Perbedaan Hard Dan Soft [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MK



: Analisis Sistem Perikanan Laut



Dosen : Dr. Ir. Tri Wiji Nurani, M.Si.



Perbedaan Hard System dan Soft System



Disusun Oleh: Zerli Selvika



C451170101



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PERIKANAN LAUT FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2017



Definisi System System methology merupakan sebuah metodologi yang digunakan untuk menganalisis dan pemodelan sistem yang mengintegrasikan teknologi (hard) sistem dan human (soft) sistem (Kartini, 2017). Pada awalnya konsep sistem merujuk pada sistem alami yaitu sistem yang diciptakan oleh alam dan desain sistem yaitu sistem yang diciptakan oleh manusia. Tetapi dalam sistem ini menjelaskan tentang kompleksitas situasi yang dihadapi oleh manusia. Kemudian dikembangkan konsep Human Activity System yang memiliki arti bahwa seperangkat aktivitas yang disatukan dalam sebuah struktur logika untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Definisi hard system dan soft system System methology terbagi menjadi dua ketegori yaitu hard system dan soft system. Hard System merupakan proses pemecahan masalah yang memiliki permasalahan yang dapat didefinisikan dengan jelas dan tersusun. Hard system digunakan untuk menganalisis masalah yang telah terstruktur dengan jelas sehingga lebih sesuai untuk penelitian dengan jenis data kuantitatif dan seperti teknik operasional riset. Hard system dapat diartikan bahwa realitas itu bersifat objektif, sehingga setiap pengamatan dengan menggunakan Hard system akan menghasilkan hasil yang sama bagi setiap pengamat. Soft System Methodology (SSM) secara spesifik dikembangkan pada tahun 1970-an untuk menghadapi situasi normal dimana orang-orang mempunyai persepsi sendiri mengenai dunia dan membuat judgements dengan menggunakan nilai-nilai mereka sendiri. Soft system methodology (SSM) adalah proses penelitian sistemik yang dalam pelaksanaannya menggunakan model-model sistem. Pengembangan sistem model aktivitas manusia tersebut dilakukan dengan tahapan melakukan penggalian atas permasalahan yang tidak terstruktur (soft system), mendiskusikannya secara intensif dengan pihak terkait dengan penyelesaian masalah, membandingkan konsep sistem pemikiran dengan real word dan melakukan penyelesaian masalah secara bersama. soft system memandang suatu masalah dengan satu kesatuan yang memiliki cabang yang berbeda dan menitikberatkan pada pemecahan masalah berdasarkan ketertarikan dari peneliti (Kartini, 2017). Ide dasar dari pemikiran soft system ialah konsep



sistem digunakan sebagai cara untuk menyelidiki ke dalam dunia yang dipersepsikan. Ide-ide sistem berdasarkan konsep ‘a whole’ dimana suatu organisasi dapat dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh dimana keseluruhan (the whole) lebih berarti daripada jumlah bagian-bagiannya. Soft systems digunakan untuk menganalisis masalah yang tidak terstruktur dengan jelas dan belum terdefinisi dengan baik sehingga lebih sesuai untuk penelitian dengan jenis data kualitatif. Tiga ciri utama dari soft system adalah: 1. Pemahan dan analisis situasi masalah 2. Analisis relasi dan peran para pihak terkait 3. Analisis relasi dan peran politik serta sosial para pihak terkait. Perbedaan Hard system dan soft system Hard system dan soft system memilik perbedaan dalam pendekatan untuk menyelesaikan suatu masalah. Adapun perbedaan pendekatan tersebut antara lain: Tabel 1. Perbedaan pendekatan Hard system dan soft system Hard System Soft System Definisi model Representasi dari real Sebuah cara untuk world memperdebatkan dan memberikan wawasan tentang real world Definisi masalah Jelas dan hanya satu Ambigu dan multidimensi dimensi (satu tujuan) (banyak tujuan) Pelaku dan organisasi Tidak dipertimbangkan Bagian integral dari model Data Kuantitatif Kualitatif Tujuan Solusi dan optimalisasi Wawasan dan pembelajaran Hasil Produk dan rekomendasi Perkembangan/kemajuan melalui pembelajaran kelompok Sumber: Maani dan Cavana (2000) Selain memilik perbedaan pendekatan, hard system dan soft system juga memiliki perbedaan umum yaitu: Tabel 2. Perbedaan umum Hard system dan soft system Fakta lapangan Fakta lapangan Orientasi riset



Hard System Strukturnya terbentuk Kompleksitas sederhana Bersifat eksternal



Soft System Strukturnya tidak terbentuk Kompleksitas Bersifat internal



Contoh metodologi Hard system Sumber: Maani dan Cavana (2004)



Soft system



Contoh kasus dengan menggunakan pendekatan system: Pengamatan dengan menggunakan pendekatan hard system: Kota bengkulu memiliki Pusat Pelelangan Ikan (PPI) salah satunya yaitu terletak di pulau baay Kota Bengkulu. Suatu PPI dikatakan memiliki kategori yang baik salah satunya dapat dilihat dari fasilitas yang ada di pelabuhan tersebut. Pelabuhan kota bengkulu memiliki fasilitas yang masih sangat minimum. Selain itu PPI Pulau Baay tidak berjalan teratur. Hal tersebut disebabkan adanya kapal yang tidak beroperasi lagi, sehingga menggangu kegiatan bongkar muat kapal lainnya. Selain itu fasilitas di PPI Pulau Baay tidak menunjang kegiatan perikanan dengan baik. Selain permasalahan fasilitas juga terdapat masalah lain seperti sedikitnya hasil tangkapan, pendataan yang masih kurang lengkap dan penjual yang berjualan di dalam lokasi PPI. Pengamatan dengan menggunakan pendekatan soft system: Berdasarkan permasalahan yang ada maka harus dilakukan pengungkapan permasalahan yang ada. Oleh karena itu untuk mengetahui permasalahan tersebut dan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut maka metode pendekatan yang harus diambil adalah pendekatan dengan menggunakan soft system. 1.



Menganalisis situasi permasalahan yang ada di PPI Pulau Baay. Sehingga kita dapat melihat situasi nyata dari permasalah PPI. Menganalisis dapat dilihat dari situasi tempat, fasilitas dan pendataan yang ada.



2.



Mengetahui apa saja permasalahan yang terkait dengan berbagai pihak yang berkepentingan dilihat dari kebutuhan, peran aktivitas serta tanggung jawab masing-masing. Sehingga kita dapat melihat dan menggambarkan hubungan keterkaitan antara satu pihak terhadap pihak lainnya.



3.



Mendefinisikan setiap peran kelompok ke dalam suatu pendekatan. Sehingga dapat mengetahui apakah peran kelompok tersebut berjalan dengan baik atau tidak.



4.



Merancang model konseptual yang menjelaskan hubungan keterkaitan antar aktivitas dengan aktivitas lainnya. Sehingga kita dapat melihat dan



menggambarkan hubungan input-proses-output antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya. Tingginya tingkat kebutuhan antara satu asktivitas dengan aktivitas lainnya akan menimbulkan konflik yang harus dicarikan solusinya. Contohnya saja nelayan dengan penjual, nelayan dengan pemerintah dan penjual dengan pemerintah. 5.



Menyusun agenda kegiatan yang akan dilakukan secara nyata di lapangan dan sekaligus melakukan perbandingan antara dunia nyata dengan model konseptual yang telah dirancang sebelumnya. Sehingga kita harus mencari perbedaan-perbedaan yang ada dan melihat perbandingan. kemudian harus dilakukan aktivitas penilaian dan melakukan analisis. Kemudian penyusun dan dilihat apakah sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Kemudian dilakukan penilain apakah model yang telah dibangun telah memberikan solusi dari permasalahan atau tidak. Kemudian model konseptual dapat dilakukan perbandingan dengan kondisi di lapangan dengan melakukan pendekatan FGD.



6.



Mendefinisikan perubahan-perubahan yang mungkin untuk dilaksanakan. Perubahan dapat dilihat dengan menggunakan FGD untuk membandingkan model konseptual dengan kondisi di lapangan.



7.



Melakukan tindakan perbaikan terutama terhadap model yang telah dibangun. Dari hasil FGD kita dapat mencari dan menghasilkan solusi dari permasalah yang ada sesuai dengan perubahan yang terkait dengan stakeholder.



Daftar Pustaka Kartini, Dedy S dan Ahmad S. 2017. Perangkat Lunak Distribusi Bantuan Hibah Menggunakan Soft System Methodology (Studi Kasus: Dinas Perikanan Kabupaten Musi Banyuasin). Jurnal. Universitas Bina Darma. Maani, K.E dan Cavana, R.Y. 2000. System Thinking and Modelling. New Zealand. Pearson Education.