Pengantar Ilmu Ekonomi Tugas II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS 2 1. Perusahaan A memproduksi Barang ABC dijual dengan harga Rp. 10.000 per unit. Biaya total yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan barang, ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut (biaya dalam Rp); TC = 50.000 + 5.000Q. TC adalah biaya total dan Q adalah jumlah barang. Berdasarkan informasi tersebut, hitunglah jumlah barang yang harus diproduksi (dijual) pada tingkat break-even   point (BEP) ! Jawab : Perusahaan A memproduksi barang ABC dan dijual dengan harga Rp10.000 per unit. Biaya total yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan barang, ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut (biaya dalam Rp), TC = 50.000 + 5.000Q. Berdasarkan informasi tersebut, jumlah barang yang harus diproduksi (dijual) pada tingkat break-even point (BEP) adalah sebanyak 10 unit. Penjelasan: Diketahui  



Perusahaan A memproduksi barang ABC dijual dengan harga Rp10.000 per unit. Biaya total TC = 50.000 + 5.000Q (biaya dalam Rp), dengan TC adalah biaya total dan Q adalah jumlah barang.



Ditanya Jumlah barang yang harus diproduksi (dijual) pada tingkat break-even point (BEP) Proses Step-1: menyusun fungsi pendapatan total (total revenue, TR) Jumlah barang = Q Harga jual per unit P = 10.000 (dalam Rp) TR = P x Q ∴ TR = 10.000Q Step-2: menghitung jumlah barang yang harus diproduksi (dijual) pada tingkat break-even point (BEP) Untuk mencapai titik impas (BEP) maka TR = TC. 10.000Q = 50.000 + 5.000Q 10.000Q - 5.000Q = 50.000 5.000Q = 50.000 ∴ Q = 10 Dengan demikian, jumlah barang yang harus diproduksi (dan dijual) pada tingkat break-even point (BEP) sebanyak 10 unit. ---------------------------------------



Tambahan: Jika ditanyakan besarnya pendapatan total atau biaya total pada tingkat break-even point (BEP), maka nilai Q dapat disubstitusikan ke dalam fungsi TR atau TC, misal dipilih pendapatan total TR = 10.000Q. Q = 10 ⇒ TR = 10.000 x 10 ∴ TR = Rp100.000 sekaligus TC = Rp100.000



2. Jelaskan karakteristik pasar monopoli, beserta keunggulan dan kelemahannya ! Jawab : Karakteristik monopoli Kita dapat mengenali fitur persaingan monopoli dari berbagai aspek, termasuk: 



Jumlah penjual dan pembeli







Hambatan masuk







Ancaman substitusi 







Kekuatan pasar perusahaan



Aspek-aspek tersebut membedakan pasar monopoli dengan struktur pasar lainnya seperti persaingan sempurna, persaingan monopolistik dan oligopoli. Berikut adalah karakteristik monopoli: 



Pasar terdiri dari satu produsen. Pasokannya sama dengan pasokan pasar. Karena itu, harga dan kuantitas tergantung pada strategi pemonopoli.







Hambatan masuk adalah tinggi. Itu mungkin berasal dari skala ekonomi, hambatan regulasi, ataupun penguasaan sumber daya langka. Akibatnya, ancaman dari pendatang baru rendah. 







Pasar tidak memiliki substitusi. Konsumen tidak memiliki produk alternatif untuk dibeli.







Pemonopoli memiliki kekuatan pasar absolut. Itu karena perusahaan adalah produsen tunggal dan tidak menghadapi ancaman dari pendatang baru dan produk substitusi.







Pemonopoli adalah  price maker. Perusahaan menentukan harga pasar atas produk yang dijual.







Pemopoli memiliki kekuatan untuk mendiskriminasi harga. Perusahaan dapat menetapkan harga berbeda ke konsumen berbeda untuk produk yang sama. Itu mungkin didasarkan pada harga reservasi pembeli, volume pembelian atau aspek lainnya.



Kelebihan dan kekurangan monopoli  Dalam beberapa kasus, monopoli diinginkan karena sejumlah alasan, termasuk: Pertama, itu penting untuk membiayai proyek penelitian dan pengembangan skala besar. Perusahaan dapat menggunakan keuntungan ekonominya untuk berinovasi sebagai cara untuk mempertahankan dominasi dalam jangka panjang. Kedua, harga produk menjadi lebih rendah. Sebagaimana dalam kasus monopoli alamiah, satu perusahaan dapat mencapai skala ekonomi yang lebih tinggi. Perusahaan monopoli dapat berproduksi pada biaya rata-rata yang rendah, sesuatu yang tidak dapat dicapai jika dua atau lebih perusahaan beroperasi. Itu juga seharusnya ditunjang dengan efisiensi yang lebih besar dan inovasi. Tapi, monopoli juga tidak diinginkan karena beberapa alasan: Penyalahgunaan kekuatan pasar. Pemonopoli dapat menghasilkan jumlah output yang rendah, berkualitas buruk tapi menjualnya dengan harga yang tinggi. Tidak ada tekanan untuk melakukannya, kecuali diregulasi oleh pemerintah. Jika itu terjadi, itu hanya menguntungkan perusahaan dan merugikan konsumen. Konversi surplus konsumen. Dengan mendiskriminasi harga, pemonopoli mengkonversi surplus konsumen menjadi miliknya.  Memang, pemonopoli menghasilkan efisiensi alokatif (total surplus adalah maksimum). Tapi, itu harus dapat menerapkan diskriminasi harga derajat pertama. Dengan begitu, total surplus akan sama dengan surplus produsen. Tapi, itu sulit dilakukan didunia nyata. 



3. Jelaskan perbedaan biaya eksplisit dan biaya implisit, beserta contohnya ! Jawab :



Pengertian Biaya Implisit  Biaya implisit adalah jenis biaya peluang yang dimanfaatkan di dalam sumber daya internal perusahaan. Biaya implisit tidak digunakan di dalam sebuah laporan keuangan, namun adapun yang dilaporkan sebagai biaya yang terpisah. Pada umumnya, menghitung biaya implisit bukan perkara mudah karena perhitungannya tidak hanya didasarkan atas pertukaran fisik maupun pertukaran uang tunai di dalam aktivitasnya. Singkatnya, jenis biaya ini berasal dari penggunaan aset perusahaan, bukan membeli atau menyewanya dari pihak lain. Selain itu, biaya implisit ini akan mengindikasikan hilangnya potensi pendapatan perusahaan, bukan keuntungan perusahaan karena aset perusahaan secara berkala terus digunakan untuk berbagai agenda operasional perusahaan. Contoh sederhananya, ketika sebuah perusahaan memperoleh pendapatan dari penggunaan gedung milik perusahaan kemudian menjalankan kegiatan produksinya untuk memperoleh produk agar bisa dijual. 



Pengertian Biaya Eksplisit Tidak hanya biaya implisit, ada pula sebuah istilah yang disebut biaya eksplisit di dalam suatu perusahaan. Berbanding terbalik dengan biaya implisit, biaya eksplisit merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan ketika ingin memperoleh dan menghasilkan sesuatu. Biaya ini juga dapat diartikan sebagai biaya riil, di mana biaya tersebut dikeluarkan oleh pihak lain dalam menjalankan usahanya di berbagai sektor produksi yang akan berdampak langsung pada profitabilitas perusahaan. Biaya eksplisit ini juga merupakan biaya kontraktual atau biaya pasti yang meliputi biaya tenaga kerja, biaya sewa, biaya utilitas, biaya persediaan, biaya produksi, biaya mesin produksi perusahaan, dan biaya hipotek. Artinya, setiap kas anggaran keuangan yang keluar dari arus kas perusahaan akan dicatat dan dimasukkan ke dalam pembukuan atau laporan keuangan perusahaan.



Cara Menghitung Biaya Implisit Dimulai dengan contoh, misalnya pada sebuah perusahaan manufaktur yang mempunyai gedung usaha milik perusahaan, menggunakannya untuk menjalankan operasi bisnis dan produksinya. Kemudian, perusahaan lebih memilih menggunakan gedungnya sebagai kegiatan operasional perusahaan daripada menyewakan gedung tersebut kepada pihak lain.  Perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 500 juta per bulan, sedangkan jika bangunannya disewakan kepada pihak lain maka opportunity cost yang didapat adalah sebesar Rp. 50 juta per bulan.



Cara untuk menghitung biaya implisit ini tidak sulit, seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa sudah terdapat keuntungan ekonomi aktual dari perusahaan manufaktur, yaitu Rp. 500 juta, maka bisa kita kurangkan dengan Rp. 50 juta. Sehingga, biaya implisit perusahaan manufaktur adalah Rp. 450 juta per bulan. Karena perusahaan manufaktur menggunakan sumber dayanya sendiri dalam bentuk bangunan, sehingga tidak memperoleh pendapatan dari asetnya juga tidak akan melaporkannya sebagai eksplisit atau menggunakan bangunan tersebut sebagai kegiatan operasionalnya sendiri.  Untuk itu, perusahaan harus rela kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp. 50 juta. Maka inilah yang disebut dengan biaya implisit. Contoh lainnya, anggaplah ada seseorang yang ingin mengalokasikan Rp. 250 juta yang bisa digunakan untuk memulai bisnis baru. Kemudian, uang yang dialokasikan berpotensi memperoleh pendapatan bunga simpanan sebesar Rp 20 juta per tahun jika disimpan sebagai simpanan di bank. Jadi, ini Rp. 20 juta adalah yang biasa kita sebut sebagai biaya implisit.



Cara Menghitung Biaya Eksplisit Biaya eksplisit perusahaan dapat mencakup gaji karyawan, pembayaran yang dilakukan untuk membeli bahan baku, pembayaran sewa atau hipotek bisnis, dan biaya lain yang terkait dengan pembelian peralatan manufaktur perusahaan. Dari biaya eksplisit tersebut, perusahaan dapat mempertimbangkan pembayaran sewa atau hipotek dan biaya pembelian peralatan produksi sebagai biaya tetap. Misalnya ada perusahaan yang membeli mesin seharga Rp. 50 juta. Jadi, biaya yang harus dibayar adalah uang aktual atau biaya eksplisit. Biaya eksplisit ini atau yang biasa disebut dengan real cost akan melibatkan pembayaran finansial langsung dan dibayarkan kepada pihak eksternal agar operasional bisnis internal tetap berjalan dengan lancar. Contoh sederhana lainnya adalah perusahaan yang membayar gaji karyawan untuk melakukan suatu kegiatan produksi. Walaupun biaya-biaya tersebut tidak termasuk di dalam laporan keuangan perusahaan, kita tetap perlu memiliki laporan akuntansi yang baik dan benar untuk menghitung setiap pengeluaran dan pendapatan perusahaan. Tentunya kita bisa memiliki laporan keuangan yang benar dan akurat, tujuannya agar perusahaan dapat mengelola keuangan bisnis dengan lebih mudah dan tetap. 



Sumber : https://brainly.co.id/tugas/46379743?tbs_match_experiment=2 https://cerdasco.com/monopoli/ https://emiten.com/info/biaya-implisit-eksplisit-bedanya-apa/