Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham [PDF]

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekuitas pemilik mengukur hak pemilik dalam total sumber daya perusahaan bersangkutan

29 0 164 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE

File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekuitas pemilik mengukur hak pemilik dalam total sumber daya perusahaan bersangkutan. Hal ini timbul dari investasi oleh pemilik dan meningkat akibat laba bersih dan menurun akibat kerugian atau pembagian kepada pemilik. Hak pemilikan tidak perlu dibayarkan pada tanggal tertentu; dalam kasus penutupan usaha, hak itu merupakan klaim atas aktiva sesudah hutang kepada para kreditor dibayarkan seluruhnya. Metode pelaporan ekuitas pemilik bervariasi menurut bentuk unit usaha. Unit usaha pada dasarnya dibagi dalam tiga kategori: (1) perusahaan perorangan, (2) persekutuan dan (3) perseroan. Pada perusahaan perorangan, ekuitas pemilik dalam aktiva dilaporkan dengan perkiraan modal tersendiri. Saldo perkiraan ini merupakan hasil kumulatif investasi dan penarikan pemilik dan juga laba serta kerugian masa lalu. Pada persekutuan, masing-masing sekutu memiliki perkiraan ekuitas. Saldo perkiraan ekuitas mengikhtisarkan investasi dan penarikan serta bagian laba dan kerugian masa lalu untuk, dan karenanya merupakan ukuran ekuitas masing-masing sekutu dalam aktiva perusahaan. Pada perseroan, selisih antara aktiva dan kewajiban disebut ekuitas pemilik, ekuitas pemegang saham, atau ekuitas saja. Dalam penyajian pemegang saham pada neraca, dibedakan antara ekuitas yang berasal dari investasi pemegang saham, yang disebut modal kontribusi atau modal setoran, dan ekuitas yang berasal dari laba, yang disebut saldo laba. Kaitan dan perbedaan antara jumlah modal kontribusi atau modal setoran oleh pemilik perseroan dengan laba yang dihasilkan dan ditahan dalam usaha merupakan suatu hal yang sangat penting. Jika modal setoran dari suatu perseroan relatif cukup besar dibandingkan dengan total ekuitas pemilik, ini berarti bahwa pembiayaan perseroan terutama berasal dari sumber eksternal, biasanya dari penjualan saham kepada investor. Jika modal dari hasil operasi perseroan relatif cukup besar dibandingkan dengan total ekuitas pemilik, ini berarti bahwa perusahaan menguntungkan di masa lalu dan telah menahan laba tersebut dalam perusahaan untuk membantu pembiayaan aktivitasnya.



1



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian ekuitas? 2. Bagaimana prinsip akuntansi berterima umum terhadap ekuitas? 3. Bagaimana prosedur pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham? 4. Bagaimana audit pada ekuitas dilakukan ?



2



BAB II PEMBAHASAN



1. Deskripsi Modal Sendiri (Owners Equity) Modal sendiri adalah jumlah komulatif kontribusi yang diberikan oleh pemilik kepada perusahaan sebagai suatu entitas, ditambah dengan laba yang diperoleh perusahaan yang ditahan didalam perusahaan. Pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham adalah berbeda dengan pengujian substantive terhadap aktiva lancar dan utang lancar. Dalam pengujian substantive terhadap aktiva lancar dan utang lancar, auditor menghadapi transaksi perubahan unsure neraca yang frekuensi terjadinya tinggi dengan jumlah rupiah setiap transaksi relative kecil. Sedangkan dalam pengujian substantive terhaap ekuitas ekuitas pemegang saham, auditor menghadapi transaksi perubahan unsure neraca yang rendah frekuensi terjadinya, tetapi melibatkan jumlah rupiah yang besar dalam setiap transaksinya. 2. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Ekuitas Pemegang Saham di Neraca Perlu diketahui lebih dahul prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian ekuitas pemegang saham di neraca sebagai berikut : 1. Modal saham Penjelasan yang lengkap terhadap akun modal saham harus dibuat di neraca yang dapat disajikan dalam bentuk catatan kaki atau sebagai catatan atas laporan keuangan. 2. Treasury Stock Treasury stock harus disajikan di neraca dalam kelompok modal saham. 3. Saldo laba Perubahan saldo laba dalam tahun yang di audit dapat disajikan didalam laporan tersendiri, disebut “laporan perubahan saldo laba” atau digabungkan dengan laporan laba rugi. 3. Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham Tujuan pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham diantaranya ialah : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham.



3



2. Membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit. 3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selamatahun yang diaudit dan kelengkapa saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca. 4. Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas. 5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca. 6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca. Tujuan utama pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham adalah membuktikan bahwa saldo akun modal saham dan akun penilaiannya yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun modal saham, akun modal disetor, akun treasury stock, akun saldo laba, cadangan yang sesungguhnya pada tanggalneraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantive yang digolongkan kedalam lima kelompok : (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun rinci, (5) verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantive tersebut ditujukan untuk memverifikasi asersi manajemen yang terkadandung dalam akun modal dan akun penilainya : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham. Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran salo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan didalam neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenaik ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung formasi ekuitas pemegang saham yang disajikan didalam neraca. 2. Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca. Auditor membuktikan apakah saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantive sebagai berikut : 4



a. Pengujian analitik. b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham. c. Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya. d. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham. e. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent. f. Analisi terhadap akun modal saham, treasury stock, saldo laba. g. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan. 3. Membuktikan asersi kelengkapan ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca. Untuk membuktikan bahwa ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca mencakup semua kepentingan pemegang saham terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantive berikut ini ; a. b. c. d.



Pengujian analitik. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent. Pemeriksaan atas pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan.



4. Membuktikan asersi klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada tanggal neraca. Membuktikan klaim pemegang saham atas aktiva entitas pada tanggal neraca, auditor melakukan pengujian substantive sebagai berikut : a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham. b. Pemeriksaan pencatatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya. c. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham. d. Konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent. e. Analisi terhadap akun modal saham, treasury stock, saldo laba. f. Pemeriksaan terhadap sertifikat saham yang dibatalkan. 5. Membuktikan asersi penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca Seperti tersebut dalam prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, akun modal saham paid-in capital, treasury stock, saldo laba dan cadangan harus disajikan dalam neraca dengan penjelasan tertentu sebagaimana diatur dalam prinsip akuntansi tersebut. Auditor melakukan pengujian substantive sebagai berikut ; 5



a. Prosedur audit awal. b. Pengujian analitik. c. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, dan kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham. 6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca. Penyajian dan penungkapan unsure-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Satu-satunya pengujian substantive untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca adalah dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca yang di audit dengan prinsip akuntansi berterima umum melalui prosedur berikut ini : a. Pemeriksaan atas pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal dengan paid- in capital. b. Pemeriksaan atas penyajian treasury stock. c. Pemeriksaan atas penyisihan saldo laba dalam tahun yang di audit. d. Pemeriksaan atas penjelasan yang bersangkutan dengan unsure modal saham.



4. Pengujian Substantif Terhadap Ekuitas Pemegang Saham Progam pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit yang telah diuraikan sebelumnya. Prosedur audit dikalsifikasikan menjadi beberapa golongan yakni :



6



1. Prosedur Audit Awal Sebelum membuktikan apakah saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan ekuitas pemegang saham yang benar-benar ada pada tangga; neraca, auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di dalam neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya.auditor melakukan prosedur audit awal awal yang terdiri dari 6 prosedur audit berikut ini : a. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum dineraca ke saldo akun ekuitas pemegang saham yang bersangkutan dalam buku besar. b. Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar. c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jummlah dan sumber posting dalam akun ekuitas pemegang saham. d. Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu. e. Usut posting pengkreditan dan pengdebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam jurnal yang bersangkutan. f. Lakukan rekonsiliasi akun control modal saham dalam buku besar ke buku pembantu pemegang saham dan buku sertifikat saham. a. Usut saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum didalam neraca saldo ke akun ekuitas pemegang saham yang bersangkutan didalam buku besar. Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang tercantum di dalam neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo ekuitas pemegang saham yang 



dicantumkan di dalam neraca di usut ke akun buku besar berikut ini : Modal saham : merupakan akun yang digunakan untuk mencatat nilai nominal saham yang beredar dan pengurangan saham yang beredar karena pelunasan saham dan







transaksi treasury stock. Paid-in capital : merupakan akun yang digunakan untuk menampung kelebihan atau







kekurangan setoran pemegenag saham dari nilai nominal saham. Treasury stock : meruapakan akun yang digunakan untukmencatatn kos saham klien







yang dibeli kembali dan kos treasury stock yang dijual kembali. Saldo laba : merupakan akun yang digunakan mencatat laba dan rugi kegitan







perusahaan dan adjustment perhitungan rugi laba periode akuntansi yang lalu. Cadangan (reserve) : merupakan akun yang digunakan untuk menyisihkan saldo laba untuk tujuan tertentu.



b. Hitung kembali saldo akun ekuitas pemegang saham di dalam buku besar.



7



Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun ekuitas pemegang saham, auditor menghitung kembali saldo akun modal saham c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun ekuitas pemegang saham. Ketidakberesan dalam transaksi emisi saham, pembelian treasury stock, pembagian dividen, pembentukan cadangan dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun modal saham, paid-in capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan. d. Usut saldo awal akun ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun yang lalu. Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun ekuitas pemegang saham, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun-akun: modal saham, paid-in capital, treasury stock, saldo laba, dan cadangan, untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan penyusutan saldo awal akun-akun ke kertas kerja tahun yang lalu. e. Usut posting pengkreditan dan pendebitan akun ekuitas pemegang saham ke dalam jurnal yang bersangkutan. Pengkreditan dan pengdebitan ke dalam akun modal saham dan paid-in capital diusut ke jurnal penerimaan kas dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwamutasi penambahandan pengurangan akun modal saham dan paid-in capital berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan. f. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu pemegang saham, buku sertifikat saham dengan akun control modal saham di dalam buku besar. Akun control modal saham memperlihatkan total nilai nominal saham yang beredar dikurangi, jika ada, treasury stock.



8



2. Prosedur Analitik Pada tahan awal pengujian substantive terhadap ekuitas pemegang saham, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih insentif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini : Ratio nilai buku saham biasa



Formula ekuitas pemegang saham ÷ rerata jumlah saham biasa yang beredar



return on common stockholders' equity



laba bersih ÷ rerata jumlah saham biasa yang beredar



dividen payout



dividen kas ÷ laba bersih



laba per saham



laba bersih ÷ rerata timbangan jumlah saham beredar



Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industry, atau ratio yang dianggarkan. Perbandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan : (1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, (2) perubahan akuntansi, (3) perubahan usaha, (4) fluktuasi acak, atau (5) salah uji. 3. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci Pengujian terhadap transaksi rinci ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui dua prosedur audit berikut ini ; a. Periksa bukti pendukung pencatatan kedalam akun modal saham, paid-in capital, tyreasury stocl, saldo laba, dan cadangan. b. Periksa catatan transaksi pengumuman dividend an pembayarannya. c. Usut penerimaan kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan kas dan rekening koran bank. Jika klien tidak menunjukkan independent registrar untuk mengurus saham yang dikeluarkannya, auditor harus mengusut penerimaan kas dari pengeluaran saham ke dalam buku jurnal penerimaan kas dan rekening koran bank. d. Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya. Prosedur pembayaran dividen dimulai dengan otorisasi oleh direksi. Oleh karena itu, auditor harus mereview notulen rapat direksi yang bersangkutan dengan pembagian dividen. 9



4. Pengujian Terhadap Akun Rinci Pengujian terhadap saldo rinci akun ekuitas pemegang saham dilaksanakan oleh auditor melalui berbagai prosedur audit berikut ini ; a. Pelajari anggaran awal dan anggaran rumah tangga perusahaan klien. Auditor harus mempelajari anggaran dasar dan anggarab rumah tangga perusahaan serta perusahaan yang terjadi dalam tahun yang di audit. b. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris. Auditor juga harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris yang berisi keputusan mengenai penambahan, pengurangan, pelunasan dan emisi saham, pembentukan cadangan, tawaran pemberian saham kepada karyawan dan kebijakan pembagian dividen. c. Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham. Perusahaan yang go public menjual sahamnya melalui pasar modal yang dikelola oleh Bapepam. Bapepam menetapkan persyaratan dalam menjual sahamnya. Untuk mengetahuo apakah klien mematuhi persyaratan tersebut, auditor harus mempelajari aturan-aturan yang berlaku bagi perusahaan yang go public. d. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pembagian dividen. Dalam memverifikasikan dividen yang digabikan dalam tahun yang diaudit, auditor harus mempelajari notulen rapat pemegang saham dan rapat dewan komisaris untuk memperoleh informasi mengenai otorisasi pembagian dividen dalam tahun yang di audit. e. Pelajari kontrak antara klien dengan independent registrar dan transfer agent. Perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal diharuskan menggunakan asa independent registrar untuk melindungi pemegang saham dari pengeluaran saham yang melebihi jumlah yang ditentukan atau kecurangan dalam pengeluaran sertifikat saham. Jika independent resgitrar berkepentingan utnuk mengawasi jumlah maksimum lembar saham yang beredar, maka transfer agent berkepentingan untuk menyelenggarakan catatn yang memperlihatkan siap pemilik saham pada saat tertentu dan transfer hak pemilik atas saham. f. Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures mengenai pasal yang membatasi pembagian dividen.



10



Dengan mempelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond indentures, auditor akan dapat melakukan penilaian mengenai kepatuhan klien atas persyaratan perjanjian kredit tersebut. g. Lakukan analisis terhadap akun modal saham. Dalam pemeriksaan pertama kalinya, auditor berkepentingan untuk menilai kewajaran saldo awal akun modal saham. Oleh karena itu auditor harus melakukan analisis modal saham sejak perusahaan tersebut beridiri sampai dengan awal tahun yang di audit. h. Lakukan analisi terhadap akun saldo laba. Auditor melakukan analisi terhadap pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba untuk mengetahui apakah semua transaksi yang menyangkut akun tersebut telah diotorisasi oleh yang berwenang. i. Dapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfers agent. Jika klien menunjukakn indepentdent registrar dan transfer agent untuk mengurus transaksi yang bersangkutan dengan saham yang dikeluarkannya, auditor harus mendapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent mengenai jumlah lembar saham yang dikeluarkannya. j. Periksa pertanggung jawaban nomor urut sertifikat saham. Jika klien tidak menggunakan jasa independent registrar dan transfer agent auditor harus memeriksa pertanggungjawaban sertifikat saham yang dikeluarkan oleh klien. k. Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya. Auditor harus mencatat nomor sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya dan memeriksa apakah klien telah member tanda khusu sehingga menghindari penyalahgunaan setifikar yang sudah dibatalkan tersebut. l. Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di dalam akun saldo laba. Auditor harus menyelidiki pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba yang diberi keterangan sebagai adjustment tahun sebelumnya untuk menentukan apakah klien telah mencatat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.



11



m. Lakukan analisi terhadap akun treasury stock. Auditor harus membuat daftar sertifikat saham sebagai treasury stock tersebut didalam suatu kertas kerja, yang memperlihatkan nomor urut sertifikat dan jumlah lembar sertifikatnya. 5. Verifikasi Penyajian Modal Sendiri di dalam Neraca  Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham dengan paid-in capital. Emisi saham harus dicatat dengan mengkredit akun modal saham sebesar nilai nominalnya, sedangkan kelebihan ataua kekurangan jumlah kas atau nilai aktiva lain yang diterima klien dari nilai nomilnal saham tersebut dicatat didalam akun paid-in capital akun paid-in capital ini juga digunakan untuk mencatat selisih antara kos saham yang dibeli kembali dengan nilai nominalnya jika treasury stock dicatat pada nilai nominalnya. Dalam memeriksa penyajian modal saham didalam neraca, auditor harus memastikan bahwa klien telah memisahkan jumlah yang harus disajikan







didalam akun paid-in capital dengan disajikan didalam akun modal saham. Periksa penyajian treasury stock. Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, treasury stock tidak boleh disajikan sebagai unsure aktiva perusahaan, dan perusahaan tidak dapat membagikan dividen untuk saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai treasury stock. Auditor harus memastikan penyajian treasury stock klien sesuai dengan prinsip akuntansi







berterima umum tersebut. Periksaan penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit. Penyisihan saldo laba untuk tujuan tertentu diatur di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan. Auditor berkewajiban untuk memeriksa apakah klien telah melaksanakan penyisihan saldo laba sesuai dengan ketentuan di dalam







anggaran dasar dan anggaran perusahaan. Perisksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsure ekuitas pemegang saham. Penyajian unsure ekuitas pemegang saham harus sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dan dengan penjelasan yang cukup didalam laporan keuangan. Auditor harus memeriksa bahwa klien telah mencantumkan pengungkapan yang cukup bagi unsure ekuitas pemegang saham di dalam laporan keuangan.



12



BAB III KESIMPULAN Ekuitas merupakan bagian pemilik atas suatu entitas. Jenis jenis dan pengklasifikasian ekuitas tergantung pada bentuk hukum perusahaan: perusahaan perseorangan, firma, perseroan komanditer (CV), perseroan terbatas (PT), perusahaan umum (perum), perusahaan jawatan (perjan), koperasi, dan lain-lain. Laporan perubahan ekuitas melaporkan perubahan yang terjadi atas setiap komponen ekuitas, yaitu peningkatan atau penurunan pada aset bersih pemilih (owners) suatu entitas tertentu selama suatu periode tertentu. Tujuan dan manfaat penyusunan laporan perubahan ekuitas adalah untuk memahami sebab pertambahan atau oengurangan komponan ekuitas selama suatu periode tertentu. Beberapa pengendalian internal sangatlah penting bagi aktivitas ekuitas pemilik yang penting, antara lain: otorisasi transaksi yang tepat, penyimpanan catatan dan pemisahan tugas yang tepat, panitera independen dan agen transfer saham, transaksi modal saham yang ada telah dicatat, transaksi modal sahm yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat, modal saham dicatat secara akurat, serta modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak. Tujuan pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham adalah: 1) Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan ekuitas pemegang saham, 2) Membuktikan bahwa saldo modal saham mencerminkan kepentingan pemegang saham yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham selama tahun yang diaudit, 3) Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo ekuitas pemegang saham yang disajikan di neraca, 4) Membuktikan bahwa saldo ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca merupakan klaim pemilik terhadap aktiva entitas, 5) Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas pemegang saham yang dicantumkan di neraca, 6) Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca. DAFTAR PUSTAKA Mulyadi, dan Kanaka Puradirejo. 1998. Auditing. Edisi Kelima Buku Dua. Jakarta : Salemba Empat.



13