Pola Peran Dan Hubungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Konsep merupakan keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan perepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan dan teori merupakan hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau defenisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala- gejala ataufenomena – fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep –konsep tersebut



dengan



maksud



untuk



menguraikan,



menerangkan,



atau



mengendalikan suatu fenomena. Pola konsep itu sendiri di definisikan seperti pembentukan tingkah laku yang terjadi secara berangkai menurut gordon (1994). Pola pengkajian fungsinal menurut Gordon adalah bahwa pola fungsional Gordon ini mempunyai aplikasi luas untuk para perawat dengan latarbelakang praktek yang beragam model pola fungsional kesehatan terbentuk dari hubungan antara klien dan lingkungan dan dapat digunakan untuk perseorangan, keluarga, dan komunitas. Setiap pola merupakan suatu rangkaian perilaku yang membantu perawat mengumpulkan ,mengorganisir dan memilah – milah data (Potter, 2005). Dimana pola Gordon itu sendiri membahas 11 pola pengkajian yang dipaparkan. Dalam hal ini pada pola kedelapan yaitu pola peran dan hubungan juga penting untuk kita bahas secara lebih dalam. Pola peran dan hubungan itu sendiri merupakan



1



keefektifan hubungan dan peran dengan individu, keluarga, komunitas dan komponen lainnya (Potter, 2005). 1.2. Rumusanmasalah Dari latar belakang yang diuraikan diatas rumusan masalah yang diangk atadalah“ Bagaimana penyelesaian masalah keperawatan mengenai pola Gordon yaitu pola peran dan hubungan ”



1.3. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Setelah membahas materi konsep keperawatan dasar tentang pola Gordon yaitu pada pola peran dan hubungan diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami penyelesaian kasus pada asuhan keperawatan dengan menggunakan pola Gordon pada pola peran dan hubungan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Bagi Penyusun Menambah pengetahuan dan pemahaman penanganan pada kasus asuhan keperawatan dengan menggunakan pola Gordon pada pola peran dan hubungan. 2. Bagi Mahasiswa Sebagai bahan refensi dalam mengetahui dan memahami penyelesaian kasus asuhan keperawatan dengan menggunakan pola Gordon pada pola peran da nhubungan. 1.4 Manfaat



2



1.4.1 Teoritis Dari makalah yang dipaparkan secara teoritis diharapkan dapat menjadi bahan kepustakaan memberikan sumbangan bagi pengembang ilmu pengetahuan dan ilmu kesehatan serta teori-teori kesehatan. 1.4.2 Prkatis 1. Bagi Perawat Untuk menambah pengetahuan dan wawasan sebagai bahan dalam materi keperawatan dasar yang memfokuskan pemabahasan secara menyeluruh pada kasus asuhan keperawatan dengan menggunakan pola Gordon pada pola peran dan hubungan.



3



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1. Pengertian Pola Peran dan Hubungan Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Stuart & Laraia, 2005). Menurut Stuart dan suddant (2005) Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan. Pola peran dan hubungan merupakan menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan individu, keluarga, komunitas dan komponen lainnya (Potter, 2005) 2.2. Faktor – factor penyesuaian diri dalam peran Menurut Stuart dan Suddant (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan adalah : 1. Kejelasan perilaku dengan penghargaan yang sesuai dengan peran. 2. Konsisten respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan. 3. Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang di emban. 4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran. 5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan ketidaksesuain perilaku peran.



4



2.3. Transisi Peran Menurut Stuart dan Laria (2005) Seorang individu Selama hidupnya selalu mengalami perubahan peran atau yang biasa disebut dengan transisi peran.Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian meliputi : 1. Transisi Perkembangan Setiap individu selalu mengalami perkembangan. Peran individu juga akan berubah sesuai dengan tingkat perkembangannya. Perubahan ini dapat menjadi stresor bagi konsep dirinya. 2. Transisi Situasi. Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan. Contoh transisi situasi adalah pernikahan yang semula seseorang hidup sendiri menjadi hidup berdua dengan pasangannya.Contoh lain misalnya ada suatu keluarga yang kehilangan anggota keluarganya. Perubahan status ini dapat menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peranya itu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan. 3. Transisi sehat sakit. Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat pada perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri,peran dan harga diri.



5



2.4. Gangguan pada peran Pada seorang individu akan mengalami perubahan peran dimana pada saat itu terjadi gangguan pada peran. Gangguan peran adalah berubah atau terhentinya fungsi peran Stuart dan Suddart (2005) . factor – factor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan peranantara lain : 1.



Konflik peran interpersonal: individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang selaras.



2.



Kehilangan hubungan yang penting



3.



Perubahan peran seksual



4.



Keragu-raguan peran



5.



Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran



6.



Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran



7.



Ketergantungan obat



8.



Kurangnya keterampilan sosial



9.



Perbedaan budaya



10. Harga diri rendah 11. Konflik antar peran yang sekaligus di perankan. Menurut Stuart dan Suddart (2005) Gangguan-gangguan peran yang terjadi tersebut dapat ditandai dengan tanda dan gejala, seperti : 1. Mengungkapkan ketidakpuasan perannya atau kemampuan menampilkan peran 2. Mengingkari atau menghindari peran 3. Kegagalan transisi peran 4. Ketegangan peran



6



5. Kemunduran pola tanggung jawab yang biasa dalam peran 6. Proses berkabung yang tidak berfungsi 7. Kejenuhan pekerjaan 2.5 Batasan Karakteristik a) Ansietas b) Bingung peran c) Ketidakadekuatan adaptasi terhadap perubahan d) Ketidakpuasan peran e) Konflik peran f) Kurang kepercayaan diri g) Kurang pengetahuan tentang tuntutan peran h) Kurang manajemen diri i) Strategi koping tidak efektif j) Kurang dukungan eksternal untuk melaksanakan peran k) Tidak berdaya 2.6 Faktor yang berhubungan a) Harapan peran tidak realistis b) Ketidakadekuatan persiapan peran c) Harga diri rendah d) Penyakit fisik e) Perubahan citra tubuh f) Kurang system pendukung g) Kurang sosialisasi peran



7



h) Stresor i) Nyeri j) Kurang edukasi



8



BAB III PEMBAHASAN 3.1 Konsep Asuhan Keperawatan 3.1.1 Pengkajian a) Data Biografi Meliputi : a) Identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama, suku atau bangsa, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, catatan kedatangan. b) Riwayat kesehatan atau perawatan Meliputi : 1) Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit. 2) Riwayat kesehatan sekarang Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan sakit saat ini, upaya yang dilakukan untuk mengatasinya 3) Riwayat kesehatan dahulu a) Penyakit yang pernah dialami b) Pernah dirawat c) Alergi d) Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol/dll) 4) Riwayat kesehatan keluarga Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya ada yang menderita penyakit yang sama dengan penyakit pasien sekarang. Adanya riwayat 9



penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan keadaan penyakit sekarang. 3.1.2 Diagnosa keperawatan 1) Gangguan peran berhubungan dengan perubahan pada lingkungan 3.1.3 Intervensi Keperawatan Tujuan: Kriteria hasil: 1) Menyatakan penerimaan situasi diri 2) Membuat tyjuan realitas/rencana untuk masa depan 3) Memasukkan perubahan dalam konsep diri tanpa peran diri Rencana tindakan: 1



Kaji perubahan pada pasien R/: perubahan tiba-tiba, tak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada kehilangan aktuan/ yang dirasakan. Ini memerlukan dukungan dalam perbaikan optimal



2



Terima dan akui ekspresi frustasi, marah, kedukaan R/: penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan. Mendorong pasien sebelum siap untuk menerima situasi.



3



Bersikap realistis dan posistif selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan



10



R/: meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat 4



Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi R/: kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif



5



Dorong diskusi terbuka tentang situasi ekspresi perasaan R/: membantu individu mengidentifikasi masalah



3.1.4 Implementasi keperawatan Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapaitujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelahrencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untukmembantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena iturencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. 3.1.5 Evaluasi keperawatan Perencanaan dankeberhasilan dilihatdengan



evaluasi



tindakan jalan



memuat



keperawatan.



membandingkan



criteria



keberhasilan



Keberhasilan antara



proses



proses



proses dapat dengan



pedoman/rencanaproses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat denganmembandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupansehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yangtelah di rumuskan sebelumnya.



11



BAB IV PENUTUP



4.1 Kesimpulan 1) Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap perilaku , nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat 2) Pern adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat. 3) Gangguan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja. 4.2 Saran Dalam makalah ini, penulis berharap semoga dalam pembahsan ini dapat bermanfaat dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis dan dapat mengetahui tentang peran diri.



12



DAFTAR PUSTAKA Ladwig, G. B., Ackley, B. J. (2008). Guide to nursing diagnosis. Second Edition. New York: Elsevier Mosby Potter P.A, Perry Anne, 2005, Fundamental konsep, proses dan praktik edisi 4, Volume 1, Jakarta :EGC Stuart, G. W., Laraia, M. (2005). Principles and practiceof psychiatric nursing. 6th edition. New York: Elsevier Mosby



13