sebagai bahan bakar dipabrik maupun dalam industri rumahan seperti pabrik tahu atau jajanan lokal. 3. Abu briket Abubriket diperoleh dari abu saat proses pembaharuan briket yang menjadi bahan bakar. Abu briket ini dapat digunakan sebagai bahan untuk campuran pupuk bokasi. Abu briket juga dimanfaatkan masyarakat sebagai pupuk tanaman kayu putih dan juga pupuk lainnya.



60



61