Pengaruh Siwak Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengaruh Siwak Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut



PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut di negara-negara maju maupun berkembang berkaitan erat dengan kerusakan jaringan keras gigi dan jaringan penyangga gigi. Karies gigi merupakan kerusakan jaringan keras gigi yang ditandai oleh terjadinya demineralisasi bahan



anorganik dan disolusi bahan organik sehingga menyebabkan



terbentuknya suatu kavitas pada gigi. Pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 yang dilakukan Departemen Kesehatan RI, didapatkan 71,2% penduduk berusia di atas 10 tahun pernah mengalami karies. Prevalensi karies untuk usia 12 tahun sebesar 43,9%, usia 15 tahun sebesar 37,4% dan meningkat pada usia 18 tahun menjadi 51,1%. Hasil ini juga ditunjang dengan meningkatnya prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia pada SKRT 2004 menjadi sebesar 90,05%. Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan dari rongga mulut. Hal ini dapat dilihat dari ada atau tidaknya deposit-deposit organik berupa materi alba, kalkulus, sisa makanan, dan plak gigi. Siwak atau Miswak, merupakan bagaian dari akar atau ranting tumbuhan Salvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas Studi ilmiah tentang miswak atau siwak tidak hanya membersihkan gigi, juga memiliki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab penyakit gigi. membersihkan gigi, juga memiliki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab penyakit gigi. Beberapa studi atau penelitian yang telah dilakukan terhadap khasiat siwak sebagai berikut :



Wrigley, suatu Perusahaan yang melakukan studi tentang miswak yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistrymenemukan bahwa mint dengan ekstrak dari Miswak 20 kali lebih efektif membunuh bakteri dibandingkan mint biasa. Sejumlah peneliti di Swedia pun, mempublikasikan penelitiannya dalamJournal of Periodontology dan menemukan bahwa siwak atau miswak ternyata mampu membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal. Sebuah studi yang membandingkan toothbrushing dan menggunakan Miswak (Miswak ing!) Dapat dilihat pada Pubmed (US Perpustakaan Nasional untuk Pengobatan Service). Studi menyimpulkan bahwa Miswak lebih efektif daripada toothbrushing dalam mengurangi plak dan radang gusi yang diberikan itu digunakan secara benar. Ekstrak siwak dan kristal siwak mempunyai daya antibakteri. Siwak tidak hanya membersihkan gigi, juga memiliki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab penyakit gigi.



Rumusan masalah Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :



Bagaimana pengaruh pemakaian siwak terhadap kesehatan gigi dan mulut? Tujuan Penelitian



ini bertujuan untuk mengetahui :



1. Manfaat dari siwak. 2. Pengaruh siwak terhadap kesehatan gigi dan mulut.



Manfaat a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh Siwak terhadap kebersihan gigi dan mulut. b. Menunjukkan kemampuan larutan ekstrak siwak sebagai salah satu alternatif zat antibakterial yang dapat dikembangkan sebagai komoditas oral cleaner device (alat pembersih mulut) yang higienis dan efektif dalam mencegah terjadinya karies.



PEMBAHASAN “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”. (HR. Bukhori dan Muslim) Siwak atau Miswak, merupakan bagian dari batang, akar atau ranting tumbuhanSalvadora persica yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika. Siwak berbentuk batang yang diambil dari akar dan ranting tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon arak adalah pohon yang kecil seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, berdiameter lebih dari 1 kaki. Jika kulitnya dikelupas berwarna agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna cokelat dan bagian dalamnya berwarna putih. Aromanya seperti seledri dan rasanya agak pedas.



Studi ilmiah tentang Miswak atau Siwak Siwak tidak hanya membersihkan gigi, juga memiliki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab penyakit gigi. Beberapa studi atau penelitian yang telah dilakukan terhadap khasiat siwak sebagai berikut : Wrigley, suatu Perusahaan yang melakukan studi tentang miswak yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistrymenemukan bahwa mint dengan ekstrak dari Miswak 20 kali lebih efektif membunuh bakteri dibandingkan mint biasa. Sejumlah peneliti di Swedia pun, mempublikasikan penelitiannya dalamJournal of Periodontology dan menemukan bahwa siwak atau miswak ternyata mampu membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal. Sebuah studi yang membandingkan toothbrushing dan menggunakan Miswak (Miswak ing!) Dapat dilihat pada Pubmed (US Perpustakaan Nasional untuk Pengobatan Service). Studi menyimpulkan bahwa Miswak lebih efektif daripada toothbrushing dalam mengurangi plak dan radang gusi yang diberikan itu digunakan secara benar. Ekstrak siwak dan kristal siwak mempunyai daya antibakteri. Siwak tidak hanya membersihkan gigi, juga memiliki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab penyakit gigi. (penelitian mahasiswa UI jurusan FMIPA dan LIPI, 2004, tentang Uji Antibakteri Siwak (Salvadora persica Linn) terhadaptreptococcus mutans dan Bacteroides melaninogenicus. Al-Lafi dan Ababneh (1995) melakukan penelitian terhadap kayu siwak dan melaporkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh dan



menghambat pertumbuhan bakteri, mengikis plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, meliputi : Antibacterial Acids ( seperti astringents, abrasive dan detergent yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi, menghentikan pendarahan pada gusi), Kandungan kimiawi (seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluorida, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimetilamin, Salvadorin, Tannin dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi), Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, Enzim yang mencegah pembentukan plak yang merupakan penyebab radang gusi dan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature, Anti Decay Agent (Zat anti pembusukan) dan Antigermal System, yang bertindak seperti Penicilin menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah terjadinya proses pembusukan. Siwak juga turut merangsang produksi saliva, dimana saliva sendiri merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut. Penelitian Farooqi dan Srivastava (1990) ditemukan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri. El-Mostehy dkk (1998) melaporkan bahwa tanaman siwak mengandung zat-zat antibakterial. Darout et al. (2000) Melaporkan bahwa antimikrobial dan efek pembersih pada miswak telah ditunjukkan oleh variasi kandungan kimiawi yang dapat terdeteksi pada ekstraknya. Efek ini dipercaya berhubungan dengan tingginya kandungan Sodium Klorida dan Pottasium Klorida seperti salvadourea dan salvadorine, saponin, tannin, vitamin C, silika dan resin, juga cyanogenic glycoside dan benzylsothio-cyanate. Almas (2002) meneliti perbandingan pengaruh antara ekstrak siwak denganChlorhexidine Gluconate (CHX) yang sering digunakan sebagai cairan kumur (mouthwash) dan zat anti plak pada dentin manusia dengan SEM (Scanning Electron Microscopy). Almas melaporkan bahwa 50% ekstrak siwak dan CHX 0,2% memiliki efek yang sama pada dentin manusia, namun ekstrak siwak lebih banyak menghilangkan lapisan noda-noda (Smear layer) pada dentin. Cara Penggunaan siwak dalam bentuk batang atau stick kayu dengan cara: Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat dipersiapkan dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya.



Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumurkumur. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah. Sebelum dan sesudah bersiwak, kayu Siwak (kayu arok atau sejenisnya) hendaklah dicuci. Siwak hendaklah disimpan posisi berdiri, jangan disimpan diatas tanah. Jika Siwak itu kering, sebaiknya direndam dengan air terlebih dahulu. Siwak berbeda dengan sikat gigi, siwak adalah kayu yang biasa dipakai untuk menggosok gigi hingga akhir masa.