PEMELIHARAAN PERALATAN LISTRIK (Minyak Trafo) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagianbagian transformator dan bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian yang lainnya. Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi. Sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya. 1.2 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut. 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian minyak trafo secara umum. 2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari pemeliharaan listrik. 3. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam pemeliharaan peralatan listrik. 4. Mahasiswa dapat memahami cara pemeliharaan dan perawatan pada Minyak Transformator . 5. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam pengujian minyak transformator. 1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut 1. Apa pengertian dan fungsi minyak transformator ? 2. Apa saja penyebab kerusakan minyak transformator ? 3. Bagaimana cara memelihara dan merawat transformator ? 4. Bagaimana cara pengujian minyak transformator ?



1.4 Manfaat 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari minyak transformator. 2. Mahasiswa dapat memahami masalah yang ada pada minyak transfomator. 3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pengujian pada minyak transformator. 4. Mahasiswa dapat mengetahui perawatan yang dibutuhkan minyak transformator.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Minyak Transformator Bahan isolasi pada peralatan tegangan tinggi terdiri dari bahan isolasi padat, gas, dan cair, dimana bahan-bahan isolasi ini memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan dielektrik udara. Minyak isolasi merupakan salah satu bahan dielektrik yang mempunyai peranan penting dalam sistem kelistrikan bidang peralatan tegangan tinggi khususnya sebagai bahan isolasi. Minyak isolator yang digunakan dalam taranformator daya mempunyai beberapa tugas utama, yaitu:    



Media isolator Media pendingin Media/alat untuk memadamkan busur api Perlindungan terhadap korosi dan oksidasi



Isolasi minyak terdiri dari beberapa jenis, baik dari segi pembuatannya maupun jenis bahannya. Isolasi minyak yang sering digunakan adalah: A. Minyak mineral B. Minyak sintesis 1. Minyak Mineral Minyak mineral adalah minyak yang berbahan dasar dari pengolahan minyak bumi yaitu antara fraksi minyak diesel dan turbin yang mempunyai struktur kimia yang sangat kompleks. Isolasi minyak hasil distilasi ini masih harus dimodifikasi agar tahanan isolasinya tinggi, stabilitas panasnya baik, serta memenuhi syarat-syarat teknis lainnya. Selain pada transformator daya isolasi minyak bahan mineral ini banyak digunakan pada pemutus tenaga (CB), dan kapasitor, dimana selain selain berfungsi sebagai bahan dielektrik dan sebagai pendingin (penyerap panas). 2. Minyak Sintesis Minyak jenis ini mempunyai sifat lebih menguntungkan antara lain tidak mudah terbakar dan tidak mudah teroksidasi. Namun beracun dan dapat melukai kulit. Penggunaan minyak isolasi mineral masih mengalami keterbatasan, karena sifatnya yang mudah beroksidasi dengan udara, mengalami pemburukan yang cepat dan sifat kimia dapat berubah akibat kenaikan temperatur yang terjadi akibat pemadaman busur api atau saat peralatan beroperasi. Minyak sintesis adalah isolasi minyak yang diolah dengan proses kimia yang tepat untuk mendapatkan karakteristik yang bila dibandingkan dengan isolasi minyak bahan mineral.



Sifat isolasi minyak sintesis bila dibandingkan dengan isolasi minyak bahan mineral adalah: 1. Kekuatan dielektriknya di atas 40 kV. 2. Harganya lebih murah. 3. Berat jenisnya 1,56 dan jika bercampur dengan air, minyak isolasi sintesis berada dibawah permukaan air sehingga mempermudah dalam proses pemisahan dan pemurnian kadar air dalam minyak. 4. Untuk kondisi pemakaian yang sama dengan minyak mineral, uap lembab akan menyebabkan oksidasi yang lebih pada isolasi minyak sintesis dan penurunan dielektrik yang lebih cepat dibandingkan dengan isolasi minyak isolasi mineral tetapi karena umurnya panjang dan sifat pendinginnya lebih baik maka pada beberapa pemakaian isolasi minyak sintesis banyak digunakan. Berikut adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh minyak transformator agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, antara lain:  Kekuatan isolasi tinggi  Massa jenis (density) yang rendah  Viskositas kinematik rendah  Titik nyala (falsh Point) tinggi  Titik ruang (pour point) serendah mungkin  Angka kenetralan yang baik  Stabilitas oksidasi tinggi  Kandungan air yang rendah  Tegangan tembus (breakdown voltage) tinggi  Faktor kebocoran dielektrik (DDF) yang baik Tahanan jenis (resistivity) tinggi Tegangan pada Minyak Transformator distribusi selalu dinaikkan sampai dengan 5%. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengantisipasi terjadinya drop tegangan pada saluran dengan rincian sbb: 1. Maksimum 3% hilang pada saluran antara pembangkit (dalam hal ini Minyak Transformator distribusi) sampai dengan sambungan rumah. 2. maksimum 1% hilang pada saluran antara sambungan rumah sampai dengan KWh meter. 3. Maksimum 1% hilang pada saluran KWh meter - panel pembagi alat listrik terjauh. Semakin besar rugi daya dalam persen, berarti semakin besar kerugian energi yang terjadi. Penyebab Gangguan Minyak Transformator : 1. Tegangan Lebih Akibat Petir 2. Overload dan Beban Tidak Seimbang



3. Loss Contact Pada Terminal Bushing 4. Isolator Bocor/Bushing Pecah 5. Kegagalan Isolasi Minyak Minyak Transformator/Packing Bocor 2.2 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain : 1. Untuk meningkatkan reability, availability, dan efficiency. 2. Untuk memperpanjang umur peralatan. 3. Untuk mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan. 4. Meningkatkan safety peralatan. 5. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan. 2.3 Jenis-jenis Pemeliharaan 1. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Base Maintenance). 2. Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tibatiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada : Instruction Manual dari pabrik, standar-standar yang ada ( IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Base Maintenance). 3. Corrective Maintenance Pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu-waktu tertentu ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian



part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana. 4. Breakdown Maintenance Pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat. Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam : 1. Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau petugas patroli bagi Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO – Gardu Induk Tanpa Operator). 2. Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan. 2.4 Pemeliharaan Minyak Transformator 1. Pemeriksaan Nameplate MinyakTransformator sebelum pekerjaan pemeliharaan Minyak Transformator dilaksanakan, prosedur pelaksanaan pekerjaan yang pertama dilakukan adalah mendata spesifikasi teknis dari Minyak Transformator tersebut dengan mengamati (nameplate).



Gambar 1 Nameplate Pemeriksaan Secara Visual Pemeriksaan fisik Minyak Transformator secara visual meliputi pemeriksaan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan kondisi tangki dari kebocoran atau akibat dari benturan. 2. Pemeriksaan kondisi baut-baut pengikat di bushing.Pemeriksaan kondisi bushing primer atau sekunder. 3. Pemeriksaan valve tekanan udara. 4. Pemeriksaan thermometer. 5. Pemeriksaan kondisi tap charger/sadapan.



2. Pengukuran Nilai Tahanan Isolasi Setelah pemeriksaan secara visual dilakukan, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan/pengukuran nilai tahanan isolasi Minyak Transformator dengan menggunakan megger (primer-body, sekunder-body dan primer-sekunder), sehingga dapat dipastikan jenis kerusakan dan bagian mana dari Minyak Transformator yang mengalami kerusakan. Dengan melakukan perawatan secara berkala dan pemantauan kondisi transformator pada saat beroperasi akan banyak keuntungan yang didapat, antara lain: 1. Meningkatkan keandalan dari transformator tersebut 2. Memperpanjang masa pakai 3. Jika masa pakai lebih panjang, maka secara otomatis akan dapat menghemat biaya penggantian Unit Minyak Transformator. Adapun langkah-langkah perawatan dari transformator, antara lain adalah: 1. Pemeriksaan berkala kualitas minyak isolasi. 2. Pemeriksaan/pengamatan berkala secara langsung (Visual Inspection) 3. Pemeriksaan-pemeriksaan secara teliti (overhauls) yang terjadwal. 3. Pemeriksaan Kondisi Transformator Saat Beroperasi 1. Pada saat transformator beroperasi ada beberapa pemeriksaan dan analisa yang harus dilakukan, antara lain: Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi transformator, meliputi: a. Tegangan tembus (breakdown voltage) b. Analisa gas terlarut (dissolved gas analysis, DGA) c. Analisa minyak isolasi secara menyeluruh (sekali setiap 10 tahun) 2. Pemeriksaan dan analisa kandungan gas terlarut (Dissolved gas analysis, DGA), untuk mencegah terjadinya:(partial) discharges, Kegagalan thermal (thermal faults), Deteriorasi /pemburukan kertas isolasi/laminasi. 3. Pemeriksaan dan analisa minyak isolasi secara menyeluruh, meliputi: power factor (cf. Tan δ), kandungan air (watercontent), neutralisation number, interfacial tension, furfural analysis dan kandungan katalisator negatif (inhibitor content) 4. Pengamatan dan Pemeriksaan Langsung (Visual inspections) a. Kondisi fisik transformator secara menyeluruh.



b. Alat-alat ukur, relay, saringan/filter dll. c. Pemeriksaan dengan menggunakan sinar infra-merah (infrared monitoring) setiap 2 tahun sekali.



4. Tindakan yang harus dilakukan pada saat Pemeriksaan Teliti (Overhaul) 1. Perawatan dan pemeriksaan ringan (Minor overhaul), setiap 3 atau 6 tahun. a. on-load tap changers b. oil filtering dan vacuum treatment c. relays dan auxiliary devices. 2. Perawatan dan pemeriksaan teliti (Major overhaul) a. Secara teknis setidaknya 1 kali selama masa pakai. b. pembersihan, pengencangan kembali dan pengeringan. 3. Analisa kimia a. analisa kertas penyekat/laminasi (sekali setiap 10 tahun) 4. Pengujian listrik (Electrical Test) untuk peralatan; a. power transformer b. bushing primer dan sekunder c. Transformator ukur (measurement transformator) d. breaker capacitors 5. Pengujian listrik (electrical test) dilakukan setidaknya setiap 6 - 9 tahun. Pengujian yang dilakukan meliputi; a. Doble measurements b. PD-measurement c. Frequency Responce Analysis, FRA d. voltage tests



2.5 Pengujian Minyak Transformator 1.



Pengjuian Dissolved Gas Analysis (DGA) Trafo sebagai peralatan tegangan tinggi tidak lepas dari kemungkinan mengalami kondisi abnormal, dimana pemicunya dapat berasal dari internal maupun external trafo. Ketidaknormalan ini akan menimbulkan dampak terhadap kinerja trafo. Secara umum, dampak/ akibat ini dapat berupa overheat, corona dan arcing. Salah satu metoda untuk mengetahui ada tidaknya ketidaknormalan pada trafo adalah dengan mengetahui dampak dari ketidaknormalan trafo itu sendiri. Untuk mengetahui dampak ketidaknormalan pada trafo digunakan metoda DGA



(Dissolved gas analysis). Pada saat terjadi ketidaknormalan pada trafo, minyak isolasi sebagai rantai hidrocarbon akan terurai akibat besarnya energi ketidaknormalan dan akan membentuk gas - gas hidrokarbon yang larut dalam minyak isolasi itu sendiri. Pada dasarnya DGA adalah proses untuk menghitung kadar / nilai dari gas-gas hidrokarbon yang terbentuk akibat ketidaknormalan. Dari komposisi kadar / nilai gas - gas itulah dapat diprediksi dampak – dampak ketidaknormalan apa yang ada di dalam trafo, apakah overheat, arcing atau corona. Gas gas yang dideteksi dari hasil pengujian DGA adalah H2 (hidrogen), CH4 (Methane), N2 (Nitrogen), O2 (Oksigen), CO (Carbon monoksida), CO2 (Carbondioksida), C2H4 (Ethylene), C2H6 (Ethane), C2H2 (Acetylene). Untuk mengambil sample minyak untuk pengujian DGA harus menggunakan syringe, selang sampling dan konektor sampling pada valve trafo. Alat yang digunakan pengujian DGA salah satunya adalah TRANSPORT X. TRANSPORT X menggunakan teknik photo-acoustic spectroscopy (PAS) untuk melakukan analisis DGA dengan kualitas sangat tinggi, memberikan pengukuran semua gas gangguan plus moisture. 



Keuntungan pengujian DGA : Deteksi dini akan adanya fenomena kegagalan yang ada pada transformator yang di ujikan.







Kelemahan pengujian DGA : Diperlukan tingkat kemurnian yang tinggi dari sampel minyak yang di ujikan.



2.



Pengujian Breakdown Voltage (BDV) Pengujian BDV atau pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui kemampuan isolasi minyak dalam menahan stres tegangan. Dengan kata lain pengujian ini dapat menjadi indikasi keberadaan kontaminan seperti kadar air dan partikel. Rendahnya nilai BDV dapat mengindikasikan keberadaan salah satu kontaminan tersebut dan tingginya BDV belum tentu juga mengindikasikan bebasnya minyak dari semua jenis kontaminan. Karakteristik pada isolasi cair akan berubah jika terjadi ketidakmurnian di dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses kegagalan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya partikel padat, uap air dan gelembung gas. Teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut:



a. Teori Kegagalan Zat Murni atau Elektronik Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas, artinya proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang



terjadi dalam gas. Oleh karena itu supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang dimasukkan ke dalam zat cair. Elektron awal inilah yang akan memulai proses kegagalan. b. Teori Kegagalan Gelembung Gas Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan yang disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas didalam isolasi cair. Gelembung-gelembung udara yang ada dalam cairan tersebut akan memanjang searah dengan medan. Hal ini disebabkan karena gelembunggelembung tersebut berusaha membuat energi potensialnya minimum. Gelembung gelembung yang memanjang tersebut kemudian akan saling sambung-menyambung dan membentuk jembatan yang akhirnya akan mengawali proses kegagalan. c. Teori Kegagalan Bola Cair Jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain, maka dapat terjadi kegagalan akibat ketidakstabilan bola cair tersebut dalam medan listrik. Medan listrik akan menyebabkan tetesan bola cair yang tertahan di dalam minyak yang memanjang searah medan dan pada medan yang kritis tetesan ini menjadi tidak stabil. Setelah menjadi tidak stabil bola air akan memanjang, dan bila panjangnya telah mencapai dua pertiga celah elektroda maka saluran-saluran lucutan akan timbul sehingga kemudian kegagalan total akan terjadi. d. Teori Kegagalan Tak Murnian Padat Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya butiran zat padat (partikel) di dalam isolasi cair yang akan memulai terjadi kegagalan. 3.



Pengujian Tangent Delta (Tan δ) Dalam sistim kelistrikan, Disipasi Fakor atau Pengukuran Tangen Delta bertujuan untuk mengetahui kualitas isolasi suatu peralatan listrik. Oleh karena itu, suatu peralatan listrik yang baru perlu diketahui hasil uji tangen delta-nya yang nantinya berguna sebagai referensi untuk pengukuran tangen delta berikutnya yang dilakukan secara berkala, sehingga didapat grafik degradasi tahanan isolasi peralatan tersbut. Grafik hasil uji tanden delta tersebut akan memperlihatkan efek penuaan tahahanan isolasi suatu peralatan mulai dari awal pembuatan sampai selama pengoperasian. Dengan data ini, dapat ditentukan kapan dilakukan pemeliharaan, penggantian peralatan tersebut secara terencana, sehingga kerusakan secara tidak terduga dapat ditekan. Hal inipun menjamin keamanan dan kestabilan supplay listrik. Salah satu karakteristik penting dalam material isolasi adalah faktor rugi-rugi dielektrik (tan δ). Nilainya dapat digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan sebenarnya dari kualitas dielektrik tersebut.



Gambar 3.25 Rangkaian ekivalen paralel dari material dielektrik dan diagram fasor Ir dan Ic Berdasarkan vektor pada gambar 3.25 maka tan δ dapat ditentukan berdasarkan nilai Ic dan Ir sebagai berikut: 𝐼𝑟 tan 𝛿 = 𝐼𝑐 Jika Ir = Vr/R dan IC = VC/XC maka 𝑉 /𝑅



tan 𝛿 = 𝑉 𝑟/𝑋 dimana XC = 1/jωC 𝑐



𝑐



Karena rangkaian ekivalen suatu dielektrik merupakan rangkaian paralel maka nilai Vr = VC. Dengan demikian maka persamaan tan δ menjadi: 1 𝑋𝐶 𝑗𝜔𝐶 tan 𝛿 = → tan 𝛿 = 𝑅 𝑅 1 tan 𝛿 = 𝑅𝑗𝜔𝐶 Dari persamaan di atas jelas terlihat bahwa besarnya tan δ dipengaruhi oleh nilai hambatan (R) dan nilai kapasitansi (C). Alat Pengujian yang digunakan untuk mengetahui kualitas dielektrik isolasi minyak transformator adalah Doble Test Assistant (DTA) M4100 dan software M4000.



2.6 Perawatan Treatment atau perawatan merupakan tindakan korektif yang dilakukan berdasarkan hasil in service inspection, in service measurement, shutdown measurement dan shutdown function check. 1. Reklamasi



Hampir sama dengan proses purification/ filter, proses reklamasi dilengkapi dengan melewatkan minyak pada fuller earth yang berfungsi untuk menyerap asam dan produk-produk oksidasi pada minyak. Reklamasi dilakukan apabila berdasarkan hasil kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar asam berada pada kondisi buruk. 2. Ganti Minyak Penggantian minyak dilakukan berdasarkan rekomendasi hasil pengujian kualitas minyak dan diperhitungkan secara ekonomis. 3. Cleaning Merupakan pekerjaan untuk membersihkan bagian peralatan/ komponen yang kotor. Kotornya permukaan peralatan listrik khususnya pada instalasi tegangan tinggi dapat mengakibatkan terjadinya flash over pada saat operasi atau mengganggu konektivitas pada saat pengukuran. Adapun alat kerja yang dipakai adalah majun, lap, aceton, deterjen, sekapen hijau, vacuum cleaner, minyak isolasi trafo. 4. Tightening Vibrasi yang muncul pada trafo dapat mengakibatkan baut - baut pengikat kendor. Pemeriksaan secara periodik perlu dilakukan terhadap baut - baut pengikat. Peralatan kerja yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan ini adalah kunci - kunci. Pelaksanaan tightening atau pengencangan harus dilakukan dengan menggunakan kunci momen dengan nilai yang sesuai dengan spesifikasi peralatan 5. Replacing Parts Merupakan tindakan korektif yang dilakukan untuk mengganti komponen transformer akibat kegagalan fungsi ataupun berdasarkan rekomendasi pabrikan. 6. Greasing Akibat proses gesekan dan suhu, grease - grease yang berada pada peralatan dapat kehilangan fungsinya. Untuk mengembalikan fungsinya dilakukan penggantian grease / greasing. Penggantian grease harus sesuai dengan spesifikasi grease yang direkomendasikan pabrikan. Adapaun jenis jenis grease berdasarkan jenisnya adalah



sebagai berikut: 



Ceramic/ glass cleaner grease →grease yang digunakan untuk membersihkan isolator yang berbahan dasar keramik atau kaca.







Roller bearing grease (Spray type) → grease yang digunakan pada kipas trafo dan sambungan tuas penggerak OLTC







Electrical jointing compound / contact grease → grease yang digunakan pada terminal grounding dan bushing







Minyak pelumas SAE 40 → pelumas yangdigunakan pada gardan penggerak OLTC



7. Purification/ Filter Proses purification/ filter ini dilakukan apabila berdasarkan hasil kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar air dan tegangan tembus berada pada kondisi buruk.



Gambar Alat Sirkulasi (purifikasi) Minyak Transformator



Pengecekan Warna Isolasi Minyak Transformator



Gambar Standar Warna Isolasi Minyak Transformator di PT. IKPP Standar warna isolasi minyak transformator di PT. IKPP dapat di lihat pada gambar 4.4. Berikut merupakan keterangan dari standar warna isolasi minyak transformator di PT. IKPP: Keterangan: 1. Jernih 2. Kuning pucat 3. Kuning 4. Kuning cerah 5. Kecoklatan 6. Coklat 7. Coklat gelap



: Kondisi minyak yang baru : Kondisi minyak yang baik : Kondisi minyak operasi : Kondisi minyak memburuk : Kondisi minyak buruk : Kondisi minyak amat buruk : Kondisi minyak sangat buruk



BAB III KESIMPULAN 1. Minyak Transformator merupakan salah satu bahan dielektrik yang mempunyai peranan penting dalam sistem kelistrikan bidang peralatan tegangan tinggi khususnya sebagai bahan isolasi. 2. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan. 3. Jenis pemeliharaan peralatan listrik ada 4 , yaitu : Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) , Preventive Maintenance (Time Base Maintenance) , Corrective Maintenance , Breakdown Maintenance 4. Langkah pemeliharaan trafo dengan menguji dengan metode BDV, DGA dan Tan delta lalu hasilnya akan disimpulkan dan pelaksanaan perawatan yang sesuai dengan masalah pada transformator. 5. Jenis-jenis perawatan minyak transformator adalah Filtrasi, Reklamasi , Ganti Minyak , Cleaning , Tightening, Replacing Part , Dan Greasing



DAFTAR PUSTAKA 1. Yantoro ,Yudi Sabari. 2015 . PEMELIHARAAN MINYAKTRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN. Tegal . 2. Anonim. 2014. Himpunan Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Tenaga . Jakarta: PT. PLN (PERSERO)