Pesawat Rontgen Frekuensi Tinggi1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pesawat Rontgen Frekuensi Tinggi Produk Eropa 1. Blok diagram dan cara kerja pesawat rontgen frekuensi tinggi



Cara kerja: • •







Saklar ditekan Main switch on, tegangan dari PLN disearahkan pada rangkaian penyearah blok 1, kemudian di filter oleh rangkaian filter pada blok 2 sehingga menjadi tegangan searah tetapi masih terjadi ripple Tegangan yang telah disearahkan ini oleh rangkaian inverter pada blok 3 diolah dari tegangan DC menjadi tegangan AC berfrekuensi tinggi



• •



• •



Tegangan AC frekuensi tinggi dari rangkaian inverter akan dinaikkan oleh trafo tegangan tinggi Tegangan tinggi ini akan disearahkan oleh rangkaian penyearah pada blok 5, kemudian oleh rangkaian condensator pada blok 6, tegangan ini disimpan untuk memberi supply tabung rontgen sehingga memberikan beda potensial antara anoda dan katoda. Anoda mendapat polaritas positif (+) dan katoda mendapat polaritas negatif (-). Pada voltage devider oleh R1 dan R2 tegangan ini diumpan balikkan menuju rangkaian regulator Tegangan umpan balik ini (KV ist) akan dibandingkan dengan KV yang diatur (KV Soll) sehingga akan diperoleh tegangan yang telah ditentukan.



2. Wiring diagram dan cara kerja rangkaian inverter



Cara kerja: •







Pada saat Ud memberikan tegangan (setengah periode pertama), Th1 dan Th2 diberik pulsa trigger pada gate sehingga firing. Maka arus akan mengalir dari sumber tegangan positif (+) ke negatif (-) dengan arah aliran sumber tegangan positif, Th1, C, L, R terus ke Th2 dan ke sumber tegangan negatif Pada saat ini terjadi pengisian kapasitor C hingga penuh, akibat adanya kumparan (L) yang di aliri arus, maka akan timbul arus yang melawan arus awal (arus balik). Arus balik itu sendiri mengalir dari (melalui) V2, R, L, dan V1 dan terus ke terminal positf. Pada saat ini kapasitor C terjadi pengosongan muatan, arus balik ini juga berfungsi untuk memetikan Th1 dan Th2.











Pada saat setengah periode berikutnya Th3 dan Th4 mendapat pulsa trigger pada gate, sehingga firing. Arus mengalir dari sumber tegangan positif ke sumber negatif dengan arah sumber tegangan positf (+). Pada saat ini terjadi pengisian kapasitor (C) dengan polaritas kebalikan dari pengisian pertama. Setelah itu terjadi arus balik dari rangkaian oscilator (hukum lines) V3 ke sumber tegangan positif. Saat ini maka kapasitor akan mengosongkan muatannya, arus balik ini juga berfungsi untuk mematikan Th3 dan Th4 thyristor yang diberikan secara bergantian antara Th1, Th2, dengan Th3 dan Th4.



3. Wiring diagram dan cara kerja rangkaian tegangan tinggi



Cara Kerja:











Trafo Tr1 dan Tr2 bekerja bersamaan, karena dihubung pararel. Pada saat setengah gelombang pertama saat U(+), V(-). Maka titik A(+) dan titik B(-). Ini menyebabkan arus mengalir dari (melewati) A-V1-C1-B, saat ini capasitor c1 akan terisi . Saat yang bersaman titik B1 mendapatkan (-) dan A1(+). Maka akan menyebabkan C3 akan terisi, karena arus mengalir dari A1-V3-C3-B1.











Pada saat setengah gelombang kedua yaitu U(-),V(+) maka titik A(-), B(+) pada Tr1, ini menyebabkan C2 akan terisi karna arus mengalir dari (melalui) B-C2-V2-A. Saat yang bersaman titik B1(+) dan A1(-). Pada Tr2, karena arus mengalir melalui B1-C4-V4-A1Sehingga menyebabkan capasitor C1,C2,C3,C4 terhubung seri dan jumalah tegangannya diberikan kepada tabung sinar-x.



4. Wiring diagram dan cara kerja rangkaian pengatur tegangan tinggi



Cara kerja: •







Tegangan tinggi tabung rontgen yang diinginkan (kV) disebut kV soll, sebagai tegangan referensi yang besarnya 1 volt = 20 kV. Tegangan referensi ini dibandingkan dengan tegangan tabung rontgen yang sesungguhnya (kV ist) di regulator. Hasilnya merupakan tegangan DC yang kemudian diubah menjadi pulsa frekuensi tinggi oleh VCO. Pulsa frekuensi tinggi yang terjadi untuk mentriger INVERTER sehingga trafo tegangan tinggi primer mendapat tegangan bolak-balik frekuensi tinggi dan diubah menjadi tegangan tinggi.











Setelah tegangan tinggi yang terjadi muncul di mulai dari nol naik sampai mencapai tegangan tinggi yang diinginkan (kV ist), tegangan tinggi ini di umpan balik (feedback) dengan perbandingan 1 Volt = - 20 kV, dan dibandingkan dengan tegangan referensi. Kalau kV ist = kV soll maka perbedaan tegangan menjadi nol dan pulsa frekuensi tinggi berhenti. Sehingga triger untuk INVERTER tidak ada lagi. Berarti tegangan tinggi tidak naik lagi. Karena ada arus tabung rontgen yang besarnya sesuai dengan I = P/V maka pada rangkaian tegangan tinggi akan terjadi penurunan tegangan, sehingga ada perbedaan antara kV ist dibanding kV soll, sehinggan out put pada regulator ada tegangan yang segera diubah menjadi pulsa frekuensi tinggi dan mentriger INVERTER untuk menaikkan tegangan tinggi menjadi sama dengan kV soll. Demikian terjadi berulang-ulang yang kemudian disebut ripple tegangan tinggi.



5. Wiring diagram dan cara kerja rangkaian pengatur nilai ampere second/mA



Cara kerja : • •







• • •



Menetukan lamanya waktu penyinaran = R.C Pada saat PB SWE ditekan maka akan ada arus yang mengalir dari power supply menuju terminal 7,5,6,8 SW3 lalu menuju kumparan primer HTT dan kembali ke supply. Maka akan ada arus yang mengalir pada sekunder trafo tegangann tinggi dengan arah arus : Rectifier menuju kapasitor. Sehingga kapasitor akan terisi penuh sebesar 0,63 C. Setelah kapasitor terisi penuh, maka Thirytron akan mendapat tegangan sehingga akan mengaktifkan relay S1. Dengan aktifnya Relay S1, maka kontaktor SW3 akan terbuka. Sehingga tidak ada arus yang mengalir pada primer trafo tegangan tinggi. Proses penyinaran telah selesai.



6. Squance of Operation X-Ray Unit Frekuensi Tinggi 1. Fuse/MCB pada posisi ON 2. Main switch ON/pesawat rontgen bekerja 3. Periksa line voltage compensator, jarum penunjuk pada posisi standar 4. Jika jarum penunjuk LVC bergerak ke kiri berarti tegangan PLN mengalami penurunan, untuk itu harus dikurangi jumlah lilitan agar diperoleh perbandingan transformasi yang tetap (terjadi pemanasan awal pada x-ray tube). Jika tegangan PLN turun menjadi 200 V maka harus diturunkan Nq menjadi 100 agar diperoleh perbandingan transformasi pada skunder yang tetap.



5. Pilih jenis expose yang akan digunakan pada technique selector a. Proses expose fluoroscopy b. Proses Radiografi