7 0 231 KB
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah member rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “pemeriksaan tekstil”. Terimakasih pula kepada dosen pengampuh mata kuliah pelayanan prima untuk makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan anggota kelompok yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan pengetahuan dan untuk menambah wawasan
kita semua dalam hal yang menyangkut dengan
pemeriksaan tekstil. Makalah ini banyak sekali kekurangan pada penulisan maupun pembahasannya sehingga kami sangat membutuhkan saran dari pembaca. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .
Makassar, 20 februari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang.............................................................................................1 B. Rumusan masalah.......................................................................................2 C. Tujuan penulisan.........................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian pemeriksaan tekstil...................................................................3 B. Manfaat pemeriksaan tekstil.......................................................................4 C. Kecacatan yang ada padaa tekstil...............................................................4 D. Tahap-tahap dalam pemeriksaan tekstil.......................................................6 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................17 B. Saran..........................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
BAB I A. Latar belakang Persaingan bisnis saat ini semakin hari dirasakan semakin ketat karena didukung oleh faktor kemajuan teknologi yang berkembang dari waktu ke waktu. Kemajuan teknologi membantu setiap para pengusaha dan pekerja dalam menjalankan pekerjaannya. Jika dahulu pekerjaan dilakukan secara manual maka pada saat ini pekerjaan dapat dibantu dengan kemajuan teknologi seperti mesin. Salah satu industri yang banyak menggunakan mesin yaitu industri tekstil. Dengan adanya persaingan, perusahaan dituntut untuk berorientasi kepada kepuasan konsumen yang merupakan tujuan utama dari perusahaan. Salah satu kepuasan konsumen yaitu kualitas produk dan jasa yang dihasilkan. Namun dalam setiap menjalankan proses produksi memungkinkan terjadinya kecacatan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus/continuous improvement dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. Jika terjadi kecacatan produk dan produk dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan konsumen akan berdampak pada pengembalian produk. Jadi sebelum menyebarluaskan produk tekstil perlunya pemeriksaan terlebih dahulu.
B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat rumusan masalah dapat diambil sebagai berikut: 1. Apa itu pemeriksaan tekstil 2. Manfaat pemeriksaan tekstil 3. Apa saja kecacatan yang ada tekstil 4. Apa saja tahap-tahap dalam pemeriksaan tekstil C. Tujuan penulisan Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah agar dapat memahami: 1. Pemeriksaan tekstil 2. Manfaat pemeriksaan tekstil 3. Kecacatan yang ada pada tekstil 4. Tahap dalam pemeriksaan tekstil
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian pemeriksaan tekstil Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara ''pressing''. Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain. Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan untuk menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan. tekstil juga dapat diartikan jalinan antara lungsin dan pakan atau dapat dikatakan sebuah anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan.
Tekstil dikelompokan menurut jenisnya yaitu 1. Berdasarkan jenis product/bentuknya:serat staple, serat filamen, dan benang kain product jadi 2. berdasarkan jenis bahannya:serat alam, serat sintetis dan serat campuran 3. berdasarkan jenis warna/motifnya:putih, berwarna, bermotif/bergambar 4. berdasarkan
jenis
tunggal,benang gintir
konstruksinya:
tenun,rajut,renda,kempa,benang
B. Manfaat pemerisaan tekstil 1. Menghindari kerugian materi akibat rusaknya tekstil 2. Menjaga kualitas tekstil 3. Memberi kepuasan terhadap konsumen C. Kecacatan tekstil beberapa hal yang sering terjadi pada tekstil, antara lain: 1. Cacat lusi terjadi karena adanya alur benang yang tidak sesuai dengan sehingga menyebabkan kain menjadi carang. Terdapatnya beberapa faktor yang dapat menyebabkan cacat lusi yaitu : a) Faktor manusia dan metode seperti kelalaian pekerja karena kesalahan memasukan benang. Benang yang dimasukan tidak sesuai pada alur nya sehingga menyebabkan kecacatan. Alur pada lusi yaitu vertikal mengikuti panjang kain. Pemasukan benang dilakukan secara manual satu per satu oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi dan keterampilan dari pekerja. b) Faktor lingkungan seperti kondisi ruangan yang terlalu panas membuat benang menjadi cepat rapuh. c) Faktor mesin seperti adanya alat pemasukan benang yang terputus sehingga jumlahnya menjadi tidak genap. Jika jumlah tidak genap maka benang akan menjadi kusut. 2. Kecacatan pada pakan hampir mirip dengan kecacatan lusi. Perbedaannya adalah pada alur benangnya 3. Belang merupakan perbedaan warna yang terjadi antara daerah kain satu dengan daerah kain lain yang masih berada dalam 1 kain yang sama. Kecacatan belang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor seperti :
a) Faktor manusia seperti kesalahan dalam pengambilan kain grey yang disebabkan karena penulisan nama kain grey yang salah . Satu nama merek tetapi memiliki dua jenis kain yang berbeda. Kesalahan dalam pengambilan kain grey dapat menyebabkan belang karena benang yang digunakan berbeda sehingga penanganan yang dilakukan pun berbeda. Kemudian kesalahan dalam menimbang obat. Hal ini dapat disebabkan karena alat timbang yang rusak sehingga antara berat aktual dan angka ukuran tidak sesuai dan dapat juga disebabkan karena penulisan resep obat yang salah sehingga terjadi kesalahan dalam menimbang. b) Faktor mesin dimana mesin celup digerakan dengan bantuan mesin boiler yang menggunakan batu bara, ketika batu bara habis ditengah proses maka mesin akan berhenti. Ketika mesin berhenti terjadi sirkulasi udara sehingga menyebabkan putaran kain menjadi tidak sama. Selain itu dapat disebabkan karena mesin yang kotor yaitu sisa sisa warna yang menempel spada mesin belum dibersihkan sehingga warna warna menjadi menempel pada kain. c) Faktor material seperti terdapatnya kandungan logam di dalam air yang dapat mempengaruhi proses pencelupan dan material obat warna yang dibiarkan terbuka terlalu lama sehingga menyebabkan kerusakan pada warna. d) Faktor lingkungan seperti terdapatnya area terbuka seperti area batu bara sehingga karbon batu bara dapat menempel pada kain yang masih basah. Selain itu terdapatnya area obat yang tidak ditutup sehingga terjadi percampuran dengan debu. e) Faktor metode seperti waktu perendaman kain yang terlalu lama dapat menyebabkan kain menjadi belang.
4. Warna tidak cocok Penyebab kecacatan pada warna tidak cocok hampir mirip dengan cacat belang. Perbedaan yang terjadi adalah terletak pada hasil yang diperoleh. D. tahap pemeriksaan tekstil Pemeriksaan tekstil terbagi menjadi yaitu pemeriksaan tekstil dengan uji pembakaran dan pemeriksaan tekstil dengan melihat dan meraba 1. Pemeriksaan tekstil dengan uji pembakaran Penelitian bahan tekstil bertujuan mengetahui asal serat bahan tekstil. Untuk mengetahu asal bahan tekstil dapat dilakukan dengan berbagai cara dari mulai yang sederhana sampai dengan yang sangat detail yaitu melalui laboratorium. Pemeriksaan asal bahan tekstil yang sederhana dapat dilakukan dengan uji pembakaran. Uji pembakaran adalah salah satu alternatif untuk pemeriksaan asal serat bahan tekstil. Hal ini dilakukan bila pemeriksaan asal serat dengan cara yang lain belum dapat diketahui secara pasti. Uji pembakaran dilakukan dengan membakar serat tekstil dengan cara sebagai berikut: Benang dicabut dari bahan kemudian dipegang dengan pinset dan dibakar, atau bisa juga dengan membakar perca bahan tekstil. Untuk melakukan uji pembakaran dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut : a) Lilin atau lampu minyak dan korek api. b) Gelas laboratorium 250 ml. c) Sampel dari perca bahan tekstil berbagai jenis, atau benang. Langkah kerja a) Siapkan buku/kertas untuk mencatat hasil penelitian. b) Siapkan perca bahan tekstil yang akan diteliti. c) Siapkan gelas kimia berisi air dingin.
d) Cabut beberapa helai benang atau serat dari perca bahan tekstil kurang lebih 5 sampai 10 helai benang, putar atau plintir serat benang tersebut agar menyatu satau sama lain hingga menjadi pilinan. e) Nyalakan api dan dekatkan gelas kimia ketika membakar sampel. jika serat terus menyala selama uji pembakaran, segera rendam serat dan jari-jari anda dalam gelas yang berisi air dingin. Atau alternatif yang lain uji pembakaran di dilakukan dekat keran air dingin. f) Pegang sampel atau benang tekstil antara ibu jari dan jari telunjuk, dekatkan sampel dengan api hingga terbakar. amati apakah serat atau benang meleleh atau terbakar. Jika serat terbakar, tiup api dekat hidung anda sehingga anda dapat mencium aroma seperti rambut terbakar, kertas terbakar atau seperti plastik terbakar tergantung dari jenis bahan tekstil yang diteliti. g) Ketika benang yang dipadamkan telah didinginkan, amati dan periksa dengan cermat sisa pembakaran benang tersebut apakah menjadi abu, berbentuk bundaran kecil mudah dihancurkan atau tetap mengeras saat ditekan dengan jari-jari.
Ciri ciri hasil uji pembakaran serat tekstil antara lain sebagai berikut: Golongan
Kriteria Dekat
Dalam
Nyala
Nyala
Serat
Tidak
Selulosa (Kapas)
Serat
Lenan
Keluar Nyala Bau
Sifat Abu
Terbakar
Terus
Meninggalkan
dapat
cepat
terbakar tidak seperti kertas abu menyerupai
melebur
tidak lebur
lebur, cahaya terbakar
benang
atau
hilang sesudah
berwarna
susut
padam
kelabu.
Berbau
Berbau
halus
Tidak
Terbakar
Terus
Meninggalkan
dapat
cepat
terbakar tidak seperti kertas abu menyerupai
melebur
tidak lebur
lebur, cahaya terbakar
benang
atau
hilang sesudah
berwarna
susut
padam
kelabu.
Serat
Melebur
Terbakar
Terbakar
Protein
dan
lambat
sangat lambat seperti
Sutera
ikal
dan
kadang-
meleleh
kadang
Alam
Berbau
halus
Bulatan hitam bulu
terbakar
padam Sutera yang Melebur
Terbakar
Terbakar
Berbau
Meinggalkan
diperberat
dan
lambat
sangat lambat seperti
ikal
dan
kadangkadang terbakar
serat; bercahaya
meleleh
padam
seperti
bulu abu
berbentuk kawat
merah panas Wol
Melebur
Terbakar
Terbakar
Berbau
Tidak
dan
lambat
sangat lambat seperti
abu
ikal
dan
kadang-
rambut
rapuh
meleleh
kadang
terbakar
hancur
halus, yang mudah
padam Serat
Tidak
Terbakar
Membara
Berbau kayu Sedikit abu
Buatan
dapat
dengan
Rayon
menyusut
cepat
Asetat
Melebur
Terbakar
Terus terbakar Berbau cuka
dan
dan meleleh
terbakar Sedikit abu
meleleh Akrilik
Melebur
Terbakar
Terus terbakar Berbau tajam Keras,
sangat
danmeleleh
berbentuk
cepat
secarik bahan
bulatan
dan
hitam,
meleleh Nilon
Melebur
Terbakar
Biasanya
Berbau
Minggalkan
dan
lambat
padam
seperti
bundaran keras,
susut
dan
sendiri
rebusan
liat
buncis
kelabu
meleleh Nytril
Melebur
Terbakar
Terus
lambat
terbakar
dan
meleleh
berwarna
Tidak berbau Bulatan dan
hitam
Keras
meleleh Polyester
Melebur
Terbakar
Biasanya
Berbau
zat Bulatan
dan
lambat
padam
kimia
Keras
menyusut
dan
sendiri
hitam
meleleh Saran
Melebur
Terbakar
Padam
Berbau
Bulatan
dan
sangat
sendiri
sangat tajam
keras
menyusut
lambat
hitam
dan meleleh Serat
Tidak
dapat
Tidak
Mineral
dapat
meleleh,
berubah
Asbestos
terbakar
bercahaya
dapat Tidak berbau Bekas pembakaran tidak berubah
terang Gelas
Tidak
Halus
dapat
bercahaya
terbakar
dan Keras
Tidak
Bentuk
mengeluarkan berubah, bau
2. pemeriksaan Bahan Tekstil Dengan Melihat dan Meraba
keras bulat
Penelitian asal serat bahan tekstil bertujuan mengetahui asal dan struktur serat bahan tekstil hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan dalam memilih bahan tekstil sesuai fungsinya. Kualitas bahan tekstil sangat dipengaruhi asal seratnya, cara pembuatan benang, cara pembuatan bahan, dan cara penyempurnaan bahan tekstil tersebut. Ada beberapa cara untuk mengetahui asal serat bahan tekstil antara lain dengan pemeriksaan serat secara visual atau melalui uji pembakaran, membaca label pada bahan tekstil. Pemeriksaan serat tekstil secara visual (secara kasat mata, meraba) dapat dilakukan dengan melihat secara kasat mata, meraba atau mengepal dengan tangan, menggunakan kaca pembesar atau mikroskop. Hal ini disebabkan karena kemajuan teknik penyempurnaan bahan tekstil yang semakin canggih. Pemeriksaan secara visual dilakukan dengan rambu rambu yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui asal serat bahan tekstil antara lain, panjang serat, kilau, ikalnya, mulurnya, serat halusnya serat. a) Panjang Serat Panjang serat bahan tekstil dapat dijadikan acuan untuk menentukan asal serat bahan tekstil, karena setiap bahan tekstil mempunyai panjang serat tertentu misalnya, panjang serat kapas, 2,5 sampai 5 cm, lenan, 50 – 75 cm, wool, kurang lebih 2,5 – 12,5 cm, sutera mempunyai panjang serat kurang lebih 3.600 m. Serat buatan seperti rayon. Poliester, nilon mempunyai panjang serat tidak terbatas. Dengan mengetahui panjang serat dari suatu bahan tekstil, maka dapat ditentukan bahwa bahan tekstil tersebut berasal dari salah satu golongan serat. Setelah benangnya dicabut kemudian panjang seratnya diukur untuk mengetahui asal serat termasuk golongan alam atau buatan. b) Ikalnya Serat Serat wool adalah satu-satunya serat yang mempunyai ikal tinggi, ikalnya asli dan tidak berubah. Serat kapas kadang-kadang bentuknya ikal, tetapi ikalnya mudah hilang. Sedangkan serat rayon sebagian ada yang
ikal tetapi ikalnya mudah hilang, karena ikalnya dibuat dengan cara menggetarkan tutup pemintal.
c) Kilau Serat Kilau bahan tekstil dapat digunakan untuk identifikasi asal serat bahan tekstil tersebut misalnya serat kapas kilaunya kurang, terkecuali telah disempurnakan dengan proses merserisasi, serat lenan mempunyai kilau yang baik dan serta jelas, serat sutera lembut dan sangat berkilau, serat rayon kilaunya tajam menyerupai logam, serat wool kusam dan tidak berkilau.
d) Halusnya Serat Bahan sutera memiliki serat yang terhalus di antara serat serat asli yang lain, bila diraba dapat merasakan kehalusan dari bahan sutera tersebut. Bahan tekstil yang terbuat dari serat sintetis, dan serat rayon juga termasuk bahan yang halus. Sedangkan bahan lenan agak kasar sehingga bila diraba tidak merasakan kehalusan pada bahan tersebut.
e)
Daya Mulur Serat Serat sellulosa atau serat yang berasal dari tumbuh tumbuhan seratnya
sama sekali tidak memiliki daya mulur, sebaliknya wol, sutera dan serat sintetis atau serat termoplastik (buatan) mempunyai daya mulur yang tinggi. f) Daya Kenyal Serat wool, sutera dan serat sintetis atau serat buatan mempunyai daya kenyal cukup besar bila dikepal. Serat selulosa daya kenyalnya kurang, untuk mendapatkan daya kenyal yang baik maka dilakukan proses penyempurnaan bahan tekstil sehingga bahan rayon memiliki daya kenyal yang besar, misalanya bahan stretch salah satu bahan rayon yang telah disempurnakan agar daya kenyalnya tinggi. g) Kekuatan Serat Serat kapas, benang mudah diputus (karena seratnya pendek). Serat lenan benangnya sukar diputus dan ujung serabutnya yang berumbi tidak terlihat. Serat wol bersifat kenyal, bila diputus akan memanjang dulu (elastic), ujung benang seperti spiral (bergelombang). Sedangkan serat sutera bersifat kenyal, ujung benang halus, dan tidak berumbai-umbai. Serat rayon mudah putus, ujung benang bercabang-cabang. Alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan tekstil antara lain: 1) Buku catatan/kertas dan alat tulis 2) Sampel bermacam macam bahan tekstil (Perca atau lembaran bahan tekstil yang utuh) Langkah kerja 1) Siapkan buku/kertas untuk mencatat hasil penelitian 2) Siapkan alat dan bermacam-macam bahan tekstil sebagai sampel 3) Perhatikan sifat permukaan bahan tekstil untuk melihat kilaunya.
4) Lakukan perabaan dan mengepal sehelai bahan tekstil, kemudian rasakan dan perhatikan ciri ciri bahan tersebut apakah mudah kusut, kenyal, kaku, lembut, kasar, licin dan sebagaianya. 5) Lakukan pencabutan sehelai benang, perhatikan struktur seratnya, lurus atau ikal/keriting. Ukur panjangnya serat menggunakan penggaris atau meteran. Putuskan benang apakah mudah diputuskan atau sukar diputuskan. 6) Catat semua ciri-ciri hasil penelitian bahan tekstil tersebut dan lampirkan perca atau benang yang telah diteliti pada kedalam tabel.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Manfaat dari pemeriksaan tekstil yaitu menjaga kualitas kain agar produk yang dihasilkan tidak membuat konsumen kecewa.
B. Saran Dari pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan jadi kami darri pihak penulis meminta kritik dan saran
DAFTAR PUSTAKA 2016.UNKNOW.PEMERIKSAANBAHANTEKSTIL.https://www.mi kirbae.com/2016/08/pemeriksaan-bahan-tekstil-dengan-uji.html?m=1 2016.UNKNOW.PENELITIANBAJAN TEKSTILhttps://www.mikirbae.com/2016/08/penelitian-bahan-tekstil-secaravisual.html?m=1
2014.EvelynElnathandkk.jurnalfile:///C:/Users/Asus/Downloads/10352474-1-PB.pdf 2014.FitriArniadkk.Jurnalhttp://jnte.ft.unand.ac.id/index.php/jnte/article/
view/57/54 https://id.wikipedia.org/wiki/Tekstil