Pengamatan Lichens Dan Cyanobacteria [PDF]

  • Author / Uploaded
  • farah
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGAMATAN LICHENS DAN CYANOBACTERIA LAPORAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI Yang Dibimbing Oleh Bapak Agung Witjoro



Oleh : Kelompok 3 Offering C Anggia Kusuma Nada Puspita Farah Adibah Zuhri Respati Satriyanis Septian Dwi Pramono Tri Putri Ayuni Febiyanti Tristanti Rakhmaningrum Umdatul Muftin



(150341604721) (150341603252) (150341601110) (150341600502) (150341600315) (150341603788) (150341600407)



The Learning University



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI APRIL 2017



A. Judul: PENGAMATAN LICHENS DAN CYANOBACTERIA



B. Tujuan 1. Untuk mengetahui adanya Cyanobacteria dalam air sampel 2. Untuk mengetahui struktur dan bentuk Lichens C. Dasar Teori Bakteri merupakan kelompok makhluk hidup bersel tunggal, yang hubungan kekerabatannya dengan makhluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan.



Mereka



dimasukkan



dalam



golongan



jasad



renik



atau



mikroba. Mengingat tubuhnya yang amat kecil sehingga tak dapat terlihat dengan bugil mata. Berhubung ukuran tubuhnya yang amat kecil itu dapat dimengerti mengapa struktur bakteri tidak mudah untuk ditentukan (Gembong, 1985). Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof. Hidupnya sebagai saprofit atau sebagai parasit. Namun demikian, ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan aimilasi, jadi bersifat autotrof. Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa–sisa tumbuhan atau hewan sebagai subsrat dan sumber kebutuhan hidupnya. Oleh kegiatan fisiologi bakteri yang menempatinya, substrat itu akan mengalami proses penguraian yang biasanya disertai dengan timbulnya energi. Proses itu dinamakan pembusukan bila terjadinya menimbulkan zat – zat yang berbau tidak sedap, dan dinamakan fermentasi bila merupakan suatu pernafasan antar molekular (Kimball, 1987). Bakteri pada umumnya bergerak secara pasif. Namun demikian ada berbagai jenis bakteri yang dalam keadaan tertentu dapat membentuk rambutrambut plasma yang menembus keluar dinding dan adanya rambut-rambut plasma ini memungkinkan bakteri dapat bergerak aktif (Gembong, 1985). Alga hijau-biru memiliki ciri umumnya tidak dapat bergerak karena tidak memiliki bulu cambuk, kalau pun bergerak hanya bergerak merayap yang meluncur pada alas yang basah, perkembangbiakan hanya secara vegetative yaitu membelah diri. Secara generative belum pernah ditemukan. Alga biru sangat bermanfaat bagi kehidupan antara lain sebagai sumber bahan makanan alternatif, Mampu mengikat nitrogen bebas sehingga dapat menyuburkan tanah. Contohnya Anabaena azollae yang bersimbiosis dengan akar tanaman (Kimball, 1987).



Lichen adalah organisme serupa tumbuhan yang menutupi sekitar 8 % permukaan bumi. Lichen seringkali dijumpai pada pohon, bebatuan dan tanah. Lichen juga terkadang menempel pada berkas properti buatan manusia seperti beton, besi tua mobil yang sudah tidak digunakan pemiliknya, bangku–bangku taman bahkan di batu nisan pekuburan (Beaching & Hill, 2007). Lichen merupakan suatu organisme tunggal, yang berasosiasi simbiotik dengan organisme lain. Organisme simbion tersebut adalah antara fungi dengan alga dan/atau cyanobacteria. Fungi membutuhkan karbon sebagai sumber nutrisi, ini disediakan oleh simbionnya yaitu alga dan/atau cyanobacteria yang berfotosintesis. Simbiosis yang dilakukan oleh lichen adalah simbiosis mutualisme, karena baik fungi maupun alga tau yang diistilahkan dengan rekanan fotosintetiknya, yang disebut photobiont samasama diuntungkan (Yurnaliza, 2002). Ciri–ciri fungi yang membentuk lichen yaitu :1) kebanyakan tidak berhubungan dan memiliki bentuk yang berbeda lichen, termasuk di dalamnya adalah jamur, khususnya jamur piala. Sekitar 98 % fungi lichen adalah jamur piala atau Ascomycetes. Sekitar setengah hingga seluruh keluarga Ascomycetes membentuk lichen. Pembentukan lichen ini merupakan strategi ekologi, atau cara pengambilan nutrisi diantara fungi–fungi yang tidak memiliki hubungan (Muzzayinah, 2005). D. Alat dan Bahan Alat : 1. Mikroskop 2. Kaca benda 3. Kaca penutup 4. Pipet 5. Silet Bahan : 1. Lichens yang didapat di pohon di Asrama Putra Universitas Negeri Malang 2. Air kolam yang berwarna hijau (kolam biologi) E. Prosedur Kerja Pengamatan Cyanobacteria



Kaca benda difiksasi dengan menggunakan pemanas Bunsen.



Diteteskan satu tetes air sampel di kaca benda tersebut.



Kaca benda tersebut kemudian ditutup dengan kaca penutup, dan diamati menggunakan mikroskop cahaya



Pengamatan Lichens Disediakan Lichens yang akan diamati.



Diiris Lichens yang akan diamati dengan irisan membujur dan melintang. Diletakkan irisan tersebut pada kaca benda, kemudian ditetesi dengan aquadest steril. Ditutup dengan kaca penutup. Diamati dengan mikroskop dan dicatat hasilnya.



F. Hasil Pengamatan Pengamatan Cyanobacteria Gambar



Keterangan



Genus



: Synechoccus



sp Perbesaran : 40x10 Air sampel : kolam Biologi UM Warna



: Hijau kekuningan



Pengamatan Lichens No



Gambar Pengamatan



. 1.



Keterangan a. Jamur b. Alga



b



Perbesaran 40x10 a



G. Analisis Data Dalam pengamatan Cyanobacteria dilaksanakan pada Jumat, 31 Maret 2017 pukul 13.10-15.45 di Laboratorium Mikrobiologi (O5.305) Biologi, FMIPA, UM. Dalam pengamatan ini menggunakan air sampel yang diambil dari kolam biologi, FMIPA, UM. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa Cyanobacteria yang ditemukan hidup berkoloni, berwarna hijau kekuningan tanpa adanya cekungan pada bagian tengah sel Cyanobacteria. Setelah diamati lebih lanjut, didapatkan bahwa Syanobacteria tersebut termasuk ke dalam genus Synechoccus sp.



Sedangkan pengamatan yang kedua, pada pengamatan Lichens, di mana Lichens diperoleh dari pohon mangga dekat asrama putra UM dengan mencukilnya dari pohon tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan dari irisan melintang dan membujur Lichens yang diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x10, diperoleh hasil hifa jamur berwarna kecoklatan sedangkan alga berwarna kehijauan. H. Pembahasan Pada praktikum kali ini yaitu melakukuan pengamatan tentang cyanobacteria. Ganggang hijau-biru (cyanobacteria) atau dikenal juga dengan istilah Cyanophyta merupakan filum bakteria yang mendapatkan energi melalui proses fotosintesis (Sarma, 2012). Air sampel yang diambil pada praktikum pengamatan cyanobacteria ini yaitu air kolam Biologi, FMIPA-UM dan setelah dilakukan pengamatan ditemukan salah satu jenis



cyanobacteria yaitu



Synechococcus sp. Synechococcus sp. adalah genus cyanobacteria kosmopolitan ditemukan di laut, air tawar, darat dan habitat sub-aerial. Synechococcus sp. secara luas dianggap salah satu mikro-organisme foto-oksigenik yang paling berlimpah di Bumi (Whitton & Potts, 2000). Berdasarkan hasil pengamatan, ciri yang ditemukan pada genus ini yaitu memiliki warna hijau keputihan, warna hijau ini meruapakan klorofil dari Synechococcus sp. Hal ini sesuai dengan pendapat Stambler dan Dubinsky (2006) yang menyatakan bahwa ganggang hijau-biru memanen cahaya sebagai sumber energi menggunakan klorofil, energi yang didapatkan kemudian akan ditransfer ke pusat reaksi fotosintesis. Disamping itu, Overmann dan Garcia-Pichel (2004) menyatakan organisme fototrof aerobik seperti ganggang hijau-biru utamanya menyerap energi matahari pada area sinar tampak (400 – 700 nm). Untuk mengetahui struktur tubuh dari genus Synechococcus sp. yaitu diambil contoh dari genus Synechococcus sp. dengan strain WH8113.



Gambar 1: Synechococcus sp. (strain WH8113) lapisan konsentris amplop sel. Bagian amplop sel yang terdiri dari membran sel (CM), lapisan peptidoglikan (P), membran luar (OM), dan permukaan lapisan (S). Lapisan tilakoid (T) juga ditunjukkan. Skala bar, 200 nm. Sel amplop Synechococcus sp. WH8113 memiliki beberapa lapisan (Gambar. 1). Melanjutkan dari dalam, sel amplop terdiri dari membran sel (~ 10 nm tebal), lapisan peptidoglikan (~ 15 nm tebal), membran luar (~ 10 lapisan nm tebal), dan permukaan (~ 35 nm tebal) (Rash dan Giddings, 1989). Selain adanya sel amplop, juga terdapat spikula. Spikula ini muncul pada bagian atas permukaan bakteri.



Gambar 2. Spikula Synechococcus sp. (strain WH8113). Skala bar, 100 nm. Ganggang hijau-biru bisa berbentuk sel tunggal atau koloni. Koloni ganggang hijau-biru dapat membentuk filamen ataupun lembaran. Beberapa koloni filamen memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel



yang berbeda: sel vegetatif adalah yang paling umum dijumpai, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase pada kondisi lingkungan ekstrim (Bischoff dan Bold, 1963). Pada praktikum yang kedua yaitu pengamatan Lichen, Lichen diamati morfologi luarnya dengan mata telanjang. Sedangkan untuk mengamati struktur anatominya dilakukan dengan membuat preparat lichen secara membujur dan melintang kemudian diamati menggunakan mikroskop cahaya. Lichen yang digunakan dalam praktikum ini berasal dari pohon manga Mangifera sp. Secara morfologi luar, lichen ini berwarna abu-abu kehijauan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sharnoff (2002), tubuh lichens dinamakan thallus secara vegetative mempunyai kemirpan dengan algae dan jamur. Thallus berwarna abu-abu kehijauan, beberapa spesies ada yang ada yang berwarna kuning, oranye, coklat, atau merah dengan habitat yang bervariasi. Lichen yang diamati memiliki bentuk menyerupai kerak atau crustose. Menurut Tortora et al (2013), lichen crustose tumbuh sama rata atau menjadi kerak pada substrat (meyerupai). Menurut Campbell (2005), lichen jenis crustose memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat pada kulit pohon, atau di tanah. Jenis ini susah untuk dicabut tanpa merusak substratnya. Boonpragob (2003) mengatakan bahwa tipe talus crustose merupakan tipe talus yang paling resisten dibandingkan dengan tipe talus lainnya. Hal tersebut terjadi karena lumut kerak dengan tipe morfologi talus crustose terlindung dari potensi kehilangan air dengan bertahan pada substratnya. Warna talus dari lichen yang diamati adalah abu-abu kehijauan. Menurut Fink (1961), warna talus dapat semakin menggelap seiring dengan bertambahnya umur serta khasnya akan mengikuti tempat kondisi dan tempat tumbuhnya warna dapat berubah karena adanya perubahan kadar klorofil pada talus Lichen yang disebabkan gas-gas yang bersifat racun atau pencemar. Pada pengamatan struktur anatomi, lichen yang diamati terdiri atas korteks dan medulla. Menurut pendapat Tortora et al (2013), thallus lichen terdiri atas



korteks dan medulla. Dimana pada bagian medulla diisi oleh hifa jamur dan alga. Hifa jamur dibangun di bawah badan lichen membentuk struktur rhizines, atau holdfast. Hifa jamur juga menyusun korteks, atau melindungi lapisan alga dibawahnya. Sedangkan menurut Tjitrosoepomo (2005), lapisan medulla dibagi lagi menjadi lapisan gonidia yang diisi oleh alga dengan hifa–hifa fungi yang teranyam jarang-jarang, dan lapisan teras yang diisi lapisan gonidia serta lapisan anyaman benang-benang fungi tanpa ganggang. Baron (1999) tipe lichen crustose ini memiliki sifat melekat erat pada substratnya dan tipe jaringan talus homoiomerous, yaitu keadaan dimana phycobiont (alga) berada di sekitar hifa. Berikut ini merupakan perbandingan antara gambar hasil pengamatan anatomi lichen dengan gambar anatomi lichen yang diperoleh dari literatur.



Lapisan korteks Lapisan medulla



Lapisan korteks Rhizine



Gambar 3. Sayatan melintang talus lichen Sumber: Pengamatan mikroskop perbesaran 400×10



Gambar 4. struktur



lichen crustose Sumber: Tortora et al (2013)



I. KESIMPULAN 



Ganggang hijau-biru (Cyanobacteria) atau dikenal juga dengan istilah Cyanophyta merupakan filum bakteria yang mendapatkan energi melalui proses fotosintesis.







Synechococcus sp. adalah genus Cyanobacteria kosmopolitan ditemukan di laut, air tawar, darat dan habitat sub-aerial.







Talus lichen yang diamati memiliki struktur luar menyerupai kerak. Sedangkan struktur dalam teridiri dari lapisan korteks, lapisan medulla yang diisi oleh alga dan jamur, serta rhizine atau holdfast yang hanya terdiri dari hifa jamur.



DAFTAR PUSTAKA Baron, G. 1999. Understanding Lichens. England : The Richmond Publishing Co.ltd. Beaching, S. Q., & Hill, R. 2007. Guide to Twelve Common & Conspicuous Lichens of Georgia’s Piedmont. Georgia: University of Georgia Atlanta.



Bischoff, H.W. dan H.C. Bold. 1963. Phycological Utudies IV: Some Soil Algae From Enchanted Rock And Related Algal Species. Texas: University of Texas Pubishing. Boonpragob, K. 2003. Using Lichens as Bioindicator of air pollution. (online) http://www.nfofile.pcd.go. thair31. LichenAcidDep.pdf. Diakses 5 April 2017 Campbell. 2005. Biology Seventh Edition. San Fransisco: Pearson Education, Inc Fink, B. 1961. The Lichen Flora of The United States. Michigan : The University of Michigan Press. Gembong, T. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985. Kimball, J. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga, 1987. Muzzayinah. 2005. Keanekaragaman Tumbuhan Tak Berpembuluh. Surakarta: UNS Press. Overmann, J. dan F. Garcia-Pichel. 2004. The Prokaryotes: An Evolving Electronic Resource for the Microbiological Community. New York: Springer Rash JE, Giddings FD. 1989. Counting and measuring IMPs and pits: why accurate counts are exceedingly rare. J. Electron Microsc. Techn. 13: 204215. Sarma, T. A. 2012. Handbook of Cyanobacteria. Paris: CRC Press. Sharnoff. S. D. 2002. Lichen Biology And The Environment The Special Biology Of Lichens. (online) http:/ www.lichen.com. Diakses 5 April 2017 Stambler, N., and Z. Dubinsky. 2006. Marine Phototrophs In The Twilight Zone. New York: Springer. Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tortora, Gerard J;Berdell R. Funke; Christine L. Case. 2013. Microbiology: An Introduction 11th Edition. USA: Pearson Education, Inc.



Whitton BA, Potts M. 2000. The Ecology of Cyanobacteria. Their Diversity in Time and Space. Berlin: Springer. Yurnaliza. 2002. Lichenes: Karkteristik, Klasifikasi, dan Kegunaan. Medan: USU Digital Library Lampiran



Fiksasi Kaca Benda



Lichens



Fiksasi Jarum Inokulum



Pembuatan preparat



Pipet dan Kaca Benda



Silet, pipet, dan kaca benda



Aquadest steril