Pemilihan Bahan Sesuai Dengan Desain Busana [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMILIHAN BAHAN SESUAI DENGAN DESAIN BUSANA



Disusun oleh : HERLINA KUSTANTI SMK PGRI 02 PEGANDON



Pemilihan Bahan Tekstil Dan Desain Busana Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan tekstil berkaitan dengan desain busana yang akan dibuat:  Unsur-unsur desain   Pemilihan bahan yang tepat  Faktor-faktor desain busana   Unsur-unsur Desain 



Unsur-unsur desain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan tekstil adalah:   warna  corak  jatuhnya bahan (drape)  tekstur   Warna Warna suatu bahan tekstil yang diaplikasikan menjadi busana dapat mempengaruhi beberapa hal, misalnya:  Tampak lebih indah dan menarik  Memiliki arti tertentu  Dapat mempengaruhi suasana hati si pemakai Berikut  5 hal yang perlu diperhatikan dalam memilih warna bahan: 1. Tren, warna yang sedang digemari biasanya sering muncul pada majalah, televisi, film, pusat pertokoan, toko-toko busana atau pada peragaan-peragaan busana. 2. Tujuan dan momen, sesuaikan warna busana dengan tujuan dan momen saat pakai, misalnya:  Momen belanja di siang hari sebaiknya hindari warna yang mencolok.  Busana tidur dan busana bayi pilihlah warna soft (lembut).  Busana pesta malam bisa memilih warna yang mencolok, cerah atau pun gelap.  Busana saat ke tempat duka disarankan pilih warna tidak mencolok (gelap). 3. Bentuk tubuh, sesuaikan warna busana dengan bentuk tubuh:  Bentuk tubuhyang tinggi kurus hindarilah busana yang berwarna gelap dan mencolok  Bentu tubuhyang gemuk hindarilah busana yang berwarna muda atau putih. 4. Warna kulit dan rambut, sesuaikan warna busana dengan warna kulit dan rambut si pemakai.







Orang yang warna kulitnya gelap hindari warna putih karena kulitnya akan terkesan menjadi lebih gelap.  Orang yang kulitnya kuning langsat akan kelihatan pucat bila memakai busana yang berwarna kuning. 5. Umur dan karakter, sesuaikan warna busana dengan umur dan kepribadian (karakter):  Orang dewasa dan berusia lanjut sebaiknya memilih warna-warna yang memberikan kesan tenang (bukan warna-warna kontras).  Remaja & anak umumnya sesuai dengan semangat dan gairahnya mereka akan memilih busana berwarna cerah atau mencolok.   Corak Corak pada bahan tekstil umumnya adalah corak satu arah dan corak dua arah. Untuk bahan polos coraknya sama dengan corak dua arah, kecuali bahan-bahan polos yang berkilau seperti satin dan bahan polos berbulu seperti bludru dan corduroy. Bahan-bahan yang berkilau dan berbulu dibutuhkan penanganan yang lebih cermat, terutama ketika akan meletakkan bahan (layout), semua pola harus terletak pada satu arah, ke atas atau ke bawah saja sehingga dapat dihasilkan motif/corak yang berkesinambungan.   Corak Searah Corak searah yaitu corak pada bahan yang hanya mengarah pada satu sisi. Hal ini membuat proses layout (cutting bahan) perlu kehati-hatian berkaitan dengan kesinambungan corak setelah menjadi baju. Motif atau corak pola searah diantaranya adalah:  Motif garis-garis,  Motif kotak-kotak,  Anyaman-anyaman, dan  Motif alam yang mengarah ke satu sisi. Dalam pembuatan busana menggunakan pola searah akan membutuhkan jumlah bahan yang lebih besar karena harus memperhatikan kesinambungan motif bahan. Menjadi tidak selaras jika arah motif pada bagian-bagian busana berbeda antara satu dengan yang lain.   Corak Dua Arah Corak bahan mengarah pada semua sisi, lebih mudah dalam meletakkan pola pada bahan. Pada waktu meletakkan pola di atas bahan Anda hanya memperhatikan arah serat (grain line) dan efisiensi penggunaan bahan.



Co ntoh pola motif searah & dua arah   Jatuhnya Bahan (Drape) Jatuhnya bahan (drape) akan berdampak pada hasil akhir dan tampilan busananya. Efek dari jatuhnya bahan dikelompokkan dalam:  kaku,  Berat dan berisi  lembut,  melangsai, dan  ringan/melayang   Kaku, bahan ketika dibentang jatuhnya langsung dan tidak bergerak, seperti bahan yang dikanji. Contoh: drill, twill, kanvas, dan lain-lain. Berat berisi, bahan jika digantung jatuhnya lurus dan berat. Contoh: kain gabardin. Lembut (Soft) ,ketika bahan diremas terasa lembut di tangan. Contoh: kain sutera. Melangsai, bahan jika digantung lembut tetapi berat. Contoh: kain satin. Ringan/melayang, bahan jika digantung lembut, ringan dan melayang. Contoh: kain sifon.



  Tekstur Bahan Tekstur atau sifat permukaan bahan dapat diidentifikasi dengan visual atau dengan memegang (handling) permukaan kain. Dengan identifikasi visual dan handling maka: 1. Apabila bahan digantung (hang): langsai, kaku, ringan melayang atau berat. 2. Penampakannya (appeareance): berkilau, kusam/buram, atau tembus pandang. 3. Dengan handling (feel): halus, kasar, gemerisik, lembut, licin, atau berbulu. Untuk membedakan jenis bahan yang satu dengan yang lain bisa diketahui dari salah satu cirinya yang paling menonjol, misalnya:  Bahan beludru, sifat yang menonjol adalah berbulu  Bahan lame, sifat yang menonjol adalah berkilau, tipis, dan gemerisik  Bahan tule, sifat yang menonjol adalah tembus pandang   Pemilihan Bahan Tekstil 



Memilih bahan busana atau lenan rumah tangga perlu memperhatikan hal-hal berikut:  Kegunaan,  Karakteristik penanganan,  Desain, dan  Lebar kain.   Kegunaan Pemilihan bahan tekstil berdasarkan kegunaannya, contohnya bahan tekstil untuk pakaian, pelengkap busana, atau lenan rumah tangga. 1. Pakaian, semua yang dipakai untuk menutupi bagian tubuh atas dan tubuh bawah (terdiri dari rok, blus, celana, kemeja, dll.) 2. Pelengkap busana, semua yang dipakai mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki kecuali pakaian (topi, tas, sepatu, asesoris dll.) 3. Lenan rumah tangga, semua alat atau perangkat rumah tangga yang terbuat dari kain (gordyn, selimut, taplak meja, dll.)   Karakteristik Penanganan Pemilihan bahan tekstil berdasarkan karakteristik penanganan antara lain: saat pengerjaan, saat pakai, cuci, dan setrika. Waktu pengerjaan, karakteristik bahan pada waktu pengerjaan apakah bahan itu licin, mudah bertiras atau bergulung (triko). Waktu pakai, karakteristik bahan waktu dipakai apakah bahan cepat kusut, mudah kena noda atau keringat, mudah terbakar.



Waktu cuci, karakteristik bahan waktu dicuci apakah luntur, mudah berubah bentuk, apakah bahan itu susut, apakah bahan itu menjadi lemas setelah dicuci. Waktu setrika, karakteristik bahan waktu disetrika dilihat dari asal bahan apakah bahan itu perlu disetrika dengan suhu sedang atau panas, harus dipres atau harus pakai kain pelapis.   Desain Pemilihan bahan tekstil berdasarkan desain, misalnya desain suai (lurus), berkerut, berlipit, klok (lingkaran), draperi dan pias. Untuk membuat busana yang sesuai dengan desainnya maka diperlukan pemilihan bahan tekstil yang tepat. Desain busana yang dibuat dengan bahan yang berbeda hasilnya akan berbeda juga.



Contoh desain sama bahan beda   Lebar Bahan  Agar hemat pemakaian bahannya maka perlu diketahui berapa lebar kain yang akan dipergunakan. Lebar kain yang ada di pasaran antara lain:  Lebar sampai dengan 100 cm (tenunan tradisional)  Lebar 110 cm – 150 cm (banyak dipergunakan untuk busana wanita)  Lebar di atas 150 cm (banyak dipergunakan untuk busana bagian bawah, contohnya celana, rok dan lain-lain) Setelah jelas hal-hal yang perlu diperhatikan dari suatu bahan, langkah selanjutnya adalah menerapkan dalam pemilihan bahan.   Faktor-faktor Desain Busana



Pemilihan bahan tekstil terkait faktor-faktor desain busana adalah:  usia,  kesempatan pemakaian,  waktu pemakaian,  postur tubuh,  warna kulit, dan



 kepribadian. Dalam pemilihan bahan tekstil, seorang desainer akan memperhatikan faktor-faktor dalam desain busana.   Usia Dalam tumbuh kembangnya, usia manusia dibedakan menjadi: 1. Bayi (di bawah 1 tahun) 2. Balita ( 1 – 5 tahun) 3. Anak-anak (di bawah 12 tahun) 4. Remaja (13 – 17 tahun) 5. Dewasa atau tua (di atas 17 tahun)   Kesempatan Pemakaian Memilih bahan tekstil perlu disesuaikan dengan momen dan musim atau temperatur udara, apakah di daerah panas (daerah pantai), daerah dingin (pegunungan, ruang ber-AC) dan waktu pemakaian.  Di rumah (aktivitas di lingkungan rumah)  Bekerja (di dalam ruangan atau luar ruangan)  Rekreasi (didaerah dingin-panas/tempat-tempat wisata)  Olah raga (indoor/outdoor)  Pesta (resmi/setengah resmi)  Kesempatan khusus (berkabung)   Waktu Pemakaian  Pagi (gunakan bahan dengan warna cerah)  Siang/sore (hindari warna-warna mencolok)  Malam hari (gunakan warna cerah atau gelap)   Postur Tubuh Salah satu tujuan berbusana adalah untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh yang kurang ideal. Memilih bahan tekstil juga harus disesuaikan dengan postur atau bentuk tubuh si pemakai. Bentuk badan tinggi kurus  Pilihlah bahan-bahan dengan garis horisontal, desain bagian depan jangan dibuat rata.  Bahan bermotif/berkotak akan memberi efek terlihat lebih gemuk.  Bahan dengan tekstur kaku dan tebal akan memberi kesan ukuran badan menjadi besar.  Hindari bahan dengan warna gelap, sebaiknya memilih warna-warna cerah dan tidak mencolok. 



Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh tinggi kurus Bentuk badan pendek kurus, agar badan kelihatan lebih tinggi dan gemuk:  Pilih bahan dengan bentuk motif yang kecil-kecil atau bentuk motif sedang.  Gunakan bahan-bahan yang lembut dan agak tipis.  Hindari warna-warna gelap dan tua.



Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh pendek kurus Bentuk badan tinggi besar  Pilih bahan yang soft dan cenderung kusam, akan memberi kesan figur lebih kecil.  Pilih bahan dengan motif garis-garis vertikal dan berbidang sempit.  Hindari warna-warna menyala, karena dapat membuat kesan bentuk badan lebih besar.



Contoh pemilihan bahan untuk bentuk tubuh tinggi besar Bentuk badan pendek gemuk  Hindari motif dengan garis horisontal, sebaiknya pilih bahan dengan garis vertikal.  Hati-hati menggunakan corak kotak-kotak sedang atau besar, karena akan kelihatan bertambah lebar.  Bahan dengan corak lingkaran besar dan sedang membuat si pemakai kelihatan gemuk.  Pilihlah bahan berbintik kecil agar penampilan anda lebih manis.  Hindari bahan yang kaku dan melangsai atau bahan yang tebal.  Hindari bahan bercorak (besar) atau kombinasi corak besar karena akan membuat si



pemakai kelihatan lebih besar. pemilihan bahan untuk bentuk tubuh pendek gemuk  



Contoh



 Warna Kulit  Untuk kulit berwarna gelap, hindari warna putih, karena akan terkesan lebih gelap.  Kulit yang terang/kuning akan kelihatan pucat bila menggunakan warna muda, terutama warna kuning muda.  Pilihlah warna-warna yang tidak terlalu kontras dengan warna kulit pemakai.  



Kepribadian  Orang dengan kepribadian agresif akan serasi jika memilih bahan tekstil dengan warnawarna yang terang/menyala.  Orang dengan karakter pendiam, kalem, tenang akan sesuai dengan warna-warna yang redup/gelap.  



 BAHAN UTAMA BUSANA Bahan Katun (Kapas)



Katun adalah suatu bahan yang sifatnya cenderung berubah-ubah atau tidak tetap, penampilan susah untuk diketahui, tetapi tenunan bahan katun memperlihatkan karakteristik sebagai berikut :  karakteristiknya kaku  bertekstur kusam  kuat  menyerap keringat Ada suatu trend yang populer bagi pabrik-pabrik tekstil untuk mencampur bahan katun dengan poliester, hal ini akan memberikan suatu bahan yang bersifat serupa katun dengan perbaikan daya lentingnya. Oleh karena ada komponen sintetisnya, maka akan berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis benang jahit, serta temperatur setrika, dan tentu saja cara pemeliharaan atau pencuciannya.



Contoh desain untuk bahan katun Penggunaan Penggunaan bahan katun kebanyakan untuk busana harian dan santai, khususnya koleksi musim panas. contoh :  celana pendek (shorts),  kemeja,  Jeans,  celana Tailored,  gaun dari bahan sejuk,  busana anak-anak,  busana bayi, dan  busana tidur. Bahan campuran (dengan katun) merupakan pilihan yang tepat untuk kemeja pakaian kerja dan seragam sekolah.   



Bahan Linen



Penampilan fisik bahan linen antara lain sebagai berikut :  terasa kuat dan gemerisik  lembut cemerlang  terkesan ada benang kotornya Banyak tipe bahan linen yang sesungguhnya dibuat dari serat lain. Pabrik-pabrik tekstil kebanyakan mempergunakan campuran seperti poliester dan viscose yang memberikan daya lenting yang tidak terdapat pada serat linen, sehingga bisa menekan harga dan lebih terjangkau. Campuran serat sintetis terasa kurang sejuk dipakai dibandingkan dengan dengan serat alami, tetapi merupakan suatu pilihan yang baik untuk membuat busana terlihat elegan dan eksklusif, dan juga mudah pemeliharaannya. Campuran antara bahan linen dan bahan katun juga populer di masyarakat umum.



Contoh desain untuk bahan linen Penggunaan Tipe bahan linen yang gemerisik akan menarik bagi para perancang busana untuk mendapatkan :



 setelan tailored,  celana (pant),  rok bawah (skirt),  celana pendek (shorts). Sedangkan bahan linen yang lebih halus cocok untuk atasan (blus) dan gaun (dress) yang anggun.   Bahan Wol



Bahan wol memiliki sifat :  hangat dan berbulu  bertekstur kusam  memiliki ketebalan dan volume yang besar Tipe bahan wol jarang yang berkomposisi 100% serat wol, karena harganya yang tinggi. Konsumen tertarik dengan sifat hangatnya yang luar biasa dan penampilan dari bahan wol tersebut yang cantik, tetapi ada beberapa orang alergi pada tekturnya yang berbulu. Seiring perkembangannya, pabrik-pabrik tekstil telah sukses membuat bahan wol tiruan dengan biaya yang bisa lebih ditekan.



Contoh desain untuk bahan wol Penggunaan Tipe bahan wol berat penggunaannya kebanyakan untuk :  mantel luar (coat, overcoat),  blazer,  setelan (suits),  rompi (vest), dan  celana tailored. Sedangkan bahan wol yang agak ringan biasanya dipilih untuk desain busana yang halus, seperti :  blus,



  



rok bawah (skirt), gaun (dress), dan dasi.



  Bahan Sutera



Bahan sutera untuk pakaian biasanya bersifat :  halus dan anggun  drape (sampiran) bagus jatuhnya  bertekstur mewah Beberapa tipe bahan sutera terbukti mengandung 100% serat sutera, sedangkan sutera tiruan biasanya mempergunakan serat-serat sintetis seperti poliester dan rayon. Sutera sintetis berdaya lenting sangat tinggi serta mudah pemeliharaannya, tetapi kurang menyerap air. Bahan sutera tiruan dari serat rayon menawarkan drape yang sangat bagus tetapi daya lentingnya terbatas.



Contoh desain untuk bahan sutera Penggunaan Tipe bahan sutera yang lembut dan halus sering kali digunakan untuk :  gaun,  blus,  kemeja,  busana malam (evening dress),  busana-busana anggun,  busana tidur yang mewah. Tipe bahan sutera mentah/kasar cocok untuk busana tailored harian karena teksturnya yang kurang mengkilap (lebih buram) daripada bahan sutera yang halus. Tipe bahan sutera brocade baik untuk rompi (vest), jas malam, dan kemeja pesta.  



Bahan Rajut



Bahan rajut umumnya memiliki sifat sebagai berikut :  regangan/tarikan mendatar maksimum,  mudah kembali pada bentuk semula,  sifat lenting (membalik kembali) bagus.



Contoh desain untuk bahan rajut Penggunaan Para perancang menyukai tipe bahan rajut interlock untuk segala jenis pakaian santai dan olahraga. Pada umumnya bahan rajut kurang awet dan lebih cepat aus jika dibandingkan bahan tenunan.



Bahan rajut yang lebih kuat dan berat cocok untuk model-model tailored. Ribbing adalah bahan rajut yang mempunyai daya lekat tinggi, biasa digunakan untuk gaun-gaun yang ketat, bando penutup kepala (bandana), celana ketat melekat, dan rok mini. Bahan rajut super stretch seperti bahan lycra dipakai untuk pakaian renang (swim-wear) dan pakaian aerobic sport. Bahan rajut fleecy knits yang berbulu kapas bagus untuk setelan pakaian joging dan kemeja sweater.    Bahan Pelengkap Bahan pelengkap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang akan di buat. Bahan pelengkap dapat berupa benang jahit dan benang hias, zipper atau ritsluiting, kancing, pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain. a. Benang b. Pita dan renda Pita tersedia dalam beberapa ukuran dan warna. Ada yang lebarnya ¼ cm, ½ cm, 1 cm, 2 cm dan 3 cm. Pita ini juga terbuatdari bahan yang berbeda dengan warna yang beraneka, mulai dari warna perak, emas, dan warna-warna pada umumnya. Pita digunakan sebagai bahan untuk menghias busana, baik busana anak maupun busana orang dewasa. Pada busana anak, pita umumnya dibuatkan bunga atau bahan untuk ikat pinggang, sedangkan pada busana wanita dewasa atau busana remaja pita bisa dibuatkan sulaman dengan teknik sulaman pita. Renda tersedia dalam aneka bahan dan model. Renda dari bahan katun digunakan untuk menghias busana dari bahan katun pula dan sebaliknya. Renda yang terbuat dari bahan sintetis seperti renda organdi lebih cocok digunakan untuk busana yang berbahan sama dengan renda sehingga terlihat kesatuannya dengan bahan pakaian. c. Kancing d. Zipper (ritsluiting)



Berikut tabel nama-nama bahan tekstil beserta kegunaan pada umumnya dalam pembuatan busana atau lenan rumah tangga.



Gambar tabel pemilihan bahan untuk busana atau lenan