Percobaan 7 Cisco Packet Tracer (Routing) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERCOBAAN 7 CISCO PACKET TRACER (ROUTING)



A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat mengetahui perintah dasar Cisco Packet Tracer. 2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi pada Cisco Packet Tracer.



B. TEORI DASAR 1. Pengertian Router. Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.



Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).



Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN. Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada



lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP.



Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.



Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.



2. Pengenalan Cisco Packet Tracer Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.



Packet Tracer biasanya digunakan siswa CCNA. Di karenakan batasan pada bebrapa fiturnya, software ini digunakan hanya sebagai alat bantu belajar, bukan hanya sebagai pengganti cisco router dan switches. Fungsinya adalah untuk merancang sebuah sistem atau topologi jaringan yang akan di terapkan pada dunia nyata/kerja, karena kalau kita merancang topologi jaringan komputer tanpa bantuan aplikasi seperti ini bisa membutuhkan biaya yang sangat mahal.



3. Routing Statis Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing statis pengaturan routing paling sederhana



yang



dapat



dilakukan



pada



jaringan



komputer.



Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.



4. Kabel Straight Kabel Straight adalah kabel jaringan yang menggunakan kabel UTP untuk membuatnya, Kabel UTP akan dipilin sesuai dengan



urutan warna dan dimasukan kedalam konektor kemudian di krimping agar bisa terkunci dengan konektor. Kabel ini memiliki urutan yang sama antara ujung kabel satu dengan ujung kabel lainnya.



5. Kabel Crossover Kabel Cross atau kabel cross over adalah kabel UTP yang dipilin dengan standart urutan kabel, akan tetapi masing-0masing ujung kabel memiliki urutan kabel yang berbeda. Kita tahu bahwa ada 2 jenis standar urutan kabel yang paling sering kita jumpai, yaitu T568A dan T568-B, masing-masing standart tersebut memiliki urutan kabel yang berbeda.



Kabel UTP sendiri memiliki 8 warna yang berbeda yaitu: putih orange, orange, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat dan coklat, sehingga jika kita ingin membuat kabel straight atau kabel cross dalam jaringan komputer maka kita harus menyesuaikan urutan warna kabel tersebut. Untuk membuat kabel cross maka diperlukan urutan yang berbeda dari masing-masing ujung kabel.



6. Serial DTE DTE adalah sebuah perangkat komunikasi yang berfungsi untuk menerima sinyal dari pusat & melanjutkannya ke user. DTE merupaka sebuah peralatan atau subsistem yang saling berhubungan dengan beberapa peralatan yang melakukan fungsi yang diperlukan untuk memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi. Biasanya, perangkat DTE adalah terminal (atau komputer meniru terminal), dan DCE adalah sebuah modem atau perangkat lain milik operator dan Merupakan perangkat terakhir yang mengubah sinyal digital contohnya PC atau Laptop



C. ALAT DAN BAHAN 1. ALAT a. Laptop/PC Desktop 2. BAHAN a. Software Cisco Packet Tracer



D. LANGKAH KERJA 1. Buka aplikasi Cisco Packet Tracer seperti pada gambar di bawah ini.



Gambar 7.1 Tampilan Awal Saat Membuka Cisco Packet Tracer



2. Lembar kerja baru telah dibuka seperti pada gambar di bawah ini.



Gambar 7.2 Lembar Kerja Cisco Packet Tracer



3. Kemudian pada jendela kerja Cisco Packet Tracer, pilihlah pada simbol tabung di sisi sudut kiri bawah untuk memunculkan router pada lembar kerja.



Gambar 7.3 Mengklik “Devices and Printers”



4. Pilihlah jenis router yang ingin digunakan, untuk mempermudah, pilihlah jenis router generic yang ada di sebelah kiri. Router jenis ini sudah dilengkapi dengan semua port yang dibutuhkan untuk terhubung ke router terkait.



Gambar 7.4 Memilih Jenis Router “Generic”



5. Klik kiri pada simbol tadi lalu arahkan pointer mouse ke posisi dimana router ingin diletakkan, lalu kembali tekan klik kiri.



Gambar 7.5 Klik Kiri Pada Area Kerja



6. Lakukan langkah 4 di atas hingga terdapat 3 buah router.



Gambar 7.6 Skema Dengan Menggunakan 3 Router



7. Kemudian pilihlah pada simbol balok di samping kanan simbol router, lakukan hal yang sama pada langkah 4 dan 5 hingga terdapat 3 buah switch.



Gambar 7.7 Skema 3 Router dan 3 Switch



8. Lalu masukkan perangkat end device berupa PC sebanyak 3 buah masing-masing untuk setiap router. Dengan memilih pada simbol komputer di bawah simbol router.



Gambar 7.8 Memilih Perangkat End Device Berupa PC



9. Lakukan langkah yang sama seperti pada router dan switch hingga menjadi skema 3 router, 3 switch dan 9 PC.



Gambar 7.9 Skema 3 Router, 3 Switch Dan 9 PC



10. Kemudian sambungkan setiap device yang ada, sambungkan perangkat router menggunakan kabel serial DTE dengan klik simbol petir kuning di sudut kiri bawah.



Gambar 7.10 Klik Pada Simbol Petir Untuk Memilih Jenis Kabel



11. Pilihlah jenis kabel serial DTE seperti pada gambar di bawah.



Gambar 7.11 Memilih Jenis Kabel Serial DTE



12. Klik kiri pada router satu, kemudian pilih pada baris “Serial2/0”, Serial2/0 ini menandakan interface pertama pada router satu, dimana setiap router generic memiliki 2 interface.



Gambar 7.12 Memilih Opsi “Serial2/0”



13. Lalu berpindahlah pada router dua, klik kiri pada router kedua kemudian pilihlah opsi interface “Serial 3/0”.



Gambar 7.13 Memilih Opsi “Serial3/0”



14. Lakukan langkah di atas terhadap router ketiga hingga nampak seperti gambar 7.14.



Gambar 7.14 Semua Router Telah Saling Terhubung



15. Langkah selanjutnya ialah menghubungkan router dengan switch, masih pada jenis kabel, kali ini menggunakan jenis kabel Straight, karena perangkat yang akan dihubungkan adalah perangkat yang berbeda.



Gambar 7.15 Memilih Kabel Straight



16. Kemudian klik pada router yang diinginkan, pilihlah opsi interface “FastEthernet0/0” pada router.



Gambar 7.16 Pilih Opsi Interface “FastEthernet0/0” Pada Router 17. Pada sisi switch, klik kiri lalu pilih opsi “FastEthernet0/1” untuk membuat interface antara router dan switch



. Gambar 7.17 Memilih Opsi “FastEthernet0/1” Pada Switch



18. Maka selesailah menghubungkan dan membuat interface pada router dan switch, lakukan langkah yang sama pada router dan switch lainnya hingga nampak seperti pada gambar 7.18



Gambar 7.18 Semua Router Saling Terhubung



19. Selanjutnya menghubungkan switch dengan komputer, masih dengan kabel yang sama yaitu kabel Straight, klik kiri pada switch lalu pilih opsi “FastEthernet1/1”.



Gambar 7.19 Klik Pada Opsi “FastEthernet1/1” Untuk Membuat Interface Antara Switch Dan PC Pertama. 20. Lalu klik pada PC, tarik kabel lalu pilih opsi “FastEthernet0” pada PC untuk membuat interface dengan router.



Gambar 7.20 Pilih Opsi “FastEthernet0”



21. Lakukan langkah di atas hingga ketiga PC terhubung pada masingmasing routernya, seperti pada gambar 7.21.



Gambar 7.21 Semua Perangkat Sudah Saling Terhubung



22. Setelah semua perangkat terhubung, saatnya memasukkan IP untuk setiap PC, gateway juga next hop antar router. Untuk memudahkan melihat semua IP yang akan dipasangkan nanti, praktikan bisa membuat sebuah note dengan klik pada simbol kertas catatan di sebelah kanan layar.



Gambar 7.22 Klik Pada Simbol “Place Note” Untuk Memudahkan Melihat IP.



23. Kemudian klik kiri pada bagian dimana praktikan ingin menaruh catatan, lakukan hingga semua IP yang akan dimasukkan seluruhnya sudah ditulis, seperti nampak pada gambar 7.23.



Gambar 7.23 Menyisipkan IP Pada Setiap Bagian Untuk Memudahkan Proses Routing



24. Langkah berikutnya ialah menentukan IP setiap komputer yang tersambung pada router. Dengan cara klik kiri pada PC yang diinginkan. Pada jendela yang muncul, beralihlah pada tab “Desktop” lalu pilih kotak “IP Configuration” di sudut kiri atas.



Gambar 7.24 Klik “IP Configuration” Untuk Mengatur IP PC



25. Maka jendela baru akan muncul, isilah kolom yang ada dengan IP yang diinginkan, namun pastikan IP PC harus satu network dengan gateway yang telah ditentukan di awal, setelah selesai, keluar dari jendela dengan klik tombol X pada sudut kanan atas jendela.



Gambar 7.25 Mengisi IP Pada PC



26. Lakukan langkah di atas pada semua PC yang tersisa hingga semua PC memiliki alamat IP.



Gambar 7.26 Semua PC Sudah Memiliki IP



27. Kemudian berpindah pada sisi router, klik kiri pada router, hingga muncul jendela pengaturan router. Klik pada tab “Config” untuk berpindah ke pengaturan router. Setelah itu klik pada baris “FastEthernet0/0” untuk mengatur interface antara router dengan switch yang terhubung dengannya.



Gambar 7.27 Klik Pada “FastEthernet0/0” Untuk Mengatur Interface Pada Router Dan Switch 28. Isilah pada kolom pengaturan “FastEthernet0/0” pada router sesuai dengan IP gateway yang sudah ditentukan, jangan lupa untuk mencentang kotak pada opsi “Port Status” agar port ethernet dapat bekerja.



Gambar 7.28 Mengisi Dengan IP Gateway



29. Lakukan hal yang sama seperti langkah 27 dan 28 pada router yang tersisa, maka akan titik kecil yang tadinya merah akan berubah menjadi hijau, itu menandakan interface router pada switch sudah online.



Gambar 7.29 Semua Interface Router Pada Switch Sudah Online



30. Konfigurasi IP terakhir, yaitu memasukkan IP next hop pada setiap port serial yang ada di router. Buka kembali jendela konfigurasi router namun kali ini pilihlah pada baris “Serial 2” untuk mengisi IP next hop port serial 2 pada router pertama.



Gambar 7.30 Konfigurasi Serial 2 Pada Router Pertama



31. Masukkan IP next hop pada kolom yang tersedia pada pengaturan serial 2, dimana serial 2 adalah titik awal lompatan IP next hop bernetwork sama, jangan lupa untuk mencentang opsi on agar port serial 2 dapat bekerja.



Gambar 7.31 Memasukkan IP Next Hop



32. Berpindah ke router dua, lakukan hal yang sama, pada konfigurasi serial 2 dan 3 masukkan pula IP yang sudah ditentukan pada kedua titik port serial. Hal ini merujuk pada langkah 13 dan 14.



Gambar 7.32 Masukkan IP Next Hop Pada Serial 2



Gambar 7.33 Masukkan IP Next Hop Pada Serial 3



33. Jalankan urutan kerja yang sama pada router 3 mengikuti langkah 31, namun hanya masukkan IP next hop pada baris serial 3 saja, hal ini merujuk pada langkah ke 13 dan 14, dimana serial 3 dijadikan titik akhir lompatan IP next hop ber-network sama.



Gambar 7.34 Memasukkan IP Next Hop Pada Serial 3 Router 3



34. Setelah semua IP next hop pada masing-masing router terpasang, maka setiap titip akan berubah menjadi hijau dari mulanya merah, menandakan jalur port serial sudah bekerja.



Gambar 7.35 Semua Jalur Sudah Online



35. Sekarang memulai proses routing, kembali buka jendela konfigurasi router namun kali ini pilihlah pada baris “Static” untuk melakukan routing secara manual.



Gambar 7.36 Memulai Proses Static Routing



36. Langkah pertama routing, dimulai pada router pertama. Lakukan route dari router pertama ke router kedua dengan memasukkan network IP gateway router kedua pada kolom network. Masukkan mask sesuai dengan kelas IP network tujuan. Lalu pada kolom next hop masukkan IP next hop yang terdekat dari router satu. Terakhir, klik “Add”.



Gambar 7.37 Routing Dari Router 1 Ke Router 2



37. Lakukan langkah yang sama seperti di atas untuk routing dari router 1 ke router 3, namun kali ini pada kolom network masukkan network IP gateway 3, masukkan mask sesuai kelas IP dengan next hop tetap sama seperti di atas, merujuk pada ketentuan routing dimana next hop menggunakan IP next hop yang terdekat dari jalur router yang dikonfigurasi.



Gambar 7.38 Routing Dari Router 1 Ke Router 2



38. Maka proses routing router 1 sudah selesai.



Gambar 7.39 IP Table Pada Router 1



39. Jalankan langkah yang sama pada router kedua.



Gambar 7.40 Routing Dari Router 2 Ke Router 1



Gambar 7.41 Routing Dari Router 2 Ke Router 3



Gambar 7.42 IP Table Pada Router 2



40. Begitu pun dengan router 3, lakukan langkah yang sama seperti di atas.



Gambar 7.43 Routing Dari Router 3 Ke Router 1



Gambar 7.44 Routing Dari Router 3 Ke Router 2



Gambar 7.45 IP Table Pada Router 3



41. Terakhir lakukan uji coba konektivitas terhadap semua komputer dengan klik pada simbol amplop di sisi kanan layar.



Gambar 7.46 Klik Simbol Amplop



42. Lalu klik kiri pada satu komputer di jaringan satunya dan klik kiri untuk kedua kalinya pada komputer di jaringan yang berbeda pula. Jika nampak tulisan “Successful” maka komputer-komputer tersebut sudah saling terhubung dan proses routing sudah berhasil dilakukan.



Gambar 7.47 Semua Komputer Saling Terhubung



TANTANGAN LAB 43. Langkah selanjutnya ialah membuat 3 router tambahan kemudian dihubungkan dengan 3 router yang sudah dibuat tadi, sehingga ada 6 router yang akan saling terhubung. Ulangi langkah 3 hingga langkah 34 hingga terdapat 2 skema yang sama pada lembar kerja.



Gambar 7.48 Skema 3 Router, 3 Switch Dan 9 PC Tambahan



44. Kemudian lakukan proses route pada ketiga router, dimulai dari router 4.



Gambar 7.49 Routing Dari Router 4 Ke Router 5



Gambar 7.50 Routing Dari Router 4 Ke Router 6



Gambar 7.51 IP Table Pada Router 4



45. Selanjutnya lakukan route pada router 5.



Gambar 7.52 Routing Dari Router 5 Ke Router 4



Gambar 7.53 Routing Dari Router 5 Ke Router 6



Gambar 7.53 IP Table Pada Router 5



46. Lalu lakukan langkah yang sama pada router 6.



Gambar 7.54 Routing Dari Router 6 Ke Router 4



Gambar 7.55 Routing Dari Router 6 Ke Router 5



Gambar 7.56 IP Table Pada Router 6



47. Setelah semua sudah dikonfigurasi, lakukan kembali uji konektivitas pada skema yang baru seperti saat menguji skema pertama.



Gambar 7.57 Semua Komputer Pada Skema 2 Sudah Terhubung



48. Langkah terakhir ialah dengan menghubungkan kedua skema ini dengan menghubungkan router 3 dengan router 4 dan router 1 dengan router 6. Pastikan mengisi IP next hop pada port serial masing-masing router yang menghubungkan kedua skema ini.



Gambar 7.58 Menghubungkan 2 Skema



49. Lakukan routing pada masing-masing router yang belum di-route, prinsip dan ketentuan tetap sama dengan yang sudah dijelaskan di atas. Dengan sedikit perubahan pada next hop antara dua node router yang berjauhan, ada baiknya menggunakan IP next hop terdekat agar tidak membebani satu titik next hop.



Gambar 7.59 Routing Dari Router 1 Ke Router 4



Gambar 7.60 Routing Dari Router 1 Ke Router 5



Gambar 7.61 Routing Dari Router 1 Ke Router 6



50. Kemudian lakukan routing pada router 2 ke router pada skema 2.



Gambar 7.62 Routing Dari Router 2 Ke Router 4



Gambar 7.63 Routing Dari Router 2 Ke Router 5



Gambar 7.64 Routing Dari Router 2 Ke Router 6



51. Lalu routing-kan router 3 ke router yang ada di skema 2



Gambar 7.65 Routing Dari Router 3 Ke Router 4



Gambar 7.66 Routing Dari Router 3 Ke Router 5



Gambar 7.67 Routing Dari Router 3 Ke Router 6



52. Setelah itu route dari router 4 ke router yang ada di skema 1 yang telah dibuat di awal.



Gambar 7.68 Routing Dari Router 4 Ke Router 3



Gambar 7.69 Routing Dari Router 4 Ke Router 2



Gambar 7.70 Routing Dari Router 4 Ke Router 1



53. Kemudian lakukan routing pada router 5 ke router yang ada di skema 1.



Gambar 7.71 Routing Dari Router 5 Ke Router 3



Gambar 7.72 Routing Dari Router 5 Ke Router 2



Gambar 7.73 Routing Dari Router 5 Ke Router 1



54. Terakhir lakukan routing pada router 6 ke router di skema 1.



Gambar 7.74 Routing Dari Router 6 Ke Router 3



Gambar 7.75 Routing Dari Router 6 Ke Router 1



Gambar 7.76 Routing Dari Router 6 Ke Router 2



55. Selanjutnya ialah mengecek konektivitas antar komputer di jaringan.



Gambar 7.77 Uji Konektivitas PC Router 1 Dan 2



Gambar 7.78 Uji Konektivitas PC Router 3 Dan 4



Gambar 7.79 Uji Konektivitas PC Router 5 Dan 6



E. HASIL PENGAMATAN 3 ROUTER



Gambar 7.80 Desain Jaringan



Gambar 7.81 Konfigurasi IP Router 1



Gambar 7.82 Konfigurasi IP Router 2



Gambar 7.83 Konfigurasi IP Router 3



Gambar 7.86 Table Routing



6 ROUTER



Gambar 7.84 Desain Jaringan



Gambar 7.85 Konfigurasi IP Router 1



Gambar 7.86 Konfigurasi IP Router 2



Gambar 7.87 Konfigurasi IP Router 3



Gambar 7.88 Konfigurasi IP Router 4



Gambar 7.89 Konfigurasi IP Router 5



Gambar 7.90 Konfigurasi IP Router 6



Gambar 7.91 Table Routing



F. ANALISA DATA Menyiapkan sebuah laptop yang sudah dilengkapi dengan perangkat lunak Cisco Packet Tracer, tidak masalah berada pada versi berapapun namun disarankan untuk menggunakan versi 6 atau 7 ke atas untuk mengikuti perkembangan zaman dan perkembangan perangkat yang sudah dimasukkan ke dalam Cisco Packet Tracer. Memilih perangkat yang akan digunakan dalam proses pembuatan skema jaringan, dimana jaringan besar ini adalah gabungan dari beberapa jaringan LAN kecil yang sudah diatur sedemikian rupa dimana terdiri dari 3 komputer sebagai end device dan klien masing-masing switch sebagai pusat dari jaringan. Perangkat yang dipilih masingmasing ialah 6 router sebagai penghubung antar jaringan LAN, 6 switch sebagai pusat setiap jaringan LAN dan 18 komputer yang bertindak sebagai klien dari jaringan kecil yang dibangun dan ingin saling dihubungkan. Setelah memilih semua perangkat yang ditentukan, memasukkan semua perangkat ke dalam lembar kerja Cisco Packet Tracer, dengan menggeser perangkat ke dalam bidang lembar kerja. Memilih jenis kabel yang akan digunakan untuk menghubungkan semua perangkat yang akan digunakan. Ada beberapa jenis kabel yang disediakan oleh perangkat lunak Cisco Packet Tracer, termasuk kabel straight dan cross. Untuk menghubungkan router dengan router ada baiknya menggunakan jenis kabel serial DTE yang bisa ditemukan lewat ikon petir yang ada. Kabel DTE sendiri adalah singkatan dari Data Terminal Equipment, dimana kabel ini sering sekali digunakan untuk menghubungkan perangkat antar router dengan router. Sedangkan pada kabel serial DCE sendiri ialah singkatan dari Data Communication Equipment dimana kabel ini sering digunakan dalam praktiknya



untuk



menghubungkan



perangkat



berupa



modem.



Menentukan interface yang akan digunakan antar router, interface dalam hal ini adalah semacam layer yang akan mengatur hubungan antara perangkat yang digunakan, dimana yang menjadi penghubungnya adalah kabel serial DTE itu sendiri dan IP yang akan dipasangkan pada port masing-masing serial port dari router. Dua buah IP yang akan digunakan sebagain interface ini berfungsi sebagai jembatan yang akan menghubungkan dua router dalam sebuah jaringan, ada ketentuan khusus dimana kedua IP ini harus berada di dalam satu network atau satu jaringan, hal ini semata-mata dimaksudkan agar kedua sisi jembatan ini bisa saling berkomunikasi. Salah satu langkah yang tak kalah penting ialah menghubungkan router dengan switch juga menghubungkan switch dengan komputerkomputer yang menjadi kliennya dalam sebuah jaringan LAN kecil dimana switch itu sendiri bertindak sebagai pusat jalannya koneksi. IP yang dimaksud ialah IP default gateway yang akan menghubungkan PC dengan router di atasnya. Memulai proses routing dengan masuk ke jendela konfigurasi router di bagian static untuk memulai proses routing static. Routing static atau statis itu sendiri bisa dimaknai sebagai suatu cara melakukan proses routing secara manual, dimana pada prosesnya diharuskan untuk mengetahui IP default gateway tujuan dan next hop terdekat dari router yang sedang dikonfigurasi. Ada satu cara lain dalam melakukan routing, yaitu metode dynamic routing, dimana dynamic routing ialah proses routing yang diciptakan untuk mengisi kelemahan dari static routing itu sendiri. Dalam praktiknya administrator jaringan tidak diharuskan untuk mengisi jalur next hop yang akan digunakan karena dalam dynamic routing, router akan mencari sendiri jalur alternatif yang bisa ia lewat saat akan meneruskan sebuah paket data ke dalam sebuah jaringan. Dimana hal ini menjadi kekemahan



static routing yang mengharuskan mengisi next hop agar bisa mendapatkan jalur untuk dilewati nanti. Untuk memungkinkan terjadinya pengiriman paket data maka setiap router yang saling terhubung harus melewati proses route satu dengan yang lain, prinsipnya ialah satu router harus route ke lima router yang terhubung dengannya agar bisa terhubung dengan router-router tersebut, sedangkan langkah yang sama juga harus dilakukan pada kelima router yang lain agar dapat bisa saling terhubung dengan router lainnya. Pada router 0 masukkan IP serial berupa 13.100.14.73 sebagai serial2 dan 20.100.80.1 sebagai IP serial3, pada router 1 masukkan IP serial2 berupa 100.73.40.92 dan serial3 dengan IP 13.100.14.37, terakhir masukkan IP serial berupa 192.14.73.1 sebagai serial 2 dan 100.73.40.93 sebagari serial 3. Dari situ bisa dijabarkan bahwa ujung satu dan ujung lainnya suatu interface harus memiliki satu network yang sama. Masukkan IP default gateway setiap router yang mengarah ke PC klien. Untuk menghubungkan router-router ini bisa dilakukan lewat router0 pada bagian static untuk melakukan static routing. Lakukan route ke router1 dengan memasukkan network default gateway router1, yaitu 192.83.168.0 karena merupakan kelas C, kolom mask dimasukkan 255.255.255.0, kolom next hop masukkan IP terdekat dari router yang sedang dikerjakan, prinsipnya tidak boleh menggunakan IP next hop dari IP serial router yang dikonfigurasi karena merupakan jalur yang akan digunakan. Pada router1 lakukan pengaturan untuk menghubungkan router1 ke router0



dan



router2,



dalam



hal



ini



dilakukan



untuk



saling



menghubungkan semua router yang ada di skema 1, sehingga ketiga router yang ada di router skema 1 bisa saling terhubung. Masukkan network IP default gateway pada router 0 yaitu 181.30.0.0 dengan banyaknya subnet mask 255.255.0.0 dengan next hop 13.100.14.73



ialah dengan memilih banyaknya next hop terdekat yang ada di sisi kanan router1, memasukkan langkah yang sama pada router1 dengan menghubungkannya pada router2, langkah yang mirip dengan langkah tadi yaitu memasukkan IP default network gateway router2 yaitu 40.0.0.0 dan subnet mask 255.0.0.0 dengan next hop terdekat dari titik dimana router1 dan yang berada di sisi kanan tempat dimana router2 berada yaitu 100.73.40.93, alasan mengambil IP next hop ini ialah untuk memastikan bahwa jalur paket data yang akan digunakan router1 untuk meneruskan paket data ke router2 melewati IP tadi. Melakukan langkah yang sama pada router3, masukkan network IP default gateway router0 yaitu 40.0.0.0 dengan mask 255.0.0.0 dikarenakan IP tersebut merupakan IP kelas B, dengan next hop terdekat di sisi kiri dimana router0 berada yaitu 13.100.14.73, begitupun dengan sisi satunya yaitu router2, dengan memasukkan network IP default gateway 40.0.0.0 dengan mask 255.0.0.0 dan next hop di sisi kanan karena router2 berada di sisi kanan yaitu 100.73.40.93. Router2 juga mengikuti langkah router0, lakukan uji konektivitas dengan mengirim paket data lewat satu komputer ke komputer lain dari jaringan yang berbeda, atau bisa dilakukan dengan ping dari interface masing-masing komputer klien. Jalankan langkah yang sama pada skema dua dari pemodelan jaringan yang sudah dilakukan, pada router3 masukkan network IP default gateway router 4 yaitu 73.0.0.0 dengan mask 255.0.0.0 dan next hop terdekat yaitu 59.129.80.71 karena router yang ingin dikonfigurasi berada pada sisi kiri, hal yang sama dilakukan saat me-route router 5 dengan memasukkan network IP default gateway yaitu 128.0.0.0 dengan mask 255.255.0.0 karena berada pada IP kelas B dan next hop sama dengan sebelumnya. Mengkonfigurasi router4 dengan memasukkan IP network default gateway menuju router yang berada di dua sebelahnya, yaitu router 3



dan router 5, dimana router 4 memasukkan network dari IP default gateway yaitu setiap 39.0.0.0 sesuai dengan apa yang sudah tertera di layar IP dari router menuju switch kemudian menuju ke komputer klien yang sudah ditentukan di awal. Memasukkan subnet mask yang sesuai dengan kelas IP network dari tujuan yang diinginkan, karena dalam hal ini IP network yang dituju berada pada IP kelas A, maka subnet mask yang harus dimasukkan ialah sebanyak 255.0.0.0, mengikuti langkahlangkah sebelumnya, Pastikan skema 1 dan 2 sudah saling terkoneksi, dan sambungkan dua skema ini dengan masing-masing menghubungkan dua serial dari router2 ke router3 dan router0 dengan router5. Route pada router2 ke router3 dengan 59.0.0.0 dengan mask 255.0.0.0 dan next hop terdekat dan menuju darinya, yaitu 192.14.73.2 lakukan hal yang sama pada router3 ke router2, dengan memasukkan network IP default gateway 40.0.0.0 dengan mask 255.0.0.0 dan next hop 192.14.73.1.



G. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN Pasca dilakukannya praktikum untuk menghubungkan dua jaringan atau lebih menggunakan router pada Cisco Packet Tracer maka mahasiswa mengetahui perintah dasar yang terdapat pada Cisco Packet Tracer, mahasiswa juga melakukan konfigurasi pada Cisco Packet Tracer. 2. SARAN Dalam



melakukan



praktikum,



sangat



disarankan



untuk



menggunakan jenis Cisco Packet Tracer keluaran terbaru agar seluruh pembaruan dan fitur yang tersedia dan baru bisa digunakan



saat membangun sebuah jaringan. Sangat dianjurkan untuk menjaga konsentrasi karena dalam praktiknya diharuskan untuk berurusan dengan banyak IP termasuk gateway dan next hop, salah sedikit akan menimbulkan



kegagalan



yang



akan



berimbas



kepada



tidak



Dan



CO.



terbangunnya sebuah jaringan.



DAFTAR PUSTAKA Anonim.,



2013,



Pengertian



DTE,



DCE,



CPE



http://karyaedu.blogspot.co.id. (diakses pada 30 April 2018) Arif, Ihsan., 2013, Pengertian Dan Perbedaan Routing Static Dan Dynamic. https://santekno.blogspot.co.id. (diakses pada 30 April 2018)



Nurwinda,



Rizky.,



2017,



Pengenalan



Cisco



Packet



Tracer,



https://rizkynurwinda16.wordpress.com. (diakses pada 1 Maret 2018) Sidin, Udin Sidik. 2018. “Penuntun Praktikum Jaringan Komputer”. Makassar: Laboraturium Jaringan Komputer.