Pendekatan Dalam Pengajaran Ips Di Sekolah Dasar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Resume Pendekatan dalam Pengajaran Ips Di Sekolah Dasar Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Semester Ganap Dosen Pembimbing: Niswatin, M.Pd



Disusun Oleh: Siti Rohmah Siti Masitoh PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM AL KHOZINY BUDURAN-SIDOARJO TAHUN AKADEMIK 2018



KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan pemilik semesta dengan izin dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan Reume yang berjudul ” Pendekatan Pengajaran IPS" sesuai dengan waktu yang telah di sepakati bersama. Tidak sedikit kesulitan dan hambatan bagi kami dalam membuat Resume, penulis berterimakasih kepada dosen yang telah membingbing kami dalam menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari dalam makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari harapkan. Semoga makalah ini mudah dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Meskipun Resume ini jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Keritik dan saran sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.



Sidoarjo, April 2018



2



DAFT DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................................



2



DAFTAR ISI .................................................................................



3



BAB I PENDAHULUAN........................................................... .. A.



Latar Belakang .......................................................... …



4



B.



Rumusan Masalah ..........................................................



4



BAB II PEMBAHASAN ................................................................. A.



Pendekatan dalam Pengajaran IPS ……....................



5



B.



Pedekatan sosial dalam Pembelajaran IPS SD .............



7



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................



11



B. Saran....................................................................................



11



DAFTAR PUSTAKA ………….................................. 12



3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kondisi pembelajaran IPS dewasa ini khususnya pada jenjang sekolah dasar, menunjukkan indikasi bahwa pola pembelajaran yang dikembangkan oleh guru cenderung bersifat guru sentris sehingga peserta didik hanya menjadi obyek pembelajaran. Model pembelajaran yang demikian, lebih cendrung berangkat dari asumsi dasar bahwa pembelajaran IPS hanya dimaksudkan untuk mentransfer pengetahuan atau konsep dari kepala guru ke kepala siswa. Akibatnya, mungkin guru telah merasa membelajarkan namun siswa belum belajar. Mengingat manusia dalam konteks sosialnya sedemikian luas akan sulit kiranya memberikan definisi dari ilmu pengetahuan sosial, karena IPS merupakan suatu perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari penerapan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dalam pembelajaran perlu menggunakan suatu pendekatan agar siswa mempunyai daya tarik untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas. Adapun pendekatan adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan hakikat bahasa, hakikat pengajaran bahasa serta hakikat apa yang diajarkan. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya bahwa kebenaran itu tidak dipersoalkan atau tidak perlu dibuktikan lagi. Menurut Brown (2009:9) dalam Ambar Setyowati Sri H (2007) memperjelas konsep pembelajaran dengan menambahkan kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu pembelajaran menyangkut hal praktis, pembelajaran adalah penyimpanan informasi, pembelajaran adalah penyusunan organisasi, pembelajaran memerlukan keaktifan dan kesadaran, pembelajaran relatif permanen, dan pembelajaran adalah perubahan tingkah laku. B.



Rumusan Masalah



1.



Apa pengertian dari pendekatan pembelajaran IPS di SD?



3.



Bagaimana Pendidikan IPS Untuk Sekolah Dasar ?



4.



Apa saja Jenis-Jenis Pendekatan yang ada dalam pembelajaran IPS SD?



4



BAB II PEMBAHAS



A. PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Pendekatan mengandung arti cara pandang atau cara menyikapi sesuatu dengan bertolak dengan asumsi tertentu. Pendekatan dalam pembelajaran IPS yaitu sebagai cara pandang terhadap proses belajar murid dalam mata pelajaran IPS, dan upaya penciptaan kondisi dan iklim yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Pendekatan sangat penting bagi guru karena dalam mata pelajaran IPS selain berfungsi sebagai meneger kelas dan fasilitator belajar, menjadi teladan actor social. Dengan mempelajari modeul ini akan tambah percaya diri melaksanakan tugas sebagai guru IPS. Kemampuan yang dapat diperpleh adalah menganalisis karakteristik pendekatan: 1. 2. 3. 4. 5. B.



Kognitif dalam pembelajaran IPS SD. Sosial dalan pembelajaran IPS SD. Personal dalam pelajabran IPS SD. Modifikasi perilaku dalam pembelajaran IPS SD. Ekspositori dalam pembelajaran IPS SD. PENDEKATAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS SD



Kurikulum pendidikan dasar tahun 1994, telah merumuskan bahwa mata pelajaran ilmu pengetahuan social (IPS) berfungsi sebagai sebagai ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala social serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini. Ilmu pengetahuan social (IPS) mempelajari berbagai kenyataan social dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata Negara. Jadi, karakteristik IPS di SD secara umum merupakan pendidikan kognitif sebagai dasar partisipasi social. Pusat utama pembelajaran IPS adalah pengembangan murid sebagai actor social yang cerdas tidak hanya kecerdasan rasionalnya, tapi juga kecerdasan emosionalnnya. Maka, kedua kecerdasan itu sama-sama memiliki kontribusi terhadap keberhasilan seseorang. A. Tujuan Tujuan Pendekatan penelitian social untuk di SD adalah memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir ilmu sosial yang dapat dibangun tentu saja belum sampai pada teori pengetahuan sosial, tapi berupa pengetahuan sosial dengan kerangka keilmuan sederhana.



5



B. Proses Penelitian Bagi siswa SD proses penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejalagejala sosial dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan kaca mata atau cara kerja ilmu sosial, barr, barth, dan shermis (1978) memberi label proses ini sebagai pengajaran sosial sebagai ilmu sosial. C. Model Penelitian Sosial 1. Masalah 2. Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa latin hypo dan thesis. Hypo artinya setengah, thesis artinya kesimpulan. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang masih sementara atau setengah benar dan masih memerlukan pengujian dan pembuktian 3. Pengumpulan dan Analisa Data 4. Kesimpulan adalah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan kebenarannya. D. Konsep Konsep merupakan suatu kata atu pernyataan abstrak yang berguna untuk mengelompokan benda, ide atau peristiwa. Ada beberapa jenis konsep yaitu konsep teramati adalah konsep yang dapat di tangkap oleh pancaindra. Konsep tersimpul adalah kosep kesimpulan dari hasil pengamatan beberapa peristriwa sebagai indicator. Konsep relasional yaitu kosep ya ng melibatkan jarak dan waktu. Konsep ideal adalah konsep tersimpul yang lebih abstrak dan memerlukan pengumpulan indicator yang lebih luas. E. Generalisasi Generalisasi adalah pernyataan mengenai ketrkaitan dua kopsep atau lebih. Secara umum generalisasi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: 1). Generalisasi aras tinggi, berlaku secara universal 2). Generalisasi aras sedang, beraku terbatas pada suatu wilayah budaya atau keturunan tertentu. 3). Generalisasi aras rendah berlaku lebih terbatas lagi pada lingkup yang lebih sempit.



6



C. PENDEKATAN SOSIAL, PRMBELAJARAN IPS SD



PERSONAL,



DAN



PERILAKU



DALAM



A. Emosi Apa bila dilihat secara harfiah, oxford English Dictionary mengartikan emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Bertolak dari pengertian goleman (1996) mengartikan emosi sebagai suatu prasaan dan pikiran atau suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Emosi adalah amarah, kesehatan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu (Gomelan,1996:411-412). Pikiran emosional cenderung bersifat cepat, namun ceroboh atau tidak teliti. Berbeda dengan pikiran rasional yang cenderung sangat teliti, namun lambat, pikiran emosional merupakan dorongan hati bukan dorongsn kepala. Menurut W.T Grand Consurtiums, dalam Goleman (1996:426-427) keterampilan emisional mencakup hal berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. B. 1.



Mengidentifikasi dan memberi nama prasaan-prasaan. Mengungkapkan prasaan. Menilai intensitas perasaan. Mengelola prasaan Menunda pemuasan Mengendalikan dorongan hati. Mengurangi stres. Mengetahui perbedaan antara prasaan dan tindakan. Nilai dan Sikap Nilai Nilai merupakan ukuran untuk menetapkan baik dan buruk 2. Sikap Sikap adalah suatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang memancarkan arah dinamis terhadap respon atau tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya. C. Perilaku Sosial Perilaku sosial juga sering disebut keterampilan sosial atau keterampilan studi sosial. Keterampilan ini ,memiliki 2 karakteristik, yaitu developmental atau tahap dan latihan. Artinya, keterampilan memerlukan latihan secara bertahap. Keterampilam sosial pada dasarnya mencakup semua kemampuan opresional yang memungkinkan individu dapat berhubungan dan hidup bersama secara tertib dan teratur dengan orang lain.



7



Di sekolah dasar aspek emosi,sosial, keterampilan sosial dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan, antaralain sebagai berikut. 1. Kehidupan kelas sehari-hari berpusat pada kepedulian oranglain, kebebasan dan persamaan, kemerdekaan berpikir. Tanggung jawab, dan penghormatan terhadap hargadiri manusia. 2. Mempelajari sejarah dan perkembangan kehidupan Negara terutama mengenai cita-cita dan ideologinya yang memerlukan usaha untuk terus mewujudkannya. 3. Mempelajari riwayat hidup tokoh-tokoh penting yang mencerminkan nilai dari bangsa dan Negara. 4. Mempelajari hokum beserta system hokum dan system peradilannya. 5. Merayakan hari besar yang memperkenalkan nilai dan sikap. 6. Menganalisis makna kata dalam proklamasi, pembukaan UUD 45, batang tubuh, UUD 45, dan peraturan perundangan lainnya. Apabila dilihat keenam bentuk pembelajaran dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: 1. Pembelajaran formal yang berpusat pada pemahaman dan analisis di luar kelas 2. Pembelajaran informal yang menitikberatkan pada penghayatan, pelibatan,dan suasana yang mencerminkan komitmen terhadap nilai dan sikap terutama di luarkelas. Khusus dalam pembelajaran formal simon, howe, dan Kirshenbaum menawarkan 4 pendekatan yang berorientasi pada nilai dan sikap sebagai berikut. 1. 2. 3. 4.



Transmisi nilai secara bebas Penanaman nilai atau value inculcation Suri tauladan atau modeling model Klarifikasi atau value clarification yang menitik beratkan pada langkah sistemetis dalam menghayati, memahami, dan melaksanakan nilai. 5. Klarifikasi nilai terintregrasi stuktur. Pembelajaran IPS di sekolah dasar dalam modul ini akan disajikan beberapa model terpilih yang dapat diterapkan di SD antaralain: 1. 2. 3. 4. 1. a.



Pendekatan ekspositori berorientasi nilai dan sikap Pendekatan analitik keteladanan. Pendekatan kajian nilai Pendekatan integrative konsep dan nilai Pendekatan Ekspositori Nilai Dan sikap Tujuannya adalah menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah, peragaan, dan Tanya jawab.



8



b. Langah-langkah 1. Guru memilih suatu nilai yang sudah seharusnya diterima oleh semua murid . 2. Guru menyiapkan bahan peragaan diagram, gambar, rekaman, clipping dan lainlain. 3. Guru menyajikan konsep nilai dengan memanfaatkan peragaan yang telah disiapkan diselingi dengan dialog yang hangat mengenai pentingnya nilai. 4. Menguasai murid untuk menerapkan nilai-nilai yang telah dikaji dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pada kesempatan selanjutnya guru meminta laporan penerapan nilai dan membicarakan kembali di kelas. 2. Pendekatan Analitik Keteladanan a. Tujuannya adalah menangkap nilai/sikap melalui analisis sempel keteladanan masyarakatan dalam berbagai bidang, berbagai tempat, dan dalam berbagai era/ kurun waktu, dan motivasi murid untuk beradaptasi. b. Langkah-langkah 1. Guru memilih sampel keteladanan dalam berbagai bidang/ tempat/era. 2. Guru membaca dan menyediakan sumber informasi berupa buku, majalah, clipping, Koran, gambar, rekaman, film dan lain-lain mengenai teladan yang dipilih senagai sempel. 3. Guru menyajikan p'ertanyaan 4. Secara berkelompok murid mencari jawaban dengan memanfaatkan sumber yang ada. 5. Guru memimpin diskusi kelas. 6. Bersama murid guru mengidentifikasi ciri-ciri keteladanan 7. Bersama murid guru memilih ciri mana yang dapat diterapkan oleh murid sesuai dengan tingkat usia dan lingkungannya. 8. Guru menugaskan murid untuk mencoba menerapkan ciri keteladanan yang dipilihnya. 3. Pendekatan kajian Nilai a. Tujuannya adalah menangkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan mendasar b. Langkah-langkah 1. Membahas apa hakikat dari objek peristiwa atau kebijaksanaan yang akan dinilai 2. Membahas konsekuensi penerapan kriteria dalam hal ini untguk menilai masalah pemerataan. 3. Menguji keberlakuan kriteria dengan cara melihat kekurangan dan kebaikan daria kriteria itu. 4. Memberikan justifikasi kriteria dengan cara melihat apakah kriteria itu dapat diterapkan secara ajek/konsisten.



9



4. Pendekatan Integratif Konsep dan Nilai A. Tujuannya adalah menangkap nilai yang melekat atau merupakan implikasi dan suatu konsep melalui kajian akademis.



B. Langkah-langkah 1. Guru menetapkan suatu konsep yang akan dibahas memiliki impikasi nilai. 2. Guru bersama murid mebahas sebab dan akibat dalam suatu maslah secara akademis melalui analisis pemecahan masalah. 3. Memusatkan perhatian pada suatu masalah 4. Mengangkat isu/ sikap /moral dari masalah 5. Membahas secara analitis cara menyelesaikan masalah 6. Memusatkan perhatian pada suatu masalah Memberi penguasaan pentingnya unsur manusia khususnya nilai, sikap, moral dalam memelihara kelangsungan hidup agar lebih baik dan lebih menenangkan.



10



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendekatan dapat diartikan sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu. Sedangkan pembelajaran atau intruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan tujuan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, pembelajaran juga mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD, harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh.



B. Saran Kami harap kepada pembaca sekiranya menemukan kesalahan pada resume kami dimohon segera memberitahu kepada kami untuk memperbaikinya. Dan jika ada sesuatu yang bisa dijadikan bahan kajian oleh pembaca maka penulis akan merasa termotivasi



11



DAFTAR PUSTAKA



. Jarolimeh, j. (1971) social studies in elementary school. Net York: Macmillan Pub. Company.



12