Perhitungan Biaya Hidup [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERHITUNGAN BIAYA HIDUP



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Disusun Oleh : Amelia Imelda Elda Dias Wati Helena Agnestia Deattri I Gede Resti Pratama Vivi Hendy Marlina Yope Wahyuhi Hartbian



18412028 18412014 18412064 18412007 18412027 18412073



Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Study S1 Akuntansi Universitas Teknokrat Indonesia 2018-2019



Dafrar isi



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhitungan biaya hidup atau kita sebut dengan cost of living adalah intruksi langkah demi langkah tentang cara menghitung biaya kehidupan kita sehari-hari secara terperinci dan terlaksana seperti : konsumsi, listrik, air, telepon, gas, transportasi, konsumsi, periksaan kesehatan, asuransi, cicilan, pajak dll. Itulah sebagian dari hitangan biaya hidup kita yang harus kita cermati dan wajib kita laksanakan. Indeks harga konsumen digunakan untuk mengamati perubahan dalam . biaya hidup sepanjang waktu. Ketika indeks harga konsumen naik, keluarga biasa harus menghabiskan pengeluaran yang lebih banyak untuk menjaga standar hidup yang sama.Pakar ekonomi menggunakan istilah inflasi untuk menggambarkan istilah  situasi saat tingkat harga perekonomian secara keseluruhan meningkat. Laju inflasi adalah perubahan persentase pada tingkat harga dari periode sebelumnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan dengan cost of living ? 2. Apa pengertian dari Indeks Harga Konsumen ? 3. Apa perbedaan dari bunga nominal dan bunga riil ? 4. Bagaimana masalah – masalah dalam perhitungan biaya hidup ? C. Ruang Lingkup 1. Pengertian dari cost of living. 2. Pengertian Indeks Harga Konsumen. 3. Perbedaan dari bunga nominal dan bunga riil. 4. Masalah-masalah dalam perhitungan biaya hidup D. Tujuan Penulisan 1. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Teknokrat Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengertian cost of living. 3. Untuk mengetahui Indeks Harga Konsumen. 4. Untuk mengetahui perbedaan dari bunga nominal dan bunga riil. 5. Untuk mengetahi masalah-masalah dalam perhitungan biaya hidup.



BAB II ISI A. Apa yang dimaksud dengan dengan cost of living ? Perhitungan biaya hidup atau kita sebut dengan cost of living adalah intruksi langkah demi langkah tentang cara menghitung biaya kehidupan kita sehari-hari secara terperinci dan terlaksana seperti : konsumsi, listrik, air, telepon, gas, transportasi, konsumsi, periksaan kesehatan, asuransi, cicilan, pajak dll. Itulah sebagian dari hitangan biaya hidup kita yang harus kita cermati dan wajib kita laksanakan. B. Apa pengertian dari Indeks Harga Konsumen ? Indeks Harga Konsumen (IHK – consumer price index [CPI]) adalah ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli konsumen. Ahli statistik pemerintah secara rutin menghitung dabn melaporkan indeks harga konsumen. Pada bagian ini, kita akan membahas begaimana indeks harga konsumen dihitung dan permasalahan – permasalahan apa yang muncul dalam pengukurannya. C. Apa perbedaan dari bunga nominal dan bunga riil ? Suku Bunga Nominal ( Nominal Interest Rate) Suku Bunga Nominal adalah Suku bunga sebagaimana biasa diberitakan tanpa disesuaikan dengan dampak inflasi.       Suku Bunga Riil ( Real Interest Rate) Suku Bunga Riil adalah Suku bunga yang disesuaikan dengan dampak inflasi. Ketika kita menabung di Bank maka kita akan mendapatkan bunga dari Bank, dan sebaliknya jika kita meminjam uang dari Bank maka kita harus membayar bunga pinjaman kita. Suku bunga selalu melibatkan pembandingan jumlah uang pada masa waktu yang berbeda, dan kita harus mengetahui bagaimana menyesuaikannya dalam dampak inflasi. D. Bagaimana masalah-masalah dalam perhitungan biaya hidup ? Target dari indeks harga konsumen adalah mengukur perubahan – perubahan pada biaya hidup. Dengan kata lain , indeks harga konsumen mencoba untuk mengukur berapa banyak penghasilan yang harus dinaikkan guna memelihara standar hidup yang konstan. Namun, indeks harga konsumen bukanlah ukuran biaya hidup yang sempurna. Tiga permasalahan dengan indeks sudah diketahui dengan luas tetapi masih sulit dipecahkan. Permasalahan pertama disebut dengan bias subtitusi. Ketika harga – harga berubah dari satu tahun ke tahun yang lain, harga – harga tersebut tidak berubah secara seimbang. Ada harga yang naik lebih tinggi dari harga – harga lainnya. Konsumen merespon perubahan harga yang



berbeda ini dengan membeli lebih sedikit barang – barang yang harganya naik tinggi dan membeli barang – barang yang harganya naik sedikit bahkan yang harganya mungkin turun. Dengan kata lain, konsumen beralih pada barang – barang yang relative tidak mahal. Jika indeks harga dihitung dengan mengasumsikan keranjang harga tetap, indeks harga ini menghilangkan kemungkinan subtitusi (atau penggantian) yang dilakukan oleh konsumen sehingga terlalu melebih – lebihkan kenaikan biaya hidup dari satu tahun ke tahun berikutnya. Anggaplah bahwa dalam tahun basis, mangga lebih murah daripada nanas. Akibatnya konsumen membeli lebih banyak mangga daripada nanas. Ketika Departemen Statistika menyusun keranjang barang, departemen ini akan menyertakan lebih banyak mangga daripada nans. Anggaplah nanas lebih murah daripada mangga. Konsumen secara otomatis akan merespons perubahan harga ini dengan membeli lebih banyak nanas dan lebih sedikit mangga. Namun, ketika menghitung indeks harga konsumen, para ahli statistika menggunakan keranjang tetap yang esensinya mengasumsi bahwa konsumen akan terus membeli mangga yang sekarang sedang mahal dalam jumlah yang sama sebagaimana sebelumya. Karena alas an ini, indeks ini akan mengukur kenaikan yang jauh lebih besar pada biaya hidup daripada yang sebenarnya dialami oleh para konsumen. Permasalahan kedua dengan indeks harga konsumen adalah munculnya batrang – barang yang baru. Ketika barang baru diperkenalkan, para konsumen memiliki varietas lebih banyak yang dapat mereka pilih. Ragam produk yang lebih besar, pada gilirannya, akan membuat uang lebih bernilai, sehingga konsumen membutuhkan uang lebih sedikit untuk memelihara standar hidup yang ada. Namun, karena indeks harga konsumen didasarkan pada keranjang tetap barang dan jasa, indeks harga konsumen tidak mencerminkan perubahan pada daya beli uang ini. Contoh , ketika telepon genggam diperkenalkan, konsumen dapat menelpon keluarga dan teman. Jika dibandingkan dengan menelpon dari telepon umum , menelpon keluarga dan teman dari telepon genggam lebih nyaman dan biayanya lebih murah. Indeks biaya hidup yang sempurna akan mencerminkan pengenalan telepon genggam dengan penurunan biaya hidup. Namun, indeks harga konsumen tidak berkurang dalam responnya terhadap pengenalan telepon genggam. Pada akhirnya, para ahli statistika membalikkan keranjang barang untuk menyertakan telepon genggam. Indeks ini kemudian mencerminkan perubahan pada harga telepon genggam. Namun, pengurangan pada biaya hidup yang berhubungan dengan pengenalan awal telepon genggam tidak pernah muncul dalam indeks. Permasalahan ketiga dengan indeks harga konsumen adalah perubahan kualitas yang tidak terukur. Jika kualitas barang memburuk dari satu tahu ke tahun berikutnya, nilai uang jatuh, bahkan jika harga barang tetap sama. Begitu pun juga, jika kualitas naik dari satu tahun ke tahun berikutnya, nilai uang akan naik. Pakar statistika membuat penjelasan untuk perubahan kualitas ini sebisa mungkin. Ketiak kualitas barang di



keranjang beruba, misalnya ketika sebuah model mobil memiliki tenaga kuda lebih besar atau mengkonsumsi bensin lebih hemat dari satu tahun ke tahun berikutnya. Pakar statistika akan menyesuaikan harga barang untuk menjelaskan perubahan kualitas. Pada dasarnya, pakar statistika mencoba untuk menghitung harga keranjang barang yang kualitasnya konstan. Meskipun usaha yang dilakukan pakar statistik sudah sangat besar, perubahan – perubahan pada kualitas masihlah merupakan masalah karena kualitas sangat sulit diukur. Masih banyak perdebatan antara para pakar ekonomi tentang seberapa besar permasalahan pengukuran ini dan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya. Beberapa ekonom meyakini bahwa harga indeks harga konsumen mungkin terlalu melebihkan inflasi setidaknya dengan 1 poin persentase setiap tahunnya. Dalam merespon kritik ini, para ahli statistik telah menerapkan beberapa perubahan teknis untuk memperbaiki IHK, banyak ekonom yang meyakini bawa bias ini sekarang hanya sekitar setengah dare persentase sebelumnya. Persoalan ini penting karena banyak program pemerintah menggunakan indeks harga konsumen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tingkat harga keseluruhan.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perhitungan biaya hidup atau kita sebut dengan cost of living adalah intruksi langkah demi langkah tentang cara menghitung biaya kehidupan kita sehari-hari secara terperinci dan terlaksana seperti : konsumsi, listrik, air, telepon, gas, transportasi, konsumsi, periksaan kesehatan, asuransi, cicilan, pajak dll. Itulah sebagian dari hitangan biaya hidup kita yang harus kita cermati dan wajib kita laksanakan. Indeks Harga Konsumen (IHK – consumer price index [CPI]) adalah ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli konsumen. Ahli statistik pemerintah secara rutin menghitung dabn melaporkan indeks harga konsumen.