Pengertian Pondasi & Jenis-Jenis Pondasi Politeknik Negeri Kupang  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS REKAYASA PONDASI



OLEH UMARI AL KHWARI BETHAN NIM : 1523714745



KONSENTRASI BANGUNAN AIR PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI KUPANG 2017



1. Pengertian Pondasi Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya. Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya. Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi: 1. Keadaan tanah pondasi 2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure) 3. Keadaan daerah sekitar lokasi 4. Waktu dan biaya pekerjaan 5. Kokoh, kaku dan kuat Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama. Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut. Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya. Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni : 1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar. 2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung. 3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.



2. Jenis-Jenis Pondasi Secara garis besar pondasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : A. Pondasi Dangkal Pondasi jenis ini biasanya dilaksanakan pada tanah dengan kedalaman tanah tidak lebih dari 3 meter atau sepertiga dari dari lebar alas pondasi. Dengan kata lain, pondasi ini diterapkan pada tanah yang keras atau stabil yang mendukung struktur bangunan yang tidak terlalu berat dan tinggi, dengan kedalaman tanah keras kurang dari 3 meter. Pondasi dangkal tidak disarankan untuk dilaksanakan pada jenis tanah yang kurang stabil atau memiliki kepadatan tanah yang buruk, seperti tanah bekas rawa/gambut. Bila kondisi memaksa untuk dilaksanakan pada tanah yang kurang stabil, harus diadakan perbaikan tanah terlebih dahulu, dengan sistem memakai cerucup/tiang pancang yang ditanam dibawah pondasi. Pondasi dangkal terdiri dari: o Pondasi Menerus Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau kolom dengan jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat. Pondasi menerus dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Penggunaan bahan pondasi ini biasanya sesuai dengan kondisi lingkungan atau bahan yang tersedia di daerah setempat. Bahan yang digunakan bisa dari batu kali, batubata atau beton kosong/tanpa tulangan dengan adukan 1 pc : 3 Psr : 3 krl. Keuntungan memakai pondasi ini adalah beban bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh pondasi berdiri diatas tanah keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk pondasi cukup besar, memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja yang banyak.



Gambar : Pondasi Menerus



o Pondasi Setempat Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik kolom struktural. Contoh pondasi setempat: o Pondasi ompak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana. o Pondasi ompak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah kayu pada rumah tradisional, dan lain-lain. o Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi dalam. Dapat dilaksanakan pada bangunan hingga dua lantai, tentunya sesuai dengan perhitungan mekanika.



Gambar : Pondasi Setempat o Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi itu sendiri. Pondasi Sarang Laba-Laba dapat dilaksanakan pada bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan pada tanah dengan daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai. Plat beton tipis menerus itu di bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif tinggi, sehingga secara menyeluruh berbentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib tersebut terbuat dari beton bertulang. Sementara rongga yang ada dibawah plat diantara rib-rib diisi



dengan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm.



Gambar : Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba



B. Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi . Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari. Jenis–jenis Pondasi Dalam : o Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya. Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat lubang-lubang berbentuk sumur. Lobang ini digali hingga mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan kurang lebih 10 cm dengan pembesian. Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40



cm sampai 1,00 m, diatas coran tersebut disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas dicor kembali dan diberi angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya. Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat antar kolom yang disatukan oleh sloof beton.



Gambar : Pondasi Sumuran



o Pondasi Bored Pile Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali. Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile (Tiang Pancang), yaitu meneruskan beban stuktur bangunan diatas ke tanah dasar dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki daya dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan sondir sebelumnya, agar daya dukung tanah dibawah dapat diketahui pada kedalaman berapa meter yang dianggap memadai untuk mendukung konstruksi diatas yang akan dipikul nantinya. Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang disekitarnya rapat dengan bangunan orang lain, karena proses pembuatan pondasi ini tidak menimbulkan efek getar yang besar, seperti pembuatan



Pondasi Pile (Tiang Pancang) yang pemasangannya dilakukan dengan cara pukulan memakai beban/hammer.



Gambar : Pondasi Bored Pile o Pondasi Tiang Pancang Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan beban yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman lebih dari 8 meter.



Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya. Tiang Pancang umumnya digunakan : o Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat. o Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling. o Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian. o Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi. o Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut. o Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial. o Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral. Gambar : Pondasi Tiang Pancang



3. Analisis Desai Pondasi Telapak Pondasi telapak atau sering juga disebut footplate biasanya digunakan pada bangunan yang jumlah tingkatnya tidak terlalu banyak (1 s/d 3 tingkat) dan daya dukung tanah yang tidak terlalu jelek (>2 kg/cm2).  Langkah pehitungan pondasi telapak Ada 3 langkah untuk menghitung pondasi telapak, yaitu: 1. Menentukan Ukuran pondasi 2. Kontrol geser 3. Menentukan pembesian/penulangan  Persyaratan ketebalan pondasi telapak 1. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah adalah 75 mm 2. Ketebalan pondasi telapak di atas lapisan tulangan bawah tidak boleh kurang dari 150 mm untuk pondasi telapak di atas tanah  Persyaratan kuat geser pondasi telapak 1. Aksi geser satu arah dimana masing-masing penampang kritis yang akan ditinjau menjangkau sepanjang bidang yang memotong seluruh lebar pondasi telapak 2. Aksi geser dua arah dimana masing-masing penampang kritis yang akan ditinjau harus ditempatkan sedemikian hingga perimeter penampang adalah minimum Kedua persyaratan ini harus memenuhi, jika tidak maka pertebal ukuran pondasi  Contoh soal pondasi telapak o fc = 25.00 Mpa o fy = 400.00 Mpa o Daya dukung tanah (σ) = 200.00 kN/m2 o Berat jenis tanah (γ tanah) = 17.00 kN/m3 o Kedalaman pondasi (z) = 1.00 m o Tebal pondasi (h) = 0.40 m o Tinggi efektif pondasi telapak (d) = 0.33 m o Tekanan efektif tanah = σ – γ tanah x z = 183.00 kN/m2 dimana… o Fc adalah mutu beton yang kita tentukan o Fy adalah mutu baja/tulangan yang kita tentukan o Daya dukung tanah dan berat jenis tanah kita peroleh dari laporan penyelidikan tanah/soil test report



o Kedalaman pondasi kita tentukan berdasarkan hasil soil test juga, ambil antara 1 ~ 2 m saja o Tebal pondasi kita tentukan sendiri asalkan memenuhi syarat. Untuk amannya ambil > 300 mm  Pembebanan pondasi telapak Pondasi Telapak



Beban kita peroleh dari struktur atas pada salah satu titik kolom o P = 100 kN (aksial) o Mx = 5 kNm (Momen) o My = 7 kNm (Momen)  Menentukan Ukuran Pondasi Telapak Ukuran pondasi ditentukan dengan cara coba-coba, jika tidak memenuhi maka ukuran diperbesar. o Menentukan ukuran pondasi dengan cara coba-coba, pada kasus ini kita ambil 1 x 1 m. o Hitung inersia, Ix = Iy = 1/12 * b * h3= 1/12 * 1 * 1 = 0,08 m4 o As pondasi = x = y = 0,5 m o Lebar kolom struktur/pedestal = 0,4 x 0,4 m o Tegangan yang terjadi pada tanah, Σ = P/A + Mx*Y/Ix + My*X/Iy = 172 kN/m2 o Σ < Tekanan efektif tanah = 183.00 kN/m2 (AMAN)  Tegangan pada pondasi telapak akibat beban terfaktor o P = 1,2 x 100 = 120.00 kN o Mx = 1,2 x 5 = 6.00 kNm



o o o o o



My = 1,2 x 7 = 8.40 kNm Pada Titik A, σ = P/A – MxY/Ix + MyX/Iy = 134,40 kN/m2 Pada Titik B, σ = P/A + MxY/Ix + MyX/Iy = 33,60 kN/m2 Pada Titik C, σ = P/A – MxY/Ix – MyX/Iy = 206,40 kN/m2 Pada Titik D, σ = P/A + MxY/Ix + MyX/Iy = 105,60 kN/m2



Ambil yang terbesar untuk perhitungan selanjutnya  Kontrol Geser pada Pondasi Telapak Karena pondasi telapak tidak mempunyai tulangan geser, maka gaya geser sepenuhnya ditahan oleh beton. Geser dua arah



pondasi telapak o Gaya geser yang disebabkan oleh beban terfaktor, Vu = (L x B – (C1+ d + c2 + d)) x σ = 51,60 kN o Gaya geser yang disumbangkan oleh beton, o Βc = c1/c2 = 1.00 o Bo = keliling geser = (c1 + d + c2 + d) x 2 = 2.50 m o αs = 40.00 untuk kolom dalam (peraturan) o Nilai Vc dipilih yang terkecil dari hasil pers. Dibawah ini: o Vc = (1+(2/βc)) x ((√fc x bo x d)/6) o Vc = (αs x d/bo) x 2) x ((√fc x bo x d)/12) o Vc = 1/3 √fc x bo x d o Diperoleh Vc = 1354.17 kN o qVc > Vu, Pondasi aman terhadap geser dua arah



 Menentukan Pembesian / Penulangan Pondasi telapak Penulangan pada pondasi telapak untuk tulangan lentur dan tulangan susut. o Mu = (0.5)x σ x ((B-c1)/2)2) x B = 12.64 kNm o m = fy/0.85fc = 18.82 kNm o Rn = Mu/Øbd2 = 0.15  Menentukan rasio tulangan; ρ = 1/m (1-√(1-2mRn/fy) = 0.00038 ρ max = 0.75 x(0.85fcβ/fy)(600/(600+fy) = 0.02032 ρ min = 1.4/fy = 0.00350 As = ρ b d = 1137.50 mm2 Di ambil tulangan diameter 16 dengan luas 1 batang tulangan, As1 = 201,06 mm2 o Maka, jumlah tulangan = As / As1 = 5,66 ~ 6 batang o Sehingga, jarak antar tulangan menjadi = D16-141 mm o Ambil luas tulangan atas/susut 20% dari luas tulangan utama yaitu D13300 mm o o o o o



4. Tembok Penahan Tanah Tembok Penahan Tanah (TPT) adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi tanah tertentu pada umumnya dipasang pada daerah tebing yang labil. Jenis konstruksi antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu kosong, beton, kayu dan sebagainya.  Fungsi Fungsi utama dari konstruksi penahan tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat : 1. Benda-benda yang ada atas tanah (perkerasan & konstruksi jalan, jembatan, kendaraan, dll) 2. Berat tanah 3. Berat air (tanah) Atau dengan kata lain merupakan pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen, pasir dan air untuk melindungi tebing dari keruntuhan tanahnya. Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh pasangan batu adalah : o Pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan prasarana lain o Pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain, misalnya :  Dinding saluran irigasi  Prasarana tepi jalan kondisi khusus  Dan lain-lain o Perlindungan tebing  Jenis Tembok Penahan Tanah (Tpt) Jenis tembok penahan tanah : o Batu kali murni & batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity) o Tembok yang dibuat dari bahan kayu** (talud kayu) o Tembok yang dibuat dari bahan beton (talud beton)



Gambar : Dinding Saluran Irigasi



Gambar : Pengaman Tepi Jalan



 Kriteria Perencanaan Secara garis besar, kriteria perencanaan untuk TPT adalah : o Sedapat mungkin memanfaatkan potensi sumber daya yang ada. o Konstruksi sederhana dan dapat dikerjakan oleh masyarakat. o Lokasi yang dipilih tepat dan memiliki manfaat yang besar baik sebagai sarana dan prasarana penunjang atau pencegah bahaya longsor, banjir atau erosi. o Untuk alasan kemudahan pelaksanaan pembangunan dan efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan terhadap kemampuan pekerjaan pada kondisi normal, tinggi maksimal untuk prasarana penahan tanah 4,00 meter. o Kedalaman minimum prasarana tembok penahan dapat disesuaikan sampai memenuhi kestabilan konstruksi penahan tanah. o Ukuran bagian lain dari prasarana tembok penahan memenuhi persyaratan teknis dan memiliki persyaratan keamanan yang memadai. o Prasarana tembok penahan tanah untuk sarana dan prasarana irigasi atau tanggul sedapat mungkin bersifat kedap air selain dari persyaratan teknis dan persyaratan keamanan yang memadai.  Data Kebutuhan Desain Pembuatan desain penahan tanah bisanya membutuhkan data-data : o Potensi sarana dan prasarana yang sudah ada dan potensi sumber daya alamnya. o Tanah letak rencana /bentuk lokasi,  Jenis tanah  Kedalaman tanah keras  Lapisan air tanah o Data kondisi lokasi, lingkungan, dan peruntukan konstruksi  Sungai → sebagai saluran irigasi  Jalan → sebagai pengaman tepi jalan  Perlindungan tebing → keamanan sarana dan prasarana (jalan, pemukiman, dll) yang ada diatas atau di bawahnya, pencegah gerusan.  Tanggul → pencegah banjir, luapan air.  Persyaratan Teknis Hal-hal teknis yang harus diperhatikam dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Tembok Penahan Tanah adalah sebagai berikut. o Ukuran / Dimensi. Rumus ancar-ancar dimensi TPT :  Lebar Atas (A) = H (tinggi tembok) dibagi 12. Dan minimal lebar atas adalah 25 Cm∗.  Lebar dasar (B) = (0,47 s.d 0,7) dikalikan H  Tebal kaki dan tumit* (B1) = (1/8 s.d 1/6) dikalikan H.  Lebar kaki dan tumit* (B3) = (0,5 s.d 1) dikalikan B1.



o Kestabilan Prasarana. Analisis kestabilan antara lain meliputi :  Analisa terhadap guling.  Analisa terhadap geser.  Daya dukung tanah dasar.  Patah tembok akibat gaya yang diterimanya. o Kemiringan Dinding. Minimal 50 : 1 (H dibanding B2). o Jenis Tanah. Jenis tanah juga harus diperhatikan dalam perencanaan, seperti :  Tanpa lapisan air tanah. Analisa tekanan yang terjadi tidak mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalam kondisi biasa (kering udara).  Ada lapisan air tanah. Analisa tekanan yang terjadi mencakup tekanan akibat air/lapisan air tanah, dan indikator tanah yang berpengaruh adalah tanah dalam kondisi jenuh**.  Tanah lempung. Analisa tekanan yang terjadi ada pengaruh daya lekat tanah (kohesi).  Tanah Pasir. Nilai daya lekat tanah untuk tanah pasir (murni) biasanya kecil atau = 0 dan pengaruh daya lekatnya dapat diabaikan. o Bahan penyusun. Bahan penyusun dapat diperkirakan sesuai dengan jenis konstruksi dari TPT tersebut, misalnya :  



Batu, batu yang digunakan biasanya batu kali atau batu gunung hitam. Semen, semen yang digunakan haruslah yang mempunyai jenis yang baik dan dapat menggunakan Portland Cement (PC) atau Portland Cement Composit (PCC).  Pasir, pasir yang digunakan harus bebas dari bahan lain seperti tanah lempung, sampah, atau kotoran lainnya. o Kualitas Adukan. Disesuaikan dengan desain yang direncanakan dan dapat mengikat bahan konstruksi dengan baik dan kuat, disyaratkan berat volumenya antara 2,0 s.d 2,3 t/m3 (PPI 1983). Catatan :  Mengikuti kaidah teknis bentuk tembok penahan yang direncanakan  Tanah kondisi jenuh dapat diartikan kondisi tanah yang sudah maksimal dalam menyerap air.