15 0 261 KB
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
DOMESTIKASI IKAN KETANG-KETANG (Scatophagus argus argus) Linnaeus, 1766) DI LUAR HABITATNYA UNTUK MENUNJANG RESTOCKING SUMBERDAYA PERIKANAN
PI-03
Nurhidayat Balai Riset Budidaya Ikan Hias Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan Jl. Perikanan No. 13, Pancoran Mas Depok, Jawa Barat e-mail: [email protected]
ABSTRAK Domestikasi merupakan proses adaptasi ikan liar berasal dari alam untuk selanjutnya dibudidayakan. Ikan yang baru ditangkap dari alam mempunyai tingkat stres yang tinggi akibat proses penangkapan dan transportasi. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat adaptasi Ikan Ketang-ketang (Scatophagus argus argus) terhadap lingkungan yang terkontrol. Perlakuan yang diberikan selama proses adaptasi adalah : A. Satu ikan/akuarium B. Dua ikan/akuarium dan C. Empat ikan/akuarium. D. Massal. Hasil menunjukkan bahwa ikan saling bersaing dalam menguasai lingkungan yang baru. Hal ini ditunjukkan pada perlakuan B dan C terjadi perkelahian yang menyebabkan ikan luka-luka. Ikan yang luka mudah untuk diserang penyakit berupa bakteri dan jamur yang akan mengurangi ketahanan tubuh dan mengakibatkan kematian. Ikan yang luka dan mendapat pengobatan masih bisa bertahan hidup. Kelangsungan hidup yang diperoleh selama percobaan adalah : A. 100 %, B. 50 %, C 75 % dan D. 100 %. Proses adaptasi yang berhasil akan memberi peluang lebih besar ikan ini untuk dibudidayakan, dengan berhasilnya kegiatan budidaya dapat memenuhi kebutuhan benih untuk kegiatan restocking sehingga kemungkinan punahnya sumberdaya ikan di Indonesia dapat dihindari.
Kata kunci : domestikasi, restoking, ketang-ketang, kelangsungan hidup
PENDAHULUAN Eksploitasi
hias
untuk
pasar
lokal
ini
masih
mempunyai kemampuan yang tinggi
mengandalkan hasil tangkapan dari alam.
dalam menyesuaikan diri terhadap
Penangkapan di alam tanpa dibarengai
lingkungan dengan kisaran yang
dengan kegiatan budidaya sudah pasti
cukup
akan mengalami penurunan bahkan bisa
ditemukan di air payau dan tawar
mengarah kepunahan. Penangkapan di
bahkan di laut lepas ikan tawar
alam untuk pemenuhan kebutuhan pasar
bahkan di laut lepas. Ketang-ketang
juga masih dilakukan untuk komoditas
merupakan
ketang-ketang.
euryhaline yang bisa hidup di air
pemenuhan ataupun
ikan
kebutuhan ekspor
saat
Ketang-ketang argus
argus
luas.
(Scatophagus
Linnaeus,
Ikan
ikan
ini
yang
1766),
banyak
bersifat
1
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
bersalinitas dan air payau bahkan tawar.
dibentuk oleh ikan dimaksud untuk
Ikan ini banyak ditemukan di daerah
menghindari dari pemangsaan.
muara
sungai
dalam
kelompok-
Beberapa Jenis Ketang-ketang
kelompok kecil, ukuran besar dengan gerombolan lebih dari empat ekor ditemukan di laut bebas tanpa ada ikan dengan ukuran kecil. Kelompok yang
Berberapa
jenis
ikan
ketang-
ketang yang hidup dan berkembang di Indonesia,
selengkapnya
disajikan
pada Gambar 1.
Red Scat
Spotted Red Scat
Spotted scat
Silver Scat
Gambar 1. Beberapa jenis ikan hias ketang-ketang (Scatophagus argus argus (Linnaeus,1766) Genus: Scatophagus Specific name: argus Subspecies: argus Scientific name: - Scatophagus argus argus (Linnaeus, 1766)
terutama Irian/Papua daerah Tatui dan Randawaya, Kepulauan Yapen, yang banyak ditemukan di muara sungai dekat laut secara bergerombol untuk
Di seluruh dunia ikan ini terbagi
ikan yang besar, sedangkan ikan kecil
kedalam 16 spesies dan tersebar dari
ditemukan berlindung di bawah alga
India sampai Tahiti. Di Indonesia ikan ini
di
banyak ditemukan di daerah Papua,
merupakan
Sumatera dan Kalimantan (Satyani et al.,
dengan curahan hujan yang relatif
2007).
pribadi
lebih kecil dibanding dengan wilayah
diterangkan daerah sebaran ikan ini di
Indonesia lainya. Wilayah perairan di
Indonesia
Papua berupa danau, sungai dan
Hasil adalah
komunikasi di
bagian
timur
pinggir-pinggir daerah
sungai.
Papua
pegunungan
2
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
genangan-genagan
dengan
karakter
nya jenis ikan bahkan secara terus-
kuallitas air yang cenderung basa. Ikan
menerus
ini mempunyai nama yang berbeda untuk
punahnya jenis tertentu. Salah satu
tiap daerah di Papua dikenal dengan
cara yang dapat dilakukan untuk
ketang-ketang, sedangkan di Sumatera
menghindari
dikenal dengan Ikan Kiper. Menurut Siti
dengan
melaku-kan
et al., (2006), ikan ini mempunyai bentuk
musim
penangkapan,
tubuh yang kuat ditunjang oleh sirip
tangkap dan restocking. Dengan
dorsal yang cukup kuat
penutupan
mengakibatkan
kepunahan
tersebut penutupan selektif
musim
tangkap
memungkinkan ikan untuk dapat
Eksploitasi Eksploitasi
akan
yang
berlebih
tanpa
melakukan
reproduksi
dan
me-
memperhatikan stok sumberdaya yang
ngasuh. Selain itu salah satu kegiatan
ada akan menyebabkan berkurangnya
yang dapat juga dilakukan adalah
jenis ikan atau bahkan dapat mengalami
budidaya, dengan kegiatan budidaya
kepunahan. Salah satu cara yang dapat
ikan dapat dikembangkan sesuai
dilakukan
kebutuhan
untuk
menghindari
sehingga
eksploitasi yang berlebih adalah dengan
sumberdaya
melakukan kegiatan: pembatasan waktu
dihindari. Benih yang dihasilkan dari
penangkapan,
pembuatan
budidaya dapat di tebarkan kembali
reservat dan restocking. Selama periode
di habitat aslinya sehingga kegiatan
satu tahun bisa dilakukan pembatasan
restocking untuk menjaga kelestarian
waktu penangkapan selama beberapa
ikan dapat dilakukan.
budidaya,
bulan, terutama dilakukan pada saat musim
ikan
memijah.
Pembatasan
waktu penangkapan sudah berjalan di perairan
Australia,
selama
tiga
bulan
yang
dilakukan
mulai
bulan
Desember, selama waktu tersebut telah sumberdaya
ada
dapat
Restocking adalah salah satu upaya
penambahan
stok
ikan
tangkapan di perairan yang dianggap telah mengalami krisis akibat padat tangkap atau tingkat pemanfaatannya berlebihan. Tujuan restocking selain menambah stok ikan, juga bertujuan
melakukan reproduksi. Pemanfaatan
yang
punahnya
secara
terus menerus tanpa dibarengi kegiatan budidaya dapat mengancam berkurang-
untuk mengembalikan fungsi dan peran perairan sebagai ekosistem akuatik yang seimbang.
3
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
Adaptasi
adalah
suatu
proses
sp., Blood worm dan ikan kecil
penyesuaian diri secara bertahap yang
diberikan
dilakukan oleh suatu organisme terhadap
Pengamatan dilakukan selama 30 hari
kondisi yang baru (Affandi & Tang,
dan untuk melihat tingkah laku ikan
2002). Ikan yang dimasukkan kedalam
selama
suatu
pengamatan terhadap kebiasaan di
lingkungan
yang
baru,
akan
melakukan adaptasi terhadap lingkungan
secara
adlibitum.
pemeliharaan
dilakukan
dalam wadah.
untuk menyesuaikan diri.
Parameter yang diamati meliputi :
Penelitian ini dimaksudkan untuk
tingkat adaptasi selama di wadah
mengetahui tingkat adaptasi Ikan Ketang-
pemeliharaan dan respon terhadap
ketang
pakan.
selama dipelihara
terkontrol
guna
di wadah
menunjang
kegiatan
Sintasan
(kelangsungan
hidup)
restocking sumberdaya ketang-ketang di
dihitung dengan rumus Effendi
Indonesia.
(2003), yaitu:
METODOLOGI
S
Penelitian dilakukan di Laboratorium Lingkungan Loka Riset Budidaya Ikan
Keterangan :
Hias Air Tawar, Depok. Ikan uji yang
S
= persentase
digunakan adalah induk ketang-ketang tangkapan dari alam. Ikan dipelihara
Nt
= jumlah
ditempatkan
28
–
pada
30°C.
ruangan
Wadah
ikan
akhir
penelitian (ekor). No = jumlah
dilengkapi dengan aerasi dan suhu media dipertahankan
kelangsungan
hidup ikan (%).
dalam wadah berupa akuarium berukuran 50x30x40 cm, diisi air setinggi 40 cm,
Nt x 100 % No
ikan
awal
penelitian (ekor). Sebagai
parameter
penunjang
tertutup
dilakukan pengamatan kualitas air
(indoor) dan setiap wadah diisi ikan
yang meliputi suhu, oksigen terlarut,
sesuai dengan perlakuan yang diberikan.
CO2, pH, alkalinitas, ammonia, nitrit
Sebagai perlakuan adalah kepadatan pemeliharaan
yaitu
:
(A)
dan daya hantar listrik. Selain data
1
primer diperlukan data skunder untuk
ekor/aquarium, (B) 2 ekor/aquarium dan
melengkapi informasi yang disampai-
(C) 4 ekor/aquarium dan (D) massal.
kan. Data sekunder dideskripsikan
Pakan yang digunakan berupa Lumbricus
sehingga
menggambarkan
potensi 4
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
serta peluang ketang-ketang sebagai salah
makanan yang bervariasi ikan ini
satu jenis yang dapat digunakan untuk
mempunyai kemampuan untuk makan
kegiatan restoking.
segala jenis makanan, makanan yang paling
HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan, ikan ini mempunyai kebiasaan menguasai satu daerah tertentu khususnya ikan jantan. Hal ini dilakukan untuk mencari tempat untuk melakukan pemijahan. Hasil yang diperoleh selama pengamatan, perlakuan dengan kepadatan dua ekor/akuarium mempunyai kesempatan yang lebih besar terjadi
konfrontasi.
Perebutan
daerah menyebabkan ikan diperlakuan B. (dua ekor/akiuarium) mengalami lukaluka
sedangkan
perlakuan
A.
(satu
ekor/akuarium) dan D. (massal) tidak terjadi perkelahian. Adanya persaingan di dalam wadah, menunjukkan ikan ini mempunyai kebisaan mempunyai daerah kekuasaan di wilayah tertentu. Ketang-ketang di Indonesia banyak ditemukan
di
selama
percobaan
adalah Chironomus sp. dan Lumbricus
Tingkah Laku
untuk
disukai
daerah muara
sungai
Kalimantan dan Sumatera (Satyani et al., 2007). Ikan ini termasuk jenis omnivora yang cenderung carnivora yang biasa makan berbagai jenis makanan seperti : kerang, ikan kecil, crustacea, cacing, ikan serangga, serangga air; tanaman air, sayuran, lettuce, bayam, peas, oatmeal, pelet dan lain-lain. Berdasarkan jenis
sp. Adaptasi Menurut Affandi dan Tang (2002), adaptasi
adalah
suatu
proses
penyesuaian diri secara bertahap yang dilakukan
oleh
suatu
organisme
terhadap kondisi yang baru. Ikan yang dimasukan kedalam suatu lingkungan yang baru, maka ikan tersebut akan menyesuaikan diri. Selama proses adaptasi, karakter habitat asli harus diperhatikan untuk bisa diaplikasikan di dalam lingkungan yang baru. Selama proses adaptasi di lingkungan baru, ikan mengalami perubahanperubahan tertentu, terutama untuk lingkungan dan pakan. Ikan akan mengalami
stress
akibat
proses
penangkapan dan transportasi. Dalam kondisi stress, secara phsikologis ikan akan mempertahankan diri dengan banyak mengeluarkan lendir (muccus), lendir ini mempunyai peran yang sangat penting bagi ikan terutama untuk adaptasi
kekebalan yang
tubuh.
Proses
terlalu
lama
5
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
mengakibatkan strees yang panjang bagi
kekuasaan dan pasangan. Ikan yang
ikan, selanjutnya akan menyebabkan
dipelihara
menurunya produksi lendir sehingga
ekor/akuarium
terjadi
dalam
wilayah
menyebabkan
jangka
waktu
tertentu
akan
mengurangi kekebalan tubuh ikan sendiri. Setelah
proses
adaptasi
pada yang
kepadatan
dua
persaingan ikan
mengalami luka. Luka yang ada dapat
dengan
menyebabkan tumbuhnya jamur yang
lingkungan budidaya yang baru bisa
menempel di sekitar kulit yang luka.
berjalan dengan sempurna, selanjutnya
Dalam waktu tiga hari, ikan yang tidak
proses adaptasi terhadap pakan adalah
diobati akan mengalami kematian.
sangat penting. Pemenuhan kebutuhan pakan yang tepat sangat berpengaruh terhadap
proses
metabolisme
Sintasan (SR)
ikan.
Selama pemeliharaan menunjuk-
Metabolisme yang kurang efektif bahkan
kan tingkat kelangsungan hidup yang
berjalan sangat rendah mengakibtkan
bervariasi,
ikan
untuk
disebabkan adanya persaingan yang
pemeliharaan tubuhnya, sehingga ikan
diikuti pertarungan yang mengakibat-
mudah sakit bahkan mati. Menurut
kan luka. Akibat luka yang ada
Affandie
proses
menyebabkan tumbuhnya jamur, ikan
metabolisme yang sempurna merupakan
yang terserang jamur menyebabkan
kunci pertumbuhan dan reproduksi bagi
ikan kurang aktif dan akan mati. Hasil
ikan.
yang diperoleh selama pengamatan
kekurangan
dan
energi
Tang
(2002),
masalah
utama
masih
Hasil pengamatan yang dilakukan
menunjukkan bahwa setiap perlakuan
selama penelitian menunjukkan Ikan
mempunyai sintasan yang berbeda.
Ketang-ketang mempunyai kecenderung-
Sintasan
an hidup di lingkungan yang luas. Ikan
perlakuan A dan D sebesar 100 %,
ini hidup berkelompok untuk ukuran
kemudian diikuti perlakuan B 75 %
kecil
dan C sebesar 50 % (Gambar 2).
sedangkan
untuk
yang
besar
yang
terbaik
adalah
masing-masing memisahkan diri dari kelompoknya. Ikan besar mempunyai kecenderungan untuk bersaing dalam satu wilayah dengan ikan lain, tingkah laku ini dilakukan untuk memperoleh daerah
6
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
120 100
Sintasan (%)
80 60 40 20 0 A
B
C
D
Perlakuan
Gambar 2.
Grafik Sintasan ikan ketang-ketang selama pemeliharaan enam bulan di Akuarium
Menurut
Effendie
(2002),
Luasnya
lingkungan
budidaya
kelangsungan hidup ikan dipengaruhi
memberikan ikan untuk menghindar
oleh keberhasilan adaptasi terhadap
dari lawanya sedangkan ruang yang
lingkungan dan pakan. Fadhilah (2006),
sempit akan mempersulit ikan untuk
mengatakan bahwa kelangsungan hidup
bergerak
individu
bertarung akan sedikit.
sangat
ditentukan
oleh
sehingga
peluang
untuk
ketersediaan pakan dan kemampuan individu tersebut beradaptasi dengan (2000)
Selama percobaan di-peroleh bahwa
faktor
yang
parameter kualitas air masih sangat
kelangsung-an
hidup
mendukung kehidupan ikan ketang-
lingkungannya. menyebutkan mempengaruhi meliputi
Kualitas Air
Pregiwati bahwa
lingkungan,
predator,
dan
ketang.
Parameter
oksigen
terlarut
dengan nilai 8,17-8,23 sangat cukup
sumber pakan. Tingginya sintasan di perlakuan A
untuk memenuhi kebutuhan minimal
dan D menunjukkan ikan ini lebih aman
ikan
dipelihara
terutama metabolisme. Menurut Boyd
secara
massal
sehingga
dalam
terjadinya peluangan persaingan antar
(1981),
individu
minimum
rendah.
Menurut
Effendie
melakukan
kebutuhan ikan
aktifitas
oksigen untuk
terlarut
melakukan
(2003), sintasan ikan juga dipengaruhi
metabolisme secara baik adalah 5 mg/l.
oleh
ruang
Apabila oksigen terlarut ketersediaan-
berhubungan dengan daerah kekuasaan
nya lebih kecil akan mengganggu
sedangkan pakan berhubungan dengan
proses metabolisme sehingga proses
pemenuhan energi untuk metabolisme.
pembentukan energi terhambat yang
ruang
dan
pakan,
7
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
akan
berakibat
menurunya
fungsi
apabila
dalam
lingkungan
tidak
fisiologis dan berakibat nafsu makan
teroksidasi dengan baik, untuk kadar
berkurang. Proses metabolisme yang
tertentu akan bersifat racun bagi ikan
turun mengakibatkan pemenuhan energi
karena akan mengganggu pembuangan
untuk kegiatan tidak terpenuhi, hal ini
sisa
akan
terganggunya
disekeresikan. Parameter ammonia dan
pertumbuhan dan proses reproduksi.
nitrit masih dalam kisaran yang baik
Ammonia
untuk kehidupan ikan, sehingga akan
menyebabkan merupakan
salah
satu
metabolisme
yang
tidak
bisa
parameter yang harus diperhatikan,
menunjang
kadar ammonia di suatu media air lebih
pertumbuhanya.
dari 0,1 mg/l akan mengganggu proses
kisaran kualitas air disajikan dalam
metabolisme. Hasil turunan ammonia
Tabel 1.
proses
adaptasi
dan
Selengkapnya
nilai
nitrit merupakan bahan yang berbahaya Tabel 1. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian Parameter
Pengukuran di habitatnya (Siti et al., 2006)
Hasil pengukuran pada penelitian
Suhu pH DO Alkalinitas (Mg Caco3/l) Kesadahan Ammonia Nitrat Arus Salinitas
29,1 6,5 3,3 mg/l 18,4 mg/l 17,5 mg/l 11 14,3 mg/l
28-31 6,0-7,5 8,17-8,23 22,12-33,18 17,9-45,12 0,086-0,24 0,0005-0,019 -
adaptasi
KESIMPULAN Restocking merupakan salah satu upaya
untuk
menyelamatkan
Ikan
menunjukkan saling
Ketang-ketang
kecenderungan
bersaing
dalam
untuk
menguasai
sumberdaya perikanan dari kepunahan.
lingkungan yang baru. Ikan yang luka
Kegiatan ini harus didukung oleh
akibat
penyediaan
diserang penyakit berupa bakteri dan
benih
hasil
budidaya.
perkelahian
mudah
untuk
Sebelum dibudidayakan ikan harus
jamur.
diadaptasikan di lingkungan barunya,
diperoleh selama percobaan adalah : A.
hasil yang diperoleh selama proses
100%, B. 50%, C 75% dan D. 100%.
Kelangsungan
hidup
yang
8
Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumberdaya Ikan II, 24 Oktober 2009
DAFTAR PUSTAKA Affandi R., U. M. Tang. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press. Pekanbaru. Boyd, C. E. 1981. Water Quality in Warm Water Fish Pond. Auburn University. Auburn. Alabama. Direktorat Sumberdaya Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2007. Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia. Badan Riset Kelutan dan Perikanan. Effendie, M. I. 2003. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. http://rudyct.com/PPS702ipb/07134/tri_hariyanto.htm (diakses 10 Oktober 2009) http://rudyct.com/PPS702ipb/07134/tri_hariyanto.htm (diakses 15 Oktober 2009)
http://nugrohoardicahyono.blogspot.co m/2008/08/restocking-ikan.html (diakses 15 Oktober 2009)
Satyani D., A. Sudrajat dan K. Sugama. 2007. Ikan Hias Air Tawar Indonesia. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Siti N. A., Prianto E., Husnah, Makri dan Nurhayati E. 2006. Sumberdaya Ikan Hias di Sungai Musi Bagian Hilir Sumatera Selatan. Ikan Hias Nusantara. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan dan Perikanan Jakarta.
9