Perbedaan Individu Dan Perilaku Kerja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERILAKU KEORGANISASIAN



PERBEDAAN INDIVIDU DAN PERILAKU KERJA



DISUSUN OLEH: KELOMPOK II Astri Wening Perwitasari



6170111004



Nur Ratri Purnomo Wulan 6170111005 Erna Widayati



6170111006



PROGRAM STUDI PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA 2018



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi merupakan sumber daya utama dalam mencapai tujuan. Sumber daya manusia terdiri dari individu-individu berserta keragamannya. Beragam perbedaan individu dapat berdampak positif ataupun negatif bergantung pada peran manajer/pimpinan untuk mengelola keberagaman/perbedaan secara efektif. Mengelola keberagaman individu tidak hanya sekedar menaati hukum, membuat prosedur dan membuat kebijakan untuk mendorong perlakuan yang sama terhadap karyawan, mengelola keberagaman merupakan hal yang sensitif yang terkadang menimbulkan gejolak atau ketidaknyaman. Dalam sebuah organisasi atau perusahaan terdapat individu/orang yang berbeda satu sama lain dalam banyak hal. Perbedaan individu dalam beberapa faktor yaitu kepribadian, phisik, intelegensi, dan bakat. Dalam organsasi perbedaan karakteriktik ini seharusnya diperhatikan oleh menajemen personalia dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan perencanaan sumber daya manusia , penilaian prestasi kerja karyawan, perencanaan karier, dan administrasi sumber daya manusia pada umumnya, hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi pada masing-masing individu dalam mencapai tujuan organisasi. Saat ini pada tingkat keberagaman sumber daya manusia semakin tinggi sehingga membutuhkan teknik dan cara baru dalam pengelolaannya. Pengelolan perbedaan individu saat ini sangat berbeda dengan masa lalu, masa lalu meredam perbedaan individu dan mengabaikannya dalam pencapaian tujuan organisasi. Saat ini hal tersebut sangatlah tidak efektif dalam pencapain tujuan, seorang manajer/pimpinan dalam organisasi harus memahami serta mengakomodasi keragaman karyawan dan perbedaan individu. Dengan memahami perbedaan individu manajer dapat melihat bagaimana organisasi berupaya memaksimalkan kontribusi dari petensi yang dimiliki tenaga kerja yang beragam, karakteriktik individu mempengaruhi kinerja dan kepuasan pekerja. Manajer yang mampu mengelola secara efektif perbedaan individu, mampu meningkatkan keberhasilan organisasi untuk menggali keahlian, kemampuan, dan ide terluas yang mungkin dimiliki oleh pada karyawannya. Selain itu manajer juga harus mengakui bahwa dengan perbedaan individu-individu maka dapat berujung kurangnya komunikasi, kesalahpahaman, dan konflik. Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 1



Perbedaan individu akan menjadi tantangan dalam organisasi untuk tetap berkolaborasi dalam bekerja dan mereka harus membuat beberapa kesepakatan untuk mengerjakan tugas bersama-sama dalam mencapai tujuan organisasi. Perbedaan individu memepengaruhi nilai, sikap, kepuasan kerja dan kecenderungan untuk meningkatkan perilaku kontradiktif di tempat kerja. B. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi individu? 2. Bagaimana karakteristik individu ? 3. Apasajakah perbedaan individu ? 4. Pengertian perilaku kerja ? 5. Apasajakah indikator perilaku kerja? 6. Apasajakah faktor-faktor perilaku ? 7. Bagaimanakah perilaku kerja menurut gender ?



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Individu Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Menurut Marthen Luther, individu adalah satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun, yang dijelaskan sebagai berikut: 



Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.







Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari bendabenda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan







Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.







Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok sosial yang sering disebut masyarakat



Setiap manusia mempunyai karakteristik individu yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud dengan karakteristik adalah ciri atau sifat yang berkemampuan untuk memperbaiki kualitas hidup. Sedangkan individu adalah perorangan atau orang seorang. Sehingga karakteristik individu adalah sifat atau ciri seseorang atau perorangan. Menurut Gibson dkk (1985) variabel yang melekat pada individu dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 3



a. Kemampuan dan keterampilan baik mental maupun fisik b. Demografis meliputi umur, asal-usul, jenis kelamin. c. Latar belakang yaitu keluarga, tingkat sosial dan pengalaman serta variabel psikologis individu yang meliputi persepsi, sikap dan kepribadian, belajar, dan motivasi.



B. Perbedaan Individu Setiap individu merupakan pribadi yang unik karena latar belakangnya, karakteristik individu, kebutuhannya, cara memandang (dunia dan individu lainnya). Individu yang memandang berbagai hal secara berbeda akan berperilaku secara berbeda. Individu yang memiliki kepribadian yang berbeda, berinteraksi dengan cara yang berbeda pada atasan, rekan kerja, bawahan dan konsumen dll. Dengan adanya perbedaan karakter individu tentunya akan mempengaruhi perilaku individu kepada perilaku kerjanya, ada yang dengan karakter tertentu membuat kinerjanya bagus ataupun sebaliknya, sehingga perlu adanya suatu pemahaman terhadap perilaku individu dan solusi yang diambil untuk menghasilkan perilaku kerja yang ideal. Perbedaan individu juga berdampak langsung terhadap perilaku. Adapun bidang-bidang dari perbedaannya yakni: a. Perbedaan Kognitif Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya. b. Perbedaan Kecakapan Bahasa Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbaha



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 4



sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara). c. Perbedaan Kecakapan Motorik Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan. d. Perbedaan Latar Belakang Perbedaaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan. e. Perbedaan Bakat Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya. f. Perbedaan Kesiapan Belajar Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas. g. Perbedaan Tingkat Pencapaian Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan memeriksa hasil pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian anak merupakan suatu fungsi yang menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam posisi puncak di suatu kelompok biasanya mampu belajar matematika dengan cepat, sementara murid dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan pebelajar yang lambat. Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya memiliki kemampuan yang merata dalam pencapaian matematika. Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 5



h. Perbedaaan Lingkungan Keluarga Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat. Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam menghargai matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara sikap anak terhadap matemtika dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran ini. i. Latar Belakang Budaya dan Etnis Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, layaknya anakanak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam suatu pendidikan. j. Faktor Pendidikan Faktor pendidikan mempengaruhi prestasi dalam bidang akademik. Anak-anak yang memperoleh hasil yang selalu efektif, penuh arti, sebagai contoh program matemtika yang dianjurkan, cenderung berada di atas rata-rata dan menjadi pebelajar yang cepat. Murid yang memiliki sedikit pengalaman, seringnya mengikuti metode drill tanpa akhir untuk belajar teknik menghitung dan menghapalkan operasi dasar matematika biasanya mengalami kesulitan dalam memahami matematika dasar tahap lanjut.



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 6



Perbedaan Individu yang utama adalah konsep diri, kepribadian , kemampuan dan emosi. Berikut ini gambar yang menjelaskan Perbedaan individu: Individu Unik Sifat Kepribadian Nilai personal Sikap/Maksud perilaku



Bentuk Ekspre



Konsep Diri: Harga diri Efektivitas diri Pemantauan diri Identifikasi



Kemampuan



Emosi



Kepuasan Kekerja



Definisi Sukses



1. Konsep Diri Viktor Gecas ahli sosiologi mendefinisikan konsep diri (self-concept) sebagai konsep diri yang dimiliki oleh individu sebagai makhluk fisik, social, dan spiritual atau moral. Suatu konsep diri tidak mungkin tercipta tanpa kapasitas berpikir mengenai hal-hal dan proses yang kompleks, sehingga membawa kita kepada peran yang kognisi (cognition). Kognisi memeperesentasi setia pengetahuan , opini atau kenyakinan mengenai lingkungan, seseorang satau perilaku seseorang. Kognisi yang berupa antisipasi, instropeksi, perencanaan, penetapan tujuan, evaluasi dan penetapan standar personal berkaiatan dengan perilaku organisasi. Konsep diri pada perilaku organisisasi adalah: a. Harga diri (self-esteem) adalah kenyakinan seseorang mengenai nilai dirinya berdasarkan evaluasi diri secara umum. b. Efektifitas diri (self-efficacy) adalah kenyakinan seseorang mengenai peluang keberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. c. Pemantauan diri (self-monitoring) adalah tingkat dimana seseorang mengamati perilaku ekspresi dirinya dan mengadaptasi dengan tuntutan situasi.



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 7



Dalam organisasi ada proses psikologi yang dinamakan indentifikasi organisasional yang menurut ahli perilaku organisasi hal tersebut terjadi ketika seseorang mencoa mengitegrasikan kenyakinan mengenai organisasi seseorang ke dalam identitas orang tersebut. Indentifikasi organisasional langsung menuju inti budaya organisasi dan sosialisasi. Para menajer memberikan penekanan kepada karyawannnya tentang misi, filosofi, dan nilai organisasi untuk mengintegrasikan organisasi ke dalam identitas setiap karyawan. 2. Kepribadian Kepribadian (personality) adalah kombinasi karakteristik fisik dan mental yang stabil yang memberikan identitas kepada individu. Karakteriktik atau sifat ini termasuk penampilan, pemikiran, tindakan dan perasaan seseorang. Ada lima besar dimensi kepribadian yaitu ekstraversi, mudah bersepakat, sifat berhati-hati, stabilitas emosi dan terbuka terhadap hal-hal baru. Kepribadian



Proaktif (Proactive personality) dimana seseorang yang relative tidak



terkekang oleh situasi dan yang memberikan pengaruh terhadap perubahan lingkungan. Orangorang proactive mengidentifikasikan peluang dan menindaklanjuti, memperlihatkan inisiatif, mengambil tindakan, serta tekun hingga muncul perubahan yang berarti. Mereka memiliki lokus control internal yaitu keyakinan bahwa seseorang mengendalikan peristiwa dan konsekuensi yang memepengaruhi hidup seseorang. Dalam pengkajian studi tentang hal tersebut bahwa kepribadian proaktif berkaitan secara positif dengan keberhasilan individu, tim dan organisasi.



3. Kemampuan Kemampuan (ability) atau kecerdasan adalah tanggungjawab karakteristik yang luas dan stabil untuk kinerja maksimal seseorang pada tugas fisik dan mental. Sedangkan keterampilan (skill) adalah kapasitas spesifik untuk memanipulasi obyek secara fisik.



Perbedaan



kemampuan dan ketrampilan individu merupakan masalah yang dihadapi manajer dalam mencapai tujuan organisasi. Kemampuan dan keterampilan dapat dikembangkan dengan kemajuan teknologi. Diantara kemampuan dan keterampilan yang dimiliki individu yang paling penting adalah komunikasi lusan dan tertulis, inisiatif, ketegasan, toleransi, mampu memecahkan masalah , adaptabilitas,



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 8



dan fleksibilitas. Kinerja sesorang bergantung pada kombinasi usaha, kemampuan dan keterampilan yang tepat. Kecerdasan merupakan kapasitas individu untuk melakukan pemikiran , penalaran dan pemecahan masalah konstruktif. Secara historis bahwa kecerdasan diyakini sebagai suatu kapasitas instrinsik yang diwariskan secara genetikdari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Namun Penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan juga merupakan suatu fungsi pengaruh lingkungan. Kecerdasan majemuk (multiple intelegent-MI) menurut Gardner tidak saja mencakup kemampuan kognitif, tetapi juga meliputi keterampilan social dan fisik 1. Kecerdasan liguistik adalah kemampuan menggunakan Bahasa lisan dan tulis 2. Kecerdasan logika dan matematika adalah kemampuan untuk penalaran dedukatif, analisis masalah dan perhitungan matetmatis. 3. Kecerdasan musik 4. Kecerdasan jasmani-kinestetik adalah kemampuan dalam menggunakan pikiran dan raga dalam menggerakan fisik 5. Kecerdasan special adalah kemampuan untuk mengenali dan menggunakan pola 6. Kecerdasan antar personal adalah kemampuan untuk saling memahami, saling berhubungan, dan bekerja secara efektif dengan orang lain. 7. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk memahami serta mengatur diri sendiri. 8. Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk hidup dalam harmoni dengan lingkungan. Konsep multiple intelegent mengutamakan untuk membangun setiap anak berkembang dengan cara yang unik dalam pertumbuhannya. Sementara para ahli psikologi akademik dan spesialis intelegenti mengkritik model Gaedner sebagai model yang subyektif dan tidak terintegrasi dengan baik, sehingga mereka milih dengan model tradisional sebagai variable yang terukur dan dipadukan dengan satu tes.



4. Emosi Dalam manajemen ideal, karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan dengan berpikir secra logis dan rasional. Perilaku emosional jarang digunakan sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Namun dalam kehidupana sehari-hari Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 9



emosional merupakan hal yang dominan dan kuat. Para menajer menggunakan emosi untuk mengintimasi dan memotivasi. Para pemimpin yang sukses harus memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan yang logis dan rasional serta melibatkan emosinal. Richard S. Lazarus mendefiniskan Emosi sebagai reaksi yang kompleks, berpola dan organismik terhadap bagaimana kita berpikir mengenai usaha seumur hidup kita untuk bertahan dan berkembang serta mencapai apa yang diinginkan. Emosi menurut Lazarus berorientasi pada tujuan Emosi terdiri dari: 1. Emosi positif merupakan situasi yang sesuai dengan yang diinginkan 2. Emosi Negatif merupakan situasi yang tidak sesuai dengan tujuan.



Seperti yang telah disampaikan bahwa perbedaan individu terjadi karena berbagai latar belakang. Berikut ini merupakan bentuk lain yang menunjukkan variabel yang mempengaruhi perbedaan individu di tempet kerja :



Kepribadian



Persepsi



Kemampuan dan keterampilan



Sikap



Perilaku kerja : • Produktivitas • Kreativitas • Kinerja



Gambar diatas menjelaskan bahwa praktik manajemen yang efektif mensyaratkan dikenalinya perbedaan perilaku individu, dan jika mungkin, dijadikan pertimbangan dalam mengelola perilaku organisasi. Untuk memahami perbedaan individu, seorang manajer harus mengamati dan mengenali perbedaan tersebut dan mempelajari hubungan antarvariabel yang mempengaruhi perilaku individu.



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 10



Sebagai contoh, seorang manajer dapat mengambil keputusan yang lebih optimal jika dia mengetahui sikap, persepsi, dan kemampuan mental apa yang dimiliki para karyawannya, dan juga bagaiman hal tersebut dan variabel lainnya saling berhubungan. Disamping itu, penting juga untuk mengetahui bagaimana setiap variabel mempengaruhi kinerja. Mampu mengamati perbedaan, memahami hubungan, dan meramalkan keterkaitan dapat memudahkan usaha manajerial untuk memperbaiki kinerja. Berikut ini penjelasan-penjelasan mengenai variabel-varibel tersebut: a. Kepribadian, adalah cara sesorang berinteraksi dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang membentuk kepribadian antara lain: 



Keturunan (genetik), ditentukan sejak lahir, berupa sifat-sifat bawaan baik fisik maupun mental yang mempengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran.







Lingkungan, berupa budaya, norma, nilai dimana seseorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga, teman, kelompok sosial, masyarakat.







Situasi, kepribadian orang bisa berubah-ubah akibat perubahan situasi/kontek tertentu. Artinya kepribadian bisa direkayasa atau dirubah dan berubah (misalnya dengan proses pendidikan, belajar)



Terdapat banyak penelitian dan teori yang dikemukakan oleh para ahli, salah satu teori kepribadian paling sering digunakan dalam dunia kerja adalah teori kepribadian “Model Lima Besar” atau “Big Five Personality Traits Model” yang dikemukakan Lewis Goldberg. Teori Sifat Kepribadian Model Lima Besar atau Big Five Personality Traits Model tersebut terdiri dari 5 dimensi kunci yaitu Openness, Conscientiousness, Extraversion/Introversion, Agreeableness dan Neuroticism yang biasa disingkat menjadi “OCEAN” 



Openness to Experience (Keterbukaan terhadap Hal-hal Baru): Hal ini mencerminkan sejauh mana seorang individu berpikiran luas, kreatif, ingin tahu, dan pintar;







Conscientiousness (Sikap Kehati-hatian): kecenderungan untuk lebih berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan ataupun penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan, serta memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat dipercaya. Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 11



Karakteristik Positif pada dimensi adalah dapat diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada pencapain. 



Extroversion (Ekstraversi): Merujuk kecenderungan orang untuk bersosialisasi, asertif, suka berteman, berbicara, dan aktif







Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat): Salah satu dimensi kepribadian Big Five, merupakan kecenderungan untuk memiliki rasa hormat, pemaaf, toleran, mudah percaya dan berhati lunak







Neuroticism (Neurotisisme) atau sering disebut juga Emotional Stability (Stabilitas Emosi): adalah dimensi kepribadian yang menilai kemampuan seseorang dalam menahan tekanan atau stress. Individu dengan emosional yang stabil cenderang tenang saat menghadapi masalah, percaya diri, memiliki pendirian yang teguh.



b. Sikap suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap suatu obyek, memihak / tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Saifudin A, 2005). Menurut Azwar (2005), komponen-komponen sikap adalah : 



Kognitif Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang diterima yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk bertindak.







Afektif Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap suatu obyek, secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek.







Konatif Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya.



c. Persepsi secara etimologi persepsi adalah bahasa Inggris yang asal katannya adalah perseption yang berarti pandangan, tanggapan perceptive daya melihat. Menurut Robbins Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 12



menyatakan bahwa : “Persepsi merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka”.



d. Kemampuan dan Keterampilan Kemampuan (ability) adalah Tanggung jawab karakteristik yang luas dan stabil untuk kinerja maksimal seseorang pada tugas fisik dan mental. Keterampilan (Skill) adalah kapasitas spesifik untuk memanipulasi objek secara fisik. Di antara banyak keterampilan dan kompetensi dalam kehidupan organisasi yang paling diinginkan adalah komunikasi lisan dan tertulis, inisiatif, ketegasan, toleransi, mampu memecahkan masalah, adaptabilitas, dan fleksibilitas C. Perilaku Kerja 1. Definisi Perilaku kerja Perilaku kerja merupakan tindakan dan perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang yang bekerja. Perilaku Kerja menurut Bond and Meyer (1987 : 40 ) Perilaku kerja yaitu kemampuan kerja dan perilaku-perilaku dimana hal tersebut sangat penting di setiap pekerjaan dan situasi kerja. Perilaku Kerja menurut Robbins (2007) Perilaku kerja yaitu dimana orang-orang dalam lingkungan kerja dapat mengaktualisasikan dirinya melalui perilaku dalam bekerja. (Robbins menekankan pada perilaku yang diambil oleh pekerja untuk menentukan apa yang akan mereka lakukan di lingungan tempat kerja mereka). Definisi yang lain menyebutkan bahwa perilaku kerja merupakan kemampuan kerja dan perilaku-perilaku darai para pekerja dimana mereka menunjukkan tindakan dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada di tempat mereka bekerja. Kerberhasilan di berbagai wilayah kehidupan ternyata ditentukan oleh perilaku manusia, terutama perilaku kerja. Sebagian orang menyebut perilaku kerja ini sebagai motivasi, kebiasaan (habit) dan budaya kerja. Oleh karena itu diupayakan untuk membentuk perilaku kerja yang konsisten dan positif. Menurut Sinamo (2002), ada delapan paradigma di tingkat



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 13



perilaku kerja yang sanggup menjadi basis keberasilan baik di tingkat pribadi, organisasional maupun sosial, yaitu : 



Bekerja tulus,







Bekerja tuntas,







Bekerja benar,







Bekerja keras,







Bekerja serius,







Bekerja kreatif,







Bekerja unggul, dan







Bekerja sempurna



2. Indikator Perilaku Kerja



a. Indikator perilaku kerja menurut Anthony dan Jansen (1984:41) Menurut Anthony dan Jansen, indikator yang benar-benar mempengaruhi perilaku kerja adalah: •



Getting along (keramahtamahan): adalah sifat ramah terhadap satu dan yang lainnya. Caontohnya adalah hunbungan antara pekerja dan atasan. Hubungan yang ramah dapat mempengaruhi hubungan pekerja dan atasan.







Doing the Job (Melakukan Pekerjaan): yakni melakukan suatu oekerjaan yang harus dilakukan dengan baik agar dapat mengukur suatu kualitas pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.







Being Dependable (Dapat Diandalkan): yakni seorang pekerja harus bisa diandalkan. Contohnya adalah ketepatan waktu untuk masuk kerja dan ketepatan waktu menghadiri rapat.



b. Menurut Griffiths (1973:41), terdapat Empat indikator perilaku kerja, antara lain:



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 14







Social Relationships-Response to Supervision, yakni keadaan seorang pekerja harus memiliki hubungan sosial yang baik dengan pekerja yang lain, dimana masing-masing pekerja harus mengawasi rekan kerja agar bertindak sesuai aturan dan mengingatkan apabila ada kesalahan







Task Competence (Kemampuan melakukan suatu pekerjaan) Yakni adanya rasa tanggung jawab dan kesadaran dari para pekerja dalam melaksanakan seluruh tugasnya karena mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan tersebut







Work Motivation (Motivasi Kerja) Adanya kemauan untuk bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu







Initiative-Confidence (Inisiatif-Percaya Diri) Hal ini dapat diartikan yaitu perilaku kerja yang baik harus memupuk rasa percaya diri yang penuh serta mengambil inisiatif bahwa semua pekerjaan dapat diselesaikan sesuai job desc yang ada.



c. Indikator Perilaku kerja menurut Bryson et al (1997:41) Terdapat empat indikator yang mempengaruhi perilaku kerja menurut Bryson et al, yakni : •



Cooperative-social skill (Kemampuan berhubungan sosial), yakni mengandalkan kemampuan sosial untuk bekerjasama antar para pekerja untuk mencapai tujuan bersama







Work Quality (Kualitas Pekerjaan), yakni kualitas kerja baik yang ditunjukkan oleh para pekerja agar dapat diakui dan dihargai







Work Habits (Kebiasaan Kerja)







Personal Presentation (Pengendalian Diri), yakni mengendalikan perilaku ketika bekerja



d. Indikator perilaku kerja menurut Tsang dan Chin (2000: 41 dan 42), ada tiga indikator, yakni:



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 15







Social Behavior (Hubungan Sosial), yakni pekerja dapat menunjukkan perilaku sosial yang sesuai dengan aturan dan norma yang ada di tempat kerja







Vacational Skill (Keahlian atau Kemampuan Berdasarkan Jurusan), yakni Kemampuan atau pengetahuan pegawai pada pekerjaan tertentu sesuai dengan pekerjaannya.







General Behavior (Perilaku Umum), yakni perilaku umum yang ditunjukkan akan dapat diketahui untuk mendeteksi perilaku kerja para karyawan



3. Faktor-faktor Perilaku Kerja



Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kerja di tempat kerja, yakni: a. Lingkungan Kerja Di dalam suatu lingkungan kerja harus benar-benar memberikan rasa aman bagi para pekerja. Para pekerja menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan kerja, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan minimum sangat disukai oleh para pekerja. b. Konflik Konflik dapat bersifat konstruktif atau desdruktif terhadap fungsi dari suatu kelompok atau unit, namun sebagian besar konflik cenderung bersifat merusak perilaku kerja yang baik, karena konflik akan menghambat pencapaian tujuan dari suatu pekerjaan. c. Komunikasi Dalam memahami perilaku kerja, komunikasi merupakan salah satu faktor yang terpenting yang berperan sebagai penyampaian dan pemahaman dari sebuah arti. 4. Perilaku Kerja Menurut Gender Menurut Gray (2002), mengemukakan bahwa antara pria dan wanita harus mengetahui bahwa perbedaan gender bisa mempengaruhi perilaku kerja mereka. Tanpa disadari oleh kaum pria dan wanita, banyak ucapan atau perilaku yang dianggap wajar oleh masing-masing Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 16



gender dapat menyinggung perasaan dan harga diri lawan jenis. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan konflik yang ujung-ujungnya juga dapat mempengaruhi perilaku kerja serta mengganggu suasana kerja yang nyaman. Ia juga menyatakan bahwa untuk menciptakan perilaku kerja yang baik harus memperhatikan: 



Komunikasi pria dan wanita,







Perasaan di tempat bekerja,







Menetapkan batasan dalam tiap perilaku kerja,







Mengingatkan berbagai perbedaan yang ada



Perilaku kerja antara pria dan wanita tidak sama. Dalam memahami perilaku kerja menurut gender dibutuhkan komunikasi dan pemahaman yang penuh, sehingga tidak mengakibatkan konflik dalam bekerja.



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 17



STUDI KASUS Bisnis.com, SILICON VALLEY - Raksasa internet Google telah memecat karyawannya setelah seminggu dia menuliskan memo internal tentang adanya penyebab biologis di balik ketidaksetaraan gender di industri teknologi. James Damore, ahli IT yang menulis memo tersebut, membenarkan pemecatannya, dan mengatakan lewat surat elektronik pada Senin bahwa dirinya telah dipecat karena melestarikan stereotip gender.



Damore mengatakan bahwa dia sedang menjajaki semua kemungkinan penyelesaian hukum, dan sebelum dipecat, dia telah mengajukan tuntutan ke Badan Hubungan Perburuhan Nasional AS (NLRB) dan menuduh manajemen petinggi Google telah mempermalukan dirinya. Google mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat berbicara mengenai kasus individual karyawannya.



Kepala Eksekutif Google Sundar Pichai mengatakan kepada karyawannya dalam sebuah memo pada Senin bahwa memo anti-keberagaman tersebut melanggar Pedoman Perilaku dan melewati batasan yang akan memajukan stereotip gender berbahaya di tempat kerja, demikian dikutip dalam salinan memo.



Hingga saat ini belum diketahui dengan segera pihak berwenang hukum manakah yang akan dipilih Damore untuk dimintai bantuan hukum. Karyawan non-serikat atau "at will" seperti sebagian besar pekerja teknologi, dapat dipecat besar-besaran di AS dengan alasan yang tidak ada hubungannya dengan kinerja.



Departemen Tenaga Kerja AS kini sedang menyelidiki apakah Google melanggar hukum dengan membayar upah perempuan lebih rendah daripada laki-laki, namun Google membantah tuduhan tersebut. Damore menegaskan dalam dokumen yang menyebar di dalam perusahaan minggu lalu bahwa Google meninggalkan "bias yang menciptakan monokultur secara politis," yang mencegah karyawan dari diskusi jujur tentang keberagaman.



Ahli IT yang memiliki gelar doktor sistem biologi dari Universitas Harvard itu menyerang ide bahwa keragaman gender harus menjadi tujuan utama. "Distribusi pilihan dan kemampuan pria dan wanita dibedakan karena penyebab biologis dan.. perbedaan ini akan menjelaskan mengapa Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 18



kita tidak dapat melihat representasi yang sama pada wanita dalam teknologi dan kepemimpinan," demikian tulis Damore dalam memo internal perusahaan pekan lalu.



Dia dengan cepat mendapat dukungan di media konservatif. Pada Breitbart News, yang pernah dijalankan Steve Bannon yang kini menjadi kepada ahli strategi untuk Presiden Donald Trump, komentator semalam membahas apakah akan memboikot Google dan beralih ke layanan semacam Bing milik Microsoft.



Wakil Presiden Google untuk keberagaman, Danielle Brown, mengirimkan memo sebagai tanggapannya atas kehebohan akhir pekan lalu, dan mengatakan esai yang dibuat oleh ahli IT tersebut adalah sebuah asumsi yang tidak tepat mengenai gender. Sumber: http://kabar24.bisnis.com/read/20170808/19/679324/google-pecat-karyawan-yangmelestarikan-stereotip-gender PEMBAHASAN KASUS Kasus pada perusahaan Google ini mengenai seorang karyawannya yang bernama James Damore yang menuntut Google atas anggapan pemecatan secara sepihak terkait dengan memo yang ditulisnya mengenai stereotype gender di perusahaan tersebut. Memo internal yang ditulisnya tersebut dianggap merusak citra perusahaan. Dalam memonya, James berpendapat bahwa seringkali dalam industri teknologi, wanita menjadi kurang berperan dibanding dengan laki-laki. Ia mengungkapkan bahwa secara biologis tidak terpungkiri adanyan perbedaan fisik maupun sifat, seperti wanita dianggap lebih detail, menggunakan perasaan dalam bekerja, dan lain sebagainya. Menurutnya perbedaan tersebut harusnya memang ada dan menjadi faktor yang melengkapi dalam bidang industri teknologi Seperti yang diketahui bahwa Google sendiri adalah perusahaan raksasa di bidang teknologi. Pada dasarnya, dengan ukuran perusahaan yang mengglobal, serta pegawai-pegawai yang berasal dari berbagai beahan dunia Google telah melakukan pengelolaan keberagaman tersebut dengan membentuk komite keberagaman. Sehingga pada dasarnya sudah ada pengelolaan yang dilakukan perushaan ini. Namun, dalam kasus ini mungkin terjadi kesalahan pengelolaan dan pengambilan keputusan sehingga berujung pemecatan dan tuntutan hokum oleh karyawannya tersebut.



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 19



Seperti yang telah dijelaskan bahwa perilaku kerja menurut gender memang ada, sehingga memahami perilaku kerja menurut gender dibutuhkan komunikasi dan pemahaman yang penuh, sehingga tidak mengakibatkan konflik dalam bekerja. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah memo tersebut seharusnya dapat dianggap sebagai bentuk komunikasi karyawan yang menuntut pengelolaan perilaku kerja yang lebih baik oleh perusahaan. Informasi yang berasal dari memo ini kemudian dikelola, apakah memang benar adanya seperti yang dituliskan atau tidak, jika bener, maka hal ini harusnya menjadi masukan bagi perusahaan yang seharusnya mampu mengambilnya sebagai masukan yang nantinya harus diproses untuk perbaikan perusahaan kedepan. Namun jika memang informasi yang dituliskan tersebut ternyata tidak benar, maka yang harus dilakukan mulanya adalah pemberian peringatan dan pengarahan dan tidak serta merta melakukan pemecatan. Maka dari itulah, komunikasi menjadi salah satu faktor yang penting dalam Perilaku Kerja



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 20



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sikap sebagai organisasi keyakinan-keyakinan yang mengandung aspek kognitif, behavior dan afektif yang merupakan kesiapan mental psikologis untuk mereaksi dan bertindak secara positif atau negatif terhadap objek tertentu. Sikap dapat berubah dan dapat dipengaruhi, dapat dibina dalam berbagai bidang kehidupan. Sikap negatif dapat dipengaruhi sehingga menjadi positif, yang tadinya tidak senang menjadi senang, yang semula antipati menjadi bersimpati, dan sebagainya. Sikap juga di pengaruhi oleh berbagai faktor yaitu berdasarkan faktor pengalaman pribadi, kebudayaan, lingkungan sekitar lingkungan keluarga dan faktoremosi dalam diri. Dengan teori ini para pemimpin dapat memberikan sikap yang tepat sehingga pegawai/ karyawannya dapat melaksanakan tugas dengan baik untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, berdasarkan penjelasan teori diatas dapat diketahui bahwa seorang pemimpin terkadang harus egois dan terkadang pula harus demokratis, tergantung perilaku pegawai/ karyawan yang dipimpin.



B. Saran Agar dapat terwujudnya suatu sikap kerja yang baik di sebuah lingkungan kerja di perlukannya komunikasi yang baik antar para pekerja dengan bersikap ramah, hangat dan terbuka saat berkenalan. Mengenali orang-orang dan jabatan serta kebiasaan –kebiasaan disana. Mendengarkan saat orang lain berbicara dan bertanya apa bila tidak tahu atau tidak mengerti, sehingga dapat terciptanya suasana kerja yang efektif apabila kita mempunyai sikap dan perilaku yang baik dan akan berdampak baik pada pekerjaan kita serta memelihara komunikasi yang baik antar pekerja.



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 21



DAFTAR PUSTAKA Kamus Besar Bahasa Indonesia Kreitner dan Kinicki, 2005, Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat. Robbbins dan Judge, 2007, Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat Saifudin, Azwar. 2005, Sikap Manusia, Yogyakarta: Pustaka Belajar. Stephen P. Robbin, 1996, Teori Organisas, Struktur, Desain dan Aplikasi, Alih Bahasa Jusuf Udaya, Edisi 3, Jakarta : Arcan http://ilmumanajemenindustri.com http://kabar24.bisnis.com/r



Perilaku Organisasi: Perbedaan Individu dan Perilaku Kerja | 22