19 0 188 KB
Panduan Praktik Klinis
BEDAH ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI PENGERTIAN - PENGERTIAN DAN KETENTUAN – KETENTUAN A. PENGERTIAN UMUM DAN KETENTUAN: Merupakan dasar dan acuan uraian kata-kata yang ada dalam buku ini 1.
ICD
: International Statistical Classification on Disease and problem, 10th revision.
2.
Diagnosis
: Kriteria klinis untuk menegakkan diagnosis.
3.
Diagnosis banding
: Penyakit yang mempunyai gejala/tanda yang menyerupai penyakit diatas.
4.
Pemeriksaan Penunjang
: Pemeriksaan yang diperlukan untuk menunjang diagnosis klinis yang telah ditegakkan serta menyingkirkan diagnosis banding
5.
Pelaku
: Dokter yang berwenang menangani penyakit tersebut diatas
6.
Konsultasi
: Konsultasi kepada sub spesialistik bedah lain ataupun disiplin spesialisasi lain yang berhubungan/turut berperan dalam menegakkan diagnosis dan dalam penanganan penyakit tersebut diatas maupun penyakit penyerta dan komplikasinya.
7.
Perawatan Rumah Sakit
: Ditentukan jenis perawatannya : rawat jalan atau rawat inap, segera atau biasa, perawatan intensif atau perawatan biasa dan perkiraan lamanya perawatan.
8.
Terapi
: Ditentukan tujuannya, cara terapi.
9.
Penyulit / Komplikasi
: Keadaan / penyakit yang mungkin timbul akibat penyakit tersebut diatas ataupun akibat tindakan yang dilakukan.
10.
Prognosis
: Perkiraan perjalanan penyakit dalam hal ; keselamatan jiwa (qua ad vitam), kesembuhan (qua ad sanationam) dan kemungkinan penderita biasa bekerja / beraktifitas seperti sebelum sakit (qua ad functionam).
11.
Informed consent
Memberikan keterrangan tentang penyakit dan rencana tindakan yang akan dilakukan besrta kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi.
1
Panduan Praktik Klinis
12.
Masa pemulihan
: - Masa pemulihan penyakit : waktu yang diperlukan untuk penyembuhan penyakit utamanya, contoh: masa untuk penyambungan patah tulang secara klinik (clinical union) atau penyambungan patah tulang secara radiologi (Radiological union). - Masa pemulihan fungsi: waktu yang diperlukan untuk kembali ke kemampuan aktifitas semula, ini menyangkut kekuatan otot, lingkup gerak sendi dan keadaan umum pasien.
13.
Out put
: Keadaan penderita saat setelah tindakan ataupun perawatan (sembuh, membaik, cacat).
14.
Patologi anatomi
: Hasil pemeriksaan patologi anatomi dilakukan sesuai dengan indikasi.
15.
Otopsi
: Perlu dilakukan atau tidak, untuk menentukan sebab kematian.
16.
Catatan medik
: Hal-hal yang perlu di catat sebagai arsip/ keterangan selama penderita dalam perawatan jalan dan atau perawatan inap.
yang
2
Panduan Praktik Klinis B. PENGERTIAN KHUSUS FRAKTUR DAN KETENTUANNYA 1.
Definisi Fraktur patah tulang
:
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang rawan dan lempeng pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar dan disebut terbuka untuk keadaan sebaliknya. Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelum fraktur sudah menderita/patologi penyakit-penyakit tertentu, biasanyan terjadi tanpa trauma adekwat.
2.
Kriteria diagnosis
:
Adanya riwayat trauma yang adekwat (bukan faktur patologis). Karena fraktur merupakan akibat dari trauma maka perlu diperiksa kemungkinan cedera pada organ atau bagian tubuh yang lain (Primary survey ATLS). Pada status generalis diperiksa apakah pasien mengalami syok atau perdarahan, trauma pada kepala, medulla spinalis atau organ visera serta ditentukan apakah ada faktor yang menyebabkan fraktur mudah terjadi. Pada status lokalis (secondary survey) diperiksa adanya tanda-tanda fraktur secara sistematis (look, feel, move) seperti bengkak, luka pada kulit (fraktur terbuka atau tertutup), deformitas, nyeri tekan, nyeri gerak, nyeri sumbu, function laesa, kondisi neurovaskular distal, adanya gerakan abnormal pada daerah yang diduga fraktur. Nyeri gerak, nyeri sumbu, functio laesa.
3.
Diagnosis banding
:
Terutama pada fraktur yang dekat dengan sendi; fraktur dislokasi atau fraktur dan dislokasi.
4.
Pemeriksaan penunjang
:
(X-ray ) untuk menentukan diagnosis pasti dan penting untuk perencanaan penatalaksanaan. - Pada pemeriksaan radiologi tentukan tulang yang fraktur, bagiannya, ekstensi ke sendi, jenis garis fraktur. - Dibuat minimal dengan dua proyeksi (AP dan Lateral) . - Mencakup dua sendi (distal dan proksimal). - Pada pasien anak dibuat juga x-ray dari sisi yang sehat (untuk perbandingan). - Pemeriksaan radiologis khusus seperti tomografi,penggunaan zat kontras, CT Scan, MRI, radio isotope scanning, USG dll. - Pemeriksaan laboratorium:darah dan urine.
3
Panduan Praktik Klinis
5.
Penatalaksanaan / terapi
:
Tujuan : Menyelamatkan penderita dari bahaya yang mengancam jiwa pasien akibat dari trauma yang dialami. Mendapatkan penyambungan tulang dengan kedudukan yang dapat diterima (memenuhi syarat, mendapatkan kembali fungsi anggota gerak yang cedera). Penanganan secara umum: tindakan penyelamatan jiwa sesuai dengan prosedur ATLS (Advanced Trauma Life Support ). Penanganan terhadap fakturnya : pada pertolongan pertama, dilakukan pemasangan bidai pada anggota gerak yang diduga patah/dislokasi untuk mengurangi pergerakkan antar fragmen tulang sehingga dapat mengurangi nyeri, perdarahan dan menghindari kerusakan jaringan lebih lanjut serta memudahkan transportasi. Pada prinsipnya penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut: ( 4 R ) Recognition (diagnosis klinis dan keadaan sosial pasien ). Reduction (bila terjadi pergeseran fragmen, dapat dilakukan secara terbuka maupun tertutup). Retention (mempertahankan kedudukan hasil reduksi, dapat bersifat internal ataupun eksternal). Rehabilitation (anggota gerak bawah penting untuk mobilisasi dan untuk anggota gerak atas, ketrampilan lebih dipentingkan ). Pada patah tulang terbuka perlu tindakan debridemen dan disertai dengan pemberian antibiotik profilaksis.
6.
Penyulit / komplikasi
:
Dapat timbul secara sismetik maupun pada local anggota gerak yang cedera. Penyulit yang timbul segera : syok, perdarahan / cedera vaskuler, cedera sysraf, cedera organ, dll. Penyulit yang timbul kemudian : infeksi, kekauan sendi, atrofi otot.
7.
Patologi anatomi
:
Pemeriksaan ini di lakukan bila ada kecurigaan adanya fraktur petologis.
4
Panduan Praktik Klinis
C. PENGERTIAN KHUSUS FRAKTUR TERBUKA DAN KETENTUANNYA
1.
Definisi
:
Terjadinya fraktur yang disertai dengan terdapatnya luka sehingga terjadi hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar. Luka dapat terjadi akibat trauma dari luar atau dari dalam.
2.
Terapi
:
- Antibiotika profilaksis. - Tetanus profilaksis. - Debridemen dan lanjutkan dengan pemasangan fiksasi interna atau fiksasi eksterna : Fiksasi interna untuk kasus fraktur terbuka tipe 1 dan 2 Fiksasi eksterna untuk kasus fraktur terbuka tipe 3
3
Penyulit
:
- Dini : perdarahan, cedera syraf atau organ lain. - Lambat : infeksi, kaku sendi, atrofi otot.
5
Panduan Praktik Klinis
FRAKTUR DAN DISLOKASI EXTREMITAS ATAS
6
Panduan Praktik Klinis ANGGGOTA GERAK ATAS BAHU 1 . FRAKTUR KLAVIKULA ICD – 10 : S 42.0 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hematoma, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi bahu dan selalu evaluasi neurovaskuler distal. Pada trauma kelahiran perhatikan adanya psedoparalysis (DD/ Erb’s, klumple, plexus brachialis palsy pre/post ganglioner).
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi sterno klavikula - Dislokasi akromio klavikula - Dislokasi sendi bahu.
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen; klavikula proyeksi AP dan Oblique dari candal.
4.
Pelaku
:
Spesialis orthopedi dan traumatologi.
5.
Konsultasi
:
- Spesialis bedah vascular (bila cedera vaskular) - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi.
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi konservatif dengan pemasangan verban ransel bisa berobat jalan - Bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari kecuali bila ada penyulit/komplikasi.
7.
Terapi
:
8.
Penyulit
:
- Konservatif ; imobilisasi dengan menggunakan : ransel verban/figure of 8 bandage, arm sling / mitella. - Operatif (reposisi terbuka dan fiksasi interna, implant yang digunakan : plate screw, intra medullary (IM) pin, TBW (Tension Band Wiring) bila : a. Fraktur terbuka. b. Disertai cedera neurovascular. c. Diperlukan reposisi anatomis d. Pada kasus-kasus mal union atau non union. - Cedera pembuluh darah - Cedera pleksus brachialis - Cedera dada/paru.
7
Panduan Praktik Klinis
9.
Prognosis
:
Baik, bila tanpa penyulit tersebut. Spesialis Bedah Syaraf (bila cedera syaraf ).
10.
Informed consent
:
Perlu di buat.
11.
Masa pemulihan
:
6 minggu – 6 bulan : kerja ringan, 6 bulan (kerja berat)
12.
Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada penyulit/ komplikasi.
13.
Patologi anatomi
:
Tidak di perlukan.
14.
Otopsi
:
Tidak di perlukan.
15
Catatan medik
:
Perlu di buat.
8
Panduan Praktik Klinis 2. FRAKTUR KOLLUM HUMERI ICD – 10 : S 42.2 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hematoma sekitar bahu, nyeri tekan, nyeri bila bahu digerakkan.
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi bahu anterior - Fraktur klavikula - Dislokasi akromio klavikula
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: sendi bahu AP dan Lateral
4.
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi.
5.
Konsultasi
:
- Bedah vascular bila disertai komplikasi trauma vascular. - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi. - Spesialis rehabilitasi medik / fisioterapi
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi konservatif berobat jalan. - Bila terapi operatif, di rawat maksimal selama 3 hari kecuali ada penyulit/komplikasi.
7.
Terapi
:
- Konservatif : dengan mitella atau arm sling atau gips. - Operatif : Reposisi terbuka dan fiksasi interna dengan K- wire atau dengan plate screw Reposisi tertutup dan percutaneous pinning.
8.
Penyulit
:
- Kaku sendi - Cedera vaskuler - Cedera saraf
9.
Prognosis
:
Dubai ad functionam
10.
Informed consent
:
Perlu di buat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit 1 ½ bulan, pemulihan fungsi 3 bulan.
12.
Out put
:
Sembuh total bila tidak ada komplikasi..
13.
Patologi anatomi
:
Tidak di perlukan
14.
Otopsi
:
Tidak di perlukan
15.
Catatan medik
:
Perlu di buat
9
Panduan Praktik Klinis 3. DISLOKASI BAHU (ANTERIOR) ICD – 10 : S 43.0 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri, tonjolan pada bagian depan bahu, posisi lengan abduksi – eksorotasi, tepi bahu tampak menyudut, nyeri tekan, gangguan gerak sendi bahu..
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi akromio klavikula - Fraktur klavikula - Fraktur kolumna humeri - Fraktur humerus proksimal
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: sendi bahu AP dan aksial
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis Bedah vasculer bila ada cedera vasculer - Spesialis terkait untuk toleransi anestesi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi konservatif : berobat jalan - Bila terapi operatif : dirawat maksimal selama 3 hari kecuali ada penyulit/komplikasi.
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup dengan manuver kocher, imobilisasi dengan verban Velpeau atau collar cuff selama + 3 minggu. - Operatif (reposisi terbuka) pada neglected case. Bristow Procedure pada dislokasi anterior bahu rekurens.
8.
Penyulit
:
-
9.
Prognosis
:
Baik
10.
Informed consent
:
Perlu di buat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan fungsi 6 minggu
12.
Out put
:
Sembuh total bila tidak ada penyulit/komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak di perlukan
14. Otopsi
:
Tidak di perlukan
15. Catatan medik
:
Perlu di buat
Tidak di perlukan
Cedera pembuluh darah Cedera pleksus brachialis Cedera dada Lesi bankart Lesi button hole
10
Panduan Praktik Klinis
LENGAN ATAS 4. FRAKTUR SKAPULA ICD – 10 : S 42.1 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma tumpul langsung pada daerah bahu dan scapula.
2.
Diagnosis banding
:
-
3.
Pemeriksaan penunjang
:
- Foto rontgen: polos skapula AP + aksial (tangensial). - CT Scan, bila fraktur intraartikular.
4.
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
Spesialis terkait, untuk toleransi operasi/anestesi
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat maksimal serlama 7 hari kecuali terdapat komplikasi. - Bila konservatif : rawat jalan.
7.
Terapi
:
- Konservatif : pada undiplaced fraktur collum scapula atau korpus skapularis, cukup dengan sling atau shoulder immobilizer. - Operatif + fiksasi interna pada displaced fraktur fossa glenoidalis.
8.
Penyulit
:
9.
Prognosis
:
Undisplaced fracture : fungsi baik Displaced fracture : fungsi dubia
10. Informed consent
:
Perlu di buat
11.
:
1 – 2 bulan pemulihan fungsi 3 bulan
12. Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak terdapat komplikasi
13. Patologi anatomi
:
Tidak di perlukan
14. Otopsi
:
-
:
Perlu di buat
15
Masa pemulihan
Catatan medik
Fraktur klavikula Fraktur costae Dislokasi articulation glenohumeculo acromio clavikularis
11
Panduan Praktik Klinis 5. FRAKTUR BATANG HUMERUS ICD – 10 : S 42.3 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma nyeri, fungsi laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, paresis n, radialis.
2.
Diagnosis banding
:
Tidak ada
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto Rontgen : humerus AP dan Lateral.
4.
Pelaku
:
-
5.
Konsultasi
:
- Spesialis terkait untuk toleransi operasi/anestesi - Spesialis Rehabilitasi medik/fisioterapi
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif, di rawat maksimal selama 7 hari kecuali ada penyulit/komplikasi. - Bila terapi konservatif : berobat jalan
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi dan imobilisasi dengan U slab atau U slab modification . - Operatif : reposisi terbuka dan fiksasi interna. Implant yang digunakan : plate screw atau intramedullary (IM) nail.
8.
Penyulit
:
- Cedera n. radialis traumatic (pre operasi) - Cedera n. radialis durante operasi .
9.
Prognosis
:
Baik
10. Informed consent
:
Perlu dibuat, terutama kemungkinan cedera n. radialis
11.
:
3 bulan tanpa cedera n. radialis : 3 bulan dengan cedera n. radialis : 6-9 bulan
12. Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
13. Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
Masa pemulihan
Spesialis orthopaedi dan traumatologi
SIKU
12
Panduan Praktik Klinis
6. FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERUS (ANAK-ANAK) ICD – 10 : S. 42.4 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi siku.
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi sendi siku Fraktur kondiler humerus Fraktur olecranon - Fraktur caput radii - Pulled elbow
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: cubiti proyeksi AP ( ekstensi) dan lateral (fleksi) termasuk sisi normal untuk perbandigan
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
- Spesialis terkait untuk toleransi operasi / anestesi
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat maksimal selama 7 hari, kecuali ada komplikasi. - Bila terapi konservatif : berobat jalan
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup kalau mungkin dengan panduan C-arm dan imobilisasi dengan long arm cast /slab. - Operatif: (reposisi terbuka dan fiksasi interna + gips) implant yang digunakan : Kirschner wire.
8.
Penyulit
:
- Cedera pembuluh darah - Cedera n. medianus - Iskemi Volkmann, kontraktur
9.
Prognosis
:
Baik
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit + 6 minggu, pemulihan fungsi 3-6 bulan.
12.
Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak di perlukan
14. Otopsi
:
Tidak di perlukan
15. Catatan medik
:
Perlu di buat
7. DISLOKASI SIKU POSTERIOR 13
Panduan Praktik Klinis ICD – 10 : S. 53.1 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri function laesa, gangguan gerak siku
2.
Diagnosis banding
:
Fraktur epicondilus humeri, fraktur kaput atau collum radius.
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto roentgen, Siku AP/ Lateral
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
- Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi - Spesialis rehabilitasi medik / fisioterapi
6.
Perawatan RS
:
7.
Terapi
:
8.
Penyulit
:
Dirawat maksimal : - Reposisi /tertutup : dirawat maksimal 3 hari - Reposisi terbuka : maksimal 7 hari - Reposisi tertutup dalam narkose umum dan imobilisasi dengan bidai gips dalam posisi fleksi - Reposisi terbuka dilakukan bila kasus neglected Cedera N ulnaris, medianus atau vaskuler, kekakuan sendi Kasus baru : fungsional baik Kasus neglected : fungsi dubia
9.
Prognosis
:
10.
Informed consent
:
11.
Masa pemulihan
:
12.
Out put
:
13.
Patologi anatomi
:
14. Otopsi
:
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat 1-2 bulan Dapat sembuh total bila tidak terdapat komplikasi Tidak diperlukan Perlu dibuat
14
Panduan Praktik Klinis 8. FRAKTUR OLEKRANON ICD – 10 : S. 52.1 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak, ekstensi aktif siku
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi sendi siku - Fraktur suprakondiler humeri - Fraktur Monteggia
3.
Pemeriksaan penunjang
:
4.
Foto rontgen: (fleksi)
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi Spesialis terkait untuk toleransi anestesi
cubiti proreksi AP dan lateral
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif, dirawat maksimal 7 hari kecuali ada komplikasi - Bila terapi konservatif : berobat jalan
7.
Terapi
:
- Konservatif : bila undisplaced pada fleksi siku (imobilisasi dengan arm sling) - Operatif (reposisi terbuka dan fiksasi interna) implan yang digunakan : . TBW (Tension Band Wire) pada fraktur di prediksi stabil setelah dipasang TBW. Plate screw wires dan atau disertai gips pada diprediksi tidak stabil bila pakai TBW.
8.
Penyulit
:
Cedera n. ulnaris
9.
Prognosis
:
Baik
10.
Informed consent
:
Perlu di buat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit 6 minggu Pemulihan fungsi 3 bulan
12.
Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada penyulit / komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak di perlukan
14. Otopsi
:
Tidak di perlukan
15. Catatan medik
:
Perlu di buat
ANTEBRACHII 15
Panduan Praktik Klinis
9. FRAKTUR MONTENGGIA ICD – 10 : S. 52.0 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi siku
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi radio humeral - Dislokasi siku
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: antebrachii proyeksi AP dan lateral ( mencakup sendi siku serta sampai pergelangan tangan), berupa fraktur proksimal ulna disertai dislokasi sendi radio –ulna proksamal dan sendi radio kapitelar
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
- Spesialis terkait untuk toleransi anestesi - Spesialis rehabilitasi medik/fisioterapi
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali ada penyulit/komplikasi - Bila terapi konservatif : berobat jalan .
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup + long arm plester ( prognosis buruk) . - Operatif (reposisi terbuka dan fiksasi interna), reposisi sendi radio humeral dan ORIF ulna. Implan yang digunakan : plate screw.
8.
Penyulit
:
Gangguan gerakan pro/supinasi
9.
Prognosis
:
Baik (operatif), buruk (konservatif)
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
6 bulan
12.
Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak di perlukan
14. Otopsi
:
Tidak di perlukan
15. Catatan medik
:
Perlu di buat
16
Panduan Praktik Klinis 10. FRAKTUR GALEAZZI ICD – 10 : S. 52.3. 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi pergelangan tangan.
2.
Diagnosis banding
:
-
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen : antebrachii proyeksi AP dan lateral (mencakup sendi pergelangan tangan dan siku). Berupa fraktur distal radius disertai luksasi sendi radio- ulna distal.
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi anestesi - Rehabilitasi medik / fisoterapi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali ada penyulit/komplikasi. - Bila terapi konservatif : berobat jalan
7.
Terapi
:
8.
Penyulit
:
- Konservatif : reposisi tertutup dengan long arm cast ( prognosis buruk) . - Operatif (reposisi terbuka dan fiksasi interna) reposisi sendi radio ulna distal dan ORIF radius ditambah gips long arm plester + 6 minggu. Implan yang digunakan : Plate screw. . Gangguan gerakan pronasi /supinasi
9.
Prognosis
:
10.
Informed consent
:
11.
Masa pemulihan
:
12.
Out put
:
13.
Patologi anatomi
:
14. Otopsi
:
15. Catatan medik
:
Dislokasi radio ulna distal
Tidak di perlukan
Baik ( operatif) Perlu dibuat 6 bulan Sembuh total bila tidak ada komplikasi Tidak di perlukan Tidak di perlukan Perlu di buat
17
Panduan Praktik Klinis
11. FRAKTUR FALANGS TANGAN ICD – 10 : S. 62.8 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka, deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi jari-jari tangan.
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi sendi interfalang
3.
Pemeriksaan penunjang
:
4.
Foto rontgen:: manus proyeksi AP dan oblique mencakup sendi pergelangan tangan).
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi anestesi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat maksimal selama 3 hari kecuali ada komplikasi. - Bila terapi konservatif : berobat jalan
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup + neighbouring splint/fore slab dengan posisi lumbrical. - Operatif (reposisi terbuka dan fiksasi interna) implan yang digunakan : K wire atau mini plate screws
8.
Penyulit
:
Ruptur tendon
9.
Prognosis
:
Dubia
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
1 bulan pemulihan penyakit 6 minggu, pemulihan fungsi 3 bulan
12.
Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak di perlukan
14. Otopsi
:
Tidak di perlukan
15. Catatan medik
:
Perlu di buat
Tidak di perlukan
18
Panduan Praktik Klinis
FRAKTUR DAN DISLOKASI EXTREMITAS BAWAH
ANGGOTA GERAK BAWAH
19
Panduan Praktik Klinis
EXTREMITAS BAWAH 12. FRAKTUR KOLLUM FEMORIS ICD – 10 : S 72.0 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, deformitas, nyeri tekan, gangguan gerak sendi panggul.
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi panggul - Fraktur trochanter femur
3.
Pemeriksaan penunjang
:
4.
Pelaku
:
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali ada komplikasi - Bila terapi konservatif : dirawat 3 minggu
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup + traksi kulit sampai nyeri berkurang ( maksimal 3 minggu). - Operatif (hemiartroplasti untuk pasien usia lanjut implan yang digunakan : Austin Moore prosthesis atau fiksasi interna untuk pasien usia muda implan yang digunakan : multiple srew atau hip screw.
8.
Penyulit
:
-
9.
Prognosis
:
Dubia
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
- Operatif ORIF : 6 bulan - Operatif hemiartroplasty : 6 minggu - Konservatif : sukar di mediksi
12.
Out put
:
Dapat berjalan bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan, kecuali fraktur patologis
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
Foto rontgen: panggul proyeksi AP dan aksial - Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi - Spesialis Rehabilitasi medik / fisioterapi
Dekubitus Pneumonia Nekrosis avaskuler caput / femoris Infeksi traktus urinarius
20
Panduan Praktik Klinis
13. FRAKTUR TROCHANTER FEMUR ICD – 10 : S. 72.1 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hematoma, nyeri, fungsio laesa, luka, deformitas, nyeri tekan, gangguan gerak sendi panggul.
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi panggul - Fraktur komlumna femoris - Fraktur proksimal femur
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: panggul proyeksi AP dan aksial
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi - Spesialis rehabilitasi medik/ fisioterapi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali ada penyulit/komplikasi. - Bila terapi konservatif : dirawat 2 bulan
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup + traksi - Operatif : fiksasi interna, implan yang digunakan : plate screw atau DHS ( Dynamic Hip Screw) atau AM Prosthese Straight Stem.
8.
Penyulit
:
Deformitas varus
9.
Prognosis
:
Baik
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit 3 bulan, pemulihan fungsi 6 6 bulan
12.
Out put
:
Dapat berjalan bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan, kecuali fraktur patologis
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
Tidak diperlukan
21
Panduan Praktik Klinis 14. FRAKTUR BATANG FEMUR ICD – 10 : S. 72.3 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hematoma, nyeri, edema, fungsio, laesa, luka, deformitas, nyeri tekan (sekitar paha).
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi panggul - Fraktur trochanter
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: femur proyeksi AP dan lateral
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi - Spesialis rehabilitasi medik / fisioterapi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat maksimal selama 7 hari kecuali ada penyulit/komplikasi. - Bila terapi konservatif : 3-6 bulan
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup + balance skeletal traction . - Operatif : fiksasi interna, implant yang digunakan : plate screw atau intramedullary (IM) Nail
8.
Penyulit
:
- Syok perdarahan - Cedera pembuluh darah dan atau saraf - Malunion, delayed union, non union
9.
Prognosis
:
Baik
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit 3 bulan, pemulihan fungsi 6 bulan
12.
Out put
:
Dapat berjalan bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu di buat
22
Panduan Praktik Klinis
15. FRAKTUR KONDILER FEMUR ICD – 10 : S. 72.9 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hematoma, nyeri, edema, fungsio laesa, luka, deformitas, nyeri tekan (sekitar sendi lutut). Gangguan gerak sendi lutut
2.
Diagnosis banding
:
- Dislokasi sendi lutut - Fraktur patella - Fraktur tibial plateau
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: genu proyeksi AP dan lateral
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : rawat inap selama 7 hari - Bila terapi konservatif : dirawat 3 bulan.
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup + traksi 90-90 - Operatif fiksasi interna, implan yang digunakan : plate screw atau condylar blade plate atau DCS ( Dynamic Condylar Screw).
8.
Penyulit
:
- Cedera pembuluh darah - Cedera ligament - Sindroma kompartemen
9.
Prognosis
:
Dubia
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit 3 bulan, pemulihan fungsi 6 bulan.
12.
Out put
:
Dapat berjalan bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
Tidak di perlukan
16. FRAKTUR PATELLA 23
Panduan Praktik Klinis ICD – 10 : S. 82.0 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hemarthrosis, nyeri, edema, fungsio, laesa, luka, tidak bisa ekstensi lutut secara aktif..
2.
Diagnosis banding
:
Dislokasi patella - Fraktur kodiler femur - Fraktur tibial plateau
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: genu proyeksi AP dan lateral
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi - Spesialis rehabilitasi medik/fisioterapi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif, maksimal 7 hari - Bila terapi konservatif : berobat jalan
7.
Terapi
:
- Konservatif : koker gips /cylinder cast / balutan Robert Jones (hanya untuk undisplaced fracture). - Operatif : fiksasi interna, implan yang digunakan : Tension Band Wire.
8.
Penyulit
:
-
9.
Prognosis
:
Baik
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit 3 bulan, pemulihan fungsi 6 bulan
12.
Out put
:
Dapat berjalan bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
17. FRAKTUR TIBIAL PLATEAU 24
Panduan Praktik Klinis ICD – 10 : S 82.1 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hemarthrosis, nyeri tekan dan pada pergerakan sendi lutut, edema, fungsio laesa, luka.
2.
Diagnosis banding
:
Fraktur kondiler femur - Fraktur patella - Dislokasi genu
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: sendi lutut proyeksi AP dan lateral
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : dirawat inap selama maksimal 7 hari - Bila terapi konservatif : berobat jalan
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup + cylinder cast/ long leg plaster(undisplaced). - Operatif reposisi terbuka fiksasi interna, implan yang digunakan : plate screw.
8.
Penyulit
:
- Sindroma kompartemen - Ruptur ligamen - Robek meniskus
9.
Prognosis
:
Dubia
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
3 bulan
12.
Out put
:
Dapat berjalan tanpa nyeri bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
18. SINDROMA KOMPARTEMEN AKUT KRURIS 25
Panduan Praktik Klinis
1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma (fraktur kruris, cedera jaringan lunak, cedera arteri, penekanan lama pada tungkai bawah, luka baker). Tanda – tanda dini berupa nyeri tekan, nyeri pada peregangan otot (stretch pain), paresthesia, pulselessness, paresis, puffiness.
2.
Diagnosis banding
:
Cedera arteri - Cedera saraf
3.
Pemeriksaan penunjang
:
- Foto roentgen AP Llateral - Pemeriksaan intra kompartemen dengan needle technique (cara Whiteside) - Doppler - Arteriografi
4.
Pelaku
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
7.
Terapi
:
8.
Penyulit
:
9.
Informed consent
:
10.
Masa pemulihan
:
11.
Out put
:
12.
Patologi anatomi
:
:
13. Otopsi
:
14. Catatan medik
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis bedah vaskuler - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi - Rawat inap neurovaskuler
segera
dan
pengawasan
Operatif cito dengan 2 insisi untuk dekompresi untuk dekompresi ke 4 kompartemen kruris. Kontraktur Volkmann Perlu dibuat 1-2 minggu Sering memberikan gejala sisa Tidak diperlukan Tidak diperlukan Perlu dibuat
26
Panduan Praktik Klinis 19. FRAKTUR BATANG TIBIA ICD – 10 : S 82.2 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hematoma, nyeri tekan, edema, fungsio laesa, luka
2.
Diagnosis banding
:
Tidak ada
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: cruris proyeksi AP dan lateral
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Bila terapi operatif : selama kurang dari 7 hari - Bila terapi konservatif : berobat jalan
7.
Terapi
:
- Konservatif : reposisi tertutup + long leg cast - Operatif fiksasi interna, implan yang digunakan: plate screw atau intramedullary nail.
8.
Penyulit
:
Sindroma kompartemen
9.
Prognosis
:
Baik
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit 3 bulan, pemulihan fungsi 6 bulan
12.
Out put
:
Dapat berjalan bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
20. FRAKTUR PILON TIBIA 27
Panduan Praktik Klinis ICD – 10 : T 12 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, bengkak pada daerah pergelangan kaki, nyeri tekan, gangguan gerak sendi.
2.
Diagnosis banding
:
Fraktur ankle
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen kruris distal + ankle AP/lateral
4.
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
- Non operatif : maksimal 3 hari - Operatif : maksimal 10 hari bila secara mobilisasi ada (crutches).
7.
Terapi
:
8.
Penyulit
:
- Non operatif : imobilisasi dengan back slab - Operatif : Reposisi terbuka + fiksasi internal dengan plate + screw atau kombinasi dengan Kwires Bila cedera + edema extensive kulit dan jaringan lunak disekitar ankle, operasi ditunda sampai edema berkurang dan terdapat gambaran wrinkle sign dari kulit dan selama penundaan dipasang traksi skleletal pada kalkaneus.
9.
Prognosis
:
- Qua ad vitam : dubia ad bonam - Qua ad functionem : dubia - Qua ad sanationem : baik
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
1 – 3 bulan
12.
Out put
:
Dapat sembuh tetapi bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
-
21. FRAKTUR ANKLE (PERGELANGAN KAKI) 28
Panduan Praktik Klinis ICD – 10 : S 82.8 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, hemarthrosis, nyeri tekan dan pada pergerakan sendi pergelangan kaki, edema, fungsio laesa, luka.
2.
Diagnosis banding
:
Fraktur tibia pilon - Fraktur talus - Sprain ankle
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: sendi pergelangan kaki proyeksi AP dan lateral
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi
5.
Konsultasi
6.
Perawatan RS
7.
Terapi
8.
Penyulit
9.
Prognosis
10.
Informed consent
11.
Masa pemulihan
12.
Out put
13.
Patologi anatomi
14. Otopsi 15. Catatan medik
BAB
: :
- Bila terapi operatif : selama maksimal 7 hari - Bila terapi konservatif : berobat jalan
:
- Konservatif : reposisi tertutup + gips sepatu. - Operatif fiksasi interna + Gips, implan yang digunakan : plate screw atau tension band wire.
:
- Interposisi periosteum - Ruptur ligamen
:
Dubia
:
Perlu dibuat
:
Pemulihan penyakit 3 bulan, pemulihan fungsi 6 bulan
:
Dapat berjalan tanpa nyeri bila tidak ada komplikasi
:
Tidak diperlukan
:
Tidak diperlukan
:
Perlu dibuat
KELAINAN BAWAH 29
Panduan Praktik Klinis
22. CONGENITAL TALIPES EQUINO VARUS ICD – 10 : S 82.1 1.
Diagnosis
:
Kaki bengkak kedalam postural TEV pasien dilahirkan.
2.
Diagnosis banding
:
Constriction band, arthrogryposis - Fraktur patella - Dislokasi genu
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen: sendi lutut proyeksi AP dan lateral
4.
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
- Spesialis terkait bila merupakan bagian dari suatu sindroma (ada kelainan congenital lain) - Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi - Spesialis rehabilitasi medik untuk program post operasi
6.
Perawatan RS
:
Untuk persiapan operasi atau pengawasan pasca bedah
7.
Terapi
:
- Konservatif : dengan serial stretching dan casting segera/sedini mungkin. - Operasi : release jaringan lunak bagian postero-medial + mobilisasi k wire + gips
8.
Penyulit
:
Cedera neuro-vascular
9.
Prognosis
:
Dubia, tergantung beratnya deformitas
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat (mengenai kemungkinan koreksi yang diharapkan dapat dicapai).
11.
Masa pemulihan
:
3 bulan, namun perlu follow up jangka panjang untuk melihat bentuk kaki pada waktu mulai berjalan.
12.
Out put
:
Kaki dapat diposisikan plantigrade dan pasien dapat berjalan tanpa rasa nyeri
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
30
Panduan Praktik Klinis
TRAUMA KOLUMNA VERTEBRALIS
TRAUMA KOLUMNA VERTEBRALIS 31
Panduan Praktik Klinis
1. FRAKTUR VERTEBRA SERVIKAL ICD – 10 : S12 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma kepala atau muka dengan nyeri daerah leher tanpa atau dengan gangguan neurologist pada extremitas.
2.
Diagnosis banding
:
Whiplash injury
3.
Pemeriksaan penunjang
:
Foto rontgen proyeksi AP, lat (swimmer’s position), AP ( open mouth), dilakukan pemeriksaan CT scan, MRI bila kondisi KU memungkinkan.
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Orthopaedic spine surgeon
5.
Konsultasi
:
Tidak diperlukan
6.
Perawatan RS
:
Rawat inap segera dengan kesiapan perawatan intensif
7.
Terapi
:
- Bila cedera < 8 jam dapat diberikan terapi metal prednisolon sesuai dengan metode NASCIS II atau III - Konservatif dengan traksi glisson, traksi crutchfield atau gardner bila hanya untuk immobilisasi. - Operatif fiksasi interna dengan implant plate screws atau wire. Perlu monitor C- arm
8.
Penyulit
:
- Paralisa otot-otot pernafasan - Paralisis extremitas atas dan bawah dan saraf otonom.
9.
Prognosis
:
Tergantung dari berat ringanya cedera neurologis
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
> 6 bulan
12.
Out put
:
Preservasi mungkin
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
fungsi
neurologist
semaksimal
2. FRAKTUR VERTEBRA TORAKOLUMBAL 32
Panduan Praktik Klinis ICD – 10 : S 22.1 1.
Diagnosis
:
Riwayat trauma, nyeri daerah torakal, gangguan fungsi saraf, extremitas bawah dan fungsi saraf atonom.
2.
Diagnosis banding
:
Tidak
3.
Pemeriksaan penunjang
:
- Foto roentgen torakal AP/LAT - CT Scan - MRI
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
Tidak ada
6.
Perawatan RS
7.
Terapi
:
- Konservatif untuk fraktur tipe stabil atau menolak operatif dengan bersedia untuk bed rest. - Operatif : untuk fraktur tipe unstable dengan pendekatan posterior.
8.
Penyulit
:
Gangguan fungsi neurologist otonom dan atau fungsi neurologist extremitas bawah, infeksi saluran kemih, ulkus dekubitus.
9.
Prognosis
:
Tergantung berat ringannya cedera neurologis
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
3 – 6 bulan
12.
Out put
:
Preservasi mungkin
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
:
Diperlukan rawat inap sampai memungkinkan untuk rawat jalan.
fungsi
neurologist
kondisi
semaksimal
33
Panduan Praktik Klinis
TUMOR TULANG JINAK PRIMER
34
Panduan Praktik Klinis TUMOR TULANG JINAK PRIMER 1. OSTEOCHONDROMA ICD : M 9210 1.
Diagnosis
:
Tonjolan pada bagian ujung tulang panjang, nyeri pada sekitar tonjolan.
2.
Diagnosis banding
:
Tumor ganas tulang primer (terutama pada stage 3/agresif)
3.
Pemeriksaan penunjang
:
-
Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase Foto rontgen: AP/Lat pada bagian yang dikeluhkan (pada anak-anak disertai foto kontra lateral) CT Scan pada stadium 3 Biopsi eksisional
4.
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi
6.
Perawatan RS
:
7.
Terapi
:
- Konservatif, dengan observasi berkala - Operatif : eksisi berikut cartilaginous cap
8.
Penyulit
:
Hematoma
9.
Prognosis
:
Baik, kemungkinan degenerasi keganasan pada tipe soliter + 1 % dan tipe multiple + 10-20 %
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
Pemulihan penyakit 3 minggu, pemulihan fungsi 6 minggu
12.
Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
Bila terapi operatif : dirawat maksimal 3 hari
2. ANEURYSMAL BONE CYST (ABC) DAN SIMPLE BONE CYST (SBC) 35
Panduan Praktik Klinis ICD : 1.
Diagnosis
:
Nyeri daerah tulang panjang ekstremitas, nyeri gerak.
2.
Diagnosis banding
:
Tumor ganas tulang primer - Infeksi tulang
3.
Pemeriksaan penunjang
:
4.
- Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase - Foto rontgen: AP/lat pada bagian yang dikeluarkan ( pada anak-anak disertai foto kontra lateral).
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi
6.
Perawatan RS
:
Operatif : dirawat maksimal 7 hari
7.
Terapi
:
Operatif : kuretase dan bone graft
8.
Penyulit
:
- Hematoma - Fraktur patologis
9.
Prognosis
:
Baik, rekurensi pada ABC 20-70 %, pada SBC 10-20 %
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
2 minggu sampai 1 bulan
12.
Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
3. GIANT CELL TUMORS 36
Panduan Praktik Klinis ICD: M 9250 1.
Diagnosis
:
2.
Diagnosis banding
:
Pemeriksaan penunjang
:
3.
Nyeri dekat persendian daerah tulang panjang ekstremitas, nyeri gerak, bengkak sendi. Tumor ganas tulang primer - Infeksi tulang / sendi -
3 -
Laboratorium cdarah perifer, LED, alkali fosfatase Foto roentgen : AP/Lat pada bagian yang dikeluhkan CT Scan untuk menilai perluasan massa jaringan tumor FNAB / biopsy aspirasi jarum halus ( BAJAH)
4.
Pelaku
:
Spesialis Orthopedi dan trumatologi
5.
Konsultasi
:
Spesialis trekait untuk toleransi operasi/anestesi
6.
Perawatan RS
:
Operatif : dirawat maksimal 2 minggu
7.
Terapi
:
- Operatif : tergantung stadium Stadium 1 : kuretase dan bone graft kalau perlu pada lesi yang besar disertai dengan bone cement filling Stadium 2,3 : prosedur reseksi dan rekonstruksi / limb salvage Stadium 3 lanjut : ablasi tungkai
8.
Penyulit
:
- Hematoma - Fraktur patologis
9.
Prognosis
:
- Stadium 1 dan 2 dengan tindakan kuret / limb salvage, rekurensi berkisar antara 20-70%
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
2 minggu sampai 1 bulan
12.
Out put
:
Lihat prognosis
13.
Patologi anatomi
:
Diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
37
Panduan Praktik Klinis
TUMOR TULANG PRIMER GANAS
TUMOR TULANG PRIMER GANAS 38
Panduan Praktik Klinis
1. OSTESARCOMA ICD : M 9180 1.
Diagnosis
:
Usia dewasa muda, pembengkakan yang nyeri dekat persendian daerah tulangpanjang eksternitas ( terutama sekitar lutut), nyri gerak, bengkak sendi, pertumbuhan relative cepat
2.
Diagnosis banding
:
Infeksi tulang / sendi
3.
Pemeriksaan penunjang
:
- Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase, fungsi hati - Foto roentgen :AP / Lat pada bagian yang dikeluhkan - CT Scan untuk menilai luas kerusakan tulang - MRI untuk menilai perluasan massa jaringan tumor - FNAB / BAJAH, biopsy incisional
4.
Pelaku
:
Spesialis Orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
- Spesialis Orthopaedi konsultan onkologi - Spesialis terkait untuk toleransi operasi
6.
Perawatan RS
:
Operatif : dirawat 2 minggu – 1 bulan.
7.
Terapi
:
Operatif tergantung stadium : - Stadium I, II: kemoterapi neoajuvant kemudian limb salvage - Stadium II B lanjut : ablasi tungkai disusul dengan ajuvant kemoterapi
8.
Penyulit
:
-
9.
Prognosis
:
- ad functionam : dubia – 2 years SR 30-70 % - ad sanationam
10.
Informed consent
:
Perlu di buat
11.
Masa pemulihan
:
1 – 2 bulan
12.
Out put
:
Lihat prognosis
13.
Patologi anatomi
:
Diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
Hemotoma Infeksi Fraktur patologis Metastasis
2. KONDROSARCOMA 39
Panduan Praktik Klinis ICD : M 9220 1.
Diagnosis
:
Usia dewasa, benjolan didaerah tulang panjang ekstremitas, pertumbuhan lambat.
2.
Diagnosis banding
:
Infeksi tulang / sendi
3.
Pemeriksaan penunjang
:
- Laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase, fungsi hati. - Foto rontgen : AP / Lat pada bagian yang di keluhkan - CT Scan untuk menilai perluasan massa jaringan tumor - FNAB / BAJAH atau biopsy insisional
:
4.
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
-
6.
Perawatan RS
:
7.
Terapi
8.
Operatif (Paliatif)
9.
Penyulit
10.
Prognosis
11.
Informed consent
12.
Masa pemulihan
13.
Out put
14.
Patologi anatomi
15. Otopsi 16. Catatan medik
Spesialis orthopaedi konsultan onkologi Spesialis terkait untuk toleransi operasi/ anestesi
Operatif : dirawat 2 minggu – 1 bulan
:
-
:
Tergantung stadium Stadium I, II : limb salvage Stadium IIB lanjut : ablasi
:
-
:
- Ad functionam : dubia ad bonam - Ad sanationam : ad malam
:
Perlu dibuat
:
1-2 bulan
:
- Ad functionam : dubia - Ad sanationam : dubia ad bonam
Hematoma Infeksi Fraktur patologis Metastasis .
:
Diperlukan
:
Tidak diperlukan
:
Perlu dibuat
40
Panduan Praktik Klinis
INFEKSI
INFEKSI 41
Panduan Praktik Klinis
1. SPONDYLITIS TUBERKULOSIS ICD : M 46.2 1.
Diagnosis
:
Nyeri leher, pungung atau punggung bawah, tergantung letak lesi. Nyeri terutama saat mobilisasi. Gangguan neurologist ekstremitas. Demam, keringat malam, batuk, nafsu makan menurun, berat badan menurun.
2.
Diagnosis banding
:
Tumor metastasis, tumor ganas tulang primer, fraktur osteoporosis.
3.
Pemeriksaan penunjang
:
- Laboratorium darah perifer, LED, CRP, sputum BTA, test mantoux - Foto rontgen vertebra AP / Lat pada bagian vertebra yang dikeluhkan. - CT Scan : untuk menilai kerusakan tulang dan diameter kanalis spinalis. - MRI : untuk menilai ekstensi pus atau jaringan massa paravertebral dan evaluasi penekanan pada hal kasusnya saraf. - Mielografi : bila MRI tidak ada, namun diperlukan penilaian penekanan struktur saraf dalam kanalis spinalis
4.
Pelaku
:
- Spesialis orthopaedi dan traumatologi - Spesialis orthopaedi spine
5.
Konsultasi
:
- Spesialis anestesi
6.
Perawatan RS
:
1 minggu – 2 bulan
7.
Terapi
:
-
8.
Penyulit
:
terkait
untuk
toleransi
operasi/
Perbaikan keadaan umum dan gizi Obat anti tuberculosis, kombinasi Tindakan konservatif : imobilisasi dengan support eksternal rigid dengan orthosis ( brace, balutan gips) minimal 3 bulan. Tindakan operatif : o Semi radikal * Debridemen * Dekompresi saraf * Strut bone graft untuk rekonstruksi kolom anterior * Gips o Radikal dengan koreksi kifosis dan stabilisasi dengan instrumentasi segmental dengan sekrup pedikel dan kawat sublaminar
Hematoma
42
Panduan Praktik Klinis 9.
Prognosis
:
Baik
10.
Informed consent
:
Perlu dibuat
11.
Masa pemulihan
:
2 minggu sampai 3 bulan dengan pengobatan antituberkulosa 1-2 tahun
12.
Out put
:
Dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi
13.
Patologi anatomi
:
Diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
2. OSTEOMIELITIS KHRONIS
43
Panduan Praktik Klinis ICD- 10 : M 86.4 1.
Diagnosis
:
Riwayat fraktur terbuka, luka/ fistel yang tidak sembuh sembuh, bisul yang sering hilang timbul.
2.
Diagnosis banding
:
Tumor (malignancy)
3.
Pemeriksaan penunjang
:
- X- ray : sequester, involucrum. - Pemeriksaan laboratorium
4.
Pelaku
:
Spesialis orthopaedi dan traumatologi
5.
Konsultasi
:
6.
Perawatan RS
:
7.
Terapi
:
Antibiotika guttering.
8.
Penyulit
:
Fraktur patologis
9.
Prognosis
:
Dubia
10.
Informed consent
:
Dibuat pernyataan : - Bisa kambuh terutama bila kondisi badan buruk/ lemah - Bisa delayed union, non union
11.
Masa pemulihan
:
6 bulan (union fraktur)
12.
Out put
:
Bagian yang cedera dapat berfungsi kembali
13.
Patologi anatomi
:
Tidak diperlukan
14. Otopsi
:
Tidak diperlukan
15. Catatan medik
:
Perlu dibuat
Spesialis terkait untuk toleransi operasi/anestesi
sesuai
kultur,
squesterectomy,
44